You are on page 1of 16

Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM

Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

BAB II
DISTRIBUSI FREKUENSI

A. Pengertian Distribusi Frekuensi

Pengelompokan data menurut kelas/kategori tertentu yang disusun


dalam sebuah tabel/daftar. Tabel distribusi frekuensi digunakan jika ukuran
data cukup besar (n > 30). Distribusi Frekuensi didapatkan dari keterangan
atau gambar sederhana dan sistematis dari data yang diperoleh. Tujuan
pengelompokan data ke dalam distribusi frekuensi ialah untuk memperoleh
gambaran yang sederhana, jelas dan sistematis mengenai peristiwa yang
dinyatakan dalam angka-angka.
Contoh : Tabel Distribusi Frekuensi
Modal (Juta) Frekuensi

50 – 59 16
60 – 69 32
70 – 79 20
80 – 89 17
90 – 99 15
Jumlah 100

Bagian- Bagian Dari Distribusi Frekuensi


1. Kelas – kelas (class)
Kelas – kelas merupakan kelompok nilai atau variable.
2. Batas Kelas (class limits)
Batas Kelas merupakan nilai-nilai yang membatasi kelas satu dengan kelas
lainnya. Terdapat dua batas kelas, yaitu:
a) Batas kelas atas (upper class limits), terdapat di deretan sebelah kanan
setiap kelas.
b) Batas kelas bawah (lower class limits), terdapat di deretan kiri setiap
kelas.
Batas kelas ialah batas semu dari semua kelas, karena diantara kelas yang
satu dengan yang lain masih terdapat lubang tempat angka - angka tertentu.

1
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

3. Tepi Kelas (Class boundary/real limits/true class limits)


Tepi kelas ini disebut juga batas nyata kelas, merupakan batas kelas yang
tidak memiliki lubang untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan
kelas yang lain.
Terdapat dua Tepi kelas yaitu :
 Tepi atas kelas atau batas kelas atas sebenarnya.
 Tepi bawah kelas atau batas kelas bawah sebenarnya.
Penentuan tepi bawah kelas dan tepi atas kelas bergantung pada keakuratan
pencatatan data.
Rumus tepi atas kelas dan tepi bawah kelas:
Tepi atas kelas = batas kelas atas sebenarnya + 0,5
Tepi bawah kelas = batas kelas bawah sebenarnya - 0,5

4. Titik tengah kelas atau randa kelas (class mid point, class marks)
Titik tengah merupakan angka atau nilai data yang terletak di tengah suatu
kelas. Titik tengah kelas merupakan nilai yang mewakili kelasnya.

5. Interval kelas (class interval)


Interval kelas merupakan selang yang memisahkan kelas yang satu dengan
kelas yang lainnya.

6. Panjang kelas / Interval (interval size).


Panjang interval kelas merupakan jarak antara tepi atas kelas dengan tepi
bawah kelas.

7. Frekuensi Kelas (class Frekuency).


Frekuensi kelas merupakan banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas
tertentu.

2
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

Contoh Tabel Distribusi Frekuensi berikut ini:


No. Modal Frekuensi (fi)
1. 50 - 59 16
2. 60 - 69 32
3. 70 - 79 20
4. 80 - 89 17
5. 90 - 99 15
Jumlah 100

Penjelasan dari tabel distribusi frekuensi diatas:

1. Banyaknya kelas: 5
2. Batas kelas: 50, 59, 60, 69, 70, 79, 80, 89, 90, 99
3. Batas Bawah Kelas: 50, 60, 70, 80, 90
4. Batas Atas Kelas: 59, 69, 79, 89, 99
5. Batas nyata kelas: 49,5; 59,5; 69,5; 79,5; 89,5; 99,5
6. Tepi Atas Kelas: 59,5; 69,5; 79,5; 89,5; 99,5
7. Tepi Bawah Kelas: 49,5; 59,5; 69,5; 79,5; 89,5
8. Titik Tengah Kelas: 54,5; 64,5; 74,5; 84,5; 94,5
9. Panjang/Interval Setiap Kelas: 50 - 59, 60 – 69, 70 - 79, 80 - 89, 90 - 99
10. Panjang / Interval kelas masing masing: 10
11. Frekuensi kelas: 16, 32, 20, 17 dan 15

B. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Langkah-langkah membuat Tabel Distribusi Frekuensi kelompok adalah sebagai


berikut:

Langkah 1.
Menentukan Jangkauan Data (J):
Rumus: Data Terbesar – Data Terkecil
Langkah 2.
Menentukan Banyaknya Kelas Interval (k):
Rumus Sturges: k = 1 + 3,3 Log n
Dimana:
k = banyak kelas berupa bilangan bulat

3
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

n = banyaknya data

Langkah 3.
Menentukan Panjang Kelas / Interval (i):
𝐉
Rumus: i =
𝐤

Langkah 4.
Menentukan Batas Kelas Interval (Batas Bawah dan Batas Atas).
Batas bawah kelas pertama bisa diambil dari data terkecil
Selisih batas bawah dan batas atas harus sama dengan interval (i) kelas yang
sudah dicari.
Langkah 5.
Batas bawah nyata dan batas atas nyata ditentukan.
Batas bawah nyata disebut juga tepi bawah
Tepi bawah = batas bawah – 0,5
Batas atas nyata disebut juga tepi atas
Tepi atas = batas atas + 0,5
Langkah 6.
Menentukan Frekuensi / banyaknya data dari setiap kelas interval.
Langkah 7.
Menentukan Titik Tengah (xi) Interval. Titik tengah dianggap sebagai wakil dari
nilai data yang termasuk dalam suatu kelas interval.
𝟏
Rumus: Titik Tengah = 𝟐 (𝐁𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 + 𝐁𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐀𝐭𝐚𝐬)

Contoh Soal:
Hasil nilai tugas Matematika dari 40 siswa berikut ini:
65 75 74 72 79 78 75 75 79 71
75 76 74 73 71 72 74 74 71 70
74 77 73 73 70 74 72 72 80 70
73 67 72 72 75 74 74 68 69 80

Dari data diatas, dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sbb:


Langkah 1.
Data terbesar adalah 80 dan data terkecil adalah 65, sehingga jangkauan data:
Jangkauan (J) = 80 – 65 = 15

4
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

Langkah 2.
Banyaknya kelas interval adalah:
k = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 3,3(1,6) = 1 + 5,28 = 6,28 ⟹ dibulatkan 6
Langkah 3.
Menentukan panjang kelas interval (i).
i = J / k = 15/6 = 2,5 ⟹ dibulatkan 3

Langkah 4.
Menentukan masing masing kelas interval.
Batas kelas ke-1 = batas bawah kelasnya: 65 (data terkecil) dan untuk batas
atasnya: 67 (i = 3), ditulis: 65 – 67
Batas kelas ke - 2 = 68 – 70
Batas kelas ke - 3 = 71 – 73
Batas kelas ke - 4 = 74 – 76
Batas kelas ke - 5 = 77 – 79
Batas kelas ke - 6 = 80 – 82
Langkah 5.
Untuk kasus ini, Langkah 5 tidak diperlukan, tetapi langkah ini akan sangat
diperlukan pada kasus yang akan dibahas selanjutnya.
Langkah 6.
Frekuensi setiap kelas interval dapat dicari dengan menentukan turusnya
terlebih dahulu (lihat tabel Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok dibawah ini).

Nilai Tugas Frekuensi (Fi)


65 – 67 2
68 – 70 5
71 – 73 13
74 – 76 14
77 – 79 4
80 – 82 2
Jumlah 40

Langkah 7.
Menentukan titik tengah interval:

5
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

Titik tengah kelas ke-1 = ½ (65 + 67) = 66


Titik tengah kelas ke-2 = ½ (68 + 70) = 69
Titik tengah kelas ke-3 = ½ (71 + 73) = 72
Titik tengah kelas ke-4 = ½ (74 + 76) = 75
Titik tengah kelas ke-5 = ½ (77 + 79) = 78
Titik tengah kelas ke-6 = ½ (80 + 82) = 81
Dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Nilai Tugas Frekuensi (Fi) Titik Tengah (Xi)


65 – 67 2 66
68 – 70 5 69
71 – 73 13 72
74 – 76 14 75
77 – 79 4 78
80 – 82 2 81
Jumlah 40

C. Jenis-jenis Distribusi Frekuensi


Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, distribusi frekuensi dapat
dibedakan atas tiga jenis, yaitu distribusi frekuensi biasa, distribusi frekuensi
relatif, dan distribusi frekuensi kumulatif.
1. Distribusi Frekuensi Biasa
Distribusi frekuensi biasa adalah distribusi frekuensi yang hanya berisikan
jumlah frekuensi dari setiap kelompok data, yang terdiri dari:
a) Distribusi frekuensi numerik
Distribusi frekuensi numerik adalah distribusi frekuensi yang
pembagian kelasnya dinyatakan dalam angka.
Contoh :
Tabel 1.5 Nilai Tugas dari 40 Siswa
Nilai Tugas Frekuensi (Fi)
65 – 67 2
68 – 70 5
71 – 73 13
74 – 76 14
77 – 79 4
80 – 82 2

6
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

Jumlah 40

b) Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori


Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori adalah distribusi frekuensi
yang pembagian kelasnya dinyatakan berdasarkan data atau golongan
data yang ada.
Contoh :

Tabel 1.6 Hasil Pelemparan Dadu sebanyak 30 kali


Angka Dadu (X) Banyaknya Peristiwa (f)
1 4
2 6
3 5
4 3
5 8
6 4
Jumlah 30

2. Distribusi Frekuensi Relatif


Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan nilai-
nilai hasil bagi antara frekuensi kelas dan jumlah pengamatan yang
terkandung dalam kumpulan data yang berdistribusi tertentu. Frekuensi
relatif dirumuskan:
Fi
Frelatif = x 100%
ΣFi

i = 1, 2, 3,..

Contoh:
Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Relatif

Frekuensi Frekuensi Relatif


Nilai Tugas
(Fi) Perbandingan Desimal Persen
65 – 67 2 2/40 0,05 5
68 – 70 5 5/40 0,125 13
71 – 73 13 13/40 0,325 33
74 – 76 14 14/40 0,35 35
77 – 79 4 4/40 0,1 10

7
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

80 – 82 2 5/40 0,05 5
Jumlah 40 1 1 100

3. Histogram, Poligon dan Ogive


Histogram dan poligon adalah dua grafik yang digunakan untuk
menggambarkan distribusi frekuensi, sedangkan ogive merupakan kurva
frekuensi kumulatif yang telah dihaluskan.

a) Histogram Frekuensi
Histogram adalah diagram yang berbentuk batang/kotak. Garis
horizontal/datar menunjukkan tepi kelas dan garis vertikal/tegak
menunjukkan frekuensi dari kelas tersebut.
Menyajikan data dalam bentuk Histogram
Cara membuat histogram, yaitu:
1) Terdapat dua sumbu, yaitu sumbu mendatar dan sumbu tegak.
2) Skala pada kedua sumbu tidak harus sama.
3) Sumbu tegak memuat frekuensi masing-masing kelas interval dan
Sumbu mendatar berisi setiap kelas interval data dari tabel
distribusi frekuensi. Untuk setiap kelas interval, pada sumbu
mendatar dibatasi oleh tepi atas dan tepi bawah. Pada tepi atas dan
tepi bawah ditarik garis keatas sampai menunjukkan bilangan yang
sesuai dengan frekuensi pada sumbu tegak. Selanjutnya kedua
ujungnya dihubungkan, sehingga akan terbentuk sebuah batang
yang berupa persegi panjang.
4) Karena garis tegak lurus ditarik dari tepi atas dan tepi bawah setiap
interval, maka diperoleh gambar persegi panjang-persegi panjang
yang saling berimpit pada salah satu sisinya.
5) Lebar setiap batang harus sama antara satu dengan yang lain,
termasuk warna atau corak arsirannya.
6) Di bagian atas setiap batang diberikan bilangan yang menunjukkan
frekuensi.
b) Poligon Frekuensi

8
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

Poligon merupakan grafik / diagram yang berbentuk garis. Poligon


merupakan bagian dari histogram tetapi dengan mengambil dari titik
tengahnya. Cara membuat poligon, yaitu:
1) Terdapat dua sumbu, yaitu sumbu mendatar dan sumbu tegak.
2) Skala pada kedua sumbu tidak harus sama
3) Sumbu tegak memuat frekuensi masing-masing kelas interval dan
sumbu mendatar berisi titik tengah setiap interval data dari tabel
distribusi frekuensi. Setiap titik dihubungkan sehingga membentuk
sebuah garis.
Contoh:

Apabila titik-titik tengah sisi atas dari histogram dihubungkan satu


sama lain oleh ruas-ruas garis maka diperoleh poligon frekuensi. Untuk
lebih memahami mengenai histogram dan poligon frekuensi,
perhatikan contoh berikut ini.

Besarnya Upah (‘000) Frekuensi (Fi)

100 - 199 15
200 - 299 20
300 - 399 30
400 - 499 25
500 - 599 15
600 - 699 10
700 - 799 5

Langkah-langkah dalam membuat histogram dan poligon frekuensi


dari tabel distribusi frekuensi di atas adalah sebagai berikut.

1) Membuat sumbu datar dan sumbu tegak yang saling berpotongan.


Untuk menyajikan data yang telah disusun dalam tabel distribusi
frekuensi menjadi diagram, seperti biasa dipakai sumbu datar
untuk menyatakan kelas interval dan sumbu tegak untuk
menyatakan frekuensi.
2) Menyajikan frekuensi pada tabel ke dalam bentuk diagram.
Setelah sumbu datar dan sumbu tegak dibuat pada langkah 1, buat
diagram yang menyatakan frekuensi data. Bentuk diagramnya

9
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

seperti kotak (diagram batang) dengan sisi-sisi dari batang-batang


yang berdekatan harus berimpitan. Pada tepi masing-masing
kotak/batang ditulis nilai tepi kelas yang diurutkan dari tepi bawah
ke tepi atas kelas. (Perhatikan bahwa tepi kelas terbawah adalah
99,5 – 199,5).
3) Membuat poligon frekuensi.
Tengah-tengah tiap sisi atas yang berdekatan dihubungkan oleh
ruas-ruas garis dan titik-titik tengah sisi-sisi atas pada batang
pertama dan terakhir di sisi terakhir dihubungkan dengan
setengah jarak kelas interval pada sumbu datar. Bentuk yang
diperoleh dinamakan poligon frekuensi (poligon tertutup).

Hasil akhir dari histogram dan poligon frekuensi dari tabel


distribusi frekuensi di atas dapat dilihat pada gambar berikut.

4. Distribusi Frekuensi Kumulatif


Daftar distribusi kumulatif ada dua macam, yaitu sebagai berikut:
a. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas).
b. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh data berikut ini.

10
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

Hasil Tugas Frekuensi (fi) Tepi Bawah Tepi Atas


65 – 67 2 64,5 67,5
68 – 70 5 67,5 70,5
71 – 73 13 70,5 73,5
74 – 76 14 73,5 76,5
77 – 79 4 76,5 79,5
80 – 82 2 79,5 82,5
Dari tabel di atas dapat dibuat daftar frekuensi kumulatif kurang dari dan
kumulatif lebih dari seperti berikut:

Hasil Tugas Frekuensi (fi) Frekuensi Kumulatif


Kurang Dari
≤ 67,5 2 =2
≤ 70,5 5 = 2+5= 7
≤ 73,5 13 = 2+5+13 = 20
≤ 76,5 14 = 2+5+13+14 = 34
≤ 79,5 4 = 2+5+13+14+4 = 38
≤ 82,5 2 = 2+5+13+14+4+2 = 40

Hasil Tugas Frekuensi (fi) Frekuensi Kumulatif


Lebih Dari
≥ 64,5 2 2+5+13+14+4+2 = 40
≥ 67,5 5 5+13+14+4+2 = 38
≥ 70,5 13 13+14+4+2 = 33
≥ 73,5 14 14+4+2 = 20
≥ 76,5 4 4+2 = 6
≥ 79,5 2 =2

11
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

Frekuensi Kumulatif Kurang Dari dan


Lebih dari

40 38 38 40
33 34

20

7 6
0 2 2 0
64.5 67.5 70.5 73.5 76.5 79.5

Fk Kurang Dari Fk Lebih Dari

Keterangan dari gambar diatas:


Jika frekuensi kumulatif digambarkan dalam sebuah diagram/grafik
maka terbentuklah sebuah garis yang menaik dan menurun. Menaik untuk
frekuensi kumulatif kurang dari dan menurun untuk frekuensi kumulatif
lebih dari.

Dari distribusi frekuensi kumulatif dapat dibuat grafik garis yang


disebut poligon frekuensi kumulatif. Jika poligon frekuensi kumulatif
dihaluskan, diperoleh kurva yang disebut kurva ogive.

Daftar frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari dapat


disajikan dalam bidang Cartesius. Tepi atas (67,5; 70,5; …; 82,5) atau tepi
bawah (64,5; 67,5; …; 79,5) diletakkan pada sumbu X sedangkan frekuensi
kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari diletakkan pada
sumbu Y. Apabila titik-titik yang diperlukan dihubungkan, maka terbentuk
kurva yang disebut ogive. Ada dua macam ogive, yaitu ogive naik dan ogive
turun. Ogive naik apabila grafik disusun berdasarkan distribusi frekuensi
kumulatif kurang dari. Sedangkan ogive turun apabila berdasarkan
distribusi frekuensi kumulatif lebih dari. Ogive naik dan ogive turun data di
atas.
Contoh Soal:
Dibawah ini nilai mata kuliah statistika dari 150 mahasiswa

12
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

27 79 69 40 51 88 55 48 36 61 51 85 46 55 67
53 44 93 51 65 42 58 55 69 63 55 70 39 59 69
70 48 61 55 60 25 47 78 61 54 45 59 44 68 73
57 76 73 62 36 67 40 51 59 68 33 61 80 57 42
27 46 62 43 54 83 59 13 72 57 52 49 45 54 41
82 45 54 52 71 53 82 69 60 35 62 57 48 69 76
41 65 62 75 60 42 55 34 49 45 53 58 26 77 68
49 64 40 61 73 44 59 46 71 86 59 89 60 51 71
43 69 54 31 36 51 75 44 66 53 27 62 44 85 61
80 71 53 56 91 60 41 29 56 57 35 54 43 39 56

Buatkan Tabel Distribusi Frekuensi dari data diatas!

1) Tabel Distribusi dari soal diatas:

a) Hitung jangkauan (J) data, yaitu data terbesar dikurangi data


terkecil. Data terbesar 93 dan terkecil 13.
Jadi: 93 – 13 = 80
b) Hitung jumlah kelas interval (k)
K = 1 + 3,3 Log 150 =1 + 3,3 (2,18) = 8,19 ⟹ dibulatkan 8

c) Hitung panjang kelas (i)


i = J/k = 80/8
i = 10
d) Susun interval kelas
Secara teoritis penyusunan kelas dimulai dari data terkecil, yaitu
13. Tetapi supaya komunikatif maka dimulai dengan angka 10

e) Memasukan data dengan tally


Dengan cara mencoret data yang telah dimasukkan dimulai dari
paling awal (27) yang masuk ke kelas no 2 (20-29) dan seterusnya
data 53 dengan tally di setiap kelas tersedia. Jumlah tally harus
sama dengan jumlah data. Setelah frekuensi ditemukan lalu tally
dihilangkan.

13
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

TABEL 2.5
PENYUSUNAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DENGAN TALLY
No Kelas Interval Tally Frekuensi
1 10 – 19 I 1
2 20 – 29 IIIII I 6
3 30 – 39 IIIII IIII 9
4 40 – 49 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I 31

5 50 – 59 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 42


IIIII IIIII II
6 60 – 69 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II 32
7 70 – 79 IIIII IIIII IIIII II 17
8 80 – 89 IIIII IIIII 10
9 90 – 100 II 2
Jumlah 150

2) Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif dan Relatif:


a) Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
Kumulatif adalah tabel yang menunjukan jumlah observasi yang
menyatakan kurang dari nilai tertentu.

DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF NILAI STATISTIKA


Kurang Dari Frekuensi Kumulatif
Kurang dari 20 1
Kurang dari 30 7
Kurang dari 40 16
Kurang dari 50 47
Kurang dari 60 89
Kurang dari 70 121
Kurang dari 80 138
Kurang dari 90 148
Kurang dari 101 150

b) Tabel Distribusi Frekuensi Relatif

14
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

Penyajian data lebih mudah dipahami bila dinyatakan dalam persen


(%). Penyajian data yang merubah frekuensi menjadi persen
dinamakan distribusi frekuensi relative. Cara pembuatannya adalah
dengan merubah frekuensi menjadi persen.

DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF NILAI STATISTIKA


No Kelas Interval Frekuensi Relatif (%)
1 10 – 19 1 0,67
2 20 – 29 6 4,00
3 30 – 39 9 6,00
4 40 – 49 31 20,67
5 50 – 59 42 28,00
6 60 – 69 32 21,33
7 70 – 79 17 11,33
8 80 – 89 10 6,67
9 90 – 100 2 1,33
Jumlah 100

c) Grafik
Dua macam Grafik:
1) Grafik Garis (polygon)
Dibuat untuk menunjukan perkembangan suatu keadaan.
Perkembangan tersebut bisa naik dan bisa turun.
2) Grafik Batang (histogram) dan dikembangkan ada juga
3) Grafik Balok (3D)
4) Diagram Lingkaran (Piechart)
Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari
berbagai kelompok.

Contoh : Jumlah pengguna handphone dari berbagai merk


Jumlah pengguna Nokia = 20%
Jumlah pengguna Sonyeriksson = 15%
Jumlah pengguna blackberry = 45%
Jumlah pengguna Samsung = 10%
Jumlah pengguna hp china = 10%

15
Distribusi Frekuensi Mesra B, SE, MM
Statistika Ekonomi & Bisnis I FEB UNPAB

Dari data diatas dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut:

Penjualan

Nokia
10%
30% Sony
45% 15%
BB
Lainnya

5) Pictogram (Grafik Gambar)


Adakalanya supaya penyajiannya lebih menarik dan
komunikatif maka penyajian data dibuat dalam bentuk
pictogram.

Soal Latihan :
1. Diberikan data mentah tentang gaji bulanan 50 pegawai honorer dalam
ribuan rupiah.

138 164 150 132 144 125 149 157 118 124
144 152 148 136 147 140 158 146 128 135
168 165 126 154 138 118 178 163 137 143
135 140 153 135 147 142 173 146 146 150
142 150 135 156 145 145 161 128 155 162

Dari data diatas, buatlah daftar distribusi frekuensi dari gaji tersebut!

16

You might also like