Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN BAWANG MERAh
LAPORAN BAWANG MERAh
DISUSUN OLEH :
Nama : Kidung Tyas Sumekar
NIM : 16312244003
Kelas : Pendidikan IPA C 2016
2018
A. JUDUL
Pengaruh Posisi dan Ukuran Bawang Merah Terhadap Panjang dan Arah Pertumbuhan
Akar.
B. TUJUAN
1. Menyelidiki pengaruh gaya gravitasi pada gerak tumbuhan.
2. Mengetahui kecepatan rata-rata pada gerakan yang dilakukan tumbuhan.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah posisi bawang merah mempengaruhi arah pertumbuhan akar?
2. Apakah ukuran bawang merah mempengaruhi panjang akar?
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Gerak
Gerak merupakan salah satu dari ciri makhluk hidup. Gerak pada makhluk
hidup didefinisikan sebagai perubahan posisi tubuh baik yang dilakukan oleh seluruh
tubuh ataupun sebagian tubuh makhluk hidup. Gerak pada makhluk hidup terbagi
menjadi 2, yaitu : gerak pasif dan gerak aktif. Gerak pasif adalah sebuah gerak yang
dilakukan oleh sebagian tubuh makluk hidup seperti yang dilakukan oleh tubuh
tumbuhan. Sedangkan gerak aktif, adalah gerakan yang dilakukan oleh hampir semua
tubuh makluk hidup seperti yang dilakukan oleh hewan dan manusia.
Gerak pada tumbuhan dapat dikelompokan menjadi gerak tropisme, nasti, dan
taksis. Berikut akan dijelaskan lebih lengkap mengenai gerak – gerak tersebut.
a. Tropisme
g = -G / r2
M : massa buni
R : jarak benda dari pusat bumi
Untuk benda dekat di atas permukaan bumi, akan didapat g sejitar 9,8
m/s2. Karena g berbanding terbalik dengan r2, maka ditempat yang lebih
tinggi , nilai g menjadi lebih kecil. Jadi g tergantung pada latitude atau
tinggi tempat. (Soedjojo, 2004:11).
b. Nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya tidak
dipengaruhi arah datangnya rangsangan melainkan dipengaruhi oleh tumbuhan
itu sendiri. Gerak ini disebabkan oleh perubahan turgor pada jaringan di tulang
daun.
Fotonasti, yaitu gerak nasti yang terjadi akibat rangsangan cahaya. Misalnya,
mekarnya pukul empat.
Termonasti, yaitu gerak nasti yang dipengaruhi oleh rangsangan berupa suhu.
Misalnya, bunga tulip yang mekar karena kenaikan suhu.
Nasti kompleks, yaitu gerak nasti yang terjadi akibat beberapa faktor
sekaligus. Misalnya, gerak membuka dan menutuonya stomata pada daun.
c. Taksis
Gerak taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan
yang berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi oleh
rangsangan. Gerak taksis dibedakan menjadi fototaksis (dipengaruhi oleh
rangsangan cahaya), kemotaksis (dipengaruhi oleh rangsangan berupa zat
kimia), galvanotaksis (karena pengaruh arus listrik).
Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada
didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim yang
membentuk rumpun dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-40 cm (Rahayu,
1999). Menurut Tjitrosoepomo (2010), bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Morfologi fisik bawang merah bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu akar,
batang, daun, bunga, buah dan biji. Bawang merah memiliki akar serabut dengan sistem
perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20cm di dalam
tanah dengan diameter akar 2-5 mm (AAK, 2004).
Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut dengan discus yang berbentuk
seperti cakram , tipis, dan pendek sebagai melekatnya akar dan mata tunas, diatas discus
terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semua yang
berbeda didalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis (Sudirja, 2007).
Menurut Sudirja (2007), daun bawang merah berbentuk silindris kecil memanjang
antara 50-70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing berwarna hijau muda sampai
tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek, sedangkan
bunga bawang merah keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara
30-90 cm, dan diujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar seolah
berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga berwarna putih,
6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk
hampir segitga (Sudirja, 2007).
E. HIPOTESIS
1. Posisi bawang merah tidak mempengaruhi arah pertumbuhan akar.
2. Ukiran bawang merah mempenaruhi panjang akar.
H. TABEL PENGAMATAN
1 2 1 2 1 2
B K B K B K B K B K B K
Rata- B - - -
rata
K - - -
4. 4 5,5 5 5,3 5,1 5 4,8 4,7 4,4 0,2 0,1 0,1 - Pada posisi A dan B
akar semakin
memanjang, dan
menuju kea rah bawah.
Pada posisi C, jumlah
bawang yang muncul
Rata- B 3,46 akar bertambah. Pada
rata bawang posisi A (1 dan
K 3,23
2) mulai tumbuh tunas.
5. 5 6,4 6 6,1 5,9 5,9 5,4 5,5 5 0,2 0,1 0,1 0,1 Pada posisi A dan B
akar semakin
Rata- B 4,03
memanjang, dan
rata
K 3,75 menuju kea rah bawah.
Pada posisi C, akarnya
sudah muncul
keseluruhan walaupun
tidak panjang. Pada
bawang posisi A (1 dan
2) tumbuh tunas
bertambah panjang dan
pada posisi B (1 dan 2)
mulai tumbuh tunas.
I. ANALISIS DATA
1. Grafik Hubungan Antara Hari dengan Rata-rata Panjang Akar Bawang
Merah Besar
J. PEMBAHASAN
Percobaan dengan judul “Gerak pada Makhluk Hidup” pada kali ini mengenai gerak
pada tumbuhan, dilakukan pada hari Rabu, 21 Februari sampai hari Minggu, 25 Maret
2016 yang berlokasi di Jakal KM 5 (kos Kidung). Percobaan tersebut bertujuan
membuktikan pengaruh gaya gravitasi pada gerakan tumbuhan dan Mengetahui
kecepatan rata-rata pada gerakan yang dilakukan tumbuhan. Alat dan bahan yang
digunakan dalam percobaan adalah alat tulis, tusuk gigi untuk menggantungkan bawang
merah agar tidak tercelup seluruhnya ke dalam air, gunting untuk melubangi bagian
samping gelas mineral bekas, mistar untuk mengukur tinggi batang dan panjang akar
bawang merah, gelas air mineral bekas sebagai tepat media pertumbuhan bawang merah.
Air sebagai media tanam, dan bawnag merah sebagai objek yang akan diamati, kamera
HP untuk dokumentasi.
Dalam percobaan mengamati dan mengindentifikasi pengaruh gaya gravitasi pada
tumbuhan, praktikan menggunakan bawang merah dengan variasi posisis, yaitu tegak,
miring, dan terbalik sebagai bahan percobaan. Sedangkan untuk menghitung kecepatan
rata-rata pada gerak yang dilakukan pada tanamna, praktikan menggunakan bawang
merah dengan 2 variasi ukuran.
Langkah awal yang dilakukan adalah menimbang bawang merah yang akan
digunakan untuk percobaan. Kemudian melubangi bagian samping gelas air mineral
bekas menggunakan gunting dan melabeli/memberi nama gelas air mineral bekas. Setelah
itu praktikan memasangkan bawang merah pada tusuk gigi yang terpasang pada gelas air
mineral bekas. Praktikan juga mengatur posisi bawang merah sesuai yang diinginkan
(tegak, miring, dan terbalik). Kemudian mengisi air gelas air mineral bekas dan
meletakkan pada tempat yang terkena sinar matahari. Hal selanjutnya yang praktikan
lakukan yaitu melakukan pengamatan setiap hari pada pukul 06.00 WIB serta mencatat
hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Hasil pengamatan yang dilakukan selama lima hari praktikan mengukur enam
bawang merah, lalu mencari rata-rata pertumbuhannya, hal ini dilakukan untuk
mempermudah praktikan dalam pengambilan data dan menganalisis data. Pengamatan
dilakukan setiap hari dan pengukuran juga dilakukan setiap hari pada pagi hari sekitar
puluk 06.00 WIB. Pada hari pertama rata-tara pertumbuhan bawang merah baik akar
maupun batang belum terlihat. Pada hari kedua akar pada bawang merah mulai muncul
dengan rata-rata panjang 1,45 pada bawang merah ukuran besar dan 1,08 pada bawang
merah ukuran kecil. Pada hari ketiga akar pada bawang merah bertambah panjang dengan
rata-rata panjang 2,15 pada bawang merah ukuran besar dan 1,68 pada bawang merah
ukuran kecil. Pada hari ke empat akar pada bawang merah bertambah panjang dengan
rata-rata panjang 3,46 pada bawang merah ukuran besar dan 3,23 pada bawang merah
ukuran kecil. Tunas pada bawnag merah posisi A (1 dan 2) mulai tumbuh dengan panjang
rata-rata 1,5 cm, sedangkan pada bawang merah posisi B dan C tunasnya belum tumbuh.
Pada hari ke lima akar pada bawang merah bertambah panjang dengan rata-rata panjang
4,03 pada bawang merah ukuran besar dan 3,75 pada bawang merah ukuran kecil. Tunas
pada bawnag merah posisi A (1 dan 2) bertambah panjang dengan rata-rata 3,5 cm, pada
bawang merah posisi B (1 dan 2) mulai tumbuh tunasdengan rata-rata 1,75 cm dan C
tunasnya belum tumbuh.
Rata-rata pertambahan panjang akar dari tiap-tiap ukuran dapat dilihat pada grafik di
bawah ini:
Grafik 1. Hubungan antara hari dengan rata-rata panjang akar pada bawang merah besar
Grafik 2. Hubungan antara hari dengan rata-rata panjang akar pada bawang merah kecil
Pertumbuhan akar yang terjadi akar berada di bawah sedangkan batang tunas keatas.
Dalam hal ini, gerakan akar tumbuhan merupakan geotropisme positif atau gerakan yang
meuju kepusat bumi. Sedangkan pertumbuhan batang yang menjulang keatas disebut
geotrupisme negatif. Tropisme adalah pertumbuhan yang menyebabkan pembengkokan
organ tumbuhan yang utuh menuju atau menjauhi stimulus (bahasa yunani tropos,
"berputar") . Mekanisme tropisme merupakan suatu perbedaan laju pemanjangan sel pada
sisi yang berlawanan pada suatu organ (Campbell, 2003: 839).
Dalam merespons grafitasi , atau gravitropisme, akar menunjukkan grafitropisme
positif dan tunas menunjukkan gravitropisme negative (Campbell, 2008:432).
Gravitropisme berfungsi setelah sebuah bawang merah tumbuh akar, yang memastikan
bahwa akar tumbuh ke dalam tanah dan tunas menghadap cahaya matahari .
Tumbuhan bisa membedakan atas dan bawah dengan cara pengendapan satolit, yaitu
plastida khusus yang mengandung butiran pati padat, pada titik rendah sel. Pada akar
statolit terletak pada sel tertentu pada tudung akar. Menurut satu hipotesis, agregrasi
satolit pada titik rendah sel-sel ini akan memicu distribusi ulang kalsium, yang
menyebabkan transpor lateral auksin di dalam akar. Kalsium dan auksin terakumulasi di
sisi yang lebih rendah pada zona pemanjangan akar. Karena bahan kimia ini larut, maka
bahan kimia tersebut tidak berespons terhadap gravitasi akan tetapi harus diangkut ke
satu sisi pada akar.pada konsentrasi tinggi, auksin menghambat pemanjnangan sel, suatu
efek yang memperlambat pertumbuhan pada sisi yang lebih rendah pada akar tersebut.
Semakin cepat pemanjangan sel pada sisi atas akan menyebabkan akar melengkung
ketika akar tumbuh.
Pada praktikum kali ini, praktikan juga membedakan ukuran bawnag merah. Dari
hasil percobaan diketahui bahwa pada ukuran umbi bawang merah yang besar, memiliki
laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan pada umbi yang berukuran kecil. Hal
tersebut sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman bawang
merah dipengaruhi oleh berat umbi yang digunakan sebagai bibit. Bibit yang berasal dari
umbi yang besar akan memberikan pertumbuhan yang lebih baik daripada bibit yang
berasal dari umbi yang kecil. Daun-daun yang terbentuk akan lebih banyak daripada
bibit yang berukuran kecil, sehingga akibat dari bertambah besarnya luas daun akan
meningkatkan laju fotosintesis, sehingga mempengaruhi proses pembentukan umbi
(Rahayu, 1999).
K. KESIMPULAN
1. Posisi umbi bawang merah tidak mempengaruhi arah tumbuh akar pada bawang
merah. Bagaimanapun posisi umbi bawang merah, akar pada bawang merah selalu
tumbuh ke bawah, dan tunasnya tumbuh ke atas, sesuai dengan gerak geotropisme.
2. Ukuran bawang merah mempengaruhi panjang akar karena adanya perbedaan
kemampuan untuk berfotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 2004. Pedoman Bertanam Bawang. Yogyakarta: Kanisius. Hlm 18. BPPT, 2007 .
Teknologi budidaya Tanaman Pangan.
Champbell, Neil A., dkk. 2003. Biologi (diterjemahkan oleh Wasmen Manalu). Jakarta:
Erlangga.
Campbell, Neil A., Jane B Reece. 2008. Biologi Edisi kedelapan Jilid 2 (diterjemahkan
oleh Damaring Tyas Wulandari). Jakarta :Erlangga.
Kirkendall. R.A. 1980. Measurement And Evaluations For Physical Education. IOWA:
Wm. C. Brown Company Publishers.
Nenggala, Asep Kurnia. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung:
Grafindo.
Rahayu, E, dan Berlian,N. V. A. 1999. Bawang Merah. Jakarta: Penebar Swadaya, Hlm4.
Rukmana, R, 1995. Bawang merah Budidaya Dan Pengolahan Pasca Panen. Jakarta:
Kanisius. Hlm 18.
Soedjojo, Peter. 2004. Fisika Dasar . Yogyakarta: Andi.
LAMPIRAN
Hari ke-1
Posisis tegak
Posisi
miring
Posisi terbalik
Hari ke-2
Posisi tegak
Posisi miring
Posisi terbalik
Hari ke-3
Hari ke-4
Hari ke-5
Posisi tegak
Posisi Miring
Posisi terbalik
Hari ke-4
Posisi tegak
Posisi miring
Posisi terbalik
Hari ke-5
Posisi tegak
Posisi miring
Posisi terbalik