Professional Documents
Culture Documents
Morfologi Jahe
Jahe adalah tanaman tahunan, berbatang semu, dan berdiri tegak dengan tinggi
mencapai 75 cm. Secara morfologi, tanaman jahe tersusun atas akar, rimpang, batang, daun,
dan bunga. Sistem perakaran tanaman jahe adalah akar tunggal yang semakin tumbuh
berkembang seiring dengan umur tanamnya, lalu membentuk rimpang serta tunas yang akan
tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas akan tumbuh di bagian atas rimpang sedangkan
akarnya tumbuh di bagian bawah rimpang.
Tanaman jahe memiliki batang yang tumbuh tegak lurus, bentuknya bulat pipih, tidak
mempunyai cabang, tersusun atas seludang seludang dan pelepah daun yang saling menutupi
hingga terlihat seperti batang. Batang jahe bagian luar mengandung lilin dan mengkilap,
berair, warnanya hijau pucat, dan bagian pangkal berwarna kemerahan. Bagian batang yang
ada di dalam tanah itu berdaging, bernas, berbuku-buku dan bercabang-cabang.
Lalu bagian daunnya, daun tanaman jahe terdiri atas pelepah dan helaian. Pelepah
daun melekat dan membungkus satu sama lain sehingga membentuk batang. Di bagian atas
permukaan daun ada bulu-bulu putih. Jika air yang tersedia mencukupi, maka bagian pangkal
daun akan ditumbuhi tunas dan menjadi rimpang baru.
Rimpang jahe itu hasil modifikasi bentuk dari batang yang tidak teratur. Bagian luar
dari rimpang dilindungi oleh daun yang bentuknya seperti sisik tipis melingkar. Nah, rimpang
jahe ini yang memiliki nilai ekonomi dan sering dimanfaatkan untuk bermacammacam
keperluan seperti dijadikan rempah, bumbu masak, bahan baku obat tradisonal, makanan,
minuman, dan bahkan parfum.
Bunga pada tanaman jahe terletak di ketiak daun pelindung, bentuknya bervariasi, ada
yang panjang, bulat oval, lonjong, runcing, atau pun tumpul. Ukuran panjang bunga jahe kira-
kira 2-2,5 cm dan lebarnya 1-1,5 cm. Menurut Rugayah (1994), bunga jahe itu terbentuk
langsung dari rimpang, disusun dalam rangkaian bulir yang bentuknya silinder. Setiap bunga
dilindungi oleh daun pelindung. jahe merupakan tanaman berkelamin dua (hermaprodit),
pada masing-masing bunga terdapat dua tangkai sari, dua keeping kepala sari dan satu calon
buah.
Jahe dibedakan menjadi tiga kultivar berdasarkan bentuk, warna dan ukuran rimpang,
diantaranya jahe gajah, jahe emprit dan jahe merah. Jahe merah ini sering dimanfaatkan
dalam pembuatan jamu tradisional. Rasanya pedas, kandungan airnya sedikit, rimpangnya
ramping dan berwarna merah atau jingga adalah ciri khas dari kultivar jahe yang satu ini.
Kandungan minyak atsiri yang tinggi menjadi alasan kenapa kultivar jahe merah
banyak dimanfaatkan sebagai ramuan obat tradisional, karena selain minyak atsiri, di dalam
jahe merah juga terkandung zat gingerol dan oleoresin yang berfungsi sebagai obat
pencernaan danperut kembung, sakit kepala, sakit kerongkongan, mulas dan batuk kering.
E. Sistematika
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Zingiber
F. Habitat
Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) dapat tumbuh subur pada tanah yang
mengandung bahan organis seperti humus atau di suatu tempat yang masih berupa hutan.
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis
jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter. Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan
curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH
5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak
boleh tergenang. Pada biasanya tanah yang digunakan dalam penanaman jahe berupa tanah
latosol berwarna merah kecoklatan atau audosol.
Tanaman ini kurang cocok hidup pada tanah rawa, tanah yang mengandung tanah liat
maupun tanah yang banyak mengandung pasir (Sudewo, 2004). Jahe merupakan jenis
tanaman tropis yang dapat tumbuh pada suhu sekitar . Suhu diatas dapat menghanguskan
daun jahe sehingga daun tersebut mengering. Pada suhu rendah di bawah , di samping umur
tanaman jahe menjadi semakin panjang, timbulnya anakan juga lebih lama (Santoso, 1994).
2. Morfologi Kecombrang
A. Batang
B. Akar
C. Daun
D. Bunga
F. Biji
G. Sistematika
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Etlingera
Sinonim : Nicolaia elatior (Jack) Horan., Nicolaia speciosa Horan, Phaeomeria magnifica
(Roscoe) K. Schum.
H. Manfaat
Kecombrang ada di daerah dengan curah hujan rendah, namun memiliki matahari
yang langsung. Kecombrang tidak membutuhkan banyak air. Berada di daerah dataran tinggi
maupun rendah dengan tanah yang gembur, lempung berpasir.