Professional Documents
Culture Documents
Tiga puluh tiga butir pertanyaan tentang AMDAL dapat digunakan untuk membantu mengetahui
seberapa besar pemahaman tentang AMDAL. Pertanyaan tersebut akan berkembang bila ada
perubahan tentang kebijakan pengelolaan lingkungan hidup. Butir-butir tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan studi AMDAL, dan bagaimanakah kerangka
berfikirnya, bagaimanasejarah pengelolaan lingkungan di dunia dan di Indonesia ?
Jawab :
studi kelayakan suatu rencana kegiatan dari sudut pandang lingkungan, yang
dituangkan dalam suatu dokumen AMDAL yang bersifat scientific and
manageable sehingga dapat digunakan sebagai instrumen perencanaan dan
manajemen lingkungan. Hal-hal yang secara substansial harus tercakup dalam studi
AMDAL sebagai berikut.
-Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup yang timbul.
-Menjelaskan kondisi yang melandasi timbulnya dampak.
-Menyusun teori, rumusan, dan tata hubungan antarkondisi atau antarperistiwa.
- Menyusun prediksi, estimasi, atau proyeksi mengenai peristiwa yang akan terjadi
atau gejala yang akan muncul.
- Menyusun rekomendasi dalam bentuk rencana kegiatan pencegahan, pengelolaan,
pengendalian, dan pemantauan dampak lingkungan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) merupakan sebuah alat
untuk memitigasi perkiraan dampak dari adanya suatu kegiatan terhadap
lingkungan hidup, baik secara ekobiogeofisikim (ekologi, biologi, geologi, fisik
dan kimia), sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat. Alur kajian
dampak dimulai dengan melakukan kajian pelingkupan untuk menentukan dampak
potensial dan dampak hipotetik berdasarkan informasi deskripsi kegiatan (pra-
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi) serta hasil konsultasi publik.
Segenap data dan informasi yang disampaikan harus mengalir mulai dari
ditentukannya dampak hipotetik, tata cara pengumpulan data, metode analisis data
hingga prakiraan
Seiring berkembangnya teknologi ada istilah Environmental Impact Assesment
(EIA) akibat munculnya gerakan dari aktivis lingkungan yang anti pembangunan
dan anti teknologi AMDAL adalah hasil studi mengeni dampak suatu kegiatan yang
sedang direncanakan terhadap lingkungan hidup ,yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan .AMDAL mempunyai maksud sebagai alat untuk
merencanakan tindakan preventifn terhadap kerusakan lingkungan hidup di
Indonesia, AMDAL tertera pada undang undang nomor 27 tahun 1999. Dan dapat
diuraikan menjadi tiga babak yakni masa tumbuhnya arus global 1972,munculnya
komitmen internasional,dan komitmen pengolahan lingkungan hidup serta pasca
reformasi
(Eko Mahardika Sakti, R0215035) (Nihayatin Muniroh, R0216073)
Bertolak dari pemahaman akan arti penting fungsi-fungsi ekologis maupun fungsi
ekonomis yang diperankan oleh ekosistem lahan itu, maka upaya untuk melestarikan
keberadaan mutu dan fungsi ekosistem lahan patut direalisasikan.
(Ade Damayanti, R0216001) (Prafita Ramadhani, R0216075)
1. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi dan
kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak merusak
lingkungan.
3. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang bersama-
sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun waktu yang
berbeda secara berkesinambungan.
3. Memenuhi kebutuhan dasar manusia, antara lain pangan, papan, sandang, energi, air, dan
sanitasi harus dapat memenuhi standar minimum bagi golongan ekonomi lemah.
5. Menjaga kelestarian dan meningkatkan sumber daya dengan penciptaan dan perluasan
lapangan kerja, pelestarian, dan penggunaan energi secara efisien, pencegahan pencemaran
(air dan udara) sedini mungkin.
6. Berorientasi pada teknologi dalam pengelolaan resiko, antara lain penciptaan inovasi
teknologi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
4. Gangguan terhadap suatu rantai makanan akan berdampak pada rantai makanan
yang lain, berikan pemahaman dan contoh nyata fenomena alam tersebut akibat
terputusnya rantai makanan ?
Jawab :
Lingkungan hidup tersusun dari materi yang berfungsi sebagai pendukung
kehidupan. Ekosistem berfungsi karena adanya aliran energi berupa perpindahan energi di
dalam rantai makanan mulai dari produsen, konsumen I, II, III, dan pengurai/dekomposer
dan apabila hasil pengurai dikembalikan pada produsen maka terbentyk daur materi.
Daur materi disebut juga dengan rantai makanan dimana terjadi peristiwa makan
memakan dalam sebuah lingkungan. Satu organisme tergantung dari organisme lain yang
lebih rendah. Bencana alam (gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan kebakaran) bahkan
faktor buatan seperti ulah manusia akan menyebabkan gangguan pada rantai makanan yang
berdampak pada peningkatan atau penurunan populasi jenis lainnya.
Pernyataan di atas berdasarkan Hukum Ekosistem ke-5 yang dikenal dengan
Hukum Homeostatik yang menyatakan bahwa jumlah spesies pada suatu habitat sangat
tergantung dari daya dukunglingkungan maka secara alami akan mengalami
keseimbangan, oleh karena itu jumlah spesies pada suatu habitat terdapat jumlah
maksimum yang dapat ditoleransi oleh daya lingkungan.
Contoh :
5. Apakah yang dimaksud dengan AMDAL, UKL-UPL dan SPPL ?Apa perbedaan dari
ketiga bentuk kajian lingkungan tersebut ?
Jawab :
a. Pengertian AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut AMDAL
adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup).
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
yang selanjutnya disebut UKL-UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup).
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
yang selanjutnya disebut SPPL adalah pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau
kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup).
b. Perbedan AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL
Perbedaan dari ketiga dokumen tersebut adalah:
Skala usaha dan/atau kegiatan
Misalnya kegiatan pengambilan air sungai sebesar 250 liter/detik atau lebih, maka
kegiatan tersebut harus menyusun AMDAL. Tetapi jika di bawah 250 liter/detik, maka
cukup dengan UKL-UPL. Atau misalkan direncanakan membangun gedung dengan luas
lahan 5 Ha atau lebih, maka wajib menyusun AMDAL. Tetapi jika di bawah 5 Ha, maka
cukup dengan UKL-UPL. Skala usaha dan/atau kegiatan ini dapat dilihat dari luas
lahan/luas bangunan/kapasitas produksi/debit/tinggi/panjang/volume/ tekanan/besarnya
tegangan dan lain-lain disesuaikan dengan jenis usaha dan/atau kegiatannya.
Sasaran
a) AMDAL dikhususkan untuk usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak
penting. Dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar
yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.
b) UKL-UPL ditujukan untuk usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting
terhadap lingkungan hidup.
c) SPPL khusus untuk usaha dan/atau kegiatan yang dampak lingkungan hidup dari
kegiatannya berada di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-
UPL.
Format dokumen
a) Format AMDAL mengikuti format yang ada dalam lampiran I, II dan III Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012.
b) Format UKL-UPL mengikuti format yang ada dalam lampiran IV Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012.
c) Format SPPL mengikuti format yang ada dalam lampiran V Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012.
Penyusun
AMDAL disusun oleh penyusun yang telah memiliki sertifikat kompetensi penyusun
amdal. Sedangkan UKL-UPL dan SPPL dapat langsung disusun oleh pemrakarsa usaha
dan/atau kegiatan.
Mekanisme Penyusunan
AMDAL harus melewati tahapan penilaian amdal yang dilakukan oleh Komisi
Penilai AMDAL. Sedangkan UKL-UPL, di beberapa daerah mewajibkan
presentasi/ekspose sebelum dikeluarkan surat rekomendasi dan di beberapa daerah tidak
mewajibkan ekspose. Dan SPPL hanya mengisi form dan mendaftarkannya ke instansi
lingkungan hidup.
Untuk lebih jelasnya, apakah suatu usaha dan/atau kegiatan tergolong pada wajib amdal,
UKL-UPL atau SPPL maka dilakukan penapisan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Jika usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan
kriteria dalam lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012, maka
wajib amdal, selain itu adalah wajib UKL-UPL atau SPPL. Dan untuk menentukan UKL-UPL
atau SPPL maka dilakukan penapisan sesuai peraturan gubernur atau bupati/walikota
setempat.
PIL
Dalam peraturan pemerintahan mengenai dampak lingkungan pasal 1 ayat (4) disebutkan
bahwa: Penyajian Informasi Lingkungan adalah suatu telaahan secara garis besar tentang
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan., rona lingkungan tempat kegiatan, kemungkinan
timbulnya dampak lingkungan oleh kegiatan tersebut dan rencana tindakan pengendalian dampak
negatifnya.
Kegunaan PIL tercantum dalam pasal 10 ayat (1) berbunyi : berdasarkan hasil penilaian
komisi atas penyajian informasi lingkungan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 23 ayat (3)
dan pasal 25 ayat (3) instansi yang bertanggung jawab memutuskan perlu atau tidaknya dibuat
analisis dampak lingkungan untuk rencana kegiatan yang bersangkutan.
SEL
Istilah studi evaluai lingkungan atau SEL adalah analisis dampak lingkunan yan dilakukan
padaproyek atau aktivitas manusia yang sudah berjalan. Dalam analisis ini rona lingkungan
sebelumproyek berjalan sudah tidak dapat dijumpai.
(Rizka Diajeng Pitanola, R0216083) (Alvina Rahma Siwi, R016009)
a) Jenis rencana usaha dan / atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran Keputusan tersebut.
b) Apabila skala / besaran suatu jenis rencana usaha dan / atau kegiatan lebih kecil
daripada skala / besaran yang tercantum pada lampiran keputusan ini akan tetapi atas
dasar pertimbangan ilmiah mengenai daya dukung dan daya tamping lingkungan serta
tipologi ekosistem setempat diperkirakan berdampak penting terhadap lingkungan
hidup, maka bagi jenis usaha dan / atau kegiatan tersebut dapat ditetapkan oleh Bupati
/ Walikota atau Gubernur untuk wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Jenis
Usaha dan / atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
c) Jenis rencana usaha dan / atau kegiatan yang tidak termasuk dalam lampiran keputusan
ini tetapi lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan lindung wajib dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
d) Apabila Bupati / Walikota atau Gubernur untuk wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan / atau masyarakat menganggap perlu untuk mengusulkan jenis rencana usaha dan /
atau kegiatan yang tidak tercantum dalam Lampiran Keputusan ini tetapi jenis rencana
usaha dan / atau kegiatan tersebut dianggap mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan, maka Bupati / Walikota atau Gubernur untuk wilayah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta dan / atau masyarakat wajib mengajukan usulan secara tertulis kepada
Menteri Negara Lingkungan Hidup.
5) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 39/MENLH/8/1996 tentang jenis usaha
/ kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
6) SE MENLH No. B. 1234/MENLH/8/1999 tentang Kewajiban Wajib UKL / UPL.
7) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 1999 tentang pedoman UKL
/ UPL.
8) Kep. Gub KDKI Jakarta No. 189 / 2002 tentang jenis usaha atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan
lingkungan (UPL) di Provinsi DKI Jakarta.
9) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2000 tentang jenis usaha /
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
10) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang pelaksanaan
RKL / RPL.
11) Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2863 / 2001 tentang jenis rencana usaha /
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
12) Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 99 / 2002 tentang mekanisme pelaksanaan
AMDAL dan UKL serta UPL dalam perijinan daerah.
13) Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 233 / 2002 tentang jenis usaha / kegiatan
yang wajib dilengkapi dengan SPPL di Provinsi DKI Jakarta.
14) Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 76 tahun 2001 tentang pedoman
operasional keterlibatan masyarakat dan keterlibatan informasi dalam AMDAL.
10. Apa pengertian dari Pemrakarsa Kegiatan, Penyusun AMDAL, Tim Teknis
AMDAL dan Komisi AMDAL ?
Jawab :
Pemrakarsa Kegiatan adalah orang atau badan usaha yang mempunyai prakarsa (niat)
rencana untuk melakukan suatu usaha atau kegiatan. Lebih dikenal dengan istilah investor.
Penyusun AMDAL adalah badan/lembaga yang telah memiliki sertifiasi sebagai badan
yang memiliki kewenangan melakukan studi AMDAL. Badan/lembaga ini pada umumnya
terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dalam penyusunan AMDAL.
Tim Teknis AMDAL adalah tim yang terdiri atas para ahli dari instansi teknis yang
membidangi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan dan instansi yang ditugasi
mengendalikan dampak lingkungan, serta ahli lain dengan bidang ilmu yang terkait.
Komisi AMDAL adalah komisi penilai. Ada 2 jenis komisi penilai:
1. Di tingkat pusat: oleh Menteri
2. Di tingkat daerah: oleh Gubernur
Komisi penilai menilai kerangka acuan, analisis dampak lingkungan hidup, rencana
pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup. Dalam
menjalankan tugasnya, Komisi Penilai dibantu oleh tim teknis yang bertugas memberikan
pertimbangan teknis atas kerangka acuan, analisis dampak lingkungan hidup, rencana
pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup.
(Arin Rati Priadi, R0216017) (Siti Sarah Nurhaqqi, R0216091)
11. Apakah yang dimaksud dengan Komisi AMDAL, dimana komisi AMDAL
dibentuk, apa tugas dan wewenang dari komisi Amdal. Sebutkan peraturan
perundang-udangannya!
Jawab :
a) Apakah yang dimaksud dengan komisi AMDAL?
Komisi AMDAL adalah komisi yang bertugas melakukan penilaian dokumen AMDAL yang
berkedudukan di instansi yang tugasnya sebagai pengendali lingkungan.
12. Bila suatu badan usaha akan melakukan kegiatan bagaimana mengarahkan
kegiatan tersebut untuk melengkapi kajian lingkungannya?
Jawaban :
Jika suatu badan usaha tersebut akan melakukan kegiatan maka, badan usaha tersebut
harus melengkapi dokumen kajian lingkungan sesuai dengan besaran rencana kegiatan
yang dilakukan yaitu Surat Pernyataan Pengelolahan Lingkungan, Upaya
Pengelolahan dan Pemantuan Lingkungan atau Analisis Dampak Lingkungan dengan
tujuan agar mendapat izin melakukan kegiatan yang dikeluarkan oleh penjabat
berwewenang.. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No.23 tahun 1997.
Setelah memperoleh izin dari penjabat yang berwewenang, kemudian badan usaha
tersebut diarahkan untuk melakukan Tahap Kajian Lingkungan dimana dapat
dilakukan dengan :
1. Publikasi dan sosialisasi untuk menjaring masyarakat
(Publikasi dapat dilakukan dengan penyebran informasi lewat media massa atau
bentuk sosialisasi lahan)
2. Penyusunan Kerangka ANDAL, kegiatan ini akan dihasilkan ikatan bersamsa
melakukan kajian lingkungan.
3. Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL
(Dilakukan ketika telah selesai punyusunan ANDAl dilegalisir)
4. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
(diberikan setelah dilakukan pengkajian ANDAL,RKL,RPL. Rekomendasi ini
dikeluarkan oleh Bupati/Walikota.
Kemudian setelah di lakukan kajian lingkungan atas rencana kegiatan, badan usaha
selanjutnya diarahkan untuk melalukan pembangunan dari rencana kegiatan dimana
pembangunan tersebut disertai :
1. izin prinsip yang dikeluarkan oleh BKPMD/Walikota
2. izin lokasi yang dikeluarkan oleh BPN Kota
3. izin memberikan bangunan (IMB) dikeluarkan oleh dinas Tata Kota
Setelah memperoleh izin maka kegiatan (pembangunan) dapat dapat dilakukan.
Dari penjelasan tersebut maka hal yang harus dilakukan oleh badan usaha dalam
melakukan kegiatanya adalah :
1. Persiapan
2. Pelingkupan
3. Penyusunan Kerangka Acuan
4. Penyusunan ANDAL
5. Penyusunan RKL
6. Penyusunan RPL
7. Diskusi dan Asistensi
8. Legalisasi Dokumen
Setelah tahapan tersebut maka badan usaha dapat elakukan kegiatannya.
13. Seluruh dokumen AMDAL terdiri dari KA-ANDAL, ANDAL, RKL, dan RPL, berikan
penjelasan masing-masing dokumen, arti dokumen, isi masing-masing dokumen,
maksud dan tujuan dokumen-dokumen tersebut ?
Jawaban :
1. KA – ANDAL (Kerangka Acuan – ANDAL)
Pengertian
Kerangka acuan adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup
yang merupakan hasil pelingkupan yang disepakati oleh Pemrakarsa/penyusun
AMDAL dan Komisi AMDAL.
Manfaat dokumen KA – ANDAL :
Sebagai rujukan penting bagi pwmrakarsa, instansi yang membidangi
rencana uasaha atau kegiatan dan penyususnan studi AMDAL
Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen ANDAL
Tujuan dokumen KA – ANDAL
Merumuskan lingkup ada kedalam studi ANDAL
Mengaerahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan efisien
dengan biaya, tenaga , dan waktu yang tersedia
Isi dokumen KA – ANDAL
Keanekaragam
Keterbatasan sumber daya
Efisiensi
2. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
Pengertian
ANDAL adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan
penting suatu rencana usaha dan kegiatan (PP NOMOR 27 tahun 1999 pasal 1)
Manfaat dokumen ANDAL
Digunakan sebagai dasar penyusunan ANDAL, baik AMDAL kegiatan tunggal,
AMDAL, Kegiatan terpadu maupun AMDAL kegiatan dalam kawasan.
Tujuan dokumen ANDAL
Mengidentifikasi rencana usaha atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Mengidentifikasi komponen – komponen lingkungan hidup yang akan
terkena terkena dampak besar dan penting.
Mengevaluasi rencana usaha.
Merumuskan RKL dan RPL
Isi dokumen ANDAL
Rencana usaha dan/atau kegiatan dengan berbagai kemjunbkinan dampak
besar dan pentingnya.
Keterangan mengenai kemungkinan adanya kesenjangan data informasi
berbagai kekurangan dan keterbatasan
3. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)
Pengertian
Dokumen yang memuat upaya – upaya mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup yang bersifat negatif
dan meningkatkan positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana
usaha/kegiatan.
Isi dokumen RKL
Pokok-pokok arahan, prinsip-prinsip, kriteria atau persyaratan untuk
pengendalian dampak. Boila perlu dilenhgkapi dengan basic design pengendalian
dampak
4. RPL (Rencana Pemantaun Lingkungan)
Manfaat dokumen RPL
Digunakan untuk memahamki fenomena – fenomena yang terjadi pada
berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek sampai ketingkat kawasan bahkan
regional.
(Dian Nurhayati, R0216023) (Vina Ayuningtyas, R0216097)
14. Dalam KA-ANDAL harus memuar Rona Lingkungan Awal, Tapak Proyek, Batas
Administratif, Batas Ekologis, dan Batas Wilayah Studi. Berikan pemahaman tersebut!
Jawab :
ditimbulkan.
(Dwi Hastuti, R0216029) (Wening Puspita Dini, R0216101)
16. Legalisasi dokumen AMDAL merupakan syarat utama agar dokumen tersebut legal
dan menjadi acuan bersama. Sebutkan siapa yang berhak untuk melakukan legalisasi,
jelaskan pula siapa pihak yang berhak untuk melakukan legalisasi dokumen UKL dan
UPL!
Jawab :
Legalisasi AMDAL dilakukan oleh instansi yang berwenang. AMDAL dibagi menjadi
beberapa bagian :
1. KA-ANDAL
Legalisasi dokumen UKL dan UPL dilakukan oleh Ketua Komisi AMDAL
(Eka Wijayanti, R0216031) (Wiedy Fatika P, R0216103)
17. 17.Berikan penjelasan kurun waktu penyusunan AMDAL, batas waktu legalisasi dan
masa berlakunya dokumen AMDAL!
Jawab :
a. Kurun waktu penyusunan AMDAL
Kurun waktu penyusunan AMDAL maksimal 75 hari.
b. Batas waktu legalisasi
Batas waktu legalisasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, gubernur dan bupati adalah
maksimal 75 hari.
c. Masa berlaku dokumen AMDAL
Keputusan kelayakan Lingkungan Hidup suatu usaha dan atau kegiatan dinyatakan
kadaluwarsanya atas kekuatan Peraturan Pemerintah ini, apabila rencana usaha dan atau
kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya
keputusan kelayakan tersebut.
(Ernita Dyah, R0216033) (Yohan Gideon Tampubolon, R0216105)
18. Sebutkan dan jelaskan sistematika KA-ANDAL, ANDAL, RKL, dan RPL !
Jawab :
SISTEMATIKA KA-ANDAL
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang, ditinjau dari tujuan dan kegunaan proyek ; peraturan perundang-
undangan terkait ; kebijaksanaan reginal, lokal, dan perusahaan
1.2. Tujuan dan kegunaan studi
1.3. Manfaat studi
3.3. Metode evaluasi dampak besra dan penting, menguraikan metode yang lazim digunakan dalam studi
ANDAL untuk mengevaluasi dampak besar dan penting yang ditimbulkan oleh usaha dan/atau kegiatan proyek
terhadap lingkungan hidup secara holistic.
SISTEMATIKA ANDAL
BAB I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang :
a. Tujuan dan kegunaan proyek
b. Peraturan perundang – undangan yang berlaku yang terkait dengan rencana usaha dan/ atau
kegiatan dan lingkungan.
c. Landasan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup
d. Kaitan rencana usaha dan/atau kegiatan dengan dampak besar dan penting yang ditimbulkan.
1.2. Tujuan Studi
Tujuan Studi ANDAL :
a. Mengidentifikasikan rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, terutama yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
b. Mengidentifikasikan komponen – komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar
dan penting.
c. Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
d. Merumuskan RKL dan RPL
SISTEMATIKA RKL
BAB I. PENDAHULUAN
1. Maksud dan tujuan pelaksaan RKL dan RPL secara umum dan jelas yang
dikemukakan secara sistematis, singkat, dan jelas.
Menguraikan secara singkat dan jelas jenis masing-masing dampak yang ditimbulkan. Urutan pembahasan
sebagai berikut :
1. Dampak penting dan sumber dampak besar dan penting
2. Tolok ukur dampak
3. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup
4. Pengelolaan lingkungan hidup
5. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
6. Periode pengelolaan lingkungan hidup
7. Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup
8. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
BAB V. LAMPIRAN
1. Ringkasan dokumen RKL dalam bentuk tabel.
2. Data dan informasi penting yang merujuk hasil studi ANDAL sepertipeta, rancangan teknik, matrik,
serta data utama terkait rencana penunjang RKL.
SISTEMATIKA RPL
BAB I. PENDAHULUAN
1. Pernyataan tentang latar belakang perlunya dilaksanakan rencana pemantauan lingkungan
hidup.
2. Tujuan pemantauan lingkungan hidup yang akan diupayakan pemrakarsa usaha.
3. Kegunaan dilaksanakan pemantauan lingkungan hidup.
20. Apakah yang dimaksud dengan kommpone lingkungan, sumber dampak dan tahap dalam kegiatan proyek?
Jawab :
a. Komponen Lingkungan
Komponen lingkungan adalah segala aspek dalam lingkungan yang diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar akibat rencana kegiatan/usaha/proyek. Komponen lingkungan antara lain yaitu;
komponen fisik dan kimia, komponen biologi dan komponen sosial ,ekonomi, dan budaya. Data yang dapat
digunakan dalam komponen lingkungan :
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah segala hal/kegiatan yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan
kerusakan/kerugian/efek negatif yang tidak dikehendaki. Sumber dampak dapat ditemukan pada setiap tahapan
proyek.
Tujuan dari tahap ini adalah meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkannya layak
untuk dibangun, baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan),
maupun aspek lingkungan.
TAHAP PENJELASAN
Tujuan dari tahap penjelasan (briefing) adalah untuk memungkinkan pemilik proyek menjelaskan fungsi
proyek dan biaya yang diizinkan, sehingga konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keiginan
pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan.
Kegiatan-kegiatan pada tahap ini :
a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli.
b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, taksiran biaya dan persyaratan
mutu.
c. Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, taksiran biaya dan implikasinya.
d. Mempersiapkan gambar sketsa yang menggambarkan denah dan batas-batas proyek.
TAHAP DESAIN/PERANCANGAN
Tahap perancangan meliputi dua tahap : Tahap Pra-desain dan Tahap Pengembangan desain dan tahap detail
desain.
Tujuan tahap ini adalah :
a. Melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metoda konstruksi, dan taksiran
biaya.
b. Mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini :
a. Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian akhir.
b. Memeriksa masalah teknis.
c. Meminta persetujuan akhir dari pemilik.
d. Mempersiapkan : gambar detail, spesifikasi, jadwal, volume, taksiran biaya akhir.
2. Tahap Konstruksi
TAHAP PENGADAAN/PELELANGAN
Tujuan tahap ini adalah memilih kontraktor sebagai pelaksana konstruksi di lapangan.
TAHAP PELAKSANAAN
Tujuan tahap ini adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah
dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu dan mutu yang telah disepakati.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua
operasional dilapangan.
3. Tahap Pasca Konstruksi
TAHAP PEMELIHARAAN DAN PERSIAPAN PENGGUNAAN
21. Dalam merumuskan isu pokok dikenal dengan 6 kriteria dampak penting,sebutkan kriteria tersebut dan
jelaskan maksud rari masing-masing!
Jawab :
Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan /atau terhadap lingkunhan hidup
antara lain:
1 Jumlah Manusia yang Akan Terkena Dampak
Setiap rencana usaha atau kegiatan mempunyai sasaran sepanjang menyangkut jumlah manusia yang
diperkirakan akan menikmati manfaat dari rencana usaha atau kegiatan itu bila nanti usaha atau kegiatan
tersebut dilaksanakan. Namun demikian, dampak lingkungan, baik yang bersikap negatif maupun positif
yang mungkin di timbulkan oleh suatu usaha atau kegiatan, dapat dialami oleh baik sejumlah manusia yang
termasuk maupun yang tidak termasuk dalam sasaran rencana usaha atau kegiatan.
2 Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran damapk merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan pentingnya
dampak terhadap lingkungan. Dengan demikian dampak-dampak lingkungan suatu rencana usaha atau
kegiatan
beraifat penting bila: rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yaang mengalami
perubahan mendasar dari segi identitas damapk atau berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak.
22. Dalam kajian AMDAL, kajian tidak hanya bersifat multi disiplin tetapi juga interdisiplin, jelaskan maksud
tersebut, dan sebutkan tenaga ahli yang biasa terlibat dalam penyusunan AMDAL!
Jawab :
multi disipisin mengandung pengertian suatu persoalan ditinjau/ ditelaah dari beberapa disiplin tanpa di
integrasikan. Sedangkan interdisiplin merupakan integrase dari beberapa disiplin untuk memecahkan
persoalan. Hasil analisis mengenai dampak lingkungan hidup digunakan sebagai bahan perencanaan
pembangunan wilayah. Penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup dapat di lakukan mealui
pendekatan studi terhadap usaha dan/atau kegiatan tunggal, terpadu atau kegiatan dalam kawasan. Usaha
dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup meliputi:
a) pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
b) eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharui
c) proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup, serta kemrosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya
d) proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengarui lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan
social dan budaya
e) proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konversasi sumber daya alam
dan/atau perlindungan cagar budaya
f) intoduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jenis renik
g) pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non – hayati
h) penerapan teknologi yang di perkiraan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup
i) kegiatan yang mempunyairesiko tinggi, dan/atau mempengaruhi pertahanan Negara
23. Setiap ahli penyusun AMDAL harus memiliki sertifikasi AMDAL, Sebutkan klasifikasinya dan wewenang
dari tiap klasifikasi tersebut !
Jawab :
Sertifikasi AMDAL dikelompokan dalam 3 kategori sebagai berikut :
1. Sertifikasi AMDAL A ( Dasar-dasar AMDAL), tenaga ahli dengan sertifikasi AMDAL A boleh menjadi anggota
pcnyusun AMDAL.
2. Sertifikasi AMDAL B ( penyusun AMDAL), tenaga ahli dengan seritifikasi AMDAL B. berhak untuk menjadi ketua
tim dalam penyusunan dokumen AMDAL.
3. Sertifikasi AMDAL C (Penilaian AMDAL), tenaga ahli dengan serifikasi AMDAL C, berhak untuk menjadi penilai
terhadap dokumen yang disusun.
Wewenang penilai AMDAL yaitu menilai analisis mengenai dampak lingkungan hidup bagi jenis-jenis usaha dan/atau
kegiatan yang diluar kriteria yang telah di tetapkan.
(Intan Puji, R0216047)
24. Dalam ANDAL interaksi antara komponen lingkungan yang terkena dampak merupakan bentuk identifikasi
dampak. Dampak dilakukan prediksi, evaluasi dan mitigasi. Jelaskan maksud dari tahapan tersebut !
Jawab :
a) Prediksi (Perkiraan)
Prediksi” (“prakiraan”) “estimasi” atau “peramalan”: Prakiraan dampak suatu rencana kegiatan
terhadap komponen lingkungan hidup, dilakukan melalui cara prakiraan atau peramalan. Prediksi dampak
yaitu melakukan pengkajian tingkat kedalaman terjadinya perubahan lingkungan dari segi kualitas yang
dikarenakan pembangunan sebuah proyek, baik proyek pra-konstruksi, proyek konstruksi, ataupun proyek pasca-
konstruksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam prakiraan dampak yaitu menyusun berbagai dampak besar
yang akan timbul dan menuliskan semua aktivitas pembangunan yang akan menimbulkan dampak. Kriteria
dampak penting dan besar, yaitu memberikan dampak langsung terhadap komponen fisik, sosial, maupun kimia,
setelah itu memunculkan rangkaian dampak lanjutan terhadap komponen sosial dan biologi.
b) Evaluasi
Evaluasi dampak adalah kegiatan menilai perubahan kondisi kehidupan kelompok sasaran sebagai akibat
dari adanya program/proyek, sehingga dapat diketahui apakah proyek itu efektif atau tidak. Evaluasi dampak
pada umumnya dilaksanakan setelah kegiatan berakhir dan memiliki jeda waktu misalnya 26 bulan setelah
kegiatan.
Evaluasi dampak merupakan penelaahan penting dari rencana usaha atau kegiatan pembangunan secara
menyeluruh. Dari hasil evaluasi dampak tersebut dapat diketahui kelayakan lingkungan suatu proyek, pengaruh
proyek terhadap masyarakat yang terkena dampak (kerugian dan manfaat), serta menjadi dasar untuk
menetapkan dampak-dampak negatif yang perlu dilakukan pengelolaan dan dampak-dampak positif yang perlu
dikembangkan/ ditingkatkan.
c) Mitigasi
Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi dampak negatif lingkungan
akibat adanya rencana atau pelaksanaan suatu kegiatan.
(Iswara Ayu P, R0216049)
a) Komponen iklim yang perlu diketahui antara lain seperti : tipe iklim, suhu (maksimum, minimum, rata-rata),
kelembaban curah hujan dan jumlah hari hujan, keadaan angin (arah kecepatan), intensitas radiasi matahari.
d) Pola iklim mikro, pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum maupun pada kondisi cuaca buruk
e) Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi rencana usaha dan /atau kegiatan
f) Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.
2 Hidrologi
a) Topografi bentuk lahan (morphologi), struktur geologi dan jenis tanah;
b) Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas geologis dan stabilitas tanah, terutama
ditekankan bila terdapat gejala ketidakstabilan, dan harus diuraikan dengan jelas dan seksama;
c) Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk lahan dan bentuan secara geologis. 3 Fisiografi
a) Karakteristik fisik sungai, danau, rawa;
b) Rata-rata debit dekade, bulanan, tahunan;
c) Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi;
d) Kondisi fisik daerah resapan air permukaan dan air tanah;
e) Fluktuasi, potensi dan kualitas air tanah (dangkal dandalam);
f) Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air untuk air minum mandi, cuci;
g) Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air untuk keperluan lainnya seperti pertanian, industri, dan
lain-lain;
h) Kualitas fisik, kimia, dan parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang
akan keluar.
4 Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti pasang surut, arus dan gelombang/ombak. Morfologi pantai, abrasi dan akresi
serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah penelitian.
b) Rencana pengembanagan wilayah, rencana tata ruang, rencana tata guna tanah,dan sumber daya alam lainnya
yang secara resmi atau belum resmi disusun oleh Pemerintah setempat baik di tingkat kabupaten, provinsi atau
nsional di wilayah studi rencaan usaha dan/atau kegiatan.
c) Kemungkinan adanya konflik atau pembatasan yang timbul antara rencana tata guna tanah dan sumber daya
alam lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya
pemilik/penentuan lokasi bagi rencana usaha dan/atau kegiatan. b. Biologi
1 Flora
a) Peta zona biogeoklimatik dari vegetasi alami yang meliputi tipe vegetasi, sifat-sifat dan kerawanannya yang
bearad dalam wilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan;
b) Uraikan tentang jenis-jenis vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang yang berada di wilayah
studi rencana usaha dan/atau kegiatan;
c) Uraikan tentang keunikan dan vegetasi dari vegetasi dan ekosistemnya yang berada
2 Fauna
a) Taksiran kelimpahan dan keragaman fauna, habitat, penyebaran, pola migrasi, populasi hewan budidaya (ternak)
serta satwa dan habitatnya yang dilindungi undang-undang dalam wilayah studi rencana usaha dan/atau
kegiatan;
b) Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap penting karena memiliki
peranan dan potensi sebgai bahan makananan, atau sumber hama penyakit;
c) Perikehidupan hewan penting diatas, termasuk cara perkembangbiakan, sikluas dan daur hidupnya, cara
pemijahan, cara bertelur dan beranak, cara memelihara anaknya, perilaku dalam daerah teritorinya.
c. Sosial
Komponen sosial yang penting :
1 Demografi
a) Strutur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, dan agama;
b) Tingkat kepadatan penduduk;
c) Pertumbuhan penduduk;
d) Tenaga kerja.
2 Ekonomi
a) Ekonomi rumah tangga;
b) Ekonomi sumber daya alam;
c) Perekonomian lokal dan regional. 3
Budaya
a. Kebudayaan (adat-istiadat, nilai dan normal budaya);
2 Kesehatan Masyarakat
a) Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan pengaruh terhadap
kesehatan
b) Proses dan potensi terjadinya pemajanan
c) Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian)
d) Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko
e) Sumber daya kesehatan
f) Kondisi sanitasi lingkungan
g) Status gizi masyarakat
Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit
d) Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas geologis dan stabilitas tanah, terutama
ditekankan bila terdapat gejala ketidakstabilan, dan harus diuraikan dengan jelas dan seksama;
e) Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk lahan dan bentuan secara geologis. 3 Fisiografi
i) Karakteristik fisik sungai, danau, rawa;
j) Rata-rata debit dekade, bulanan, tahunan;
k) Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi;
l) Kondisi fisik daerah resapan air permukaan dan air tanah;
m) Fluktuasi, potensi dan kualitas air tanah (dangkal dandalam);
n) Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air untuk air minum mandi, cuci;
o) Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air untuk keperluan lainnya seperti pertanian, industri, dan
lain-lain;
p) Kualitas fisik, kimia, dan parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang
akan keluar.
4 Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti pasang surut, arus dan gelombang/ombak. Morfologi pantai, abrasi dan akresi
serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah penelitian.
b) Rencana pengembanagan wilayah, rencana tata ruang, rencana tata guna tanah,dan sumber daya alam lainnya
yang secara resmi atau belum resmi disusun oleh Pemerintah setempat baik di tingkat kabupaten, provinsi atau
nsional di wilayah studi rencaan usaha dan/atau kegiatan.
c) Kemungkinan adanya konflik atau pembatasan yang timbul antara rencana tata guna tanah dan sumber daya
alam lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya
pemilik/penentuan lokasi bagi rencana usaha dan/atau kegiatan. b. Biologi
1 Flora
d) Peta zona biogeoklimatik dari vegetasi alami yang meliputi tipe vegetasi, sifat-sifat dan kerawanannya yang
bearad dalam wilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan;
e) Uraikan tentang jenis-jenis vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang yang berada di wilayah
studi rencana usaha dan/atau kegiatan;
f) Uraikan tentang keunikan dan vegetasi dari vegetasi dan ekosistemnya yang berada
2 Fauna
a) Taksiran kelimpahan dan keragaman fauna, habitat, penyebaran, pola migrasi, populasi hewan budidaya (ternak)
serta satwa dan habitatnya yang dilindungi undang-undang dalam wilayah studi rencana usaha dan/atau
kegiatan;
b) Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap penting karena memiliki
peranan dan potensi sebgai bahan makananan, atau sumber hama penyakit;
d) Perikehidupan hewan penting diatas, termasuk cara perkembangbiakan, sikluas dan daur hidupnya, cara
pemijahan, cara bertelur dan beranak, cara memelihara anaknya, perilaku dalam daerah teritorinya.
d. Sosial
Komponen sosial yang penting :
1 Demografi
a) Strutur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, dan agama;
b) Tingkat kepadatan penduduk;
c) Pertumbuhan penduduk;
d) Tenaga kerja.
2 Ekonomi
a) Ekonomi rumah tangga;
b) Ekonomi sumber daya alam;
c) Perekonomian lokal dan regional. 3
Budaya
a. Kebudayaan (adat-istiadat, nilai dan normal budaya);
2 Kesehatan Masyarakat
a) Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan pengaruh terhadap
kesehatan
b) Proses dan potensi terjadinya pemajanan
c) Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian)
26. Prediksi dampak dapat dilakukan dengan metode formal dan metode informal. Jelaskan dan sebutkan
metode formal dan metode informal tersebut, dan berikan contoh masing-masing !
Jawab :
Evaluasi dampak sering diartikan sebagai penilaian terhadap sesuatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu
aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah baik kimia, fisik maupun biologi.
Dampak dapat dievaluasi secara informal dan formal
a) Metode Informal
Metode Informal yang sederhana ialah dengan memberi nilai variabel, misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah
dengan memberi skor, misalnya dari 1 (satu) sampai 5 (lima) tanpa patokan yang jelas. Namun metode ini tidak memberi
pegangan cara untuk mendapatkan nilai penting dampak. Karena itu disinipun terjadi fluktuasi yang besar antara anggota
tim dan pemberian nilai. Kadar subyektivitas evaluasi itu tinggi. Misalnya, seorang pejabat Direktorat Jendral
Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung untuk memberikan nilai penting yang lebih tinggi
untuk dampak margasatwa daripada seorang pejabat Direktorat Jenderal Industri Dasar.
b) Metode Formal
Metode formal dapat dibedakan dalam:
· Metode Pembobotan
Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode yang ditentukan secara eksplisit. Sebuah contoh
ialah sistem pembobotan menurut Battelle utnuk pengembangan sumberdaya air (Dee.el.al.1973). Dalam sistem Battelle
ini lingkungan dibagi dalam empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/ kimia, estetik, dan kepentingan manusia/ sosial.
Masing-masing kategori terdiri atas komponen. Misalnya, komponen dalam katergori ekologi ialah jenis dan populasi
teresterial. Selanjutnya komponen dibagi dalam indikator dampak. Contoh indikator dampak dalam komponen jenis dan
populasi teresterial ialah tanaman pertanian dan vegetasi alamiah. Masing-masing kategori, komponen dan indikator
dampak dinilai pentingnya relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0 dan 1.
Angka dalam sistem evaluasi lingkungan Battelle diragukan kegunaannya diIndonesia, karena sistem nilai kita berbeda
dengan di Amerika serikat. Namun demikian metode untuk mendapatkan bobot dalam sistem evaluasi lingkungan itu
kiranya pantas untuk diteliti kegunaannya di Indonesia. Sudah barang tentu kategori, komponen dan indikator serta
peruntukannya harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Mongkol (1982) membuat modifikasi sistem evaluasi
lingkungan Battelle. Pertama fungsui nilai tidaklah dibuat dari grafik mutu lingkungan terhadap indikator dampak,
melainkan grafik mutu lingkungan terhadap M/S, M ialah indikator dampak dan S adalah batas maksimum atau
minimum indikator dampak yang tidak boleh dilampaui.
Modifikasi kedua ialah Mongkol tidak menggunakan biaya lingkungan netto atau manfaat lingkungan netto.
Agar operasi matematik dapat dilakukan dalam metode pembobotan, metode itu harus menggunakan skala interval atau
skala nisbah.
28. Hasil dampak evalasi dampak akan dikelompokkan ke dalam dampak penting dan tidak penting, jelaskan
pemahaman tersebut dan jelaskan pula bagaimana menyikapi kedua kelompok dampak tersebut!
Jawab :
A. Dampak penting adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan
. Pasal 16 UU No. 4 Tahun 1982 menyatakan bahwa setiap rencan kegiatan yang diperkirakan akan mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan AMDAL :
29. Jelaskan berbagai bentuk mitigasi dampak lingkungan yang dapat diketahui !
Jawab :
Mitigasi lingkungan adalah : upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah atau menaggulangi dampak
negatif lingkungan akibat adanya encana/pelaksanaan suatu kegiatan.
1. Mitigasi dampak lingkungan dituangkan dalam bentuk dokumen rencana pengelolaan lingkungan hidup
(RKL).
RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya pencegahan pengendalian dan menaggulangi dampak
besar dan penting lingkungan hidup yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif sebagai akibat
dai suatu rencana usaha/kegiatan. dalam pengertian tersebut mencakup 4 kelompok aktivitas :
a. Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari/ mencegah dampak negatif lingkungan
hidup melalui pemilihan atas alternatif, tata letak lokasi, dan rancang bangun poyek.
b. pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menanggulangi meminimisasi/ mengendalikan
dampak negatif baik yang timbulsaat usaha/kegiatan beroperasi ataupun hingga kegiatan berakhir.
c. pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menanggulangi meminimisasi/ mengendalikan
pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat meningkatkan dampak positif sehingga dampak
tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada pemrakarsa/pihak lain, terutama
masyarakat.
d. pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat memberikan pertimbangan ekonomi lingkungan
sebagai dasa untuk memberikan kompensasi atas sumber daya yang tidak dapat pulih, sebagai
akibat usaha/kegiatan.
2. Dalam bentuk Rencana pengelolaan lingkungan hidup, dapat berupa pencegahan dan penaggulanagn dampak
negatif serta peningkatan dampak positif yang bersifat strategis. ciri-cii pokok encana pengelolaan lingkunagn
hidup sebagai beikut :
a. Rencana pengelolaan lingkungan hidup memuat pokok-pokok arahan,prinsip-prinsip, atau persyaratan
menengah, menanggulangi dampak besar dan penting baik negatif/positif
b. rencana pengelolaan lingkungan hidup dimaksud perlu dirumuskan sedemikian upa sehingga dapat
dijadikan bahan petimbangan untuk pembuatan rancangan. rinci rekayasa dan dasar pelaksanaan kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup.
c. rencana pengolahan lingkungan hidup mencakup pula upaya peningkatan pengetahuan dan kemampuan
karyawan pemrakasa usaha/kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui kursus yang
diperlukan.
d. rencana pengelolaan lingkungan hidup juga mencakup pembentukan unit organisasi yang bertanggung
jawab dibidang lingkungan hidp untuk melaksanakan RKL.
Indikator
Bentuk Lokasi Periode Institusi
Dampak keberhasilan
Sumber pengelolaan pengelolaan pengelolaan pengelolaan
No Lingkungan pengelolaan
Dampak lingkungan lingkungan lingkungan lingkungan
Hidup lingkungan
hidup hidup hidup hidup
hidup
Dampak Penting yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada AMDAL)
1. Penurunan Kegiatan Konsentrasi a. Melakukan a. Di dalam Minimal a. Instansi
kualitas udara mobilisasi debu yang penyiraman tapak sehari dua Pelaksana
ambien alat dan timbul tidak jalan secara proyek kali yaitu PT X
bahan pada melebihi berkala yang selaku
tahap baku mutu b. Memasang menjadi pemrakarsa
konstruksi udara plat sumber dan
ambient penghalang pencemar kontraktor
untuk pada ban udara pelaksana
parameter kendaraan b. Di jalan kegiatan
debu angkut angkut konstruksi
yang b. Instansi
melalui pengawas
pemukima yaitu BLHD
n warga Kabupaten
X, Dinas PU
Kab X, BLH
Prov Y,
Dinas PU
Prov Y
c. Instansi
Penerima
Laporan
yaitu BLHD
Kab X,
Dinas PU
Kab X, BLH
Prov Y,
Dinas Pu
Prov Y
2. Peningkatan Erosi tanah Stabilnya laju a. Menanami a. Di area a. Penanama a. Instansi
laju karena sedimentasi area sekitar sekitar n sekali pelaksana
sedimentasi sebab di area sekitar waduk waduk dengan penanaman
di waduk alamiah waduk dengan dalam pemelihar dan
maupun selama umur tanaman radius 5 aan setiap pemberian
antropogen waduk penahan erosi Km bulan pemahaman
ik pada b. Memberikan b. Di batas sekali di batas
area yang pemahaman sosial b. Pemberian sosial yaitu
berdekatan kepada yang pemahama PT X selaku
dengan penduduk mungkin n pemrakarsa
waduk yang memberik dilakukan b. Instansi
beraktivitas an sekali pelaksa
di daerah kontribusi setahun pemberian
rawan erosi terhadap pemahaman
gunam peningkat di luar batas
negurangi an erosi sosial yaitu
kegiatan antropoge pemda Kab
yang dapat nik X
menjadi c. Instansi
sumber erosi pengawas
antropogenik yaitu BLHD
Kab X,
Dinas PU
Kab X, BLH
Prov Y,
Dinas PU
Prov Y
d. Intansi
penerima
laporan yaitu
BLHD Kab
X, Dinas PU
Kab X, BLH
Prov Y,
Dinas PU
Prov Y
Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola
(pengelolaan lingkungannya telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan, atau mengacu pada
SOP, panduan teknis pemerintah, standar internasional, dll)
1. Terbentuknya Kegiatan Sampah a. Mengumpulk Di area Dilakukan a. Instansi
sampah akomodasi domestic an sampah akomodasi sehari sekali Pelaksa
domestic pekerja dikelola domestic pekerja yaitu PT X
konstruksi sesuai dengan konstruksi selaku
dengan dipilah antara pemrakarsa
peraturan organic dan b. Instansi
perundang- anorganik Pengawas
undangan sesuai dengan yaitu BLHD
SOP Kab X, BLH
perusahaan Prov Y
b. Bekerjasama c. Intansi
dengan Dinas Penerima
Kebersihan Laporan
Kab X untuk yaitu BLHD
mnyediakan Kab X, BLH
jasa angkutan Prov Y
sampah
domestic
harian
No Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Lingkungan
Hidup Hidup
Jenis Dampak Indikator/ Sumber Metode Lokasi Waktu Pelaksana Pengawas Penerima
yang Timbul Parameter Dampak Pengumpul Pantau & an Laporan
(bisa di ambien an dan Frekue
dan di Analisis nsi
sumbernya) Data
1. Penurunan Kedalama Dewateri Pemantaua Sumur Satu PT XYZ BLHD BLHD
Muka Air n/ketinggi ng dari n langsung pantau bulan selaku Kab A, Kab A,
Tanah (MAT) an MAT tahap dengan A, B, dua kali pemrakars BLH Prov BLH Prov
operasion menggunak C, D a dam B, Dinas B, Dinas
al an yang seluruh PU Kab PU Kab A,
tambang parameter berada kontraktor A, Dinas Dinas PU
di pertamban PU Prov B Prov B
koordi gan
nat…
…
(Mita Amelia, R0216065)
31. Sebutkan maksud dan tujuan UKL, UPL dan sebutkan sistematikanya!
Jawab :
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
merupakan dokumen kajian kelayakan lingkungan bila suatu rencana kegiatan tidak wajib
melakukan kegiatan AMDAL. Bagaimana menentukan suatu kegiatan AMDAL atau tidak sudah
disampaikan di BAB III. Dokumen UKL dan UPL memiliki kekuatan yang sama dengan dokumen
AMDAL terhadap pemrakarsa kegiatan. Dokumen UKL dan UPL disusun secara bersamaan,
dimana karena besar dampak yang diprediksikan terjadi tidak menimbulkan dampak besar dan
penting, maka legalisasi dokumen dilakukan oleh ketua komisi AMDAL. Pada kedua dokumen
tersebut di bagian akhir dilengkapi dengan matrik yang berisi tentang bentuk rekomendasi
pengelolaan lingkungan, dengan pembagian tugas dan tanggungjawab dari masing-masing instansi
yang akan melakukan pengawasan realisasi pelaksanaan dokumen tersebut.
Tujuan UKL
a. Dengan pemantauan yang dilakukan, tingkat perubahan dari komponen-komponen lingkungan yang terkena
dampak dapat diketahui, sehingga pencegahan dan pengendalian dampak dari kegiatan pembangunan sejak
pra konstruksi hingga pasca konstruksi dapat dilakukan secara dini dan komponen-komponen lingkungan
yang terkena dampak dapat diminimalisir.
Melakukan pemantauan secara dini kemungkinan terjadinya perubahan lingkungan yang dapat
mengganggu fungsi lingkungan secara makro.
Sistematika UKL dan UPL
BAB I PENDAHULUAN
32. Bila seseorang telah menyusun UKL dan UPL dan akan mengembangkan usahanya, kajian
apa yang akan dilakukan dan berikan penjelasannya
Jawab :
Kajian lingkungan yang harus dilakukan yaitu terhadap komponen yang terkena dampak yang
meliputi :
1. Komponen fisik
Estetika lingkungan
Perpindahan penduduk
Konflik sosial
Kerawanan
Perubahan fungsi lahan
Tujuan dari pengkajian tersebut adalah untuk mencegah, menekan dan mengeliminasi dampak negatif
yang ditimbulkan oleh kegiatan usaha terhadap lingkungan dan meningkatkan dampak positif usaha
terhadap lingkungan. Dengan melakukan kajian lingkungan terhadap komponen-komponen tersebut
maka pencegahan dan pengendalian dampak dari kegiatan usaha dapat dilakukan secara dini dan
komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak dapat diminimalisir.
33. Bila ada konflik dari masyarakat atau pihak lain atau dampak dari kegiatan yang
dilakukan, sementara dokumen AMDAL sudah ada, bagaimana menyingkapi kasus
tersebut, jelaskan!
Jawab :
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, AMDAL itu sendiri merupakan suatu kajian
mengenai dampak positif dan negatif dari suatu rencana kegiatan atau proyek layak/ tidak layak
lingkungan. Jika timbul konflik atau dampak dari kegiatan tesebut dan dokumen AMDAL sudah ada,
kita lihat hasil kajian AMDAL yang berdampak positif dan negatif dengan mempertimbangkan aspek
fisik, kimia, biologi, sosisal ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan masyarakat.
Jika konflik yang timbul atau terdapat dampak dari suatu kegiatan tidak dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang ada atau tersedia serta biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif lebih
besar daripada manfaat dari dampak positif. Maka, rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak
lingkungan dan tidak dapat dilanjutkan kegiatannya.
(Nela Nur Azizah, R0216071)