You are on page 1of 127

Sel : Pengertian, Struktur, Fungsi, Bagian

A. PENGERTIAN SEL
Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil penyusun makhluk hidup dalam tingkatan
organisasi kehidupan. Kata Sel berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Cellula” atau “cella” yang
artinya ruang kosong. Tubuh dari organisme terdiri dari sistem organ, sistem organ disusun
oleh organ, organ dibentuk oleh jaringan, dan jaringan dibentuk dari sel. Intinya setiap
makhluk hidup memiliki sel yang menjadi penyusun dasar tubuh mereka. Sel mengatur dan
mengolah semua informasi sehingga dapat menjalankan fungsi kehidupan pada makhluk
hidup.
Dari pengertian sel diatas, maka virus (sering diperbedabatkan termasuk makhluk hidup atau
bukan) tidak termasuk ke dalam makhluk hidup. Mengapa ? Karena virus bersifat aseluler
yang tidak memiliki sel. Berdasarkan jumlah selnya, makhluk hidup yang disusun oleh
banyak sel disebut organisme multiseluler, sedangkan makhluk hidup yang disusun oleh satu
sel disebut organisme uniseluler.

PENGERTIAN, STRUKTUR DAN FUNGSI SEL


B. FUNGSI SEL
Seperti yang telah kami jelaskan diatas bahwa sel merupakan pengatur dan pengontrol
seluruh aktivitas tubuh makhluk hidup, baik yang disadari maupun tidak disadari. Fungsi ini
dijalankan tidak hanya oleh satu sel, namun sekelompok sel yang membentuk jaringan,
kemudian jaringan dengan tujuan yang sama akan membentuk organ, lalu beberapa organ
membentuk sistem organ, dan sistem organ membentuk makhluk hidup (organisme). Robert
Hooke merupakan ilmuan pertama yang melakukan pengamatan sel secara tidak sengaja, ia
mengamati sel gabus dari tumbuhan oak di bawah mikroskop dan kemudian menemukan
rongga-rongga kosong seperti sarang lebah, yang kemudian dinamakan sel. Secara umum
fungsi sel yang sekaligus menjadi teori sel adalah sebagai berikut :
Sel sebagai unit fungsional tubuh (Teori yang dikemukakan oleh Max schultze)
Sel sebagai unit struktural tubuh (Teori yang dikemukakan oleh Mathias Jacob Schleiden dan
Theodor Schwaan)
Sel sebagai unit pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (Rudolf Virchow)
Sel sebagai kesatuan hereditas (pewarisan sifat) yang dapat menurunkan sifatnya kepada
keturunannya (Teori ini diperkenalkan oleh Walter Sutton dan Theodor Boveri)
C. STRUKTUR SEL DAN BAGIAN – BAGIAN SEL
Secara umum sel terdiri atas 3 bagian utama, yaitu Membran sel, sitoplasma, dan Inti sel. Sel
juga memiliki komponen padat di dalam sitoplasma yang disebut organel sel. Organel –
organel sel memiliki fungsi masing-masing.

Berikut adalah penjelasan tentang Bagian-bagian Sel.


1. Membran Sel / Membran plasma
Membran sel adalah selaput tipis yang merupakan bagian terluar dari sel, membran sel juga
sering disebut plasmalema. Membran sel merupakan bagian yang mengatur hubungan antara
komponen dalam sel dengan lingkungan luar sel. Membran sel terdiri dari lipid (lemak)
berupa fosfolipid, protein, dan karbohidrat dengan komposisi yang berbeda-beda tergantung
jenis selnya. Sesuai dengan namanya, Fosfolipid (senyawa lemak) disusun oleh fosfat yang
bersifat hidrofilik (suka air) dan lipid yang bersifat hidrofobik (takut air).

STRUKTUR MEMBRAN SEL


Membran sel disusun oleh setiap fosfolipid yang berpasangan (lemak) sehingga disebut juga
lipid bilayer. Protein yang dimiliki membran sel adalah protein ekstrinsi (perifer) dan protein
intrinsik (integral). Protein ekstrinsi (perifer) adalah protein yang menempel pada lapisan luar
membran, sedangkan protein intrinsik (integral) adalah protein yang menembus membran.
Ikatan antara fosfolipid dan protein ekstrinsik akan membentuk membran yang disebut
lipoprotein. Membran sel dapat memiliki sifat semipermiabel yaitu mudah dilewati oleh
berbagai komponen, juga dapat bersifat selektif permiabel yang artinya hanya dapat dilewati
oleh ion-ion tertentu saja.
Artikel Penunjang : Membran Sel : Pengertian, Struktur, Fungsi, Sifat
Beberapa fungsi membran sel antara lain adalah sebagai berikut :
Melindungi dan membungkus isi sel. Memisahkan dan mengontrol hubungan bagian dalam
sel dengan linkungan luar. Mengatur pertukaran (transportasi) zat dari dalam keluar sel atau
sebaliknya.
Tempat terjadinya reaksi kimia.
2. Sitoplasma (Cairan Sel)
Sitoplasma atau cairan sel adalah matriks yang terdapat di dalam membran sel selain inti sel
(nukleus). Penyusun utama dari sitoplasma ada air yang berfungsi sebagai pelarut dan tempat
terjadinya reaksi kimia. Matriks sitoplasma merupakan sitosol(cairan) yang bersifat koloid
(bentuk campuran yang terdiri dari 2 zat yang homogen). Matriks sitoplasma dapat berubah
dari fase gel (semipadat) ke fase sol (cairan). Matriks sitoplasma memiliki sifat iritabilitas
(peka terhadap rangsangan) dan konduktivitas (mampu memindahkan atau meneruskan
rangsangan).
Artikel Penunjang : Sitoplasma : Pengertian, Struktur, Fungsi Bagian
Beberapa fungsi sitoplasma sel antara lain adalah sebagai berikut :
Tempat berlangsungnya reaksi kimia dan metabolisme.
Sebagai tempat menjaga fungsi kehidupan sel.
Menjaga keadaan di dalam sel.
Mengatur transpor zat di dalam sel.
Pembentukan energi.
Tempat mengontrol pergerakan sel.
Fungsi tersebut dilakukan oleh organel-organel sel. Seperti yang telah kami jelaskan
sebelumnya bahwa di dalam sitoplasma terdapat komponen-komponen padat yang disebut
organel sel yang memiliki fungsi khusus masing-masing. Fungsi sel adalah untuk menunjang
kehidupan sel tersebut. Beberapa Organel sel antara lain :
Mitokondria, berfungsi menghasilkan energi.
Lisosom, berfungsi melakukan pencernaan dalam sel.
Ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
Retikulum Endoplasma, berfungsi untuk Transportasi berbagai zat di dalam sel.
Badan golgi, berfungsi untuk sintesi protein dan berhubungan dengan kerja ribosom dan
retikulum endoplasma.
Mikrotubulus, melindungi dan mejaga bentuk sel.
Mikrofilamen, berperan dalam proses pergerakan sel.
Kloroplas, berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan.
Sentrosom (Sentriol), sebagai tempat pembelahan sel.
dan lain lain.
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel adalah bagian yang umumnya berbentuk bulat atau lonjong dan sering terletak di
tengah sel atau di tepi sel. Nukleus merupakan bagian terpenting dari kehidupan sel. Nukleus
memiliki fungsi utama sebagai pusat pengendali segala aktivitas sel. Nukleus sel dilindungi
oleh sebuah dinding yang menyerupai membran sel. Struktur pelindung ini disebut membran
inti.
Artikel Penunjang : Nukleus : Pengertian, Struktur, Fungsi, Bagian
Terdapat beberapa bagian nukleus, yaitu :
a. Nukleolus (Anak Inti)
Nukleolus merupakan struktur berbentuk bulat yang disusun oleh filamen dan butiran-butiran
komponen. Anak inti mengandung RNA, DNA dan bebrapa protein yang berfungsi dalam
perakitan ribosom.
Secara umum fungsi dari Nukleus (Inti Sel) adalah sebagai berikut :
Sebagai pusat pengatur dan pengendali segala aktivitas sel.
Tempat penyimpanan informasi genetik organisme tersebut.
Memulai dan mengakhiri suatu tindakan yang dilakukan oleh sel.
Tempat terjadinya sebagian proses pembelahan sel.
b. Nukleoplasma (Cairan Inti)
Nukleoplasma merupakan caira kental menyerupai jeli yang mengandung protein, ion, enzim
dan komponen lainnya. Nukleoplasma memiliki struktur dan fungsi yang kompleks karena
banyaknya kandungan komponen yang dimiliki.

c. Kromatin
Kromatin merupakan untaian benang-benang halus yang terdapat di dalam inti sel. Kromatin
mengandung DNA, yaitu substansi yang menyimpan segala informasi genetik suatu makhluk
hidup. Saat terjadinya pembelahan sel, kromatin akan memendek, menebal, dan melingkar
membentuk kromosom.

Sel : Pengertian, Bagian, Struktur, Dan Komponen Beserta Fungsinya Dalam Biologi
Lengkap
By bitarPosted on 24/01/2017
Sel : Pengertian, Bagian, Struktur, Dan Komponen Beserta Fungsinya Dalam Biologi
Lengkap – Tahukah anda apa yang dimaksud dengan Sel tumbuhan ?? Jika anda belum
mengetahuinya anda tepat sekali mengunjungi gurupendidikan.com. Karena pada kesempatan
kali ini akan membahas tentang pengertian sel, bagian sel, struktur, dan komponen sel beserta
fungsinya secara lengkap. Oleh karena itu marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut
ini.

Pengertian Sel
Sel adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian
sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan, Berdasarkan
jumlah sel penyusun pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi makhluk hidup
uniseluler dan multiseluler.
Makhluk hidup uniseluler adalah makhluk hidup yang hanya memilki sebuah sel tunggal,
Sedangkan multiseluler adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki lebih dari satu
sel.
Sel memiliki dinding luar yang tipis, yang dapat tembus oleh zat zat kimia. Didalam dinding
sel terdapat cairan yang mirip selai yang disebut dengan sitoplasma, yang memuat struktur-
struktur kecil organ yang kecil, disebut juga dengan organel, untuk menjalankan fungsi-
fungsi khusus. Struktur pusatnya adalah nukleus, yang memuat gen yang menentukan bentuk
dan fungsi sel.

Bagian-Bagian Sel
Secara garis besar, sel dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
1. Membran sel (hewan) atau dinding sel (tumbuhan)
Membran sel merupakan bagian terluar dari sel dan sitoplasma yang berfungsi mengatur
pertukaran substansi zat dan melindungi bagian dalam sel. Pada sel tumbuhan terdapat
dinding sel yang berfungsi :
Melindungi bagian sel yang terletak lebih dalam
Memperkokoh sel
Mencegah agar sel tidak pecah
Menjadi tempat berpindahnya air dan mineral
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan massa protoplasma yang terletak di bagian dalam sel di antara
membran sel dan nukleus. Sitoplasma terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (ektoplasma)
dan bagian dalam (endoplasma). Sitoplasma dapat berbentuk cair atau gel dan berperan
penting dalam transportasi zat makanan.
3. Organel
Organel adalah bagian atau organ di dalam sel yang memiliki fungsi tertentu. Organel yang
terdapat dalam sel antara lain inti sel, plastida, ribosom, vakuola, mitokondria, badan golgi,
retikulum endoplasma, lisosom, badan mikro, mikrotubulus dan mikrofilamen.

Struktur Sel
Setiap mahkul hidup terdiri hanya salah satu dari dua jenis struktur sel, yaitu: sel eukariota
dan sel prkariota.
Perbedaan kedua jenis sel ini adalah posisi DNA di dalam sel.
Sel Prokariota merupakan sel yang tidak memiliki nukleus, sehingga DNA nya tidak
terbungkus oleh membran organel
sedangkan sel eukariota memiliki nukleus/inti sel.

Komponen Sel
1. Membran Sel
Membran sel adalah lapisan tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein yang
berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran nutrisi, oksigen dll
cukup memenuhi seluruh sel.
2. Nukleus/Inti Sel
Nukleus merupakan komponen yang terdapat gen. Nukleus dibungkus oleh selaput
membran ganda. Dibagian dalam terdapat nukloelus, nukleoplasma, dan benang-
benang kromatin.
3. Ribosom
Ribosom adalah komponen sel yang memproduksi protein. Ribosom tersusun dari
berbagai jenis protein dan RNA. Ribosom sel eukariota lebih besar daripada ribosom
sel prokariota.
4. Sistem Endomembran
Sistem endomembran terdiri dari berbagai membran dalam sel eukariota. Membran-
membran ini terhubung langsung secara fisik atau melalui transfer dalam bentuk
vesikel. Sistem endomembran mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma,
badan Golgi, lisosom, berbagai jenis vakuola, dan membran plasma.
5. Retikulum Endoplasma
etikulum endoplasma adalah perpanjangan dari selaput nukleus yang terdiri dari
saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua jenis retikulum
endoplasmya yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.
6. Badan Golgi
Badan golgi (aparatus golgi) terdiri dari kumpulan vesikel pipih yang memiliki bentuk
sisternae (berkelok-kelok) atau berbentuk kantong pipih. Badan golgi yang terletak di
dalam sel tumbuhan disebut diktiosom, keberadaannya kebanyakan ditemui di dekat
membran sel. Fungsi utama badan golgi yaitu untuk mengangkat zat kimia di dalam
dan keluar dari sel, setelah RE (Retikulum Endoplasma) mensisntesis protein dan
lemak. Badan golgi merubah dan mempersiakannya untuk mengekspor keluar sel.
7. Vakuola
Vakuola merupakan membran, sebagai tempat penyimpanan yang membantu dalam
mengatur tekanan tugor dari sel tumbuhan. Di dalam sel tumbuhan umumnya ditemui
lebih dari satu vakuola. Tetapi vakuola menghabiskan ruang lebih besar daripada yang
lain, yang menyimpan berbagai macam senyawa kimia. Vakuola berfungsi juga
sebagai ekskreasi produk produk-produk limbah dan pencernaan instraselullar
molekul kompleks.
8. Kloroplas
Kloroplas merupakan organel yang mengandung klorofil. Klorofil ini akan membantu
dalam proses fotosintesis, yaitu reaksi mengubah energi cahaya menjadi energi
kimiawi yang akan disimpan di molekul karbohidrat.
9. Peroksisom
Peroksisom merupakan organel sitoplasma dari sel tumbuhan yang mempunyai
kandungan enzim oksidatif tertentu. Enzim itu digunakan dalam pemecahan
metabolisme asam lemak menjadi gula sederhana. Fungsi peroksisom ialah
memecahkan asam lemak menjadi gula dan membantu kloropas dalam proses
fotorespirasi.
10. Siteskeleton
11. Lisosom
A. PENGERTIAN MEMBRAN SEL (DINDING SEL)
Sesuai dengan namanya, membran sel atau dinding sel adalah sebuah fitur yang dimiliki
semua jenis sel manusia yang berfungsi sebagai pemisah antara lingkungan dalam sel dengan
lingkungan luar sel. Membran sel tersusun atas senyawa lipoprotein yaitu gabungan dari
lemak (lipid) dengan senyawa protein. Lemak dan protein ini memiliki sifat yang berbeda,
lemak bersifat hidrofobik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat hidrofilik (larut
dalam air) oleh karen itu membran sel memiliki sifat selektif permeable (hanya bisa dilewati
oleh molekul – molekul tertentu saja. Dengan kemampuan ini, membran sel dapat membatasi
kegiatan yang terjadi di dalam sel agar tidak mudah terpengaruh dari lingkungan luar.

MEMBRAN SEL
B. FUNGSI MEMBRAN SEL (DINDING SEL)
Melindungi bagian sel dan memberikan bentuk bagi sebuah sel
Membran sel dapat menjadi media komunikasi antar lingkungan dalam sel dengan
lingkungan luar sel
Melakukan seleksi terhadap zat – zat yang akan masuk atau keluar dari sel.
Sebagai reseptor terhadap rangsangan yang ditujukan bagi sebuah sel.
Tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia.
C. STRUKTUR PENYUSUN DAN KOMPOSISI KIMIA MEMBRAN SEL
Struktur membran sel seperti lembaran tipis yang tersusun dari molekul lipid, protein,
karbohidrat, kolesterol dan kerangka membran (sitoskeleton). Membran sel memiliki sifat
yang dinamis dan asimetris.
Membran sel bersifat dinamis karena memiliki struktur seperti air sehingga memungkinkan
molekul lipid dan protein untuk bergerak.
Membran sel bersifat asimetris karena komposisi protein dan lipid di bagian luar tidak sama
dengan komposisi protein dan lipid di bagian dalam sel.
1. Fosfolipid
Molekul – molekul penyusun membran sel akan berkombinasi sedemikian rupa sehingga
membentuk lapisan fosfolipid rangkap (ganda). Disebut lapisan fosolipid ganda karena
memiliki dua bagian yang sifatnya saling bertolak belakang, yaitu daerah kepala yang bersifat
hidrofilik (dapat berinteraksi dengan air) dan daerah ekor yang bersifat hidrofobik (tidak
dapat berinteraksi dengan air).

2. Protein Membran
Selain fosolipid, pada membran sel juga terdapat protein membran. Terdapat dua jenis protein
pada lapisan fosfolipid, yaitu protein integral (protein yang terbenam dan menembus lapisan
fosfolipid) dan protein perifer (protein yang menempel pada lapisan luar fosfolipid). Protein
integral berperan dalam proses transpor molekuk yang keluar dan masuk sel, sedangkan
protein perifer berfungsi sebagai tempat menempelnya hormon atau enzim.

3. Glikolipid dan Glikoprotein (Karbohidrat)


Glikolipid adalah molekul karbohidrat yang menempel pada lemak sedangkan glikoprotein
adalah molekul karbohidrat yang menempel pada protein. Glikolipid dan glikoprotein ini
berfungsi sebagai tanda pengenal bagi sel. Setiap orang dan setiap sel memiliki susunan
glikolipid dan glikoprotein yang berbeda. Oleh karena itu jika ada sel asing yang masuk ke
dalam tubuh, maka sistem imun tubuh akan langsung bereaksi terhadap sel tersebut karena
mereka tidak mengenali struktur glikolipid dan glikoprotein sel asing tersebut.

4. Kolesterol
Kolesterol terletak pada bagian di dekat kepala fosfolipid. Fungsi kolesterol adalah untuk
menjaga kestabilan fosfolipid dalam segala keadaan. Pada saat keadaan panas, maka
kolesterol dapat menghambat pergerakannya agar fosfolipid tidak menjadi terlalu cair.
Sedangkan ketika suhu dingin, fosfolipi akan menghambat interaksi antar lemak sehingga
membran lemak tidak membeku.

5. Kerangka Membran (Sitoskeleton)


Sebenarnya kerangkan membran ini bukan bagian langsung dari membran sel, tetapi mereka
berikatan pada bagian dasar protein integral. Terdapat tiga jenis sitoskeleton utama, yaitu
mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediet. Fungsi utama dari sitoskeleton ini
untuk mempertahankan bentuk dan posisi organel – organel sel.

STRUKTUR MEMBRAN SEL


D. SIFAT MEMBRAN SEL (DINDING SEL)
Berdasarkan kemampuannya dalam mengatur transportasi suatu zat ke dalam atau ke luar sel,
sifat membran sel terbagi menjadi 3 jenis :
1. Impermeabel
Merupakan sifat membran yang tidak mengizinkan zat apapun di luar sel untuk masuk ke
dalam sel.

2. Semipermeabel
Suatu keadaan dimana hanya zat – zat tertentu yang dibutuhkan oleh sel yang dapat masuk ke
dalam sel. Biasanya membran sel normal memiliki sifat semipermeabel.
3. Permeabel
Merupakan sifat dimana semua zat dapat melewati membran sel untuk masuk ke dalam sel.
Biasanya sifat ini dimiliki oleh membran sel yang rusak atau hampir mati sehingga sel tidak
dapat bertahan hidup.

F. SISTEM TRANSPORT MEMBRAN


Salah satu fungsi membran sel yang telah kami sebutkan sebelumnya adalah untuk mengatur
zat zat yang masuk atau keluar dari sel. Fungsi ini dijalankan melalui Sistem Transport
Membran, terdapat dua jenis transportasi yang dapat terjadi pada membran, yaitu :

1. Transport Pasif Membran


Transpor pasif membran merupakan proses pertukaran molekul yang terjadi secara spontan
dan otomatis tanpa membutuhkan mekanisme khusus (tidak memerlukan energi). Umumnya
transportasi aktif terjadi pada molekul yang dapat melewati membran sel kapan saja
(contohnya air dan glukosa). Biasanya penyebab terjadinya transportasi pasif adalah
perubahan gradiens konsentrasi dari molekul tersebut. Contoh transport pasif adalah Difusi
dan Osmosis.

a. Difusi
Difusi merupakan perpindahan molekul dari suatu daerah yang berkonsentrasi tinggi ke
daerah lain yang berkonsentrasi rendah karena disebabkan oleh energi kinetik molekul –
molekul tersebut. Kecepatan difusi tergantung kepada perbedaan konsentrasi, ukuran
molekul, muatan dan daya larut molekul – molekul tersebut.

b. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui suatu membran selektif permeabel dari
pelarut berkonsentrasi tinggi (banyak air) ke pelarut yang berkonsetrasi rendah (sedikit air).
Proses osmosi akan berhenti jika konsentrasi antar dua daerah tempat terjadinya osmosis
tersebut berada dalam keadaan seimbang.

b. Transport aktif
Transport aktif adalah pergerakan atau pemindahan molekul yang terjadi melalui mekanisme
tertentu yang membutuhkan energi. Transport aktif akan melawan sifat dari gradien
konsentrasi. Transport aktif memerlukan bantuan protein yang akan berperan sebagai
molekul pengangkut pada membran. Contoh transport aktif molekul gula dan asam amino
diangkut secara aktif ke dalam sel menggunkana energi.

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi)


Ditulis pada September 27, 2012
Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak , asam nukleat
dan berbagai senyawa atau unsur anorganik. Berikut akan diuraikan tentang komposisi kimia
sel .

1. Karbohidrat
Karbohidrat disusun oleh unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O ( oksigen ).
Karbohidrat merpakan senyawa yang terdapa dalam tubuh dalam jumlahbesar di dalam
tubuh. Karbohidra dibagi ke dalam tiga kelompok , yaitu sebagai berikut :

a. Monosakarida
Monosakarida merupakan gula sederhana . Sifat dan cirinya adalah rasanya manis,
dapat larut dalam air dan dapat dikristalkan. Monosakarida terdiri dari pentosa dan heksosa.
Contoh pentosa antara lain adalah ribosa, deoksiribosa dan ribulosa. Adapun heksosa
contohnya glukosa, galaktosa dan fruktosa .

b. Disakarida
Disakarida merupakan gabungan dua gula dari gugus monosakarida. Memiliki sifat
rasanya manis, larut dalam air dan dapat dikristalkan. Contoh disakarida adalah: maltosa,
sukrosa dan laktosa .

c. Polisakarida .
Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks dengan rantai molekul yang
panjang . Rasanya tidak manis , tidak dapat dikristalkan dan tidak larut dalam air . jika larut
maka akan membentuk suspensi karena ukuran molekulnya besar.

2. Protein
Protein tersusun atas unsur : C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O ( oksigen ) dan N(
nitrogen ) . Protein merupakan polipeptida atau biopolimer yang tersusun atas asam amino.
Ada sekitar 20 macam asam amino sebagai unit dasar penyusun protein . Asam amino
sifatnya larut dalam air , dapat dikristalkan , mempunyai titik didih yang tinggi dan dapat
bersifat asam atau basa . Protein berperan sebagai penyusun membran sel dengan bergbung
bersama lemak membentuk senyawa lipoprotein , protein seperti itu dinamakan protein
struktural . Selain itu protein memiliki fungsi yang lain misalnya membentuk enzim dan ini
disebut protein fungsional .

3. Lemak ( lipida )
Merupakan senyawa yang tersusun atas unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O (
oksigen ). Lemak tersusun atas senyawa gliserol dan asam lemak yang merupakan unit dasar
penyusun lemak. Sifat lemak diantaranya tidak larut dalam air, densitas atau kerapatanna
lebih rendah dari air , memiliki viskositas atau kekentalan yang tinggi . Contoh lemak adalah
trigliserida, fosfolipid, steroid . Fungsi lemak antara lain penyusun membran sel bersama-
sama dengan protein, penyusun hormon kelamin pria seperti testosteron .

4. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan polinukleotida ( terdiri atas nukleotida-nukleotida ) yang
terdiri atas DNA ( Deoksiribonucleic acid ) dan RNA ( Ribonucleic acid ). Asam nukleat
bertindak sebagai penyipan informasi genetik pada sel . Asam nucleat terdiri atas nukleotida-
nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas : Fosfat , gula pentosa dan basa nitrogen. DNA
berperan penting dalam pembentukan gen pda kromosom adapun RNA berperan penting
dalam sintesis protein.

5. Air
Air merupakan senyawa utama dan merupakan senyawa dalam jumlah terbesar
penyusun sel ( 50 – 60 % berat sel ) . Air merupakan bagian esensial cairan tubuh yang
terdiri dari cairan intrasel ( sitoplasma ) , plasma darah dan cairan ekstraseluler . Air
berfungsi sebagai pelarut dan sebagai katalisator reaksi-reaksi biologis.

6. Vitamin dan mineral


Vitamin dibutuhkan dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi harus ada . Peran
vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme , pertumbuhan dan penghancur radikal
bebas . Contoh vitamin : A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H )
7. Mineral
Mineral merupakan unsur-unsur kimia selain karbon, hidrogen dan oksigen .
Mineral ada yang terdapat dalam jumlah yang besar ( makroelemen ) seperti : kalsium ( Ca ),
fosfor ( P ) , magnesium ( Mg ), natrium ( Na ), klor ( Cl ) dan belerang ( S ). Mineral lain
terdapat dalam jumlah sedikit ( mikroelemen ) seperti: zat besi ( Fe ), yodium ( I ), Seng ( Zn
) kobalt ( Co ) fluorin ( F ) . Mineral berfungsi sebagai komponen struktural sel, pemeliharaan
fungsi metabolisme , pengaturan kerja enzim, menjaga keseimbangan asam dan basa
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

1. Pengertian Sel
Sel berasal dari kata latin cella. Berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh Robert Hooke,
pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus
tsb).
· Sel merupakan suatu ruangan kecil yang bibatasi oleh membran, yang didalamnya
terdapat cairan (protoplasma).
· Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nukleus). Di dalam inti sel
terdapat plasma inti atau nukleoplasma.
· Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan
(tidak dapat dibagi-bagi lagi). merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup (dilihat
secara struktural).
Secara fungsional, sel berfungsi untuk menjalankan fungsi kehidupan (menyelenggarakan
kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi) kemudian membentuk organisme. Sel
berkembang biak dengan cara membelah diri (secara mitosis).
2. Sejarah dan Teori Sel
Tokoh-tokoh penemu teori sel:
1. Robert Hooke (1635 – 1703) Orang yang pertama menyebutkan istilah sel yaitu
cellulae=ruangan kecil yang kosong danmengamati sayatan gabus tutuip botol (Quercus
suber), merupakan sel mati yang tidak memilki isi sel.
2. Antonie Van Leeuwenhoek (1723) Seroang ahli asah lensa dari Belanda, membuat
mikroskop sederhana , Memeriksa cairan setetes air kolam microscopic “animalcules”
(hewan kecil) merupakan:sel bakteri dan orang yang pertama kali melukiskan bentuk-bentuk
bakteri.
3. Robert Brown (1833) Ilmuwan Skotlandia yang pertma kali menemukan inti sel pada
sayatan sel anggrek Inti sel disebutnya sebagai nukleus.Nukleus ini merupakan struktur sel
yang sangat penting bagai kehidupan.
4. Felix Durjadin (1835) Tokoh berkebangsaan Perancis yang pertama kali menemukan
cairan sel yang hidup (sarkode) yang merupakan bagian penting dari sel Menururtnya bagian
terpenting dari sel adalah isi sel yang berupa cairan hidup yang berada dalam suatu lumen.
5. Johanes Purkinje Merupakan ilmuwan yang menyatakan bahawa isi sel adalah
protoplasma.

3. Teori Sel
Ada beberapa teori tentang sel diantaranya:
1) Sel merupakan kesatuan struktural dari makhluk hidup, semua makhluk hiudp terususn
atas sel. Tokoh pencetus teori ini adalah:
Ø M. Schleiden (1804-1881) : sel tumbuhan.
Ø Theodore Schwann (1810 -1882) : sel hewan.
2) Sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup.
Ø Dikemukakan oleh Max Schulze tahun 1861.
Ø Sel mengatur fungsi-fungsi pda makhluk hidup.
3) Sel adalah kesatuan pertumbuhanm dari makhluk hidup.
Ø Dikemukakan oleh Rudolf Virchow (1858).
Ø Dia menyatakan bahwa makhluk hiudp berasal dari pertumbuhan sel sebelumnya “omne
cellulae a cellulae”.
4) Sel merupakan kesatuan herediatas (sifat menurun) makhluk hidup
Ø Dikemukakan oleh biarawan Austria Gregor Mendel (1822-1884).
Ø Sel mengandung sifat keturunan (genetik) atau hereditas yang diwariskan pada
keturunanya.

B. SEL PROKARIOTIK DAN SEL EUKARIOTIK


Unit dasar bagi struktur dan fungsi setiap organisme adalah salah satu dari dua tipe sel yaitu
sel prokariot dan sel eukariot. Hanya organisme dari domain bakteria dan arkhaea yang terdiri
dari sel-sel prokariot. Protista fungi, hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel eukariot.

1) Sel Prokariotik
Istilah prokariotik, berasal dari kata yunani pro dan karyon. Pro artinya sebelum dan
karyon, artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Sel prokariotik tidak memiliki
nukleus sejati karena bahan intinya masih tersebar di dalam sitpolasma dan belum di
selubungi oleh membran inti. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah
yang disebut nukleotid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel
lainnya (Campbell I, 2008: 107).
Sebagian besar prokariot berukuran kecil dengan diameter dalam kisaran 1µm dan bersifat
uniseluler. Prokariot bisa bertahan hidup pada habitat yang panas, dingin, asin, asam atau
terlalu basa untuk eukariota. Prokariot meliputi dua domain yaitu domain bakteria dan
domain arkhaea. (Campbell II, 2003: 105-107)
Struktur umum sel prokariotik yang diwakili oleh bakteri berturut-turut mulai dari luar ke
dalam adalah dinding sel, membran sel, mesosom, sitoplasma, ribosom dan materi inti (DNA
dan RNA).
Dinding sel bakteri berfungsi untuk menahan tekanan osmotic sitoplasma, sehingga sel tidak
mudah pecah akibat masuknya air kedalam sel, dinding sel bakteri tersusun atas
peptidoglikan atau mukopepetida yang dapat dipergunakan sebagai dasar penggolongan
bakteri. Komponen utama membran sel tersusun atas lipid dan protein atau lipoprotein, Pada
beberapa bakteri, mesosom berperan dalam pembelahan sel. Sedangkan pada sianobakteri,
mesosom berfungsi sebagai kompleks fotosintetik yang mengadung pigmen fotosintesis. Di
dalam sitoplasma terdapat kurang lebih 20.000 - 30.000 ribosom yang tersusun atas RNA dan
protein. Ribosom merupakan tempat sintesis protein.(Campbell II.2003: 107)
Gambar 1.1 Gambar sel prokariotik. (Campbell, 2003: 106)
Gambar di atas merupakan bakteri, termasuk sianobakteri (cyanobacteria).

(a) Gambar ini melukiskan bakteri berbentuk batang karena tidak mempunyai organel yang
terbungkus membran seperti pada eukariota. Prokariota jauh lebih sederhana strukturnya.
Area tempat DNA disebut daerah nukleotid dan tidak ada membran yang memisahkan DNA
dari bagian sel lainnya. Prokariota memiliki banyak ribosom, yang merupakan tempat sintesis
protein. Batas sel ialah membran plasma. Di luar membran plasma ini terdapat dinding sel
yang cukup kaku dan sering kali berupa kapsul luar, yang biasanya mirip jeli. Sebagian
bakteri memiliki flagela (oragnel pergerakan), pili (struktur pelekatan), atau keduanya
menonjol dari permukaannya.
(b) Mikrograf elektron ini menunjukkan irisan tipis bakteri Bacillus coagulans
(TEM).

Pengelompokan organisme prokariot


Pemisahan awal bakteria dan arkahaea adalah hubungan salah satu diantara kedua domain
prokariot ini dengan siganature sequence yang unik, yaitu adanya urutan basa yang spesifik-
takson ditempat yang mirip pada RNA ribosomal atau asam nukleat lain. (Campbell II, 2003:
115)
a. Domain arkhaea
Memberan sel archaea disususn oleh lipid gliserol berbasisis oprenoid. Tidak memiliki
nutrient didalam dinding selnya dan posisinya diganti oleh suatu protein tertentu. Sifat lain
yang khas adalah bahwa archaea tidak sensitive terhadapkebanyakan antibiotic yang potensial
menghambat bakteri atau eukariota. Sebagian besar archaea menempati lingkungan yang
lebih ekstrim di bumi. (Campbell II.2003 : 115-116 )
Para ahli biologi yang mempelajari kehidupan prokariota telah mengidentifikasi tiga
kelompok utama arkhaea yaitu : metanogen, halofil ekstrim, dan termofil ekstrim. (Campbell
II.2003: 115-116 )
1. Metanogen dinamai sesuai dengan metabolism energinya yang khas, dimana H₂
digunkan untuk mereduksi CO₂ menjadi metana (CH₄). Metanogen yang tergolong anaerob
yang paling strict (tidak mentolerir keberadaan oksigen), akan teracuni oleh adanya oksigen.
Mareka hidup dilumpur dan rawa tempat mikroba lain telah menghabiskan semua oksigen,
metana yang keluar sebagai gelembung dari tempat tersebut dikenal sebagai gas rawa.
Metenogen juga merupakan pengurai penting yang digunakan dalam pengolahan kotoran.
Spesies metanogen lain menempati lingkungan anaerobic didalam perut hewan dan berperan
penting dalam proses nutrisi sapi, rayap dan herbivore lain yang terutama mengandalkan
makanan berselulosa.
2. Halofil ekstrim (bahasa yunani halo “garam” dan philos “pencinta”) hidup ditempat
yang asin seperti Great Salt Lake dan laut mati. Beberapa spesies sekedar memiliki teloransi
terhadap salinitas, sementara yang lain memerlukan suatu linggkungan yang sepuluh kali
lebih asin dari laut untuk dapat tumbuh. Koloni halofil membentuk suatu buih berwarna
merah ungu, yang dihasilkan oleh bateriorhodopsi.
3. Termofil ekstrim dapat bertahan hidup dalam lingkungan panas. Kondisi optimum
untuk archaea ini adalah suhu 60⁰c sampai 80⁰c. sulfolobus menempati mata air panas sulfur
di Yellowstone National Park, dan mendapatkan energinya dengan cara mengoksidasikan
sulfur lainya hidup pada air besuhu 105⁰c dekat dengan lubang hidrotemal dilaut dalam.
Termofil ekstrim adalah prokariota yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan
eukariota. Ia menyoroti makna evolusioner ini dengan menyebut termofil ekstrim ini sebagai
eosit (eocyte) yang berarti “sel-sel permulaan”. (Campbell II, 2003 : )
b. Domain Bakteria
Bakteri dapat menjelaskan sebagian besar prokariota dengan setiapcara nutrisi dan
metabolism utamanya ditunjukan oleh ribuan spesiesnya yang telah diketahui. Bakteri telah
memiliki keanekaragaman yang luas sejak lama dimasa silam, sehingga ikatan evolusioner
antara berbagai kelompok taksonomik sampai saat ini masih belum jelas. Sistematika
molecular menawarkan alat yang paling ampuh untuk melacak evolusi prokariota, dan para
penelitian sekarang dapat mengusulkan subdivisi taksonomik dari domain, kita mempeljari
terlebih dahulu pengelompokan bakteri berdasarkan cara memperoleh nutrisinya bakteria
yang secara filogenik masuk akan . Para ahli sistematika mengakui dan mengenali sekitar
lusinan kelompok bakteri. (Campbell II. 2003 : 116 )
Sebelum mempelajari sistematika dari bakteri, kita mempelajari terlebih dahulu
pengelompokan bakteri berdasarkan cara memperoleh nutrisinya. Nutrisi diartikan sebagai
car suatu organisme mendapatkan dua sumberdaya untuk mensintesis senyawa organic,
energy dan sumber karbon. Untuk mengelompokan prokariota berdasarkan keempat caranya
memperoleh nitrisi pokok : (Campbell II.2003 : 116)
1. Fotoautotrof adalah organisme fotosintetik yang memanfaatkan energy cahaya untuk
menjalankan sistesis senyawa organik dari karbondioksida (CO₂).
2. Kemoutotrof hanya memerlikan CO₂ sebagai sumber karbon, tetapi alih-alih menggunkan
cahaya untuk energy. Prokariota ini mendapatkan energy dengan cara mengoksidasi bahan-
bahan anorganik. Energy kimia diekstraksi dari hydrogen sulfide (H₂S), amino (NH₃), ion
fero (Fe²⁺), atau beberapa bahan kimia lain tergantung pad aspesiesnya.
3. Fotoheterotrof dapat menggunkan cahaya untuk menghasilkan ATP, tetapi harus
menggunakan karbon dalam bentuk organic.
4. Kemoheterotrof harus mengkonsumsi molekul organic sumber energy dan karbon.
(Campbell II.2003: 116 )

Tabel 1.1. Perbandingan karakteristik tiga domain


Domain
Karakteristik
Bakteria Arkhaea eukarya
Selubung nukleus Tidak ada Tidak ada Ada
Organel yang
Tidak ada Tidak ada Ada
terbungkus membrane
Sangat
Murein dan Protein
bervariasi tapi
Dinding sel LPS serta glikoprotein,
tidak memiliki
protein pseudomurein
peptidoglikan
Ukuran 1-4µm 1-4µm >5µm
Hidrokarbon Beberapa
Hidrojkarbon
Lipid membrane tak hidrokarbon
tidak bercabang
bercabang bercabang
RNA polymerase Satu jenis Beberapa jenis Beberapa jenis
Asam amino inisiator
Formil-
untuk permulaan sintesis Metionin Metionin
metionin
protein
Intron (bagian gen yang
Ada pada
bukan untuk Tidak ada Ada
beberapa gen
pengkodean)
Respons terhadap
Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan
antibiotuk streptomisin
terlambat tidak terlambat tidak terlambat
dan kloramfenikol

2) Sel Eukariotik
Eukariotik berasal dari kata yunani eu dan karyon. Eu, yaitu sungguh atau benar, dan karyon
yaitu inti. Jadi sel eukariotik artinya memiliki inti yang sesungguhnya yang dibungkus oleh
selubung inti. Sebagian besar DNA berada dalam organel yang disebut nukleus, yang dibatasi
oleh membran ganda. (Campbell I.2008: 107)
Sel eukariotik umumnya jauh lebih besar dari pada prokariotik. Sel eukariot umumnya
berdiameter 10-100 µ memiliki bagian-bagian sub-selular yang disebut dengan organel.
Berbeda dengan prokariota, DNA eukariota disimpan dalam kumpulan kromosom yang
tersimpan di dalam nukleus yang terbungkus membran nukleus. Selain sel eukariot
melakukan pembelahan sel secara aseksual, kebanyakan eukariota juga bisa melakukan
reproduksi seksual melalui proses fusi sel, yang tidak ditemukan pada prokariota. (Campbell
I. 2008: 107)
Sel eukariot bisa hidup didaerah basa. Sebagian sel eukariotik sel-sel tersebut mempunyai
lebih banyak persamaan dengan sel hewan dan sel tumbuhan.
Sel eukariotik biasanya merupakan penyusun struktur makhluk hidup multiseluler. Sel
eukariotik tersusun atas membrane sel, sitoplasma, nukleus, sentriol, retikulum endoplasma,
ribosom, komplek golgi, lisosom, badan mikro, mitrokondria, mikrotubulus dan mikro
filamen. Organel-organel di dalam sel memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup sel tersebut. Setiap organel di dalam sel memiliki fungsi yang berbeda –
beda.(Campbell I. 2008: 108)

Komponen-komponen sel eukariot


a. Nukleus
Nukleus mengandung sebagian besar gen dalam sel eukariotik (sebagian gen terletak dalam
mitokondria dan kroplas). Nukleus merupakan organel yang paling menonjol dalam sel
eukariot dengan diameter sekitar 5µm. Selaput nucleus merupakan membrane ganda.
Fungsi nukleus yaitu :
Memuat dan menyimpan informasi genetic, DNA, yang menentukan bagaimana sel akan
berfungsi sebagai mana dari struktur dasar dari sel.
Membuat semua RNA, termasuk RNA ribosomal, transfer dan messenger.
Menyalin DNA sel utama melalui pembelahan sel.
Struktur sel :
· Selubung nukleus
· Nukleolus
· Kromatin

b. Sistem endomembran
Tidak hanya melakukan pembentukan membrane untuk membatasi sel, membrane plasma,
tapi dalam sel kita menemukan sistem membran yang terdiri dari beberapa komponen, tiap
komponen menghubungkan dengan membrane plasma pada suatu waktu dan di lain waktu.
Komponen endomembrane :
o Reticulum endoplasma
o Badan golgi
o Lisosom
o Peroksisom

Tabel 1.2 Perbedaan atau perbandingan antara sel-sel prokariotik dengan sel-sel Eukariotik
Prokariotik Eukariotik
Contoh Bakteri dan ganggang hijau Protista, fungi, tumbuhan dan
organismenya biru hewan
Ukuran sel Umumnya 1-10 m Umumnya 5-100
Metabolisme Anaerobik dan aerobik Aerobik
Organela Sedikit atau tidak ada Nukleus, mitokondria,
kloroplas, retikulum
endoplasma, dll.
DNA Sirkular, dalam sitoplasma Sangat panjang terdapat dalam
inti sel.
RNA dan Disintesis pada beberapa Sintesis RNA terjadi dalam
protein kompartemen nukleus, protein disintesis
dalam sitoplasma
Sitoplasma Tidak ada sitoskeleton Sitoskeleton tersusun dari
filamen protein
Pembelahan sel Kromosom memisahkan diri Kromosom memisah melalui
oleh adanya pemisahan gelendong pembelahan
membran plasma
Organisasi Umumnya uniseluler Umumnya multiseluler, sel-sel
seluler dengan tugas yang berbeda-
beda

Sel merupakan suatu ruangan kecil yang bibatasi oleh membran, yang didalamnya terdapat
cairan (protoplasma). Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nukleus).
Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma dan merupakan satuan terkecil
makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan (tidak dapat dibagi-bagi lagi).

C. BAGIAN-BAGIAN SEL antara lain:

1. Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri dari selulosa yang kuat
yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel.
Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan
di dalam sel. Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu,
sebagai pelindung, pemberi bentuk tetap dan memiliki pori-pori sebagaijalan keluar
masuknya molekul-molekul. Dinding sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar), hemiselulosa,
pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg.
2. Membran sel
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi
sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.
Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu
sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel. Struktur membran sel yaitu model
mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori
mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan molekul
lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein membran
tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran
sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat
terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen. Komponen penyusun
membran sel antara lain adalah phospholipid, protein, oligosakarida, glikolipid, dan
kolesterol.

Salah satu fungsi dari membran sel adalah:


· Sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati
membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat
kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar
(glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk
ke dalam sel.
· sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan sekitar.
· mengatur lalu intas molekul dan ion-ion dari dan kedalam tubuh.
Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk
molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif
untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
www.sentra-edukasi.net

3. Sitoplasma
Merupakan cairan yang berada dalam sel selain nukleoplasma (plasma inti). Cairannya
disebut sitosol, padatannya berupa organel2. Sitosol tersusun atas: air, protein, asam amino,
vitamin, nukleotida, asam lemak, gula, & ion2. Padatan sitoplasma terdiri dari organel-
organel : yaitu: ribosom, mitokondria, & kompleks golgi dan mempunyai sifat fisik berubah-
ubah karena mengandung protein. Dapat berupa fase sol (cair) & fase gel (gelatin, padat)
tergantung kondisi sel.

4. Nukleus

www.google.com
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang
yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di
dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Fungsi utama nukleus
adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan
mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat
terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat
sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan
dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.

5. Sentriol (sentrosom)
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi
ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub
sel yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri
dari tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom. Terdapat
sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1 dimana sepasang
sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu
sentirol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2
merupakan tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir
ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan
mikrotubula yang tersusun atas benang-benang spindel.

6. Reticulum Endoplasma

www.google.com
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung
ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya.
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga
retikulum endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik.
(kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin
yang berarti “jaringan”). Letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma ( hanya pada sel
eukariotik). Macam-macam RE yaitu, RE kasar (berhadapan dengan sitoplasma & ditempeli
ribosom) dan RE halus (tidak mengandung ribosom).
Fungsi RE:
· Menampung protein dihasilkan oleh ribosom (masuk ke dalam rongga RE)
· Untuk disalurkan pada kompleks golgi dan berakhir pada sel (RE KASAR)
· Mensintesis lemak dan kolesterol (RE KASAR & HALUS)
· Menetralkan racun (detoksifikasi)
· Transportasi molekul2 dari bagian yang satu ke bagian yang lainnya (RE KASAR &
RE HALUS).

7. Ribosom

www.google.com
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat
sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang
tersuspensi di dalam sel, tersusun atas RNA-ribosom & protein, dan tidak mempunyai
membran.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.Struktur ini hanya dapat dilihat dengan
mikroskop elektron.

8. Kompleks Golgi
www.google.com
Kompleks Golgi merupakan organel polimorfik, tersusun atas membran berbentuk kantong
pipih, berupa pembuluh, gelembung kecil, atau bentukan seperti mangkok. Kompleks golgi
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel
eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi
misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel
tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya
disebut diktiosom. Cara kerja kompleks golgi dengan RE menampung & menyalurkan
protein ke Golgi, Golgi mereaksikan protein itu dengan glioksilat sehingga terbentuk
glikoprotein untuk dibawa ke luar sel.
Fungsi kompleks golgi antara lain:
· Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar
kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
· Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran
plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
· Membentuk dinding sel tumbuhan
· Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim
untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
· Tempat untuk memodifikasi protein
· Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
· Untuk membentuk lisosom
9. Lisosom
www.google.com
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik
yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom
ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik.
Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada
pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
- Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme
endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak
beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang
digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di
endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam
endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi
pematangan dan membentuk lisosom.
- Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti
organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar
menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi
dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom
lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio
manusia.
- Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme
seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau
mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim
hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut)

10. Mitokondria
www.google.com
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung.
Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau
tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah
"pembangkit tenaga" bagi sel. Secara umum mitokondria berbentuk butiran/benang dan
bersifat plastis (mudah berubah). Mitokondria berkembang biak dengan membelah diri dari
mitokondria sebelumnya (pembelahan pada bakteri). Memiliki 2 membran: membran luar &
dalam (membran luar mirip dengan membran plasma dan terdiri dari protein dan lipid
dengan perbandingan yang sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan
membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton
). Pada membran dalam terjadi pelekukan ke arah dalam membentuk krista (membuat
permukaan membran semakin luas sehingga proses respirasi menjadi semakin efektif) terjadi
dalam membran dalam mitokondria dan matriks (tersusun atas air, protein, enzim respirasi,
garam, DNA & ion2).
Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran dalam merupakan
tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi
oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga
terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP,
ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium.

11. Mikrotubulus dan Mikrofilamen


www.google.com
Mikrotubulus: pada gelendong sel berupa benang2 spindel yg menghubungkan 2 kutub
sel pada waktu pembelahan (gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing2
dikendalikan oleh mikrotubulus.) Selain itu berguna pula untuk penyusun sentriol, flagela, &
silia. Secara umum dapat disimpulkan berguna pada pergerakan sel.
Mikrofilamen: merupakan benang2 halus, tipis, & memanjang. Mempunyai 2 protein yaitu
aktin dan myosin (banyak terdapat pada sel2 otot & membentuk rangka dalam pd sel),
menyebabkan kontraksi pada sel2 otot; tetapi apabila aktin dan miosin saling menjauh maka
akan terjadi relaksasi; contoh Amoeba: berperan dalam pembentukan pseudopoda, gerakan
sel, gerakan sitoplasma, pembelahan sel yaitu terbelahnya sel menjadi 2 sel anak karena
ditarik mikrofilamen yg menghubungkan membran.

1 2. Plastisida

www.google.com

Yaitu organel yg mengandung pigmen. Macam2 plastisida:


· Kromoplas: yaitu plastida mengandung pigmen merah, jingga / kuning Contohny: pada
tomat, apel.
· Leukoplas: yaitu plastida yg tidak mengandung warna. Biasanya ada pada jaringan
tumbuhan yg tidak terkena cahaya, sel embrional, empelur batang, bagian tumbuhan di dalam
tanah yg berwarna putih.
· Amiloplas: yaitu plastida yg mengandung amilum.
· Kloroplas: yaitu plastida mengandung klorofil. Terdapat di autotrof yg eukariotik &
sel yg berklorofil(ganggang, lumut, tumbuhan paku).
Memiliki membran rangkap:
membran luar : permukaan rata, fungsi: mengatur keluar masuk zat.
membran dalam : membungkus cairan kloroplas yg disebut stroma melipat ke arah dalam &
membentuk lembaran2 yg disebut tilakoid. Tilakoid yg bertumpuk2, membentuk tumpukan
seperti uang logam disebut grana. Pada permukaan dalam tilakoid terdapat kumpulan partikel
yg tersusun berderet disebut kuantosom.
Fungsi klorofil : menangkap energi cahaya matahari Energi tsb digunakan untuk memecah
molekul air yg kemudian direaksikan dengan karbon dioksida menjadi gula.

1 3. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris).
Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada
semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali padahewan
uniseluler tingkat rendah.
fungsi vakuola adalah :
a. Memelihara tekanan osmotik sel
b. Penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
c. Mengadakan sirkulasi zat dalam sel
d. Tempat cadangan makanan: Amilum & gula disimpan di vakuola, jka diperlukan dapa
digunakan kembali. Contoh: akar ketela pohon(tepung) & di batang tebu(gula).
e. Menyimpan pigmen: Dalam vakuola pada sel2 mahkota bunga ada pigmen merah, biru,
kuning,dll. Itu sebabnya mahkota bunga berwarna warni.
f. Menyimpan minyak asiri: Minyak asiri tergolong minyak eteris. Sampai sekarang, belum
diketahui guna minyak ini untuk tumbuhan. Contoh: minyak kayu puith, peppermint,aroma
harum pada bunga.
g. Menyimpan sisa metabolism: Sisa metabolisme tidak bisa dikeluarkan tumbuhan, oleh
karena itu disimpan di vakuola. Misal:Asam oksalat, alkaloid, getah karet.
D. SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN

Hewan merupakan organisme yang mampu bergerak aktif, mereka memperoleh sumber
energynya melalui rekasi oksidasi senyawa kimia(kemotrof) dengan sumber rantai karbonya
berasal dari zat organic (heterotrof) oleh karena itu hewan bersifat kemoheterotrof.
Sedangkan tumbuhan merupakan orgnisme yang bergerak pasif dan kaku, merka berbeda dari
hewan mereka memperoleh sumber energinya berasal dari cahaya matahari (fototrof) dan
sumber rantai karbon berasal dari zat anorganik (autotrof/ototof).

waluyo,2007:5 biologi.blogsome.com
Dari perbedaan secara umum antara hewan dan tumbuhan bisa menjadi factor bahwa sel yang
dimiliki masing-masing antara mereka memiliki struktur serta komponen yang berbeda.
Hewan mampu bergerak aktif karena sel hewan memiliki struktur yang flexible ini
dikarnakan sel hewan tidak memiliki komponen dinding sel yang membuatnya tidak kaku
berbeda dengan sel tumbuhan yang memiliki dinding sel menjadikan selnya kaku, pada
tumbuhan perolehan sumber energinya berasal dari sinar matahari, oleh karena itu tumbuhan
memiliki organel fotosintetik yang mampu merubah energy dari sinar matahari untuk
dijadikan sumber energy yang melakukan aktifitas sel tersebut. Organel ini disebut dengan
plastida yang memiliki pigmen untuk mengolah sinar yang ditangkap oleh tumbuhan. Selain
itu masih banyak lagi komponen serta organel penyusun sel hewan dan tumbuhan berikut ini
table komponen dan organel sel hewan dan tumbuhan
Pengertian Sel dan Komponen Kimiawi Penyusun Sel
Kebenaran Islam – Jumat, September 12, 2014

Pengertian Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil yang menyusun tubuh
mahkluk hidup. Struktural artinya sel merupakan penyusun yang mendasar bagi tubuh
mahkluk hidup. Fungsional artinya sel melakukan fungsi atau kegiatan proses hidup.
Ukuran Sel : 1 – 100 µm
Jenis Sel
Sel Prikariotik adalah sel yang tidak memiliki membran inti
Sel Eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti

ads
Komponen Kimiawi penyusun Sel
Organik
Karbohidrat
Karbohidrat disusun oleh unsur C, H dan O. Karbohidrat dibagi ke dalam tiga
kelompok , yaitu sebagai berikut :

Pembagian Karbohidrat

a. Monosakarida
Monosakarida merupakan gula sederhana. Sifat dan cirinya adalah rasanya manis,
dapat larut dalam air dan dapat dikristalkan. Monosakarida terdiri dari pentosa dan heksosa.
Contoh pentosa antara lain adalah ribosa, deoksiribosa dan ribulosa. Adapun heksosa
contohnya glukosa, galaktosa dan fruktosa.
b. Disakarida
Disakarida merupakan gabungan dua gula dari gugus monosakarida. Memiliki sifat
rasanya manis, larut dalam air dan dapat dikristalkan. Contoh disakarida adalah: maltosa,
sukrosa dan laktosa .
c. Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks dengan rantai molekul yang
panjang . Rasanya tidak manis , tidak dapat dikristalkan dan tidak larut dalam air. Jika larut
maka akan membentuk suspensi karena ukuran molekulnya besar.
Protein
Protein tersusun atas unsur C, H, O dan N. Protein merupakan polipeptida atau
biopolimer yang tersusun atas asam amino. Ada sekitar 20 macam asam amino sebagai unit
dasar penyusun protein . Asam amino sifatnya larut dalam air , dapat dikristalkan ,
mempunyai titik didih yang tinggi dan dapat bersifat asam atau basa.

Rantai Karbon Protein

Protein struktural adalah Protein berperan sebagai penyusun membran sel dengan bergbung
bersama lemak membentuk senyawa lipoprotein. Misalnya kolagen, elastin, dan keratin.
Protein fungsional atau protein reaktif adalah protein yang memiliki fungsi yang lain
misalnya membentuk enzim, protein hormon dan globulin dalam darah dan oto.
Lemak(Lipid)
Merupakan senyawa yang tersusun atas unsur C, H dan O. Lemak tersusun atas
senyawa gliserol dan asam lemak yang merupakan unit dasar penyusun lemak. Sifat lemak
diantaranya tidak larut dalam air, densitas atau kerapatannya lebih rendah dari air, memiliki
viskositas atau kekentalan yang tinggi . Contoh lemak adalah trigliserida, fosfolipid, steroid .
Fungsi lemak antara lain penyusun membran sel bersama-sama dengan protein, penyusun
hormon kelamin pria seperti testosteron.
Asam Nukleat

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi)


2013/04/160 komentar

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi)


Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak , asam nukleat
dan berbagai senyawa atau unsur anorganik. Berikut akan diuraikan tentang komposisi kimia
sel .

1. Karbohidrat
Karbohidrat disusun oleh unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O ( oksigen ).
Karbohidrat merpakan senyawa yang terdapa dalam tubuh dalam jumlahbesar di dalam
tubuh. Karbohidra dibagi ke dalam tiga kelompok , yaitu sebagai berikut :

a. Monosakarida
Monosakarida merupakan gula sederhana . Sifat dan cirinya adalah rasanya manis,
dapat larut dalam air dan dapat dikristalkan. Monosakarida terdiri dari pentosa dan heksosa.
Contoh pentosa antara lain adalah ribosa, deoksiribosa dan ribulosa. Adapun heksosa
contohnya glukosa, galaktosa dan fruktosa .

b. Disakarida
Disakarida merupakan gabungan dua gula dari gugus monosakarida. Memiliki sifat
rasanya manis, larut dalam air dan dapat dikristalkan. Contoh disakarida adalah: maltosa,
sukrosa dan laktosa .

c. Polisakarida .
Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks dengan rantai molekul yang
panjang . Rasanya tidak manis , tidak dapat dikristalkan dan tidak larut dalam air . jika larut
maka akan membentuk suspensi karena ukuran molekulnya besar.

2. Protein
Protein tersusun atas unsur : C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O ( oksigen ) dan N(
nitrogen ) . Protein merupakan polipeptida atau biopolimer yang tersusun atas asam amino.
Ada sekitar 20 macam asam amino sebagai unit dasar penyusun protein . Asam amino
sifatnya larut dalam air , dapat dikristalkan , mempunyai titik didih yang tinggi dan dapat
bersifat asam atau basa . Protein berperan sebagai penyusun membran sel dengan bergbung
bersama lemak membentuk senyawa lipoprotein , protein seperti itu dinamakan protein
struktural . Selain itu protein memiliki fungsi yang lain misalnya membentuk enzim dan ini
disebut protein fungsional .

3. Lemak ( lipida )
Merupakan senyawa yang tersusun atas unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O (
oksigen ). Lemak tersusun atas senyawa gliserol dan asam lemak yang merupakan unit dasar
penyusun lemak. Sifat lemak diantaranya tidak larut dalam air, densitas atau kerapatanna
lebih rendah dari air , memiliki viskositas atau kekentalan yang tinggi . Contoh lemak adalah
trigliserida, fosfolipid, steroid . Fungsi lemak antara lain penyusun membran sel bersama-
sama dengan protein, penyusun hormon kelamin pria seperti testosteron .

4. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan polinukleotida ( terdiri atas nukleotida-nukleotida ) yang
terdiri atas DNA ( Deoksiribonucleic acid ) dan RNA ( Ribonucleic acid ). Asam nukleat
bertindak sebagai penyipan informasi genetik pada sel . Asam nucleat terdiri atas nukleotida-
nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas : Fosfat , gula pentosa dan basa nitrogen. DNA
berperan penting dalam pembentukan gen pda kromosom adapun RNA berperan penting
dalam sintesis protein.
5. Air
Air merupakan senyawa utama dan merupakan senyawa dalam jumlah terbesar
penyusun sel ( 50 – 60 % berat sel ) . Air merupakan bagian esensial cairan tubuh yang
terdiri dari cairan intrasel ( sitoplasma ) , plasma darah dan cairan ekstraseluler . Air
berfungsi sebagai pelarut dan sebagai katalisator reaksi-reaksi biologis.

6. Vitamin dan mineral


Vitamin dibutuhkan dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi harus ada . Peran
vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme , pertumbuhan dan penghancur radikal
bebas . Contoh vitamin : A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H )

7. Mineral
Mineral merupakan unsur-unsur kimia selain karbon, hidrogen dan oksigen .
Mineral ada yang terdapat dalam jumlah yang besar ( makroelemen ) seperti : kalsium ( Ca ),
fosfor ( P ) , magnesium ( Mg ), natrium ( Na ), klor ( Cl ) dan belerang ( S ). Mineral lain
terdapat dalam jumlah sedikit ( mikroelemen ) seperti: zat besi ( Fe ), yodium ( I ), Seng ( Zn
) kobalt ( Co ) fluorin ( F ) . Mineral berfungsi sebagai komponen struktural sel, pemeliharaan
fungsi metabolisme , pengaturan kerja enzim, menjaga keseimbangan asam dan basa
Salah satu cirri kimiawi sel adalah bersifat elektrolit yaitu lektrolit berarti memiliki hantaran
listrik karena terdapatnya ion-ion,sebaliknya klo tdk terdapt ion2 atw larutannya netral berati
bersifat non elektrolit karena tdk bs menghantarkan arus listrik. Contoh gmpangnya ,elektrolit
NaCl yg kalo dilarutin dlm air akan terurai ion2 nya, yaitu ion positif Na (kation) dan ion
negatif Cl(anion). Jd sifat kimia sel itu dapat menghantarkan arus listrik.
Asam Nukleat

Asam nukleat merupakan polinukleotida(terdiri atas nukleotida-nukleotida) yang


terdiri atas DNA(Deoksiribonucleic acid) dan RNA(Ribonucleic acid). Asam nukleat
berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik pada sel . Asam nukleat terdiri atas
nukleotida-nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas fosfat , gula pentosa dan basa nitrogen.
DNA berperan penting dalam pembentukan gen pda kromosom adapun RNA berperan
penting dalam sintesis protein.
Anorganik
Air

Molekul Air
Air merupakan senyawa utama dan merupakan senyawa dalam jumlah terbesar
penyusun sel (50 – 60% berat sel). Air merupakan bagian esensial cairan tubuh yang terdiri
dari cairan intrasel( sitoplasma), plasma darah dan cairan ekstraseluler. Air berfungsi sebagai
pelarut dan sebagai katalisator reaksi-reaksi biologis.
Vitamin
Vitamin dibutuhkan dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi harus ada. Peran
vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme , pertumbuhan dan penghancur radikal
bebas . Contoh vitamin : A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H )
Mineral
Mineral merupakan unsur-unsur kimia selain karbon, hidrogen dan oksigen.
Mineral ada yang terdapat dalam jumlah yang besar ( makroelemen ) seperti : Ca, fosfor,
magnesium, natrium, klor dan belerang. Mineral lain terdapat dalam jumlah sedikit (
mikroelemen ) seperti: zat besi ( Fe ), yodium ( I ), Seng ( Zn ) kobalt ( Co ) fluorin ( F ).
Mineral berfungsi sebagai komponen struktural sel, pemeliharaan fungsi metabolisme ,
pengaturan kerja enzim, menjaga keseimbangan asam dan basa.

Itulah pengertian sel dan komponen kimiawi penyusun sel, dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa komponen kimiawi sel terbagi atas bahan organik yang terdiri atas
karbohidrat, protein, lemak, serta asam nukleat dan bahan anorganik yang terdiri atas air,
vitamin, gas-gas mineral, serta mineral. Anda bisa membaca lebih lanjut mengenai Struktur
dan organel-organel sel serta Transportasi zat di dalam sel.

MAKROMOLEKUL PADA SEL HIDUP (Struktur dan Fungsi Makromolekul Pada Sel
Hidup)
Fuji_JRamdhan 3:12 AM IPA
Assalamualaikum WR.WB. Halo sahabat
sahabat Pandai Belajar. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas
tentang Makromolekul.. Apa itu Makromolekul? jika ingin tahu lebih lanjut tentang
Makromolekul Pada Sel Hidup, langsung saja kita menuju bahasan utama dibawah ini.

Makromolekul merupakan molekul yang terdiri dari zat penyusun yang sebagian besarnya
adalah polimer. Polimer adalah molekul panjang yang terdiri atas banyak blok penyusun
identik, yang dihubungkan dengan ikatan-ikatan kovalen. sedangkan molekul yang menyusun
polimer adalah bagian-bagian kecil yang disebut dengan monomer. Monomer tersebut
dihubungkan melalui reaksi Kondensasi dan Dehidrasi. Sehingga dua molekul dapat
berikatan kovalen. Sel hidup memiliki 4 makromolekul, yakni: Karbohidrat, protein, lipid,
dan asam nukleat.

1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida (golongan aldosa) atau polihidroksi keton
(golongan ketosa) dengan rumus molekul (CH2O)n . Fungsi Karbohidrat yaitu untuk sumber
energi utama yang terdapat dalam tubuh. Karbohidrat merupakan polimer, berdasarkan
jumlah monomer, karbohifrat dapat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.
Monosakarida, berasal dari bahasa Yunani, (monos = tunggal, sacchar = gula) Karbohidrat
alam biasanya memiliki 3-7 atom C. Pemberian nama ditentukan oleh jumlah atom C. tritosa
= 3 atom C, pentosa = 5 atom C, hektosa = 6 atom C. Monosakarida dapat berasal dari gula
aldehida maupun gula keton. Senyawa yang termasuk dalam jenis Monosarida adalah
gliseraldehid, ribosa, glukosa, galaktosa, dihidroksiseton, ribulosa, dan fruktosa.
Disakarida terdiri atas dua molekul monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan
glikosidik, suatu ikatan akibat reaksi dehidrasi.senyawa-senyawa yang termasuk ke dalam
disakarida adalah maltosa, selobiosa, sukrosa, dan laktosa. Maltosa teridiri dari dua molekul
glukosa, berasal dari hidrolisis pati. Selobiosa terdiri dari dua molekul glukosa, berasal dari
hidrolisis selulosa. Laktosa terdiri dariglukosa dan galaktosa yang saling berikatan. Sukrosa
terdiri atas glukosa dan fruktosa.
Polisakarida merupakan makromolekul yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan monosakarida
yang saling beikatan. Fungsi polisakarida adalah sebagai materi penyimpan. Jika saat
diperlukan maka polisakarida akan dihidrolisis untuk kebutuhan sel. Selain itu juga fungsi
dari polisakarida ini dalah sebagai zat pembangun, contohnya pada selulosa dan kitin,
selulosa merupakan materi penyusun dinding sel, sedangkan kitin merupakan bahan
penyusun eksoskleton pada anthropoda, seperti serangga, laba-laba, dan udang.

2. Lipid
Lipid berfungsi sebagai komponen struktural membran sel, cadangan sumber energi, lapisan
pelindung, komponen vitamin, dan komponen hormon. Lipid berifat hirofibik, yaitu banyak
atau tidaknya afinitas atau ketertarikan.terhadap air, hanya molekul tertentu yang dapat
dilewati biasanya molekul kecil seperti air. Oleh sebab itu senyawa lipid sangat dibutuhkan
oleh sel hidup, senyawa lipid yang paling dibutuhkan oleh mahluk hidup adalah lemak,
fosfolipid, dan steroid. Senyawa lipid lainnya yaitu: sfingolipid, lilin, karotenoid, limonen
dalam minyak lemon.
Lemak, lemak disebut juga trigliserida atau triasiliserol, tersusun dari 1 molekul gliserol dan
3 molekul asm lemak. Gliserol merupakan sejenis alkohol dalm tubuh, sedangkan asam
lemak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Lemak
yang memiliki asam lemak jenuh disebut juga dengan lemak jenuh, contohnya lemak hewan
berbentuk padat pada suhu ruangan. Sedangkan lemak yang memiliki asam lemak tidak jenuh
disebut dengan lemak tidak jenuh, contohnya lemak nabati(lemak tumbuhan) dan minyak
ikan yang berbentuk cair dalam suhu ruangan
Fosfolipid (fosfogliserida) terdiri atas gliserol, asam lemak, dan alkohol. Fosfolipid
merupakan komponen utama membran sel. Fosfolipid menunjukan sifat ambivalen, karena
memiliki ekor hidrokarbonyang bersifat hidrofobik(tidak memiliki daya tarik terhadap air).
Sfingolipid tersusun dari 3 komponen, yaitu: 1 molekul sfingosin, 1 molekul asam lemak, dan
kepala polar fosforilkolin. Sfingolipid berada di selubung mielin swl saraf.
Steroid merupakan lipid yang memiliki kerangka karbon dengan bentuk 4 cincin yang
menyatu. senyawa yang termasuk kedalam steroid adalah stigmasterol dan sitoserol(terdapat
pada tanaman), ergosterol, dan kolesterol.
Lilin merupakan senyawa yang terbentuk dari ester asam lemak ddengan alkohol yang nukan
menyusun gliserol.

3. Protein

Protein merupakan komponen penyusun sel yang meliputi sekitar 50% dari bobot kering sel
tersebut. Fungsi protein yaitu sebagai dukungan struktural, penyimpanan, pergerakn, transpor
subtansi tertentu, pengiriman sinyal, enzim, dan pertahanan untuk melawan subtansi asing
yang masuk kedalam tubuh mahluk hidup. Manusia memiliki puluhan ribu jenis protein yang
berbeda. Tapi semua protein merupakan polimer yang dibangun dari 20 jenis asam amino,
yaitu: glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin, metionin, fenilalanin, triptofa, prolin, serin,
treonin, sistein, tirosin, asparagin, glutamin, asam aspartat, asam glutamat, lisin, arginin, dan
histidin. Semua itu membentuk formasi yang akan berubah karena dipengaruhi oleh fisik,
kimiawi lingkungan protein tersubut, yaitu pH, konsentrasi garam, dan suhu.

4. Asam Nukleat

Asam Nukleat berfungsi sebagai tempat penyimpanansifat individu yag diwariskan,


penyimpanan energi, dan koenzim. Asam Nukleat merupakan polinukleotida. Berdasarkan
nukleotidanya, Asam Nukleat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: Asam Ribonukleat (RNA)
dan Asam Deoksiribonukleat (DNA).

Sekian yang bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi para sahabat Pelajar Berilmu.
Marilah kita tingkatkan semangat belajar kita demi masa depan gemilang!!!

Senyawa Organik Penyusun Sel


Secara garis besar dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok utama yaitu Karbohidrat, Lipida,
Protein dan Asam Nukleat.
1. Karbohidrat (sakarida)

Berasal dari bahasa latin karbo=karbon dan hidrat= air. Karbohidrat tersusun dari 3 jenis
unsure yaitu Karbon, Oksigen dan Hidrogen dengan rumus umum Cn(H2O)n. Melihat rumus
empiris tersebut, maka senyawa ini dapat diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga
disebut karbohidrat. Rumus empiris seperti itu tidak hanya dimiliki oleh karbohidrat
melainkan juga oleh hidrokarbon seperti asam asetat. Oleh karena itu suatu senyawa
termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang paling
penting ialah rumus strukturnya. Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi
penting yang terdapat pada molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil (aldehid dan
keton). Gugus-gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan
gugus yang ada pada molekul karbohidrat, maka senyawa tersebut didefinisikan sebagai
polihidroksialdehida dan polihidroksiketon. Istilah sakarida sendiri berasal dari bahasa latin
dan mengacu pada rasa manis senyawa karbohidrat sederhana.
Karbohidrat ter bagi dalam 4 kelompok besar, yaitu :
a. Monosakarida (CnH2nOn)
Monosakarida (dari Bahasa Yunani mono: satu, sacchar: gula) adalah senyawa karbohidrat
dalam bentuk gula yang paling sederhana. Monosakarida yang tidak bias dihidrolisis menjadi
bagian yang lebih kecil.Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang
dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa)
· Triosa
Triosa adalah monosakarida yang mengandung 3 atom karbon. Contoh : gliseraldehida dan
dihidroksiaseton
· Tertrosa
Tertrosa adalah monosakarida yang mengandung 4 atom karbon. Contoh : Erutrulose
· Pentosa
Mengandung 5 atom karbon . didalam sel terdapat pada Asam Nukleat (DNA ,RNA) dan
beberapa koenzim. Contoh : ribosa, dan deoksiribosa
· Heksosa
Mengandung 6 atom karbon. Contoh : glukosa, fruktosa, dan galaktosa
b. Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang
dihubungkan oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu
monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain. Hidrolisis 1 mol disakarida akan
menghasilkan 2 mol monosakarida.
1. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung
(amilum). Maltosa tersusun dari molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa.
Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit yaitu
menghubungkan C 1 dari α-D-glukosa dengan C 4 dari β-D-glukosa. Konfigurasi ikatan
glikosida pada maltosa selalu α karena maltosa terhidrolisis oleh α-glukosidase. Satu molekul
maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
2. Sukrosa

Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal
dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan
oleh ikatan 1,2 –α. Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase menghasilkan α-D-glukosa dan
β-D-fruktosa. Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis daripada sukrosa. Jika kita
perhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida) dari glukosa
maupun fruktosa di dalam air tidak digunakan untuk berikatan sehingga keduanya tidak
memiliki gugus hemiasetal
3. Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa
tersusun
dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-β. Hidrolisis
dari
laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan memberikan
jumlah ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa.
c. Oligosakarida
Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang jumlahnya
antara 2 (dua) sampai dengan 8 (delapan) molekul monosakarida. Sehingga oligosakarida
dapat berupa disakarida, trisakarida dan lainnya.
d. Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan monosakarida
yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari polisakarida akan
menghasilkan monosakarida.
Polisakarida terdiri dari :
Homopolisakarida ; dibentuk oleh monosakarida yang sama, misalnya molekul amilum dan
glikogen. Amilum cadangan makanan pada sel tumbuhan sedangkan glikogen cadangan pada
sel hewan.
Amilum ; terdiri dari amilosa dan amilopektin
Glikogen ; merupakan polimer dari molekul glukosa. Pada sel hewan jumlahnya sangat
sedikit. Tetapi pada mollusca, hati, otot banyak mengandung glikogen.
Inulin ; zat ini banyak terdapat pada sel akar tumbuhan tertentu, polosakarida ini tergolong
fruktosa yang dihidrolisis menghasilkan fruktosa.
Selulosa ; adalah polimer dari sellobiosa dengan rumus kimia (C12H22O11). Sellulosa banyak
terdapat pada dinding sel tumbuhan tinggi yang berfungsi sebagai pelindung sel.
2. Lipida
Lipida dapat di ekstraksi dari jaringan sel hewan maupun tumbuham memalui pelarut lemak.
Lipid mencakup asam lemak, lemak netral, fosfolipid, glikolipid, terpen, dan streroid.
Asam lemak berperan penting sebagai penyusun selaput plasma.
Asam lemak memiliki dua daerah:
a. rantai hidrokarbon; bersifat hidrofobik tidak larut dalam air dan kurang reaktif;
b. gugus asam karboksilat; mengion di dalam larutan. Terlarut dalam air, mudah bereaksi
membentuk ester.
Fosfolipid mempunyai ekor hidrofobik yang terdiri dari dua buah rantai asam lemak dan
gugus kepala yang bersifat hidrofilik. Dua buah lapisan fosfolipid dapat berkaitan ekor
dengan ekor membentuk dwilapisan fosfolipid yang merupakan struktur dasar selaput
plasma.
Macam-macam lipida yang terdapat didalam makhluk hidup :
a. Lipida sederhana ialah ester alcohol atau trigliserida yang asam lemak dan alcohol.
b. Lipida gabungan merupakan ester asam lemak yang dihidrolisa menghasilkan asam
lemak, alcohol dan zat-zat yang lain. Lipida gabungan terdapat dalam protoplasma sel hewan
dan sel tumbuhan yaitu : fosfolipida, spingolipida.
3. Protein
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa selain polisakarida, lipid dan
polinukleotida yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Molekul protein berukuran
lebih besar dibandingkan dengan karbohidrat dan lipida. Satuan penyusun protein adalah
asam amino. senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala
sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk
hidup dan virus.
Protein terdiri dari unsur-unsur C, H, O, dan N.
Peran protein:
· sebagai katalisator berbagai reaksi kimia,
· memberi kekakuan struktural,
· memantau permeabilitas selaput sel,
· mengatur kadar metabolit yang diperlukan
· menyebabkan gerakan, dan
· memantau kegiatan gen
Struktur protein ada 4 tingkatan yaitu :
Struktur primer menunjukkan jumlah, jenis dan urutan asam amino dalam molekul protein
(rentetan asam amino dalam suatu molekul protein)
Struktur sekunder menunjukkan banyak sifat suatu protein, ditentukan oleh orientasi molekul
sebagai suatu keseluruhan, bentuk suatu molekul protein (misalnya spiral) dan penataan
ruang kerangkanya (ikatan hidrogen antara gugus N-H, salah satu residu asam amino dengan
gugus karbonil C=O residu asam yang lain)
Struktur tersier menunjukkan keadaan kecenderungan polipeptida membentuk lipatan tali
gabungan (interaksi lebih lanjut seperti terlipatnya kerangka untuk membentuk suatu bulatan)
Struktur kuartener menunjukkan derajat persekutuan unit-unit protein.
Ditinjau dari strukturnya, protein dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu:
Protein sederhana yang merupakan protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam
amino. Misalnya Albumin dan Gobulin
Protein gabungan yang merupakan protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein.
Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid atau asam nukleat.
Protein sederhana dan gabungan dapat digolongkan sebagai berikut :
§ Protein primer, struktur molekulnya terdiri atas asam amino yang tersusun secara linier
dengan katan peptide
§ Protein sekunder, struktur molekulnya terdiri dari ratusan asam amino yang tersebar secara
spiral
§ Protein tertier, struktur molekulnya terdiri dari beberapa rantai polipeptida yang
dihubungkan dengan katan sulfur misalnya globulin
§ Protein quarter, struktur molekulnya mengandung dua ikatan atau lebih peptide yang
berkatan dengan katan kovalen yang lemah. Misalnya hemoglobin
Protein sederhana menurut bentuk molekulnya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
Protein fiber. Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang
dan dihubungkan satu sama lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat
atau serabut yang stabil. Protein fiber tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan
garam, asam, basa ataupun alkohol. Berat molekulnya yang besar belum dapat ditentukan
dengan pati dan sukar dimurnikan. Kegunaan protein ini hanya untuk membentuk struktur
jaringan dan bahan, contohnya adalah keratin pada rambut.
Protein globular. Protein globular pada umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas
rantai polipeptida yang terlibat. Protein globular/speroprotein berbentuk bola, protein ini larut
dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah di bawah pengaruh suhu,
konsentrasi asam dan asam encer. Protein ini mudah terdenaturasi.
Protein sangat penting artinya bagi mahkluk hidup, karena semua enzim yang terlibat
dalam reaksi-reaksi metabolism adalah protein, tetapi tidak semua protein adalah enzim
4. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat
penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam
nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul
nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus
fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N). Ada dua macam asam
nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA) dan asam
ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya, perbedaan di antara kedua
macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula pentosanya. Pada RNA gula
pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu
atom O pada posisi C nomor 2’ sehingga dinamakan gula 2’-deoksiribosa.
Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya. Basa N, baik
pada DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa cincin aromatik heterosiklik
(mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu purin dan
pirimidin. Basa purin mempunyai dua buah cincin (bisiklik), sedangkan basa pirimidin hanya
mempunyai satu cincin (monosiklik). Pada DNA, dan juga RNA, purin terdiri atas adenin (A)
dan guanin (G). Akan tetapi, untuk pirimidin ada perbedaan antara DNA dan RNA. Kalau
pada DNA basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada RNA tidak ada timin dan
sebagai gantinya terdapat urasil (U). Timin berbeda dengan urasil hanya karena adanya gugus
metil pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga dikatakan sebagai 5-metilurasil.
Fungsi asam nukleat adalah :
§ Mengontrol aktivitas biosintesis pada sel
§ Membawa informasi genetic.

Membran Sel : Pengertian, Struktur, Sifat, Fungsi


AHA BlogWeb Biologi
A. PENGERTIAN MEMBRAN SEL (DINDING SEL)
Sesuai dengan namanya, membran sel atau dinding sel adalah sebuah fitur yang dimiliki
semua jenis sel manusia yang berfungsi sebagai pemisah antara lingkungan dalam sel dengan
lingkungan luar sel. Membran sel tersusun atas senyawa lipoprotein yaitu gabungan dari
lemak (lipid) dengan senyawa protein. Lemak dan protein ini memiliki sifat yang berbeda,
lemak bersifat hidrofobik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat hidrofilik (larut
dalam air) oleh karen itu membran sel memiliki sifat selektif permeable (hanya bisa dilewati
oleh molekul – molekul tertentu saja. Dengan kemampuan ini, membran sel dapat membatasi
kegiatan yang terjadi di dalam sel agar tidak mudah terpengaruh dari lingkungan luar.

MEMBRAN SEL
B. FUNGSI MEMBRAN SEL (DINDING SEL)
Melindungi bagian sel dan memberikan bentuk bagi sebuah sel
Membran sel dapat menjadi media komunikasi antar lingkungan dalam sel dengan
lingkungan luar sel
Melakukan seleksi terhadap zat – zat yang akan masuk atau keluar dari sel.
Sebagai reseptor terhadap rangsangan yang ditujukan bagi sebuah sel.
Tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia.
C. STRUKTUR PENYUSUN DAN KOMPOSISI KIMIA MEMBRAN SEL
Struktur membran sel seperti lembaran tipis yang tersusun dari molekul lipid, protein,
karbohidrat, kolesterol dan kerangka membran (sitoskeleton). Membran sel memiliki sifat
yang dinamis dan asimetris.
Membran sel bersifat dinamis karena memiliki struktur seperti air sehingga memungkinkan
molekul lipid dan protein untuk bergerak.
Membran sel bersifat asimetris karena komposisi protein dan lipid di bagian luar tidak sama
dengan komposisi protein dan lipid di bagian dalam sel.
1. Fosfolipid
Molekul – molekul penyusun membran sel akan berkombinasi sedemikian rupa sehingga
membentuk lapisan fosfolipid rangkap (ganda). Disebut lapisan fosolipid ganda karena
memiliki dua bagian yang sifatnya saling bertolak belakang, yaitu daerah kepala yang bersifat
hidrofilik (dapat berinteraksi dengan air) dan daerah ekor yang bersifat hidrofobik (tidak
dapat berinteraksi dengan air).

2. Protein Membran
Selain fosolipid, pada membran sel juga terdapat protein membran. Terdapat dua jenis protein
pada lapisan fosfolipid, yaitu protein integral (protein yang terbenam dan menembus lapisan
fosfolipid) dan protein perifer (protein yang menempel pada lapisan luar fosfolipid). Protein
integral berperan dalam proses transpor molekuk yang keluar dan masuk sel, sedangkan
protein perifer berfungsi sebagai tempat menempelnya hormon atau enzim.

3. Glikolipid dan Glikoprotein (Karbohidrat)


Glikolipid adalah molekul karbohidrat yang menempel pada lemak sedangkan glikoprotein
adalah molekul karbohidrat yang menempel pada protein. Glikolipid dan glikoprotein ini
berfungsi sebagai tanda pengenal bagi sel. Setiap orang dan setiap sel memiliki susunan
glikolipid dan glikoprotein yang berbeda. Oleh karena itu jika ada sel asing yang masuk ke
dalam tubuh, maka sistem imun tubuh akan langsung bereaksi terhadap sel tersebut karena
mereka tidak mengenali struktur glikolipid dan glikoprotein sel asing tersebut.

4. Kolesterol
Kolesterol terletak pada bagian di dekat kepala fosfolipid. Fungsi kolesterol adalah untuk
menjaga kestabilan fosfolipid dalam segala keadaan. Pada saat keadaan panas, maka
kolesterol dapat menghambat pergerakannya agar fosfolipid tidak menjadi terlalu cair.
Sedangkan ketika suhu dingin, fosfolipi akan menghambat interaksi antar lemak sehingga
membran lemak tidak membeku.

5. Kerangka Membran (Sitoskeleton)


Sebenarnya kerangkan membran ini bukan bagian langsung dari membran sel, tetapi mereka
berikatan pada bagian dasar protein integral. Terdapat tiga jenis sitoskeleton utama, yaitu
mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediet. Fungsi utama dari sitoskeleton ini
untuk mempertahankan bentuk dan posisi organel – organel sel.

STRUKTUR MEMBRAN SEL


D. SIFAT MEMBRAN SEL (DINDING SEL)
Berdasarkan kemampuannya dalam mengatur transportasi suatu zat ke dalam atau ke luar sel,
sifat membran sel terbagi menjadi 3 jenis :
1. Impermeabel
Merupakan sifat membran yang tidak mengizinkan zat apapun di luar sel untuk masuk ke
dalam sel.

2. Semipermeabel
Suatu keadaan dimana hanya zat – zat tertentu yang dibutuhkan oleh sel yang dapat masuk ke
dalam sel. Biasanya membran sel normal memiliki sifat semipermeabel.

3. Permeabel
Merupakan sifat dimana semua zat dapat melewati membran sel untuk masuk ke dalam sel.
Biasanya sifat ini dimiliki oleh membran sel yang rusak atau hampir mati sehingga sel tidak
dapat bertahan hidup.
F. SISTEM TRANSPORT MEMBRAN
Salah satu fungsi membran sel yang telah kami sebutkan sebelumnya adalah untuk mengatur
zat zat yang masuk atau keluar dari sel. Fungsi ini dijalankan melalui Sistem Transport
Membran, terdapat dua jenis transportasi yang dapat terjadi pada membran, yaitu :

1. Transport Pasif Membran


Transpor pasif membran merupakan proses pertukaran molekul yang terjadi secara spontan
dan otomatis tanpa membutuhkan mekanisme khusus (tidak memerlukan energi). Umumnya
transportasi aktif terjadi pada molekul yang dapat melewati membran sel kapan saja
(contohnya air dan glukosa). Biasanya penyebab terjadinya transportasi pasif adalah
perubahan gradiens konsentrasi dari molekul tersebut. Contoh transport pasif adalah Difusi
dan Osmosis.

a. Difusi
Difusi merupakan perpindahan molekul dari suatu daerah yang berkonsentrasi tinggi ke
daerah lain yang berkonsentrasi rendah karena disebabkan oleh energi kinetik molekul –
molekul tersebut. Kecepatan difusi tergantung kepada perbedaan konsentrasi, ukuran
molekul, muatan dan daya larut molekul – molekul tersebut.

b. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui suatu membran selektif permeabel dari
pelarut berkonsentrasi tinggi (banyak air) ke pelarut yang berkonsetrasi rendah (sedikit air).
Proses osmosi akan berhenti jika konsentrasi antar dua daerah tempat terjadinya osmosis
tersebut berada dalam keadaan seimbang.

b. Transport aktif
Transport aktif adalah pergerakan atau pemindahan molekul yang terjadi melalui mekanisme
tertentu yang membutuhkan energi. Transport aktif akan melawan sifat dari gradien
konsentrasi. Transport aktif memerlukan bantuan protein yang akan berperan sebagai
molekul pengangkut pada membran. Contoh transport aktif molekul gula dan asam amino
diangkut secara aktif ke dalam sel menggunkana energi.

Membran sel adalah membran yang dimiliki oleh semua jenis sel yang berupa lapisan yang
disebut membran plasma yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel. Fungsinya
adalah untuk melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam
sitoplasma.
1. Fungsi Membran Sel
Membran sel menjaga komponen-komponen sel tetap terisolasi dari lingkungan luar.
Membran sel mengelilingi sitoplasma sel hidup, secara fisik memisahkan komponen
intraseluler dari lingkungan ekstraseluler. Jamur, bakteri, dan tumbuhan juga memiliki
dinding sel yang menyediakan dukungan mekanik untuk sel dan menghalang bagian dari
molekul-molekul yang lebih besar. Membran sel juga berperan dalam penahan sitoskeleton
yang memberikan bentuk sel dan membantu sel-sel untuk membentuk jaringan. Protein yang
ada pada membran sel dapat berfungsi sebagai enzim.
Membran sel juga berfungsi sebagai media komunikasi antara sel dengan lingkungan.
Membran sel bersifat selektif permeabel dan mampu mengatur apa yang masuk dan keluar
sel, sehingga memudahkan pengangkutan bahan-bahan yang diperlukan untuk bertahan
hidup. Gerakan zat di membran sel dapat menjadi pasif dan menjadi aktif ketika terdapat
energi. Membran juga mempertahankan sel yang potensial. Membran sel bekerja seperti filter
yang mencegah virus masuk ke dalam sel.
2. Membran Sel pada Prokariota
Gram negatif memiliki membran luar yang dipisahkan oleh spasi periplasmik. Prokariota lain
hanya memiliki membran plasma. Sel-sel prokariotik juga dikelilingi oleh dinding sel yang
terdiri dari peptidoglikan (asam amino dan gula). Beberapa sel-sel eukariota juga memiliki
dinding sel, tetapi tidak ada yang terbuat dari peptidoglikan.
3. Struktur Membran Sel
Bahan penyusun utama membran adalah lipid dan protein.Terdapat dua populasi utama
protein membran. Protein integral umumnya merupakan protein transmembran dengan daerah
hidrofobik yang seluruhnya membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut.
Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar
yang biasanya bergulung menjadi heliks-α. Ujung hidrofilik molekul ini dipaparkan ke
larutan aqueous pada kedua sisi membrane. Protein peripheral tidak tertanam dalam lipid
bilayer. Protein ini terikat secara longgar pada permukaan membrane atau pada bagian
protein integral yang terpapar.
Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.
3.1. Model Mosaik Fluida
Pada tahun 1972, Seymour Jonathan Singer dan Garth Nicholson mengemukakan model
mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika untuk menjelaskan
struktur membran sel. Pada model ini, protein penyusun membran dijabarkan sebagai
sekelompok molekul globular heterogenus yang tersusun dalam struktur amfipatik, yaitu
dengan gugus ionik dan polar menghadap ke fase akuatik, dan gugus non-polar menghadap
ke dalam interior membran yang disebut matriks fosfolipid dan bersifat hidrofobik.
Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam sebagian ke dalam matriks
fosfolipid tersebut. Struktur membran teratur membentuk lapisan ganda fluida yang
diskontinu, dan sebagian kecil dari matriks fosfolipid berinteraksi dengan molekul globular
tersebut sehinggal struktur mosaik fluida merupakan analogi lipoprotein atau protein integral
di dalam larutan membran ganda fosfolipid.
3.2. Lapisan Ganda Fosfolipid
Umumnya, membran sel memiliki bagian kepala polar hidrofilik dengan daya ikat
gliserofosforilester yang terdiri dari gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolina,
serina, dll; dengan dua rantai hidrofobik asam lemak yang membentuk ikatan ester. Pada
rantai primer, ditempati oleh asam lemak jenuh dan pada rantai sekunder ditempati oleh asam
lemak tak jenuh. Bagian kepala dapat berinteraksi dengan air maupun larutan fase akuatik,
sedangkan bagian rantai akan berhimpit membentuk matriks fosfolipid yang disebut fase
internal. Antara fase internal dan fase akuatik terjadi tegangan potensial antara 220-280 mV
yang disebut tegangan potensial dipol, atau potensial membran.
Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis gugus tambahan yang
dimilikinya, antara lain terdapat sebutan fosfokolina (pc), fosfoetanolamina (pe), fosfoserina
(ps), dan fosfoinositol (pi); dan masing-masing nama senyawa fosfolipid terkait yang
terbentuk pada membran sel adalah fosfatidil kolina, fosfatidil etanolamina, fosfatidil serina,
dan fosfatidil inositol. Membran juga dapat terbentuk dari senyawa lipid seperti sfingomielin,
sardiolipin, atau ikatan dengan senyawa kolesterol, dan glikolipida.
3.3. Protein integral membran
Protein integral memiliki domain membentang di luar sel dan di sitoplasma. Protein intregral
juga berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih besar.
3.4. Protein Transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid / transmembran.
Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida,
dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula
pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi.
3.5. Kerangka Membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam jenis yaitu
mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet.
4. Komposisi Kimia Membran Sel
Membran sel terdiri dari berbagai molekul, terutama lipid (lemak) dan protein yang diikat
oleh ikatan nonkovalen. Molekul tersebut masuk dan keluar melalui beberapa mekanisme.
4.1. Lipid
Lipid pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat).
Struktur lapisan ganda lipid menjelaskan fungsinya sebagai penghalang. Lipid adalah lemak,
seperti minyak, yang larut dalam air. Ada dua wilayah penting dari lipid yang menyediakan
struktur lapisan ganda lipid. Setiap molekul lipid berisi daerah hidrofilik, juga disebut kepala
daerah kutub, dan hidrofobik, atau daerah ekor nonpolar.
Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul ini memiliki
daerah hidrofilik maupun daerah hidrofobik. Daerah hidrofilik tertarik pada kondisi air berair
sementara wilayah hidrofobik ditolak dari kondisi seperti itu. Karena molekul lemak
mengandung daerah baik polar dan nonpolar, mereka disebut molekul amphipathic. Molekul
lipid paling banyak ditemukan di membran sel fosfolipid. Kelompok kepala molekul
fosfolipid polar mengandung gugus fosfat.
4.2. Karbohidrat
Membran plasma juga mengandung karbohidrat terutama gilikoprotein, tetapi denan beberapa
gilikolipid. Untuk sebagian besar, gilikosilasi tidak terjadi pada membran dalam sel, bukan
juga terjadi pada permukaan ekstraseluler membran plasma. Sebagian besar karbohidrat
berikatan kovalen dengan protein dan membentuk gilikoprotein.
Pengenalan sel dilakukan dengan cara memberi kunci pada molekul permukaan. Molekul
tersebut seringkali berupa karbohidrat pada membrane plasma. Karbohidrat membran
biasanya berupa oligosakarida bercabang dengan kurang dari 15 satuan gula. Beberapa
oligosakarida secara kovalen terikat dengan lipid dan membentuk glikolipid. Sebagian besar
oligosakarida terikat secara kovalen dengan protein dan disebut glikoprotein.
4.3. Protein
Membran sel memiliki sebagian besar terdiri dari protein, biasanya sekitar 50% dari volume
membran. Protein penting untuk sel karena mereka bertanggung jawab untuk berbagai
kegiatan biologis.
Membran sel yang terhubung dengan lingkungan ekstraseluler, adalah lapisan yang penting
untuk menghubungkan antar sel. Dengan demikian, berbagai macam protein seperti antigen,
terdapat pada permukaan membran. Fungsi protein dalam membran sel adalah untuk
memanggil sitoskeleton, mengatur aktivitas enzim, dan pengangkutan zat di dalam membran.
Kebanyakan protein masuk ke dalam membran dalam beberapa cara. N-terminus asam amino
mengarahkan protein menuju endoplasma, yang menyisipkan protein ke lipid bilayer. Setelah
disisipkan, protein kemudian diangkut ke vesikula.
5. Macam-Macam Membran Sel
Membran sel dapat dibedakan berdasarkan perbedaan komposisi lipid dan protein. Berikut
adalah macam-macam membran sel:
Sarkolema yang terdapat di dalam sel otot (miosit)
Oolema yang terdapat di dalam oosit
Aksolema yang terdapat di dalam akson
Secara historis, membran plasma juga dirujuk sebagai plasmalemma.
6. Sistem Transpor Membran
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua
arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2,
O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti
molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan
mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
6.1. Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.
Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari transpor pasif.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif
air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar
berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Difusi adalah gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang tinggi ke daerah
lain dengan konsentrasi lebih rendah yang disebabkan oleh energi kinetik molekul-molekul
tersebut. Kecepatan difusi melalui membran sel tergantung pada perbedaan konsentrasi,
ukuran molekul, muatan, daya larut partikel-partikel dalam lipid dan suhu.
Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara
diferensial. Pelarut universal adalah air. Jadi, dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air
melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari pelarut berkonsentrasi tinggi (banyak
air) ke pelarut yang berkonsentrasi rendah (sedikit air). Proses osmosis akan berhenti jika
konsentrasi di dalam dan di luar sel telah seimbang.
6.2. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan
bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah
channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang
menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun membran buatan.
Molekul gula dan asam amino diangkut secara aktif ke dalam sel menggunakan energi.
Energi ini di peroleh dari gradien konsentrasi Na+ yang terjadi pada pengangkutan natrium-
kalium. Dengan bantuan suatu protein transpor khusus, molekul glukosa dan ion natrium
masuk ke dalam sel bersama-sama.
7. Permeabilitas Membran Sel
Permeabilitas membran adalah tingkat pasif difusi molekul melalui membran. Molekul-
molekul yang dikenal sebagai permeant molekul. Permeabilitas bergantung terutama pada
muatan listrik dan polaritas molekul dan pada tingkat lebih rendah massa molar molekul.
Karena sifat hidrofobik membran sel, molekul kecil bermuatan netral. Ketidakmampuan
molekul yang dibebankan untuk melewati membran sel hasil pH partisi zat seluruh
kompartemen cairan tubuh.

Sumber:
1. Cell membrane (en.wikipedia.org)
2. Membran sel (id.wikipedia.org)
3. STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN (biologi-sel.com)
4. Membran sel (rizalnurdinn.blogspot.com)
5. Membran Sel (fp.unud.ac.id)
6. Transportasi Melalui Membran Sel (sibarasok.com)

STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN


By Bio duarebu 6/11/2012 Add Comment

Membran Sel
Membran sel atau membran plasma adalah batas yang memisahkan sel dari sel lain atau dari
benda disekelilingnya. Struktur membran sel terdiri atas lapisan tipis yang tebalnya kira-kira
hanya 8 nm.

Fungsi membran sel adalah untuk mengontrol lalulintas zat yang masuk dan keluar dari sel.

Seperti membran biologis lainnya, membran plasma juga memiliki sifat selektif permeabel.
Sifat selektif permeabel adalah kemampuan membran untuk menyeleksi beberapa substansi
yang dapat melintasinya dengan mudah dan substansi lain tidak bisa melintasinya.

Membran membatasi suatu larutan yang mempunyai komposisi berbeda dari larutan
sekelilingnya, tetapi masih bisa melakukan penyerapan nutrisi dan pembuangan limbah.
Struktur membran sel terdiri atas lapisan fosfolipid, hidrofilik, dan hidrofobik. Adapun
gambar strukturnya bisa Anda lihat pada gambar dibawah:
Struktur membran sel terdiri atas lapisan fosfolipid, hidrofilik, dan hidrofobik
Kemampuan sel untuk membedakan pertukaran kimiawi dengan lingkungannya merupakan
hal yang mendasar bagi kehidupan, dan membran plasma inilah yang membuat keselektifan
ini bisa terjadi.
Fungsi Membran Sel
Membran sel berfungsi sebagai barier/tameng semipermeabel yang memungkinkan molekul
yang berukuran kecil dapat keluar masuk ke dalam sel. Hasil pengamatan mikroskop elektron
terhadap membran sel menunjukkan bahwa membran sel merupakan lipid bilayer. (disebut
sebagai fluid-mosaic model).

Molekul penyusun utamanya adalah fosfolipid, yang terdiri dari bagian kepala yang polar
(hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini tersusun atas bagian nonpolar
membentuk daerah hidrofobik yang diapit oleh daerah kepela yang pada bagian dalam dan
luar membran.
Struktur Membran Sel
Struktur membran sel disusun dari lemak dan protein di mana setiap komponen diikat oleh
ikatan nonkovalen. Selain lemak dan protein, struktur membran sel juga terdiri dari
karbohidrat.

Rasio antara lemak dan protein bervariasi bergantung tipe membran seluler misalnya antara
membran plasma dan retikulum endoplasma. Tipe organisme prokariot dan eukariot juga
memiliki rasio struktur yang berbeda. Membran mitokondria memiliki rasio struktur
protein/lemak yang tinggi dibandingkan membran plasma pada sel darah merah.
Lipid
Lipid pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat).
Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar
membran. Fosfolipid berperan untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur
molekulernya.

Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul ini memiliki
daerah hidrofilik maupun daerah hidrofobik. Sebagian besar membran mengandung fosfat,

Molekul fosfat ini bersifat hidrofilik (dapat mengikat air) sedangkan molekul lemak bersifat
hidrofobik (tidak dapat mengikat air).
Komponen lemak lain adalah kolesterol di mana pada hewan tertentu dapat mencapai 50%
dari molekul lemak yang terdapat pada membran plasma. Kolesterol tidak terdapat pada
sebagai besar membran plasma tumbuhan dan bakteri.

Lipid yang terdapat pada selaput dapat diekstrak dengan kloroform, eter dan benzene.
Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas, dapat diketahui
komposisi lipid pada selaput sel. Lipid yang selalu dijumpai adalah fosfolipid, sfingolipid,
glikolipid dan sterol. Kolesterol merupakan lipida terbanyak yang menyusun selaput sel.
Karbohidrat
Peran membran karbohidrat sebagai penyusun sel adalah untuk membedakan tipe-tipe sel di
sekitarnya. Karbohidrat juga berperan penting untuk memilih sel menjadi penyusun berbagai
jaringan dan organ dalam embrio hewan.

Pengenalan sel dengan sel juga menjadi dasar penolakan sel asing (penolakan organ
cangkokan atau transplantasi) oleh sistem kekebalan.

Karbohidrat pada membran biasanya merupakan rantai pendek bercabang yang tersusun
kurang dari 15 unit gula sebagjan diantaranya berikatan kovalen dengan lipid, membentuk
molekul yang disebut glikolipid (glycolipid). Akan tetapi sebagian besar karbohidrat
berikatan kovalen dengan protein, membentuk glikoprotein.
Protein
Membran protein tersusun atas glikoprotein atau protein yang bersenyawa dengan
karbohidrat. Bergantung pada tipe sel dan organel tertentu dalam sel, membran memiliki 12
sampai lebih dari 50 macam protein berbeda. Protein ini tidak disusun secara acak tetapi
setiap lokasi dan orientasinya disusun pada posisi relatif tertentu pada lipid bilayer.

Protein pada membran tidak simetris yakni bagian luar membran dan bagian dalam membran
tersusun berbeda. Posisi seperti ini memungkinkan membran sebelah luar berinteraksi dengan
dengan ligan sektraseluer seperti hormon dan faktor pertumbuhan sedangkan bagian dalam
dapat berinteraksi dengan molekul sitoplasma seperti protein G atau protein kinase. Terdapat
dua lapisan utama membran protein.
Protein integral
Protein integral adalah protein yang berpenetrasi kedalam lipid bilayer. Protein ini dapat
menembus membran sehingga memiliki domain pada sisi ekstra seluler dan sitoplasmik dari
membran. Protein integral umumnya merupakan protein transmembran, dengan daerah
hidrofobik yang seluruhnya membentang sepanjang interior membran hidrofobik tersebut.

Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar,
yang biasanya bergulung menjadi helix a. pada ujung hidrofilik molekul ini dipaparkan
kelarutan aqueous pada kedua sisi membran.
Protein perifer
Protein periferal sama sekali tidak tertanam dalam lipid bilayer. Seluruhnya berlokasi
dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu di permukaan sebelah ekstraseluler maupun
sitoplasmik dan berhubungan dengan membran malalui ikatan non kovalen. Protein ini
merupakan anggota yang terikat secara longgar pada permukaan membran, sering juga pada
bagian protein integral yang dibiarkan terpapar. Protein pada membran menentukan sebagian
besar fungsi spesifik membran.
Lipid anchor protein

Struktur sel terdiri atas banyak bagian seperti karbohidrat, glikoprotein, protein, kolesterol
dan lain-lain
Terdapat disebelah luar lipid bilayer tetapi berikatan secara kovalen dengan molekul lemak
yang terdapat pada lipid bilayer.

Protein membran plasma memiliki fungsi yang sangat luas antara lain sebagai protein
pembawa (carrier) senyawa melalui membran sel, penerima isyarat (signal) hormonal dan
meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau sel lainnya. Protein selaput plasma juga
berfungsi sebagai pengikat komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler.

Protein-protein permukaan luar memberikan ciri individual sel dan macam protein dapat
berubah sesuai dengan diferensiasi sel. Protein-protein pada membran sel banyak juga yang
berfungsi sebagai enzim terutama yang terdapat pada selaput mitokondria, retikulum
endoplasma dan kloroplas. Sebagai contoh, senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma
disintesis oleh enzim-enzim yang terdapat pada membran retikulum endoplasma.

Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak, sehingga dapat berpindah tempat.
Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan jalan difusi. Namun tidak semu protein
mampu berpindah tempat. Beberapa jenis protein integral tertahan dalam selaput oleh
anyaman molekul-molekul protein yang berada tepat di bawah permukaan dalam selaput
plasma. Anyaman ini berhubungan dengan sitoskelet atau rangka sel.

Struktur fisiko-kimia protein selaput sel kurang diketahui, mengingat bahwa bentuknya
sangat bervariasi. Berdasarkan kajian mikroskopis dan teknik freeze fracture diketahui bahwa
protein dalam selaput sel berbentuk globular.

Kompartemen
Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen (ruangan).
Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti memisahkan nukleoplasma
dari stoplasma.

Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang disebut
dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting karena memungkinkan
kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari kompatemen lain
namun tetap dapat bekerja sama.
Barier selektif permeabel
Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi lain pada saat
bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul antara bagian lur dan
dalam pada saat yang tepat.
Transport molekul
Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi lain yang
mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel daerah yang memeiliki
konsentrasi tinggi. Mesin ini memungkinkan sel mengakumulasi molekul tertentu dalam
konsentari yang lebih tinggi di bandingkan di sebelah luar.
Penghantaran signal

Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap signal. Proses itu
disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki resptor yang berkombinasi
dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu
mengenali dan berespon terhadap ligan pada lingkungan berbeda.
Interaksi interseluler

Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme multiseluler. Membran sel
memungkinlkan sel mengenal satu sama lain, berikatan dan saling bertukar materi dan
informasi
Mekanisme Pengangkutan Melalui Membran Sel

Molekul dan ion kecil bergerak melintasi membrane plasma dalam dua arah seperti gula,
asama amino dan nutrient lain memasuki sel, dan produk limbah metabolism meninggalkan
sel. Sel menyerap oksigen untuk respirasi seluler dan mengeluarkan karbon dioksidal. Sel
juga mengatur konsentrasi ion anorganiknya seperti Na+, K+, Ca2+ dan Ca- dengan cara
mebolak-balik arahnya dari satu arah ke arah lainnya melintasi membrane plasma.

Meskipun lalu lintas melalui membrane ini padat membrane sel itu bersifat selektif permeable
(membrane hanya dapat dilewati oleh ion dan molekul polar tertentu), semipermeable (mudah
dilewati oleh molekul air) dan subtansi-subtansi tidak dapat melintasi rintangan tersebut
secara sembarangan. Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil
dan menolak yang lainnya disamping itu substansi-suubstansi bergerak melintasi membrane
pada laju yang berbeda.
Membran sel memiliki fungsi dalam pergerakkan ion atau molekul dari dalam ataupun dari
luar sel. Menurut Campbell bagian tengah membran yang bersifat hidrofibik merintangi
pengangkutan ion dan molekul polat yang keduanya bersifat hidrofilik. Stuktur lipid bilayer
merupakan penyebab adanya sifat selektif permeabel pada membran. Gerakan molekul atau
ion yang terjadi pada membran sel dan organel-organel lainnya adalah :
Difusi
Difusi Sederhana

Ulustrasi proses difusi pada larutan


Difusi adalah suatu proses spontan di mana molekul-molekul bergerak dari daerah dengan
konsentrasi tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi rendah. Membran bersifat selektif
permeabel sehingga berpengaruh terhadap laju difusi beberapa jenis molekul. Satu jenis
molekul yang berdifusi bebas menembus banyak jenis membran adalah air.

Difusi bergantung pada pergerakan secara acak dari suatu zat terlarut. Molekul-molekul dapat
melewati selaput plasma dengan jalan difusi sederhana sangat terbatas jumlahnya dan untuk
inipun selaput plasma masih memiliki penghalang.

Mikromolekul terutama jenis hidrofobik dapat melewati membran plasma dengan mudah.
Kemampuan sel untuk dapat memilah senhyaya hidrofilik dengan berat molekul (BM) kecil
dari senyawa yang memiliki BM bsar sering kali disebabkan oleh adanya porus pada selaput
plasma. Terdapat dua jenis porus.

Jenis pertama yang dapat menembus protein integral atau di antara kelompok molekul
protein transmembran. Porus jenis kedua disebut porus statistik yang terbentuk secara acak
pada selaput plasma dan menembus lipid bilayer.
Difusi Terfasilitasi

Difusi dari suatu senyawa atau molekul melewati membran selalu terjadi dari daerah dengan
konsentasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah, akan tetapi difusi tidak selalu terjadi
melalui lipid bilayer atau suatu saluran terbuka.

Sejumlah substansi diketahui berdifusi dengan terlebih dahulu berikatan dengan suatu protein
mebran yang disebut dengan fasilitatif transporter yang memfasilitasi proses difusi.
Pengikatan molekul atau senyawa pada fasilitastif transporter pada satu sisi akan memicu
perubahan komformasi pada protein dan menyebabkan zat terlarut dapat berdifusi ke daerah
yang berkonsentrasi rendah.

Senyawa yang melewati membran plasma dengan jalan difusi dipermudah juga tidak
memerlukan keterlibatan ATP, seperti halnya difusi sederhana. Namun gerakan senyawa dari
luar ke dalam atau sebaliknya lebih cepat dari pada difusi sederhana.

Hal ini disebabkan oleh adanya protein pembawa yang mempercepat pengangkutan. Molekul
protein pembawa setelah mengikat senyawa atau molekul yang akan di bawa, segera
memindahkan senyawa/molekul dari luar ke dalam atau sebaliknya.
Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran semipermeabel
dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi. Peristiwa
osmosis ini terjadi pada sel.

Peristiwa tersebut bergantung pada perbandingan konsentrasi larutan didalam dan diluar sel.
Jika konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah daripada larutan di dalam sel, berarti sel
berada dalam larutan hipotenik. Konsentrasi larutan diluar sel lebih tinggi dari pada larutan
didalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipertonik.
Transpor Aktif
Transpor aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan
memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat selektif permeabel.
Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik ini
ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klor (C1-).

Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium. Pompa natrium-kalium
bertanggung jawab terhadap transpor aktif ganda Na+ dan K+ dari dalam keluar sel. ATP
menyediakan energi untuk transpor. Pompa mengeluarkan tiga ion Na+ dari dalam sel untuk
setiap dua ion K+ yang dimasukkan kedalam sel. Pada protein pengangkut, terdapat untuk
Na+ dan K+ yang dinamakan binding sites.

Berikut adalah gambar dan keterangan 6 tahap transpor aktif pada membran sel:
Tahapan transpor aktif yang terjadi pada membran sel
Tiga ion natrium (Na+) diambil dalam sel dan menempati binding sites (tempat terjadinya
ikatan ion atau molekul pada membran).
Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar membuka ke
bagian luar sel.
Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian melepaskan ion natrium
keluar dari sel.
Dua ion kalium (K+) dari luar sel menempati binding sites pada protein integral.
Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni membuka kearah dalam
sel.
Ion kalium dilepaskan kedalam sel.

Pengangkutan Makromolekul Melewati Selaput Plasma


Makromolekul seperti protein atau atau polisakarida tidak dapat lewat melalui protein
transmembran yang berperan sebagai pembawa. Namun sel tetap dapat memasukkan dan
mengeluarkan makromolekul-makromolekul tersebut.

Pengangkutan makromolekul sangat berbeda dengan pengangkutan mikromolekul.


Mekanisme pengangkutan makromolekul dari lingkungan eksternal ke dalam suatu vesikula
dilakukan melalui suatu lipatan atau invaginasi membran plasma. Pengambilan
makromolekul dari matriks ekstraseluer dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu fagositosis
yaitu pengambilan maromolekul padat dan pinositosis pengambilan materi berupa cairan.
Fagositosis
Fagosistosis (“cell eating”) adalah pengambilan bahan padat yang umum dilakukan oleh
beberapa jenis sel tertentu untuk selanjutnya dibawa menuju lisosom.

Organisme bersel tunggal seperti Amoeba dan Ciliata mengambil makanan dengan
menangkap partikel makanan atau organisme kecil dengan melingkupinya dengan merman
plasma. Lipatan kemudia berfusi membentuk sutau vakuola (fagosom) yang akan terpisah
dengan membran plasma. Fagosom selanjutnya akan bergabung dengan lisosom untuk
mencena makanan secara intraseluler.

Pada beberapa hewan tingkat tinggi, fagositosis lebih merupakan suatu mekanisme protektif
dibandingkan cara pengambilan makanan. Mammalia memiliki berbagai macam sel fagosit
seperti makrofag dan neutrofil yang terdapat di dalam darah dan jaringan lain yang akan
“memakan” organisme, sel-sel yang telah rusak, sel darah merah yang telah tua ataupun
debris.
Endositosis

Pada endositosis, sel memasukan makro molekul dan materi yang sangat kecil dengan cara
membentuk vesikula baru dari membrane plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya
merupakan kebalikan dari eksositosis.

Sebagian kecil luas membrane plasma terbenam terdalam membentuk kantong. Begitu
kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit, membentuk vesikula yang berisi materi yang
telah terdapat diluar selnya. Terdapat tiga jenis endositosis, yaitu fagositosis (pemakanan
seluler) pinositosi (peminuman seluler) dan endositosis yang diperantai reseptor.

Endositosis secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: bulk-phase endocytosis
dan receptor-mediated endocytosis. Bulk-phase endocytosis mengambil cairan ektraseluler
tanpa adanya proses pengenalan oleh permukaan membran plasma. bulk-phase endocytosis
dapat diamati dengan memberikan bahan tertentu pada medium kultur seperti enzim
horseradish peroxidase yang akan di ambil oleh sel-sel pada umumnya. Receptor-mediated
endocytosis merupakan pengambilan makromolekul tertentu (ligand) yang akan berikatan
dengan reseptor pada permukaan luar membran.
Eksositosis
Sel mensekresi makro molekul dengan cara menggabungkan vesikula dengan membrane
plasma disebut dengan eksositosis. Vesicula transfor yang lepas dari apparatus golgi
dipindahkan oleh sitoskeleton ke membrane plasma. Ketika membrane vesikula dan
membrane plasma bertemu, molekul lipid keduan bilayer menyusun ulang dirinya sendiri
sehingga kedua membrane bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah dari sel

(Membran Sel) Dalam tulisan kali ini akan dibahas tentang pengertian membran sel, apa itu
membran sel, bagaimana struktur membran sel, apa saja yang menjadi penyusun membran
sel, bagaimana sifat membran sel. Selain dari itu akan diterangkan tentang fungsi membran
sel / membran plasma.
Membran Sel
Membran sel atau membran plasma adalah struktur selaput tipis yang menyelubungi sebuah
sel yang membatasi keberadaan sebuah sel, sekaligus juga memelihara perbedaan-perbedaan
pokok antara isi sel dengan lingkungannya.
Namun membran sel tersebut tidak sekedar merupakan sebuah penyekat pasif, melainkan
juga sebuah filter yang memiliki kemampuan memilih bahan bahan yang melintasi dengan
tetap memelihara perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel.
Bahan bahan yang diperlukan oleh sel dapat masuk, sedang bahan bahan yang merupakan
limbah sel dapat melintas ke luar sel.
(Membran Sel) Perkembangan pembentukan membran sel merupakan tahap sangat penting
dalam terjadinya bentuk kehidupan yang paling awal. Tanpa membran sel, sebuah sel
mungkin melangsungkan kehidupannya.
Semua membran organisme hidup, termasuk membran sel dan membran internal sel
eukariotik, mempunyai susunan umum yang sama, yaitu terdiri atas himpunan molekul lipid
dan protein yang terikat secara non-kovalen.
Struktur Membran Sel / Membran Plasma
Sebelum berhasil diisolasinya membran sel, sebagian besar teori tentang struktur membran
sel didasarkan atas data yang diperoleh secara tidak langsung.
Misalnya dalam tahun 1902 oleh Overton diajukan teori bahwa membran sel merupakan
lapisan tipis lipid, karena kenyataan zat-zat yang larut dalam lipid dapat menembus membran
sel.
Sedang dari beberapa sifat membran sel yang lain, oleh Danielli diusulkan bahwa membran
sel terdiri atas lapisan rangkap lipid yang diapit oleh lapisan protein pada kedua sisinya.
Sebelum diajukan teori membran sel oleh Singer dan Nicolson dalam tahun 1972, teori-teori
tentang struktur membran sel dapat disimpulkan dalam 3 kelompok.
a. Teori lembaran (Leaflet theory), yang pada dasarnya menyatakan bahwa membran sel
tersusun oleh lapisan-lapisan.
b. Teori bola-bola (globular theory), menyatakan bahwa komponen lipid-protein berbentuk
sebagai bola-bola yang tersusun membentuk lembaran.
c. Teori dinamis, yang menyatakan bahwa struktur membran sel dapat berbentuk lembaran
berlapis dan dapat berubah menjadi susunan bola-bola mengikuti keadaan dan kebutuhan.
Penyusun Membran Sel
(Membran Sel) Petunjuk pertama yang mengisyaratkan bahwa membran sel dalam tubuh
organisme hidup tersusun dari molekul molekul lipid dalam dua lapisan berasal dari
percobaan yang dilakukan dalam tahun 1925.
Lipid yang diekstraksi dengan aseton dari membran sel darah merah yang ditempati oleh
selapis molekul lipid mempunyai luas dua kali permukaan sel darah merah.
Kesimpulan percobaan tersebut sangat mempengaruhi konsep biologi sel pada saat itu,
sehingga sebagian besar model struktur membran sel berdasarkan asumsi tersusun oleh
molekul lipid dalam dua lapisan dapat diterima jauh sebelum struktur sebenarnya dapat
dipastikan kebenarannya.
(Membran Sel) Selanjutnya pada pengkajian dengan difraksi sinar-X pada berbagai membran
organisme hidup menunjukkan bahwa molekul molekul lipid tersusun dalam dua lapisan.
Kesimpulan ini didukung pula oleh kenyataan bahwa membran sel tersebut dapat dibelah
secara mekanik melalui bidang tengahnya menjadi dua lembar lapisan tunggal, apabila
membran sel tersebut dibekukan lebih dahulu.
(Membran Sel) Tersusun molekul molekul lipid dalam dua lapisan tersebut, tidak lain
disebabkan oleh sifat-sifat khusus dari molekul lipid itu sendiri. Molekul fosfolipid terdiri
atas dua bagian; bagian hidrofilik yang dekat dengan air dan hidrofobik yang menjauhi air.
Untuk melindungi bagian hidrofobik bersentuhan dengan air terbentuklah 2 lapisan, sehingga
bagian hidrofilik terpapar kepada air. Molekul lipid sebenarnya tidak larut dalam air,
melainkan dapat larut dalam berbagai pelarut organik.
Dari sebagian lapisan lipid sebuah sel hewan seluas 1 mikrometer kali 1 mikrometer, dapat
diperoleh sebanyak 5 x 10 pangkat 6 molekul lipid atau sebanyak 10 pangkat 6 molekul
apabila diambil dari seluruh permukaan sel.
Molekul molekul lipid dari membran sel ternyata tersusun, dari 3 jenis yaitu:
1. Fosfolipid, yang terbanyak
2. Kolesterol
3. Glikolipid
(Membran Sel) Ketiga jenis lipid tersebut bersifat amfipotik, artinya molekulnya memiliki
ujung hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik atau polar (menyenangi
air).
Molekul fosfolipid digambarkan sebagai bentuk yang memiliki kepala (ujung polar) dan dua
ekor (ujung nonpolar).
(Membran Sel) Bentuk ekor tersebut berasal dari 2 molekul asam lemak yang terikat pada
molekul gliserol dengan 3 karbon dan bentuk kepala berasal dari ikatan molekul dengan asam
fosfat.
Panjang ekor beragam dari 14-24 atom karbon, yang biasanya salah satunya berasal dari
gugus asam lemak jenuh, sedang ekor yang lain berasal dari gugus asam lemak tidak jenuh.
Adanya ikatan rangkap dua atom karbon menyebabkan membengkoknya rantai gugus asam
lemak.

Membran sel 1
Membran Sel
(Membran Sel) Apabila molekul molekul lipid yang bersifat amfipotik tersebut dikitari oleh
lingkungan air, maka mereka cenderung akan menyusun diri sedemikian rupa sehingga
bagian ekor yang hidrofobik terlindung dari air.
Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air dapat dilakukan melalui 2 cara:
1. Deretan molekul lipid membentuk bola-bola yang tidak mengandung air dengan ekornya
mengarah ke pusat bola
2. Deretan molekul lipid membentuk susunan dwi-lapisan sebagai dinding bola yang
mengandung air. Cara ini sesuai dengan susunan dwilapis lipid sebuah sel.
(Membran Sel) Informasi kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan in vitro.
Keberadaan susunan molekul dalam 2 lapisan ditunjukkan dengan membelah membran sel
yang dibekukan. Dari percobaan percobaan selanjutnya dapat dikenal adanya kemungkinan
gerakan gerakan molekul lipid dalam dwilapisan molekul, yaitu:
1. Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain; gerakan yang dinamakan “flip-flop”
ini sangat jarang terjadi.
2. Difusi lateral, molekul lipid berpindah tempat dalam lapisannya sendiri
3. Gerakan rotasi, molekul lipid berputar pada sumbu molekul
4. Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakan fleksi.
Dengan adanya gerakan demikian, lapisan lipid papda membran sel bukanlah merupakan
struktur lapisan yang kaku, melainkan merupakan struktur yang mempunyai sifat fluiditas
seperti cairan.
Semakin banyak rantai asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap (rantai tidak jenuh),
makin besar sifat fluiditasnya.
(Membran Sel) Sifat fluiditas tersebut selain dipengaruhi oleh struktur kimia bagian
hidrofobik, juga dipengaruhi oleh keberadaan molekul kolesterol di antara molekul fosfolipid.
Pada membran sel eukariotik perbandingan molekul kolesterol dengan molekul fosfolipid
adalah 1:1. Makin banyak molekul kolesterol, membran sel bersifat makin kurang cair.
Molekul kolesterol selain berpengaruhi terhadap fluiditas membran air, juga akan
mengurangi permeabilitas molekul molekul kecil yang larut dalam air.
Kecairan sebuah membran sel yang memberi sifat lentur, sangat membantu dalam
mempermudah fungsi sel bersangkutan. Fungsi-fungsi tersebut di antaranya endositosis,
eksositosis, serta dimungkinkan terjadinya fusi antara 2 sel yang bersentuhan.
Protein Membran Sel
(Membran Sel) Jika molekul molekul lipid yang membentuk dua lapisan adalah kerangka
dasar membran sel, maka pada kerangka tersebut terdapat jenis molekul lain yaitu dalam
bentuk berbagai jenis molekul protein.
Hubungan antara molekul protein dengan molekul lipid dapat dibandingkan dengan molekul-
molekul protein yang berada dalam pelarutnya, yaitu bahwa molekul protein dalam membran
sel seakan-akan “terendam” dalam molekul lipid-lipid yang berada dalam ukuran 2
dimensional.
(Membran Sel) Keberadaan molekul molekul protein yang berbeda jenis dan berat molekul
dalam membran sel memberikan perbedaan sifat dan kemampuan fungsi dari masing masing
sel.
Molekul-molekul protein dapat berfungsi sebagai enzim, reseptor, marka, wahana
transportasi melalui membran dan lain-lainnya.
Apabila membran sel dari eritrosit dipisahkan, orang dapat membedakan paling sedikit
adanya 3 jenis protein yaitu: spektrin, glikoforin dan “band III”.
Ketiga jenis protein tersebut merupakan 60 % dari seluruh jenis protein yang paling menonjol
karena merupakan 30 % dari jumlah protein seluruhnya, namun spektrin sebenarnya bukan
protein yang ada dalam membran sel.
Spektrin bukan bagian dari membran sel, karena berada diluar membran sel.
Seperti juga molekul molekul lipid pada dua lapisan dapat bergerak mengalir ke samping,
maka molekul-molekul protein ini dapat pula ditunjukkan bergerak bebas dalam membran
sel, tanpa mengubah kedudukan dalam dua lapisan.
(Membran Sel) Beberapa jenis protein membran dapat dibedakan berdasarkan hubungan dan
kedudukannya terhadap dua lapisan molekul lipid.
1. Molekul protein menembus kedua lapisan molekul lipid, sehingga ujung-ujung molekul
dapat menonjol pada kedua permukaan membran sel.
2. Sebagian dari molekul protein terdapat diantara molekul lipid dari bagian dua lapisan,
ujung molekul protein menonjol pada salah satu permukaan membran sel.
3. Sebagian molekul protein berikatan secara kovalen dengan molekul lipid sebagian ujung
molekul protein menonjol pada permukaan membran sel.
4. Molekul protein berada pada permukaan membran sel, tetapi terikat dengan perantaraan
molekul protein lain.
(Membran Sel) Kedudukan protein yang berbeda-beda tersebut bergantung pada struktur
molekul proteinnya sendiri.
Adanya kedudukan penggal-penggal peptida dalam hubungannya dengan air di
lingkungannya akan dibedakan menjadi daerah polar yang hidrofilik, maka kedudukan
molekul protein dalam molekul lipid akan menyesuaikan diri berdasarkan daerah daerah
tersebut.
Dalam penyesuaiannya rantai protein akan melipat-lipat. Penggal yang bersifat hidrofobik
berada dalam membran, sedang penggal yang hidrofilik berada pada permukaan membran.
Seperti dikemukakan di depan, keberadaan protein ini dapat ditunjukkan dengan mikroskop
elektron setelah membran plasma dibekukan kemudian pecah secara mekanik sehingga
terbelah.
Dapat diringkas bahwa kedudukan molekul protein terhadap lapisan lipid pada struktur
membran sel adalah:
1. Protein integral pada membran sel tersusun secara mosaik diantara lapisan molekul lipid.
2. Molekul protein ikut bergerak mengikuti molekul dua lapis lipid yang merupakan struktur
dasar membran sel / membran plasma yang bersifat cairan yang bergerak.
(Membran Sel) Singer dan Nicolson (1972) berdasarkan fakta struktur membran sel dan sifat
fluiditas membran sel mengajukan teori tentang membran sel berdasarkan model mosaik cair
(fluid mosaic model).
Hingga sekarang ini, model mosaik cair masih dianggap sebagai kebenaran sehingga semua
pembahasan yang melibatkan membran sel berdasarkan teori model mosaik cair membran
sel.
Model struktur molekular membran sel menurut Singer dan Nicolson dapat menerangkan
bahwa fenomena yang terdapat pada membran sel yang tadinya tidak dapat dijelaskan dengan
model model lain yang telah ada sebelumnya.
Molekul Karbohidrat Membran Sel
(Membran Sel) Semua sel eukariotik mempunyai karbohidrat pada permukaanya yang
sebagian besar berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan protein membran
(glikoprotein) dan sebagian kecil terikat pada lipid (glikolipid).
Sebagian besar dari protein membran yang dapat terlihat pada permukaan membran sel
diduga mengikat gugus gula, sedang kurang dari 1/10 molekul lipid dari lapisan luar dari
lipid mengikat karbohidrat.
Selain itu dari setiap glikoprotein sebagian besar memiliki sejumlah rantai-rantai cabang
oligosakarida, namun sebaliknya setiap molekul glikolipid hanya memiliki sebuah rantai
cabang.
Secara keseluruhan, perbandingan karbohidrat dalam membran sel berkisar antara 2%-10%
terhadap berat membran.
Pada semua membran sel organisme hidup, molekul karbohidrat selalu berada pada
permukaan membran sel yang tidak berhadapan dengan sitoplasma. Inilah salah satu
penyebab adanya bentuk asimetri dari membran sel yang terbentuk dari dua lapisan lipid.
(Membran Sel) Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada beberapa sel eukariotik
memberikan terminologi khusus, sekaligus sebagai selubung sel atau glikokaliks.
Selubung sel ini kadang kadang mudah ditunjukkan dalam pengamatan mikrosokop cahaya
dengan pewarnaan khusus.
Apakah kepentingan molekul karbohidrat pada permukaan sel (membran sel)? Dari lebih 100
jenis monosakarida yang terdapat di alam, hanya 3 jenis yang ditemukan pada molekul
glikoprotein dan glikolipid membran.
Monosakarida yang utama adalah galaktose, manosa, fukose, galaktosamin, glukosamin,
glukose, dan asam sialik.
(Membran Sel) Fungsi rantai cabang oligosakarida pada glikolipid dan glikoprotein membran
sel belum begitu jelas.
Sangat mungkin bahwa gugus oligosakarida membran membantu agar molekul protein dapat
terpancang kuat dalam membran sel dan berperan menstabilkan struktur protein.
(Membran Sel) Kompleksitas dari beberapa oligosakarida pada glikoprotein dan glikolipid
membran sel yang terpapar pada permukaan sel, memberikan petunjuk bahwa mereka sangat
berperan penting dalam proses pengenalan dalam komunikasi antar sel. Hal ini sangat jelas
terdapat pada sel sel yang terlibat dalam sistem imunitas.
Selubung Sel (Cell coat)
(Membran Sel) Seperti yang telah diketahui bahwa sel sel tumbuhan selalu diselubungi oleh
dinding sel yang tebal yang tersusun terutama oleh selulosa, yang juga merupakan molekul
karbohidrat.
Pada mulanya diduga bahwa perbedaan utama antara sel hewan dan sel tumbuhan terletak
pada ada tidaknya selubung karbohidrat sekeliling selnya.
Tetapi dengan kemajuan teknik mikroskopi elektron ternyata bahwa di luar membran sel
hewan masih terdapat selubung sel yang tersusun atas molekul karbohidrat, tetapi bukan
dalam bentuk selulosa seperti sel tumbuhan.

Membran sel 2
Walaupun selubung sel tidak mutlak perlu untuk integritas sel dan permeabilitas membran
sel, namun dari berbagai pengamatan dapat diduga adanya fungsi fungsi penting.
Fungsi glikokaliks (selubung sel) tersebut diantaranya:
1. Pengenalan sel terhadap sekitarnya termasuk sel sel tetanga. Sifat dan struktur dinidng sel
ini tergantung pada ekspresi gen yang dimiliki oleh sel yang bersangkutan.
2. Sifat antigenisitas dari sel bersangkutan, khususnya penting dalam interaksi dalam proses
respons imun.
3. Mengandung filtrasi zat zat yang disesukaikan dengan besarnya molekul, khususnya pada
kapiler yang terdapat pada glomelurus ginjal.
4. Mengandung enzim, misalnya pada epitel usus mengandung fosfatase-alkali.
5. Mengubah konsentrasi berbagai zat pada permukaan sel agar dapat berfungsi menghambat
difusi atau mengubah lingkungan ionik dan perubahan muatan listrik.
Keberadaan selubung sel rupanya tidak tampak memisahkan pada tight junction yang
merupakan bentuk hubungan antar membran sel dari dua sel yang berdekatan.
Sekian tulisan tentang membran sel:Struktur, Penyusun, Sifat dan Fungsi Membran Sel
Untuk selanjutnya, baca juga tulisan terkait dibawah ini:
– Sel hewan
– Teori sel
– Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
– Dinding sel tumbuhan

Struktur Fungsi Membran sel

Membran sel adalah meliputi luar dari sel yang melindungi organel internal. Atau dikenal
sebagai membran plasma, melaksanakan berbagai fungsi vital. Ini adalah fakta umum bahwa
sel adalah blok bangunan dasar kehidupan.
Membran sel tersusun atas lapisan lipoprotein yaitu gabungan antara lemak dan protein. Lipid
penyusun membran sel dari pospolipid, sepingolipid, glikolipid, dan sterol.
Posfolipid merupakan gabungan antara lemak dan fospat, bersifat hidrofilik dengan ujung
polaor (larutan dalam air). Sterol merupakan senyawa lemak penyusun membran sel yang
bersifat hidrofoblik dengan ujung tidak polar (tidak larut dalam air).
Protein dalam membran sel terdiri atas protein intrinsik dan protein ekstrinsik. Protein
intrinsik adalah protein yang menembus dua lapis lipid, bersifat hidropobik. Protein
ekstrinsik merupakan protein yang berada di permukaan luar tidak menembus luipid, bersifat
hidrofilik.
Selain itu, membran sel juga di susun oleh senyawa karbohidrat yang terdiri dari dua bagian
yaitu glikoli[pid dan glikoprotein.
Glikolipid merupakan senyawa karbohidrat yang berkaitan dengan lipid sedangkan
glikoprotein merupakan senyawa karbohidrat yang berkaitan dengan protein. Kedua
karbohidrat tersebut bersifat hidrofilik.
Sebuah sel membentuk unit struktural dan fungsional dasar dari setiap makhluk hidup.
Sementara beberapa organisme, seperti bakteri bersel tunggal, sebagian besar makhluk hidup
lainnya yang multiseluler. Dalam kasus organisme multiseluler, ada berbagai jenis sel, yang
ditugaskan dengan tugas yang berbeda. Ketika fungsi dari berbagai jenis sel bervariasi,
bagian-bagian individu dari sel juga memiliki tugas mereka sendiri. Ilustrasi berikut
menunjukkan membran plasma (membran sel) serta organel internal sel.
Pada dasarnya ada dua jenis sel – eukariotik serta prokariotik. Sedangkan tanaman, hewan,
jamur, protozoa, dll memiliki sel eukariotik, sel prokariotik ditemukan pada bakteri saja.
Struktur dasar sel eukariotik yang bersangkutan termasuk bagian seperti Ribosom, DNA,
vesikel, retikulum endoplasma (RE) aparatus Golgi, sitoskeleton, mitokondria, vakuola,
sentriol, lisosom, sitoplasma, membran plasma dan dinding sel.
Sementara sel-sel tumbuhan memiliki vakuola besar dan dinding sel tertentu, sel-sel hewan
tidak memiliki dinding sel tetapi beberapa mungkin memiliki vakuola yang sangat kecil. Jadi
dalam kasus sel hewan, membran sel adalah penutup terluar.
Struktur Membran sel
dikenal sebagai membran plasma atau plasmalemma, membran sel adalah salah satu bagian
penting dari sebuah sel yang membungkus organel internal. Membran ini memisahkan
interior sel dari lingkungan luar. Lebih tepatnya, membran ini secara fisik memisahkan isi sel
dari lingkungan luar, tetapi pada tanaman, jamur, dan beberapa bakteri, ada dinding sel yang
mengelilingi membran ini. Namun, dinding sel bertindak sebagai dukungan mekanis yang
pejal. Fungsi sebenarnya dari membran sel adalah sama dalam kedua kasus dan tidak banyak
diubah oleh kehadiran semata dari dinding sel.
a. Fosfolipid:
Membran sel terbuat dari dua lapis fosfolipid dan setiap molekul fosfolipid memiliki kepala
dan sepasang ekor. Kepala daerah hidrofilik (ketertarikan terhadap molekul air) dan ujung
ekor hidrofobik (tinggal jauh dari molekul air). Kedua lapisan fosfolipid yang diatur
sedemikian rupa sehingga daerah kepala membentuk permukaan luar dan dalam membran ini
dan ekor berakhir mendekati ke tengah membran sel. Selain fosfolipid, membran sel
menampung jenis molekul protein, yang tertanam di lapisan fosfolipid. Sebagian besar dari
molekul protein ini serta fosfolipid ini mampu pergerakan lateral.
b. Protein Membran:
Protein ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga subdivisi utama – integral, protein perifer dan
lipid-anchored. Bagian integral menjangkau seluruh lebar membran sel, sedangkan yang
perifer ditemukan pada permukaan bagian dalam atau luarnya. Mereka yang berada di
kategori ketiga ditemukan berlabuh ke membran dengan bantuan molekul lipid. Sementara
beberapa molekul protein memberikan dukungan struktural pada membran, beberapa lainnya
yang melekat pada sitoskeleton yang tersuspensi dalam sitoplasma. Ada protein tertentu yang
bertanggung jawab untuk transportasi ion dan molekul melintasi membran sel. Beberapa
protein memiliki fungsi lain, seperti sel untuk komunikasi sel, identifikasi, aktivitas enzimatik
dan sinyal.
Beberapa protein membran plasma yang terletak di lapisan ganda lipid dan disebut protein
integral. Protein lain, yang disebut protein perifer, berada di luar dari lapisan ganda lipid.
Protein perifer dapat ditemukan di kedua sisi lapisan ganda lipid: dalam sel atau di luar sel.
Membran protein dapat berfungsi sebagai enzim untuk mempercepat reaksi kimia, bertindak
sebagai reseptor untuk molekul tertentu, atau bahan transportasi melintasi membran sel.
Komponen lain: Komponen utama dari membran sel fosfolipid dan protein. Namun, ia
memiliki molekul kolesterol yang membuat membran kaku dan fleksibel. Mereka juga
membuat sulit untuk zat larut air untuk melewati membran. Pada permukaan luar membran
sel, glikolipid dan glikoprotein ditemukan. Mereka adalah apa-apa selain lipid dan molekul
protein melekat pada karbohidrat rantai pendek. Semua komponen ini bekerja bersama-sama
untuk melaksanakan fungsi membran sel.
c. Kolesterol
Ketika Anda mendengar kata kolesterol, hal pertama yang Anda mungkin pikirkan adalah
bahwa itu buruk. Namun, kolesterol sebenarnya merupakan komponen yang sangat penting
dari membran sel. Molekul kolesterol terdiri dari empat cincin hidrogen dan atom karbon.
Mereka adalah hidrofobik dan ditemukan di antara ekor hidrofobik dalam lipid bilayer.
Molekul kolesterol sangat penting untuk menjaga konsistensi dari membran sel. Mereka
memperkuat membran dengan mencegah beberapa molekul kecil dari persimpangan itu.
Molekul kolesterol juga menjaga ekor fosfolipid sampai bersentuhan dan pemadatan. Hal ini
memastikan bahwa membran sel tetap cairan dan fleksibel.
d. Karbohidrat
Karbohidrat, atau gula, kadang-kadang ditemukan menempel pada protein atau lipid pada
bagian luar membran sel. Artinya, mereka hanya ditemukan di sisi ekstraseluler membran sel.
Bersama karbohidrat ini membentuk glikokaliks.
Glikokaliks sel memiliki banyak fungsi. Hal ini dapat memberikan bantalan dan perlindungan
bagi membran plasma, dan juga penting dalam pengenalan sel. Berdasarkan struktur dan jenis
karbohidrat dalam glikokaliks, tubuh Anda dapat mengenali sel dan menentukan apakah
mereka harus berada di sana atau tidak. Mereka Glikokaliks juga dapat bertindak sebagai
perekat untuk menempelkan sel bersama-sama.
Membran sel sendiri mempunyai mirip seperti ‘rangka’ yang akan memberikan dukungan
bentuk pada sel yang dinamakan dengan jangkar Sitoskeleton, dan membran sel juga
berperan dalam tranportasi atau keluar masuknya zat dalam sel. Membran sel juga berfungsi
untuk: Interaksi dengan sel lain; Komunikasi dengan sel lain; Melakukan Aktivitas
Metabolik. Uraian topik ini akan dibahas pada judul lain yaitu transportasi membran sel pada
artikel berikutnya.
Fungsi membran terbagi menjadi dua:
Ø Fungsi membran sebagai Penghalang fisik
Membran sel penting karena memisahkan dan melindungi sel dari lingkungannya. Hal ini
memungkinkan kondisi intraseluler sel menjadi sangat berbeda dengan kondisi ekstraseluler.
Sebagai contoh, sel-sel saraf dalam tubuh Anda akan mempertahankan konsentrasi tinggi
kalium dibagian dalam. Di luar, dalam cairan ekstraselular, ada sangat sedikit kalium dan
banyak sodium. Perbedaan konsentrasi ini mutlak diperlukan untuk fungsi sel-sel saraf, yang
mengirim sinyal atau impuls saraf.
Ø Fungsi membran sebagai Selektif permeabel
Suatu struktur membran sel dan sifat, seperti memiliki daerah luar hidrofilik dan daerah
bagian hidrofobik, mencegah banyak zat memasuki atau meninggalkan sel. Ini bagus karena
itu berarti bahwa bahan-bahan yang tidak diinginkan tidak sengaja masuk ke dalam sel.
Namun, banyak bahan, seperti glukosa nutrisi, perlu untuk menyeberangi membran sel.
Selain itu, zat-zat limbah harus keluar dari sel. Jika mereka tidak, limbah akan menumpuk
dan menjadi racun bagi sel.
Membran sel mampu mengatur apa yang masuk dan apa yang keluar dari sel. Ini disebut
permeabilitas selektif. Hanya molekul yang sangat kecil, seperti air, oksigen atau karbon
dioksida, dapat dengan mudah melewati lipid bilayer dari membran sel. Setiap zat lain yang
harus melintasi membran sel harus melewati protein transport. Protein ini sangat spesifik
tentang apa yang mereka transportasikan. Misalnya, membran sel Anda memiliki transporter
yang hanya akan memungkinkan pergerakan molekul glukosa. Ada yang lain dengan struktur
yang berbeda yang hanya mengangkut sodium.
Ringkasan
Membran sel, atau membran plasma, mengelilingi dan melindungi lingkungan internal sel,
namun, ini tidak semata fungsinya. Sebuah membran sel juga dapat menentukan apa bahan
memasuki atau meninggalkan sel. Hal ini memastikan bahwa sel-sel akan dapat
menyingkirkan limbah dan mengambil nutrisi penting dan gas.
Membran plasma adalah mosaik fluida. Ini berarti bahwa itu adalah fleksibel dan terdiri dari
berbagai jenis molekul. Fosfolipid membentuk struktur dasar dari membran sel, yang disebut
lapisan ganda lipid. Tersebar di lapisan ganda lipid adalah molekul kolesterol yang
membantu untuk menjaga cairan membran. Membran protein penting untuk mengangkut zat
melintasi membran sel. Mereka juga dapat berfungsi sebagai enzim atau reseptor. Di sisi
cairan ekstraselular dari membran sel, Anda menemukan karbohidrat. Mereka membantu sel
untuk diakui sebagai jenis tertentu dari sel dan penting untuk memegang sel bersama-sama.
Transpor Melalui Membran Sel
Transpor Melalui Membran Sel – Organisme multiseluler mempunyai sistem transportasi di
dalam tubuhnya berupa transpor melalui membran sel. Transportasi ini melibatkan sel atau
membran sel yang memiliki ketebalan 5 – 10 nm (nano meter; 1 nm = 1 × 10 pangkat -9 m).
Membran ini menghalangi gerak ion dan molekul melewati membran. Hal ini sangat penting
untuk menjaga kestabilan pH, menjaga konsentrasi ion dalam sel, untuk kegiatan enzim,
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang bersifat racun, dan memasok ion-ion yang penting
dalam kegiatan saraf dan otot. Pada dasarnya, hanya ada empat macam gerakan lewat
membran sel ini, yaitu difusi, osmosis, transpor aktif, dan endositosis atau eksositosis.
1. Difusi
Difusi adalah, gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang tinggi ke daerah
lain dengan konsentrasi lebih rendah yang disebabkan oleh energi kinetik molekul-molekul
tersebut yang terjadi dalam proses transpor melalui membran sel. Kecepatan difusi melalui
membran sel tergantung pada perbedaan konsentrasi, ukuran molekul, muatan, daya larut
partikel-partikel dalam lipid dan suhu.
Pada umumnya, zat-zat yang larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik lebih mudah
berdifusi melalui membran daripada molekul hidrofilik. Selain itu, membran sel juga bersifat
permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang tidak bermuatan seperti H2O, CO2, dan O.
Dalam keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui membran sel daripada
molekul besar. Difusi sederhana dari molekul hidrofilik yang besarnya lebih dari 7 – 8 Å (Å
= angstrom = 10 pangkat -10 m) hampir tidak dapat berlangsung karena terhalang oleh
membran sel, tetapi molekul tersebut dapat masuk ke dalam sel dengan cara difusi terbantu
atau facilitated diffusion.
Difusi terbantu tergantung pada suatu mekanisme transpor melalui membran sel secara
khusus seperti permease. Permease adalah suatu protein (enzim) membran sel yang akan
memberi jalan bagi ion dan molekul polar tidak bermuatan agar dapat melintasi dua lapisan
lipid hidrofobik dari membran sel. Difusi ADP ke dalam dan ATP keluar dari mitokondria
juga memerlukan difusi terbantu. Dalam semua proses difusi terbantu, molekul bergerak ke
arah gradien konsentrasi. yang permeabel secara diferensial. Pelarut universal adalah air.
2. Osmosis
Pada hakikatnya, osmosis merupakan suatu proses difusi. Osmosis adalah difusi dari tiap
pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensial. Pelarut universal adalah air.
Jadi, dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara
diferensial dari pelarut berkonsentrasi tinggi (banyak air) ke pelarut yang berkonsentrasi
rendah (sedikit air) dalam proses transpor melalui membran sel. Proses osmosis akan berhenti
jika konsentrasi di dalam dan di luar sel telah seimbang.
Contoh Peristiwa Osmosis
Bila sel memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (sedikit air atau hipertonik) daripada di
luar sel, maka air yang ada di luar sel akan masuk ke dalam sel. Peristiwa masuknya air ke
dalam sel tersebut dapat mengakibatkan pecahnya sel pada sel hewan (hemolisis).
Sedangkan, pada sel tumbuhan, sel hanya akan menggembung karena ditahan oleh dinding
sel. Konsentrasi air yang tinggi di luar sel disebut hipotonik.
Sedangkan, bila sel memiliki konsentrasi zat terlarut lebih rendah (banyak air) daripada di
luar sel, maka air yang ada di dalam sel akan keluar sel. Keluarnya air dari sel akan
mengakibatkan sel mengerut. Pada sel hewan, mengerutnya sel ini disebut krenasi, sedangkan
pada sel tumbuhan disebut plasmolisis. – transpor melalui membran sel.
3. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan gerakan ion dan molekul melawan suatu gradien konsentrasi
dengan menggunakan energi untuk masuk atau keluar sel melalui membran sel. Selain
memerlukan energi berupa ATP, transpor aktif pada transpor melalui membran sel juga
memerlukan enzim untuk memindahkan molekul dan ion dari tempat konsentrasi rendah ke
tempat konsentrasi tinggi. Agar enzim dapat berfungsi sebagai pompa, maka enzim tersebut
harus dapat mengikat ion dan mengangkut ion dari satu sisi membran ke sisi yang lain.
Transpor Aktif dan Transpor Pasif : Molekul gula dan asam amino diangkut secara aktif ke
dalam sel menggunakan energi. Energi ini di peroleh dari gradien konsentrasi Na+ yang
terjadi pada pengangkutan natrium-kalium. Dengan bantuan suatu protein transpor khusus,
molekul glukosa dan ion natrium masuk ke dalam sel bersama-sama. Kemudian, natrium
tersebut dikeluarkan lagi oleh pompa natrium-kalium. Dengan demikian, pompa natrium-
kalium tidak hanya mengangkut secara aktif Na+ dan K+, tetapi secara tidak langsung
menyediakan energi untuk proses pengangkutan yang lain.
4. Endositosis dan Eksositosis
Endositosis adalah suatu mekanisme pengangkutan bahan, seperti makromolekul protein dari
cairan di luar sel ke dalam sel dengan membungkus makromolekul tersebut dengan cara
melekukkan sebagian dari membran sel ke dalam. Kantung yang terbentuk kemudian
melepaskan diri dari bagian luar membran dan membentuk vakuola di dalam sitoplasma.
Kemudian, lisosom menyatu dengan vakuola endositik tersebut dan isi dari organel tersebut
menjadi satu membentuk lisosom sekunder. Enzim-enzim lisosom akan mencerna
makromolekul menjadi bahan yang dapat larut (asam amino, gula, dan nukleotida).

Eksositosis adalah kebalikan dari endositosis. Pada sel-sel yang mengeluarkan protein dalam
jumlah yang besar, protein tersebut pertama-tama berkumpul di dalam sebuah kantung yang
dilapisi membran di dalam aparat golgi, kemudian bergerak ke permukaan sel, lalu mendekat
pada membran sel dan mengosongkan isinya ke luar, hal ini terjadi dalam transpor melalui
membran sel.

Lapisan Lipid Pada Membran Sel


Selamat Pagi, kali ini di ARTIKEL BERMUTU kita akan mempelajari tentang lapisan lipid
atau lemak pada membran sel. Kita mulai dari sejarah penemuannya lapisan lipid pada
membran sel terlebih dahulu.
Sejarah Penemuan Lapisan Lipid
Lapisan lipid untuk pertama kali ditemukan melalui percobaan pada tahun 1925 yang
menggunakan aseton untuk mengesktraksi lipid dari membran sel darah merah.
Pada saat itu, ditemukan bahwa molekul lipid yang ditemukan memiliki luas dua kali
permukaan sel. Yang tentu saja saat itu disimpulkan bahwa terdapat dua lapisan lemak
walaupun struktur membran sel yang seperti sekarang yaitu fosfolipid bilayer belum dapat
dipastikan kebenarannya saat itu.
Beberapa tahun setelahnya, setelah ditemukan metode pengkajian defraksi sinar X,
ditemukanlah bahwa lapisan lipid tersusun atas dua lapis pada membran sel.
Lapisan Lipid Pada Membran Sel
Molekul lipid pada membran sel tentu saja memiliki sifat yang sama dengan molekul lipid
lainnya yaitu tidak dapat larut dalam air, akan tetapi dapat larut dalam pelarut organik.
Lapisan lipid yang terdapat pada membran sel tersusun atas 3 jenis yaitu fosfolipid,
kolesterol, dan glikolipid. Ketiga jenis molekul lipid tersebut bersifat amfipotik atau memiliki
dua kutub yaitu satu bersifat suka terhadap air (hidrofilik) atau polar terhadap air, dan kutup
lain yang tidak suka terhadap air atau hidrofobik atau nonpolar terhadap air.
Sebagai contoh, salah satu molekul lipid yaitu fosfolipid memiliki kepala yang bersifat polar
dan dua ekor yang bersifat nonpolar. Panjang ekor fosfolipid beragam mulai dari 14-24 atom
karbon yang umumnya sahal satu berasal dari gugus asam lemak jenih.
Dikarenakan adanya ikatan rangkap pada dua atom karbon menyebabkan membengkaknya
rantai gugus asam lemak.
Apabila molekul molekul lipid yang bersifat amfipotik tersebut berada dilingkungan air,
maka akan cenderung menyusun diri sehingga bagian ekor yang bersifat hidrofobik akan
terlindung dari air. Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air, maka sel akan
bertindak dengan 2 cara yaitu:
Membentuk bola bola sebagai contoh, ekor ekor mengarah ke pusat bola
Membentuk susunan dwi lapisan
Berdasarkan percobaan secara in-vitro atau di dalam laboratorium, ditemukan bahwa terjadi
gerakan gerakan dalam lapisan lipid pada membran sel yaitu:
Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain menggunakan gerakan yang disebut
“flip-flop”, akan tetapi jarang terjadi.
Difusi lateral, molekul lipid pada membran sel berpindah tempat dalam lapisannya sendiri.
Gerakan rotasi, molekul lipid pada membran sel berputar pada sumbu molekul
Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakan fleksi.
Atas dasar teori dan percobaan inilah, jangan pernah percaya bila ada yang bilang lapisan
lipid pada membran sel merupakan lapisan yang kaku dan tidak mampu bergerak.
Sifat lapisan lipid pada membran sel seperti cairan atau sifat fluiditasnya cukup tinggi.
Molekul yang berperan penting dalam fluiditas lapisan lipid membran sel adalah molekul
kolesterol.
Dengan adanya molekul kolesterol, fluiditas membran plasma bertambah. Molekul kolesterol
sendiri berperan dalam menjaga kestabilan membran plasma (membran sel).
Beberapa molekul lipid yang terdapat pada berbagai membran sel pada sel tertentu adalah
kolesterol, fosfatidil etanolamin, fosfatidil serin, fosfatidil kolin, Sphingomielin, Gliokolipid
dan molekul lipid lainnya.
Kali ini kita akan membahas tentang transpor zat melalui membran sel yang mencakup
transpor pasif dan transpor aktif.
Transpor Zat Melalui Membran Sel
Fungsi membran sel yaitu sebagai pengatur keluar masuknya zat. Pengaturan itu
memungkinkan sel untuk memperoleh pH yang sesuai, dan konsentrasi zat-zat menjadi
terkendali. Sel juga dapat memperoleh masukan zat-zat dan ion-ion yang diperlukan serta
membuang zat-zat yang tidak diperlukan. Semua pengontrolan itu bergantung pada transpor
lewat membran.
Baca juga : Perjalanan Impuls Saraf
Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel.
Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke rendah. Jadi,
pejalan itu terjadi secara spontan. Contoh transpor pasif adalah difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi.

Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energi dari sel itu.
Perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi. Contoh transpor aktif
adalah pompa Natrium (Na+)-Kalium (K+), endositosis, dan eksositosis.

1. Difusi

Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan) tinggi ke konsentrasi
rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat berdifusi hingga
mencapai kerapatan molekul yang sama dalam satu ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum
akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam medium udara). Molekul dari
sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air di gelas meskipun tanpa diaduk (difusi
zat padat di dalam medium air), hingga kerapatan zat tersebut merata.

Difusi
2. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul air (dari kerapatan tinggi ke kerapatan rendah
dengan melewati satu membran. Osmosis dapat didefinisikan sebagai difusi lewat membran.

Osmosis

a. Zat yang dapat melewati membran sel


membran sel dapat dilewati zat-zat tertentu yang larut dalam lemak, zat-zat yang tidak
bermuatan (netral), molekul-molekul asam amino, asam lemak, gliserol, gula sederhana, dan
air. Zat-zat yang merupakan elektrolit lemah lebih cepat melewati membran daripada
elektrolit kuat. Contoh zat-zat yang dapat melewati membran dari yang paling cepat hingga
yang paling lambat antara lain: Na+, K+, Cl-, Ca2+, Mg2+, SO42-, Fe3+. Membran sel bersifat
permeabel terhadap zat-zat yang mudah melewati membran.
Artikel Penunjang : Larutan Elektrolit dan Non - Elektrolit
b. Zat yang tidak dapat melewati membran
membran sel tidak dapat melewati zat-zat gula (seperti pati, polisakarida), protein, dan zat-zat
yang mudah larut dalam pelarut organik. Membran bersifat impermeabel terhadap zat-zat
tersebut. Oleh karena membran permeabel terhadap zat tertentu dan impermeabel terhadap
terhadap zat yang lain maka dikatakan bersifat semipermeabel atau selektif permeabel.
Artikel Penunjang : Pengertian, Konsep, dan Wujud Zat
Proses osmosis berlangsung dari larutan yang memiliki potensial air tertinggi menuju larutan
dengan potensial air rendah. Potensial air adalah kemampuan air untuk berdifusi, yang
nilainya dalam satuan tekanan. Sesuai kesepakatan, potensial air (PA) air murni adalah 0
atmosfer. Besarnya PA larutan bergantung pada potensial osmotik (PO) dan potensial tekanan
(PT). Persamaannya :

PA = PO + PT

PA = potensial air
PO = potensial osmotik
PT = potensial tekanan

Potensial tekanan satu larutan adalah tambahan tekanan yang dapat meningkatkan nilai
potensial airnya. Pada tumbuhan, potensial tekanan diperoleh dalam bentuk tekanan turgor.
Tekanan turgor adalah tekanan balik dari dinding sel terhadap tekanan air isi sel. Tekanan
turgor menyebabkan tumbuhan menjadi tegak dan segar. Sebaliknya jika tekanan turgor
berkurang, maka tumbuhan menjadi lemas dan layu.

Potensial osmotik lebih menunjukkan satu status larutan, yaitu menunjukkan perbandingan
antara pelarut dengan zat terlarut yang dinyatakan dalam satuan energi. Potensial osmotik
menunjukkan kecenderungan molekul air pada satu larutan untuk melakukan osmosis
berdasarkan konsentrasi molekulnya.

Plasmolisis, Krenasi, dan Lisis

Adakalanya, proses osmosis dapat membahayakan sel. Sel yang mempunyai sitoplasma pekat
(berarti kerapatan airnya rendah), jika berada dalam kondisi hipotonis akan kemasukan air
hingga tekanan osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan yang demikian dapat memecah sel
tersebut. Dikatakan bahwa sel tersebut mengalami lisis, yaitu hancurnya sel karena rusak atau
robeknya membran plasma.

Sebaliknya, jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonis dibandingkan sel tersebut, maka
air di dalam sel akan mengalami osmosis keluar sel. Sel akan mengalami krenasi yang
menyebabkan sel berkeriput karena kekurangan air.

Kondisi yang ideal bagi sel tentu saja jika konsentrasi larutan sitoplasma seimbang dengan
lingkungan sekitarnya (isotonis).
Pada sel tumbuhan, keluarnya air dari sitoplasma ke luar sel menyebabkan volume sitoplasma
mengecil. Akibatnya membran plasma akan terlepas dari dinding sel. Peristiwa lepasnya
membran plasma dari dinding sel disebut plasmolisis. Plasmolisis yang parah dapat
menyebabkan kematian sel.

3. Difusi Terfasilitasi

Difusi dapat diperlancar oleh adanya protein pada membran sel . misalnya pada waktu proses
pengangkutan glukosa dari lumen usus ke dalam pembuluh darah usus halus. Glukosa tidak
dapat berdifusi secara spontan tanpa adanya protein pembawa. Prosesnya adalah sebagai
berikut. Mula-mula molekul glukosa diikat oleh protein yang ada di membran sel.
Selanjutnya, protein pembawa ini mengalami perubahan informasi dan mendorong glukosa
ke dalam sel. Setelah itu protein pembawa kembali pada informasi semula.

Protein pembawa juga dapat membuat celah yang dapat dilalui oleh ion-ion seperti Cl- dan
Ca2+.
Difusi Terfasilitasi

4. Pompa Natrium-Kalium

Pompa Natrium-Kalium tergolong transpor aktif, artinya sel mengeluarkan energi untuk
mengangkut kedua macam ion tersebut. Pada transpor aktif, zat dapat berpindah dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Jadi perjalanan zat dapat melawan gradien
konsentrasi atau gradien kadar.

Ion K+ penting untuk mempertahankan kegiatan listrik di dalam sel saraf dan memacu
transpor aktif zat-zat lain. Meskipun ion Na+ dan K+ dapat melewati membran. Karena
kebutuhan akan ion K+ sangat tinggi, maka diperlukan lagi pemasukan ion K+ ke dalam sel
dan pengeluaran ion Na+ ke luar sel. Konsentrasi ion K+ di luar sel rendah, dan di dalam sel
tinggi. Sebaliknya konsentrasi ion Na+ di dalam sel rendah dan di luar sel tinggi. Jika terjadi
proses osmosis, maka akan terjadi osmosis ion K+ dari dalam sel ke luar dan osmosis ion Na+
dari luar ke dalam sel. Akan tetapi yang terjadi bukanlah osmosis, karena pergerakan ion-ion
itu melawan gradien kadar, yaitu terjadi pemasukan ion K+ dan pengeluaran ion Na+. Untuk
melawan gradien kadar itu diperlukan energi ATP dengan pertolongan protein yang terdapat
pada membran. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ dari dalam sel diimbangi dengan pemasukan 2
ion K+ dari luar sel. Karena itu disebut pompa natrium-kalium.
Pompa Natrium-Kalium

Zat-zat yang dapat diangkut secara transpor aktif misalnya gula, protein, enzim dan hormon.

5. Endositosis dan Eksositosis

Endositosis artinya pemasukan zat ke dalam sel, sedangkan eksostosis artinya pengeluaran
zat dari dalam sel. Proses ini tergolong transpor aktif dan melawan dapat gradien kadar (dari
konsentrasi rendah ke tinggi). Contoh endositosis adalah fagositosis dan pinositosis.

Fagositosis (phagein = memakan; chytos = sel) adalah proses di mana membran plasma satu
sel membungkus partikel dari lingkungan luar dan menangkapnya dalam satu vakuola
makanan. Vakuola kemudian menyatu dengan lisosom membentuk heterofagosom dan
lisosom mencerna atau menghancurkan partikel tersebut. Contohnya sel darah putih dan sel
ameba yang memakan bakteri. Sel-sel tersebut membungkus bakteri dan menangkapnya
dalam satu vakuola makanan. Selanjutnya bakteri akan dicerna oleh lisosom.
Artikel Penunjang : Pengertian, Ciri,Struktur dan Klasifikasi Bakteri
Pinositosis (pinein = meminum) adalah peristiwa sel memakan sel memakan zat cair dan
membentuk sebuah gelembung. Cairan yang dimakan itu dimasukkan dalam vakuola
makanan.
Endositosis dan Eksositosis
Artikel Penunjang : Pengertian, Sifat, Fungsi dan Macam Macam Enzim
Contoh eksostosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel-sel kelenjar ada peristiwa
sekresi, misalnya sel-sel penghasil enzim pencernaan mensekresikan enzim itu ke dalam
usus. Caranya adalah enzim-enzim itu dimasukkan ke dalam vakuola atau kantong-kantong
kecil. Vakuola itu menuju tepi sel, membrannya membuka dan mengeluarkan enzim-enzim
tersebut dari sel. Proses pengeluaran enzim ini memerlukan energi sel. Tanpa energi, sel tidak
akan mampu mengeluarkannya.
Pengertian dan Sejarah Penemuan Sel
Struktur dan Fungsi Sel Eukariotik
Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik

Transpor melalui Membran Sel : Transpor Aktif dan Transpor Pasif


By Ken Pandu Negara di 17:31
Di dalam sel terdapat sitoplasma yang mengandung banyak organel sel. Dengan lingkungan
luar sel, organel-organel sel dalam sitoplasma tersebut dibatasi oleh suatu membran yang
disebut membran sel. Membran sel ini mempunyai struktur molekul berupa gabungan antara
molekul lemak dan protein. Melalui membran sel segala zat baik cair, gas, maupun yang
berupa padatan dapat masuk lewat mekanisme transpor ke dalam sel untuk kemudian
mempengaruhi metabolisme sel. Transpor melalui membran sel inilah yang akan kita bahas
pada artikel berikut.
Transpor melalui Membran Sel
Struktur membran sel yang tersusun atas 50% protein dan 50% lemak. Protein dalam
membran sel terbagi 2, yaitu protein ekstrinsik (perifer) dan protein intrinsik (integral).
Protein intrinsik adalah protein yang tersembul antara 2 lapis fosfolipid, menghuni
permukaan dalam membran sel, dan bersifat hidrofobik (menolak air), sedangkan protein
ekstrinsik adalah protein yang tenggelam di antara 2 lapisan fosfolipid, menghuni permukaan
luar membran sel, dan bersifat hidrofilik (suka air).

Karena struktur dan sifat penyusun membran sel yang demikian, membran sel kemudian
menjadi bersifat semi atau selektif permeabel yang artinya membran sel hanya bisa dilewati
air atau zat terlarut melalui mekanisme transpor. Mekanisme transpor melalui membran sel
sendiri dibedakan menjadi 2 yaitu transpor aktif dan transpor pasif. Apa itu transpor aktif dan
transpor pasif?
1. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah proses transpor melalui membran sel yang membutuhkan energi dalam
melakukan aktivitasnya. Energi tersebut berupa adenosin trifosfat (ATP) yang dihasilkan dari
respirasi sel. Dengan ATP akan terjadi pemaksaan terhadap zat untuk dapat melewati
membran melalui perlawabab terhadap gradien konsentrasinya.

Transpor aktif melalui membran sel digolongkan menjadi endositosis dan eksositosis.
Endositosis adalah peristiwa pembentukan kantong membran sel ketika partikel ditransfer ke
dalam sel. Sedangkan Eksositosis adalah kebalikan dari endositosis. Eksositosis adalah
peristiwa pembentukan kantong membran sel ketika partikel ditransfer ke luar sel. Untuk
lebih jelasnya mengenai endositosis dan eksositosis, Anda dapat melihat gambar ilustrasi di
bawah ini atau berkunjung ke artikel ini.
2. Transpor Pasif
Transpor pasif ialah proses transpor melalui membran sel yang tidak membutuhkan energi.
Transpor pasif terjadi dikarenakan adanya perbedaan konsentrasi antara 2 zat atau larutan di
bagian dalam dan luar sel. Transpor pasif sendiri terbagi lagi menjadi 3 mekanisme yaitu
difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
a. Difusi
Difusi adalah transpor pasif atau perpindahan zat melewati membran dari titik yang
berkonsentrasi tinggi ke titik yang memiliki konsentrasi rendah. Contoh difusi dapat
ditemukan pada hewan uniseluler yang mengambil oksigen dari habitatnya. Oksigen berdifusi
dan masuk ke dalam hewan uniseluler tersebut akibat konsentrasi oksigen di habitatnya lebih
tinggi dari pada konsentrasi oksigen di dalam tubuhnya.
b. Osmosis
Osmosis adalah transpor pasif atau perpindahan air melalui membran selektif permeabel
akibat adanya tekanan osmotik dari larutan hipotonis (larutan dengan konsentrasi rendah) ke
larutan hipertonis (larutan dengan konsentrasi tinggi). Contoh osmosis dapat ditemukan pada
larutan garam, gula, dan larutan lainnya. Saat dimasukkan ke dalam alat pengukur tekanan
osmotik (osmometer), semua larutan tersebut bakal menunjukkan nilai tekanan osmotik
tertentu.
c. Difusi terbantu
Difusi terbantu adalah transpor pasif atau perpindahan zat melalui membran selektif
permeabel yang terjadi karena bantuan enzim (protein). Contoh difusi terbantu dapat kita
lihat pada bakteri E. coli. Bila dipindah ke media yang mengandung laktosa, metabolisme
bakteri tersebut akan menurun akibat membran selnya bersifat impermeabel terhadap laktosa.
Akan tetapi, selang beberapa waktu, enzim permease akan terbentuk di dalam selnya untuk
memudahkan laktosa masuk dan menembus membran sel.

Biologi : Transpor Melalui Membran

Transpor Melalui Membran


Setiap sel yang hidup harus selalu memasukkan materi yang diperlukan dan membuang sisa-
sisa metabolismenya. Untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion di dalam sitoplasma, sel
juga selalu memasukkan dan mengeluarkan ion-ion tertentu. Pengaturan keluar masuknya
materi dari dan menuju ke dalam sel sangat dipengaruhi oleh permeabilitas membran.
Bagian dalam lapisan lipid bilayer bersifat hidrofobik, sehingga tidak dapat ditembus oleh
molekul-molekul polar dan substansi yang larut dalam air. Transpor materi-materi yang larut
dalam air dan bermuatan diperankan oleh protein integral membran.
Fungsi membran sel antara lainsebagai pengatur keluar masuknya zat. Pengaturan itu
memungkinkan sel untuk memperoleh pH yang sesuai, dan konsentrasi zat-zat menjadi
terkendali. Sel juga dapat memperoleh masukan zat-zat dan ion-ion yang diperlukan serta
membuang zat-zat yang tidak diperlukan. Bagaimana selapis membran dapat melakukan
pengontrolan yang demikian penting itu? Semua pengontrolan itu bergantung pada transpor
lewat membran.
Perpindahan molekul atau ion melewati membran ada dua macam, yaitu transpor pasif dan
transpor aktif.
a.Transpor Pasif
Perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut
terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke rendah. Jadi perjalanan itu terjadi secara
spontan. Contoh transpor pasif adalah difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi.

1. Difusi
Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan) tinggi ke konsentrasi
rendah, tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat berdifusi hingga
dicapai kerapatan molekul yang sama dalam suatu ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum
akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas dalam medium udara). Molekul dari sesendok
gula akan menyebar ke seluruh volume air di gelasmeskipun tanpa diaduk (difusi zat padat
dalam medium air), hingga kerapatan zat tersebut merata.
Konsentrasi air dalam air murni adalah 100%, sedangkan dalam larutan konsentrasinya
kurang dari 100%. Zat terlarut menurunkan konsentrasi air, sedangkan air sebaliknya
menurunkan konsentrasi zat terlarut. Misalnya jika ada 50 ml air murni (A) dicampur dengan
50 ml larutan gula 50% (B). Sebut saja larutan yang terbentuk itu C. Pada saat terjadinya
larutan campuran C, maka akan terjadi difusi air dari daerah dengan konsentrasi air yang
tinggi (A) ke daerah dengan konsentrasi air yang rendah (B). Sebaliknya, partikel gula akan
berdifusi dari daerah dengan konsentrasi gula tinggi (larutan B) ke daerah dengan konsentrasi
gula rendah (A).Larutan C akhirnya menjadi larutan yang homogen dengan konsentrasi
larutan gua 25%.
Molekul atau zat dapat mengalami difusi keluar masuk sel, dari kerapatan tinggi ke kerapatan
nol atau rendah. Dengan demikian zat tersebut dapat “diangkut” keluar masuk sel tanpa
menggunakan energi. Hal itu tentu sangat menguntungkan sel.

2.Osmosis

Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul air (pelarut ) dari kerapatan tinggi ke kerapatn
rendah dengan melewatisuatu membran. Osmosis dapat didefinisikan sebagai difusi lewat
membran. Ion-ion dan zat-zat apa sajakah yang dapat melewati membran sel? Sebaliknya
ion-ion serta zat-zat apa sajakah yang tidak dapat melewati membran sel?
a.Zat yang Dapat Melewati Membran Sel
Membran sel dapat dilewati zat-zat tertentu yang larut dalam lemak, zat-zat yang tidak
bermuatan (netral), molekul-molekul asam amino, asam lemak, gliserol, gula sederhana, dan
air.Zat-zat yang merupakan elektrolit lemahlebih cepat melewati membran dari yang paling
cepat hingga yang paling lambat antara lain :Na+, K+, I-, Cl-, Ca2+, Mg2+, SO42-, Fe3+.
Membran sel bersifat permeabel terhadap zat-zat yang mudah melewati membran.

b.Zat yang Tidak Dapat Melewati Membran Sel


Membran sel tidak dapat dilewati zat-zat gula (seperti pati, polisakarida) protein, dan zat-zat
yang mudah larut dalam pelarut organik. Membran bersifat impermeabel terhadap zat-zat
tersebut. Oleh karena membran permeabel terhadap zat tertentu dan impermeabel terhadap
zat lain maka dikatakan membran bersifat semipermeabel atau selektif permeabel.
Potensial Osmotik
Proses osmosis berlangsung dari larutan yang memiliki potensial air tinggi menuju larutan
dengan potensial air rendah.Potensial air adalah kemampuan air untuk berdifusi, yang
nilainya dalam satuan tekanan. Sesuai kesepakatan, potensial air (PA) air murni adalah 0
atmosfer. Besarnya PA larutan tergantung pada potensial osmotik (PO) dan potensial tekanan
(PT). Keadaan ini dapat ditulis dalam persamaan:
PA = PO + PT
PA = potensial air
PO = potensial osmotik
PT = potensial tekanan
Potensial tekanan suatu larutan adalah tambahan tekanan yang dapat meningkatkan potensial
airnya. Pada tumbuhan, potensial tekanan diperoleh dalam bentuk tekanan turgor. Tekanan
turgor adalah tekanan balik dari dinding sel terhadap tekanan air isi sel. Tekanan turgor
menyebabkan tumbuhan menjadi tegak dan segar. Sebaliknya, jika tekanan turgor berkurang,
maka tumbuhan menjadi lemas dan layu.
Potensial osmotik lebih menunjukkan suatu status larutan, yaitu menunjukkan perbandingan
antara pelarut dengan zat terlarut yang dinyatakan dalam satuan energi.Potensial osmotik
menunjukkan kecenderungan molekul air pada suatu larutan untuk melakukan osmosis
berdasarkan konsentrasi molekulnya. Air murni mempunyai PA = 0 atm, dan karena PT = 0
maka PO air murni = 0. Hal ini menunjukkan PO air murni yang paling tinggi, dan PO
larutan akan lebih rendah dari 0 atau dinyatakan minus.
Satuan besaran potensial osmotik dinyatakan dalam atmosfer (atm), bar (2,5 Mpa = 25 bar
=24,67 atm), Mpa = megapascal. Jacobus Henricus Van’t Hoff berhasil menciptakan rumus
untuk menghitung besarnya tekanan osmotik, yaitu dengan persamaan berikut.

RT

= potensial osmotik (MPa)


m = molaritas (mol zat terlarut/ 1000 mL)
i = konstanta ionisasi
R = konstanta gas (0,00831 1.MPa/ mol.K)
T = temperatur absolut (K)
Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa tekanan osmotik dipengaruhi oleh
4 faktor, yaitu:
1.molaritas zat terlarut = m
2.konstanta ionisasi =i
3.konstanta gas =R
4.temperatur absolut = T
Untuk zat terlarut bukan elektrolit, dan molekulnya tidak mengikat air hidrasi, maka potensial
osmotiknya (PO) sebanding dengan konsentrasi molalnya. Dengan demikian potensial

osmotik 1 molal larutan adalah -22,4 atmosfer pada 0 . Rumus di atas menjadi -m.
Plasmolisis, Krenasi, dan Lisis
Adakalanya, proses osmosis dapat membahayakan sel. Sel yang mempunyai sitoplasma pekat
(berarti kerapatan airnya rendah), jika berada dalam kondisi hipotonis akan kemasukan air
hingga tekanan osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan demikian dapat memecahkan sel
tersebut. Dikatakan bahwa sel itu mengalami lisis, yaitu hancurnya sel karena rusaknya atau
robeknya membran plasma.
Sebaliknya, jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonis dibandingkan sel tersebut, maka
air di dalam sel akan mengalami osmosis keluar sel. Sel akan mengalami krenasi yang
menyebabkan sel berkeriput karena kekurangan air.
Kondisi yang ideal bagi sel tentu saja jika konsentrasi larutan sitoplasma seimbang dengan
lingkungan sekitarnya (isotonis).
Pada sel tumbuhan, keluarnya air dari sitoplasma ke luar sel menyebabkan volume sitoplasma
mengecil. Akibatnya, membran plasma akan terlepas dari dinding sel. Peristiwa lepasnya
membran plasma dari dinding sel disebut plasmolisis. Plasmolisis yang parah menyebabkan
kematian sel.

3.Difusi Terfasilitasi
Difusi dapat diperlancar oleh adanya protein pada membran sel. Misalnya pada waktu proses
pengangkutan glukosa dari lumen usus ke dalam pembuluh darah usus halus. Glukosa tidak
dapat berdifusi secara spontan tanpa adanya protein pembawa. Prosesnya adalah sebagai
berikut. Mula-mula molekul glukosa diikat oleh protMula-mula molekul glukosa diikat oleh
protein yang ada di membran sel. Selanjutnya protein pembawa ini mengalami perelanjutnya
protein pembawa ini mengalami perubahan konformasidan mendorong glukosa ke dalam sel.
Setelah itu protein pembawa kembali pada konformasi semula.
Protein pembawa juga dapat membuat celah yang dapat dilalui oleh ion-ion seperti Cl- dan
Ca2+.

b.Transpor Aktif
Perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energi dari sel itu. Perpindahan tersebut
dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi. Contoh transpor aktif adalah pompa Natrium
(Na+) – Kalium (K+), endositosis, dan eksositosis.
1.Pompa Natrium – Kalium
Pompa Natrium – Kalium tergolong transpor aktif, artinya sel mengeluarkan energi untuk
mengangkut kedua macam ion itu. Pada transpor aktif, zat dapat berpindah dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi tinggi. Jadi, perjalanan zat dapat melawan gradien konsentrasi atau
gradien kadar.
Ion K+ penting untuk mempertahankan kegiatan listrik di dalam sel saraf dan memacu
transpor aktif zat-zat lain. Meskipun ion Na+ dan K+ dapat melewati membran, karena
kebutuhan akan ion K+ tinggi, maka diperlukan lagi pemasukan ion K+ ke dalam sel dan
pengeluaran ion Na+ keluar sel. Konsentrasi ion K+ diluar sel rendah dan di dalam sel tinggi.
Sebaliknya, konsentrasi ion Na+ di dalam sel rendah dan di luar sel tinggi. Jika terjadi proses
osmosis, maka akan terjadi osmosis ion K+ dari dalam sel ke luar dan osmosis ion Na+ dari
luar ke dalam sel. Akan tetapi yang terjadi bukanlah osmosis, karena pergerakan ion-ion itu
melawan gradien kadar, yaitu terjadi pemasukan ion K+ dan pengeluaran ion Na+. Untuk
melawan gradien kadar itu diperlukan energi ATP dengan pertolongan protein yang ada pada
membran. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ dari dalam sel diimbangi dengan pemasukan 2 ion
K+ dari luar sel. Karena itu disebut sebagai pompa natrium – kalium.
Zat-zat yang dapat diangkut secara transpor aktif misalnya gula, protein, enzim, dan hormon.
2.Endositosis dan Eksositosis
Endositosis artinya pemasukan zat ke dalam sel, sedangkan eksositosis artinya pengeluaran
zat dari dalam sel. Proses ini tergolong transpor aktif dan melawan gradien kadar (dari
konsentrasi rendah ke tinggi). Contoh endositosis adalah fagositosis dan pinositosis.
Fagositosis (phagein = memakan; cytos = sel) adalah proses di mana membran plasma suatu
sel membungkus partikel dari lingkungan luar dan menangkapnya dalam suatu vakuola
makanan. Vakuola kemudian menyatu dengan lisosom membentuk heterofagosom dan
lisosom mencerna atau menghancurkan partikel tersebut. Contohnya sel darah putih dan sel
ameba yang memakan bakteri. Sel-sel tersebut membungkus bakteri dan menangkapnya
dalam suatu vakuola makanan. Selanjutnya bakteri akan dicerna oleh lisosom. Pinositosis
(pinein = meminum) adalah peristiwa sel memakan zat cair. Sel mengelilingi setetes cairan
dan membentuk sebuah gelembung. Cairan yang dimakan itu dimasukkan ke dalam vakuola
makanan.
Contoh eksositosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel-sel kelenjar pada peristiwa
sekresi. Misalnya sel-sel enghasil enzim pencernaan mensekresikan enzim itu ke dalam usus.
Caranya, enzim-enzim itu dimasukkan ke dalam vakuola atau kantong-kantong kecil.
Vakuola itu menuju ke tepi sel, membrannya membuka dan keluarlah enzim-enzim tersebut
dari sel. Proses pengeluaran enzim ini memerlukan energi sel. Tanpa energi, sel tidak akan
mampu mengeluarkannya.

Proses Respirasi Seluler


Posted on Desember 23, 2014 by kliksma
Respirasi sel adalah proses penggalian energi dalam bentuk ATP dari glukosa dalam
makanan yang dimakan. Bagaimana respirasi sel terjadi dalam sel? Untuk mengetahui
jawabannya, berikut adalah paparan berkaitan dengan proses respirasi seluler, yang mudah-
mudahan dapat memberi sedikit gambaran tentang proses respirasi seluler tersebut!
Pada hakikatnya, respirasi adalah pemanfaatan energi bebas dalam makanan menjadi energi
bebas yang ditimbun dalam bentuk ATP. Dalam sel, ATP digunakan sebagai sumber energi
bagi seluruh aktivitas hidup yang memerlukan energi.
Menurut Campbell et al. (2002), aktivitas hidup yang memerlukan energi antara lain, kerja
mekanis (kontraktil dan motilitas), transpor aktif (mengangkut molekul zat atau ion yang
melawan gradien konsentrasi zat), produksi panas (bagi tubuh burung dan hewan menyusui).
Namun, selain ketiga tujuan tersebut, energi dibutuhkan oleh tubuh untuk transfer materi
genetik dan metabolisme sendiri.
konten yang disponsori

Jadi respirasi seluler adalah proses perombakan molekul organik kompleks yang kaya akan
energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah (proses katabolik) pada
tingkat seluler. Pada respirasi sel, oksigen terlibat sebagai reaktan bersama dengan bahan
bakar organik dan akan menghasilkan air, karbon dioksida, serta produk energi utamanya
ATP.
ATP (adenosin trifosfat) memiliki energi untuk aktivitas sel seperti melakukan sintesis
biomolekul dari molekul pemula yang lebih kecil, menjalankan kerja mekanik seperti pada
kontraksi otot, dan mengangkut biomolekul atau ion melalui membran menuju daerah
berkonsentrasi lebih tinggi.
Mekanisme Respirasi Seluler
Secara garis besar, respirasi sel melibatkan proses-proses yang disebut glikolisis, siklus Krebs
atau siklus asam sitrat, dan rantai transpor elektron. Perhatikan diagram respirasi seluler
berikut:
Gambaran umum respirasi seluler pada eukariotik.

1. Glikolisis (di sitosol/sitoplasma)

Kata “glikolisis” berarti “menguraikan gula” dan itulah yang tepatnya terjadi selama jalur ini.
Glukosa, gula berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula berkarbon tiga. Gula yang lebih
kecil ini kemudian dioksidasi, dan atom sisanya disusun ulang untuk membuat dua molekul
piruvat (champbell, 2002)
NADH merupakan sumber elektron berenergi tinggi, sedangkan ATP adalah persenyawaan
berenergi tinggi. Selama glikolisis dihasilkan 4 molekul ATP, akan tetapi 2 molekul ATP
diantaranya digunakan kembali untuk berlangsungnya reaksi-reaksi yang lain sehingga tersisa
2 molekul ATP yang siap digunakan untuk tubuh. Seluruh proses glikolisis tidak memerlukan
oksigen. Reaksi glikolisis terjadi di sitoplasma (di luar mitokondria). Hasil akhir sebelum
memasuki siklus krebs adalah asam piruvat. Ada yang membedakan tahap ini menjadi dua
yaitu glikolisis dan dekarbosilasi oksidatif. Glikolisis mengubah senyawa 6C menjadi
senyawa 2C pada hasil akhir glikolisis. Yang dimaksud dekarbosilasi oksidatif adalah reaksi
asam piruvat diubah menjadi asetil KoA (syamsuri, 1980)
2. Dekarboksilasi Oksidatif
Setelah memasuki mitokondria,asam piruvat mula-mula diubah menjadi suatu senyawa yang
disebut asetilCoA. Dekarboksilasi Oksidatif ini merupakan persambungan antara glikolisis
dan siklus krebs, yang diselesaikan oleh kompleks multi enzim yang mengkatalis 3 reaksi:
Gugus karboksil piruvat dikeluarkan dan dilepaskan sebagai molekul CO2
Fragmen ber-karbon dua yang tersisa dioksidasi untuk membuat senyawa yang dinamai
asetat. Suatu enzim mentransfer electron yang diekstraksi ke NAD+ dan menyimpan energy
dalam bentuk NADH.
Koenzim A (senyawa yang mengandung sulfur diikatkan pada asetat tadi oleh ikatan yang
tidak stabil yang membuat gugus asetil sangat reaktif.
3. Siklus kreb / siklus asam sitrat (di mitokondria)

Glikolisis melepas energi kurang dari seperempat energi kimiawi yang tersimpan dalam
glukosa, sebagian besar energi itu tetap tersimpan dalam dua molekul piruvet. Jika ada
oksigen molekuler, piruvat itu memasuki mitokondria dimana enzim siklus krebs
menyempurnakan oksidasi bahan bakar organiknya (champbell, 2002)
Memasuki siklus krebs, asetil KoA direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam
piruvat (6C). selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur menjadi berbagai macam zat
yang akhirnya menjadi asam oksalosuksinat. Dalam perjalanannya, 1C (CO2) dilepaskan.
Pada tiap tahapan, dilepaskan energi dalam bentuk ATP dan hidrogen. ATP yang dihasilkan
langsung dapat digunakan. Sebaliknya, hidrogen berenergi digabungkan dengan penerima
hidrogen yaitu NAD dan FAD, untuk dibawa ke sistem transport elektron. Dalam tahap ini
dilepaskan energi, dan hidrogen direasikan dengan oksigen membentuk air. Seluruh reaksi
siklus krebs berlangsung dengan memerlukan oksigen bebas (aerob). Siklus krebs
berlangsung didalam mitokondria (Syamsuri, 1980).
4. Sistem Transpor Elektron (di mitokondria)

Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus krebs ada dua macam. Pertama
dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP (Guanin Tripospat). Energi
ini merupakan energi siap pakai yang langsung dapat digunakan. Kedua dalam bentuk
transport elektron, yaitu NADH (Nikotin Adenin Dinokleutida) dan FAD (Flafin adenine
dinukleotida) dalam bentuk FADH2. Kedua macam sumber elektron ini dibawa kesistem
transfer elektron. Proses transfer elektron ini sangat komplek, pada dasarnya, elektron dan H+
dan NADH dan FADH2 dibawa dari satu substrak ke substrak yang lain secara berantai.
Setiap kali dipindahkan, energi yang terlepas digunakan untuk mengikatkan fosfat anorganik
(P) kemolekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian akhir terdapat oksigen sebagai
penerima, sehingga terbentuklah H2O. katabolisme 1 glukosa melalui respirasi aerobik
menghasilkan 3 ATP. Setiap reaksi pada glikolisis, siklus krebs dan transport elektron
dihasilkan senyawa – senyawa antara. Senyawa itu digunakan bahan dasar anabolisme
(Syamsuri, 1980).
Selama respirasi seluler, pemanenan energi makanan untuk sintesis ATP jika satu molekul
glukosa terurai secara sempurna maka fosforilasi tingkat substrat menghasilkan 4 ATP dan
fosforilasi oksidatif menghasilkan 34 ATP. Proses oksidasi satu molekul glukosa dapat
memanen energi sebanyak 38 ATP. Sementara itu, dalam oksidasi sempurna satu molekul
glukosa melepaskan 686 kkal (DG = -686 kkal/mol), dan fosforilasi ADP menjadi ATP
menyimpan sedikitnya 7,3 kkal per mol ATP. Oleh karena itu, efisiensi respirasi adalah 7,3
kali 38 dibagi 686, atau kira-kira 40%. Sedangkan sisa energi simpanan hilang sebagai panas
untuk mempertahankan suhu tubuh, dan menghamburkan sisanya melalui keringat dan
mekanisme pendinginan lainnya (Campbell et al., 2002)
ATP yang dihasilkan dari sebuah molekul glukosa yang dioksidasi di dalam sel, dari
glikolisis sampai rantai respirasi antara lain:
a. Glikolisis menghasilkan
1 NADH + H+ = 1 X 2 X 3 ATP = 6 ATP
2 ATP = 2 X 2 X 2 ATP = 4 ATP
Jumlah = 10 ATP
Dipakai = 2 ATP
Hasil bersih ATP glikolisis = 8 ATP
b. Dekarboksilasi oksidatif menghasilkan
1 NADH + H+ = 1 X 2 X 3 ATP = 6 ATP
c. Siklus krebs menghasilkan
3 NADH+H+ = 3 X 2 X 3 ATP = 18 ATP
1 FADH2 = 1 X 2 X 2 ATP = 4 ATP
1 ATP = 1X 2 X 1 ATP = 2 ATP
Jumlah b + c = 30 ATP
Jadi hasil bersih ATP dalam respirasi dari 1 molekul glukosa adalah 38 ATP

Home › Kelas XII › respirasi sel


Tahapan Respirasi Seluler
By tanri alim 3/09/2013 Add Comment
Apakah Anda ingin tahu bagaimana sel-sel tubuh mengubah makanan menjadi energi, dengan
bantuan oksigen? Berikut ini adalah gambaran dari tahapan yang terlibat dalam respirasi
aerobik.

Respirasi seluler adalah proses di mana energi yang tersimpan dalam glukosa dilepaskan
oleh sel-sel.

Respirasi seluler berlangsung dalam berbagai tahap. Proses ini terjadi pada manusia,
tanaman, hewan dan bahkan dalam bakteri mikroskopis.

Respirasi seluler terjadi di sel-sel tubuh. Selama respirasi, energi dari glukosa dilepaskan
dengan bantuan oksigen. Proses ini secara ilmiah dikenal sebagai respirasi aerobik.

Ada juga respirasi anaerobik yang terjadi tanpa adanya oksigen.

Respirasi Aerobik
Glikolisis, siklus Krebs, dan transpor elektron adalah tiga tahap dari respirasi aerobik.

Tahapan ini terdiri dari serangkaian reaksi metabolisme yang terjadi di sitoplasma (bagian
luar) dan mitokondria (bagian dalam) dari sel-sel makhluk hidup. Energi biokimia yang
diperoleh dari nutrisi diubah menjadi ATP (Adenosine tri-fosfat), karbon dioksida dan air
selama respirasi aerobik.

Selama tahap respirasi aerobik, glukosa teroksidasi dan energi dilepaskan. Ketika ikatan
kimia glukosa dipecah menjadi energi, karbon dioksida dan air yang dihasilkan sebagai
produk sampingan. Energi dalam bentuk ATP dilepaskan melalui respirasi aerobik secara
sederhana dapat dijelaskan dengan bantuan persamaan berikut:

Glukosa + Oksigen = Energi + Karbon Dioksida + Air

atau

C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O = + Energi (ATP)

ATP adalah nukleotida multifungsi yang bertindak sebagai sumber energi untuk sel. ATP
adalah gudang energi, dan menyediakan energi untuk sel. Respirasi sel membantu energi
panen kimia dari makanan dan menyimpannya dalam molekul ATP.

Tahap-tahap Respirasi Aerobik

Glikolisis
Glikolisis adalah tahap pertama dalam respirasi aerobik. Tahap ini sebenarnya anaerobik
karena tidak membutuhkan oksigen. Setiap sel dalam tubuh, mampu melakukan glikolisis di
sitosol (sel cairan sitoplasma). Jadi diyakini bahwa glikolisis mungkin muncul sangat awal
dalam evolusi kehidupan.

Dalam tahap ini, glukosa teroksidasi sebagian. Sementara tubuh enzim mentransfer glukosa
ke molekul piruvat (zat organik juga dikenal sebagai asam piruvat), gugus fosfat akan
dihapus dengan bantuan enzim katalis yang berbeda. Karbon dengan dua molekul oksigen
dihapus karena tidak lagi mengandung energi di dalamnya.

Dengan demikian, glikolisis adalah sumber dari beberapa karbon dioksida yang dihasilkan
oleh tubuh. Melalui glikolisis, 2 ATP molekul yang dihasilkan. Proses ini juga melepaskan
molekul air 2 dan 2 molekul NADH energi yang kaya. Pada akhir tahap ini, 90% dari energi
yang tersedia dari glukosa tidak dilepaskan, karena masih terkunci dalam elektron asam
piruvat. Ini pyruvates melanjutkan dari sitosol menuju mitokondria dari sel, di mana siklus
Krebs terjadi.

Siklus Krebs
Siklus Krebs terdiri dari satu set yang rumit reaksi. Hal ini memungkinkan sel untuk
menghasilkan energi dengan degradasi pyruvates kaya energi menjadi CO2. Dalam tahap ini
respirasi aerobik, ATP siap untuk melepaskan energi yang tersimpan dalam ikatan molekul
pyruvates.

Pyruvates yang teroksidasi selama tahap ini. Satu karbon dan dua atom oksigen dari setiap
molekul puruvate dikeluarkan dengan bantuan mikro-enzim. Ini menghasilkan asetil KoA,
yang pada gilirannya membantu menghasilkan asam sitrat. Asam sitrat selanjutnya dipecah
dan ini menghasilkan 2 molekul CO2.

Molekul asetil KoA benar-benar teroksidasi dalam tahap ini. Oksigen sangat penting dalam
proses ini. Dua putaran lengkap siklus Krebs menghasilkan 6 molekul NADH dan 2 molekul
menghasilkan energi lainnya dari FADH2 bersama dengan 2 molekul ATP dan molekul
karbon dioksida 4. Ahli biokimia Inggris, Hans Krebs, pertama kali dipostulatkan fenomena
ini pada tahun 1937 dan karena itu dikenal sebagai siklus Krebs.

Rantai Transportasi Elektron


Pada setiap pergantian siklus Krebs, ADP (adenosin difosfat) diubah menjadi molekul ATP dan 5
pasang elektron energi tinggi yang disita oleh 5 molekul pembawa untuk transportasi lebih lanjut. Ini
menghasilkan rantai transpor elektron. Dalam tahap ini, elektron ini energi tinggi lagi digunakan
untuk mengkonversi ADP menjadi ATP.

Rantai ini terdiri dari jaringan elektron pembawa protein yang hadir dalam membran bagian dalam
sel, mitokondria. Elektron ditransfer dari satu tempat ke tempat lain oleh protein. Protein ini
bertanggung jawab untuk fosforilasi oksidatif (penambahan fosfat) dan transfer elektron menjelang
akhir rantai. Ini adalah proses metabolisme di mana nutrisi yang teroksidasi dan energi dilepaskan
untuk menghasilkan ATP.
Respirasi Sel (Katabolisme) + Video Lengkap
Metabolisme adalah suatu reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup (reaksi
biokimia). Pengertian ini mencakup dua hal yaitu katabolisme dan anabolisme.

Katabolisme

Katabolisme disebut juga respirasi, merupakan proses pemecahan bahan organik menjadi
bahan anorganik dan melepaskan sejumlah energi (reaksi eksergonik). Energi yang lepas
tersebut digunakan untuk membentuk adenosin trifosfat (ATP), yang merupakan sumber
energi untuk seluruh aktivitas kehidupan.
Pada prinsipnya katabolisme merupakan reaksi reduksi-oksidasi (redoks), karena itu dalam
reaksi tersebut diperlukan akseptor elektron untuk menerima elektron dari reaksi oksidasi
bahan organik. Akseptor elektron tersebut diantaranya adalah:

NAD (nikotinamida adenin dinukleotida)


FAD (flavin adenin dinukleotida)
Ubikuinon
Sitokrom
Oksigen

Ada empat langkah dalam proses respirasi, yaitu: glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, daur
Krebs, dan rantai transpor elektron.
1. Glikolisis
Glikolisis berlangsung di sitosol, merupakan proses pemecahan molekul glukosa yang
memiliki 6 atom C menjadi dua molekul asam piruvat yang memiliki 3 atom C. Reaksi yang
berlangsung di sitosol ini menghasilkan 2 NADH dan 2 ATP.
2. Dekarboksilasi Oksidatif

Dekarboksilasi oksidatif berlangsung di matriks mitokondria, sebenarnya merupakan langkah


awal untuk memulai langkah ketiga, yaitu daur Krebs. Pada langkah ini 2 molekul asam
piruvat yang terbentuk pada glikolisis masing-masing diubah menjadi Asetil-KoA (asetil
koenzim A) dan menghasilkan 2 NADH.
3. Daur Krebs
Daur Krebs yang berlangsung di matriks mitokondria disebut juga daur asam sitrat atau daur
asam trikarboksilat dan berlangsung pada matriks mitokondria. Asetil-KoA yang terbentuk
pada dekarboksilasi oksidatif, memasuki daur ini. Pada akhir siklus dihasilkan 6 NADH, 2
FADH, dan 2 ATP. (lihat skema di bawah)

4. Rantai Transpor Elektron

Rantai transpor elektron berlangsung pada krista mitokondria. Prinsip dari reaksi ini adalah:
setiap pemindahan ion H (elektron) yang dilepas dari dua langkah pertama tadi antar akseptor
dihasilkan energi yang digunakan untuk pembentukan ATP.
Setiap satu molekul NADH yang teroksidasi menjadi NAD akan melepaskan energi yang
digunakan untuk pembentukan 3 molekul ATP. Sedangkan oksidasi FADH menjadi FAD,
energi yang lepas hanya bisa digunakan untuk membentuk 2 ATP. Jadi, satu mol glukosa
yang mengalami proses respirasi dihasilkan total 38 ATP.
Tabel berikut menjelaskan perhitungan pembentukan ATP per mol glukosa yang dipecah
pada proses respirasi.
Proses ATP NADH FADH

Glikolisis 2 2 –
Dekarboksilasi oksidatif – 2 –
Daur Krebs 2 6 2
Rantai transpor elektron 34 – –

Total 38 10 2

Respirasi Anaerob

Oksigen diperlukan dalam respirasi aerob sebagai penerima H yang terakhir dan membentuk
H2O. Bila berlangsung aktivitas respirasi yang sangat intensif seperti pada kontraksi otot
yang berat akan terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan berlangsungnya respirasi
anaerob. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi asam laktat pada otot, dan fermentasi
alkohol yang dilakukan oleh jamur Sacharromyces (ragi).
1. Fermentasi asam laktat

Asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis tidak memasuki daur Krebs dan rantai transpor
elektron karena tak ada oksigen sebagai penerima H yang terakhir. Akibatnya asam piruvat
direduksi karena menerima H dari NADH yang terbentuk saat glikolisis, dan terbentuklah
asam laktat yang menyebabkan rasa lelah pada otot. Peristiwa ini hanya menghasilkan 2 ATP
untuk setiap mol glukosa yang direspirasi.

CH3.CO.COOH + NADH —–> CH3.CHOH.COOH + NAD + E


(asam piruvat) (asam laktat)
2. Fermentasi alkohol

Pada fermentasi alkohol asam piruvat diubah menjadi asetaldehid yang kemudian menerima
H dari NADH sehingga terbentuk etanol. Reaksi ini juga menghasilkan 2 ATP.
CH3.CO.COOH —–> CH3.CHO + NADH —–> C2H50H + NAD + E
(asam piruvat) (asetaldehid) (etanol)
Silahkan pelajari video berikut:

Proses Respirasi Seluler


Oleh: Sudarman | Diperbaharui: 26 November, 2017
Mengapa Anda perlu untuk bernapas? Tentu saja jika Anda tidak bernapas, Anda tidak bisa
bertahan hidup. Mengapa Anda perlu udara untuk hidup? Anda memerlukan gas oksigen
untuk melakukan respirasi sel untuk mendapatkan energi dari makanan Anda.
Advertisement
Proses Respirasi Seluler
Respirasi sel adalah proses penggalian energi dalam bentuk ATP dari glukosa dalam
makanan yang Anda makan. Bagaimana respirasi sel terjadi dalam sel? Respirasi sel adalah
proses tiga langkah. Secara singkat:
Pada tahap pertama, glukosa dipecah dalam sitoplasma sel dalam proses yang disebut
glikolisis.
Pada tahap kedua, molekul piruvat diangkut ke dalam mitokondria. Mitokondria adalah
organel yang dikenal sebagai energi “powerhouses” dari sel-sel (Gambar di bawah). Dalam
mitokondria, piruvat, yang telah diubah menjadi molekul 2-karbon, memasuki siklus Krebs.
Perhatikan bahwa mitokondria memiliki membran bagian dalam dengan banyak lipatan,
disebut krista. Krista ini sangat meningkatkan luas permukaan membran dimana banyak
reaksi respirasi seluler berlangsung.
Di tahap ketiga, energi dalam pembawa energi memasuki rantai transpor elektron. Selama
langkah ini, energi ini digunakan untuk menghasilkan ATP.
Oksigen diperlukan untuk membantu proses mengubah glukosa menjadi ATP. Langkah
pelepasan awal hanya dua molekul ATP untuk setiap glukosa. Langkah-langkah selanjutnya
melepaskan lebih banyak ATP.
Reaktan
Apa yang masuk ke dalam sel? Oksigen dan glukosa keduanya reaktan respirasi selular.
Oksigen masuk ke dalam tubuh ketika organisme bernapas. Glukosa memasuki tubuh ketika
organisme makan.
Produk
Apa yang sel menghasilkan? Produk respirasi seluler adalah karbon dioksida dan air. Karbon
dioksida diangkut dari mitokondria Anda keluar dari sel Anda, bersama sel-sel darah merah,
dan kembali ke paru-paru Anda yang akan dihembuskan.
ATP dihasilkan dalam proses. Ketika salah satu molekul glukosa dipecah, dapat dikonversi
menjadi total bersih 36 atau 38 molekul ATP. Hal ini hanya terjadi dengan adanya oksigen.

Sebagian besar reaksi respirasi seluler


dilakukan di mitokondria.
Reaksi kimiawi
Reaksi kimia keseluruhan untuk respirasi sel adalah satu molekul glukosa (C 6 H 12 O 6) dan
enam molekul oksigen (O 2) menghasilkan enam molekul karbon dioksida (CO 2) dan enam
molekul air (H 2 O). Menggunakan simbol-simbol kimia persamaan direpresentasikan
sebagai berikut:
C 6 H 12 O 6 + 6O 2 → 6CO 2 O + 6H2O
ATP akan dihasilkan selama proses tersebut. Meskipun persamaan ini mungkin tidak tampak
rumit, respirasi sel adalah serangkaian reaksi kimia dibagi menjadi tiga tahap: glikolisis,
siklus Krebs, dan rantai transpor elektron.
Glikolisis
Tahap pertama dari respirasi seluler adalah glikolisis. Glikolisis adalah pemisahan, atau lisis
glukosa. Glikolisis mengubah glukosa 6 karbon menjadi dua molekul piruvat 3-karbon.
Proses ini terjadi dalam sitoplasma sel, dan itu terjadi dengan adanya atau tidak adanya
oksigen. Selama glikolisis sejumlah kecil NADH dibuat dengan dua ATP. NADH sementara
memegang energi, yang akan digunakan dalam tahap tiga.
Siklus Krebs
Di hadapan oksigen, di bawah kondisi aerobik, piruvat memasuki mitokondria untuk
melanjutkan ke dalam siklus Krebs. Tahap kedua respirasi seluler adalah transfer energi
dalam piruvat, merupakan energi yang awalnya glukosa, menjadi dua pembawa energi,
NADH dan FADH 2. Sejumlah kecil ATP juga dibuat selama proses ini. Proses ini terjadi
dalam siklus terus menerus, dinamai sesuai penemunya, Hans Krebs. Siklus Krebs
menggunakan molekul 2-karbon (asetil-CoA) yang berasal dari piruvat dan menghasilkan
karbon dioksida.
Rantai Transport Elektron
Tahap ketiga respirasi seluler adalah penggunaan NADH dan FADH 2 untuk menghasilkan
ATP. Hal ini terjadi dalam dua bagian. Pertama, NADH dan FADH 2 memasukkan rantai
transpor elektron, di mana energi mereka digunakan untuk memompa, dengan transpor aktif,
proton (H +) dari tilakoid tersebut. Ini menetapkan gradien proton melintasi membran
tilakoid. Proton ini kemudian mengalir kembali ke dalam tilakoid dengan difusi difasilitasi.
Selama proses ini, ATP dibuat dengan menambahkan fosfat anorganik ke ADP. Untuk setiap
glukosa yang dimulai respirasi sel, dengan adanya oksigen (kondisi aerob), 36-38 ATP yang
dihasilkan. Tanpa oksigen, dalam kondisi anaerob, apalagi (hanya dua!) ATP yang
diproduksi.
Kosa kata
aerobik: Dengan adanya oksigen.
anaerobik: Dengan tidak adanya oksigen.
ATP: Bentuk energi yang dapat digunakandalam sel; adenosin trifosfat.
respirasi sel: Proses pemecahan glukosa untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP.
krista: lipatan membran bagian mitokondria.
rantai elektron transpor: Seri molekul transpor elektron yang melewatkan elektron berenergi
tinggi dari molekul ke molekul dan menangkap energi mereka.
glukosa: gula sederhana dengan rumus kimia C 6 H 12 O 6; produk fotosintesis.
glikolisis: Tahap Pertama respirasi seluler di mana glukosa dibagi untuk membentuk dua
molekul piruvat.
Siklus Krebs: Tahap Kedua respirasi seluler di mana dua molekul piruvat bereaksi
membentuk NADH, dan FADH 2 dan sejumlah kecil ATP.
mitokondrion (jamak mitokondria): Organel sel di mana energi akan dihasilkan.
piruvat: Produk glikolisis Tiga karbon.
reaktan: bahan baku (bahan awal) dalam reaksi kimia.

Dogma Central Genetika Molekuler


Yang dimaksud disini adalah Dogma central semua informasi yang terkandung dalam DNA,
kemudian akan digunakan untuk menghasilkan molekul RNA melalui transkripsi, dan
beberapa informasi pada RNA tersebut akan digunakan untuk menghasilkan protein melalui
proses yang disebut translasi.
Berikut adalah mekanisme prosesnya:
Sebenarnya dalam proses dogma central, ada beberapa referensi yang mencakup replikasi
DNA, dan ada yang tidak. Karena ada yang mengartikan dogma central adalah proses
ekspresi gen dari DNA –> RNA –> protein. Ada pula yang menyebutkan sebelum ekspresi
gen berlangsung, DNA harus dilipat gandakan dulu
■ REPLIKASI
Proses replikasi DNA adalah proses pengandaan DNA dimana proses ini diperlukan dalam
pembelahan sel. Sebelum proses ekspresi gen, biasanya DNA dilipatgandakan menjadi lebih
banyak. Proses replikasi DNA pada dasarnya adalah 1 double stranded DNA dicopy menjadi
2 buah, dari 2 buah akan dicopy menjadi 4 buah. Jadi berawal dari denaturasi DNA yang
akan membuka pilinan dari double stranded menjadi single stranded. Kemudian dengan
bantuan sebuah enzim yang disebut DNA polimerase, DNA akan terikat DNA polimerase
kemudian copy DNA terjadi. Melalui prinsip replikasi DNA ini lah PCR (Polymerase Chain
Reaction) dilakukan.
■ Transkripsi
Ini merupakan tahap awal dalam proses sintesis protein yang pada akhirnya proses ini akan
mengekspresi sifat-sifat genetik yang muncul sebagai fenotip. Dan untuk mempelajari biologi
molekuler tahap dasar yang perlu kita ketahui adalah bagaimana mekanisme sintesis protein
dapat dinyatakan sebagai sehingge fenotipe.
Transkripsi adalah sintesis molekul RNA dalam template DNA.Proses ini terjadi dalam inti
sel (nukleus) tepatnya pada kromosom.
Komponen yang terlibat dalam proses transkripsi yaitu: DNA template yang terdiri dari basa
nukleotida Adenin (A), Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S); enzim polimerase RNA, faktor
transkripsi, prekursor (bahan yang ditambahkan sebagai diinduksi) .
Hasil dari proses sintesis tiga jenis RNA, yaitu mRNA messeger RNA), tRNA (transfer
RNA), rRNA (RNA ribosomal).
Sebelum itu saya akan menjelaskan terlebih dahulu bagian utama dari gen. Gen terdiri atas:
promoter, bagian struktural (terdiri dari gen yang mengkode sifat yang akan diekspresikan),
dan terminator.
Sedangkan struktur RNA polimerase terdiri atas: beta, beta-prime, alpha, sigma. Pada
struktur beta dan beta-prime bertindak sebagai katalisator dalam transkripsi. struktur Sigma
untuk polimerase RNA holoenzim berlangsung hanya menempel promotor.Bagian yang
disebut enzim inti terdiri dari alfa, beta, dan beta-prime.
Tahapan dalam proses transkripsi pada dasarnya terdiri dari 3 tahap:
1. Inisiasi (pengawalan)
Transkripsi tidak dimulai di mana saja pada DNA, tapi di hulu (upstream) dari gen
promotor. Salah satu bagian terpenting dari promoter adalah kotak Pribnow (TATA
box). Inisiasi dimulai ketika holoenzim RNA polimerase menempel pada promotor. Tahapan
dimulai dari pembentukan kompleks promoter tertutup, pembentukan kompleks promoter
terbuka, penggabungan beberapa nukleotida awal, dan perubahan konformasi RNA
polimerase karena struktur sigma holoenzim kompleks dihapus.
2. Elongasi (pemanjangan)
Proses selanjutnya adalah perpanjangan. Berikut ini adalah pemanjangan nukleotida
perpanjangan. Setelah promotor RNA polimerase melekat pada enzim tersebut akan terus
bergerak sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks tersebut. Dalam
pemanjangan, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 ‘molekul RNA yang baru
dibentuk. Misalnya, DNA template nukleotida A, maka nukleotida RNA yang ditambahkan
adalah U, dan seterusnya. Pemanjangan maksimum tingkat molekul transkrip RNA berrkisar
antara 30-60 nukleotida per detik. Pemanjangan kecepatan tidak konstan.
3. Penghentian (terminasi)
Penghentian juga tidak terjadi di sembarang tempat. Transkripsi berakhir ketika sebuah
nukleotida spesifik melihat kodon STOP.Selain itu, terlepas dari template DNA RNA
ribosom.
■ TRANSLATION
Tahap selanjutnya setelah transkripsi adalah terjemahan.Penerjemahan adalah suatu proses
penerjemahan urutan nukleotida molekul mRNA yang ada dalam rangkaian asam amino yang
menyusun suatu polipeptida atau protein.
Apa yang dibutuhkan dalam proses penerjemahan adalah: mRNA, ribosom, tRNA, dan asam
amino.
Sebelumnya, saya pertama akan menjelaskan tentang struktur ribosom. Ribosom terdiri atas
subunit besar dan kecil. Ketika dua subunit digabungkan untuk membentuk sebuah
monosom. subunit kecil berisi peptidil (P), dan Aminoasil (A). Sedangkan subunit besar
mengandung Exit (E), P, dan A. Kedua subunit mengandung satu atau lebih molekul
rRNA. rRNA sangat penting untuk mengidentifikasi bakteri pada tingkat biologi molekuler,
pada prokariotik dan eukariotik 16 S 18 S.
Seperti transkripsi, terjemahan ini juga dibagi menjadi tiga tahap:
1. Inisiasi
Pertama tRNA mengikat asam amino, dan ini menyebabkan acara diaktifkan atau tRNA
disebut asilasi-amino. Amino-asilasi proses dikatalisis oleh enzim tRNA sintetase. Kemudian
ribosom mengalami pemisahan menjadi subunit besar dan kecil.Selanjutnya molekul mRNA
subunit kecil menempel pada tongkat dengan kodon awal: 5 ‘- AGGAGG – 3’. Situs order
dimana subunit kecil disebut urutan Shine-Dalgarno. Subunit kecil dapat menempel pada
mRNA bila IF-3. IF-3/mRNA-fMet IF-2/tRNA-fMet pembentukan kompleks dan asam
amino yang disebut N-formylmethionine dan memerlukan banyak GTP sebagai sumber
energi. tRNA-fMet, melekat pada kodon pembuka P subunit kecil.Selanjutnya, subunit besar
menempel pada subunit kecil. Dalam proses ini IF-1 dan IF-2 dilepas dan GTP dihidrolisis
terhadap GDP, dan siap untuk perpanjangan.
2. Pemanjangan
Perbedaan dalam proses transkripsi, terjemahan dari asam amino diperpanjang. Langkah-
langkah yang diambil dalam proses perpanjangan, yang pertama adalah pengikatan tRNA ke
sisi A pada ribosom. Transportasi akan membentuk ikatan peptida.
3. Penghentian
Terjemahan akan berakhir pada satu waktu dari tiga kodon terminasi (UAA, UGA, UAG)
yang berada dalam posisi A pada mRNA mencapai ribosom. Pada E. coli ketiga sinyal
penghentian proses translasi diakui oleh protein yang disebut faktor rilis (RF).Anil RF pada
kodon terminasi mengaktifkan enzim transferase peptidil yang menghidrolisis ikatan antara
polipeptida dng tRNA pada P dan menyebabkan tRNA kosong translokasi ke sisi memiliki E
(exit).
Itulah mekanisme transkripsi dan proses penerjemahan. Proses selanjutnya adalah protein
tersebut akan diekspresikan oleh tubuh kita dalam bentuk fenotipe

Yang dimaksud Dogma Central di sini adalah semua informasi terdapat pada DNA,
kemudian akan digunakan untuk menghasilkan molekul RNA melalui transkripsi, dan
sebagian informasi pada RNA tersebut akan digunakan untuk menghasilkan protein melalui
proses yang disebut translasi.
Berikut adalah mekanisme prosesnya :
TRANSKRIPSI
Ini merupakan tahapan awal dalam proses sintesis protein yang nantinya proses tersebut akan
berlanjut pada ekspresi sifat-sifat genetik yang muncul sebagai fenotip. Dan untuk
mempelajari biologi molekuler tahap dasar yang harus kita ketahui adalah bagaimana
mekanisme sintesis protein sehingge dapat terekspresi sebagai fenotip.
Transkripsi merupakan proses sintesis molekul RNA pada DNA templat. Proses ini terjadi
pada inti sel (nukleus) tepatnya pada kromosom.
Komponen yang terlibat dalam proses transkripsi yaitu : DNA templat yang terdiri atas basa
nukleotida Adenin (A), Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S) ; enzim RNA polimerase ; faktor-
faktor transkripsi, prekursor (bahan yang ditambahkan sebagai penginduksi).
Hasil dari proses sintesis tersebut adalah tiga macam RNA, yaitu mRNA messeger RNA),
tRNA (transfer RNA), rRNA (ribosomal RNA).
Sebelum itu saya akan memaparkan terlebih dahulu bagian utama dari suatu gen. Gen terdiri
atas : promoter, bagian struktural (terdiri dari gen yang mengkode suatu sifat yang akan
diekspresikan), dan terminator.
Sedangkan struktur RNA polimerase terdiri atas : beta, beta-prime, alpha, sigma. Pada
struktur beta dan beta-prime bertindak sebagai katalisator dalam transkripsi. Struktur sigma
untuk mengarahkan agar RNA polimerase holoenzim hanya menempel pada promoter.
Bagian yang disebut core enzim terdiri atas alpha, beta, dan beta-prime.
Tahapan dalam proses transkripsi pada dasarnya terdiri dari 3 tahap, yaitu :
1. Inisiasi (pengawalan)
Transkripsi tidak dimulai di sembarang tempat pada DNA, tapi di bagian hulu (upstream) dari
gen yaitu promoter. Salah satu bagian terpenting dari promoter adalah kotak Pribnow (TATA
box). Inisiasi dimulai ketika holoenzim RNA polimerase menempel pada promoter.
Tahapannya dimulai dari pembentukan kompleks promoter tertutup, pembentukan kompleks
promoter terbuka, penggabungan beberapa nukleotida awal, dan perubahan konformasi RNA
polimerase karena struktur sigma dilepas dari kompleks holoenzim.
2. Elongasi (pemanjangan)
Proses selanjutnya adalah elongasi. Pemanjangan di sini adalah pemanjangan nukleotida.
Setelah RNA polimerase menempel pada promoter maka enzim tersebut akan terus bergerak
sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam pemanjangan, nukleotida
ditambahkan secara kovalen pada ujung 3’ molekul RNA yang baru terbentuk. Misalnya
nukleotida DNA cetakan A, maka nukleotida RNA yang ditambahkan adalah U, dan
seterusnya. Laju pemanjangan maksimum molekul transkrip RNA berrkisar antara 30 – 60
nukleotida per detik. Kecepatan elongasi tidak konstan.
3. Terminasi (pengakhiran)
Terminasi juga tidak terjadi di sembarang tempat. Transkripsi berakhir ketika menemui
nukleotida tertentu berupa STOP kodon. Selanjutnya RNA terlepas dari DNA templat menuju
ribosom.
TRANSLASI
Tahap selanjutnya setelah transkripsi adalah translasi. Translasi merupakan suatu proses
penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-
asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein.
Yang diperlukan dalam proses translasi adalah : mRNA, ribosom, tRNA, dan asam amino.
Sebelumnya saya terlebih dahulu akan menjelaskan tentang struktur ribosom. Ribosom terdiri
atas subunit besar dan kecil. Bila kedua subunit digabung akan membentuk suatu monosom.
Subunit kecil mengandung sisi Peptidil (P), dan Aminoasil (A). Sedangkan subunit besar
mengandung Exit (E), P, dan A. Kedua subunit tersebut mengandung satu atau lebih molekul
rRNA. rRNA sangat penting untuk mengidentifikasi bakteri pada tataran biologi molekuler,
pada prokariot 16 S dan eukariot 18 S.
Seperti halnya transkripsi, pada translasi juga dibagi dalam tiga tahap :
1. Inisiasi
Pertama tRNA mengikat asam amino, dan hal ini menyebabkan tRNA teraktivasi atau
peristiwa ini disebut amino-asilasi. Proses amino-asilasi ini dikatalisis oleh enzim tRNA
sintetase. Kemudian ribosom mengalami pemisahan menjadi subunit besar dan kecil. Subunit
kecil selajutnya melekat pada molekul mRNA dengan kodon awal tempat menempel : 5’ –
AGGAGG – 3’. Urutan tempat menempelnya subunit kecil disebut urutan Shine-Dalgarno.
Subunit kecil dapat menempel pada mRNA bila ada IF-3. Pembentukan kompleks IF-
2/tRNA-fMet dan IF-3/mRNA-fMet disebut asam amino N-formilmetionin dan memerlukan
banyak GTP sebagai sumber energi. tRNA-fMet kemudian menempel pada kodon pembuka P
subunit kecil. Selanjutnya Subunit besar menempel pada subunit kecil. Pada proses ini IF-1
dan IF-2 dilepas dan GTP dihidrolisis menjadi GDP, dan siap melakukan elongasi.
2. Elongasi
Perbedaan pada proses transkripsi, pada translasi asam amino yang dipanjangkan. Tahapan
yang dilakukan pada proses elongasi, pertama adalah pengikatan tRNA pada sisi A yang ada
di ribosom. Pemidahan tersebut akan membentuk ikatan peptida.
3. Terminasi
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi (UAA, UGA,
UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom. Pada E. coli ketiga sinyal
penghentian proses translasi tersebut dikenali oleh suatu protein yang disebut release factor
(RF). Penempelan RF pada kodon terminasi tersebut mengaktifkan enzim peptidil transferase
yang menghidrolisis ikatan antara polipeptida dng tRNA pada sisi P dan menyebabkan tRNA
yang kosong mengalami translokasi ke sisi E (exit)
Sentral Dogma Biologi, Pengertian Gen, DNA, RNA, Ekspresi gen / Gene Expression serta
Transkripsi DNA

Dogma sentral adalah proses ekspresi gen yang mengikuti tahapan-tahapan dalam info
genetik yang terdiri proses dasar replikasi DNA, transkripsi DNA menjadi RNA, dan translasi
RNA menjadi protein atau polipeptida.
Dalam sentral dogma, bahwa semua sel memiliki DNA yang merupakan kode genetik yang
dapat dipergunakan untuk memproduksi protein dengan cara memproduksi mRNA. Perlunya
mRNA dalam produksi protein karena DNA merupakan kode genetik yang sangat berharga
sehingga perlu dibuat salinannya, yaitu dengan proses transkripsi. Setelah diperoleh salinan,
maka salinan tersebut ditranslasi (diterjemahkan) menjadi urutan AA (asam amino).

Gen adalah bagian kromosom yang akan digunakan untuk mengkode protein. Gen memiliki
daerah exon, intron dan daerah regulator (daerah yang dikenali faktor pembentuk transkripsi).
Exon adalah daerah pada gen yang diterjemahkan digunakan untuk mengkode pembentukan
protein.
intron adalah bagian dari gen yang tidak dipergunakan untuk menterjemahkan kode protein
tertentu. Bagian intron akan dihilangkan pada waktu pemrosesan RNA.

Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika unit-unit
pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut dioksiribonukleat (DNA) dan
jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam ribonukleat (RNA)

DNA (deoxyribonucleic acid) adalah asam nukleat yang merupakan biomolekul penyusun
organisme yang terdapat dalam sel, umumnya pada inti sel (nukleus) yang berperan sebagai
materi genetik, yang terdiri dari gugus fosfat, gula deoksiribosa,dan basa nitrogen, yang
terdiri dari Adenin (A), Guanin (G), Sitosin (C) Timin (T).

DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab antara unit-unit
mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan fosfodiester antara posisi
3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada mononukleotida lainnya(Harpet, 1980).

Asam-asam nukleat seperti asam dioksiribosa nukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA)
memberikan dasar kimia bagi pemindahan keterangan di dalam semua sel. Asam nukleat
merupakan molekul makro yang memberi keterangan tiap asam nukleat mempunyai urutan
nukleotida yang unik sama seperti urutan asam amino yang unik dari suatu protein tertentu
karena asam nukleat merupakan rantai polimer yang tersusun dari satuan monomer yang
disebut nukleotida(Dage, 1992).

Dua tipe utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat
(RNA). DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini merupakan pengemban kode genetik
dan dapat memproduksi atau mereplikasi dirinya dengan tujuan membentuk sel-sel baru
untuk memproduksi organisme itu dalam sebagian besar organisme, DNA suatu sel
mengerahkan sintesis molekul RNA, satu tipe RNA, yaitu messenger RNA(mRNA),
meninggalkan inti sel dan mengarahkan tiosintesis dari berbagai tipe protein dalam
organisme itu sesuai dengan kode DNA-nya (fessenden, 1990).

Perbedaan DNA dan RNA


Meskipun banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki perbedaan dengan
DNA, antara lain yaitu (Poedjiati, 1994):
1. Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah dioksiribosa.
2. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda, bentuk molekul RNA berupa rantai tunggal
yang terlipat, sehingga menyerupai rantai ganda.
3. RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi tidak mengandung
timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil.
4. Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah
adenin, tidak perlu sama dengan urasil.

Selain itu perbedaan RNA dengan DNA yang lain adalah dalam hal (Suryo, 1992):
1. Ukuran dan bentuk
Pada umumnya molekul RNA lebih pendek dari molekul DNA. DNA berbentuk double helix,
sedangkan RNA berbentuk pita tunggal. Meskipun demikian pada beberapa virus tanaman,
RNA merupakan pita double namun tidak terpilih sebagai spiral.

2. Susunan kimia
Molekul RNA juga merupakan polimer nukleotida, perbedaannya dengan DNA yaitu:
a. Gula yang menyusunnya bukan dioksiribosa, melainkan ribosa.
b. Basa pirimidin yang menyusunnya bukan timin seperti DNA, tetapi urasil.

3. Lokasi
DNA pada umumnya terdapat di kromosom, sedangkan RNA tergantung dari macamnya,
yaitu:
a. RNA d(RNA duta), terdapat dalam nukleus, RNA d dicetak oleh salah satu pita DNA yang
berlangsung didalam nukleus.
b. RNA p(RNA pemindah) atau RNA t(RNA transfer), terdapat di sitoplasma.
c. RNA r(RNA ribosom), terdapat didalam ribosom.

4. Fungsinya
DNA berfungsi memberikan informasi atau keterangan genetik, sedangkan fungsi RNA
tergantung dari macamnya, yaitu:
a. RNA d, menerima informasi genetik dari DNA, prosesnya dinamakan transkripsi,
berlangsung didalam inti sel.
b. RNA t, mengikat asam amino yang ada di sitoplasma.
c. RNA t, mensintesa protein dengan menggunakan bahan asam amino, proses ini
berlangsung di ribosom dan hasil akhir berupa polipeptida.

Perbedaan DNA dan RNA secara singkat


• RNA = ribonucleic acid
• Rantai tunggal / 1 untai polynukleotida.
• Terdiri dari gula ribosa
• basa nitrogen : Adenin, Urasil, Cytisin, Guanin
• pada saat proses sintesis protein dari inti sel keluar ke sitoplasma, kemudian diterjemahkan
di ribosom.

Sedangkan DNA
• DNA = deoxyribo nucleic acid
• Rantai ganda, double helix, 2 untai polynukelotida
• Memiliki gula deoksiribosa (kehilangan 1 oksigen)
• basa nitrogen: Adenin, Timin, Cytosin, Guanin
• terdapat dalam nucleus / inti sel

mRNA adalah Salinan DNA yang akan digunakan untuk pembentukan protein (koding
RNA). Ada juga RNA yang tidak digunakan untuk membentuk kode protein (non koding
RNA).
tRNA adalah RNA yang digunakan untuk penterjemah kode protein. Beberapa RNA kecil
berperan sebagai enzim yang membantu proses pembentukan protein.

Ekspresi gen
Ekspresi gen adalah serangkaian proses penerjemahan informasi genetik dalam bentuk
urutan basa pada DNA atau RNA menjadi protein (fenotipe). Informasi yang dibawa bahan
genetik tidak bermakna apa pun bagi suatu organisme apabila tidak diekspresikan menjadi
fenotipe.

Sel-sel tubuh kita berbeda walaupun gen/DNA-nya sama. Misalnya sel neuron lebih besar
dari sel lymphocyte. Dalam Ekspresi gen, contohnya pada gen tertentu (mis : gen C) pada
saat dikandungan diekspresikan kecil, tetapi pada saat dilahirkan ekspresinya meningkat
sedangkan ekspresi gen A dan B kebalikannya. Hal ini terjadi karena beberapa faktor,
diantaranya: faktor lingkungan atau dari dalam sel itu sendiri yang memicu ekspresi sel
tersebut.

Proses Ekspesi Gen


Pada saat transkripsi DNA double helix menghasilkan salinan yang dipicu oleh enzim RNA
polymerase yang akan membentuk RNA. Yang digunakan sebagai cetakan adalah DNA dari
3’-5’ (nomor atom gula penyusun DNA). Sehingga dihasilkan RNA dari 5’-3’. Arahnya satu
arah: 3’-5’ yang digunakan sebagai cetakan, bisa digunakan bagian atas/bawah, tetapi
cetakannya tetap 3’-5’.

Untuk melakukan penyalinan perlu enzim RNA polymerase: I, II, III. Yang paling banyak
digunakan untuk membentuk RNA yang memkode protein RNA polymerase II, RNA
polymerase I: pembentukan rRNA, RNA polymerase III: rRNA dan tRNA.
Hampir seluruh gen memiliki daerah pada promotor yang memiliki susunan basa (TATA
box) karena bentuknya banyak basa nitrogennya TATA. Biasanya memiliki 25 bp (base pair)
upstream (+ 25 dari titik nol gen) yang merupakan daerah pertama (start point of
transcription). TATA box digunakan untuk membaca sehingga dapat diketahui dimana suatu
gen dimulai disalin. Jadi TATA box merupakan daerah awal transkripsi.
Elemen merupakan sequens/urutan nukleotida pada DNA dengan suatu urutan basa tertentu
(dengan motif tertentu) yang akan dikenali oleh faktor transkripsi terutama TATA box dan
faktor/elemen lain yang membantu memulai proses transkripsi. Elemen lain itu memiliki
susunan nukleotida tertentu (motif TTT) yang akan dikenali faktor transkripsi umum (general
transcription factor) yg sama untuk semua gen. Faktor transkripsi akan membantu pelekatan
RNA polymerase pada daerah promotor gen untuk memulai proses transkripsi. Proses mulai
transkripsi banyak yang terlibat. Ada faktor-faktor transkripsi yang membantu TATA box
yang mengenali RNA polymerase. Daerah regulator gen tidak selalu di depan, tapi bisa di
belakang atau di tengah. Kesemuanya akan mempengaruhi apakah RNA polymerase dapat
berjalan/bekerja dengan baik atau tidak. Bila ada repressor maka akan menghambat proses
pelekatan aktifator transkripsi sehingga RNA polymerase tidak bekerja dan pergi sehingga
proses trankripsi tidak akan terjadi. Bila ada activator maka akan membantu RNA
polymerase untuk bekerja, tetapi kalau repressor maka akan menghambat kerja RNA
polymerase sehingga proses transkripsi tidak berjalan.

Selanjutnya RNA yang terbentuk (mRNA) akan mengalami pemerosesan mRNA yaitu
capping, splicing, Penambahan poly A. Lalu mRNA akan keluar dari inti sel dan menuju
ribosom. Di ribosom akan terjadi proses translasi, penerjemahan kedalam bahasa asam amino
(AA). Kemudian akan terbentuk protein. Protein setelah dibentuk perlu diproses lebih lanjut
agar bisa digunakan (folding).

You might also like