Professional Documents
Culture Documents
Profil Dharma Satya Nusantara
Profil Dharma Satya Nusantara
Disusun Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Analisa Laporan
Keuangan dan Penilaian Aset
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Profil Dharma Satya Nusantara
PT. Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) bergerak pada bidang perkebunan kelapa
sawit dan pengolahan kayu. DSNG fokus pada tiga jenis usaha terintegrasi yakni: produk
kayu, hutan tanaman industry (HTI), dan perkebunan kelapa sawit. DSNG tercatat pada
Bursa Efek Indonesia di tahun 2013 pada Papan Utama. DSNG didirikan pada tahun 1980
dan berpusat di Jakarta, Indonesia.PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN) mengawali
kegiatan operasinya sebagai perusahaan pengolahan kayu pada 29 September 1980. Pada
awal 1990-an, kami melakukan diversifikasi usaha dengan memulai pengakuisisian lahan
pada operasi minyak sawit, pembudidayaan kelapa sawit pada 1997, dan pengomersialan
produksi dari CPO dan PKO pada 2002. Hingga saat ini, kami dikenal sebagai perusahaan
yang bergerak dalam industri kelapa sawit, dan industri produk kayu. Dalam pengolahan
kayu, kami menggunakan kayu sengon sebagai bahan baku produk.
Dengan karakteristik yang ringan, cepat tumbuh, dan memiliki masa panen 5-7
tahun sejak penanaman, kayu sengon merupakan kayu hasil hutan tanaman terbarukan
(renewable) yang dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Dengan menggunakan kayu hasil
budidaya tersebut, kami berkontribusi secara langsung terhadap peningkatan ekonomi
rakyat. Tidak hanya itu, kerja sama kami dengan masyarakat meliputi berbagai bidang
antara lain transportasi, konstruksi, dan lainnya. Kami juga menerapkan standar
internasional bagi usaha yang dijalankan untuk meningkatkan mutu produk.
PSAK 16
Sekarang ini Pada perusahaan yang bergerak pada bidang perkebunan. Aset tetap
PT Dharma Satya Nusantara Tbk yaitu Tanah yang diperoleh dengan status Hak Guna
Bangunan (“HGB”) dan Hak Guna Usaha (“HGU”) disajikan sebesar biaya perolehan
(termasuk biaya legal dan administrasi untuk memperoleh tanah) dan tidak diamortisasi.
Aset tetap lainnya diukur dengan model biaya, dimana pada pengakuan awalnya diukur
sebesar biaya perolehan (jika ada-termasuk biaya pinjaman yang dikapitalisasi) dan
selanjutnya dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai.
Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan siap untuk digunakan dengan
menggunakan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat dari aset sebagai berikut:
Bangunan 5 – 20 tahun/years
Infrastruktur 5 – 20 tahun/years
Aset tetap juga termasuk aset dimana Perseroan dan entitas anak memiliki manfaat
kepemilikan dalam perjanjian sewa pembiayaan. Sewa dimana Perseroan dan entitas anak
memiliki secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan
aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal pengakuan, aset sewaan diukur
sebesar jumlah yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewaan dan nilai kini dari
pembayaran sewa minimum. Saldo dari nilai kini atas pembayaran sewa minimum yang
belum dibayar, disajikan sebagai utang sewa pembiayaan. Pembayaran sewa minimum
dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan
pelunasan kewajiban. Beban keuangan dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan
atas saldo kewajiban. Setelah pengakuan awal, aset sewaan dicatat berdasarkan kebijakan
akuntansi yang sesuai dengan aset tersebut. Aset tetap yang diperoleh dengan sewa
pembiayaan akan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan masa
manfaatnya.
Jika mengacu pada PSAK No. 16 maka perusahaan sudah melaporkan aset tetap
sesuai dengan ketentuan ketentuan dari komponen PSAK No. 16 yaitu pengakuan aset tetap
adalah menggunakan biaya peroleh sampai aset tersebut dapat digunakan, yang kedua
beban depresiasi baru dapat dibebankan ketika aset tersebut siap untuk digunakan sesuai
maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus.
PSAK 69