You are on page 1of 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan kita
sehari‐hari. Dalam fisika, fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir.
Zat fluida tersebut mencakup zat cair dan zat gas, karena zat tersebut memiliki
kemampuan untuk mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain dan tidak
mempertahankan bentuk yang tetap. Lain halnya dengan zat padat yang tidak
dapat mengalir seperti air dan udara, dan zat padat cenderung tegar dan
mempertahankan bentuknya. Sehingga zat padat tidak dapat digolongkan ke
dalam fluida (Alexander, 2008: 3). Selain zat padat, zat cair dan zat gas, terdapat
suatu jenis zat lagi yang dinamakan plasma. Plasma merupakan zat gas yang
terionisasi dan sering dinamakan sebagai wujud keempat dari materi. Keadaan
plasma ini hanya terjadi pada temperatur yang sangat tinggi dan terdiri dari atom-
atom yang terionisasi (elektron yang terpisah dari inti) (Giancoli, 2001: 324).
Dalam hal ini, zat plasma juga tidak dapat digolongkan ke dalam fluida.
Fluida adalah kumpulan molekul yang tersusun secara acak dan melekat
bersama-sama akibat suatu gaya kohesi lemah akibat gaya-gaya yang dikerjakan
oleh dinding-dinding wadah (Serway dan Jewett, 2009: 638). Tanpa disadari
dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan konsep mekanika fluida.
Setiap hari kita menghirupnya, meminumnya atau bahkan terapung atau teggelam
di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya, kapal laut mengapung
di atasnya, dan kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air
yang kita minum dan udara yang kita hirup juga bersirkulasi di dalam tubuh kita
setiap saat, hingga kadang tidak kita sadari.
Semua fenomena di atas merupakan konsep dari mekanika fluida. Konsep
tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu Fluida Statis (Fluida Diam) dan Fluida
Dinamis (Fluida Bergerak). Yang ditinjau dalam Fluida Statis adalah ketika fluida
yang sedang diam pada keadaan setimbang. Jadi kita meninjau fluida ketika tidak
sedang bergerak. Sedangkan pada Fluida Dinamis, kita akan meninjau fluida
ketika bergerak (Alexander, 2008: 3). Dalam makalah ini, kelompok kami akan

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 1


membahas konsep mengenai “Fluida Statis” (Fluida Diam) serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, diantaranya sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan massa jenis?
2. Bagaimanakah konsep tekanan hidrostatis dalam tekanan fluida?
3. Bagaimanakah konsep tekanan gauge dalam tekanan fluida?
4. Bagaimanakah konsep tekanan mutlak dalam tekanan fluida?
5. Apa saja penerapan konsep tekanan pada kehidupan sehari-hari?
6. Bagaimanakah konsep Hukum Pascal dalam fluida statis?
7. Apa saja penerapan Hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari?
8. Bagaimanakah konsep Hukum Archimedes dalam fluida statis?
9. Apa saja penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari?
10. Bagaimanakah konsep tegangan permukaan dalam fluida?
11. Apa saja manfaat dari konsep tegangan permukaan?
12. Bagaimanakah konsep kapilaritas dalam fluida?
13. Apa saja penerapan sehari-hari dari konsep kapilaritas?
1.3. TUJUAN
Adapun tujuan secara umum yang ingin dicapai dalam penulisan makalah
ini, yaitu sebagai berikut:
1. Mampu mendefinisikan pengertian massa jenis.
2. Mampu menganalisi konsep tekanan hidrostatis dalam tekanan fluida.
3. Mampu menganalisis konsep tekanan gauge dalam tekanan fluida.
4. Mampu menganalisis konsep tekanan mutlak dalam tekanan fluida.
5. Mampu menjelaskan penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Mampu menganalisis konsep Hukum Pascal dalam fluida statis.
7. Mampu menjelaskan penerapan Hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari.
8. Mampu menganalisis konsep Hukum Archimedes dalam fluida statis.
9. Mampu menjelaskan penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-
hari.
10. Mampu menganalisis konsep tegangan permukaan dalam fluida.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 2


11. Mampu menyebutkan manfaat dari konsep tegangan permukaan.
12. Mampu menganalisis konsep kapilaritas dalam fluida.
13. Mampu menyebutkan manfaat dari konsep kapilaritas.
1.4. MANFAAT
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini, adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuann mengenai Fluida Statis bagi mahasiswa 1/B
Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Ganesha.
2. Menambah modul pembelajaran mengenai Fluida Statis.
3. Memberikan tambahan wawasan mengenai Fuida Ststis.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 3


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MASSA JENIS


Salah satu sifat penting dari suatu zat adalah kerapatan atau yang
sering disebut dengan massa jenis. Massa jenis merupakan ukuran massa setiap
satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin
besar pula massa setiap volumenya. Kerapatan atau massa jenis didefinisikan
sebagai perbandingan massa terhadap volume suatu zat. Secara matematis dapat
ditulis dalam persamaan:

𝑚
𝜌=
𝑉 (2.1)

Keterangan:
𝜌 = massa jenis (kg/m3)

𝑚= massa (kg)

𝑉 = volume (m3)

𝜌 (dibaca “rho” ) merupakan huruf kecil dari abjad Yunani yang


digunakan untuk menyatakan massa jenis. Satuan SI untuk massa jenis adalah
kg/m3. Kadang-kadang massa jenis dinyatakan dalam satuan CGS yaitu gr/cm3.
Massa jenis fluida pada dasarnya berbeda dengan massa jenis zat padat.
Misalnya kita lihat pada besi atau es batu yang memiliki massa jenis yang sama
pada setiap bagiannya. Berbeda dengan fluida, misalnya atmosfer atau air. Pada
atmosfer bumi, makin tinggi atmosfer dari permukaan bumi, massa jenisnya
semakin kecil. Sedangkan, pada air laut makin dalam massa jenisnya maka massa
jenisnya akan semakin besar. Massa jenis dari suatu fluida dapat bergantung pada
faktor lingkungan, seperti temperatur (suhu) dan tekanan.
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa
jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama (Gumelar, 2008: tanpa halaman).

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 4


Berikut ini merupakan Tabel 2.1 Data Massa Jenis dari Beberapa Zat pada
suhu 0˚C tekanan 1 atm.

Zat Massa jenis (kg/m3)


Padat
Aluminium 2,70 × 103
Besi dan Baja 7,8 × 103
Tembaga 8,9 × 103
Timah 11,3 × 103
Emas 19,3 × 103
Beton 2,3 × 103
Granit 2,7 × 103
Kayu 0,3-0,9 × 103
Gelas 2,4-2,8 × 103
Es 0,917 × 103
Tulang 1,7-2,0 × 103
Cair
Air 1,00 × 103
Darah 1,05 × 103
Air laut 1,025 × 103
Air raksa 13,6 × 103
Alkohol 0,79 × 103
Bensin 0,68 × 103
Gas
Udara 1,29
Helium 0,179
Karbondioksida 1,98
Uap air 0,598

Contoh Soal
Sebuah kerikil memiliki massa 40 gram. Bila volume kerikil 400 cm3, tentukan
massa jenis kerikil tersebut!

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 5


Penyelesaian:
Diketahui: m = 40 gr
V = 400 cm3
Ditanya: 𝜌=...?
Jawab:
𝑚
𝜌 =
𝑉
40
= = 0,01 gr/cm3
400
2.1.1 Alat Ukur Massa Jenis
Massa jenis zat cair dapat diukur secara langsung dan tidak langsung.
Mengukur massa jenis zat cair secara langsung dengan menggunakan hidrometer.
Alat itu berupa tabung kaca berskala dan bagian bawahnya diberi pemberat
(Gambar 2.1). Cara menggunakan alat ini yaitu dengan cara memasukkan zat cair
yang ingin diketahui massa jenisnya ke dalam tabung kaca tersebut. Massa jenis
zat cair dapat diketahui secara langsung dari skala yang segaris dengan permukaan
zat cair.
Selain hidrometer, massa jenis juga dapat diukur dengan specific gravity
(Gambar 2.2). Gravitasi khusus (specific gravity) dari suatu benda didefinisikan
sebagai perbandingan massa jenis benda dengan massa jenis air pada suhu 4˚C.
Berbeda dengan massa jenis, gravitasi khusus tidak bersatuan dan mempunyai
nilai numerik sama dengan massa jenis benda tersebut bila dinyatakan dalam
gr/cm3. Hal ini disebabkan karena massa jenis air pada suhu 4˚C sebesar 1 gr/cm3
(Efrizon, tanpa tahun: 114)

Gambar 2.1 Hidrometer Gambar 2.2 Specific Gravity


(Sumber: www.originsmt.com) (Sumber: www.lotusoverseas.com)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 6


2.2 TEKANAN FLUIDA
Tekanan didefinisikan sebagai gaya persatuan luas, dimana gaya F
dipahami bekerja tegak lurus terhadap permukaan A. Secara matematis, tekanan
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini:

𝐹
𝑝= (2.2)
𝐴
Keterangan:
p = tekanan [Pascal (Pa)]
F = gaya [Newton (N)]
A = luas permukaan [Meter persegi (m2)]
Satuan tekanan dapat dituliskan dalam satuan SI yaitu Newton per meter
persegi (N/m2). Satuan ini dikenal dengan nama pascal (Pa), jadi 1 Pa = 1 N/m2.
Untuk selanjutnya, satuan ini tidak banyak dipakai, dan yang sering digunakan
dalam standar SI adalah yang diberikan harga awalan, seperti kPa atau Mpa.
Dalam system satuan di Inggris, tekanan biasanya diberikan satuan poun per inci
persegi (lb/in2). Ini biasanya ditulis dengan psi. Untuk pengkonversian biasanya 1
psi kurang lebih sama dengan 6,895 kPa (Sumardi, tanpa tahun: 1).
Untuk keperluan cuaca digunakan satuan atmosfer (atm), cmHg atau
mmHd, dan milibar (mb).
1mb = 0,001 bar; 1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 Pa= 1,01 bar
Ketika fluida berada dalam keadaan tenang, fluida memberikan gaya yang
tegak lurus ke seluruh permukaan kontaknya. Misalnya air yang berada di dalam
gelas, setiap bagian air tersebut memberikan gaya dengan arah tegak lurus
terhadap dinding gelas. Jadi setiap bagian air memberikan gaya tegak lurus
terhadap setiap satuan luas dari wadah yang di tempatinya. Gaya per satuan luas
ini dikenal dengan istilah tekanan.
2.2.1 Penerapan Konsep Tekanan dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk dapat meluncur di atas kolam es beku, pemain luncur es
menggunakan sepatu luncur. Sepatu luncur tersebut memiliki pisau pada bagian
bawahnya (Gambar 2.3). Pisau ini memberi tekanan yang besar pada lantai es
beku, hingga es yang berada tepat di bawah pisau mencair, tetapi di kiri-kanannya

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 7


tidak. Cairan tepat di bawah pisau berfungsi sebagai pelumas, sedangkan es batu
di kiri dan kanan pisau tetap mencengkram pisau, sehingga sepatu luncur beserta
pemain dapat meluncur di atas kolam beku.
Jika pemain ski menggunakan sepatu luncur es, pisau memberi tekanan
besar pada lapisan salju, hingga lapisan salju mencair dan pemain ski justru tidak
dapat meluncur di atas salju. Oleh sebab itu, pemain ski harus menggunakan
sepatu ski atau lebih dikenal dengan papan ski yang memiliki luas bidang cukup
besar, seperti yang terlihat pada Gambar 2.4. Ini dilakukan agar tekanan yang
diberikan pemain ski yang berdiri pada sepatu ski tidak membuat salju mencair,
sehingga pemain ski dapat meluncur di atas salju.

Gambar 2.3 Sepatu luncur es Gambar 2.4 Papan ski


(Sumber: www.tessarahmadewi.multiply.com) (Sumber: www.world.kbs.co.kr)

2.2.2 Tekanan Hidrostatis


Fluida tidak dapat menahan tegangan geser ataupun tegangan tarik. Oleh
karena itu, satu-satunya tekanan yang dapat diberikan pada benda yang
dibenamkan dalam fluida yang statis adalah tekanan yang cenderung menekan
bendanya dari semua sisi. Dengan kata lain, gaya yang dipengaruhi fluida statis
pada benda selalu tegak lurus dengan permukaan benda (Serway dan Jewett,
2009: 638). Misalnya seorang perenang menyelam di dalam air, ia akan
merasakan tekanan karena air. Tekanan ini tidak hanya terasa di punggung saja
tetapi juga di dada atau bagian tubuh yang lain. Ini menunjukkan bahwa air (dan
fluida lain) memberikan tekanan ke segala arah, bekerja pada permukaan secara
tegak lurus. Tekanan tersebut disebut Tekanan Hidrostatis (ph).
Besarnya tekanan hidrostatis tidak hanya tergantung pada bentuk bejana
dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi juga tergantung pada massa jenis zat cair,
percepatan gravitasi bumi dan kedalamannya. Secara matematis tekanan
hidrostatis pada suatu titik, diturunkan dari konsep tekanan pada persamaan 2.2.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 8


𝐹 𝑤
ph = = (2.3)
𝐴 𝐴
Karena, 𝑤 = 𝑚. 𝑔 = 𝜌 𝑉 𝑔 = 𝜌 𝐴 ℎ 𝑔 (2.4)
𝜌𝐴ℎ𝑔
Maka, 𝑝ℎ = (2.5)
𝐴

𝑝ℎ = 𝜌 𝑔 ℎ (2.6)

Keterangan:
ph = Tekanan Hidrostatis (N/m2)
h = Kedalaman/tinggi diukur dari permukaan fluida(m)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Berdasarkan persamaan di atas, tampak bahwa tekanan berbanding lurus
dengan massa jenis, percepatan gravitasi, dan kedalaman zat cair. Jika kedalaman
zat cair makin bertambah, maka tekanan juga makin besar. Ingat bahwa cairan
hampir tidak termapatkan akibat adanya berat cairan di atasnya, sehingga massa
jenis cairan bernilai konstan di setiap permukaan. Jika perbedaan ketinggian
sangat besar, seperti laut yang sangat dalam, massa jenis sedikit berbeda. Tapi jika
perbedaan ketinggian tidak terlalu besar, pada dasarnya massa jenis zat cair sama
atau perbedaanya sangat kecil sehingga diabaikan.
Untuk menghitung perbedaan tekanan pada setiap kedalaman yang
berbeda, diturunkan persamaan 2.6 menjadi:

∆𝑝 = 𝜌 𝑔 ∆ℎ (2.7)
Keterangan:
∆𝑝 = perbedaan tekanan
∆ℎ = perbedaan ketinggian
Sadar atau tidak setiap hari kita selalu diselimuti oleh udara. Ketika kita
menyelam ke dalam air, semua bagian tubuh kita diselubungi oleh air. Semakin
dalam kita menyelam, semakin besar tekanan yang kita rasakan. Sebenarnya
setiap hari kita juga diselubungi oleh atmosfer yang selalu menekan seluruh
bagian tubuh kita seperti ketika kita berada di dalam air. Namun kita tidak pernah
merasakan tekanan atmosfer tersebut, hal ini disebabkan karena sel‐sel tubuh kita

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 9


mempertahankan tekanan dalam yang besarnya hampir sama dengan tekanan luar.
Hal ini yang membuat kita tidak merasakan efek perbedaan tekanan tersebut.
Jika tekanan udara luar/atmosfer (patm) mempengaruhi tekanan hidrostatis
maka tekanan total pada suatu titik adalah

𝑝ℎ = 𝑝𝑎𝑡𝑚 + 𝜌 𝑔 ℎ (2.8)
Keterangan :
patm = tekanan atmosfer (atm)
1 atm = 1,013 × 105 Pa
2.2.2.1 Hukum Pokok Hidrostatis
Semua titik yang terletak pada bidang datar yang sama di dalam zat cair
yang sejenis memiliki tekanan yang sama (Gambar 2.5). Pernyataan inilah yang
disebut sebagai Hukum Pokok Hidrostatis (Marthen, 2006: 233).

Gambar 2.5 Tekanan yang sama Gambar 2.6 Pipa U


(Sumber: http//yueembembem.blogspot.com) (Sumber: http//789science.blogspot.com)

Jika pipa bentuk U (Gambar 2.6) diisi dua fluida yang berbeda (misalnya air dan
minyak) maka pada bidang batas garis lurus akan berlaku:
𝑝1 = 𝑝2 (2.9)
𝜌1 𝑔 ℎ1 = 𝜌2 𝑔 ℎ2 (2.10)

𝜌1 ℎ1 = 𝜌2 ℎ2
(2.11)
Keterangan:
𝜌1 = massa jenis minyak (kg/m3)
𝜌2 = massa jenis air (kg/m3)
ℎ1 = ketinggian minyak (m)
ℎ2 = perbedaan keinggian air (m)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 10


Contoh Soal
Sebuah pipa U yang memiliki luas penampang sama, mula-mula berisi air.
Kemudian salah satu ujungnya diisi minyak setinggi 10 cm. Tentukan tinggi
kenaikan air pada pipa yang lain!
Penyelesaian:
Diketahui: 𝜌𝑚 = 0,8 gr/cm3
ℎ𝑚 = 10 cm
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1 gr/cm3
Ditanya: ℎ𝑎𝑖𝑟 = . . . ?
Jawab:
𝜌1 = 𝜌2
𝜌𝑚 𝑔 ℎ𝑚 = 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔 ℎ𝑎𝑖𝑟
0,8 . 10 = 1 . ℎ𝑎𝑖𝑟
ℎ𝑎𝑖𝑟 = 8 cm
2.2.3 Tekanan Gauge
Tekanan gauge merupakan kelebihan tekanan di atas tekanan atmosfer.
Misalnya kita tinjau tekanan ban sepeda motor. Ketika ban sepeda motor kempes,
tekanan dalam ban = tekanan atmosfer (Tekanan atmosfer = 1,01 x 105 Pa = 101
kPa). Ketika ban diisi udara, tekanan ban pasti bertambah. Ketika tekanan ban
menjadi lebih besar dari 101 kPa, maka kelebihan tekanan tersebut disebut juga
Tekanan Gauge (Alexander, 2008: 13). Secara sistematis, dapat ditulis dalam
persamaan:

𝑝𝑔 = 𝑝𝑎𝑏𝑠 − 𝑝𝑎𝑡𝑚 (2.12)

Keterangan:
𝑝𝑔 = tekanan gauge
pabs = tekanan absolut
patm = tekanan atmosfer
Dalam system satuan di Inggris satuan psig digunakan untuk satuan tekanan
gauge.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 11


2.2.4 Tekanan Mutlak/Absolut
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada lapisan atas zat cair bekerja
tekanan atmosfer. Tekanan absolut adalah jumlah tekanan atmosfer dengan
tekanan terukur. Jadi untuk mendapatkan tekanan absolut, kita menambahkan
tekanan terukur dengan tekanan atmosfer. Dengan kata lain, tekanan absolut
disebut juga tekanan total. Secara matematis dapat ditulis:

𝑝𝑎𝑏𝑠 = 𝑝 + 𝑝𝑎𝑡𝑚 (2.13)


Keterangan:
𝑝𝑎𝑏𝑠 = tekanan absolut
p = tekanan yang diukur
𝑝𝑎𝑡𝑚 = tekanan atmosfer
2.2.5 Alat Ukur Tekanan
Pada segmen prakiraan cuaca dalam suatu program televesi, tekanan
barometik terkadang diberitahukan pada pemirsa. Tekanan tersebut merupakan
tekanan atmosfer saat ini yang berubah dalam batas kecil dari nilai standar yang
telah disediakan sebelumnya. Alat yang digunakan untuk menghitung tekanan
atmosfer adalah barometer umum, yang diciptakan oleh Evangelista Torricelli
(1608-1647). Sebuah tabung panjang yang ditutup di salah satu sisinya diisi
dengan raksa dan kemudian dijungkirbalikkan pada suatu nampan berisi raksa
(Gambar 2.7). Ujung yang tertutup dari tabung nyaris hampa, sehingga tekanan di
ujung bagian atas kolom raksa dapat dianggap nol. Pada Gambar 2.7, tekanan
pada titik A akibat kolom raksa, haruslah sama dengan tekanandi titik B, akibat
dari atmosfer. Jika tidak demikian, maka akan ada gaya netto yang akan
memindaahkan raksa dari satu titik ke titik lainnya sampai kondisi
keseimbangannya tercapai. Ketika tekanan atmosfernya berubah, maka tinggi
kolom raksanya juga berubah sehingga ketinggiannya dapat dikalibrasi untuk
menghitung tekanan atmosfer.
Sebuah alat untuk mengukur tekanan gas di dalam kapal laut adalah
manometer tabung terbuka yang ditunjukkan pada Gambar 2.8. Salah satu ujung
dari pipa U yang berisi cairan berhubungan langsung dengan atmosfer, dan ujung
lainnya berhubungan dengan sistem yang tekanannya tidak diketahui (P). Tekanan

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 12


dititik A dan B harus sama (jika tidak, bagian dari cairan yang membentuk kurva
akan mengalami sebuah gaya netto dan akan bergerak dipercepat), dan tekanan di
A adalah tekanan gas yang tidak diketahui.

Gambar 2.7 Barometer Gambar 2.8 Manometer


(Sumber: Fisika untuk Sains dan Teknik oleh Serway & Jewett)

Dengan menerapakn hukum pokok hidrostatis di titik A dan B, maka


untuk manometer (Gambar 2.8) :

𝑃𝑔𝑎𝑠 = 𝑃0 + 𝜌 𝑔 ℎ
(2.14)
Untuk barometer (Gambar 2.7) :

𝑃0 = 𝜌 𝑔 ℎ
(2.15)
2.3 HUKUM PASCAL
Pernahkan anda ke bengkel atau tempat servis kendaran bermotor?
Peralatan apa sajakah yang dipergunakan untuk menaikan kendaraan tersebut.
Apakah perlu tenaga yang besar untuk mengangkat kendaraan yang memiliki
berat yang berton-ton tersebut. Pernahkah melihat rem mobil? Prinsip kerja
apakah yang dipergunakan untuk membuatnya? Selain itu, dalam kasus yang
sederhana apabila anda meremas salah satu ujung tabung pasta gigi, maka isi
pasta gigi akan keluar. Untuk memahami konseptual tersebut, marilah kita
membahas tentang Hukum Pascal.
Apakah itu hukum Pascal? apa yang mendasari dari hukum
Pascal ini?
Penemu hukum Pascal adalah Blaise Pascal,
seorang fisikawan, matematikawan, penemu, dan penulis
asal Prancis. Ia yang pertama kali mengemukakan hukum
Gambar 2.9 Blaise Pascal
Pascal. Kerja awal Pascal adalah dalam sains alam dan
(sumber:
http://www.blingcheese.com)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 13


terapan di mana ia membuat kontribusi penting untuk studi fluida, dan
mengklasifikasi konsep tekanan dan ruang hampa dengan memperbaiki kerja dari
Evangelista Torricelli.
Dari kerja tersebut, Pascal kemudian menyusun konsep tentang tekanan.
Awalnya, ia mengusulkan rumusan tekanan yaitu besarnya tekanan yang dialami
oleh suatu benda ditentukan oleh luas bidang yang ditekan dan besarnya gaya
yang diberikan (persamaan 2.2).
2.3.1 Peragaan Hukum Pascal
Tinjaulah kasus di mana fluidanya merupakan suatu cairan yang tidak
dapat dimampatkan yang termuat di dalam sebuah silinder tinggi. Silinder tersebut
pas dengan piston yang di atasnya diletakkan suatu wadah yang berisi peluru
timah. Atmosfer, peluru dan wadah mendesakkan tekanan peks pada piston dan
demikian pula pada cairan. Besar tekanan p pada sembarang titik P di dalam
cairan dapat dirumuskan sebagai berikut.
p = peks + ρgh (2.16)
Sekarang kita menambahkan lagi sedikit peluru timah ke wadah tersebut
untuk meningkatkan peks sebanyak Δpeks. Besaran-besaran ρ, g, dan h pada
persamaan 2.16 tidak berubah, sehingga perubahan tekanan di P adalah
Δp = Δpeks (2.17)
Perubahan tekanan ini tidak bergantung pada h sehingga perubahan
harus berlaku untuk semua titik dalam cairan, sebagaimana yang dinyatakan pada
Hukum Pascal. (Halliday, Resnick, Walker, 2000: 576-577)
Lebih lanjut, Pascal mengatakan bahwa ketika tekanan ditempatkan pada
fluida dalam sebuah wadah, tekanan akan menyebar sama ke semua bagian
wadah. Artinya, tekanan fluida terjauh dari titik tekanan, dan tekanan cairan yang
paling dekat dengan titik tekanan akan sama - tidak mengurangi, misalnya,
dengan jarak tempuh. Prinsip itu dinamai menurut nama Pascal yang
menemukannya pada tahun 1600-an. Hal ini berlaku untuk kondisi statis seperti
dalam wadah tertutup, dan bukan kondisi dinamis di mana kondisi lain dapat
mempengaruhi nilai-nilai tekanan. Sebuah aplikasi dari hukum ini adalah dalam
lift hidrolik yang mampu mengubah gaya yang kecil menjadi besar. (Myers:
www.wisegeek.com)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 14


Dapat disimpulkan bahwa bunyi dari Hukum Pascal yaitu:
“Tekanan yang diberikan pada fluida dalam ruangan tertutup akan
diteruskan oleh fluida tersebut ke segala arah dengan sama besar atau sama
rata”
Pernyataan Hukum Pascal dapat dijelaskan pada Gambar 2.10. Jika pada
penampang tabung I diberi gaya F1, tekanan di tabung I (p1) kemudian akan
diteruskan ke segala arah termasuk penampang tabung II, sehingga tekanan yang
dialami pada tabung II (p2) akan sama besar dengan tekanan yang dialami pada
tabung I (p1), dalam hal ini berlaku:
𝑝1 = 𝑝2 (2.18)
F1 F
Sesuai dengan persamaan 2.2, p1 = dan p2 = 2 , maka akan berlaku:
A1 A2
𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2 (2.19)
Ini menunjukkan bahwa apabila luas penampang tabung I (A1) kecil dan luas
penampang tabung II (A2), besar F1 yang kecil akan menimbulkan F2 yang besar.
(Hidayat, 2002: 75)

Gambar 2.10 Skema prinsip hukum Pascal


(sumber: www.iksan35.files.wordpress.com)
Ada berbagai percobaan hukum Pascal. Mungkin demonstrasi paling
dasar yang terlibat saat meniup balon diisi dengan udara. Meskipun hukum Pascal
harus dilakukan dengan cairan dalam wadah tertutup, penting untuk dicatat bahwa
dalam fisika, fluida dapat berupa cair atau gas. Dalam contoh ini, dinding-dinding
wadah fleksibel menunjukkan bagaimana tekanan yang disebabkan oleh dasar
udara tersebar merata di seluruh balon. Balon akan mengembang secara seragam
ke segala arah.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 15


2.3.2 Penerapan Hukum Pascal
1. Dongkrak Hidrolik
Dongkrak Hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum
Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik.

Gambar 2.11 Dongkrak hidrolik (sumber: m-edukasi.net)


Saat pengisap kecil diberi gaya tekan, gaya tersebut akan diteruskan oleh
fluida (minyak) yang terdapat di dalam pompa. Akibatnya, minyak dalam
dongkrak akan menghasilkan gaya angkat pada pengisap besar dan dapat
mengangkat beban di atasnya. Jika pengisap 1 ditekan dengan gaya F1 maka zat
cair yang berada dalam ruang tertutup akan menekan ke segala arah dan sama
besar. Misalkan luas penampang pengisap 2 besarnya 20 kali dari luas
penampang pengisap 1, maka gaya yang dapat dihasilkan oleh penghisap 2
sebesar 20 kali terhadap besar penghisap 1.
Sebagai contoh apabila pengisap pertama memiliki luas 100 cm2 dan
diberikan gaya sebesar 1000 N untuk mengangkat sebuah mobil untuk mengganti
ban yang pecah. Pengisap kedua yang memiliki luas penampang 300 cm3
kemudian akan menerima gaya yang dapat ditentukan menggunakan persamaan
2.19. (100 cm2 = 0,01 m2 ; 300 cm2 = 0,03 cm2)
F1 F2
=
A1 A2

1000 N F2
2
=
0,01 m 0,03 m 2
0,01 F2 m2 = 30 Nm2


2
30 Nm
F2 =

2
0,01 m
F2 = 3000 N

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 16


Jadi besarnya gaya yang dihasilkan pada pengisap kedua sebesar 3000 N sehingga
dapat mengangkat mobil yang mencapai beratnya 3000 N.
2. Rem Hidrolik

Gambar 2.12 prinsip kerja rem hidrolik


(sumber: bimbingan-otomotif.blogspot.com)
Pada peralatan rem hidrolik dalam mobil terdapat pipa-pipa hidrolik yang
berisi cairan berupa minyak rem. Pada ujung-ujung pipa ini terdapat piston
penggerak yaitu piston pedal dan piston cakram. Pipa dan piston inilah yang
memegang peranan penting dimana konsep dan strukturnya telah didesain
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan Prinsip Hukum Pascal, dengan tujuan
menghasilkan daya cengkram yang besar dari penginjakan pedal rem yang tidak
terlalu dalam. (Fuad M: www.readwansyah.wordpress.com)
Penyesuaian terhadap hukum pascal yang dimaksud adalah dengan
mendesain agar pipa pada pedal rem lebih kecil daripada pipa yang terhubung
dengen piston cakram. Saat pedal rem diinjak pedal yang terhubung dengan
booster rem akan mendorong piston pedal dalam sehingga minyak rem yang
berada pada pipa akan mendapatkan tekanan. Tekanan yang didapat dari pedal
akan diteruskan ke segala arah di permukaan pipa termasuk ujung-ujung pipa
yang terhubung dengan piston cakram.
Karena luas permukaan piston cakram lebih besar daripada piston pedal
maka gaya yang tadinya digunakan untuk menginjak pedal rem akan diteruskan
ke piston cakram yang terhubung dengan kanvas rem dengan jauh lebih besar
sehingga gaya untuk mencengkram cakram akan lebih besar pula. Cakram yang
besinggungan dengan kanvas rem akan menghasilkan gaya gesek, dan gaya gesek
adalah gaya yang bernilai negatif maka dari itu cakram yang ikut berputar
bersama roda semakin lama perputarannya akan semakin pelan, dan inilah yang

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 17


disebut dengan proses pengereman. Selain itu karena diameter dari cakram yang
lebih lebar juga ikut membantu proses pengereman. Hal itulah yang menyebabkan
sistem kerja rem cakram hidrolik lebih efektif daripada rem konvensional (rem
tromol).
3. Lift Hidrolik
Dalam menjalankan suatu sistem tertentu atau untuk membantu
operasional dari sebuah sistem, tidak jarang kita menggunakan rangkaian hidrolik.
Sebagai contoh, untuk mengangkat satu rangkaian kontainer yang memiliki beban
beribu–ribu ton, untuk mempermudah itu digunakanlah sistem hidrolik.
Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya
oli, untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja
berdasarkan prinsip Pascal, yaitu jika suatu zat cair dikenakan tekanan, tekanan
itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang
kekuatannya. Prinsip dalam rangkaian hidrolik adalah menggunakan fluida kerja
berupa zat cair yang dipindahkan dengan lift hidrolik untuk menjalankan suatu
sistem tertentu.
Lift hidrolik pertama kali diperkenalkan oleh Leon Edoux. Lift hidrolik
menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada suatu kolom dan
energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang berbentuk
lain (energi tekan). Lift ini berfungsi untuk mentransfer energi mekanik menjadi
energi hidrolik. Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki
hidrolik dan mendorongnya kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran (flow).
Aliran ini yang dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi tekanan. Tekanan
dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam sistem hidrolik. Hambatan
ini dapat disebabkan oleh orifice, silinder, motor hidrolik, dan aktuator. Lift
hidrolik yang biasa digunakan ada dua macam yaitu positive dan nonpositive
displacement pump (Aziz, dalam http://lusimira.blogspot.com). Ada dua macam
peralatan yang biasanya digunakan dalam merubah energi hidrolik menjadi energi
mekanik yaitu motor hidrolik dan aktuator. Motor hidrolik mentransfer energi
hidrolik menjadi energi mekanik dengan cara memanfaatkan aliran oli dalam
sistem merubahnya menjadi energi putaran yang dimanfaatkan untuk
menggerakan roda, transmisi, pompa dan lain-lain.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 18


Gambar 2.12 Lift hidrolik untuk mengangkat mobil
(sumber: http://indonetwork.co.id)
Misalkan suatu contoh jika sebuah mobil yang memiliki massa 1.200 kg
diangkat dengan lift hidrolik yang bekerja berdasarkan prinsip tekanan air. Jika
luas pengisap yaitu 20 cm2 dan luas alas pengangkat mobil adalah 400 cm2, maka
besarnya besarnya gaya yang diperlukan untuk mengangkat mobil dapat
ditentukan dengan persamaan 3.5 (g = 10 m/s2). (Kamajaya, 2003: 92)
F1 F2
=
A1 A2

F1 m.g
=
A1 A2

F (1.200 kg)(10 m/s 2 )


=
20 cm 2 400 cm 2
400 cm2.F = 240000 kg.m/s2.cm2
240000 kg.m/s 2 . cm 2
F=
400 cm 2
F = 600 kg.m/s2
Jadi, besarnya gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat mobil yang memiliki
massa 1200 kg yaitu sebesar 600 N.
4. Kursi Dokter Gigi

Gambar 2.13 Kursi Dokter Gigi yang menggunakan prinsip Hukum Pascal
(sumber: http://archive.kaskus.us)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 19


Kursi dokter gigi termasuk salah satu alat yang memanfaatkan hukum
pascal. Cara kerjanya mirip dengan dongkrak hidrolik. Ketika pedal/tuas tertekan
atau diinjak oleh dokter gigi tekanan fluida dalam bejana berhubungan akan
diteruskan pada kursi pasien sehingga kursi mendapat gaya ke atas.
Bayangkan bahwa tuas injak dan kursi pasien terhubung oleh suatu
bejana berhubungan, tuas injak merupakan tabung kecil dan kursi pasien tabung
besar. Saat dokter memberikan gaya pada maka tuas injak maka fluida pada
tabung kecil akan mendapat tekanan dan tekanan yang sama besar akan diteruskan
pada tabung besar.
Dari hubungan di atas dapat dilihat bahwa pada tabung kecil (permukaan
kecil), gaya kecil dan untuk tabung besar (permukaan besar) gaya besar. Dengan
memanfaatkan hubungan ini dokter gigi cukup hanya memberikan gaya yang
kecil pada tuas injak dan akan menimbulkan gaya yang cukup besar pada kursi
pasien yang membuat kursi pasien naik. (Anonim: http://lusimira.blogspot.com)
5. Roket Air

Gambar 2.14 Roket air (sumber: id.wikipedia.org)

Mengambil manfaat dari hukum Pascal tentang tekanan, seperti udara


yang dipompa, itu menciptakan banyak tekanan yang pada gilirannya akan
memaksa air keluar dari mulut pipa bagian bawah, roket kemudian meluncur
hingga 100 kaki di udara, sehingga cukup mudah untuk mengambil dan mencoba
lagi. Tekanan dari pompa yang diberikan di dalam botol akan diteruskan ke segala
arah dalam botol sehingga jika mulut bagian bawah botol dibuka akan menghasil
gaya sesuai dengan Hukum Ketiga Newton. Udara tekan ditambahkan yang
menciptakan sebuah gelembung yang mengambang diatas air dan kemudian
menekan volume udara di bagian atas botol.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 20


Operasi penggunaan roket air ini adalah sebagai berikut:
1. Botol dilepaskan dari pompa.
2. Air didorong keluar nossel oleh udara terkompresi.
3. Botol bergerak menjauh dari air karena mengikuti Hukum Ketiga Newton
Sebagian botol diisi dengan air dan disegel. Botol kemudian bertekanan
dengan gas, biasanya udara dikompresi dari sebuah Pompa sepeda, Kompresor
udara, atau silinder sampai dengan 125 psi, tapi kadang-kadang CO2 atau nitrogen
dari sebuah silinder.
Air dan gas yang digunakan dalam kombinasi, menyediakan sarana untuk
menyimpan energi potensial yang mampat, dan air meningkatkan Fraksi massa
dan memberikan momentum yang lebih besar ketika dikeluarkan dari nozzle
roket. Kadang-kadang aditif digabungkan dengan air untuk meningkatkan kinerja
dalam berbagai cara. Sebagai contoh: garam dapat ditambahkan untuk
meningkatkan densitas massa mengakibatkan reaksi yang lebih tinggi Dorongan
spesifik. Sabun juga kadang-kadang digunakan untuk membuat busa padat di
roket yang menurunkan kepadatan massa reaksi tetapi meningkatkan durasi
dorong. Spekulasinya adalah bahwa busa bertindak sebagai kompresibel cairan
dan meningkatkan dorongan ketika digunakan dengan nozzle De Laval (Anonim:
id.wikipedia.org).
Hal yang menguntungkan dari roket air ini adalah tanpa bahan bakar
yang sangat mudah terbakar, sangat aman bagi para ilmuwan roket muda untuk
digunakan.
6. Sosrobahu
Mungkin mendengar kata Sosrobahu masih jarang terdengar di telinga
kita. Tetapi Sosrobahu sangat bermanfaat bagi kepentingan kehidupan kita
sekarang. Bagi di kota-kota padat penduduk tanpa Sosrobahu mereka tidak dapat
menjalankan aktivitas mereka. Apakah itu
Sosrobahu? Apakah manfaatnya bagi kita?.
Untuk mengetahui lebih lanjut mari kita simak
penjelasan berikut.
Sosrobahu merupakan teknik konstruksi
yang digunakan terutama untuk memutar bahu Gambar 2.15 Ir. Tjokorda Raka Sukawati
(sumber: www.indonesiaberprestasi.web.id)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 21


lengan beton jalan layang dan ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati seorang
Insinyur asal Puri Ubud, Gianyar. Dengan teknik ini, lengan jalan layang
diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90° sehingga
pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas di jalanan di bawahnya.
Teknik ini sangat membantu dalam membuat jalan layang di kota-kota
besar yang jelas memiliki kendala yakni terbatasnya ruang kota yang diberikan,
terutama saat pengerjaan konstruksi serta kegiatan pembangunan infrastrukturnya
tidak boleh mengganggu kegiatan masyarakat kota khususnya arus lalu-lintas dan
kendaraan yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan pembangunan
jalan. (Anonim: id.wikipedia.com)
Pada tahun 1980-an, Jakarta yang memang sudah mengalami kendala
kemacetan lalu lintas, banyak membangun jalan layang sebagai salah satu solusi
meningkatkan infrastruktur lalu-lintas. Sebagai kontraktor saat itu, PT. Hutama
Karya mendapatkan order membangun jalan raya di atas jalan by pass A. Yani di
mana pembangunannya harus memastikan bahwa jalan itu harus tetap berfungsi.
Di tengah masalah itu, Ir. Tjokorda Raka Sukawati mengajukan gagasan dengan
membangun tiangnya dulu dan kemudian mengecor lengannya dalam posisi
sejajar dengan jalur hijau, setelah itu diputar membentuk bahu. Hanya saja
kendalanya adalah bagaimana cara memutarnya karena lengan itu nantinya seberat
480 ton.
Ketika Tjokorda memperbaiki kendaraannya, hidung mobil Mercedes
buatan 1974-nya diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu
di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu
mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak. Satu
hal yang ia catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya geseknya, benda
seberat apa pun akan mudah digeser. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa
pompa hidrolik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu
pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser. Bayangan Tjokorda
adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu. (Anonim: id.wikipedia.com)
Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder
bergaris tengah 20 cm yang dibuat sebagai dongkrak hidrolik dan ditindih beban
beton seberat 80 ton. Hasilnya bisa diangkat dan dapat berputar sedikit tetapi tidak

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 22


bisa turun ketika dilepas. Ternyata dongkrak tersebut miring posisinya. Tjokorda
kemudian menyempurnakannya. Posisinya ditentukan persis di titik berat lengan
beton di atasnya.
Untuk membuat rancangan yang pas, dasar utama Hukum Pascal yang
menyatakan: "Bila zat cair pada ruang tertutup diberikan tekanan, maka tekanan
akan diteruskan segala arah". Zat cair yang digunakan adalah minyak oli (minyak
pelumas). Bila tekanan P dimasukkan dalam ruang seluas A, maka akan
menimbulkan gaya (F) sebesar P dikalikan A. Rumus itu digabungkan dengan
beberapa parameter dan memberikan nama Rumus Sukawati, sesuai namanya.
Rumus ini orisinil idenya karena sampai saat itu belum ada buku yang
membahasnya sebab memang tidak ada kebutuhannya. (Anonim:
id.wikipedia.com)
Masalah lain yang muncul ada variabelnya yang mempengaruhinya, di
antaranya adalah jenis minyak yang digunakan yang tidak boleh rusak
kekentalannya (viskositas). Urusan minyak menjadi hal yang krusial karena
minyak inilah yang meneruskan tekanan untuk mengangkat beton yang berat itu.

1. Bangun tiang jalan. 2. Lengan beton jalan 3. Lengan beton jalan


dibangun di antara dua diputar 90 derajat. Jalan
jalur jalan, sejajar layang pun kemudian
dengan jalanan yang dibangun di atas lengan
padat di bawahnya. ini.

Setelah semua selesai, Tjokorda mengerjakan rancangan finalnya yakni


sebuah landasan putar untuk lengan beton yang dinamai Landasan Putar Bebas
Hambatan (LBPH). Bentuknya dua piringan (cakram) besi bergaris tengah 80
cm yang saling menangkup. Meski tebalnya 5 cm, piring dari besi cor FCD-50 itu
mampu menahan beban 625 ton.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 23


Sebenarnya temuannya belum diuji secara khusus di laboratorium saat
dipraktekkan. Namun ia merasa yakin temuannya bisa bekerja sesuai rumusan
ilmiah yang ada. Bahkan sebelum temuannya dipraktekkan, beliau yang menganut
agama Hindu yang taat itu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi
itu. Ia terbilang nekad saat itu, dengan mengatakan bahwa ia bersedia mundur dari
direktur PT. Hutama Karya kepada menteri Pekerjaan Umum saat itu, bila
temuannya itu ternyata tidak bisa bekerja. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu
dapat bekerja sebagaimana mestinya tanpa kurang suatu apa pun.
Angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya
itu, sebenarnya angka misterius bagi beliau, entah dari mana saat itu beliau
menetapkan angka wangsit itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur Amerika
Serikat yang mengerjakan jalan layang di Seattle begitu taat dengan ketetapan 78
kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian
dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasil perhitungan berupa ketetapan sebesar
78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan angka wangsit tadi.
Pada pemasangan ke-85, awal November 1989, Presiden Soeharto ikut
menyaksikannya dan memberi nama teknologi itu Sosrobahu yang diambil dari
nama tokoh cerita sisipan Mahabharata. Sejak itu LBPH tersebut dikenal sebagai
Teknologi Sosrobahu.
Beliau menerima hak paten dari pemerintah Jepang, Malaysia, Filipina.
Dari Indonesia, Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada
tahun 1995 sedangkan Jepang memberinya pada tahun 1992. Saat ini teknologi
Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. Salah
satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni ruas Vilamore-Bicutan adalah
buah karya teknik ciptaan Tjokorda. Di Filipina teknologi Sosrobahu diterapkan
untuk 298 tiang jalan. Sedangkan di Kuala Lumpur sebanyak 135. Saat teknologi
Sosrobahu diterapkan di Filipina, Presiden Filipina Fidel Ramos berujar, "Inilah
temuan Indonesia, sekaligus buah ciptaan putra ASEAN". Sementara Korea
Selatan masih bersikeras ingin membeli hak patennya.Sosrobahu terbukti
bermanfaat dalam proses pembangunan jalan layang, sangat aplikatif, teruji baik
teknis dan ekonomis. (Anonim: id.wikipedia.com)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 24


2.4 HUKUM ARCHIMEDES
Suatu benda yang dicelupkan dalam zat cair jika mendapatkan gaya ke
atas sehingga benda kehilangan sebagian beratnya. Gaya ke atas ini disebut
sebagai gaya apung (buoyancy), yaitu suatu gaya ke atas yang dikerjakan oleh zat
cair pada benda. Munculnya gaya apung adalah akibat dari tekanan zat cair
(fluida) yang meningkat dengan adanya kedalaman. Dengan demikian berlaku:

Gaya apung = berat benda di udara – berat benda dalam zat cair

Untuk memahami gaya apung, sebaiknya dipahami arti dari “volume air
yang dipindahkan”. Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sebuah bejana yang
berisi air, permukaan air akan naik. Hal ini terjadi karena batu menggantikan
volume air (Gambar 2.16). Jika suatu benda dicelupkan pada bejana yang penuh
berisi air, sebagian air akan tumpah dari bejana. Volume air yang tumpah sama
dengan volume batu yang menggantikan air. Jadi,
Suatu benda yang dicelupkan seluruhnya dalam zat cair selalu menggantikan
volume zat cair yang sama dengan volume benda itu sendiri.

Gambar 2.16 Percobaan memahami gaya apung.


(Sumber: Fisika untuk SMA oleh Marthen Kanginan).

Archimedes mengaitkan antara gaya apung yang dirasakannya dengan


volume zat cair yang dipindahkan benda. Dari sinilah Archimedes (287-212 SM),
ilmuwan Yunani kuno, berhasil menemukan hukumnya, yaitu hukum Archimedes
yang berbunyi:

Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian
atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 25


2.4.1 Prinsip Archimedes
Dalam kehidupan sehari‐hari, akan ditemukan bahwa benda yang
dimasukan ke dalam fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil
daripada ketika benda tidak berada di dalam fluida tersebut. Akan sulit
mengangkat sebuah batu dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan
mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung
Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang
berbeda (Alexander, 2008: 24).
Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut.
Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida, maka akan terdapat perbedaan
tekanan antara fluida pada bagian atas benda dan fluida pada bagian bawah benda.
Fluida yang terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar
daripada fluida yang berada di bagian atas benda. Perhatikan Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Sebuah benda melayang dalam air.


(Sumber: www.gurumuda.com)

Pada gambar di atas, tampak sebuah benda melayang di dalam air. Fluida
yang berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada
fluida yang terletak pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena fluida yang
berada di bawah benda memiliki kedalaman yang lebih besar daripada fluida yang
berada di atas benda (h2 > h1).

Besarnya tekanan fluida pada kedalamana h2 adalah:


F2
p2 =
A
F2 = p 2 A = ρg h2 A (2.20)

Besarnya tekanan fluida pada kedalaman h1 adalah:

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 26


F1
p1 =
A
F1 = p1 A = ρg h1 A (2.21)
Keterangan:
F2 = gaya yang diberikan oleh fluida pada bagian bawah benda (N)

F1 = gaya yang diberikan oleh fluida pada bagian atas benda (N)
A = luas permukaan benda (m2)
Gaya apung merupakan gaya ke atas dari fluida yang bekerja pada benda-
benda yang ditenggelamkan (Serway & Jewett, 2009: 647). Atau dengan kata lain,
gaya apung merupakan selisih antara gaya yang diberika fluida oleh fluida pada
bagian gaya (F2) dan gaya yang diberikan oleh fluida padaa bagian atas benda
(F1). Secara sistematis, dapat ditulis dalam persamaan:
Fa = F 2 - F1

karena F2 > F1

Fa = (ρg h2 A) – (ρg h1 A)

Fa = ρgA( h2 - h1 )
karena h2 – h1 = h
Fa =  F gAh (2.22)

karena A h = VBF

Fa =  F g VBF
(2.23)
Keterangan :
Fa = gaya apung (N)

 F = massa jenis fluida (kg/m3)


g = percepatan gravitasi (m/s2)
VBF = volume benda yang berada di dalam fluida (m3)

Persamaan yang menyatakan besarnya gaya apung ( Fa ), pada persamaan 2.23


dapat diubah dengan melakukan substitusi dengan persamaan massa jenis
(persamaan 2.1) menjadi:

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 27


Fa =  F g VBF
karena 𝑚 = 𝜌 . 𝑉
Fa = mF g (2.24)

mF g = wF (2.25)

Persamaan 2.25 merupakan berat fluida yang memiliki volume yang sama
dengan volume benda yang tercelup. Berdasarkan persamaan di atas, bisa
dikatakan bahwa gaya apung pada benda sama dengan berat fluida yang
dipindahkan. Fluida yang dipindahkan di sini adalah volume fluida yang sama
dengan volume benda yang tercelup dalam fluida. Pada gambar di atas, diilustrasi
di mana semua bagian benda tercelup dalam fluida (air). Jika dinyatakan dalam
gambar maka akan tampak sebagai berikut:

Gambar 2.18 Benda yang dicelupkan ke dalam fluida.


(Sumber: http//fisikaarchimedes.blogspot.com)

Contoh soal

Sebuah patung emas dengan massa 9,65 kg dan massa jenis 19,3 x 103 kg/m3 akan
diangkat dari sebuah kapal yang tenggelam. Berapakah tegangan pada kabel
pengangkat ketika patung masih tercelup seluruhnya di dalam laut? (massa jenis
air laut 1,03 x 103 kg/m3).
Diketahui: m = 9,65 kg
 F = 1,03 x 103 kg/m3
 B = 19,3 x 103 kg/m3
Ditanya: T = …?
Jawab:

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 28


m 9,65kg
VBF = = 5 x 10-4 m3
B 3
19,03x10 kg / m 3

Fa =  F g VBF
= (1,03 x 103 kg/m3)(10 m/s2)( 5 x 10-4 m3) = 5,15 N
Pada keadaan seimbang berlaku
F = 0
T + Fa - mg = 0
T = mg - Fa
= (9,65 kg)( 10 m/s2) – 5,15 N
= 91,35 N
Jadi, tegangan kabel ketika patung tercelup seluruhnya di dalam air laut adalah
91,35 N.

2.4.2 Mengapung, Tenggelam, dan Melayang


Perhatikan gambar berikut. gabus
es kayu

tenggelam tenggelam
11 8,5

timah kuningan terapung terapung terapung


0,9 0,5 0,25

massa jenis relatif air


Gambar 2.19 Berbagai benda dengan massa jenis relatif berbeda mengalami peristiwa berbeda 1,0
ketika
dijatuhkan ke dalam suatu wadah berisi air. (Sumber: Dok. Penulis)

Ilustrasi pada Gambar 2.19 menunjukkan apakah suatu benda mengapung,


tenggelam, atau melayang hanya ditentukan oleh massa jenis benda dan massa
jenis zat cair atau fluida. Jika massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis
fluida, benda akan mengapung di permukaan fluida. Jika massa jenis benda lebih
besar daripada massa jenis fluida, benda akan tenggelam di dasar wadah fluida.
Jika massa jenis benda sama dengan massa jenis fluida, benda akan melayang
dalam zat cair di antara permukaan dan dasar wadah fluida. Jadi,
syarat mengapung B < F
syarat tenggelam B > F
syarat melayang B = F

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 29


Peristiwa mengapung, tenggelam, dan
melayang juga dapat dijelaskan berdasarkan konsep
gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda yang
tercelup sebagian atau seluruhnya dalam fluida,
bekerja gaya apung ( Fa ). Dengan demikian, pada
benda yang tercelup dalam fluida bekerja dua buah
Gambar 2.20 Benda dicelupkan gaya: gaya berat w dan gaya apung Fa . Pada
dalam fluida.
(sumber: sukasains.wordpress.com ) benda yang mengapung dan melayang terjadi
keseimbangan antara berat benda w dan gaya apung Fa , sehingga berlaku
F = 0
Fa - w = 0
atau w = Fa (2.26)
Pada benda yang tenggelam, berat w lebih besar daripada gaya apung Fa .

Syarat mengapung atau melayang: w = Fa

Syarat tenggelam: w > Fa


Perhatikan:
Syarat mengapung sama dengan syarat melayang, yaitu berat benda sama
dengan gaya apung (persamaan 2.26). Perbedaan keduanya terletak pada volume
benda yang tercelup dalam fluida. Pada peristiwa mengapung (Gambar 2.21b),
hanya sebagian benda yang tercelup dalam fluida, sehingga VBF < VB . Pada
peristiwa melayang (Gambarr 2.21a), seluruh benda tercelup dalam fluida,
sehingga VBF = VB (Marthen, 2006: 243).

w = Fa w = Fa VBF < VB
VBF = VB w
(a)

(a) (b)
Gambar 2.21 (a) melayang, (b) mengapung.
(Sumber: Dok. Penulis)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 30


Berdasarkan konsep gaya apung, syarat benda mengapung dinyatakan oleh
persamaan 2.23 di mana pada peristiwa mengapung, volume benda yang tercelup
dalam fluida lebih kecil daripada volume benda seluruhnya ( VBF < VB ). Secara
matematis dapat ditulis: (  B VB ) g =  F VBF g

 F VBF
B =
VB (2.27)
Persamaan di atas berlaku untuk benda yang mengapung dalam satu jenis
fluida. Untuk benda yang mengapung dalam dua jenis fluida atau lebih digunakan
persamaan yang mirip dengan persamaan 2.27, hanya pembilang  FVBF
diperoleh dari penjumlahan.

 FiV BFi
B 
VB
 F1VBF1   F 2VBF 2   F 3VBF 3  ...
=
VB (2.28)
Keterangan:
𝜌𝐵 = massa jenis benda (kg/m3)
𝜌𝐹 = massa jenis fluida (kg/m3)
𝑉𝐵 = volume benda (m3)
𝑉𝐵𝐹 = volume benda dalam fluida (m3)
Contoh Soal.
Sebuah balok kayu dengan massa jenisnya 800 kg/m3 mengapung pada
permukaan air. Jika selembar aluminium (massa jenis 2700 kg/m3 bermassa 54 g
dikaitkan pada balok itu, sistem akan bergerak ke bawah dan akhirnya melayang
di dalam air. Berapa cm3 volume balok kayu itu?
Diketahui:  F = 1000 kg/m3
 B1 = 800 kg/m3
 B 2 = 2700 kg/m3
m2 = 54 g = 0,054 kg
Ditanya: VB1 = …?
Jawab:
Balok kayu:  B1 = 800 kg/m3
m1 =  B1 VB1 = 800 VB1

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 31


Lembaran aluminium:  B 2 = 2700 kg/m3
m2 0,054
VB 2 = =
 B2 2700
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Massa jenis rata-rata:  B = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
m1  m2
=
VB1  VB 2
800V B1  0,054
=
0,054
VB1 
2700
Syarat melayang:
B  F

800V B1  0,054kg
= 1000
0,054m 3
V B1 
2700
1000 VB1 + 0,02 m3 = 800 VB1 + 0,054 m3
200 VB1 = 0,034 m3
0,034
VB1 = = 1,7 x 10-4 m3
200
= 170 cm3
Jadi, volume balok kayu adalah 170 cm3

2.4.3 Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari-hari.


1. Hidrometer
Hidrometer merupakan alat untuk mengukur massa jenis zat cair (Gambar
2.1). Jika hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan
tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, makin sedikit bagian hidrometer
yang tenggelam. Hidrometer banyak digunakan untuk mengetahui besar
kandungan air pada bir atau susu. Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Supaya
tabung kaca terapung tegak dalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani dengan
butiran timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar supaya
volume zat cair yang dipindahkan hidrometer lebih besar.
Dengan demikian, dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan hidrometer
dapat mengapung di dalam zat cair. Tangkai tabung kaca hidrometer didesain
supaya perubahan kecil dalam berat benda yang dipindahkan (sama artinya
dengan perubahan kecil dalam massa jenis zat cair) menghasilkan perubahan

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 32


besar pada kedalaman tangki yang tercelup di dalam zat cair. Artinya perbedaan
bacaan pada skala untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.
Dasar matematis prinsip kerja hidrometer adalah sebagai berikut.
Hidrometer terapung dalam cairan, sehingga berlaku
gaya ke atas = berat hidrometer
 F VBF g =w

karena VBF = A hBF


 F (A hBF )g = m g

m
hBF =
A F (2.29)
Masssa hidrometer m dan luas tangkai A adalah tetap, sehingga tinggi
tangkai yang tercelup di dalam cairan hBF berbanding terbalik dengan massa jenis

fluida  F . Jika massa jenis fluida (  F kecil), tinggi hidrometer yang tercelup

dalam fluida besar( hBF besar). Akan tetapi bacaan skala yang menunjukkan angka
yang lebih kecil.
Jika massa jenis fluida besar (  F besar), tinggi hidrometer yang tercelup

di dalam fluida kecil ( hBF kecil). Akan didapat bacaan skala yang menunjukkan
angka yang lebih besar.
2. Kapal Laut
Agar kapal laut tidak tenggelam badan kapal harus terbuat dari besi
berongga. Hal ini bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan oleh badan
kapal menjadi lebih besar. Berdasarkan persamaan besarnya gaya apung
sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan, sehingg gaya apungnya
menjadi sangat besar. Gaya apung inilah yang mampu melawan berat kapal,
sehingga kapal tetap dapat mengapung di permukaan laut. Jika dijelaskan
berdasarkan konsep massa jenis, maka massa jenis rata-rata besi berongga dan
udara yang menempati rongga masih lebih kecil daripada massa jenis air laut.
Itulah sebabnya kapal laut dapat mengapung di atas permukaan laut.
3. Kapal Selam
Sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat yang terletak di antara
lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Tangki ini dapat diisi udara

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 33


atau air. Tentu saja udara lebih ringan daripada air.
Mengatur isi tangki pemberat berarti mengatur berat
total kapal. Sesuai dengan konsep gaya apung, maka
berat total kapal selam akan menentukan apakah kapal
selam akan mengapung atau menyelam.
Gambar 2.22 Kapal Selam
(Sumber:http//arcaforum.blogspot.com)

4. Balon Udara
Seperti halnya zat cair, udara (termasuk fluida) juga melakukan gaya
apung pada benda. Gaya apung yang dilakukan udara pada benda sama dengan
berat udara yang dipindahkan oleh benda. Persamaan gaya apung yang dilakukan
udara tetap seperti pada persamaan 2.26 hanya di sini  F adalah massa jenis
udara. Prinsip gaya apung yang dikerjakan udara inilah yang dimanfaatkan pada
balon udara (Marthen, 2006: 249).
Pada Gambar 2.23, ditunjukkan sebuah balon udara
yang diisi dengan gas panas. Prinsip kerjanya adalah
sebagai berikut. Mula-mula balon diisi dengan gas
panas sehingga balon menggelembung dan
volumenya bertambah. Bertambahnya volume balon
Gambar 2.23 Balon Udara berarti bertambah pula volume udara yang
(Sumber:http//abdi-husairi.
blogspot.com) dipindahkan oleh balon.
Ini berarti, gaya apung bertambah besar. Suatu saat gaya apung sudah
lebih besar daripada berat total balon sehingga balon mulai bergerak naik. Awak
balon udara terus menambah gas panas sampai balon itu mencapai ketinggian
tertentu. Setelah ketinggian yang diinginkan tercapai, awak balon mengrangi gas
panas sampai tercapai gaya apung sama dengan berat balon. Pada saat itu balon
melayang di udara. Sewaktu awak balon ingin menurunkan ketinggian, sebagian
isi gas panas dikeluarkan dari balon. Ini menyebabkan volume balon berkurang,
yang berarti gaya apung berkurang. Akibatnya, gaya apung lebih kecil daripada
berat balon dan balon bergerak turun.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 34


Contoh soal
Sebuah balon yang berisi 1200 m3 gas panas dan massa jenis 0,8 kg/m3 diikat di
tanah. Massa balon (tidak termasuk gas panas) 400 kg dan massa jenis udara 1,3
kg/m3. Mengapa balon akan naik jika tidak diikat di tanah?
Diketahui:
VBF = 1200 m3
 B = 0,8 kg/m3
mB = 400 kg
 F = 1,3 kg/m3
Ditanya:
Fa = …?
Jawab:
Massa gas panas =  B x VB
= (0,8 kg/m3)( 1200 m3) = 960 kg
Massa total balon = massa balon + massa gas panas
= 400 kg + 960 kg = 1360 kg
Berat total balon w = m g
= (1360 kg)(9,8 m/s2) = 13.328 N
Fa =  F g VBF
= (1200 m3)( 1,3 kg/m3)(9,8 m/s2) = 15.288 N
Gaya apung (Fa = 15.288 N) lebih besar daripada berat balon beserta muatannya
(w = 13.328 N). Sehingga balon akan bergerak naik jika tidak diikat.
5. Jembatan Ponton
Jembatan ponton adalah kumpulan drum-
drum kosong yang berjajar sehingga menyerupai
jembatan (Gambar 2.24). Jembatan ponton
merupakan jembatan yang dibuat berdasarkan prinsip

Gambar 2.24 Jembatan Poton benda terapung. Drum-drum tersebut harus tertutup
(Sumber: www.kaskus.us) rapat sehingga tidak ada air yang masuk ke

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 35


dalamnya. Jembatan ponton digunakan untuk keperluan darurat. Apabila air
pasang, jembatan naik. Jika air surut, maka jembatan turun. Jadi, tinggi rendahnya
jembatan ponton mengikuti pasang surutnya air.
2.5 TEGANGAN PERMUKAAN
2.5.1 Konsep Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan merupakan gaya yang diakibatkan oleh suatu
benda yang bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang
menyentuh benda itu. Untuk dapat memahami konsep tegangan permukaan bisa
dilakukan percobaan sederhana. Misalnya dengan meletakan klip di atas air secara
perlahan-lahan. Jika hal ini dilakukan secara baik dan benar, maka klip tersebut
akan mengapung di atas permukaan air. Pada umumnya, klip terbuat dari logam,
sehingga klip mempunyai massa jenis lebih besar dari massa jenis air. Karena
massa jenis klip lebih besar dari massa jenis air, maka seharusnya klip itu
tenggelam. Namun, kenyataannya klip terapung, seperti yang terlihat pada
Gambar 2.25. Fenomena ini merupakan salah satu contoh dari adanya Tegangan
Permukaan.
Untuk menjelaskan fenomena klip yang terapung di atas air, terlebih
dahulu harus diketahui apa sesungguhnya tegangan permukaan itu. Tegangan
permukaan terjadi karena permukaan zat cair yang cenderung untuk menegang
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh
adanya gaya kohesi antara molekul air. Perhatikan Gambar 2.26.

Gambar 2.25 Klip terapung Gambar 2.26 Partikel A dan partikel B.


(Sumber: www.fisikaasyik.com) (Sumber:http//agnes-sahabat.blogspot.com)

Pada Gambar 2.26, A mewakili pertikel di dalam zar cair, sedangkan B


mewakili partikel di permukaan zat cair. Partikel A ditarik oleh gaya yang sama
besar ke segala arah oleh partikel-partikel di dekatnya. Sehingga, resultan gaya

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 36


pada partikel-partikel di dalam zat cair (diwakili oleh A) adalah sama dengan nol
dan di dalam zat cair tidak ada tegangan permukaan.
Partikel B ditarik oleh partikel-partikel yang ada di samping dan di bawah
dengan gaya-gaya yang sama besar, tetapi B tidak ditarik oleh partikel-partikel di
atasnya, karena di atas B tidak ada zat cair. Sehingga, terdapat resultan gaya
berarah ke bawah yang bekerja pada permukaan zat cair. Resultan gaya ini
menyebabkan lapisan-lapisan atas seakan-akan tertutup oleh hamparan selaput
elastik yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin. Oleh karena
itu, sejumlah tertentu cairan cenderung mengambil bentuk dengan permukaan
sesempit mungkin. Inilah yang disebut dengan tegangan permukaan (Alexander,
2008: 34).
Akibat tegangan permukaan ini, setetes cairan cenderung berbentuk bola.
Karena dalam bentuk bola, cairan mendapatkan daerah permukaan yang sempit.
Inilah yang menyebabkan tetes air yang jatuh dari kran dan tetes-tetes embun
yang jatuh pada sarang laba-laba berbentuk bola.
Tarikan pada permukaan cairan membentuk semacam kulit penutup yang
tipis. Nyamuk dapat berjalan di atas air karena berat nyamuk dapat diatasi oleh
kulit ini. Peristiwa yang sama terjadi pada klip kertas yang perlahan-lahan
diletakkan di atas permukaan air.
2.5.2 Persamaan Tegangan Permukaan
Pada Gambar 2.27 menunjukkan contoh lain dari tegangan permukaan.
Sebuah kawat yang dibengkokkan membentuk huruf U. Seutas kawat kedua yang
berbentuk lurus dikaitkan pada kedua kaki kawat U, di mana kawat kedua tersebut
bisa digerakkan.

Gambar 2.27 Kawat kedua cenderung meluncur ke atas.


(Sumber: http//agnes-sahabat.blogspot.com)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 37


Jika kawat ini dimasukan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan pada
permukaan kawat tersebut akan terbentuk lapisan air sabun. Karena kawat lurus
dapat digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan
memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat kedua sehingga kawat kedua
bergerak ke atas (perhatikan arah panah pada Gambar 2.27). Untuk
mempertahankan kawat kedua tidak bergerak (kawat berada dalam
kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke bawah, di mana
besarnya gaya total adalah F = w + T. Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan
permukaan yang dikerjakan oleh lapisan air sabun pada kawat lurus.
Misalkan panjang kawat kedua adalah l. Karena lapisan air sabun yang
menyentuh kawat kedua memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan
permukaan yang ditimbulkan oleh lapisan air sabun bekerja sepanjang 2l.
Tegangan permukaan pada lapisan sabun merupakan perbandingan antara Gaya
Tegangan Permukaan (F) dengan panjang permukaan di mana gaya bekerja (d).
Untuk kasus ini, panjang permukaan adalah 2l. Secara matematis, ditulis:

F
 =
d
(2.30)
Dalam kasus ini d = 2l, sehingga

F
 =
2l (2.31)
Keterangan:
l = Panjang permukaan/batang (m)
 = Tegangan permukaan (N/m)
F = Gaya tegangan permukaan (N)
Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya
tegangan permukaan dengan Satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan
adalah Newton per meter (N/m) atau dyne per centimeter (dyn/cm).
1 dyn/cm = 10-3 N/m = 1 mN/m
Contoh Soal
Sebatang jarum jahit sepanjang 5 cm dapat terapung di atas permukaan larutan
aseton pada suhu 20°. Bila tegangan muka permukaan aseton pada suhu tersebut
22,8.10-3 N/m. Tentukan massa jarum (g= 10 m/s2).

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 38


Diketahui: l = 5 cm = 5. 10-2 m
𝛾 = 22, 8.10-3
g = 10 m/s2
Ditanya:
m = …?
Jawab:
m.g
𝛾=
l
m.10
22, 8.10-3 =
5.10  2
2m
22, 8.10-3 =
10  2
2m = 22, 8.10-5 = 11,4,10-5 kg
m = 11,4.10-2 gram
Berikut ini beberapa nilai Tegangan Permukaan yang diperoleh berdasarkan
percobaan.
Tabel 2.2 Nilai hasil pengukuran permukaan tegangan

Tegangan
Zat cair yang kontak Suhu
Permukaan
dengan udara (°C) (N/m = dyn/cm)
air 0 75,60
air 20 72,80
air 25 72,20
air 60 66,20
air 80 62,60
air 100 58,90
air sabun 20 25,00
minyak zaitun 20 32,00
air raksa 20 465,00
oksigen -193 15,70
neon -247 5,15
helium -269 0,12
aseton 20 23,70
etanol 20 22,30
gliserin 20 63,10
benzena 20 28,90

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 39


Berdasarkan data Tegangan Permukaan, tampak bahwa suhu
mempengaruhi nilai tegangan permukaan fluida. Umumnya ketika terjadi
kenaikan suhu, nilai tegangan permukaan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena ketika suhu meningkat, molekul cairan bergerak semakin cepat
sehingga pengaruh interaksi antar molekul cairan berkurang. Akibatnya nilai
tegangan permukaan juga mengalami penurunan.
2.5.3 Penerapan Tegangan Permukaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Tegangan permukaan air berhubungan dengan kemampuan air membasahi
benda. Makin kecil tegangan permukaan air, makin baik kemampuan air untuk
membasahi benda, ini berarti kotoran-kotoran pada benda lebih mudah larut
dalam air. Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan fisika
sehari-hari.
Mengapa mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan
cucian yang lebih bersih? Tegangan permukaan air dipengaruhi oleh suhu. Makin
tinggi suhu air, makin kecil tegangan permukaan air, dan ini berarti makin baik
kemampuan air untuk membasahi benda. Karena itu, mencuci dengan air panas
menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian menjadi lebih
bersih.
Detergen sintetis modern dibuat untuk meningkatkan kemampuan air
membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan
tegangan air. Banyak kotoran pakaian yang tidak larut dalam air murni, tetapi
larut di dalam air yang diberi detergen. Pengaruh detergen dapat dilihat dengan
meneteskan air murni dan air yang mengandung detergen ke atas lilin yang bersih.
Air murni tidak membasahi lilin dan bentuk butirannya tidak banyak berubah
(Gambar 2.28a). Akan tetapi, tetes air yang mengandung detergen membasahi
lilin, dan butiran air menyebar, seperti yang terlihat pada Gambar 2.28b. Tampak
bahwa detergen memperkecil tegangan permukaan air sehingga air mampu
membasahi lilin (Marthen, 2006: 253).

(a) (b)
Gambar 2.28 (a) Setetes air murni diletakkan di atas lilin
(b) Air mengandung detergen diletakkan di atas lilin.
(Sumber: Dok.Penulis.)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 40


Contoh dalam keseharian dapat dilihat pada itik yang berenang di air. Itik
dapat berenang di air karena bulu-bulunya tidak basah oleh air. Jika air diberi
detergen, tegangan permukaan pada air akan berkurang dan itik yang berusaha
berenang bulu-bulunya akan basah oleh air. Sehingga, itik akan tenggelam.
Antiseptik yang dipakai untuk mengobati luka, selain memiliki daya
bunuh kuman yang baik, juga memiliki tegangan permukaan yang rendah
sehingga antiseptik dapat membasahi seluruh luka. Jadi, alkohol dan hampir
semua antiseptik memiliki tegangan permukaan yang rendah.
2.6 KAPILARITAS
2.6.1 Gaya Kohesi dan Adhesi
Gaya Kohesi merupakan gaya tarik menarik antara molekul dalam zat
yang sejenis, sedangkan gaya tarik menarik antara molekul zat yang tidak sejenis
dinamakan Gaya Adhesi. Misalnya ketika menulis pada kertas menggunakan tinta.
Kohesi terjadi ketika molekul tinta saling tarik menarik, sedangkan adhesi terjadi
ketika molekul tinta dan molekul kertas saling tarik menarik.
Gaya adhesi dan gaya kohesi berpengaruh pada peristiwa Kapilaritas.
Misalnya jika ditinjau dari cairan yang berada dalam sebuah gelas. Ketika gaya
kohesi molekul cairan lebih besar daripada gaya adhesi (gaya tarik menarik
antara molekul cairan dengan molekul gelas) maka permukaan cairan akan
membentuk lengkungan ke atas (konveks). Contoh untuk kasus ini adalah ketika
air raksa berada dalam tabung (Gambar 2.29b). Sebaliknya apabila gaya adhesi
lebih besar maka permukaan cairan akan melengkung ke bawah (konkaf).
Contohnya ketika air berada di dalam tabung (Gambar 2.29a).

air Hg

Gambar 2.29 (a) Air dalam tabung, (b) Raksa dalam tabung
(Sumber: www.ayumaulida22.wordpress.com)

Sudut yang dibentuk oleh lengkungan itu dinamakan sudut kontak (teta).
Ketika gaya kohesi cairan lebih besar daripada gaya adhesi, maka sudut kontak
yang terbentuk umumnya lebih besar dari 90° (Gambar 2.29b). Sebaliknya,

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 41


apabila gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi cairan, maka sudut kontak
yang terbentuk lebih kecil dari 90° (Gambar 2.29a). Gaya adhesi dan gaya kohesi
secara teoritis sulit dihitung, tetapi sudut kontak dapat diukur (Siti dan Rokhim,
tanpa tahun: 27).
2.6.2 Konsep Kapilaritas
Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunya zat cair dalam pipa
kapiler. Kapilaritas disebabkan adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair
dengan dinding celah itu. Akibatnya, bila pembuluh kaca dimasukkan dalam zat
cair, permukannya menjadi tidak sama. Apabila gaya kohesi cairan lebih besar
dari gaya adhesi, maka permukaan cairan akan melengkung ke atas. Ketika kita
memasukan tabung atau pipa tipis (pipa yang diameternya lebih kecil dari wadah),
maka akan terbentuk bagian cairan yang lebih tinggi. Dengan kata lain, cairan
yang ada dalam wadah naik melalui kolom pipa tersebut (Gambar 2.30). Hal ini
disebabkan karena gaya tegangan permukaan total sepanjang dinding tabung
bekerja ke atas. Ketinggian maksimum yang dapat dicapai cairan adalah ketika
gaya tegangan permukaan sama atau setara dengan berat cairan yang berada
dalam pipa. Jadi, cairan hanya mampu naik hingga ketinggian di mana gaya
tegangan permukaan seimbang dengan berat cairan yang ada dalam pipa.

Gambar 2.30 Terdapat bagian yang lebih tinggi dari permukaan wadah.
(Sumber: www.egiemeyskaputri.wordpress.com)

Sebaliknya, jika gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi cairan, maka
permukaan cairan akan melengkung ke bawah (Gambar 2.31). Ketika kita
memasukan tabung atau pipa tipis (pipa yang diameternya lebih kecil dari wadah),
maka akan terbentuk bagian cairan yang lebih rendah.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 42


Gambar 2.31 Terdapat bagian yang lebih rendah dari permukaan wadah.
(Sumber: www.egiemeyskaputri.wordpress.com)

Efek ini dikenal dengan istilah gerakan kapiler atau kapilaritas dan pipa
tipis tersebut dinamakan pipa kapiler. Pembuluh darah kita yang terkecil juga bisa
disebut pipa kapiler, karena peredaran darah pada pembuluh darah yang kecil juga
terjadi akibat adanya efek kapilaritas. Demikian juga fenomena naiknya leleh lilin
atau minyak tanah melalui sumbu. Selain itu, kapilaritas juga diyakini berperan
penting bagi perjalanan air dan zat bergizi dari akar ke daun melalui pembuluh
xylem yang ukurannya sangat kecil. Bila tidak ada kapilaritas, permukaan tanah
akan langsung mengering setelah turun hujan atau disirami air. Efek penting
lainnya dari kapilartas adalah tertahannya air di celah-celah antara partikel tanah
(Alexander, 2008: 40).
2.6.3 Persamaan Kapilaritas
Ketinggian maksimum yang dapat dicapai cairan ketika cairan naik
melalui pipa kapiler terjadi ketika gaya tegangan permukaan seimbang dengan
berat cairan yang ada dalam pipa kapiler. Untuk membantu menurunkan
persamaan, perhatikan Gambar 2.30.
Tampak bahwa cairan naik pada kolom pipa kapiler yang memiliki jari-jari
r hingga ketinggian h. Gaya yang berperan dalam menahan cairan pada ketinggian
h adalah komponen gaya tegangan permukaan pada arah vertikal : F cos θ. Bagian
atas pipa kapiler terbuka sehingga terdapat tekanan atmosfer pada permukaan
cairan. Panjang permukaan sentuh antara cairan dengan pipa adalah 2 π r (keliling
lingkaran). Dengan demikian, besarnya gaya tegangan permukaan komponen
vertikal yang bekerja sepanjang permukaan kontak adalah:
F
  F=  d (2.31)
d
F =  d cos θ (2.32)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 43


F =  2π r cos θ
(2.33)
Keterangan:
F = gaya tegangan permukaan (N)
 = tegangan permukaan (N/m)
r = jari-jari pipa kapiler (m)
θ = sudut kontak
Apabila permukaan cairan yang melengkung ke atas diabaikan, maka volume
cairan dalam pipa adalah :

Volume cairan = Luas permukaan pipa x Ketinggian cairan

V = Ah

V = (π r2)h (2.34)
Apabila komponen vertikal dari Gaya Tegangan Permukaan seimbang
dengan berat kolom cairan dalam pipa kapiler, maka cairan tidak dapat naik lagi.
Dengan kata lain, cairan akan mencapai ketinggian maksimum, apabila komponen
vertikal dari gaya tegangan permukaan (persamaan 2.33) seimbang dengan berat
cairan setinggi h.
Sedangkan berat cairan dalam pipa kapiler adalah:
w=mg
w=Vρg (substitusi persamaan 2.34)
w = ρ(π r2h)g (2.35)
Ketika cairan mencapai ketinggian maksimum (h), Komponen vertikal dari gaya
tegangan permukaan harus sama dengan berat cairan yang ada dalam pipa kapiler.
Secara matematis dapat ditulis:
F =w
 2π r cos θ = ρ(π r2h)g (2.36)
2 r cos 
h =
 ( r 2 h)g (2.37)

2 cos 
h=
rg (2.38)

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 44


Keterangan:
 = tegangan permukaan (N/m)
𝜌 = massa jenis fluida (kg/m3)
g = gravitasi (m/s2)
r = jari-jari pipa (m)
h = ketinggian maksimum (m)
θ = sudut kontak

Contoh Soal
Jika pembuluh xylem memiliki radius 0,001 cm. Hitung tinggi air akan naik.
(0,072 N/m, g = 9,8 m/s2 dan sudut = 0°).
Diketahui: r = 0,001 cm = 10-5
cosθ = 1
 = 72. 10-3 N/m
g = 9,8 m/s2
 air = 103 kg/m3
Ditanya: h = …?
2 cos 
Jawab: h =
rg
2.72.10 3.1
=
10 3.10 5 9,8
= 1,47 m

2.6.4 Penerapan Kapilaritas dalam Kehidupan Sehari-hari


Salah satu fenomena yang menarik yang berhubungan dengan kapilaritas
dapat adalah ketika lilin sedang menyala. Bagian bawah dari sumbu lilin yang
terbakar biasanya selalu basah oleh leleh lilin. Adanya leleh lilin pada sumbu
membuat lilin bisa menyala dalam waktu yang lama.
Fenomena yang sama bisa diamati pada lampu minyak (Gambar 2.32).
Lampu minyak terdiri dari wadah yang berisi bahan bakar dan sumbu. Sebagian
sumbu dicelupkan dalam wadah yang berisi minyak tanah, sedangkan sebagian
lagi dibungkus dalam pipa kecil. Pada ujung atas pipa tersebut, disisakan sebagian
sumbu. Jika menggunakan lampu minyak, maka sumbu yang terletak di ujung atas

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 45


pipa kecil tersebut harus dibakar. Sumbu tersebut bisa menyala dalam waktu yang
lama karena minyak tanah yang berada dalam wadah merembes ke atas, hingga
mencapai ujung sumbu yang terbakar.

Gambar 2.33 Lampu minyak) Gambar 2.34 Proses pengangkutan pada tumbuhan
(Sumber: http//littlecolourfulmacaw.blogspot.com) (Sumber: http//arnisemestahati.blogspot.com)

Mengapa tumbuhan dapat menyerap air dan mineral dari dalam tanah?
Konsep kapilaritas digunakan dalam proses pengangkutan pada tumbuhan.
Pembuluh xylem yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan dianggap sebagai
pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu (xylem) sebagai akibat dari
gaya adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air (Gambar 2.34).
Lalu bagaimana air dan mineral tersebut menyerap hingga mencapai
ketinggian ratusan meter?
Tumbuhan memanfaatkan perbedaan tekanan air di dalam dan di luar sel
pengangkut (xilem). Jadi, tumbuhan harus terus menyesuaikan tekanan di dalam
sel-sel xilemnya. Saat tekanan di luar sel tinggi, maka tumbuhan harus berusaha
untuk mempertahankan tekanan di dalam selnya dengan tidak menguapkannya
terlalu banyak, karena hal itu dapat menyebabkan air di luar sel masuk terlalu
banyak dan yang nantinya dapat menyebabkan tumbuhan kelebihan air dan
membusuk. Lalu, jika tekanan di luar sel rendah, maka tumbuhan harus
menyesuaikan tekanan di dalam selnya untul lebih rendah agar air dari tumbuhan
tidak keluar dari sel dan sebaliknya, air dari luar sel dapat masuk ke dalam sel.
Dengan begitu, tumbuhan dapat mengambil air sebanyak-banyaknya.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 46


BAB III
PENUTUP

3.1. SIMPULAN
1. Massa jenis adalah ukuran massa setiap volume benda. Massa jenis dari suatu
fluida dapat bergantung pada faktor lingkungan, seperti temperatur (suhu) dan
tekanan. Berat jenis benda (𝛾) adalah perbandingan antara berat benda dan
volume benda.
2. Tekanan hidrostatis memberikan tekanan ke segala arah, bekerja pada
permukaan secara tegak lurus. Besarnya tekanan hidrostatis tidak hanya
tergantung pada bentuk bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi juga
tergantung pada massa jenis zat cair, percepatan gravitasi bumi dan
kedalamannya.
3. Tekanan gauge adalah tekanan absolut dikurangi tekanan atmosfer.
4. Tekanan absolut adalah jumlah tekanan atmosfer dengan tekanan terukur.
5. Penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari dalam dilihat pada
sepatu luncur es dan papan ski.
6. Hukum Pascal berbunyi: “Tekanan yang dierikan pada saat zat cair dalam
ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”.
7. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan hukum Pascal dapat dijumpai pada:
dongkrak hidrolik, rem hidrolik, kempa hidrolik, dan pompa hidrolik.
8. Hukum Archimedes berbunyi: “Gaya apung yang bekerja pada suatu benda
yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan
berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.
9. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan hukum Archimedes dijumpai pada:
hidrometer, kapal laut, kapal selam, balon udara, dan jembatan pontoon.
10. Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair yang cenderung untuk
menegang sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis.
11. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan konsep kapilaritas dapat dijumpai
pada detergen sintetis modern dan antiseptik.
12. Peristiwa naik turunnya zat cair pada pipa kapiler dinamakan kapilaritas.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 47


13. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan konsep kapilaritas dapat dijumpai
pada lilin yang sedang menyala dan lampu minyak.
3.2 SARAN
Adapun saran yang kami sampaikan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Mahasiswa hendaknya mampu memformulasikan hukum dasar fluida statis.
2. Mahasiswa hendaknya mampu menerapkan hukum dasar fluida statis pada
masalah fisika sehari-hari.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 48


DISKUSI

SOAL
𝐹
1. Terhadap rumus 𝑝 = 𝐴 , Apakah tekanan termasuk vektor?

2. Apakah air raksa dan besi meleleh merupakan fluida?


3. Apa yang dimaksud dengan fluida?
4. Jelaskan apa itu sosrobahu dan penerepannya!
5. Bagian mana yang berputar pada sosrobahu?
6. Jika alat sosrobahu tersebut sudah dipasang, apakah dapat berputar lagi?
7. Apa yang dimaksud energi hidrolik ?
8. Dimana diterapkan lift hidrolik tersebut?
9. Apa mungkin manusia dengan berat badan sekitar 50 kg dapat mengangkat
mobil dengan lift hidrolik?
10. Apakah saat melayang, kedudukan benda pada titik A dapat berubah dan
jika dapat berubah, apa yang mempengaruhi?
11. Mengapa jarum yang diletakkan mendatar lebih lama tenggelam
dibandingkan meletakkan jarum yang tegak lurus?
12. Apakah balok dalam posisi A yang dicelupkan ke dalam fluida masih dalam
posisi A atau posisi balok tersebut dapat berubah?
13. Apa yang menyebabkan semut atau binatang kecil tidak tenggelam dalam
permukaan air?

JAWABAN
1. Tekanan (p) adalah gaya (F) yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang dibagi
dengan luas (A) bidang itu. Tekanan tidak memiliki arah tertentu seperti gaya
sehingga tekanan disebut besaran skalar.

2. Air raksa atau merkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal
berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau. Air raksa merupakan unsur
yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik itu dalam bentuk unsur
tunggal (logam) maupun dalam bentuk persenyawaan. Walaupun air raksa

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 49


merupakan logam, namun air raksa berwujud zat cair. Jadi, air raksa dapat
dikatakan fluida.
Saat besi meleleh, besi tersebut bersifat zat cair yang dapat mengalir dan
menempati wadah. Dimana sifat tersebut termasuk sifat fluida. Besi tersebut
dikatakan fluida selama besi dalam keadaan meleleh, namun saat besi menjadi
padat kembali, besi tersebut tidak dapat dikatakan fluida.

3. Fluida merupakan suatu zat yang dapat mengalir dan menempati wadah. Zat
tersebut merupakan zat cair dan gas. Selain zat tersebut ternyata ada zat lain
yang termasuk dalam fluida, yaitu “plasma”. Plasma merupakan zat gas yang
terionisasi dan sering dinamakan sebagai wujud keempat dari materi. Keadaan
plasma ini hanya terjadi pada temperatur yang sangat tinggi dan terdiri dari
atom-atom yang terionisasi (elektron yang terpisah dari inti). Dalam hal ini, zat
plasma juga tidak dapat digolongkan ke dalam fluida.

4. Sosrobahu merupakan suatu


teknik konstruksi yang digunakan
untuk memutar lengan beton yang
dipasang pada dasar pembangunan
jalan layang. Teknik ini sangat
efektif diterapkan untuk
pemasangan beton penyangga
yang dibawahnya terdapat jalur
lalu lintas yang sangat padat dan tidak memungkinkan untuk dihentikan.
Sosrobahu pertama kali ditemukan oleh seorang insinyur asal Puri Ubud
Gianyar, Tjokorda Raka Sukawati. Dalam konstruksinya, lengan beton
diletakkan sejajar dengan jalan yang dibawahnya padat lalulintas. Kemudian
lengan beton diangkat dan diputar perlahan 90o dengan teknik sosrobahu.
Prinsip Pascal digunakan dalam teknik ini, menyatakan "Bila zat cair pada
ruang tertutup diberikan tekanan, maka tekanan akan diteruskan segala arah".
Zat cair yang digunakan adalah minyak oli (minyak pelumas). Bila tekanan P
dimasukkan dalam ruang seluas A, maka akan menimbulkan gaya (F) sebesar P

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 50


dikalikan A. Rumus itu digabungkan dengan beberapa parameter dan
memberikan nama Rumus Sukawati, sesuai namanya. Rumus ini orisinil
idenya karena sampai saat itu belum ada buku yang membahasnya sebab
memang tidak ada kebutuhannya. Tjokorda menetapkan angka tekanan 78
kg/cm² pada teknologinya ini yang selanjutnya dibuktikan sangat tepat. Saat ini
teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan
Singapura. Salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni ruas
Vilamore-Bicutan adalah buah karya teknik ciptaan Tjokorda.

1. Bangun tiang jalan. 2. Lengan beton jalan 3. Lengan beton jalan diputar
dibangun di antara dua jalur 90 derajat. Jalan layang pun
jalan, sejajar dengan jalanan kemudian dibangun di atas
yang padat di bawahnya. lengan ini.

5. Bagian yang berputar pada teknik Sosrobahu adalah lengan beton. Pemutaran
ini dimaksudkan untuk mengubah posisi lengan beton yang semula sejajar
dengan jalan dibawahnya, diputar 90o untuk membuat jalan layang pada
bagian atasnya.

6. Sebelum konstruksi lengan beton dipatok agar posisinya tepat dan dapat
dibangun jalan layang diatasnya, lengan tersebut dapat diputar sesuai dengan
rancangan yang diinginkan. Dengan prinsip pascal, yaitu dengan memberikan
sedikit gaya pada luas penampang yang kecil, memungkinkan dapat memutar
lengan beton seberat 480 ton. Setelah posisinya tepat, lengan beton tersebut
dipatok dan dapat digunakan sebagai fondasi untuk membangun jalan layang.
Lengan beton dikunci agar kuat serta tidak bergeser selama pembangunan
jalan layang. Jadi, sebelum lengan beton dikunci, maka dapat diputar sesuai

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 51


keinginan konstruksi dan setelah dikunci lengan beton tidak dapat diputar atau
digeser lagi.

7. Energi hidrolik yaitu energi yang digunakan dalam sistem hidrolik. Energi
hidrolik lebih efisien penggunaannya daripada energi mekanik. Sistem energi
mekanik memiliki kelemahan dalam hal penempatan posisi tenaga
transmisinya, sedangkan pada sistem energi hidrolik saluran-saluran energi
hidrolik dapat ditempatkan pada hampir setiap tempat. Pada sistem energi
hidrolik tanpa menghiraukan posisi poros terhadap transmisi tenaganya seperti
pada sistem energi mekanik. Sistem hidrolik adalah teknologi yang
memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan suatu gerakan segaris
atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip Pascal, yaitu jika suatu
zat cair dikenakan tekanan, tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan
tidak bertambah atau berkurang kekuatannya. Prinsip dalam rangkaian
hidrolik adalah menggunakan fluida kerja berupa zat cair yang dipindahkan
dengan lift hidrolik untuk menjalankan suatu sistem tertentu.

8. Lift hidrolik kebanyakan diterapkan di bengkel-bengkel dan tempat pencucian


sepeda motor atau mobil. Lift hidrolik sangat efektif untuk mengangkat beban
yang berat hanya dengan menggunakan gaya tekan yang kecil. Pada bengkel-
bengkel, lift hidrolik biasanya dijalankan dengan bantuan pengisap kecil untuk
memberikan gaya tekan sehingga nantinya dapat mengangkat beban yang
berat tanpa menguras energi.

9. Bisa saja mungkin, dengan berat manusia yang mencapai 500 Newton dapat
mengangkat sebuah mobil yang beratnya 1000 Newton dengan prinsip Pascal.
Tapi penggunaan manusia untuk mengangkat benda seperti mobil kurang
efektif dan efisien. Sekarang sudah digunakan mesin pemompa untuk
menekan pengisap agar nantinya dapat mengangkat mobil atau motor.

10. Saat benda melayang dengan kedudukan benda di titik A tidak dapat berubah.
Hal ini terjadi karena fluida dalam keadaan diam (pokok bahasan adalah fluida
statis) , sehingga tidak akan mempengaruhi posisi benda.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 52


11. Jarum yang dilentangkan dalam permukaan air dapat bertahan lebih lama pada
permukaan air, karena adanya tegangan permukaan. Air pada permukaan air
tersebut tampak seperti selaput tipis yang akan menahan benda di atasnya. Jika
jarum diletakkan dalam posisi tegak lurus, maka jarum tersebut akan dengan
cepat tenggelam, hal ini disebabkan karena tegangan permukaan yang
diperoleh ujung jarum yang runcing sangat kecil, sehingga tidak dapat
menahan jarum yang massa jenis yang lebih besar.

12. Ketika balok dicelupkan ke dalam fluida pada posisi A, balok akan tetap
dalam posisi A ketika menyentuh fluida. Balok A akan tetap pada posisi A
jika balok dicelupkan tanpa kecepatan awal sehingga tidak mempengaruhi
keadaan fluida. Karena jika fluida bergerak, maka bahasannya tidak lagi fluida
statis. Dalam fluida statis, fluida dianggap diam sehingga ketika balok
dicelupkan dengan posisi A, maka ketika menyentuh fluida balok A tetap
dengan posisi A.
13. Semut atau binatang kecil dapat diam di permukaan air karena adanya
tegangan permukaan. Dimana terdapat gaya ke atas yang dapat menahan
binatang tersebut. Dan sesuai dengan persamaan tegangan permukaan,
semakin kecil panjang permukaan benda tersebut, semakin besar tegangan
permukaannya. Sehingga semut atau bintanag kecil tersebut tidak tenggelam
dalam air.

Fisika Dasar 1_Fluida Statis 53

You might also like