You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik
yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8, merupakan unsur golongan
kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur
lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada temperatur dan tekanan standar, dua
atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyaw gas diatomik
dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta
berdasarkan massa dan unsur paling melimpah dikerak bumi. Gas oksigen
diatomik mengiisi 20,9% volume atmosfer bumi. Oksigen mudah bereaksi
dengan hampir semua unsur lainnya. Pada temperatur dan tekanan standar,
unsur oksigen akan berikatan dengan unsur oksigen lain untuk membentuk
suatu molekul yang stabil, yaitu molekul O2. Molekul O2 merupakan molekul
stabil dikarenakan ia memiliki elektron yang semuanya sudah berpasangan.
Unsur O2 juga banyak berada pada organisme hidup, seperti karbohidrat,
lemak, protein, dan lain sebagainya. O2 juga bisa digunakan untuk respirasi
sel bagi hampir semua makhluk hidup.
Oksigen mempunyai dua allotrope, yaitu O2 dan O3. O2 memiliki 3
16 17
isotop, yaitu O yang kelimpahannya 99,762%, O yang kelimpahannya
18 17
0.038%, dan O yang kelimpahannya 0,02%. Isotop O sendiri merupakan
nuklida penting dalam pengukuran NMR (Nuclear Magnetic Resonance),
yaitu metode analisis yang digunakan untuk menentukan struktur komponen
alami ataupun sintetis yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi
kimia sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat
18
mengalami reaksi kimia. Isotop O berguna sebagai penurut dalam studi
mekanisme reaksi, dan juga sebagai penandaan garis absorpsi spektrum IR
atau Raman dengan cara efek isotop. Allotrope oksigen yang lain, O3 atau
sering disebut ozon, merupakan gas tak tabil dengan bau yang mengiritasi.
Ozon merupakan molekul bengkok dengan tiga atom oksigen (bersudut

1
117⁰). Meskipun begitu, ozon memiliki peran yang sangat penting bagi
kehidupan di bumi.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana keberadaan oksigen di alam ?
2. Bagaimana manfaat oksigen untuk kehidupan dan interaksinya terhadap
alam ?
3. Bagaimana perkembangan penggunaan oksigen untuk dimanfaatkan
sebagai teknologi modern ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui keberadaan oksigen di alam.
2. Untuk mengetahui manfaat oksigen untuk kehidupan dan interaksinya
terhadap alam.
3. Untuk mengetahui perkembangan penggunaan oksigen untuk
dimanfaatkan sebagai teknologi modern.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Oksigen


Salah satu percobaan pertama yang menginvestigasi hubungan antara
pembakaran dengan udara dilakukan oleh seorang penulis Yunani abad ke-2,
Philo dari Bizantium. Dalam karyanya Pneumatica, Philo mengamati bahwa
dengan membalikkan labu yang di dalamnya terdapat lilin yang menyala dan
kemudian menutup leher labu dengan air akan mengakibatkan permukaan air
yang terdapat dalam leher labu tersebut meningkat. Philo menyimpulkan
bahwa sebagian udara dalam labu tersebut diubah menjadi unsur api sehingga
dapat melepaskan diri dari labu melalui pori-pori kaca. Beberapa abad
kemudian, Leonardo da Vinci merancang eksperimen yang sama dan
mengamati bahwa udara dikonsumsi selama pembakaran dan respirasi.
Pada akhir abad ke-17, Robert Byle membuktikan bahwa udara
diperlukan dalam proses pembakaran. Kimiawab Inggris, John Mayow,
melengkapi hasil kerja Boyle dengan menunjukkan bahwa hanya sebagian
komponen udara yang ia sebut sebagai spiritus nitroaereus atau nitroaereus
yang diperlukandalam pembakaran. Pada satu eksperimen, ia menemukan
bahwa dengan memasukkan seekor tikus ataupun sebatang lilin kedalam
wadah penampung yang tertutup oleh permukaan air akan mengakibatkan
permukaan air tersebut naik dan mengakibatkan seperempat bebas volume
udara yang hilang. Dari percobaan ini, ia menyimpulkan bahwa nitroaereus
digunakan dalam proses respirasi dan pembekaran.
Teori flogistorn dikemukakan oleh alkimiawan Jerman, J.J. Becher
pada tahun 1667, dan dimodifikasi oleh kimiawan Georg Ernst Stahl pada
tahun 1731. Teori flogistorn menyatakan bahwa semua bahan yang dapat
terbakar terbuat dari dua bagian komponen. Salah satunya adalah flogistorn,
yang dilepaskan ketika bahan tersebut dibakar, sedangkan bagian yang tersisa
setelah terbakar merupakan bentuk asli materi tersebut.
Oksigen pertama kali ditemukan oleh seorang ahli obat Cerl Wilhelm
Scheela. Ia menghasilkan gas oksigen dengan memanaskan raksa oksida dan

3
berbagai nitrat sekitar tahun 1772. Scheela menyebut gas ini ‘udara api’
karena ia merupakan satu-satunya yang diketahui mendukung pembakaran. Ia
menuliskan pengamatannya ke dalam sebuah manuskrip yang berjudul
Treatise on Air and Fire, yang kemudian ia kirimkan ke penerbitnya pada
tahun 1775. Namun, dokumen ini tidak dipublikasikan sampai dengan tahun
1777.
Pada satu eksperimen, Lavoisier menamai ‘udara vital’ menjadi
oxyg’ne pada tahun 1777. Namun tersebut berasal dari akar kata Yunani oxys
(asam, secara harfiah “tajam”) dan –genes(penghasil, secara harfiah
“penghasil keturunan”),. Ia menamainya demikian karena ia percaya bahwa
oksigen merupakan komponen dari semua asam. Ini tidaklah benar, namun
pada saat para kimiawan menemukan kesalahan ini, nama oxygenetelah
digunakan secara luar dan sudah terlambat untuk menggantinya. Sebenarnya
gas yang lebih tepat untuk disebut sebagai “penghasil asam” adalah hidrogen.
Oxigene kemudian diserap menjadi oxygendalam bahasa Inggris
walaupun terdapat penentangan dari ilmuwan-ilmuwan Inggris dikarenakan
bahwa adalah seorang Inggris, Pristley, yang pertama kali mengisolasi serta
menuliskan keterangan mengenai gas ini. Penyerapan ini secara sebagian
didorong oleh sebuah puisi berjudul “Oxygen” yang memuji gas ini dalam
sebuah buku populer The Botanic Garden (1791) oleh Erasmus Darwin,
kakeek Charles Darwin.

2.2 Struktur Oksigen


Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna
dan tak berasa dengan rumus kimia O2, dimana dua atom oksigen secara
kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektron triplet spin. Ikatan ini
memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai
ikatan ganda ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua
ikatan tiga elektron.
Molekul diatomik merupakan keadaan dasar dari molekul O2.
Konfigurasi elektron molekul ini memiliki dua elektron tak berpasangan yang
menduduki dua orbital molekul yang berdegenerasi. Kedua orbital ini di

4
kelompokkan sebagai antiikat (melemahkan orde ikatan dari tiga menjadi
dua), sehingga ikatan oksigen diatomik adalah lebih lemah daripada ikatan
rangkap tiga nitrogen.
Dalam bentuk netral, molekul O2 bersifat paramagnetik oleh karena
spin momen magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut dan energi
pertukaran negatif antara molekul O2yang bersebelahan. Oksigen cair akan
tertarik kepada magnet, sedemikiannya pada percobaan laboraturium,
jembatan oksigen cair akan terbentuk di antara dua kutub magnet kuat.
Oksigen singkat, adalah nama molekul oksigen O2yang kesemuaan
spin elektronnya berpasangan. Ia, lebih reaktif terhadap molekul organik pada
umumnya. Secara alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama
fotosintesis. Lalu, juga dihasilkan di troposfer melelui fotolisis ozon oleh
sinar berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai
sumber oksigen aktif. Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis
(kemungkinan juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam
menyerap oksigen singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak
tereksitasi sebelum ia menyebabkan kerusakan jaringan.

2.3 Keberadaan di Alam


Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah
di biosfer, udara, laut dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling
melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen dan helium. Sekitar 0,9%
massa Matahari adalah oksigen. Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak
bumi merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan
massa). Gas oksigen (O2) merupakan komponen paling umum kedua dalam
atmosfer bumi, menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton)
atmosfer. Bumi memiliki ketidaklaziman pada atmosfernya dibandingkan
planet-planet lainnya dalam sistem tata surya karena memiliki konsentrasi gas
oksigen yang tinggi diatmosfernya. Bandingkan dengan Mars yang hanya
memiliki 0,1% O2 yang berada di planet-planet selain bumi hanya dihasilkan
dari radiasi ultraviolet yang menimpa molekul-molekul beratom oksigen,
misalnya karbon dioksida.

5
Terdapat bentuk alotrop lain dari oksigen yaitu Ozon (O3). Sebagian
besar ozon yang ada di permukaan bumi terdapat pada lapisan stratosfer yaitu
sebanyak 92%. Lapisan ozon ini merupakan lapisan tipis setebal 3 mm.
Lapisan ini mampu menyerap sebagian besar radiasi sinar ultraviolet dari
matahari, sehingga radiasi UV yang mencapai permukaan bumi tidak
berlebihan. Bagian lain ozon yaitu sebanyak 8% terdapat pada permukaan
bumi yaitu pada lapisan troposfer. Ozon bebas yang berada di permukaan
bersifat sangat merugikan karena memiliki kereaktifan tinggi dan tingkat
oksidasi yang lebih tinggi daripada gas oksigen. Namun ozon terkontrol dapat
dimanfaatkan dalam berbagai hal seperti penjernihan air, pengolahan obat, zat
oksidan, dan desinfektan yang kuat.
Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak lazim ini merupakan
akibat dari siklus oksigen. Siklus biogeokimia ini menjelaskan pergerakan
oksigen di dalam dan diantara tip reservoir utama bumi : atmosfer, biosfer
dan litosfer. Faktor utam yang mendorong siklus oksigen ini adalah
fotosintesis. Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi
dan proses pembusukan mengeluarkannya dari atmosfer. Dalam keadaan
kesetimbangan, laju produksi dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000
keseluruhan oksigen yang ada di atmosfer setiap tahunnya.
Bentuk lain senyawa oksigen yang ada di alam dalam bentuk gas
dapat berbentuk sebagai senyawa heteroatomik seperti gas CO, CO2, NO,
NO2, SO2, dan gas H2O. Keberadaan gas-gas tersebut di atmosfer tidak lebih
dari 1% dari jumlah udara total.
Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai oksigen terlarut.
Peningkatan kelarutan O2pada temperatur yang rendah memiliki implikasi
yang besar pada kehidupan laut. Molekul air juga tersusun dari atom oksigen.
Namun oksigen terlarut dalam air tidak dapat bereaksi terhadap air itu sendiri.
Oksigen terlarut dalam air biasanya berasal dari hasil fotosintesis dari
tumbuahan air. Lautan di sekitar kutub bumi dapat menyokong kehidupan
laut yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen yang lebih tinggi. Air
yang terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2terlarut dalam air tersebut.
Para ilmuwan menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen

6
biologis atau jumlah O2yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi
oksigen dalam air itu seperti semula.
Oksigen yang terlarut dalam air atau juga dapat berupa garam dapat
berbentuk sebagai ion nitrit (NO2-), ion nitat (NO3-), ion fosfit (PO33-), ion
fosfat (PO43-), ion sulfit (SO32-), ion sulfat (SO42-), ion karbonat (CO32-), ion
kromat, ion permanganat, ion asetat, ion oksalat, ion hipoklorit, ion klorit, ion
klorat, ion perklorat, senyawa peroksida dan senyawa-senyawa organik.
Senyawa oksigen yang berbentuk padatan dapat berupa sebagai
senyawa oksida. Senyawa oksida tersebut dapat terbentuk sebagai
persenyawaan oksigen dengan unsur logam. Senyawa tersebut antara lain
FeO, FeO2, Al2O3, CaO, Na2O, K2O, ZnO, P2O3, PbO, MnO2 dan lain
sebagainya. Senyawa oksida tersebut dapat bersifat sebagai oksida basa,
oksida asam, maupun oksida amfoter.

2.4 Manfaat Oksigen


Di alam, oksigen bebas dihasilkan dari fotolisis air selama fotosintesis
oksigenik. Ganggang hijau dan sianobakteri di lingkungan lautan
menghasilkan sekitar 70% oksigen bebas yang dihasilkan di bumi, sedangkan
sisanya dihasilkan oleh tumbuhan daratan.
Persamaan kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah :
6 CO2 + 6 H2O + foton C6H12O6 + 6 O2
Oksigen digunakan pada respirasi hamper semua makhluk hidup,
namun oksigen dapat menjadi racun bagi bakteri anaerob. Evolusi oksigen
fotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan memerlukan energi empat
foton. Terdapat banyak langkah proses yang terlibat, namun hasilnya
merupakan pembentukan gradien proton di seluruh permukaan tilakoid. Ini
digunakan untuk mensitesis ATP via fotofosforilasi. O2 yang dihasilkan
sebagai produk sampingan kemudian dilepaskan ke atmosfer.
Dioksigen molekuler, O2, sangatlah penting untuk respirasi sel
organisme aerob. Oksigen digunakan untuk di motokondria untuk membantu
menghasilkan adenosina trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif. Reaksi

7
respirasi aerob ini secara garis besar merupakan kebalikan dari fotosintesis,
secara sederhana :
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + 2880 kJ mol-1
Pada vertebrata, O2 berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa
oleh sel darah merah. Hemogoblin mengikat O2, mengubah warnanya dari
merah kebiruan menjadi merah cerah. Terdapat pula hewan lainnya yang
menggunakan hemosianin (hewan moluska dan beberapa antropoda) ataupun
hemetitrin (laba-laba dan lobster). Satu liter darah dapat melarutkan 200 cc
O2.
Oksigen memiliki banyak manfaat dalam kehidupan. Dalam industri,
oksigen digunakan sebagai bahan produksi baja, plastik, dan tekstil. Oksigen
juga digunakan sebagai propelan roket (bahan reaksi kimia yang terjadi di
roket). Selain itu oksigen juga dapat digunakan sebagai terapi, bahan
penyokong kehidupan di pesawat ruang angkasa, pesawat terbang, kapal
selam, dan digunakan untuk penyelaman.
Spesi oksigen yang reaktif, misalnya ion superoksida (O2-) dan
hidrogen peroksida (H2O2), adalah produk sampingan penggunaan oksigen
dalam organisme. Namun, bagian sistem kekebalan organisme tingkat tinggi
pula menghasilkan peroksida, superoksida, dan oksigen singlet untuk
menghancurkan mikroba. Spesi oksigen reaktif juga memainkan peran yang
penting pada respon hipersensitif tumbuhan melawan serangan patogen.
Dalam keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup 1,8 sampai 2,4
gram oksigen per menit. Jumlah ini setara dengan 6 milyar ton oksigen yang
dihirup oleh seluruh manusia pertahun.

Manfaat oksigen lainnya antara lain :

1. Meningkatkan daya ingat dan kecerdasan otak.

2. Mencegah kanker, asma dan berbagai penyakit.

3. Meningkatkan metabolisme.

4. Mengurangi racun dalam darah.

5. Menstabilkan tekanan darah.

8
6. Memperkuat jantung dan sistem kekebalan tubuh.

7. Mencegah stress dan gugup.

8. Mempercantik kulit dan mencegah penuaan dini.

2.5 Pembuatan Oksigen


Oksigen dapat dibuat dalam skala kecil di laboraturium dan dapat juga
dibuat dalam skala besar di industri :
1. Pembuatan secara laboraturium
a. Penguraian katalitik hidrogen peroksida
2 H2O2(l) MnO2 2 H2O (l) + O2(g)
b. Penguraian termal senyawa yang mengandung banyak oksigen
2 KMnO4 (s) K2MnO4 (s) + MnO2 (s) + O2(g)
2 KClO3 (s) 2 KCl (s) + 3 O2(g)
2 KNO3 (s) 2 KNO2 (s) + O2(g)
c. Reaksi antara peroksida dan air
2 Na2O2 (s) + 2 H2 (l) 4 NaOH (g) + O2(g)
d. Pemanasan garam Kalium klorat dengan katalisator MnO2
2 KClO3 (s) + MnO2 2 KCl (s) + 3O2(g)
e. Pemanasan Barium Peroksida
2 BaO2 (s) 2 BaO (s) + O2(g)
f. Pemanasan garam nitrat
2 Cu(NO3)2 (s) 2 CuO (s) + 4 NO2 (g) + O2(g)
2 KNO3 (s) 2 NO2 (s) + O2(g)

2. Pembuatan oksigen secara komersial


Pembuatan oksigen secara komersial dilakukan dengan cara destilasi
bertingkat udara cair, dengan menggunakan zeolit untuk memisahkan
karbondioksida dan nitrogen dari udara, dan dengan menggunakan teknologi
elektrokimia yaitu elektrolisis air.

9
a. Destilasi Bertingkat Udara Cair

Gambar 1. Diagram Destilasi Bertingkat Udara Cair


Dalam skala besar di industri, pembuatan oksigen diperoleh dari
destilasi bertingkat udara cair. Prosesnya, mula-mula udara disaring
untuk menghilangkan debu lalu dimasukkan ke dalam kompresor. Pada
kompresi ini suhu udara akan naik, kemudian di dinginkan dalam
pendingin. Udara dingin mengembang melalui celah, dan hasilnya
adalah udara yang suhunya lebih dingin, cukup untuk menyebabkannya
mencair. Udara cair di saring untuk memisahkan karbon dioksida dan air
yang telah membeku. Kemudian udara cair itu memasuki bagian puncak
kolom dimana nitrogen, komponen yang paling mudah menguap, keluar
sebagai gas. Pada pertengahan kolom, gas argon keluar dan selanjutnya
oksigen cair. Komponen lain yang paling sulit menguap akan terkumpul
di dasar. Berturut-turut titik didih normal nitrogen, argon dan oksigen
adalah -195,8; -185,7 dan -183,0oC.
b. Elektrolisis Air
Elektrolisis air merupakan peristiwa penguraian senyawa air
(H2O) menjadi gas oksigen (O2) dan gas hidrogen (H2) dengan
menggunakan arus listrik yang dialirkan melalui air tersebut. Elektrolisis
air dengan bantuan elektrolit, menghasilkan hidrogen di katode dan
oksigen di anoda, O2 yang diperolehkan dengan cara ini sangat murni.
Pada anode, dua molekul air terurai menjadi gas oksigen (O2) dan

10
melepakan 4 kation H+, dan 4 elektron. Elektron yang dihasilkan oelh
anoda kemudian mengalir ke katode dan menyebabkan dua molekul air
yang berada di dekat katoda mengalami reduksi sehingga membentuk
gas hidrogen (H2) dan ion hidroksida (OH-).

Gambar 2. Elektrolisis Air


Reaksi keseluruhan yang terjadi adalah :
2 H2O (l) 2 H2 (g) + O2(g)
Jika gas hidrogen dan gas oksigen hasil elektrolisis air bercampur
maka dapat dipisahkan dengan menggunakan teknologi membrane.
Elektroda yang biasanya digunakan pada elektrolisis air adalah
elektroda inert seperti grafit (C), platina (Pt), dan emas (Au). Kutub
negative sumber arus mengarah pada anoda. Akibatnya katoda
bermuatan negative dan menarik kation-kation yang kemudian akan
tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda akan bermuatan
positif dan menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas.

3. Pembuatan Oksigen Dengan Cara Alternative


Cara alternative produksi oksigen antara lain dengan menggunakan
fotosintesis buatan. Fotosintesis buatan adalah proses kimia buatan yang
dilakukan dengan menangkap dan menyimpan energi dari cahaya matahari
ke dalam ikatan bahan bakar kimiawi (bahan bakar surya) kemudian

11
digunakan untuk mengubah air dan karbondioksida menjadi karbohidrat dan
oksigen.
klorofil
6CO2 + 6 H2O + Energi Matahari C6H12O6 + 6 O2
Pemisahan fotokatalitik air mengubah air menjadi gas hirogen dan gas
oksigen.
Studi yang telah dilakukan oleh para peneliti dari University of
Rochester di New York adalah mencoba melakukan fotosisntesis buatan
dengan menciptakan partikel kecil cadmium (Cd) dan selenium (Se) yang
dapat memancarkan elektrin bila terkena cahaya.

Gambar 3. Fotosintesis buatan


Sedangkan penelitian dari ilmuwan Berkeley Lab pada Joint Center for
Artificial Photosynthesis (JCAP) menyatakan bahwa hamper 90%
electron yang dihasilkan dari material hybrid dirancang untuk
menyimpan energi surya untuk fotosintesis buatan. Penelitian tersebut
menggunakan material hybrid yan terbentuk dari semi konduktor galium
fosfit dengan katalis cabaloxime. Kemudian banyak penelitian yang
mengembangkan mengenai photocathode dengan hybrid galium
phosphide yang mampu menyerap cahaya untuk menghasilkan
photocurrents yang lebih tinggi dari semikonduktor lain yang hanya
mampu menyerap sinar ultraviolet. Harga katalis caboloxime juga lebih
murah daripada katalis logam mulia seperti platina (Simandi & Simandi,
1998).

12
Penelitian dari M. PoB dkk (2018) juga mengembangkan fotokatalis
dengan anion tetraphenykporphine dan phtthalocyanine dalam bentuk
saline hybrid nanopartikel untuk produksi singlet-oxygen. Katalis ini
mempu menunjukkan hasil yang efektif untuk produksi O2., melalui
degradasi warna dibawah cahaya. Fotokatalik ini penggunaannya dapat
dikembangkan pada reaksi fotokimia dan pemurnian air fotokatalis
sebagai terapi fotodinamik (PoB, Groger, & Feldmann, 2018).

Gambar 4. Struktur Fotokatalis Gd43+[AlPCS4]34-

13
Gambar 5. Mekanisme fotokatalis Gd43+[AlPCS4]34-

2.6 Teknologi Inovasi Oksigen


a. OZCEL (OZ Care and Clean) Pengembangan Alat Pembasmi
Bakteri Menggunakan Ozonisasi sebagai Upaya Pengawetan Buah
dan Sayur
Pembuatan alat OZCEL yang digunakan untuk membasmi bakteri,
alat ini menggunakan prinsip ozonisasi dengan memanfaatkan tegangan
tinggi yang dihasilkan oleh koil. Koil merupakan sistem pengapian yang
bekerja menaikkan tegangan listrik aki. Alat ini dapat digunakan untuk
mengawetkan sayur dan buah . Ozonmerupakan zat aktif yang jika bereaksi
dapat membunuh bakteri. Teknologi ozon yang dikembangkannya
menggunakan metode pengolahan sterilisasi dengan menggunakan air

14
berozon. Dengan menggunakan teknologi ozon, hasil pertanian seperti sayur
dan buah disemprot sehingga bakterinya terbunuh. Jadi dengan pembuatan
OZCEL diharapkan dapat membantu petani Indonesia dalam meningkatkan
hasil panen yang berkualitas tanpa menggunakan pestisida. Tegangan yang
telah dinaikkan menjadi 1800V-2500V akan digunakan sebagai pembangkit
atau generator dari ozon, tegangan tinggi tersebut kemudian dicampur dengan
air akan menjadi air terozonasi yang steril dan mensterilkan. Teknologi ozon
dapat menghancurkan kuman, bakteri, jamur, spora, kista, lumut dan zat
organik lainnya. Selain itu juga dapat menetralisir zat inorganik/mineral yang
berlebihan/beracun. Penggunaan ozon tidak menghasilkan zat sisa yang
membahayakan kesehatan. Prinsipnya gas oksigen murni dialirkan melalui
generator listrik berkekuatan tinggi yang dapat mengubah oksigen menjadi
ozon. Cara kerja ozon adalah sebagai disinfektan untuk membunuh bakteri,
jamur, virus ataupun bahan karsinogenik (yang dapat menstimulasi kanker).

Gambar 6. Prototipe OZCEL sebagai Pengawet Buah dan Sayur

15
Gambar 7. Blok Diagram Perangkat Keras

Gambar 8. Isi dari Rangkaian Alat OZCEL

Langkah – langkah penggunaan alat :


1. Siapkan Ozcel dan bak penampungan air
2. Masukkan selang keluaran dari Ozcel kedalam bak penampungan air
3. Nyalakan alat Ozcel
4. Tunggu sekitar 5 menit agar rangkaian Ozcel dapat menghasilkan gas
Ozon
5. Cuci atau rendam buah dan sayur ke dalam air yang telah tercampur gan
ozon tadi sekitar 5-10 menit.

16
b. Teknologi Modifikasi Metode Elektrolisis Air
1. Oxygen Evolution Reaction
a. Elektrolisis air pada CFP(carbon fiber paper) dengan susunan
nanosheet berorientasi-(110) Co1-xS
Berbagai bentuk dari logam transisi chalcogenides dari kobalt
sulfida (ComSn) banyak menyita perhatian dari para ahli
elektrokimia, fotoelektrokimia, dan baterai litium karena sifatnya
yang mampu bertindak sebagai katalis. Pemecahan molekul air
pada medium ini dapat meningkatkan performa reaksi evolusi
oksigen (η 0,328 V or 10 mA cm2). Dengan menggunakan cara ini
juga dapat menggantikan penggunaan katalis gas mulia pada
elektrolisis air. Pada metode ini anoda yang digunakan adalah
nanosheet Co-S terelektrodeposisi pada bubuk Ti. Pada metode ini
terjadi reaksi untuk memproduksi oksigen melalui metode
elektrodeposisi. Metode ini merupakan pengembangan dari facile
electrochemical route. Untuk meningkatkan performa pendukung
elektrokatalis dari oxygen evolution reaction maka crystal facet
engineering diaplikasikan dengan fabricated ordered cobalt
sulphide nanosheet arrays dengan exposed (110) facet pada 3D
carbon fiber paper (Co1-x/CFP) dengan suatu metode elektrokimia
terkontrol. (Zhu, Chen, Yin, Zhang, & Wang, 2018)

Gambar 9. Ilustrasi Skema Produksi Oksigen pada Elektroda Co1-xS/CFP

17
b. Katalis murah berbasis liquid exfoliated Co(OH)2 nanosheet untuk
OER
Elektrolisis dapat menghasilkan gas hydrogen dan gas oksigen
murni. Namun pada elektrolisis air membutuhkan proses dengan
potensial lebih dan penggunaan energi yang tidak efisien pada
oxygen evolution reaction (OER) di anoda. Untuk mencegah hal
tersebut biasanya digunakan katalis platina. Namun harga platina
cukup mahal, oleh karena itu dikembangkan katalis yang murah
untuk mendukung pengembangan teknologi elektrolisis yaitu
dengan liquid exfoliated Co(OH)2 nanosheet. Tidak hanya murah,
katalis ini juga efektif dalam reaksi pemecahan molekul air.
Nanokatalis ini dapat memaksimalkan aktivitas oksigen dalam
reaksi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa
ukuran katalis yang efektif adalah 50nm dengan tebal elektroda
70μm ( (Ateer, et al., 2018).

Gambar 10. (A) struktur Co(OH)2, (B)Larutan Co(OH)2

Gambar 11. Reaksi elektrolisis air dengan menggunakan katalis


Co(OH)2

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Keberadaan di alam oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi dan
gas oksigen menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton)
atmosfer.
2. Manfaat untuk kehidupan sangatlah penting untuk respirasi sel organisme
aerob. Oksigen digunakan untuk di moitokondria untuk membantu
menghasilkan adenosina trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif dan
masih banyak manfaat oksigen yang lain.
3. Perkembangan penggunaan oksigen untuk dimanfaatkan sebagai teknologi
modern salah satunya adalah pengembangan alat OZCEL dan teknologi
OER.

3.2 Saran
Aktivitas manusia, meliputi pembakaran 7 milyar ton bahan bakar
fosil pertahun hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap
penurunan kadar oksigen di atmosfer. Oleh karena sangat rentannya
penurunan oksigen di atmosfer, sebaiknya kita jangan melakukan pembakaran
yang tidak berguna, terlebih sengaja membakar hutan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ateer, D. M., Godwin, I. J., Ling, Z., Harvey, A., He, L., Boland, C. S., et al.
(2018). Liquid Exfoliated Co(OH)2 Nanosheets as Low-Cost, Yet High-
Performance, Catalysts for the Oxygen Evolution Reaction. Advance Energy
Materials , 2965-2976.

Cotton dan Wikinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press.

Himpunan Mahasiswa Kimia UB. 2018. Pengertian dan Prinsip NMR. Online
http://hmk.mipa.ub.ac.id/pengertian-dan-prinsip-nmr/. Surabaya :
Universtitas Brawijaya.

PoB, M., Groger, H., & Feldmann, C. (2018). Saline Hybrid Nanoparticles with
Ptthalocyanine and Tetrephenylporphine Anions Showing Efficient Singlet-
Oxygen Production and Photocatalysis. Chemical Communication , 54 (10),
1245-1248.

Saito, Taro. 1996. Buku Teks Online Kimia Anorganik. Jakarta : Iwanami
Publishing Company.

Saito, Taro. 2009. Oksida Nitrogen. Online. http://www.chem-is-


try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-unsur-non-
logam/oksida-nitrogen/, diakses pada 23 April 2018.

Simandi, L. I., & Simandi, T. L. (1998). Kinetic and Mechanism of the


Cobaloxime(II)-Caalyzed oxidative dehidrogenation of 3,5-di-tert-
butylcatechol by O2. A Functional Oxidase Model. Dalton (19), 3275-3280.

Suhiyar, A.B. 2014. OZCEL (OZ Care and Clean) Pengembangan Alat Pembasmi
Bakteri Menggunakan Ozonisasi sebagai Upaya Pengawetan Buah dan
Sayur.PELITA. IX(1): 25-35. Online. journal.uny.ac.id, diakses pada 26
April 2018.

Zhu, W., Chen, R., Yin, Y., Zhang, J., & Wang, Q. (2018). Highly (110)-Oriented
Co1-xS Nanosheet Arrays on Fiber Paper as High-Performance and Binder-
Free Electrodes for Oxygen Production. Chemistry Select , 3, 3970-3974.

20

You might also like