Professional Documents
Culture Documents
1. Faktor Predisposisi
Stuart (2009), mengatakan faktor predisposisi adalah factor resiko timbulnya stress yang
akan mempengaruhi tipe dan sumber-sumber yang dimiliki klien untuk menghadapi
stress. Stuart( 2009) membagi factor predisposisi dalam tiga dominan yaitu biologis,
psikososial dan sosio kultural
a) Biologis
Faktor biologis berhubungan dengan kondisi fisiologis yang mempengaruhi
timbulnya gangguan jiwa. Isolasi sosial merupakan gejala negatif dari skizofrenia
menurut berbagai penelitian kejadian skizofrenia disebabkan beberapa factor seperti
kerusakan pada area otak, peningkatan aktivitas neurotransmitter, serta factor genetka.
1. Kerusakan pada area otak
Kejadian skizofrenia sering dihubungkan dengan adanya kerusakan pada bagian
otak tertentu, namun hingga kini belum dapat diketahui dengan pasti area yang
dapat mengakibatkan skizofrenia. Menurut penelitian beberapa area dalam otak
yang berperan dalam timbulnya kejadian skizofrenia antara ain sisitem limbic,
korteks frontal, cerebellum dan ganglia basalis. Keempat area tersebut saling
berhubungan, sehingga disfungsi pada satu area akan mengakibatkan gangguan
pada area yang lain (Arief, 2006).
2. Peningkatan aktivitas neurotransmitter
Selain kerusakan anatomis pada area di otak, skizofrenia juga disebabkan karena
peningkatan aktivitas neurotransmitter dopaminergik. Videback (2006)
mengatakan bahwa ada keterkaitan anatara neoanatomi dengan neurokimia otak,
pada klien skizofreniaditemukan adanya struktur abnormal pada otak seperti
atropi otak, perubahan ukuran serta bentuk sel pada system limbic dan daerah
frontal selain itu adanya factor imunovirologi dan respon tubuh terhadap paparan
virus.
3. Faktor genetika
Penelitian tentang fakor genetic telah membuktikan bahwa skizofrenia diturunkan
secara gentika. Menurut Saddock (2003) Prevalensi seseorang menderita
skizofrenia bila salah satu saudara kandung menderita skizofrenia sebesar 8%,
sedangkan bila salah satu orang tua menderita skizofrenia sebesar 12% dan bila
kedua orang tua menderita skizorenia sebesar 47%.
b) Psikologis
Teori Psikoanalitik, perilaku dan interpersonal menjadi dasar pola pikir predisposisi
psikologis.
1. Teori psikoanalitik
Sigmund Freud melalui teori psiko analisa menjelaskan bahwa skizofrenia
merupakan hasil dari ketidakmampuan menyelesaikan masalah dan konflik yang
tidak disadari antara impuls agresif aau kepuasan libido serta pengakuan terhadap
ego. Sebagai contoh konflik yang tidak disadari pada saat masa kanak-kanak,
seperti kehlangan cinta atau perhatian orang tua, menimbulkan perasaan tidak
nyaman pada masa kanak-kanak, remaja dan dewasa awal (Reorig, 1999).
2. Teori Perilaku
Selain teori psikoanalisa, teori prilaku juga mendasari factor predisposisi
psikologis. Teor perlikaku berasumsi bahwa perilaku merupakan hasil
pengalaman yang dipelajari oleh klien sepanjang daur kehidupanya, dimana setiap
pengalaman yang dialami akan mempengaruhi prilaku klien baik yang bersifat
adaptif maupun maladaptif.
3. Teori interpersonal
Teori interpersonal berasumsi bahwa skizofrenia terjadi karena klien mengalami
ketakutan akan peolakan interpersonal atau trauma dan kegagalan perkembangan
yang dialami pada masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang
mengakibatkan seseorang menjadi tidak beraya, tidak percaya diri, tidak mampu
membina hubungan saling percaya pada orang lain, timbulnya sikap ragu-ragu
dan takut salah. Selain itu klien akan menampilkan perilaku muah putus asa
terhadap hubungan dengan orang lain serta menghindar dari orang lain. Selain itu
sistem keluarga yang kurang harmonis seperti adanya penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kurang mempunyai tanggung jawab
personal juga menjadi actor pencetus timbulnya gangguan dalam hubungan
interpersonal.
c) Sosial budaya
Faktor sosial budaya meyakini bahwa penyebab skizofrenia adalah pengalaman
seseorang yang mengalami kesulitan beradaptasi terhadap tuntutan sosial budaya
karena klien memiliki harga diri rendah dan mekanisme koping maladaptive. Stressor
ini merupakan salah satu ancaman yang dapat mempengaruhi berkembangnya
gangguan dalam interaksi sosial terutama dalam menjalin hubungan interpersonal.
Gangguan dalam membina hubungan interpersonal biasanya mudah dikenali pada
saat masa remaja atau pada masa yang lebih awal dan berlanjut sepanjang tahap
perkembangan masa dewasa yang ditandai dengan adanya respon maladaptive yaitu
ketidakmampuan klien untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar serta
ketidakmampuan membina hubungan interpersonal atau penyimpangan perilaku lain.
Penelitian yang dilakukan di amerika menyimpulkan sekitar 10% sampai 18%
penduduknya mengalami gangguan kepribadian (Stuart, 2009).
Townsend, M.C (2009) mengatakan pada umumnya isolasi sosial disebabkan karena
kurangnya rasa percaya diri, perasaan panik, adanya gangguan dalam proses pikir,
sukar berinteraksi dimasa lampau, perkembangan ego yang lemah serta represi dari
rasa takut. Sedangkan menurut Stuart (2009) Isolasi sosial disebabkan oleh harga diri
rendah bila tidak segera ditangani perilaku isolasi sosial dapat beresiko terjadinya
halusinasi.
2. Faktor Presipitasi
Faktor Presipitasi adalah stimulus internal atau eksternal yang mengancam klien antara
lain dikarenakan adanya ketegangan peran, konflik peran, peran yang tidak jelas, peran
berlebihan, perkembangan transisi, situasi transisi peran dan transisi peran sehat-sakit
(Stuart, 2009). Stuart (2009) membagi factor presipitasi dalam psikososial.
a) Psikologis
Faktor presipitasi psikologis klien isolasi berasal dari internal dan eksternal. Stuart &
Laria (2005) yang menyatakan bahwa isolasi sosial disebabkan karena adanya factor
presipitasi yang berasal dari dalam diri sendiri ataupun dari luar.
1.) Internal
Stressor internal terdiri dari pengalaman yang tidak menyenangkan, perasaan
ditolak dan kehilangan orang yang berarti. Penelitian yang dilakukan oleh
Canadian Assosiation Psychiatric (2004), menunjukan bahwa prevalensi
ketakutan berhubungan sosial pada klien yang memiliki harga diri rendah
14.9% lebih tinggi dibandingkan dengan klien yang memiliki harga diri tinggi
sebesar 6.6%
2.) Eksternal
Stressor eksternal adalah kurangnya dukungan dari lingkungan serta
penolakan dari lingkungan atau keluarga. Stressor dari luar klien tersebut
dapat berupa ketegangan peran, konflik peran, peran yang tidak jelas, peran
berlebihan, perkembangan transisi, situasi transisi peran dan peran sehat-
sakit. Stuart (2000) yang menyatakan bahwa seseorang dengan tipe
keperibadian introvert,menutup diri dari orang yang berarti dalam hidup nya.
b) Sosial budaya
Sosial budaya merupakan ancaman terhadap system diri .ancaman terhadap system
dari merupakan ancaman terhadap identitas diri,harga diri,dan fungsi integeritas
.ancaman terhadap system diri berasal dari dua sumber yaitu ekternal dan internal.
Sumber ekternal dapat di sebabkan karena kehilanga orang yang sangat di cintai
karena kematian,perceraian,perubahan,setatus pekerjaan,dilemma etik,ataupun
tekanan sosialdan budaya.sedangkan sumber internaldi sebabkan karena kesulitan
membangun hubungan interpersonal di linkungan sekiar seperti di lingkungan rumah
atau di tempat krjadan ketidak mampuan menjalan kan peran baru sebagai orang
tua,pelajar atau pekerja.penelitian tentang faktor lingkungan sebagai salah satu
penyebab isolasi sosial menyimpulkan bahwa lingkungan memiliki adil yang cukup
besar terhadap timbul nya harga diri rendah pada klien seperti lingkungan yang tidak
kondusif dan selalu memojokan klien dan pada akhir nya akan mempengaruhi
aktifitas kelien termasuk hubungan dengan orang lain
3.Penilain Stressor
a. Kognitif
Stuart (2009) yang menyatakan bahwa faktor kognitif bertugas mencatat kejadian
stress full dan reaksi di timbulkan secara emosional,fisiologis,serta perilaku dan
reaksi sosial seseorang yang di tampilkan akibat kejadian stress full dalam kehidupan
selain memilih pola koping yang di gunakan.berdasarkan penilaian tersebut klien
dapat menilai ada nya sesuatu masalah sebagai ancaman atau potensi
b. Afektif
c. Fisilogis
Menurut stuart (2009) respon fisiologis terkait dengan bagamana system fisilogis
tubuh berespon terhadap stressor,yang mengakibatkan perubahan terhadap sisten
neuroendokrin,dan hormonal.
Respon fisiologis merupakan respon neurobiologis yang bertujuan untuk
menyikapkan klien dalam mengatasi bahaya.perubahan yang di alami oleh klien
akan mempengaruhi neurobiologist untuk mencegah stimulus yang mengancam.
Setiap klien yang di lahirkan memiliki system saraf pusat yang sensitif terhadap
stimulus yang membahayakan.respon perilaku dan sosial yang di tampilkan klien
merupakan hasil belajar dari pengalaman sosial dan masa kanak kanak dan
dewasa khusus nya dalam mengahadapi berbagai stressor yang mengancam harga
diri klien
d. Perilaku
Adalah hasil dari respon emosional dan fisioligis respon perilaku isolasi sosial
teridentifikasi 3 perilaku yang maladiktif yang itu sering melamun,tidak mau
bergaul dengan klien lain tidak mau mengemukakan pendapat,mudah menyerah
dan ragu ragu dalam mengambil keputusan atau dalam melakukan tindakan
e. Sosial
4. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang bisa di gunakan adalah pertahanan koping dalam jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego,Stuart (2009) mengatakan
pertahanan jangka pendek yang bisa di lakukan klien isolasi sosial adalah lari
sementara dari krisis,missal nya dengan bekerja keras,nonton televisi secara terus
menerus,melakukan kegiatan untuk mengganti identitas sementara,missal nya ikut
kelompok sosisal,keagamaan dan politik,kegiatan yang member dukungan
sementara,seperti mengikuti sesuatu kompetensi atau kontes popularitas, kegiatan
mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalagunakan obat
obatan.
5. Sumber koping
Menurut Stuart (2009) , sumber koping merupakan pilihan atau strategi bantuan
untuk memutuskan mengenai dapan apa yang di lakukan dalam menghadapi suatu
masalah.dalam menggapai stressor klien dapat menggunakan berbagai sumber
koping yang di milikinya baik internal atau eksterna
a. Kemampuan personal
Pada klien isolasi sosial kemampuan personal yang harus di miliki meliputi
kemampuan secara fisik dak mental kemampuan secara fisik teridentifikasi
dari kondisi fisik yang sehat kemampuan mental meliputi kemampuan
kognitif,afektif,perilaku dan sosial.kemampuan kognitif meliputi kemampuan
yang sudah ataupun yang belum di miliki klien didalam mengidentifikasi
masalah,menilai dan melesaikan masalah,sedangkan kemampuan afektif
meliputi kemampuan untuk meningkatkan konsep diri klien dan kemampuan
perilaku terkait dengan kemampuan melakukan tindakan yang adek kuat
dalam melesaikan stressor yang di alami.kurang nya dukungan,penghargaan
dan kesempatan untuk melatih kemampuan yang di miliki klien dari
lingkungan sekitar klien akan mengakibatkan rendah nya motivasi klien untuk
melesaikan masalah yang di hadapi, timbul nya rasa rendah diri yang pada
akhir nya akan mengakibatkan gangguan dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekitar.temuan ini sesuai dengan pendapat yang di kemukakan
oleh muslim (2001) bahwa gejala negatif pada klien gangguan jiwa kronik
adalah kurang tidak ada nya motivasi.
b. Dukungan sosial
c. Aset material
d. Keyakinan positif
Keyakinan positip adalah keyakinan diri yang menimbulkan motipasi dalam menyelesaikan
sgala stressor yang dihadapi. Keyakinan positip diperoleh dari keyakinan terhadap
kemampuan diri dalam mengatasi ketidak mampuan klien dalam berinteraksi dengan
lingkungan skitar. Adanya kemampuan positif yang di miliki klien akan memotifasi dan
membantu klien untuk menggunakan kekanisme koping yang adaktif, kegiatan spiritual
seperti berdoa, mengikuti kegiatan keagamaan yang ada merupakan salah satu mekanisme
koping adaftip yang dilakukan yang di lakukan oleh klien dalam menilai steresor yang
dialami. Kegiatan pemilihan spiritual dalam rangka menurunkan berbagai steresor tersebut
senada dengan penelitian yang dilakukan oleh baldacchino (2001),yang menyebutkan bahwa
koping spiritual yang merupakan upaya yang menyelesaikan masalah antara situmulus stress
dan hasil negative yang dapat menyebabkan timbul nya stress. Sebaliknya keyakinan
negative semakin menimbulkan perilaku maladiftif pada klien.
C. Pohon Masalah
Menurut keliat dkk (2001) pohon masalah isolisasi sosial adalah sebagai berikut :
Isolasi sosial
E. Diagnosis
1. Diagnosis keperawatan : isolasi sosial
2. Diagnosis medis : skizofrenia
5. Klien dapat
berkenalan
degan pesien,
perwat, dan tamu
BAHAN BACAAN
Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EG.
Stuart, G.W> & Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatrich Nursing, 8 ed.
Missouri: Mosby, Inc
Townsend, M.C (2009) Psychiatrich Mental Health Nursing Concepts Of Care in Evidence-
Based Practice. 6 ed. Philadelphia: F.A Davis Company