You are on page 1of 12

BAHAN AJAR

Sekolah : SMK Indonesia


Mata Pelajaran : Penerapan Rangkaian Elektronika
Kelas/Semester : XII
Materi Pokok : Rangkaian Konversi D/A & A/D
Alokasi Waktu : 1 JP (45 menit)

A. Tujuan Pembelajaran:
1. Pengetahuan:
a. Produk
1) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat menjelaskan
pengertian analisis kerja rangkaian konversi D/A & A/D dengan mengerjakan
soal terkait di LP 3 minimal nilai sama dengan KKM.
2) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu mengidentifikasi
konsep kerja rangkaian konversi D/A & A/D dengan mengerjakan soal terkait
LP3 minimal nilai sama dengan KKM.
3) Setelah pelajaran ini berakhir, siswa dapat menjelaskan karakteristik Rangkaian
konversi D/A & A/D dengan menjawab soal pada lembar penilaian (LP) 3
minimal nilai sama dengan KKM.
b. Proses
Siswa diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah kerja rangkaian konversi
D/A & A/D dengan mengerjakan evaluasi yang terkait dengan LP 4 minimal nilai
sama dengan KKM.
2. Keterampilan:
Dengan menggunakan komputer siswa dapat mempraktekkan cara kerja rangkaian
konversi D to A & A to D sesuai rincian tugas kinerja di LP 5 minimal nilai sama
dengan KKM.

B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan (KI-3)
3.24.Menganalisis kerja rangkaian konversi D/A & A/D
2. KD pada KI keterampilan (KI-4)
4.24.Mendemonstrasikan cara kerja rangkaian konversi D to A & A to D
C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Pengetahuan:
a. Produk (Penggalan materi 1)
3.24.1. Menjelaskan pengertian analisis kerja rangkaian konversi D/A & A/D
3.24.2. Mengidentifikasi konsep kerja rangkaian konversi D/A & A/D
3.24.3. Menjelaskan karakteristik rangkaian konversi D/A & A/D
b. Proses (Penggalan materi 2)
3.24.4. Menjelaskan langkah-langkah kerja rangkaian konversi D/A & A/D
2. Keterampilan: (Penggalan materi 3)
4.24.1 Mempraktekkan cara kerja rangkaian konversi D to A & A to D

D. Uraian Materi Ajar


Penggalan Materi 1
1. Pengertian Analisis Kerja Rangkaian Konversi D/A & A/D
a. Pengertian Analisis Kerja Rangkaian Konversi D/A
Sinyal digital merupakan sinyal yang berubah secara berkesinambungan dari
tegangan atau arus minimum ke maksimum. Gambar 13-1 mengilustrasikan
keadaan khusus dimana sistem atau unit pengolahan digital mempunyai masukan
dan keluaran analog.

Tugas pengubah D/A ialah mentrasformasikan masukan digital menjadi


keluaran analog. Gambar 13-2a mengilustrsasikan fungsi dari pengubah D/A.
Berikut adalah contoh table kebenaran 13-2b untuk pengubah D/A tersebut.

Pengubah D/A terdiri atas dua bagian fungsional. Gambar 13-3


mengilustrasikan diagram blok dari suatu pengubah D/A. Pengubah tersebut dibagi
menjadi jaringan resistor dan penguat penjumlahan.

Sebagai penguat penjumlahan dalam suatu pengubah D/A khusus digunakan


IC jenis penguat operasional ( operational amplifier). Penguat operasional sering
disebut dengan op amp. Op amp sebagai pengubah D/A merupakan piranti
perantara antara sistem digital dan lingkungan luar.
b. Pengertian Analisis Kerja Rangkaian Konversi A/D
Pengubah analog ke digital (pengubah A/D) membalik proses dari pengubah
D/A. Tegangan analog yang tak diketahui dimasukkan kedalam pengubah A/D,
dan akan muncul keluaran biner yang bersangkutan. Keluaran biner tersebut
berbanding lurus dengan masukan analog. Digram blok dari pengubah A/D
dipaparkan pada gambar 13-15.
Tabel kebenaran pada gambar 13-16 menjelaskan secar terperinci operasi
pengubah A/D.

Salah satu jenis dari pengubah A/D digambarkan pada diagram gambar 13-
17. Jenis unit ini disebut pengubah A/D jenis perhitungan landai.
Gambar 13-18 Operasi yang terperinci dari pengubah A/D penghitung landai
dengan tegangan masukan 0,75 V

2. Konsep Kerja Rangkaian Konversi D/A & A/D


a. Konsep Kerja Rangkaian Konversi D/A
Sebuah DAC menerima informasi digital dan mentransformasikannya ke
dalam bentuk suatu tegangan analog. Informasi digital adalah dalam bentuk angka
biner dengan jumlah digit yang pasti. Khususnya ketika dipergunakan sebagai
penghubung dengan sebuah komputer, angka biner ini disebut word biner atau
word komputer. Digit-digit tersebut disebut bit word. Sehingga, sebuah word 8 bit
akan memberikan sebuah angka biner yang memiliki delapan digit, seperti
101101102. Konverter D/A mengkonversi sebuah word digital ke dalam sebuah
tegangan analog dengan memberikan skala output analog berharga nol ketika
semua bit adalah nol dan sejumlah nilai maksimum ketika semua bit adalah satu.
Hal ini dapat direpresentasikan secara matematis dengan memperlakukan angka
biner sebagai angka pecahan. Dalam konteks ini, output dari konverter D/A dapat
ditentukan dengan menggunakan Persamaan yang memberikan skala dari sejumlah
tegangan referensi berikut.
Vx = VR [b12–1 + b22– 2 + . . . + bn2 – n ]
Dimana: Vx = output tegangan analog
VR = tegangan referensi
b1 b2 . . . bn = word biner n-bit
Perlu diketahui bahwa minimum dari Vx adalah nol, dan harga maksimum
ditentukan oleh ukuran dari word biner, karena dengan semua bit yang diset
berharga satu, ekivalen desimal mendekati harga VR sesuai dengan peningkatan
jumah bit. Sehingga sebuah word 4-bit memiliki harga maksimum
Vmax = VR [2–1 + 2– 2 + 2– 3 + 2 – 4 ] = 09375 VR
Sedangkan sebuah word 8-bit mamiliki harga maksimum
Vmax = VR [2–1 + 2– 2 + 2– 3 + 2 – 4 + 2–5 + 2– 6 + 2– 7 + 2 – 8 ] = 09961 VR
1) Resolusi Konversi
Resolusi konversi juga merupakan sebuah fungsi jumlah dari bit-bit yang
ada dalam word. Lebih banyak bit, lebih kecil perubahan di dalam output analog
untuk perubahan 1-bit di dalam word biner sehingga resolusi semakin besar.
Perubahan terkecil yang mungkin terjadi secara sederhana dinyatakan oleh
DVx = VR 2 – n
Dimana: DVx = perubahan output terkecil
VR = tegangan referensi
n = jumlah bit-bit di dalam word
sehingga, sebuah konverter D/A word 5-bit dengan tegangan revferensi
10 volt akan menghasilkan perubahan sebesar DVx = (10) (2 – 5) = 0.3125 volt
per volt.
Gambar 1. Diagram yang memperlihatkan input dan output dari
konverter digital ke analog (DAC) n-bit.

b. Konsep Kerja Rangkaian Konversi A/D


Secara singkat prinsip kerja dari konverter A/D adalah semua bit-bit diset
kemudian diuji, dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan.
Dengan rangkaian yang paling cepat, konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock,
dan keluaran D/A merupakan nilai analog yang ekivalen dengan nilai register SAR.
Apabila konversi telah dilaksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal
selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan
data digital yang ekivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian, keluaran
digital akan tetap tersimpan sekalipun akan di mulai siklus konversi yang baru.
IC ADC 0804 mempunyai dua masukan analog, Vin (+) dan Vin (-),
sehingga dapat menerima masukan diferensial. Masukan analog sebenarnya (Vin)
sama dengan selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua
pin masukan yaitu Vin= Vin (+) – Vin (-).Kalau masukan analog berupa tegangan
tunggal, tegangan ini harus dihubungkan dengan Vin (+), sedangkan Vin (-)
digroundkan. Untuk operasi normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt
sebagai tegangan referensi. Dalam hal ini jangkauan masukan analog mulai dari 0
Volt sampai 5 Volt (skala penuh), karena IC ini adalah SAC 8-bit, resolusinya akan
sama dengan

(n menyatakan jumlah bit keluaran biner IC analog to digital converter) IC


ADC 0804 memiliki generator clock intenal yang harus diaktifkan dengan
menghubungkan sebuah resistor eksternal (R) antara pin CLK OUT dan CLK IN
serta sebuah kapasitor eksternal (C) antara CLK IN dan ground digital. Frekuensi
clock yang diperoleh di pin CLK OUT sama dengan :

Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang
dihubungkan ke pin CLK IN. ADC 0804 memilik 8 keluaran digital sehingga dapat
langsung dihubungkan dengan saluran data mikrokomputer. Masukan (chip select,
aktif rendah) digunakan untuk mengaktifkan ADC 0804. Jika berlogika tinggi,
ADC 0804 tidak aktif (disable) dan semua keluaranberada dalam keadaan
impedansi tinggi. Masukan (write atau start convertion) digunakan untuk memulai
proses konversi. Untuk itu harus diberi pulsa logika 0. Sedangkan keluaran
(interrupt atauend of convertion) menyatakan akhir konversi. Pada saat dimulai
konversi, akan berubah ke logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0.
3. Karakteristik Rangkaian Konversi D/A & A/D
a. Karakteristik Rangkaian Konversi D/A
Untuk aplikasi modern hampir semua DAC berupa rangkaian terintegrasi
(IC), yang diperlihatkan sebagai kotak hitam memiliki karakteristik input dan
output tertentu. Dalam Gambar 1, kita lihat elemen penting dari DAC dengan input
dan output yang diinginkan. Karakteristik yang berkaitan dapat diringkas oleh
referensi dari gambar ini.
1) Input Digital. Secara khusus, jumlah bit dalam sebuah word biner paralel
disebutkan di dalam lembar spesifikasi. Biasanya, level logika TTL
dipergunakan kecuali dikatakan lain.
2) Catu Daya. Merupakan bipolar pada level ± 12 V hingga ± 18 V seperti yang
dibutuhkan oleh amplifier internal.
3) Suplai Referensi. Diperlukan untuk menentukan jangkauan tegangan output dan
resolusi dari konverter. Suplai ini harus stabil, memiliki riple yang kecl. Dalam
beberapa unit, diberikan referensi internal.
4) Output. Sebuah tegangan yang merepresentasikan input digital. Tegangan ini
berubah dengan step sama dengan perubahan bit input digital dengan step yang
ditentukan oleh Persamaan (3-4). Output aktual dapat berupa bpolar jika
konverter didesain untuk menginterpretasikan input digital negatif.
5) Offset. Karena DAC biasanya diimplementasikan dengan op-amp, maka
mungkin adanya tegangan output offset dengan sebuah input nol. Secara khusus,
koneksi akan diberikan untuk mendukung pengesetan ke harga nol dari output
DAC dengan input word nol.
6) Mulai konversi. Sejunlah rangkaian DAC memberikan sebuah logika input yang
mempertahankan konversi dari saat terjadinya hingga diterimanya sebuah
perintah logika tertentu (1 atau 0). Dalam ini, word input digital diabaikan
hingga diterimanya input logka tertentu.
Dalam sejumlah hal, sebuah buffer input diberikan untuk memegang (hold)
word digital selama dilakukannya konversi hingga selesai, bahkan word ini sendiri
dapat muncul pada jalur input hanya dalam waktu singkat. Buffer-buffer ini
biasanya berupa flip-flop (FF) yang yang dimasukkan di antara terminal-terminal
input dari konverter dan jalur digital.
b. Karakteristik Rangkaian Konversi A/D
Sejumlah besar fitur umum yang mungkin dimiliki oleh konverter A/D, yang
penting dalam aplikasi:
1) Input. Biasanya berupa level tegangan analog. Level yang paling umum adalah
0 – 10 volt atau –10 hingga +10 jika dimungkinkan konversi bipolar. Dalam
beberapa kasus, level ditentukan oleh sebuah referensi suplai eksternal.
2) Output. Sebuah word biner paralel atau serial yang merupakan hasil
pengkodean input analog.
3) Referensi. Stabil, sumber dengan ripple kecil terhadap konversi.
4) Suplai Daya. Biasanya, sebuah suplai bipolar ±12 hingga ±18 V diperlukan
untuk amplifier analog dan komparator dan sebuah suplai +5 V untuk rangkaian
digital.
5) Input Sample and Hold. Error timbul jika tegangan inputberubah selama proses
konversi. Untuk alasan ini, sebuah amplifier sample and hold selalu
dipergunakan pada input untuk memberikan sebuah tegangan input tetap ntuk
proses konversi.
6) Sinyal digital. Sebagian besar ADC memerlukan sebuah logika input tinggi
pada jalur yang diberikan untukmenginisialisasi proses konversi. Ketika
konversi selesai, ADC biasanya memberikan sebuah level tegangan tinggi pada
jalur lainnya sebagai indikator untuk mengikuti perlengkapan status.
7) Waktu konversi. ADC harus berurutan melalui sebuah set operasi sebelum dapat
menemukan output digital yang diinginkan. Untuk alasan ini, sebuah bagian
penting dari spesifikasi adalah waktu yang diperlukan untuk konversi. Waktu
adalah 10 – 100 ms bergantung pada jumlah bit dan desain dari konverter.
Penggalan Materi 2
Langkah-Langkah Kerja Rangkaian Konversi D/A & A/D
1. Konverter
Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah
yang menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya.
Sebagian besar pengukuran variabel-variabel dinamik dilakukan oleh piranti ini yang
menerjemahkan informasi mengenai vaiabel ke bentuk sinyal listrik analog.
Untuk menghubungkan sinyal ini dengan sebuah komputer atau rangkaian logika
digital, sangat perlu untuk terlebih dahulu melakukan konversi analog ke digital
(A/D). Hal-hal mengenai konversi ini harus diketahui sehingga ada keunikan,
hubungan khusus antara sinyal analog dan digital (Wijaya,2006).
2. Langkah kerja
a. Pengubah Digital ke Analog
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar berikut, lalu pahami konektor berikut,
kemudian hubungkan dengan kabel jumper.

Gambar 1. Rangkaian percobaan DAC 0808

2. Hidupkan power supply dan atur tegangan 5V menggunakan AVO meter


digital/analog. Bila sudah sesuai Power Supply off kan kembali,
3. Hubungkan VCC pada trainer ke +5V Power Supply,
4. Hubungkan Ground pada trainer ke GND Power Supply,
5. Hidupkan power supply, amati dan ukur tegangan output dari kombinasi
inputnya,
6. Lakukan dengan cara yang sama untuk masing-masing nilai inputnya,
7. Tuliskan data hasil percobaan pada tabel 1.
Tabel 1. Tabel pengamatan
No Input Output
1 2 3 4 5 6 7 8 Teori Praktek
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 1
3 0 0 0 0 0 0 1 1
4 0 0 0 0 0 1 1 1
5 0 0 0 0 1 1 1 1
6 0 0 0 1 1 1 1 1
7 0 0 1 1 1 1 1 1
8 0 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1

b. Pengubah Analog ke Digital


1. Buatlah rangkaian di project board sesuai gambar rangkaian ADC 8 bit dengan
IC ADC 0804.

Gambar 2. ADC 8 bit dengan IC ADC 0804

2. Hubungkan vcc dengan power supply sebesar 5 volt.


3. Hubungkan ground dengan power supply sebesar 5 volt.
4. Tekan tombol push button untuk memulai.
5. Putar potensio sesuai perintah tabel percobaan.
6. Ukur output dengan avometer.
7. Tuliskan data hasil percobaan pada tabel 2.
Tabel 2. Tabel pengamatan
No Potensio Bobot Bobot biner Hasil Gambar
(volt) desimal D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 pengukuran hasil
Vout
1 0
2 0,5
3 1
4 1,5
5 2
6 2,5
7 3
8 3,5
9 4
10 4,5
11 5

Penggalan Materi 3
Siswa disuruh mempraktekkan sesuai dengan urutan langkah kerja

E. Rujukan
Tokheim, Roger L.,1990,” Elektronika Digital”, edisi kedua, alih bahasa: Ir. Sutisno,
M.Eng, Erlangga, Jakarta

Widjanarka N.,Ir. Wijaya, 2006,”Elektronika Digital”, editor: Wibi Hardani,S.T, MM,


Erlangga, Jakarta

You might also like