Professional Documents
Culture Documents
Analisis Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Kawasan Pedagang Kaki Lima Di Kabupaten Marosskripsi
Analisis Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Kawasan Pedagang Kaki Lima Di Kabupaten Marosskripsi
SKRIPSI
Oleh
DIRGAHAYU PUTRI
E121 13 006
adalah ketika kita bisa melihat atau merasakan sebuah impian menjadi
kenyataan. Bagi penulis, skripsi ini adalah salah satu impian yang
kasih yang tak terhingga kepada keluarga tercinta, sembah sujud dan
Razak, nenek Hj. Haderiah dan Alm kakek H. Abdul Razak atas segala
Penulis.
bantuan dari berbagai pihak dan oleh sebab itu maka kesempatan ini
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, selaku Rektor Universitas
Hasanuddin
staf.
4. Ibu Dr. Hj. Nurlinah, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Unhas, terima kasih atas didikan dan ilmu yang diberikan selama
perkuliahan.
8. Seluruh staf tata usaha pada lingkup Departemen Ilmu Politik dan
Unversitas Hasanuddin.
12. Kepada personil The Zoo yaitu Ayyun, Angga, Lala, Wiwi, Rum, dan
Uli , yang selalu ada setiap penulis butuhkan, satu kalimat yang
buat Kocan terimakasih untuk selalu ada. Untuk Bekong, Dako, Emi,
14. Kepada genk Cimi’s yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
Anti, Azura, Cana, Jusna, Dewi, Suna, Ulfi, Uceng, Karina, Immang,
Hanif, Dias, Zul, Yun, Febi, Irez, Yeyen, Erik, Eki, Salfia, Uni,
Sundari, Icha, Arya, Tami, Afni, Oskar, Kaswandi, Fahril, Ekka, Yani,
Fitri, Syarif, Babba, Juwita, Dede, Aqil, Dana, Ade, Adit, Dika, Rian,
Uma, Sube, Ugi, Mega, Dina, Hendra, Fitra, Beatrix, Mia, Haeril,
Edwin, Wulan, Hasyim, Hillary, Mustika, Ike, Ina, Irma, Jay, Maryam,
Herul, Aksan, Najib, Reza, Rosandi, Supe, Sani, Uli, Wahid, Wahyu,
Suci, Wiwin, Yusra, Dandi , dan Amel yang telah menemani selama
kurang lebih 3 tahun di kampus tercinta Universitas Hasanuddin.
bersama.
yaitu Kakak Lukman, Amril, Fatur, Ime, Mirza, Ayyun, Bapak Agus
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sampul I
Lembar Pengesahan Ii
Kata Pengantar Iv
Intisari Xiv
Abstract Xv
BAB I PENDAHULUAN 1
Kerangka Konseptual 28
4.1.3 Geologi 43
4.1.4 Kependudukan 44
4.1.7 Agama 48
Kabupaten Maros 54
Kabupaten Maros 55
Kabupaten Maros 57
Kabupaten Maros 59
Kabupaten Maros 66
Kabupaten Maros 72
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Kabupaten Maros 58
Pertahun 77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. Dokumentasi
INTISARI
The objectives of this research are to know analysis the role of local
Government in managing the street vendors in Maros Regency and the
factors that influence it. To reach target is referred, used research method
qualitative by decompose data in descriptive. Data collecting Technique is
conducted with literature study, observation, document and interview by
using technique of descriptive analysis qualitative.
PENDAHULUAN
yang lebih baik, lebih memungkinkan dari pada jika mereka tetap
tinggal di desa.
itu di desa maupun di kota, itu sering tidak diimbangin dengan tingkat
dan penghasilan bagi mereka yang terlibat dalam unit tersebut serta
yang letaknya hanya 35 km dari Kota Makassar ini, tentu saja sering
Kabupaten Maros akan selalu ada karena empat hal yaitu: pertama
adalah karena adanya kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang
yang lebih murah, bervariasi sesuai dengan selera mereka serta lokasi
penjual yang mudah dijangkau. Hal ini mampu dipenuhi oleh para
sepeda).
tersebut.
cemerlang. Dia ingin membuat satu tempat atau area kuliner malam
menyebutnya PTB . Lokasinya tidak jauh dari Kantor Bupati Maros dan
dikatakan berhasil jika melihat dari jumlah PKL yang terus bertambah
setiap tahunnya.
Tabel 1
Perkembangan Jumlah PKL yang Direlokasi ke PTB Pertahun
Tahun
No Jenis Jualan Ket
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Makanan 23 25 30 30 34 34
2. Minuman 9 44 47 47 42 43
3. Kue / gorengan 7 12 12 12 13 15
4. Kelontong - 4 4 4 4 4
Jumlah 39 85 93 93 100 103
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros
Melihat hal tersebut, sekaligus menjadi masalah bagi PKL terkait
karenakan jumlah PKL yang terus bertambah sehingga lahan yang ada
semakin sempit.
kebijakan relokasi dari tahun 2011 hingga 2016, ternyata masih ada
beberapa PKL yang berjualan di pinggir jalan. Ini tentu menjadi hal
Kabupaten Maros?
di Kabupaten Maros .
Pemerintahan.
TINJAUAN PUSTAKA
197).
keanekaragaman daerah.
Pasal 18, Pasal 18a, dan Pasal 18b. Sistem otonomi daerah
itu Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL biasa juga diartikan
tiga roda atau dua roda dan satu kaki).Saat ini istilah PKL juga
yang diperdagangkan.
mengembangkan modal.
komersial.
Adapun peranan pedagang kaki lima dalam perekonomian
antara lain:
- Mengurangi pengangguran.
yaitu diantaranya:
1. Lokasi
sepanjang hari.
jumlah besar.
pelayanan umum.
adalah:
2. Waktu berdagang
keduanya.
pelayanan PKL:
keramaian.
relatif tetap.
berikut :
menetap.
minuman,rokok.
a. Pola penyebaran
aksesibilitas.
kata lain ciri utama dari unit ini adalah PKL yang
beratap.
Unit PKL menetap ciri utama unit ini adalah PKL yang
(2004:3):
Gambar 1
Kerangka Konseptual
Pengelolaan Kawasan
Pedagang Kaki Lima
Faktor-faktor yang
Penataan Lokasi
mempengaruhi :
Pengembangan Destinasi Pariwisata 1. Faktor pendukung
Pengembangan Usaha
- Kawasan yang
Pengelolaan Kebersihan
Strategis
- Kawasan Destinasi
Pariwisata
2. Faktor penghambat
- Bukan Tempat
Permanen
- Lahan Parkir
BAB III
METODE PENELITIAN
secara sistematis, faktual dan akurat dari fenomena yang ada, atau
kabupaten maros.
di kabupaten maros.
b. Data Sekunder,
1. Studi Pustaka
2. Observasi
3. Dokumentasi
4. Wawancara
permasalahan penelitian
adalah :
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
- Penataan Lokasi
- Pengembangan Usaha
- Pengelolaan Kebersihan
2. Keberhasilan dari pengelolaan PKL yang dilakukan oleh
diperoleh serta hasil penelitian, baik dari hasil studi lapang maupun
di Kabupaten Maros.
Kabupaten Maros terdiri dari visi dan misi organisasi; kedudukan, tugas
tersebut.
kerajaan tetangga seperti Gowa, Bone, Luwu dll. Keadaan berubah ketika
pasal, dan salah satunya mengatakan ” bahwa semua negeri yang telah
Arung Bakke, Arung Appanang dan Arung Bila atas nama Arung Palakka
yang merupakan sekutu dari kompeni, secara otomatis ikut pula dikuasai
oleh kompeni belanda. Penguasaan itu terjadi pada awal tahun 1700,
Yunus Karaeng Marusu VII. Saat itu kerajaan Marusu tidak lagi menjadi
suatu kerajaan independen telah menjadi daerah jajahan kompeni
belanda. Selain itu , wilayah kerajaan Marusu yang cukup luas terpecah
dala marusu adik kandung dari karaengta barasa sultan muhammad ali
pihak lain terutama dari pihak belanda. Pada awalnya ,ajakan dari La
Maros adalah 1.619,12 km2 atau 2.3% dari luas Wilayah Provinsi
4.1.3 Geologi
Ha, dan
4.1.4 Kependudukan
jenis kelaminnya paling besar yakni 103, hal ini menunjukkan jumlah
oleh anak sekolah dengan sekali klik. Sebanyak 23 ribu jenis buku akan
Maros
Sumber: Maroskab.go.id
jenjang mulai dari SD, SMP, dan SMA Untuk tingkat SMA/SMK terdapat
dibawah ini:
Tahun 2011-2014
Dokter Umum 44 43 39 36
Dokter Gigi 30 29 31 30
Bidan 131 118 137 146
Perawat 156 132 131 139
Apoteker 20 25 16 24
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros 2014
dan 2012 jumlah tempat berobat yakni 445 unit yang terdiri dari rumah
ditahun 2013 mengalami pengurangan menjadi 431 unit dan ditahun 2014
416 unit. Lain halnya dengan tenaga kerja yang mengalami peningkatan
dari 347 orang ditahun 2012 dan meningkat menjadi 354 orang di tahun
2013, selanjutnya, tahun 2014 juga mengalami peningkatan menjadi 375
orang.
4.1.7 Agama
Kecamatan.
Visi:
dalam waktu sekarang lebih baik dari waktu masa lalu, dan
waktu sekarang.
perekonomian;
pendidikan;
gizi masyarakat;
pembangunan;
Budaya;
pembangunan kebudayaan.
kesenian daerah.
Expo)dan Juara II Festival Lagu Daerah Dalam Rangka Hari Jadi Sulsel
budaya.
Maros
Karakter Dan Jati Diri Yang Berlandaskan Nilai-Nilai Luhur Budaya Melalui
serta Misi Bupati Maros 2011 - 2015 dan berpedoman terhadap tugas
Kabupaten Maros
Kabupaten Maros
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
a. Kasubag Program
c. Kasubag Keuangan
Masyarakat
dan Kebudyaan
Pariwisata
8. UPTD
Kabupaten Maros
Tabel 5
Data Kepegawaian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Maros
Jenis Kelamin
NO Golongan/Ruang Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 I/a 1 1
2 I/b 2 2
3 I/c 2 2 4
4 I/d 1 1
5 II/a 5 2 7
6 II/b 16 6 22
7 II/c 7 3 10
8 II/d 2 2
9 III/a 5 1 6
10 III/b 4 6 10
11 III/c 3 1 4
12 III/d 5 4 9
13 IV/a 2 2 4
14 IV/b 1 1
15 IV/c 1 1
16 IV/d
Jumlah 54 30 84
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kaupaten Maros
4.3 Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Maros
yang diharapkan, namun belum 100% karena dipengaruhi oleh faktor lain
dan UKM.
daerah.
koperasi.
Uraian Tugas dan Tata Kerja Nomor 64/XII/2009 tanggal 21 Agustus 2009
tanggung jawab.
1) Kepala Dinas
2) Sekretaris
a) Kasubag Program
c) Kasubag Keuangan
3) Kelompok Jabatan Fungsional
Pndf. Perusahaan
Industri
Produksi
Industri
8) UPT. Pasar
a) KTU.UPT Pasar
9) UPT. Industri
a. KTU.UPT Industri
menurut golongan dan jenis kelamin tahun 2015. Untuk lebih jelasnya
Jenis Kelamin
NO Golongan/Ruang Laki- Jumlah
Perempuan
Laki
1 I/a 1 1
2 I/b 4 4
3 I/c
4 I/d 1 1
5 II/a
6 II/b 4 8 12
7 II/c
8 II/d 2 2
9 III/a 3 3 6
10 III/b 7 7
11 III/c 2 2 4
12 III/d 8 7 15
13 IV/a 3 1 4
14 IV/b 2 2
15 IV/c
16 IV/d
Jumlah 30 28 58
Sumber : Diskoperindag. Kab.Maros
4.4 Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan
Kabupaten Maros
bidang lingkungan hidup bagi daerah ini diraih Maros untuk kedua kalinya,
unsur sosial dengan lingkungan untuk membentuk kota yang layak huni
Visi
dan berkualitas.
Misi
2. Sekretaris
a. Kasubag Program
Operator Komputer
a. Pengadministrasi Umum
c. Operator Komputer
d. Pengurus Barang
e. Penyimpan Barang
f. Pengemudi
g. Caraka
h. Peramu Kantor
4. Kasubag Keuangan
a. Bendahara Pengeluaran
c. Bendahara Penerima
d. Penagih Retribusi
e. Operator Komputer
Limbah/Sampah
dalam menurut golongan dan jenis kelamin tahun 2015. Untuk lebih
Jenis Kelamin
NO Golongan/Ruang Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 I/a 15 15
2 I/b 3 3
3 I/c 7 2 9
4 I/d 1 1
5 II/a 10 6 16
6 II/b 17 4 21
7 II/c 7 6 13
8 II/d 2 2
9 III/a 7 5 12
10 III/b 6 2 8
11 III/c 3 2 5
12 III/d 6 3 9
13 IV/a 2 2
14 IV/b 1 1 2
15 IV/c
16 IV/d
Jumlah 85 33 118
Sumber : Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Maros
4.5 Pengelolaan Kawasan Pedagang Kaki Lima di
Kabupaten Maros
suatu program dalam penataan pedagang kaki yang berjalan hingaa saat
ini. Hal tersebut didukung dengan adanya Perda No.2 tahun 2006 tentang
Tak Berombak ini, mengakui bahwa kawasan relokasi ini bisa dikatakan
berhasil jika melihat dari jumlah PKL yang terus bertambah setiap
tahunnya.
lima, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam hal pengelolaan
ada di Kabupaten Maros. Keberadaan PKL tentu menjadi hal yang tidak
asing dan menjadi suatu hal yang tidak dapat dicegah. Hal ini di akibatkan
karena menjadi PKL tidak dibutuhkan pendidikan yang tinggi dan
kemampuan yang terlalu hebat, hal inilah yang menjadi alasan banyaknya
menjadi PKL.
sudut jalan maupun ruas badan jalan ibu kota. Terkait dengan lokasi PKL,
hal inilah yang selalu menjadi hambatan bagi pelaku PKL untuk
kampung sendiri dengan alasan peluang di ibu kota lebih besar dari pada
di kampung baik dari segi penghasilan dan letak yang strategis untuk
mencari tempat yang lebih ramai hingga segala tempat ditelusuri untuk
mendapatkan tempat yang baik dan strategis seperti pinggir jalan atau
trotoar. Sedangkan jalan dan trotoar adalah fasilitas umum. Dalam Perda
kota. Keberadaan PKL yang banyak menilbulkan masalah baik dari segi
masyarakat maupun PKL itu sendiri. Usaha PKL harus diberdayakan agar
mampu menjadi usaha ekonomi mikro yang tangguh dan mandiri serta
keluhan yang muncul dari masyarkat. Keberadaan PKL yang tidak tertata,
untuk merelokas PKL ke lahan kosong yang telah disediakan. Hal terebut
Kabupaten Maros
di Kabupaten Maros.
ini sudah berlangsung dari tahun 2011 hingga saat ini. Dan dari hasil
melihat jumlah PKL yang terus bertambah dari tahun ke tahun, maka
kebijakan ini bisa dikatakan berhasil. Sesuai dengan data yang di peroleh
Tahun
No Jenis Jualan Ket
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Makanan 23 25 30 30 34 34
2. Minuman 9 44 47 47 42 43
3. Kue / gorengan 7 12 12 12 13 15
4. Kelontong - 4 4 4 4 4
Jumlah 39 85 93 93 100 103
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros
Perda No 2 Tahun 2006. Tentang fungsi jalan dan trotoar yang bersifat
Pemrintah Kabupaten Maros untuk berjualan di bahu jalan, hal inilah yang
Mengenai lokasi relokasi sampai saat ini belum ada aturan tertulis
terkait lokasi yang menjadi tempat relokasi bagi para PKL. Hal ini
Maros.
maka tidak ada landasan hukum bagi pemerintah Kabupaten Maros untuk
memindahkan PKL ke area PTB. Dengan kata lain PKL bisa saja pindah
ke lokasi lain diluar area PTB karena tidak adanya aturan yang sah terkait
lokasi tersebut.
area PTB untuk berjualan membuat area PTB ini menjadi sempit dan
dengan memperluas area PTB agar mampu menampung PKL yang msih
berjualan di pinggir jalan. Hal ini di perkuat dari hasil wawancara oleh
membuat PKL yang berjualan di pinggir jalan Kota Maros tidak akan
merasakan efek jerah. Meskipun ada aturan yang di beri untuk para PKL
Maros.
Jadi walaupun ada aturan untuk bisa berjualan dipinggir jalan, tetap
saja pemerintah harus tetap tegas dan menjalankan aturan yang sudah di
setujui. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara Ibu Rabinah salah satu
Begitu pula dengan masalah lahan di PTB, melihat lahan yang ada
akan terselesaikan. Hal ini juga di perkuat dari hasil wawancara salah satu
PKL di PTB
Terkait lahan yang ditempati PKL untuk berjualan di area PTB, tidak serta
merta di tempaati begitu saja, ada bebrapa syarat untuk menempati lahan
PTB. Syarat dan tata cara pengajuan izin sudah diatur dalam Perda No 2
karena tidak perlu takut mengenai lahan yang mereka tempati. lahan yang
bertambah, hal ini karena setiap PKL yang telah mengajukan permohonan
izin dan di perbolehkan untuk berjualan di PTB mereka telah di beri kartu
sebagai tanda bahwa mereka berhak atas lahan yang mereka tempati,
jadi tidak akan ada yang seenaknya ambil lahan. Hal ini di perkuat dari
tepat untuk menjadi pegangan bagi para PKL mengenai kejelasan tempat
pagi PKL, namun dengan adanya hitam diatas putih mampu membuat
para PKL tenang dan nyaman tanpa harus memikirkan kejelasan lahan
mereka.
peruntukkan bagi PKL di Kabupaten Maros. Hal ini dapat dilihat dari
ayat 3 yaitu: kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima di Lokasi- lokasi tertentu
berhhasil. Keberadaan PKL di PTB sekarang ini telah menjadi salah satu
pariwisata yaitu Wisata Kuliner yang banyak diminati baik dari kalangan
remaja hingga tua. Hal ini di perkuat dari hasil wawancara oleh Bapak H.
kuliner bukan hanya dirasakan pihak Pemerintah dan PKL saja, namun
Hal ini juga di perkuat dengan hasil wawancara salah satu pengunjung
menjadi lahan yang layak untuk di jadikan tempat wisata. Namun untuk
saat ini memang pemerintah telah ikut campu tangan dalam menjadikan
PTB sebagai destinasi pariwisata. , Hal ini di perkuat dari hasil wawancara
campur tangan dalam pengelolaan hutan kota, hal ini dibuktikan dengan
Kabupaten Maros
rata melakukan aktivitasnya pagi sampai sore hari bahkan ada yang
sampai malam hari. Bagi pedagang kaki lima yang melakukan usaha
dibuka dan ditutup setiap saat, mereka ini biasanya menempati tempat
dorong dan biasanya dilengkapi dengan tenda yang setiap saat bisa
maros nomor 2 tahun 2006 tentang penataan pedagang kaki lima. Hal ini
dengan cara merelokasi pedagang kaki lima yang ada disepanjang jalan
merasa tidak nyaman dengan aturan ini akhirnya migrasi total bahkan
area ini nyaris tidak bisa menampung para pedagang kaki lima, apalagi
meningkat, Hal ini di perkuat dari hasil wawancara oleh Bapak H. Samsir
Kabupaten Maros.
pendapatan PKL sebelum dan saat setelah di relokasi ke PTB. Hal ini di
pengaruhi oleh tingkat pengunjung yang juga meningkat. Hal itu tentu
para pedagang kaki lima yang ada di Kawasan Kuliner Pantai Tak
Tabel 9
500 orang perhari datang ke kawasan kuliner ini. Oleh karena itu selain
usaha dari para pedagang kaki lima perlu adanya campur tangan
pemerintah dalam hal pengembangan usaha pedagang kaki lima lima ini.
mengenai peningkatan usaha. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara Ibu
Perdagangan, bahwa
modal pribadi. Dan dari pihak pemerintah tidak memberikan modal usaha
Kabupaten Maros
harus bersih dan asri. Hal ini di perkuat dari hasil wawancara oleh Bapak
A. Irfan selaku salah satu Kabid dari Dinas Kebersihah Lingkungan Hidup
dan Pertanaman.
kembali bersih seperti semula. Hal ini di perkuat oleh hasil wawancara
ada retribusi yang dibebankan kepada para PKL. Hal tersebut di perkuat
oleh para PKL bahwa tidak ada pungutan retribusi yang dibebankan
kepada para PKL, akan tetapi mereka bekerja sama dengan para petugas
ini terbilang ramai dan padat. Letak Kabupaten Maros yang bersebelahan
ataupun dari dalam menuju luar daerah. Maka dari itu jalan poros Maros
kebijakan relokasi, bahu jalan kota Maros di padati dengan PKL yang
dianggap tidak tertib karena mengotori jalan, disisi lain keberadaan PKL
juga tidak sesuai dengan visi misi Kota maros yang menekankan aspek
memang menjadi slah satu masalah yang sulit untuk diatasi mengingat
tahun 2006 tentang Penataan Pedagang kaki lima Kabupaten Maros, BAB
pembinaan..”
dengan menyediakan tempat bagi para PKL untuk berjualan. Lokasi yang
disediakan yaitu lokasi yang tidak jauh dari kantor Bupati Kabupaten
Maros dan terminal Maros, tempat ini merupakan bekas jalan topaz yang
Penataan Pedagang Kaki Lima Kabupaten Maros BAB II, pasal 2, ayat 3
bahwa:
“..dalam menentukan lokasi, Bupati atau pejabat yang
kenyamanan..”
letaknya berada tepat di tengah kota Maros dan tidak dilalui banyak
ini. Proses kebijakan relokasi ini cukup memakan waktu lama, karena
adanya penolakan keras dari pihak PKL. Hal ini di perkuat dari hasil
Hal yang sama juga di ungkapkan salah satu PKL di PTB, yaitu:
“..dulu kita semua penjual tidak mau kesini, dulu itu masih
sunyi sekali, jalanannya belum begini masih aspal biasa
juga, tapi lama kelamaan sudah banyak yang masuk
kesini akhirnya bisa ramai , dan banyak pelanggan
seperti ini” (wawancara tanggal 13 Februari 2017)
b. Kawasan Destinasi Wisata
penataan PKL hal itu didukung dengan adanya perda No. 2 tahun 2006
pariwisata. Hal ini di perkuat dari hasil wawancara oleh Bapak H. Samsir
Kabupaten Maros.
nyaman.
Pada saat ini, pemerintah pengelola PTB telah ikut campur tangan
dalam pengelola dari Hutan kota, hal ini dibuktikan dengan adanya alat
mengujunjungi PTB.
kuliner bukan hanya dirasakan pihak pemerintah dan PKL saja, namun
pedagang kaki lima, ternyata masih ada hal yang menjadi salah satu
itupun sekaligus menjadi kendala tersendiri oleh PKL. Yaitu dengan tidak
oleh para PKL di PTB. Adanya tujuan pemerintah untuk menjadikan PTB
membuat lahan PTB menjadi lahan yang layak untuk di jadikan tempat
wisata. Sekarang ini walaupun PTB telah menjadi area Wisata dan
dikinjungi banyak orang namun bagi PKL dan masyarakat sendiri masih
merasa tidak puas dengan tempat yang mereka tempati, hal ini diperkuat
b. Lahan parkir
terkait dengan pengelolaan PTB, hal ini diperkuat dari hasil wawancara
pemerintah. Hal ini di perkuat dari hasil wawancara oleh Bapak H. Samsir
Kabupaten Maros.
“..yang perlu di tingkatkan memang keamanan
termasuk parkir yang susah kita arahkan jauh dari
PTB. Karena kalo di terminal pasti banyak orang
yang tidak mau jalan jauh, sekarang memang itu jadi
salah satu masalah yang kita pikirkan selaku
pengelola PTB” (wawancara tanggal 21 Februari
2017)
melakukan yang terbaik demi tujuan dan cita-cita untuk membentuk suatu
ciri khas di Kabupaten Maros yang dijadikan satu ikon yang mampu
Daerah..”
Sekarang ini jumlah PKL yang menempati area PTB memang terus
ini PTB telah menjadi area wisata kuliner yang di banyak diminati baik
5.1 Kesimpulan
baik.
Buku
Dhewanto, Wawan. et. al. (2015). Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil
Daerah.Grasindo: Jakarta
Hasanuddin
Sarjono, Yetti. 2006. Pergulatan Pedagang Kaki Lima di Perkotaan.
Aditama : Bandung
Undang-undang
2012 – 2032
Gajah Mungkur).
Internet
http://heru2273.blogspot.com/2014/04/implementasi-kebijakan-merilee-
s-grindle.html
http://syukriputra.blogspot.com/2013/12/makalah-kebijakan-pemerintah-
terhadap.html
http://syamsuhilal.blogspot.com/2013/04/upaya-penataan-dan-
pembinaan-pedagang.html
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
Lampiran 2. Peraturan Perundang-undangan
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
BAB III
PERIZINAN
Pasal 3
(1) Setiap Pedagang Kaki Lima yang akan melakukan kegiatan usaha
dan menggunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
Peraturan Daerah ini wajib memiliki Izin Penggunaan Lokasi dan Kartu
Identitas dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk;
(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam memberikan izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dapat melibatkan
organisasi-organisasi Pedagang Kaki Lima;
(3) Setiap Pedagang Kaki Lima hanya dapat memiliki 1 (satu) izin;
(4) Izin berlaku untuk masa 1 (satu) tahun;
(5) Bentuk Surat Izin dan Kartu Identitas Pedagang Kaki Lima ditetapkan
dengan Keputusan Bupati;
BAB IV
SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PENGAJUAN IZIN
Pasal 4
Pasal 5
BABV
KEWAJIBAN, HAK DAN LARANGAN
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
B A B VI
FASILITAS / PEMBINAAN
Pasal 10
B A B VII
PENGAWASAN
Pasal 11
B A B IX
PENYIDIKAN
Pasal 13
Selain oleh penyidik umum, penyidik atas tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam pasal 12 Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah.
Pasal 14
BABX
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 19
Ditetapkan di Maros
Pada Tanggal, 28 Pebruari
2006
BUPATI MAROS,
H.A.NADJAMUDDIN
AMINULLAH
Diundangkan di Maros
Pada tanggal,1 Maret 2006
SEKRETARIS KABUPATEN,