Professional Documents
Culture Documents
BONELESS
Oleh:
Kelas D
Kelompok 8
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
laporan akhir praktikum dengan judul “Boneless”. Laporan ini berisi tentang
Laporan ini penulis buat untuk dapat dijadikan suatu acuan dan bahan
tersusunnya laporan ini dapat diterima dengan baik oleh semua pihak dan
memberikan manfaat bagi para pembaca agar dapat lebih memahami dan
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari semua
pihak. Hal tersebut agar kami dapat lebih baik lagi dalam mengerjakan laporan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................................ 2
1.4 Manfaat Praktikum ................................................................. 2
1.5 Waktu dan Tempat ................................................................. 2
II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1 Pengertian Karkas, Deboning dan Boneless ............................ 3
2.1.1 Pengertian Karkas ......................................................... 3
2.1.2 Pengertian Deboning ..................................................... 3
2.1.3 Pengertian Boneless....................................................... 4
2.2 Prosessing Ayam Broiler dan Hasil Boneless ......................... 4
2.2.1 Karkasing ...................................................................... 5
2.2.2 Proses Deboning ............................................................ 8
2.2.3 Hasil Boneless ............................................................... 9
4.2.3 Boneless......................................................................... 20
LAMPIRAN ................................................................................. 24
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
v
1
PENDAHULUAN
dalam kebutuhan protein hewani. Konsumsi daging ayam meningkat paling pesat
dibandingkan dengan daging sapi, kambing, ataupun daging babi. Alasan yang
lainnya.
Daging ayam lebih baik dari segi kesehatan karena sedikit mengandung
lemak dan kaya protein bila dibandingkan dengan daging sapi, tidak ada suatu
agama pun yang melarang umatnya untuk mengkonsumsi daging ayam, daging
ayam cukup mudah dilolah menjadi produk olahan yang bernilai tinggi. Indonesia
canggih memerlukan biaya yang sangat tinggi dan tidak terjangkau oleh para
pemotongan ayam harus mengikuti proses tata cara penyembelihan ayam sesuai
dengan syari’at Islam sehingga daging yang dihasilkan berkualitas baik dan halal.
Selain itu, penanganan karkas seperti deboning dan boneless juga perlu diketahui
2
agar dapat mempermudah dalam pengolahan dagingnya. Oleh karena itu dengan
(1) Mengetahui dan mempelajari apa itu karkas, deboning, dan boneless.
(2) Mengetahui dan mempelajari bagaimana processing ayam broiler dan hasil
boneless.
dengan cara memisahkan antara tulang dengan daging (boneless). Mahasiswa juga
II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Karkas ialah daging ayam yang masih bersama kulit dan tulang-tulangnya
yang telah diperoleh dari hasil pemotongan, setelah dipisah dari kepala, kaki dan
isi rongga perut. Karkas tersebut akan diproses lebih lanjut baik dengan
memotong bagian-bagian tertentu seperti sayap dan kaki (drum stick) maupun
dengan mengambil daging dada (breast meat), kulit dan lain-lain. Proses-proses
tersebut akan menyisakan bagian leher dan punggung dimana masih terdapat
bagian leher dan punggung dapat diambil secara manual maupun mekanik
(Winarno, 1993).
dengan cara memisahkan tulang dari daging. Deboning dapat dibagi menjadi
dua, yaitu deboning dengan tangan (hand deboned meat/HMD) dan deboning
Deboned Meat ini, hasilnya dipengaruhi oleh tipe peralatan deboned prosedur
Fillet atau yang sering pula disebut boneless adalah potongan daging ayam
yang bersih tanpa tulang dan kulit. Fillet biasa digunakan sebagai bahan baku
2.2.1 Karkasing
kesehatan ayam. Hanya ayam yang benar-benar sehat yang dipilihara sebagai
ayam potong. Ayam hidup yang umum dipotong berumur antara 8-12 minggu
pedaging tidak diberi makan selama lebih kurang 3 jam untuk memudahkan
pembersihan isi perut. Karena alasan agama, khususnya agama Islam, maka cara
(2) Penyembelihan
sehat dan dapat disembelih pada bagian leher dengan memotong arteri carotis,
keluar sebanyak mungkin. Jika darah dapat keluar secara sempurna, maka
5
beratnya 4 persen dari bobot tubuh. Proses pengeluaran darah pada ayam biasanya
berlangsung selama 50 sampai 120 detik, tergantung besar kecilnya ayam yang
Ayam yang telah disembelih dan darah keluar dengan sempurna, kemudian
pelepasan bulu (scalding) pada suhu 53,35ºC (128ºF) selama 120 detik disebut
soft scalding. Hard scalding merupakan pencelupan dalam air pada suhu 62
sampai 64ºC (145 sampai 148ºF) selama 45 detik dan dapat menghilangkan
memotong menggunakan pisau pada sisi leher depan bagian kepala unggas dan
dikenakan pada vena jugularis dan arteri karotis. Teknik yang kedua, yaitu
berputar dan digerakkan oleh mesin. Dalam hal ini posisi kepala unggas yang
tepat sangat penting. Cara pemotongan ternak unggas yang lazim digunakan di
Indonesia yaitu memotong arteri karotis, vena jugularis, oesophagus dan trachea
(Parry, 1989).
bagian otak diarahkan pada medula ablongata dengan pisau kecil. Terdapat
beberapa cara penyembelihan mulai dari cara pemenggalan leher yang sederhana
sampai metode konsher yang dimodifikasi cara modern. Cara konsher dengan
memotong pembuluh darah, jalan makanan dan jalan nafas. Sedangkan cara
(dipingsankan terlebih dahulu), serta cara Islam yaitu pemutusan saluran darah
6
(vena dan arteri), kerongkongan dan tenggorokan, hewan harus sehat, tidak boleh
menyebabkan karkas akan berwarna merah di bagian leher, bahu, sayap dan pori-
pori kulit dimana lama penyimpanan akan terjadi perubahan warna. Penuntasan
darah pada pemotongan unggas yang modern dilakukan dengan cara unggas yang
secara tuntas atau sekitar 50 - 70 detik sehingga ayam kehilangan sekitar 4 persen
ke dalam air hangat, dengan suhu antara 50 sampai 80ºC selama waktu tertentu.
Pada prinsipnya ada tiga cara perendaman dalam air hangat, tergantung pada umur
dan kondisi unggas, yaitu (1) perendaman dalam air hangat 50 sampai 54ºC
selama 30 sampai 45 detik untuk ayam muda dan kalkun, (2) perendaman dalam
air agak panas 55 sampai 60ºC selama 45 sampai 90 detik untuk ayam tua dan (3)
perendaman dalam air panas 65 sampai 80ºC selama 5 sampai 30 detik untuk itik
dan angsa, kemudian dimasukkan ke dalam air dingin agar kulit tidak
mengelupas. Perendaman dalam air hangat untuk ayam broiler cukup dilakukan
lebih tinggi dari 58ºC dapat menyebabkan kulit menjadi gelap, lekat, mudah
7
bulu (plucking machine). Mesin pencabut bulu memiliki semacam jari-jari yang
berputar sehingga dapat mencabut bulu unggas. Tetapi, pencabutan bulu bisa juga
dengan menggunakan tangan langsung, tetapi cara ini kurang praktis (Parry,
1989).
Tahap pencabutan bulu meliputi penghilangan bulu besar, bulu halus dan
bulu seperti rambut. Pencabutan bulu besar dilakukan secara mekanis dari dua
arah, yaitu depan dan belakang. Sedangkan pencabutan bulu halus dan bulu
pelapisan lilin. Metode pelapisan lilin dilakukan pada unggas yang telah
mengalami penyeduhan dilapisi lilin dengan cara merendamnya dalam cairan lilin.
Setelah cukup terlapisi unggas diangkat dan dikeringkan sehingga lapisan lilin
menjadi mengeras padat. Bulu-bulu yang ada pada karkas akan ikut terlepas bila
(6) Dressing
pencucian. Diawali dengan membuat irisan lobang yang cukup besar dari bagian
bawah anus, seluruh isi perut ditarik keluar termasuk jaringan pengikat paru-paru,
hati dan jantung. Pengambilan jeroan dilakukan dengan cara memasukkan tangan
ke dalam rongga perut dan menarik seluruh isi perut keluar. Pencucian bertujuan
8
untuk memberikan karkas unggas dari kotoran yang masih tertinggal di bagian
jeroan yang salah satu caranya adalah sebagai berikut, yaitu proses pengeluaran
jeroan dimulai dari pemisahan tembolok dan trachea serta kelenjar minyak bagian
ekor kemudian pembukaan rongga badan dengan membuat irisan dari kloaka ke
arah tulang dada. Kloaka dan visera atau jeroan dikeluarkan kemudian dilakukan
pemisahan organ-organ yaitu hati dan empedu, empedu dan jantung. Isi empedal
Proses deboning pada ayam utuh terdiri atas tujuh tahap yaitu pemotongan
tulang sayap, memisahkan tulang paha dan tahapanterakhir diperoleh daging ayam
tanpa tulang. Kaki dan kepala dipotong terlebih dahulu, kemudian digoreskan
dengan pisau pada kulit belakang dan kulit bagian dada ke arah vertikal. Kulit
dipotong pada bagian sela-sela paha kiri dan kanan. Karkas dalam posisi
telungkup, tulang yang menonjol bagian belakang ditekan dengan kedua ibu jari
sambil memegang kedua paha. Daging paha dipotong mengikuti garis horizontal
sampai putus lalu daging pangkal sayap diiris searah dengan letak tulang sayap.
Ibu jari dimasukkan pada bagian yang diiris kemudian ditarik hingga sayap dan
daging dada lepas. Untuk melepas daging sasami, digoreskan dengan ujung pisau
berikut:
(6) Tulip, sayap yang telah diambil tulangnya dan dipotong ujung sayapnya
(wing tip).
(7) Boneless campur, adalah campuran boneless dada dan boneless paha
dengan komposisi 60% boneless paha tanpa kulit dan 40% boneless dada
tanpa kulit.
10
III
3.1 Alat
(2) Plastik, untuk menyimpan ayam broiler yang sudah dipotong dan
dilakukan boneless.
3.2 Bahan
(1) Kulit sepanjang tulang belakang sampai ujung ekor digores menggunakan
pisau.
(2) Kulit bagian tengah dada dari atas dada sampai ujung tulang dada di gores
menggunakan pisau.
(3) Kulit antara paha dan dada juga digores menggunakan pisau.
(4) Ayam ditengkurapkan lalu tekan dengan ibu jari bagian ujung paha atas,
(5) Ayam ditelentangkan, dikerat dan diputuskan urat-urat di sendi paha dan
(6) Badan ayam dipegang oleh tangan kiri, tangan kanan pegang paha lalu
tarik ke arah bawah dan belakang, hingga lepas. Lakukan juga pada paha
lain.
11
(7) Urat-urat dikerat dan diputuskan pada sendi bahu (potong dari atas jangan
dari depan).
(8) Daging dikerat dari bahu menyusuri tulang terlihat ke depan sampai
daging dada.
(9) Ibu jari dan telunjuk dimasukkan ke lubang tulang rangka dan belakang
(10) Di tulang dada tersisa daging sesami lalu kerat sesuai bentuknya lalu
lepaskan.
(11) Cara yang benar akan menghasilkan 2 potong daging paha, 2 potong
(12) Tulang dikeluarkan dari paha. Kerat dengan ujung pisau mengikuti tulang
(13) Urat-urat diiris atau diputuskan pada sendi pangkal paha tengah.
(14) Tulang dikeluarkan dari tengah dengan cara diangkat sampai ujung paha.
(15) Lalu urat-urat di sendi ujung tulang diputuskan hingga lepas dari daging.
(18) Sayap yang bersatu dengan daging dada diambil. Lalu iris daging dadanya
(20) Sayap yang besar diambil lalu kerat urat-urat di ujung sendi dan daging
sayap dibalikkan atau ditarik ke ujung lain sehingga jadi drumstick kecil.
(21) Hasilnya yaitu 1 potong daging dada, 1 potong baby drumstick (wing
(22) Hasil yang diperoleh dari satu buah karkas yaitu 2 potong daging paha
(23) Setelah selesai baki dan sisa-sisa yang lain dibereskan dan diletakkan
secara terpisah.
IV
No Gambar Keterangan
15
4.2 Pembahasan
(1) Karkas
yang sudah disembelih dan sudah dibersihkan melalui proses flucking dan
dipisahkan antara kaki, kepala, leher dan juga di keluarkan darahnya. Pernyataan
ini sesuai dengan pernyataan Siregar (1982) bahwa karkas ayam adalah ayam
dihilangkan leher, kepala, kaki mulai dari sendi lutut ke bawah, isi rongga perut
dan dada.
kualitas karkas juga meliputi bobot karkas, jumlah daging yang dihasilkan
karena perolehan bobot karkas yang besar akan menentukan unuk laju
pemasaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soeparno (1998), kualitas karkas
adalah nilai karkas yang dihasilkan oleh ternak relatif terhadap kondisi
pemasaran. Faktor yang menentukan nilai karkas meliputi berat karkas, jumlah
daging yang dihasilkan dan kualitas dari daging karkas yang bersangkutan.
adalah proporsional terhadap jumlah lemak karkas. Jadi penilaian karkas dapat
didasarkan atas berat karkas dan tingkat perlemakan. Namun, karena lemak tidak
(2) Deboning
Salah satu cara yang dilakukan dalam penanganan karkas unggas yaitu
daging. Terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam deboning. Pada saat
metode penarikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Siregar (1982)
Proses deboning dilakukan setelah ayam disembelih dan telah siap sebagai
ayam sampai bawah. Hal ini dilakukan supaya praktikan mengetahui batas
antara dada kanan dan kiri. Setelah itu, dilakukan pengeratan horizontal,
sehingga terlihat kulit yang terdapat pada dada ayam terbagi menjadi empat
(3) Boneless
Pasca panen ayam broiler setelah dipotong terdapat beberapa bentuk yaitu
new york dress, ready to cook, empty carcas, cut up dan boneless. Boneless
adalah karkas ayam yang dipisahkan antara tulang dan daging. Boneless ini
dilakukan pada ayam broiler dengan berat lebih dari 1,2 kg, agar mudah dalam
melakukan pemisahan antara tulang dan daging. Hasil dari boneless digunakan
untuk pembuatan sosis atau nugget. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hubeis. M
(2001) boneless merupakan karkas ayam yang dipisahkan antara daging dan
tulangnya.
yang telah dipisahkan dari kepala, leher, kaki, bulu, dan jeroan. Hal ini sesuai
dengan pendapat BSN dalam SNI 3924 (2009) yaitu karkas adalah bagian tubuh
pencabutan bulu dan pengeluaran jeroan, tanpa kepala, leher, kaki, paru-paru, dan
atau ginjal, dapat berupa karkas segar, karkas segar dingin, atau karkas beku.
ternak yang telah dipisahkan dari kepala, leher, kaki, bulu, dan jeroan. Hal ini
sesuai dengan pendapat BSN dalam SNI 3924 (2009) yaitu karkas adalah bagian
tubuh ayam yang telah dilakukan penyembelihan secara halal disertai dengan
pencabutan bulu dan pengeluaran jeroan, tanpa kepala, leher, kaki, paru-paru, dan
atau ginjal, dapat berupa karkas segar, karkas segar dingin, atau karkas beku.
(1) Karkasing
scalding yaitu mencelupkan hewan yang sudah disembelih pada air panas sekitar
60-80oC agar mempermudah pencabutan bulu. Hal ini sesuai dengan pernyataan
ternak yang telah disembelih pada air hangat (50°C-80°C) selama waktu
tertentu. Namun, menurut Sams (2001) ada 2 kombinasi antara suhu dan
selama 120 detik disebut soft scalding. Hard scalding merupakan pencelupan
dalam air pada suhu 62-64oC (145-148oF) selama 45 detik dan dapat
Warna agak gelap ini terjadi karena proses pengeluaran darah kurang sempurna.
persen dari bobot tubuh. Proses pengeluaran darah pada ayam biasanya
berlangsung selama 50 sampai 120 detik, tergantung pada besar kecilnya ayam
yang dipotong.
penut dan menarik semua isi jeroan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muchtadi
tangan kedalam rongga perut dan menarik seluruh isi perut keluar. Selain itu
kepala, leher dan kaki juga dipisah. Saat proses eviskerasi praktikan harus
dilakukan dengan hati-hati agar bagian ayam yang lain tidak rusak. Proses
eviskerasi juga harus dilakukan dengan benar agar bagian ayam yang dilakukan
Jika dilihat dari kualitasnya, karkas yang dihasilkan kurang baik karena
berwarna agak gelap dan terdapat goresan atau sobekan. Menurut Soeparno
(1998) kualitas daging ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu
hewan masih hidup maupun setelah dipotong. Pada waktu hewan hidup faktor
(2) Deboning
untuk mendapatkan daging bebas tulang dengan cara memisahkan tulang dari
daging. Deboning dapat dibagi menjadi dua, yaitu deboning dengan tangan
19
semua bagian ayam. Praktikan melakukan proses deboning dengan tiga tahapan,
yaitu boning, cutting dan trimming, hal ini sesuai dengan pernnnyataan Owens
deboning dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu boning, cutting dan trimming.
Deboned Meat ini, hasilnya dipengaruhi oleh tipe peralatan deboned prosedur
ayam sampai bawah hingga terdapat batas antara dada kiri dan kanan. Setelah itu
memisahkan bagian sayap, dada., sasami dan paha. Pemisahan ini dilakukan
tersisa adalah bagian punggung ayam atau badan ayam yang tidak atau sedikit
daging.
20
4.2.3 Boneless
boneless yang baik, kita harus memperhatikan beberapa hal yang dilakukan
dalam penanganan ayam dari mulai dipotong. Saat pemisahan kita harus
melakukannya dengan baik jangan sampai masih ada daging yang menempel
bagian yang bardaging tebal dan berdaging tipis umtuk memudahkan pemisahan.
Hasil dari boneless biasanya dipakai untuk produk olahan daging ayam
seperti sosis dan nuget. Oleh karena itu, usahakan agar tidak ada bagian dari
tulang yang terambil agar mutu yang dihasilkan baik. Pada pembuatan drumstick
dan wing mid section (baby drumstick) dari sayap ayam hampir sama seperti
pada daging paha, namun pembuatan baby drumstick ujung sayap yang kecil
menggunakan satu tulang. Setelah itu daging dikumpulkan pada salah satu ujung
tulang.
Hasil dari boneless yaitu daging dada, sepasang has / fillet, sepasang
daging paha, sepasang sayap yang telah diambil tulangnya (tulip), punggung,
tulang dada, tulang paha, dan ujung sayap (wing tip). Daging dada dan daging
paha bisa dikirim sendiri-sendiri atau bisa dicampur. Boneless campur biasanya
terdiri dari 60% daging paha dan 40% daging dada, kecuali ada permintaan
dan Parkkhurst (1995) bahwa produk daging siap olah antara lain yaitu chicken
boneless, yaitu daging ayam tanpa tulang yang terdiri atas boneless breast
(daging dada ayam), boneless leg (daging paha ayam), dan chicken fillet
(sasami).
21
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
(1) Karkas ayam adalah ayam yang telah disembelih tanpa darah, tanpa bulu,
leher dan kepala. Deboning adalah suatu proses untuk mendapatkan daging
bebas tulang dengan cara memisahkan tulang dari daging. Dan boneless
dan proses dressing. Sedangkan hasil boneless yaitu daging dada, sepasang
has / fillet, sepasang daging paha, sepasang sayap yang telah diambil
tulangnya (tulip), punggung, tulang dada, tulang paha, dan ujung sayap
(wing tip).
5.2 Saran
menunjang praktikan, agar hasil yang diperoleh dapat optimum. Keaktifan dari
praktikum juga lebih dipertegas sehingga tidak ada praktikan yang bermain-main
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2009. Mutu Karkas dan Daging Ayam. Standar
Nasional Indonesia 3924:2009.
Mountney, GJ. 1976. Poultry Products Tecnology. The AVI Publishing Co, Inc,
Westport.
Sams, A. R. 2001. Poultry Meat Processing. CRC Press, Boca Raton London
New York Washington, D. C.
Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada Press. Yogyakarta.
_______. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan ke-1. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Pembahasan karkas,
Gani Faikar F. 200110150261 daftar pustaka
Pendahuluan,
Areza Febriyanti F. 200110150273 Kesimpulan, dan
lampiran