You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN

PRCOBAAN I

PENENTUAN KONSENTRASI Fe 2+ DENGAN TEKNIK


KURVA STANDAR DAN PENENTUAN PARAMETER
KINERJA ANALISIS SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

OLEH
NAMA : ETRIYANTI

STAMBUK : A1L1 15 088

KELOMPOK :VB

ASISTEN PEMBIMBING : LD. MUHAMMAD ALIBONTO

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGERUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa secara teliti oleh Asisten Pembimbing Praktikum Kimia


2+
Analisis Instrumen, Percobaan “penentuan konsentrasi fe dengan teknik kurva

standar dan penentuan parameter kinerja analisis spektrofotometer uv-vis”, di

Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Halu Oleo, yang dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Sabtu, 25 November 2017

Waktu : 13.00 WITA - selesai

Kendari, Desember 2017

Menyetujui:

Asisten Pembimbing

LD. Muhammad Alibonto


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumber kehidupan seluruh mahkluk hidup. Air

dapat bersumber darimana saja, salah satunya yaitu air yang terdapat dalam

sumur. Air sumur biasa digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air untuk

kebutuhan sehari-hari, misalnya dipakai untuk memasak, mandi, mencuci dan

lainnya. Namun, air sumur biasanya mengandung suatu unsur kimia yaitu besi

(Fe) yang ikut tercemar dalam air sumur. Dalam analisis kimia, besi (Fe) yang

terdapat dalam sumur dapat ditentukan kadarnya dengan menggunakan suatu

instrumen analisis yaitu spektrofotometer.

Spektrofotometri merupakan bagian dari sperktroskopi, yaitu ilmu yang

mempelajari interaksi radiasi dengan materi yang didasarkan pada absorbsi radiasi

elektromagnet. Dalam analisis kimia, peristiwa absorbsi merupakan dasar dari

cara spektroskopi karena proses absorpsi tersebut bersifat unik/spesifik untuk

setiap zat kimia atau segolongan zat kimia (aplikasi kualitatif). Spektofotometer

memiliki spesifikasi yang bermacam-macam, salah satunya yaitu spektrofotometri

UV dan sinar tampak atau visible.

Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat dengan teknik spektrofotometer

pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan untuk mengukur

serapan sinar ultra-violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan.

Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap
oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber-Beer

dapat menyatakan hubungan antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam

larutan. Spektrofotometer UV-Vis dapat ditentukan dengan menggunakan kurva

standar, yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan

dengan nilai absorbansinya sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui.

Berdasarkan dari uraian tersebut, maka dilakukanlah praktikum analisis

logam Fe dengan metode spektrofotometer UV-Vis menggunakan kurva standar,

dimana logam besi (Fe) yang dianalisis berasal dari air sumur.

1.2 Tujuan Pratikum

Tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan analisis

konsentrasi logam metode spektrofotometer UV-Vis dengan teknik kurva standar

dan dapat menghitung parameter kinerja dari suatu instrument.

1.3 Prinsip Dasar Praktikum

Prinsip percobaan ini didasarkan pada Penentuan panjang gelombang

maksimum dengan analisis Spektrofotometer Uv-Vis, dimana pada analisis ini,

warna merupakan salah satu kriteria untuk mengidentifikasi suatu komponen serta

pembuatan kurva standarnya berdasarkan hukum Lambert – Beer.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Besi (Fe)

Besi adalah logam yang beraneka ragam penggunaannya serta melimpah

keberadaannya. Besi yang dapat dikonsumsi oleh manusia berada dalam bentuk

ionnya yaitu Fe2+ dan Fe3+. Dalam tubuh, besi esensial memproduksi hemoglobin

yang berfungsi dalam mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan tubuh,

mengangkut elektron dalam sel dan mensistesis enzim yang mengandung besi

yang dibutuhkan untuk menggunakan O2 selama memproduksi energi seluler

(Hapsoro & Djarot, 2011).

Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir

setiap tempat-tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air.

Besi (Fe) berada dalam tanah dan batuan sebagai ferioksida (Fe2O3) dan

ferihidroksida (Fe(OH)3). Dalam air, besi berbentuk ferobikarbonat (Fe(HCO 3)2),

ferohidroksida (Fe(OH)2), ferosulfat (FeSO4) dan besi organik kompleks. Air

tanah mengandung besi terlarut berbentuk ferro (Fe 2+). Jika air tanah dipompakan

keluar dan kontak dengan udara (oksigen) maka besi (Fe 2+) akan teroksidasi

menjadi ferihidroksida (Fe(OH)3) (Febrina & Astrid, 2014).

2.2 Penentuan Kadar Besi (Fe)

Besi adalah elemen menonjol yang paling melimpah di alam dan

merupakan elemen penting dalam lingkungan dan biologi. Penentuan berbasis

laboratorium konvensional metode deteksi besi meliputi spektroskopi serapan


atom (SSA), secara induktif spektroskopi emisi atom plasma (ICP-AES),

spektrofotometri UV-Vis, spektrometri massa plasma induktif (ICP-MS) dan

aktivasi neutron analisis. Metode ini memerlukan beberapa langkah manipulasi

yang memakan waktu, peralatan besar dan mahal untuk pengukuran sensitivitas

dan akurasi, sementara masih banyak kasus on-site lebih disukai seperti point-of-

care (Bo Peng, dkk, 2016).

Metode yang digunakan dalam penentuan kadar besi adalah

spektrofotometri UV-Vis yang diawali dengan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+

menggunakan natrium tiosulfat lalu dikomplekskan dengan 1,10-fenantrolin

sehingga terbentuklah kompleks besi berupa larutan berwarna jingga.

Pengoptimasian proses dibantu dengan EDTA yang bertindak sebagai agen

penopang sehingga ion logam berat lain tidak mengganggu pengukuran sampel.

Selain itu, larutan buffer asetat pH 4,5 yang bertujuan untuk mengatur dan

menjaga pH lingkungan (Dianawati & Djarot, 2015).

2.3 Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometri UV merupakan adalah salah satu teknik yang paling

sering digunakan dalam analisis farmasi. Ini melibatkan pengukuran jumlah

ultraviolet atau radiasi yang terlihat diserap oleh zat dalam solusi instrumen yang

mengukur rasio atau fungsi rasio, intensitas dua balok cahaya di daerah UV-

Visible disebut spektrofotometer sinar ultraviolet. Spektrofotometri tekniknya

sederhana, cepat, cukup spesifik dan bisa diterapkan sejumlah kecil senyawa.

Hukum fundamental yang mengatur tentang analisis spektrofotometri kuantitatif

adalah hukum Beer-Lambert. Hukum beer ini menyatakan bahwa intensitas balok
sejajar radiasi monokromatik menurun secara eksponensial dengan jumlah

menyerap molekul (Behera, dkk, 2012).

Prinsip kerja Spektrofotometer UV-Vis yaitu apabila cahaya

monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut

diserap (I), sebagian dipantulkan (lr), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Aplikasi

rumus tersebut dalam pengukuran kuantitatif dilaksanakan dengan cara

komparatif menggunakan kurva kalibrasi dari hubungan konsentrasi deret larutan

alat untuk analisa suatu unsur yang berkadar rendah baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif, pada penentuan secara kualitatif berdasarkan puncak-

puncak yang dihasilkan spektrum dari suatu unsur tertentu pada panjang

gelombang tertentu, sedangkan penentuan secara kuantitatif berdasarkan nilai

absorbansi yang dihasilkan dari spektrum dengan adanya senyawa pengompleks

sesuai unsur yang dianalisisnya (Yanlinastuti & Syamsul, 2016).

2.4 Teknik Kurva Standar

Metode analisa yang lazim digunakan dalam analisis suatu unsur secara

kuantitatif dalam pengukuran spektrofotometri pada umumnya menggunakan

teknik kurva kalibrasi. Tetapi pada metode tersebut terdapat kelemahan yang

dikarenakan adanya matrik dalam sampel tersebut sedangkan pada larutan standar

tidak adanya matrik, sehingga diperlukan metode lain yang diharapkan dapat

meminimalisir pengaruh dari kondisi tersebut. Presisi adalah ukuran kedekatan

nilai data satu dengan yang lainnya dalam suatu pengukuran pada kondisi analisis

yang sama. Nilai batas deteksi merupakan nilai batas konsentrasi tesrendah dari

analit yang masih dapat terdeteksi oleh alat spektrofotometer (Suriansyah, 2012).
2.5 Pengompleks Orto-Phenantroline

Pengompleksan besi dengan menggunakan fenantrolin akan menghasilkan

pewarnaan merah jingga yang disebabkan oleh kation kompleks [Fe(C 18H8N2)2]3+

dalam larutan sedikit asam. Reaksi Fe2+ dengan 1,10-fenantrolin yang membentuk

warna kompleks jingga adalah salah satu metode yang digunakan dalam

penentuan kadar besi secara spektrofotometri UV-Vis. Larutan kompleks tersebut

akan stabil pada rentang pH 2-9 dan hal ini menunjukkan kompleks [Fe

(C12H8N2)3]2+. Dalam hal ini 1,10-fenantrolin bertindak sebagai ligan. Ligan ini

adalah basa lemah yang bereaksi untuk membentuk ion phen H+ dalam media

asam. Ion H+ juga akan berkompetisi dengan Fe2+ dalam pembentukan kompleks

[Fe(C12H8N2)3]2+ (Hapsoro & Djarot, 2011).

2.6 Akurasi, Presisi dan Batas Deteksi

Akurasi merupakan ketepatan metode analisis atau kedekatan antara nilai

terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya atau nilai

rujukan. Penentuan ketepatan dan kadar teoritis dari jumlah tertentu senyawa

standar yang sengaja ditambahkan ke dalam sampel. Presisi menyatakan derajat

kesamaan antar hasil yang terukur dari pengambilan sampel yang berulang dari

suatu sampel yang homogen menggunakan suatu metode analisis. Presisi sering

disebut SD (standard deviation) atau RSD (relative standard deviation) dari

serangkaian data. Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah

dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat

dikuantifikasi (Purwanto, 2009).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 November 2017, pukul

13.30 WITA–selesai, bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Labu ukur 50 mL 1

buah, botol semprot 1 buah, gelas kimia 250 mL 1 buah, pipet skala 25 mL 1

buah, pipet skala 5 mL 1 buah dan filler, Pemanas, Spektofotometer UV-Vis.

3.2.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquades, asam

nitrat pekat, sampel air sumur, larutan standar Fe2+, orto-Fenantrolin,

Hidroksilamin-HCl dan natrium asetat.

3.3. Prosedur Kerja

3.3.1. Proses Pengambilan Air Sumur

Sebelum dillakukan pengambilan sampel air sumur, wadah sampel air

yang digunakan yaitu botol gelap telah dibersihkan sebersih mungkin. Kemudian

disterilkan dalam kulkas selama beberapa jam. Dihomogenkan air sumur,


kemudian diambil menggunakan botol gelap, lalu ditetesi 1 tetes asam nitrat,

kemudian dibawa ke laboratorium dan dimasukkan di dalam kulkas. Sampel

diambil dari Lorong Anawai, depan Kampus Baru Universitas Halu Oleo, sekitar

500 meter dari depan jalan pada kedalaman ± 2 meter.

3.3.2. Pembuatan Kurva Standar

Dibuat larutan standar Fe2+ dengan konsentrasi 0,0 ppm, 1,5 ppm, 2,5 ppm

dan 4,5 ppm dengan melakukan pengenceran pada arutan induk. Selanjutnya

masuing-masing 10 mL larutan standar dimasukkan dalam labu takar 50 mL.

Kemudian diatur pH larutan menjadi 4 dengan penambahan natrium asetat 10 mL,

kemudian ditambahkan 1,5 mL hidroksilamin-HCl 5%. Kemudian ditambahkan 5

mL larutan orto-fenantrolin 0,1%, lalu diencerkan hingga tanda tera labu takar.

Kemudian dikocok-kocok agar larutan bercampur sempurna dan didiamkan

sampai terbentuk warna stabil. Kemudian diukur serapan dari sampel dengan

panjang gelombang 520 nm.

3.3.3. Penentuan Konsetrasi Fe pada Sampel

Dilakukan preparasi sampel air sumur untuk mendapatkan Fe terlarut

dengan prosedur antara lain dihomogenkan sampel air sumur, lalu dimasukan 50

mL di dalam gelas piala 100 mL. Kemudian ditambahkan 5 mL asam nitrat pekat

dan dipanaskan perlahan-lahan sampai tersisa 20 mL. Dilanjutkan penambahan

asam dan dipanaskan hingga semua logam larut yang ditadai dengan warna

endapan dalam sampel air sumur menjadi agak putih atau menjadi jernih.

Kemudian dipindahkan sampel uji di dalam labu takar 50 mL dan ditambahkan


aquades hingga tanda tera. Selanjutnya sebanyak 10 mL sampel air sumur hasil

preparasi dimasukkan dalam labu takar 50 mL. Kemudian diatur pH larutan

menjadi 4 dengan penambahan ± 10 mL natrium asetat. Lalu ditambahkan 1,5 mL

hidroksilamin HCl 5% dan 5 mL larutan orto-fenantrolin 0,1%. Diencerkan

hingga tanda batas labu takar. Kemudian dikocok-kocok agar larutan bercampur

sempurna dan didiamkan hingga terbentuk warna stabil. Selanjutnya diukur

serapan dari sampel pada panjang gelombang 520 nm. Selanjutnya dihitung

konsentrasi Fe pada sampel air sumur dengan menggunakan rumus:

Kadar besi (mg/L) = C x fp.

3.3.4. Analisis Data

3.3.4.1. Kosentrasi Besi dalam Sampel Air Sumur

Harga konsentrasi sampel besi dalam air sumur yang diperoleh, dihitung

persamaan regresi linearnya.

b± y
y = ax ± b sehingga x = a

dimana;

y = absorbansi sampel besi dalam air sumur.

a = intersep

b = gradien

x = konsentrasi sampel besi

Penentuan nilai x dapat dihitung dari persamaan regresi linear untuk

memperoleh nilai x yang berfungsi sebagai konsentrasi sampel.


3.3.4.2. Batas Deteksi, Sensitivitas, Presisi dan Akurasi

 Harga batas deteksi dihitung berdasarkan persamaan:

Y = Yb + 3Sb Yb = nilai a pada kurva



∑ ( x−x )2
Sb = N−2


− − −
( x 1 − x )2 + ( x2 − x )2 + ( x 3 − x )2
Sb = N −2

 Harga presisi dapat dihitung berdasarkan persamaan:

S =
√ Ʃ ( Xi−X r ) 2
N−1

S
RSD =
Xr

CV = RSD x 100 %

Semakin kecil simpangan relatif maka semakin tinggi ketelitian yang

diberikan. Makin kecil kadar zat yang dianalisis dan makin panjang tahapan

prosedur metode analisis akan semakin besar harga simpangan relatifnya.

 Penentuan Akurasi dapat dihitung berdasarkan persamaan:

Indeks bias = µ - xrata-rata

Akurasi = µ - x/ µ x 100 %

Semakin besar ketepatan maka semakin kecil kesalahannya, semakin kecil

galat,semakin besar keakuratan.

 Penentuan sensitifitas

Sensitifitas dapat dihitung berdasarkan persamaan y= ax + b, dimana:


a merupakan intersep atau sensitifitas.

Kepekaan atau sensitifitas tinggi apabila perubahan konsentrasi yang kecil

menyebabkan perubahan respon yang besar dengan kata lain mempunyai nilai

slop yang besar.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Fe 2+ pada Panjang


Gelombang (λ) 520 nm.

Konsentrasi Konsentrasi
mula-mula setelah
pengenceran Absorbansi Si –Sb
0,0 ppm 0,00 ppm 0.006 0
1,5 ppm 0,3 ppm 0.031 0.025
2,5 ppm 0,5 ppm 0.044 0.038
4,5 ppm 0,9 ppm 0.053 0.047

4.2 Kurva Kalibrasi larutan standar

0.05
0.05 f(x) = 0.05x + 0.01
R² = 0.91
0.04
0.04
0.03
ABSORBANSI

0.03
0.02
0.02 Linear ()
0.01
0.01
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
KONSENTRASI

Gambar 4.1. grafik hubungan absorbansi dan konsentrasi

4.3 Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel

Pengukuran absorbansi sampel pada panjang gelombang (λ) 520 nm.

No Sampel Absorbansi
1. Kelompok 5 0.096
Berdasarkan data tersebut, diperoleh nilai absorbansi yang melebihi absorbansi

standar, sehingga dilakukan pengenceran sehingga diperoleh nilai absorbansi

dalam rentang absorbansi standar.

Pengukuran Absorbansi pada sampel yang mempunyai nilai absorbansi

diatas 0.05 dengan faktor pengenceran

No Sampel Faktor Absorbansi Absorbansi


pengenceran Mula-mula akhir
3. Kelompok V 3 kali 0,027 0,021

4.4 Hasil Penentuan Batas Deteksi, Sensitifitas, Presisi dan Akurasi

Penentuan Batas Deteksi, Sensitifitas, Presisi dan Akurasi digunakan

larutan standar yang memiliki konsentrasi 6,4 ppm. Pengukuran absorbansi

dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan sehingga diperoleh data absorbansi

sebagai berikut.

 Pengukuran absorbansi untuk larutan standar 6,4 ppm

No. Konsentrasi Konsentrasi Faktor Absorbansi Absorbansi


awal setelah pengenceran awal akhir
pengenceran
1. 16 ppm 6,4 ppm 20 kali 0.009 0,003
2. 16 ppm 6,4 ppm 20 kali 0.011 0,005
3. 16 ppm 6,4 ppm 20 kali 0.019 0,013

4.5 Pembahasan

Besi (Fe) merupakan salah satu unsur yang banyak tersebar di alam bebas.

Besi juga sering terkandung dalam air sumur. Pada umumnya, kadar besi (Fe)

dalam air sumur dapat ditentukan atau dianalisa menggunakan suatu teknik
analisis instrumen yaitu spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri UV-Vis

merupakan metode spektrofotometri yang didasarkan pada adanya serapan sinar

pada daerah ultraviolet (UV) dan sinar tampak (Visibel) dari suatu senyawa.

Teknik instrumen ini didasarkan pada hukum Lambert-Beer, dimana dalam

pengukuran absorbansi berlaku hal-hal seperti konsentrasi zat sampel, konsentrasi

zat standar yang ditambahkan ke larutan sampel, absorbansi zat sampel (tanpa

penambahan zat standar), dan absorbansi zat sampel dan zat standar.

Percobaan dalam analisa kadar besi ini, dilakukan dengan mengambil

sampel air sumur yang kemungkinan mengandung banyak unsur besi (Fe).

Sampel air sumur diambil disekitaran kampus, karena area tersebut kemungkinan

mengandung besi (Fe) sehingga perlu dianalisis berapa persen kandungan Fe yang

terdapat dalam air sumur tersebut. Pada saat pengambilan sampel, air sumur perlu

ditetesi dengan larutan asam nitrat pekat (HNO3) sebanyak satu tetes agar sampel

dapat bertahan lama dan tidak teroksidasi dengan bakteri. Sampel air sumur perlu

disimpan dalam botol gelap yang tertutup rapat, karena botol yang dibiarkan

terbuka terus menerus, maka sampel akan teroksidasi dengan udara. Hal ini

dikarenakan, sampel yang didapat harus benar terisolasi dengan udara.

Analisis besi dalam air sumur dilakukan dengan membuat larutan standar

Fe2+ dalam berbagai konsentrasi yaitu 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 ; 2,5 ; 3,0 ; 3,5 ; 4,0 ; dan

4,5 ppm. Pembuatan larutan standar dilakukan agar dapat ditentukan kurva

kalibrasinya sesuai dengan hukum Lambert-Beer. Karena dalam penentuan

absorbansinya perlu diperhatikan konsentrasi sampel maupun konsentrasi larutan

standarnya, sehingga akan dihasilkan garis yang linear.


Penentuan besi (Fe2+) dilakukan dengan menggunakan pengompleks orto-

phenantroline 0,1 %. Pengompleksan besi dengan menggunakan fenantrolin akan

menghasilkan pewarnaan merah jingga yang disebabkan oleh kation kompleks

[Fe(C18H8N2)2]3+ dalam larutan sedikit asam dengan memperhitungkan besar

absorbansinya. Larutan Na.asetat juga ditambahkan dalam penentuan kadar besi,

yang bertujuan membuat larutan berada pada pH optimal dalam pembentukan

kompleks besi fenantrolin. Natrium asetat dalam larutan menyebabkan larutan

tidak berubah pH-nya secara signifikan jika larutan tersebut ditambah larutan lain

yang bersifat asam atau basa. Sedangkan Hidroksilamin-HCl 5 % yang

ditambahkan bertujuan untuk menjaga ion besi tetap stabil berada pada keadaan

bilangan oksidasi 2+, sehingga kompleks yang terbentuk bersifat sangat stabil dan

dapat diukur absorbansi menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang

520 nm.

Sampel air sumur dipreparasi untuk mendapatkan Fe yang terlarut.

Preparasi yang dilakukan yaitu dengan memanaskan sampel uji dan ditambahkan

HNO3 pekat. Pada proses pemanasan tersebut, HNO3 pekat terus-menerus

ditambahkan yang bertujuan untuk mengikat Fe2+. Sampel yang telah dipreparasi

diambil untuk diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometri UV-

Vis, karena logam besi mempunyai panjang gelombang lebih dari 400 nm.

Sehingga dari analisis tersebut dapat dibuat kurva standarnya.

Kurva standar yang didapat berbentuk linear, hal tersebut sesuai dengan

hukum Lambert-Beer. Kurva yang berbentuk linear karena semakin tinggi

konsentrasi dari suatu sampel, maka absorbansinya juga akan semakin tinggi. Dari
analisis spektrofotometri didapatkan nilai konsentrasi Fe dalam sampel air sumur

yaitu 1,244186 ppm. Konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat

dideteksi atau batas deteksi yaitu 5,798497811. Dalam analisis Fe2+, ditentukan

presisi maupun akurasi dari sampel. Presisi merupakan derajat kesamaan antar

hasil yang terukur dari pengambilan sampel yang berulang, sedangkan akurasi

merupakan ketepatan metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan

nilai yang diterima. Presisi yang didapat yaitu 98,90 %, sedangkan akurasinya

yaitu 78,60 %. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa tingkat ketepatan dalam

analisis sampel tinggi.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan nilai konsentrasi Fe yang

didapatkan dalam sampel air sumur yaitu 1,244186 ppm dengan batas deteksi

sebesar 5,798497811. Dari hasil tersebut, nilai presisi yang didapat sebesar 98,90

%, sedangkan nilai akurasi yang didapatkan sebesar 78,60 %. Kurva standar yang

didapat berbentuk linear, yaitu semakin tinggi konsentrasi larutan standar, maka

semakin tinggi pula nilai absorbansinya.

5.2 Saran

Saran dari praktikum ini yaitu sebaiknya larutan standar yang akan

digunakan dibuat terlebih dahulu, dan bahan yang digunakan dalam penentuan

logam Fe sebaiknya diperbanyak. Selain itu alat-alat gelas dalam laboratorium

sebaiknya diperbanyak sehingga dapat lebih mempermudah dalam melakukan

praktikum tanpa harus kekurangan alat.


DAFTAR PUSTAKA

Behera Siladitya, Ghanty Subhajit, Ahmad Fahad, Santra Saayak & Banerjee.
2012. UV-Visible Spectrophotometric Method Development and
Validation Paracetamol Tablet Formulation. Journal Of Analytical &
Bioanaliytical techniques, 3(6).

Dianawati, Nov., Sugiarso, Djarot. (2015). Penentuan Kadar Besi selama Fase
Pematangan Padi Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis. Jurnal Sains
dan Seni ITS, 4(2).

Febrina, laila & Ayuna Astrid. 2014. Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan
Mangan (Mn) Dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik. Jurnal
Teknologi, 7(1).

Hapsoro, Radityo A., Sugiarso, Djarot. (2012). Perbandingan Kemampuan


Pereduksi Natrium Tiosianat (Na2S2O3) dan Kalium Oksalat (K2C2O4)
pada Analisa Kadar Total Besi secara Spektrofotometri Uv-Vis. Prosiding
Tugas Akhir Semester Genap 2011/2012.

Peng Bo, Chen Guorong, Li Kai, Zhou Min, & Zhao Ji S. Z. 2016. Dispersive
Liquid-Liquid Microextraction Coupled With Digital Image Colorimetric
Analysis For Detection Of Total Iron In Water And Food Samples. Journal
Of Food Chemistry.

Purwanto, A., Supriyanto C., Samin P. 2007. Validasi Pengujian Cr, Cu, dan Pb
dengan Metode Spektrofotometer Serapan Atom. Prosiding PPI Pustek
Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta.

Suriansyah, Agung., Gusrizal., Adhitiyawarman. 2012. Perbandingan Metoda


Kurva Kalibrasi dan Metoda Adisi Estándar pada Pengukuran Merkuri
dalam Air yang Memiliki Kandungan Senyawa Organik Tinggi
Menggunakan Spektrofometer Serapan Atom. FMIPA Universitas
Tanjungpura.

Yanlinastuti, dan Syamsul Fatimah. 2016. Pengaruh Konsentrasi Pelarut Untuk


Menentukan Kadar Zikronium Dalam Paduan U-Zr Dengan Menggunakan
Metode Spektrofotometer UV-Vis. ISSN : 1979-2409.

You might also like