You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM KINETIKA KIMIA

PERCOBAAN KIMIA DASAR


KINETIKA KIMIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui reaksi kimia memiliki kecepatan yang berbeda – beda. Ada
reaksi yang berlangsung nya secara cepat seperti mercon yang meledak, ada pula reaksi yang
berlangsungnya sangat lambat seperting pengkaratan besi.
Kinetika kimia menggambarkan “studi” secara kuantitatif tentang perubahan – perubahan
kadar waktu terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi ditentukan oleh kecepatan
terbentuknya zat hasil dan kecepatan pengurangan reaktan. Tetapan kecepatan atau laju (k)
adalah faktor pembanding yang menunjukan hubungan antara kecepatan reaksi dengan
konsentrasi reaktan.
Pada percobaan kinetika kimia ini kita akan mengamati orde reaksi dalam reaksi
Na2S2O3 + Asam hidroksida, orde reaksi dalam reaksi antara Mg + HCl, serta pengaruh suhu
terhadap laju reaksi. Informasi yang di dapat dari kinetika kimia digunakan untuk
meramalkan secara rinci mekanisme suatu reaksi yang ditempuh pereaksi untuk menentukan
hasil reaksi tertentu. Kinetika kimia juga memberikan informasi untuk mengendalikan laju
reaksi. Untuk itu kita akan melakuakn percobaan ini untuk mendapat informasi tertentu.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan diadakan praktikum ini :
1. Dapat mengukur perubahan konsentrasi preaksi menurut waktu.
2. Dapat mengamati pengaruh konsentrasi, suhu, dan katalis pada laju reaksi.
3. Dapat menentukan hukum laju reaksi dalam larutan berair.
1.3 Pertanyaan Prapraktek
1. Apa definisi ringkas dari a) hukum laju, b) tetapan laju, c) orde reaksi, d) energi aktifasi ?
Jawab :
a. Hukum laju : kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi berpangkatan
bilangan orde reaskinya. Persamaan yang memenuhi hukum laju adalah V = k [A]x [B]y [C]z
b. Tetapan laju : tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasil kali konsentrasi spesi yang
mempengaruhi laju reaksi.
c. Orde reaksi : bilangan pangkat eksponen yang menyatakan bertambahnya laju reaksi
akibat naiknya konsentrasi.
d. Energi aktifitas laju : energi minimal yang diperlukan agar suatu reaksi berlangsung.
2. Apakah satuan tetapan reaksi untuk a) reaksi orde nol, b) reaksi orde satu, c) reaksi orde dua
?
Jawab
a. Reaksi orde nol : MS-1 = mol liter-1 sekon-1 = mol l-1 S-1
b. Reaksi orde satu : S-1
c. Reaksi orde dua : M-1 S-1 = mol-1 l S-1
3. Belerang dioksida mereduksi HIO3 dalam larutan asam dengan reaksi
3SO2 (g) + 3H2O (l) + HIO3 (aq) → 3H2SO4 (aq) + HI (aq)
Pada akhir reaksi jika terdapat HIO3 berlebih zat ini dapat diambil dengan larutan kanji.
Senyawa HI dan HIO3 segera bereaksi membentuk I2 yang diserap oleh kanji dan
menimbulkan warna biru.
Dari percobaan diperoleh data :
[SO2] [HIO2] t
(M) (M) (detik)
14,6 x 10-4 3,60 x 10-3 25,8
7,31 x 10-3 3,60 x 10-3 52,8
14,6 x 10-4 7,21 x 10-3 12,6

Jawab:
- Orde reaksi terhadap [SO2]
=

,m=1

- Orde reaksi terhadap [HIO3]

- =

- ,n=1

Jadi orde reaksi keseluruhan : m + n = 1+1 = 2

BAB II
LANDASAN TEORI

Bidang kimia yang mengkaji kecepatan atau laju terjadinya reaksi kimia dinamakan
kinetika kimia ( chemical kinetics) kinetika merujuk pada laj reaksi (reaction rate) yaitu
perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu (M/s). Setiap reaksi dapat
dinyatakan dengan persamaan umum reaktan  produk. Persamaan reaksi memberitahukan
bahwa,selama berlangsung suatu reaksi, molekul reaktan bereaksi dengan cara memantau
menurunnya konsentrasi :
Misalkan A  B
Secaara umum, akan lebih mudah apabila kita menyatakan laju dalam perubahan
konsentrasi terhadap waktu, untuk reaksi diatas:

Laju = atau laju= (Chang.2005:30)

Menurut (Brady.2008:247) Kinetika kimia adalah nama yang diberikan untuk


mempelajari kecepatan reaksi kimia. Salah satu tujuannya adaah mempelajari factor – factor
yang menguasai beberapa cepatnya suatu perubahan terjadi,ini dibagi dalam empat golongan
besar:

1. Sifat pereaksi dan hasil reaksi.


Apabila semua factor sama, beberapa reaksi secara alamiah memang cepat dan lainnya
lambat, tergantung dari penampilan kimia molekul – molekul atau ion – ion yang terlibat.
2. Konsentrasi zat – zat yang bereaksi.
Untuk dua molekul yang saling, haruslah dapat bersentuhan dan kemungkinan hal ini terjadi
dalam suatu campuran yang homogeny akan lebih besar jika konsentrasi naik.
3. Pengaruh suhu.
Hampir semua reaksi kimia akan berjalan lebih cepat apa bila suhu dinaikkan.
4. Pengaruh penambahan zat luar yang disebut katalis.
Kecepatan reaksi akan dipengaruhu zat-zat yang disebut katalis yang tak mengalami
perubahan zat selama terjadinya reaksi
Hukum Laju. Untuk memperoleh laju reaksi, konsentrasi pereaksi atau produk reaksi
selama reaksi berlangsungperlu ditentukan. Salah satu cara menentukannya adalah dengan
mengukur cuplikan dari reactor pada berbagai waktu dan menganalisisnya.
a. Ketergantungan laju terhdap konsentrasi
Sebagai gambaran umum, tinjau model untuk reaksi hipotetik antara zat A dan B
menghasilkan C dan D. Menurut persamaan :
aA + bB  cC + dD
Hukum laju dapat ditulis dalam bentuk : Laju = k [A]m[B]n . Pangkat m dan n dapat berupa
bilangan bulat positif, negative, atau nol. Pangkat tersebu ditentukan oleh percobaan
b. Orde reaksi
Suatu reaksi dapat dikelompokkan berdasarkan ordanya. Orde reaksi suatu pereaksi sama
dengan pangkat konsentrasi pereaksi tersebut dalam hukum laju yang hanya dapat ditentukan
secara percobaan (Sunarya.2012.192-195).
Menurut (Oxtoby.2001:418) Hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi disebut
rumus laju atau hukum laju, dan tetapan kesebandingan k dinamakan tetapan laju tetapan laju
tidak bergantung pada konsentrasi teteapi pada suhu. Hukum laju untuk umumnya
Laju=k[A]n
Pangkat yang diberikan pada konsentrasi disebut orde reaksi untuk reaktan yang
bersangkutan.
 Orde nol
[A0]=1
Laju=k
Menurut (Chang.2005:36-38) Reaksi orde pertama ialah reaksi yang lajunya
bergantung pada konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan satu
A  Produk

Laju =
Laju = k [A]
Reaksi orde kedua ialah reaksi yang lajunya bergantung pada konsentrasi salah satu
reaktan dipangkatkan dua pada konsentrasi dua reaktan berbeda yang masing masing
dipangkatkan 1 .
Laju = k [A]2

Satuan: K=
Faktor – Faktor yang memepengaruhi laju reaksi:
a. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi, makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin besar
kemungkinan terjadinya tumbukan, dengan demikian makin besar pula kemungkinan
terjadinya reaksi.
b. Luas permukaan zat
Reaksi hanya berlangsung pada bidang batas campuran inilah yang disebut bidang sentuh.
Dengan memeperbesar luas bidang sentuh, reaksi akan berlangsung lebih cepat.
c. Suhu
Pada suhu tinggi, energy molekul – molekun bertambah sehingga laj molekul bertambah
dengan demikian laju molekul juga bertambah.
d. Katalis
Katalis Homogen : yaitu katalis yang satu fase dengan zat yang dikatalis
Katalis Heterogen: yaitu katalis yang tidak satu fase dengan zat – zat yang
bereaksi(Tamrin.2007:76-77)

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
 Erlenmeyer
 Stopwatch
 Ampelas baja
 Labu takar
 Tabung reaksi
 Gelas piala
 Bunsen
 Kaki tiga + kawat kasa
 Gelas ukur
 Termometer
 Pipet tetes
Bahan :
 Larutan Tiosulfat
 Air
 Asam Hidroklorida
 Pita Mg
 HCl 2M
 Asam Oksalat 0,1 M
 Asam Sulfat 6 M
 KMnO4
3.2 Prosedur Kerja

a. Orde reaksi dalam reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida


Tabel 10.1 komposisi campuran dalam penentukan orde reaksi untuk natrium tiosulfat.
Na2S2O3 (ml) [Na2S2O3] (M) H2O (ml) HCl (ml)
23 0,15 - 4
20 0,12 5 4
15 0,09 10 4
10 0,06 15 4
5 0,03 20 4

Tabel 10.2 komposisi campuran dalam penetuan orde reaksi untuk asam hidroklorida.
Na2S2O3 (ml) H2O (ml) HCl (ml) HCl (M)
25 - 5 3,0
25 2 3 1,8
25 4 1 0,6
Dicampur sampai larutan menjadi homgen

Hasil Pengamatan

b. Orde reaksi dalam reaksi antara magnesium dengan asam hidroklorida


Tabel komposisi campuran Mg dengan HCl
HCl (M) Volume HCl (ml)
0,8 100
0,8 100
1,0 100
1,2 100
1,4 100
1,6 100
1,8 100
2,0 100

c.
6 Tabung Reaksi

Pengaruh suhu terhadap laju reaksi

Hasil pengamatan
d. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
A. Orde reaksi dalam reaksi natriun tiosulfat dengan asam hidroklorida

Na2S2O3 Na2S2O3 H2O HCl t 1/t


(ml) (M) (ml) (ml) (detik) (det-1)
25 1 - 4 10 0,1
20 1 5 4 8 0,125
15 1 10 4 4 0,25
10 1 15 4 5 0,2
5 1 20 4 13 0,076
Pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi asam hidroklorida
Na2S2O3 H2O HCl HCl t 1/t
(ml) (ml) (ml) (M) (detik) (det-1)

12 - 3 1 6 0,16
12 2 1 0,1 7 0,142
12 4 2 0,6 13 0,076

B. Orde reaksi dalam reaksi magnesium dengan asam hidroklorida


Pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi asam hidroklorida
HCl HCl T 1/t Log Log
[HCl]2
(M) (ml) (detik) (detik)-1 [HCl] [1/t]
0,6 100 219 0,0046 0,36 -0,22 -2,34
0,8 100 75 0,01 0,64 -0,09 -2
1,0 100 49 0,02 1 0 -1,7
1,2 100 35 0,03 1,44 0,08 -1,5
1,4 100 25 0,04 1,96 0,15 -1,4
1,6 100 22 0,05 2,56 0,20 -1,3
1,8 100 17 0,06 3,24 0,26 -1,2
2,0 100 19,47 0,05 4 0,30 -1,3

4.2 Pembahasan
Pada Praktikum kali ini bertujuan agar praktikan dapat mengukur perubahan konsentrasi
pereaksi menurut waktu, agar praktikan dapat mengukur perubahan konsnetrasi, suhu, dan
katalis pada laju reaksi, agar praktikan dapat menentukan hukum laju reaksi dalam larutan
air. Percobaan yang kami lakukan ada 2 yaitu: menentukan orde reaksi natrium tiosulfat
dengan azam hidroklorida dan orde reaksi dalam reaksi magnesium dengan asam
hidroklorida.
Menurut ( Anonim : 2013) Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju
(kecepatan) dan mekanisme reaksi. Berdasarkan penelitianyang mula – mula dilakukan oleh
Wilhelmy terhadap kecepatan inversi sukrosa, ternyata kecepatan reaksi berbanding lurus
dengan konsentrasi / tekanan zat – zat yang bereaksi. Laju reaksi dinyatakan sebagai
perubahan konsentrasi atau tekanan dari produk atau reaktan terhadap waktu.

1. Orde reaksi dalam reaksi natrium tiosulfat dengan asam Hidroklorida


Pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi Na-Tiosulfat
Percobaan ini dilakukan untuk mengamati pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi suatu
larutan. Tetapi percobaan ini gagal, dikarenakan kesalahan dalam pemberian konsentrasi Na-
Tiosulfat. Seharusnya yang digunakan adalah Na-Tiosulfat dalam berbagai konsentrasi, tetapi
praktikan melalukan dengan konsentrasi yang sama yaitu 1 M, sehingga tidak dapat
menentukan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dan tidak dapat membuat grafiknya.
Jadi untuk pembahasan percobaan pengamatan konsentrasi ini kami mengambilnya dari
literature laporan M.Adhitya N Kimia Reg 2013.
Na-Tiosulfat dengan volume berbeda dan konsentrasi yang berbeda di campurkan dengan
H2O yang volumenya berbeda juga, lalu setelah larutan menjadi homogen ditambahakan HCl
sebanyak 4 ml pada setiap larutan. Data yang kami dapatkan pada laporan kakak tingkat
adalah ketika volume Na-tiosulfat 25 ml, konsentrasinya 0,15 M, tidak ditambahkan air dan
volume HCl nya 4 ml, waktu yang dibutuhkan sampai adanya endapan adalah 24’.
Selanjutnya tabung kedua volume Na-tiosulfat 20 ml, konsentrasinya 0,12 M, H20 Sebanyak
5 ml dan volume HCl nya 4 ml, waktu yang dibutuhkan sampai adanya endapan adalah
30’.Pada tabung ketiga volume Na-tiosulfat 15 ml, konsentrasinya 0,09 M, H20 Sebanyak 10
ml dan volume HCl nya 4 ml, waktu yang dibutuhkan sampai adanya endapan adalah 82’.
Tabung keempat volume Na-tiosulfat 10 ml, konsentrasinya 0,06 M, H20 Sebanyak 15 ml dan
volume HCl nya 4 ml, waktu yang dibutuhkan sampai adanya endapan adalah 343’. Yang
terakhir pada tabung kelima volume Na-tiosulfat 5 ml, konsentrasinya 0,03 M, H20 Sebanyak
20 ml dan volume HCl nya 4 ml, waktu yang dibutuhkan sampai adanya endapan adalah
900’.
Dapat dilihat dari waktu yang dibutuhkan sampai terjadinya endapan membuktikaan
bahwa konsentrasi natrium tiosulfat mempengaruhi reaksi. Menurut teori (Tamrin.2007:76)
mengatakan “Makin besar konsentrasi, makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin
besar kemungkinan terjadinya tumbukan, dengan demikian makin besar pula kemungkinan
terjadinya reaksi”. Yang terjadi pada percobaan sudah seperti teori, semakin besar
konsentrasi semakin cepat larutan tersebut bereaksi.
Pengamatan terhadap kosentrasi asam hidroklorida
Langkah kerja yang dilakukan pada percobaan ini sama seperti pecobaan sebelumnya,
tetepi volume Na-tiosulfat di buat sama yaitu 12 ml, dan di buat konsentrasi yang berbeda
yaitu 0.1 M, 0.6 M, dan 1 M. Ketika dilakukan percobaan didapatkan hasil, waktu yang
dibutuhkan sampai adanya endapan adalah sebagai berikut: pada konsentrasi 0.1 M waktu
yang diperlukan 7’, pada konsentrasi 0.6 M waktu yang dibutuhkan 13’, dan pada konsentrasi
1 M waktu yang dibutuhkan 6’. Dari data tersebut disimpulkan bahwa pada percobaan hasil
yang dididapatkan tidak sesai teori yang mana seharusnya saat konsentrasi besar maka laju
reaksi semakin cepat. Kesalahan tersebut dapat disebabkan oleh kurang ketelitian praktikan
melihat perubahan yang terjadi pada reaksi, atau pun kesalahan pada saat melihat waktu.
2. Orde reaksi dalam reaksi magnesium dengan asam hidroklorida
Pada Percobaan ini membutuhkan larutan HCl dengan berbagai konsentrasi. Untuk
membuat HCl dalam berbagai konsentrasi ini dilakukan pengenceran. Setelah pengenceran
selesai tahap selanjutnya adalah memasukan pita Mg yang telah dipotong kedalam
Erlenmeyer dan kemudian menambahakan HCl sesuai konsentrasi seperti yang tertera pada
table 10.3 di prosedur kerja.
Pita Mg akan bereaksi dengan HCl perssamaanya:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Pita Mg dan larutan HCl yang dicampur tadi mengalami reaksi kimia yaitu mengeluarkan
gelembung – gelembung gas dan udara, dan pita Mg akan semakin menghilang. Hal ini
membuktikan bahwa Mg + HCl bereaksi.
Dilihat dari hasil yang didapatkan pada percobaan adalah semakin besar konsentrasi yang
digunakan maka semakin cepat pula terdapatnya gelembung gas (terjadinya reaksi). Semakin
tinggi konsentrasi berarti molekul-molekul konsentrat semakin banyak dan rapat yang
menyebabkan meningkatnya kemungkinan hantaman molekul-molekul untuk terjadinya
reaksi. Pada data terlihat jelas ketika HCL 0.6 M waktu yang dibutuhkan 219’, sedangkan
ketika HCl 2.0 M waktu yang dibutuhkan adalah 19,47’.

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan:
 Laju reaksi bergantung pada konsentarsi pereaksi yang digunakan. Semakin besar
konsentrasi yang digunakan maka semakin besar laju reaksi dan semakin kecil konsentrasi
semakin kecil pula laju reaksi.
 Pengaruh suhu konsentrasi, dan katalis terhadap laju reaksi, semakin besar suhu dalam
reaksi, maka laju reaksi akan semakin cepat. Demikian halnya dengan konsentrasi, semakin
besar konsentrasi maka laju reaksi akan semakin cepat dan semakin banyak katalis yang
dimasukkan kedalam suatu reaksi, maka konstanta akan semakin besar, sehingga laju reaksi
semakin cepat.
 Hukum laju dalam larutan berair yaitu dengan menentukan orde reaksi masing – masing
reaktan. Hukum laju dinyatakan dalam bentuk:
V = k[A]m[B]n[C]o

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013. https://chemicalholiccybre.wordpress.com/chemistry/kimia-fisik/kinetika-kimia/. 20
Juni 2015
Brady, James E. 2008. Kimia Universitas. Jakarta: Binarupa Aksara

Chang, Raymod. 2005. Kimia Dasar Jd.2. Jakarta: Erlangga


Oxtoby, David W. 2001. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga

Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya

Tamrin dan Abdul Jaman. 2007. Rahasia Penerapan Rumus KimiaSitubondo: Gita Media Press

You might also like