You are on page 1of 23

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM DAN MSDS
(MATERIAL SAFETY DATA SHEET)

NAMA : SAFIRA MULIANI


NIM : H031 17 1002
KELOMPOK : X (SEPULUH)
HARI/ TANGGAL PERCOBAAN : RABU/ 20 SEPTEMBER 2017
ASISTEN : RIZDA ARIFIN

LABORATORIUM KIMIA DASAR


UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
LEMBAR PENGESAHAN

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM


DAN MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET)

Disusun dan diajukan oleh:

SAFIRA MULIANI
H031 17 1002

Diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 20 September 2017


Asisten

RIZDA ARIFIN
H311 14 505
I. PENGENALAN SIMBOL-SIMBOL BERBAHAYA DALAM
LABORATORIUM

A. Natrium Asetat (CH3COONa)

1. Karakteristik

Sifat Fisika

Rumus molekul : CH3COONa

Bentuk : Padat

Warna : Tidak berwarna

Bau : Tidak berbau

Massa molar : 136,08 g/mol

Titik didih : Tidak tersedia

Titik lebur : 58 °C

Kelarutan dalam air (20 °C) : Terlarut

2. Identifikasi Bahaya

a. Mata : Menyebabkan iritasi bahkan dapat menyebabkan kebutaan.

b. Kulit : Menyebabkan iritasi.

c. Tertelan : Menyebabkan mual dan muntah.

d. Terhirup : Menyebabkan bronkitis dan penyakit kronis atau bisa

menyebabkan kematian.
3. Penanggulangan Bahaya

a. Mata : Bilas dengan air mengalir selama kurang lebih 15 menit

dengan kelopak mata terbuka lebar.

b. Kulit : Cucilah dengan air kran sebanyak-banyaknya dan segera

lepaskan pakaian yang terkontaminasi.

Tertelan : Bila sadar, beri minum 1–2 gelas untuk pengenceran dan

konsultasikan kepada dokter jika merasa tidak sehat.

c. Terhirup : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara,

berikan pernapasan buatan atau oksigen dan segera bawa

ke dokter.

B. Natrium Hidroksida (NaOH)

1. Karakteristik

Sifat Fisika

Rumus molekul : NaOH

Massa molar : 39,99711 g/mol

Penampilan : Putih solid, hidroskopis

Kepadatan : 2,13 g/cm3

Titik lebur : 318 °C, 591 K, 604 °F

Titik didih : 1388 °C, 1661 K, 2530 °F

Kelarutan dalam air : 1110 g/L (20 °C)


Kelarutan dalam etanol : 139 g/L

Kelarutan dalam metanol : 238 g/L

Kelarutan dalam gliserol : Larut

Keasaman (pKa) : ~13

Sifat Kimia

a. NaOH berwarna putih atau praktis putih, berbentuk butiran, serpihan,

batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, dan menunjukkan pecahan

hablur atau kristal. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbon

dioksida dan lembab. Mudah larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut

dalam eter.

b. NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni

merupakan padatan berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi

membentuk ion natrium dan ion hidroksida.

2. Identifikasi Bahaya

a. Mata : Menyebabkan iritasi serta kebutaan.

b. Kulit : Luka bakar atau borok yang dalam.

c. Pernapasan : Peradangan pada saluran pernapasan dan paru-paru.

d. Pencernaan : Menyebabkan sakit yang serius.

3. Penanggulangan Bahaya

a. Mata

Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan air selama minimal 15

menit. Lalu mendapatkan bantuan medis dengan segera.


b. Kulit

Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan air sekurang-kurangnya

selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Cuci pakaian

sebelum digunakan kembali.

c. Pernapasan

Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan

pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera dapatkan

bantuan medis.

d. Pencernaan

Jika tertelan jangan dimuntahkan, dapatkan bantuan medis dengan segera.

Jika korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk air. Jangan pernah

memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.

C. Asam Klorida (HCl)

1. Karakteristik

Sifat Fisika

Rumus molekul : HCl

Bentuk : Cair

Bau : Menyengat
Warna : Bening sampai agak kekuningan

Massa jenis : 2.13 gr/cm3

Titik didih : 85 oC

Titik lebur : -20 oC

Tekanan uap (20oC : 20 mbar

Kelarutan dalam Air (20 oC) : terlarut 82,3 g/ 100 m

pH (20 oC) :1

2. Identifikasi Bahaya

a. Mata : Menyebabkan gatal-gatal.

b. Kulit : Menimbulkan iritasi.

c. Pernapasan : Sesak napas.

d. Perncernaan : Menyebabkan sakit yang serius.

3. Penanganan Bahaya

a. Mata : Bilas dengan air mengalir selama kurang lebih 15 menit.

b. Kulit : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan

pakaian yang terkontaminasi.

c. Pernapasan : Jika terhirup segera pindahkan korban ke tempat yang

cukup udara, berikan pernapasan buatan atau oksigen dan

segera bawa korban ke dokter.

d. Pencernaan : Bila sadar, beri minum 1–2 gelas untuk pengenceran dan

hindari pemanis yang buatan. Jangan memberi sesuatu

atau memasukkan sesuatu pada mulut korban yang tidak

sadar karena dapat memperparah keadaan.


D. Etanol (C2H5OH)

1. Karakteristik

Sifat Fisika dan Kimia

Bentuk fisik : Cair

Bau : Khas alkohol

Warna : Tak berwarna

Titik didih : > 76 0C (168,8 0F)

Titik beku : -113,84 0C (-172,9 0F)

Masa jenis : 0,789 – 0,806 gr/cm3

Densitas : 1,59 – 1,62

Tingkat penguapan : 1,7

Lof Kw : < 1 (-0,32)

Solubilitas/ kelarutan : Larut dalam air dingin

2. Identifikasi Bahaya

a. Mata : Menyebabkan gatal-gatal.

b. Kulit : Iritasi pada kulit.

c. Pernapasan : Kesulitan bernapas atau sesak napas.

d. Pencernaan : Keracunan atau muntah-muntah.


3. Penanganan Bahaya

a. Mata

Bilas segera dengan air bersih minimal selama 15 menit dan cari

pertolongan medis jika terjadi iritasi.

b. Kulit

Bilas segera dengan air yang banyak, pisahkan pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi, cuci pakaian sebelum digunakan kembali, bersihkan

sepatu sebelum digunakan kembali, jika iritasi berlanjut segera cari

pertolongan medis.

c. Pernapasan

Pindahkan ke tempat yang berudara segar dan segera cari pertolongan

medis.

d. Pencernaan

Jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut korban yang pingsan karena

dapat merusak atau memperparah saluran pencernaannya, jika bahan ini

tertelan dalam jumlah banyak segera cari pertolongan medis.

E. Natrium Klorida (NaCl)


1. Karakteristik
Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan fisik dan penampilan : Solid (bubuk, Kristal dan padat)

Bau : Sedikit menyengat

Rasa : Asin

Berat molekul : 58,44 g/mol

Warna : Putih

pH : Netral 7

Titik didih : 1413 °C (2575,4 °F)

Melting point : 801 °C (1473,8 °F)

Spesifik gravity : 2.165 (Air = 1)

Properti dispersi : Lihat kelarutan dalam air.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin danair panas.

Larut dalam gliserol dan amonia. Sangat

susah larut dalam alkohol dan tidak larut

dalam asam klorida.

2. Identifikasi Bahaya

a. Mata : Menyebabkan iritasi.

b. Kulit : Gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar.

c. Pernapasan : Menyebabkan sesak napas.

d. Pencernaan : Dapat menyebabkan kematian.

3. Penanganan Bahaya

a. Mata

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus yang terjadi
kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya selama

15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan

segera.

b. Kulit

Dalam kasus yang terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air

sedikitnya selama 15 menit dengan melepaskan pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi. Tutupi kulit yang teriritasi dengan kain yang bersih. Air

dingin mungkin dapat digunakan. Cuci pakaian dan sepatu sebelum

digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera. Cuci

dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit yang terkontaminasi dengan

krim anti-bakteri dan segera mencari bantuan medis.

c. Pernapasan

Jika terhirup, pindahkan korban ke tempat yang udaranya segar. Jika tidak

bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.

Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian

yang ketat seperti kerah, dasi dan ikat pinggang. Jika keadaan korban

semakin parah maka segera bantuan medis.

d. Pencernaan

Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian

oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut

kepada korban yang sadar. Karena hal ini dapat merusak saluran

pencernaan bahkan memperparah keadaan korban yang bersangkutan.

Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, dan ikat pinggang.

Segera cari bantuan medis.


F. Ozon

1. Karakteristik

Sifat Fisika

Warna : Tidak berwarna atau sedikit kebiruan (dalam bentuk cair).

Kegunaan : Sebagai bahan disinfektan udara dan air, bahan pemutih

tekstil, dan inhibitor jamur dan bakteri.

Oksidator : Oksidator kuat

Titik lebur : -192,7 °C

Titik didih : -111,9 °C

Tekanan uap : 54 atm (-12 °C)

2. Identifikasi Bahaya

a. Mata : Merusak selaput atau mocuos membran.

b. Kulit : Menyebabkan kanker kulit.

c. Pernapasan : Dapat merusak paru-paru dan menyebabkan kematian,

Menambah suatu kerawanan terhadap infeksi, serta

menimbulkan gangguan saraf.

d. Pencernaan : Menyebabkan sakit pada tenggorokan, rasa nyeri pada

perut dan mual-mual. Dapat juga menyebabkan kematian

jika tidak ditangani dengan cepat.


3. Penanganan Bahaya

Cuci segera dengan air hangat selama 15 menit untuk mata dan untuk kulit

lakukan hal yang sama dan cuci dengan air sabun. Jika terhirup segera

pindahkan korban ke tempat yang udaranya segar. Penolong harus memakai

alat pelindung diri. Bila korban tidak bernapas, beri bantuan pernapasan

buatan, bila masih bernapas, beri bantuan dengan oksigen.

G. Fosfor Kuning (P4)

1. Karakteristik

Sifat Fisika

Rumus molekul : P4

Bentuk/ fase : Padat (kristal)

Warna : Putih sampai kuning muda

Massa jenis : 1,823 g/mL

Titik lebur : 44,2 °C

Tingkatan oksidasi : 3, 5 dan 4

2. Identifikasi Bahaya

a. Mata : Mengakibatkan iritasi pada mata jika terkena dan bahkan

menyebabkan kematian jika tidak ditangani secepatnya.


b. Kulit : Menyebabkan kulit berwarna kuning yang menandakan

adanya kerusakan pada liver.

c. Pencernaan : Kerusakan pada ginjal, liver, dan keracunan.

d. Pernapasan : Kerusakan pada paru-paru bahkan kematian.

3. Penanganan Bahaya

a. Mata : Cuci mata dengan air bersih.

b. Kulit : Bilas dengan air bersih secara berkali-kali.

c. Pernapasan : Meminta bantuan medis.

d. Pencernaan : Jika tertelan dapat mengakibatkan kerusakan permanen.

H. Iso-Oktana (C8H18)

1. Karakteristik

Sifat Fisika

Rumus molekul : C8H18

Bentuk : Kristal atau lempengan

Warna : Tidak berwarna

Bau : Berbau bensin

Titik leleh : -107 °C

Titik didih : 99 °C

Potensial standar : -2,87 V


2. Identifikasi Bahaya

Menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Dalam pernapasan menyebabkan

iritasi hidung, tenggorakan dan dapat merusak paru-paru dan jika tertelan

maka kita akan mual dan muntah.

3. Penanggulangan Bahaya

Untuk mata dan kulit segeralah cuci dengan air bersih dan alirkan selama

20 menit. Untuk pernapasan segera pindahkan korban ke tempat yang

udaranya segar, dan bila tidak dapat bernafas, beri pernafasan buatan. Untuk

pencernaan bila sadar, beri minum, dan bila muntah beri minum lagi.

I. Asam Nitrat (HNO3)

1. Karakteristik

Sifat Fisika

Rumus molekul : HNO3

Massa molar : 63,012 g/mol

Penampilan : Cairan bening tidak berwarna

Densitas : 1,51 g/cm³ (20 °C)

Titik lebur : −42 °C (231 K)

Titik didih : 83 °C (356 K), 120.5 °C (larutan 68%)

Kelarutan dalam air : Tercampur


Viskositas : 1,092 mPa.s (0 °C); 0,746 mPa.s (25 °C);

0,617 mPa.s (40 °C)

Momen dipol : 2,17 ± 0,02 D

2. Identifikasi Bahaya

Dapat menyebabkan kebutaan pada mata dan dermatitis pada kulit. Luka

bakar parah pada saluran pernapasan dan luka bakar parah pada saluran

pencernaan.

3. Penanggulangan Bahaya

Basuh mata dengan air selama paling sedikit 10-15 menit, buka tutup kelopak

mata beberapa kali atau mencari pertolongan medis agar dapat ditindak

lanjuti. Lakukan hal yang sama pada kulit yaitu segera basuh kulit dengan air

paling sedikit 15 menit, kemudian bersihkan pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi. Jika terhirup segera cari udara segar. Jika tidak bisa bernapas,

berikan pernapasan buatan dan jika masih sulit bernapas, berikan oksigen.

Apabila tertelan berikan beberapa gelas susu atau air. Jangan memasukkan

apapun kedalam mulut orang yang tidak sadar.

J. Calsium (Ca)

1. Karakteristik
Sifat Fisika

Nomor atom : 20

Massa atom : 40,08 g/mol

Elektronegativitas : 1,0

Densitas : 1,6 g/cm3 (20 °C)

Titik lebur : 840 °C

Titik didih : 1484 °C

Isotop : 10

Energi ionisasi pertama : 589,6 kj/mol

Energi ionisasi kedua : 1145 kj/mol

Potensial standar : -2,87 V

2. Identifikasi Bahaya

Apabila dihirup makan akan menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan

dan menyebabkan luka bakar pada mata dan kulit.

3. Penanggulangan Bahaya

Apabila terkena pada mata dan kulit cukup bilas dengan air bersih dan

mengalir, lakukan berulang kali hingga benar-benar bersih. Apabila tertelan

atau terhirup disarankan mencari pertolongan medis secepatnya.


II. PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Gelas Piala Sebagai tempat untuk menyimpan

dan meletakkan larutan. Gelas

Piala memiliki takaran namun

jarang bahkan tidak diperbolehkan

untuk mengukur volume suatu zat

cair.

2. Erlemeyer Sebagai wadah unuk mereaksikan

suatu zat kimia dalam skala yang

cukup besar dan sebagai wadah

dalam proses titrasi.

3. Labu Ukur Untuk membuat, menyimpan dan

mengencerkan larutan dengan

ketelitian yang tinggi.

4. Petridish Sebuah wadah untuk membiakkan

sel atau mikroba.

5. Gelas Ukur Untuk mengukur volume larutan.


6. Kaca Arloji Sebagai wadah untuk menimbang

bahan-bahan kimia yang

berbentuk padat, serbuk dan

kristal.

7. Tabung Sebagai wadah untuk satu atau

Reaksi dua jenis zat.

8. Cawan Digunakan sebagai wadah untuk

Penguap mengeringkan suatu zat.

9. Mortal Menghaluskan zat yang berbentuk

padat atau kristal.

10. Krush Sebagai wadah untuk menentukan

kadar abu.

11. Pipet Tetes Untuk meneteskan larutan atau

mengambil larutan dengan jumlah

kecil dari suatu tempat ke tempat

lain.

12. Pipet Untuk menentukan volume suatu

Volum larutan.

13. Pipet Untuk mengukur volume larutan.

Gondok
14. Batang Untuk mengocok atau mengaduk

Pengaduk suatu larutan.

15. Spatula Untuk mengambil bahan-bahan

kimia yang berbentuk padat atau

bubuk.

16. Corong Untuk memisahkan larutan yang

Pisah massa jenisnya berbeda.

17. Desikator Untuk menyimpan bahan-bahan

yang harus bebas air dan

mengeringkan zat-zat dalam

laboratorium.

18. Buret Digunakan untuk titrasi, tapi pada

keadaan tertentu dapat pula

digunakan untuk mengukur

volume suatu larutan.

19. Corong Corong digunakan untuk

memasukan larutan kedalam

wadah yang memiliki mulut kecil.

20. Rak Sebagai tempat tabung reaksi.

Tabung

Reaksi
21. Penjepit Untuk menjepit tabung reaksi.

Tabung

Reaksi

22. Statif dan Sebagai penjepit soxhlet pada

Klem proses ekstraksi dan sebagai

penjepit buret dalam proses titrasi

dan sekaligus untuk menjepit

kondensor pada proses destilasi.

23. Sikat Untuk menyikat tabung reaksi.

Tabung

Reaksi

24. Segitiga Untuk menahan wadah, misalnya

krush pada saat pemanasan atau

corong pada waktu penyaringan.

25. Bola Hisap Untuk menghisap larutan dari

botol larutan.

26. Lampu Untuk membakar zat atau

Spritus memanaskan larutan.

27. Bunsen Untuk memanaskan larutan dan

sterilisasi dalam proses biokimia.


28. Kaki Tiga Sebagai penyangga pembakar

spirtus.

29. Botol Untuk menyimpan aquades dan

Semprot digunakan untuk mencuci ataupun

membilas bahan-bahan yang tidak

larut dalam air.

30. Kawat Kasa Sebagai alas atau penahan labu

atau beaker pada waktu

pemanasan dengan menggunakan

pemanas spiritus atau bunsen.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, dan Rukaeshi. 2008. Kimia Lingkungan. Erlangga: Jakarta.

Barsasella, dan Diana. 2007. Buku Wajib Kimia Dasar. TIM: Jakarta.

Khadminal. 2012. Teknik Laboratorium Kimia. Erlangga: Jakarta.

Mallapiang, F., dan Nurfadillah, 2013, Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan


Kerja Pada Tenaga Kerja Wanita di PT . Maruki Internasional
Indonesia, Jurnal Kesehatan, VI (1): 1-10.
Rahayuningsih, W., P., dan Hariyono, W., 2011, Penerapan Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MK3) di Instalasi Gawat Darurat
RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Jurnal Kesmas UAD, 5 (1):
1-67.
Roberto, dan Andas. 2013. Keselamatan Kerja di Laboratorium. Erlangga:
Jakarta.

Suma’mur. 1994. Kesehatan Kerja. Widya Medika: Jakarta.

Ukhisia, G., B., Astuti, R., Hidayat, A., 2013, Analisis Pengaruh Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Dengan Metode
Partial Least Squares, Jurnal Teknologi Pertanian, 14 (2): 95-104.
Wijaya, 2013. Sifat Logam Kalsium. https://www.amazine.co/27094/kalsium-ca-
fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya.html Diakses pada tanggal
28 September 2017 pukul 07.15 WITA.

You might also like