You are on page 1of 46

Adenovirus dapat bereplikasi dan menimbulkan penyakit inf

pada saluran pernapasan, pencernaan, dan kemih serta

pa

pada mata. Banyak infeksi adenovirus bersifat subklinis, de

dan virus dapat menetap dalam pejamu selama berbulan-

bulan. Sekitar sepertiga dari 49 serotipe manusia yang pe

dikenal menyebabkan sebagian besar kasus penyakit

adenovirus pada manusia. Beberapa jenis berperan sebagai

st

model penginduksi kanker pada hewan. Adenovirus 3

merupakan sistem yang sangat penting untuk mempelajari ke

proses molekular dan biokimia sel eukariotik.

Struktur & Komposisi

Adenovirus berdiameter 70-90 nm dan memperlihat k


simetri ikosahedral, dengan kapsid yang terdiri dari 252

kapsomer. Adenovirus tidak mempunyai selubung

mengandung 13% DNA dan 80% protein.

Diperkirakan berat molekul partikel adalah 150-180 x

Adenovirus adalah virus yang unik di antara virus-

virus karena memiliki struktur yang disebut

serat" yang keluar dari masing-masing 12 verteks atau

dasar penton (Gambar 32-1 dan 32-2). Kapsid lain terdiri

dari 240 kapsomer hekson. Hekson, penton, dan serat

merupakan antigen adenovirus utama yang penting pada

klasifikasi virus dan diagnosis penyakit

DNA adenovirus (26-45 kbp) linear dan beruntai

ganda. Seluruh sekuens DNA genom pada banyak jenis


adenovirus sudah diketahui. Genom virus untuk jenis 2

mengandung 36.000 pasang basa. Kandungan guanin plus

sitosin pada DNA paling rendah (48-49%) pada

adenovirus grup A (tipe 12, 18, dan 31), yaitu jenis yang

bersifat onkogenik paling kuat, dan pada tipe lain dapat

berkisar sampai 61%. Kandungan ini merupakan salah

satu kriteria yang digunakan dalam mengelompokkan isolat

manusia. DNA virus mengandung protein yang disandi

virus yang secara kovalen berikatan dengan setiap ujung

genom linear. DNA dapat diisolasi dalam bentuk

5'

infeksius

dan infektivitas relatif DNA d

apat paling sedikit 100 kal ka protein dihilangkan

dengan proteolisis. DNA dipadatkan dalam inti virion.


protein disandi virus, polipeptida VII (Gamba

32.2B)

penting dalam pembentukkan struktur in

Diperkirakan terdapat 11 protein vir

i posisi

strukturalnya dalam virion diperlihatkan pada Gamb

32-2B. Kapsomer hekson dan ton merupakan

komponen utama pada permukaan partikel virus. Terd

epitop spesifik jenis dan grup pada n maupun

polipeptida serat. Semua adenovirus manusia menunjukkan

antigenisitas hekson yang lazim ini. Penton terdapat pada

12 verteks kapsid an mempunyai serat yang menonjol

keluar darinya. Dasar penton membawa aktivitas seperti

toksin yang menyebabkan timbulnya efek sitopatik yang


cepat dan pelepasan sel dari permukaan tempat

tumbuhnya. Antigen reaktif grup lain diwakili oleh dasar

penton. Serat mengandung antigen spesifik jenis yang

penting dalam penentuan serotipe. Serat dihubungkan

dengan aktivitas hemaglutinasi. Karena hemaglutinin

spesifik

HI sering digunakan untuk menentukan

isolat. Namun, sangat mungkin menemukan

isolat

rekombinasi dan memberikan reaksi diskordan pada

Nt dan HI.

Tabel 32-1. Sifat penting adanovirus

Tabel 32-1. Sifat penting adenovirus

Virion: Ikosahedral, berdiameter 70-90 nm, 252 kapsomer,

serat mencuat dari masing-masing verteks


Komposisi: DNA (13%), protein (87%)

Genom: DNA untai ganda, linear, 26-45 kbp, terikat protein

sampai terminal, infeksius

Protein: Antigen penting (hekson, dasar penton, serat)

dihubungkan dengan protein kapsid luar utama

selubung: Tidak ada

Replikasi: Nukleus

Ciri khas yang menonjol: Model yanng baik untuk

mempelajari proses molekular sel eukariotik

got

yang s

atau ti
sama

meml

Penya

Repl

ari

Klasifikasi

Adenovirus ditemukan

dari berbagai spesies dan

ikelompokka

menjadi dua genus: satu genus yang

burung dan yang lain

menginfeksi (Mastade

Sedikitnya 49

jenis enik berbeda telah diisolasi dari manusia dan

jenis lain dari berbagai hewan.

Adenovirus manusia dibagi menjadi enam kelompok

(A.F) berdasarkan sifat fisis, kimia, dan biologinya (mabel


32-2). Adenovirus kelompok tertentu mempunyai serat

dengan panjang tertentu, mempunyai homologi DNA

yang tinggi 85%, dibandingkan dengan <20% dengan

anggota kelompok lain), dan memperlihatkan kapasitas

yang sama untuk menimbulkan aglutinasi eritrosit monyet

atau tikus. Anggota kelompok adenovirus tertentu sama-

sama memiliki kandungan guanin plus sitosin DNA-nya

dan menyebabkan tumor pada hewan pengerat baru lahir.

penting, virus dalam suatu kelompok cenderung

mempunyai penyebaran epidemiologi dan hubungan

penyakit yang serupa.

Replikasi Adenovirus

berasal

novirus bereplikasi baik hanya pada sel yang epitel. Siklus replikasi secara tegas dibagi menjadi

dini dan lanjut. Pengaturan ekspresi tahapan yang


berurutan secara cermat diringkas dalam Gambar

32.3

Perbedaan antara tahap dini dan lanjut tidak harus pada

sel yang terinfeksi gen awal terus diekspresikan siklus; beberapa gen mulai diekspresikan pada waktu

intermediet" dan tingkat rendah transkripsi gen lambat

dapat terjadi setelah infeksi

A. PELEKATAN, PENETRASI, DAN PELEPASAN VIRUS

Virus menempel pada sel melalui struktur serat, Reseptor

sel pejamu untuk beberapa serotipe adalah CAR (reseptor

adenovirus cox sackie), anggota super famili gen

Interaksi basa penton dengan integrin

selular setelah proses pelekatan mempermudah langkah

internalisasi. Adsorpsi dan internalisasi

langkah terpisah pada proses infeksi adenovirus yang


memerlukan interaksi protein serat dan penton dengan

protein target selular yang berbeda. Virus yang diadsorpsi

diinternalisasikan ke dalam endosom: kebanyakan

partikel (N90%) bergerak cepat dari endosom ke dalam

sitosol (waktu p

5 menit) melalui proses yang

dicetuskan oleh pH endosom yang asam. Mikrotubulus

mungkin terlibat dalam transpor partikel virus melewati

sitoplasma ke nukleus. Pelepasan selubung dimulai dalam

sitoplasma dan diselesaikan di nukleus, bersamaan dengan

pelepasan DNA mungkin terjadi pada membran nuklear

Pelepasan selubung merupakan proses berurutan dan

teratur yang secara sistematis memecahkan interaksi

stabilisasi yang telah terjadi selama maturasi partikel


virus.

B. TAHAP DINI

Langkah yang terjadi sebelum dimulainya sintesis DNA

virus disebut tahap dini. Tujuan tahap dini adalah

menginduksi sel pejamu untuk memasuki fase S pada

siklus sel untuk menciptakan keadaan yang kondusif bagi

replikasi virus, untuk mengekspresikan fungsi virus yang

melindungi sel yang terinfeksi dari mekanisme pertahanan

pejamu, dan menyintesis produk gen virus yang

diperlukan untuk replikasi DNA.

Transkrip dini (E) erasal dari tujuh bagian genom

virus yang jauh terpisah dan dari kedua untai DNA virus.
Lebih dari 20 protein dini, banyak merupakan protein

nonstruktural dan berperan dalam replikasi DNA virus,

disintesis di dalam sel yang terinfeksi adenovirus. Gen

dini EIA sangat penting: gen ini harus diekspresikan a

bagian awal yang lain ditranskripsikan. Modulasi siklus

sel diselesaikan dengan produk gen E1A. Daerah dini

EIB menyandikan protein yang menghambat kematian

sel (apoptosis) yang terjadi akibat fungsi EIA; ini

diperlukan untuk mencegah kematian sel prematur yang

akan memberikan pengaruh yang sebaliknya terhadap

virus yang dihasilkan. Daerah EIA dan E1B hanya

mengandung gen yang terlibat

pada

sel produk gen tersebut mengikat

protein selular (misal


pRb, 53) yang mengatur

progresi siklus sel. Protein dini diwakili oleh

pengikat DNA 75-kDa yang diperlihatkan dalam Gambar

32-3

C. REPLIKASI

DNA VIRus DAN TAHAP LANJUT

Replikasi DNA virus berlangsung dalam nukleus. Protein

terminal disandikan virus yang dihubungkan secara

kovalen berfungsi "primer" untuk inisiasi sintesis DNA.

Virus.

Tahap lanjut dimulai bersamaan dengan

dimulainya

sintesis DNA

virus. Promoter lanjut utama mengen-

alikan ekspresi penyandian gen lanjut ("L" untuk protein


struktural virus. Terdapat satu transkrip utama yang sangat

yang dipro

dengan penyambungan untuk menimbulkan sedikitnya

18 mRNA lanjut yang berbeda. mRNA dikelom

(LI sampai L5) erdasarkan pemakaian tempat

tambahan poli

yang Transkrip tela

yang

diproses dipindahkan ke sitoplasma, tempat prot

disintesis.

virus

Meskipun gen pejamu terus-menerus ditranskripsi

dalam nukleus ada perjalanan infeksi lanjut, be

sekuens genetik pejamu dipindahkan

ke sitoplasma.

Kompleks yang melibatkan polipeptida 55-kDa EIB dan


tida 34-kDa EA menghambat penumpukan mRNA

ular dalam sitoplasma dan mempermudah penumpukan

mRNA virus, mungkin dengan cara merelokasi faktor

selular yang telah ada sebelumnya yang diperlukan untuk

transpor mRNA. Sejumlah protein struktural virus dalam

jumlah besar dibuat.

Penelitian

dengan

mRNA hekson adenovirus

menemukan bahwa mRNA eukariot biasanya tidak sejajar

dengan gennya tetapi merupakan produk pecahan dari

daerah penyandian terpisah pada

DNA genom

D. PERAKITAN DAN MATURASI VIRUS


Morfogenesis virion terjadi dalam nukleus. Masing

masing kapsomer hekson merupakan suatu trimer

polipeptida yang identik. terdiri dari lima

un

polipeptida basa penton dan tiga polipeptida serat.

Protein rangka" yang disandikan L4 lanjut membantu

agregasi polipeptida hekson tetapi bukan merupakan

bagian struktur akhir.

Kap omer terpasang sendiri menjadi kapsid selubung

dalam nukleus.

DNA tanpa selubung kemudian

kosong

memasuki kapsid yang baru terbentuk. Unsur

acting dekat ujung lengan kiri kromosom virus berperan

sebagai sinyal pengemasan yang diperlukan untuk tahap


pengenalan kapsid-DNA. Protein rangka yang

disandikan dalam kelompok L1, mempermudah

enkapsidasi DNA. Akhirnya, prekursor protein inti

pisah, memungkinkan partikel merapatkan kon

figurasinya,

ditambahkan beberapa atau semua dalam

beberapa yang disandi virus berfungsi pemisahan protein.

Proteinase

sist a 18

sandi virus b

dalam

beberapa pemisahan protein prekursor. Partikel matang

menjadi stabil, infeks

ius, dan resistan terhada

kemudian

infeksius adenovirus memerlukan sekitar

nuklease.
24 jam

Proses perakitannya tidak efisien; sekitar 80%

hekson dan 90% DNA Virus tidak digunakan.

sekitar 100.000 partikel virus dihasilkan per

Namun,

sel. Protein struktural yang berhubungan dengan partikel

virus matur tertera di dalam Gambar 32-2B

E. EFEK VIRUS TERHADAP MEKANISME

PERTAHANAN PEJAMU

Adenovirus menyandikan beberapa produk gen yang

melawan mekanisme pertahanan pejamu antivirus. RNA

VA yang banyak dan kecil memberikan perlindungan

terhadap efek antivirus interferon dengan mencegah

aktivasi kinase yang diinduksi interferon yang melakukan

fosforilasi dan inaktivasi

faktor 2 inisiasi eukariotik.

Protein regio adenovirus, yang tidak penting untuk


dalam

jaringan, hambat

meng

pertumbuhan virus

respons pejamu. Protein

sitolisis yang terinfeksi oleh antigen MHC 19-kDa sel kan terinfeksi

I ke

gp E3 meng

melindungi sel yang permukaan sel sehingga melindungi sel yang terinfeksi

agar tidak mengalami lisis yang diperantarai oleh limfosit

T sitotoksik. Protein yang disandi E3 lain menghambat

induksi sitolisis oleh sitokin TNF-a.

F. EFEK VIRUS TERHADAP SEL

Adenovirus bersifat sitopatik terhadap biakan sel manusia,

terutama biakan primer ginjal dan sel yang kontinu.

Efek sitopatik biasanya terdiri dari pembulatan,

pembesaran, dan agregasi yang nyata pada sel yang

terinfeksi menjadi kelompok sel seperti anggur grape-


like cluster). Sel yang terinfeksi tidak mengalami lisis

meskipun sel tersebut membulat dan meninggalkan

permukaan kaca pada tempat tumbuhnya.

Pada sel yang terinfeksi oleh beberapa jenis adenovirus,

terlihat inklusi intranuklear yang membulat dan

mengandung DNA (Gambar 32-A). Inklusi nuklear

tersebut dapat keliru dengan inklusi sitomegalovirus, tetapi

infeksi adenovirus tidak menginduksi sinsitia atau sel

raksasa multi nukleus. Meskipun tidak patognomonik

untuk adenovirus, perubahan sitologi membantu tujuan

diagnosis pada biakan jaringan dan spesimen biopsi.

Partikel virus dalam nukleus sering kali memperlihatkan

susunan seperti kristal. Sel yang terinfeksi virus grup B


juga mengandung kristal yang terdiri dari protein

tanpa

asam Partikel virus tetap di dalam sel

siklus lengkap dan sel mati.

pejam

sempit. Bila sel yang berasal dari spesies selain manusia

siklus

terinfeksi, adenovirus manusia biasanya mengalami

abortif dan tidak ada dihasilkan

ius yang

Terapi Gen

Tumbuhnya minat akan kemungkinan penggunaan

adenovirus sebagai alat pengiriman gen untuk terapi gen

atau vaksinasi DNA. Adenovirus bersifat menarik karena

virus cacat-replikasi mampu melisiskan endosom setelah


internalisasi dan melepaskan DNA ke dalam sitoplasma.

Pengiriman efisien DNA asing telah dicapai dengan

penggandaan DNA secara kimiawi menggunakan partikel

adenovirus

Kerentanan Hewan & Transformasi Sel

Kebanyakan hewan laboratorium tidak dapat terinfeksi

oleh adenovirus manusia, meskipun hamster baru lahir

menderita infeksi fatal oleh adenovirus tipe 5. Beberapa

serotipe, terutama tipe 12,

18, dan 31, mampu

menginduksi tumor bila diinokulasikan pada hamster

baru lahir (Tabel 32-2). Semua adenovirus dapat

mengubah morfologi sel dalam kultur tanpa memandang


potensi onko

ya secara in vivo (lihat Bab 43). Hanya

genikn

ampir 20%) genom adenovirus terdapat pada

semua

di pen sel yang mengalami transformasi.

terletak

daerah

pada adenovirus manusia awal (EIA dan El B) pada ujung lengan

kiri

Potensi onkogenik

ersentase G

Transformasi. Gen pentransformasi pada adenovirus manusia terletak di daerah awal (E1A dan E1B) pada
ujung lengan kiri

genom virus. Pengecualian adalah tipe 9. gen EA

diperlukan untuk tumorigenesis mamaria pada tikus

Penelitian gen

pentransformasi adenovirus menunjukkan

mekanisme pengendalian pertumbuhan selular yang


merubah banyak jenis sel kanker.

Sifat adenovirus tipe 12 yang sangat onkogenik

mungkin dihubungkan dengan pengamatan bahwa salah

satu efek pada daerah dini virus tipe ini adalah untuk

menghentikan sintesis antigen histokompatibilitas mayor

kelas (H2 atau HLA) pada beberapa sel yang mengalami

transformasi dan terinfeksi sehingga mencegah penghan-

oleh CTL.

manusia.

Adenovirus tidak dianggap penting pada kanker manusia.

INFEKSI ADENOVIRUS PADA

MANUSIA

Patogenesis

Adenovirus menginfeksi dan bereplikasi dalam sel epitel


Adenovirus

aluran pernapasan, mata, saluran cerna, kandung kemih,

dan hati. Virus tersebut biasanya tidak menyebar sampai

ke kelenjar getah bening regional. Virus grup C menetap

sebagai infeksi laten selama bertahun-tahun di adenoid

dan tonsil dan melakukan pelepasan virus dalam feses

selama beberapa bulan setelah infeksi awal. Sebenarnya,

nama "adenovirus" mencerminkan penemuan isolat awal

dari cangkokan adenoid manusia.

bereplikasi dalam

Kebanyakan adenovirus manusia

epitel ingesti tetapi biasanya menimbulkan

usus setelah infeksi

subklinis dan bukan gejala yang nyata

Temuan Klinis

Sekitar sepertiga sero


manusia yang diketahui sering

menyebabkan penyakit pada

manusia. Harus diperhatikan

bahwa satu serotipe dapat menyebabkan penyakit klinis

ang berbeda dan, sebaliknya, lebih dari satu tipe dapat

menyeba

penyakit klinis yang sama. Adenovirus i-7

merupakan tipe yang paling umum ditemukan di seluruh

dunia dan menyebabkan sebagian besar penyakit yang

diakibatkan adenovirus.

Adenovirus bertanggung jawab untuk sekitar 5%

penyakit pernapasan akut pada anak tetapi lebih sedikit

pada orang dewasa. Kebanyakan infeksi bersifat ringan dan

swasirna. Virus kadang-kadang menyebabkan penyakit

pada organ lain terutama mata dan saluran pencernaan


A. PENYAKIT PERNAPASAN

Gejala

adalah batuk, kongesti hidung, demam,

yang khas

an nyeri tenggorok. Sindrom tersebut paling sering

tampak pada bayi serta anak dan biasanya infeksi

rus grup C. Kasus tersebut sulit dibedakan dengan kkan

Pernapasan virus ringan lain yang dapat menunju

gejala serupa.

Adenovirus

terutama tipe 3, dan 21

ianggap

menyebabkan 7, pada masa

sekitar 10-20% pneumonia kanak-kanak. Pneumonia

adenovirus dilaporkan

menyebabkan angka kematian 8-10% pada anak yang

sangat kecil.

Adenovirus merupakan penyebab sindrom penyakit

pernapasan akut pada calon tentara. Sindrom ini ditandai


dengan demam, nyeri tenggorok, kongesti hidung, batuk,

dan malaise, kadang-kadang menyebabkan pneumonia.

Penyakit ini terjadi dalam bentuk epidemik pada calon

tentara muda dalam kondisi lelah, stres, dan di tengah

keramaian segera setelah pelantikan. Penyakit ini

disebabkan oleh tipe 4 dan 7 dan kadang-kadang oleh

tipe 3. Karena tidak tersedia vaksin, militer Amerika

Serikat menghentikan vaksinasi melawan adenovirus (tipe

4 dan 7) pada tahun 1990-an; keadaan ini menyebabkan

terjadinya epidemi besar yang menyerang ribuan peserta

latihan.

B. INFEKSI MATA

Penyakit mata ringan dapat menjadi bagian sindrom


faring-pernapasan yang disebabkan oleh adenovirus

Demam faringokonjungtiva cenderung terjadi sebagai

wabah, seperti saat kemah musim panas anak-anak

konjungtivitis kolam renang) dan disebabkan oleh tipe

3 dan 7. Durasi konjungtivitis adalah 1-2 minggu dan

pemulihan lengkap tanpa terjadi sekuela merupakan hasil

yang lazim.

Penyakit yang lebih berbahaya adalah keratokonjungtivitis

epidemik. Penyakit tersebut terutama terjadi pada orang

dewasa dan sangat menular. Adenovirus dapat tetap hidup

selama beberapa minggu dalam bak cuci dan handuk

tangan serta dapat menjadi sumber transmisi. Penyakit


ditandai dengan konjungtivitis akut diikuti keratitis yang

biasanya sembuh dalam 2 minggu tetapi

meninggalkan kekeruhan subepitel di kornea sampai 2

tahun. Penyakit ini disebabkan oleh tipe 8, 19, dan 37.

C. PENYAKIT PENCERNAAN

adenovirus bereplikasi dalam usus terdapat

dalam tinja, tetapi keberadaan sebagian besar

tidak menyebabkan penyakit gastrointestinal. Namun,

troenteritis

dua serotipe (tipe 40 dan 41) menyebabkan gas

infantil dan menyebabkan 5-15% kasus gastroenteritis

virus pada anak kecil. Adenovirus tipe 40 dan 41 dapat

ditemukan dalam jumlah besar dalam tinja diare.

Adenovirus enterik sangat sulit dibiakkan.

D. PENYAKIT LAIN

Tipe 11 dan 21 dapat menyebabkan sistitis hemoragik

akut pada anak, terutama anak laki-laki. Virus sering


ditemukan dalam urine pasien

Pasien imunokompromais dapat menderita berbagai

infeksi adenovirus yang biasa dan berat. Masalah paling

sering yang disebabkan oleh infeksi adenovirus pada

pasien yang menjalani transplantasi adalah penyakit

pernapasan yang dapat berkembang menjadi pneumonia

1-7). Anak yang

berat dan dapat fatal (biasanya tipe

menerima transplantasi hati dapat mengalami hepatitis

adenovirus pada allograft. Selain itu, anak yang menjalani

transplantasi jantung yang mengalami infeksi adenovirus

erisiko tinggi kehilangan grafi. Pasien

miokardium b
dengan sindrom imunodefisiensi didapat (AIDS) dapat

menderita infeksi adenovirus terutama pada saluran cerna.

Imunitas

Kebalikan dengan sebagian besar agen infeksius pada

pernapasan, adenovirus menginduksi imunitas jangka

panjang dan efektif melawan reinfeksi. Keadaan tersebut

dapat mencerminkan kenyataan bahwa

adenovirus juga

menginfeksi kelenjar getah bening regional dan sel limfoid

pada saluran pencernaan. Resistansi terhadap penyakit

klinis tampaknya secara langsung berhubungan dengan

adanya antibodi penetral dalam sirkulasi yang mungkin

menetap seumur hidup. Meskipun antibodi penetral


spesifik tipe dapat melindungi penderita terhadap gejala

penyakit, antibodi ini tidak selalu mencegah reinfeksi

(Infeksi oleh adenovirus sering terjadi tanpa timbul

penyakit yang jelas).

Antibodi maternal biasanya melindungi bayi terhadap

infeksi pernapasan adenovirus yang ber

Antibodi

penetral yang melawan satu tipe atau lebih terdeteksi pada

lebih dari 50% bayi berusia 6-1 1 bulan. Pada keadaan

normal, dewasa yang sehat biasanya mempunyai antibodi

terhadap beberapa tipe.

Respons antibodi reaktif grup, berbeda dari antibodi

penetral spesifik tipe, dapat diukur dengan uji CF IF

atau ELISA. Antibodi spesifik grup tidak protektif, menurun seiring waktu, dan tidak menunjukkan

serotipe infeksi virus sebelumnya

Diagnosis Laboratorium

A. DETEKSI, ISOLASI
DAN IDENTIFIKASI VIRUS

Sampel sebaiknya dikumpulkan dari tempat yang terkena

pada awal penyakit untuk mengoptimalkan isolasi virus

Bergantung pada penyakit klinis, virus dapat diperoleh

dari tinja atau urine atau dari apusan tenggorokan

konjungtiva, atau rektum. Durasi ekskresi adenovirus

bervariasi pada penyakit yang berbeda, 1-3 hari, di

tenggorokan pada orang dewasa dengan selesma; 3-5 hari

di tenggorokan, tinja, dan mata, untuk demam farin

konjungtivitis, 2 minggu, di mata

untuk kerato

konjungtivitis, 3-6 minggu, di tenggorokan dan tinja anak

dengan penyakit pernapasan,

2-12 bulan, di urine,


tenggorokan, dan tinja pasien imunokompromais.

Isolasi virus pada kultur sel sel man

ginjal manusia primer paling rentan

tetapi

biasanya tidak tersedia. Galur sel epitel manusia

diketahui, HEp-2, HeLa, dan teta

dipertahankan tanpa degenerasi selama 28

hari,vai

waktu yang diperlukan untuk beberapa

sitopatik

isolat

alami yang tumbuh lambat. Perkembangan

efek tertentu sel bengkak yang membulat berkelompok

menunjukkan adanya adenovirus dalam kultur yang

diinokulasi. Adenovirus menyebabkan peningkatan

glikolisis dalam sel sehingga pertumbuhan

cenderung sangat asam pada kultur yang terinfeksi. Lsolat

dengan uji

dapat diidentifikasi menggunakan antibodi antih

imunofluoresensi yang

dan sel yang terinfeksi. HI untuk mengidentifikasi

spesifik tipe dan dapat digunakan


spesifik.

dapat dilakukan secara cepat

adenovirus

menggunakan teknik vial selubung. Spes

kultur

disentrifugasi langsung ke dalam sel kultur jaringan selama 1-2 hari kemudian diuji dengan

antibodi monoklonal yang ditujukan melawan epitop

hidung

reaktif

antigen hekson. Juga, epita untu

ari grup pada secara langsung

pasien dapat

diwarnai atau

mendeteksi antigen virus.

Karakterisasi DNA virus dengan hibridi

restriksi pola pencernaan enzim endo

mengidentifikasi suatu isolat sebagai

mengelompokkannya. Pendekatan ini

adenovirus
apat

untuk tipe-tipe yang sulit dibiakkan. Uji reaksi

erase (PCR) dapat ranta

digunakan mendiagnosis

infeksi adenovirus pada sampel jaringan atau

biasanya dengan menggunakan primer dari sekuens inu

yang diawetkan (misal,

hekson, VA I)

yang dapat

mendeteksi semua serotipe. Namun, sensitivitas uji PCR

dapat mendeteksi adenovirus laten pada beberapa pasien

Adenovirus enterik yang sukar dibiakkan dapat

dideteksi dengan pemeriksaan langsung ekstrak feses

melalui mikroskop elektron, SA, atau uji aglutinasi

lateks. Walaupun sulit, adenovirus dapat diisolasi pada


jalur sel ginjal embrionik manusia yang ditransformasi

dengan fragmen DNA adenovirus 5 (293 sel).

Karena adenovirus dapat menetap dalam usus dan

jaringan limfoid dalam waktu

yang lama dan virus rekrudensi dapat dipresipitasi oleh lain,

signifikansi isolasi virus harus diinterpretasi dengan hati

hati. Ditemukannya virus dari mata, paru, atau

Isolasi

genitalia diagnostik untuk infeksi yang baru terjadi

kit

penya

virus dari sekret tenggorokan pasien dengan

pernapasan dianggap relevan dengan penyakit klinis.

Isolasi virus dari spesimen feses tidak dapat disimpul

kecuali jika salah satu tipe yang sangat

deta
ditemukan dari pasien dengan gastroenteritis

8. SEROLOGI

aksi manusia oleh semua tipe adenovirus merangsang

ingkatan antibodi k

adenovirus yang dimiliki oleh

terhadap antigen

akan metode semua tipe. Uji CF

yang mudah dilakukan untuk

erup

mendeteksi infeksi oleh semua anggota grup

Peningkatan titer komplemen empat kali

antara fase akut dan sera fase konvalesen

menunjukkan infeksi yang baru terjadi oleh adenovirus,

meskipun tidak memberi petunjuk mengenai tipe spesifik

yang terlibat.

Jika diperlukan identifikasi spesifik respons serologi


pasien, uji Nt atau HI dapat digunakan. Pada sebagian

besar kasus, titer antibodi penetral pada orang yang

terinfeksi memperlihatkan peningkatan empat kali atau

lebih terhadap

tipe adenovirus yang diambil dari pasien

Epidemiologi

Adenovirus terdapat di seluruh dunia. Adenovirus

terdapat sepanjang tahun dan biasanya tidak menyebabkan

wabah penyakit di komunitas. Serotipe yang paling sering

ditemukan pada sampel klinis adalah tipe pernapasan yang

bernomor rendah (1, 2, 3, 5, 7) dan tipe gastroenteritis

(40, 41). Adenovirus ditularkan melalui kontak langsung,

jalur fekal oral, droplet pernapasan, atau benda yang

terkontaminasi. Sebagian besar penyakit terkait adeno-

virus tidak patognomonik secara klinis dan banyak infeksi

bersifat subklinis.

Infeksi oleh tipe 1, 2, 5, dan 6 terutama terjadi selama


tahun pertama kehidupan; tipe 3 dan 7 menyerang selama

usia sekolah; d

tipe lain (seperti 4, 8, dan 19)

ditemukan sampai masa dewasa.

Sementara adenovirus hanya menyebabkan 2-5%

semua penyakit pernapasan pada populasi umum,

penyakit pernapasan yang disebabkan oleh tipe 3, 4, dan

7 sering menyerang calon tentara. Penyakit para calon

dapat menyebabkan morbiditas tinggi pada

Namun, penyakit adenovirus bukan suatu masalah

pada pasukan tentara yang berpengalaman.

Wabah penyakit

pernapasan akut yang disebabkan

tipe 11 terjadi pada tahun 1997, menyerang dewasa muda

yang tinggal di tempat pelatihan kerja

wabah yang

pertama kali dikenali pada penduduk sipil.


Infeksi mata dapat ditularkan melalui beberapa cara

tetapi pemindahan dari tangan-ke-mata sangat penting.

Wabah konjungtivitis kolam renang diduga ditularkan

melalui air, biasanya terjadi pada musim panas, dan sering

7. Keratokonjungtivitis

disebabkan oleh tipe 3 dan

epidemik merupakan penyakit yang berbahaya dan sangat

menular. Penyakit ini disebabkan oleh tipe 8, menyebar

pada tahun 1941 dari Australia melalui Kepulauan Hawaii

menyebar

sampai pantai Samudera Pasifik. Penyakit itu,

secara cepat melalui galangan kapal (oleh karena itu

disebut "mata galangan kapal dan melewati Amerika

Serikat. Di Amerika Serikat, insiden antibodi penetral

terhadap tipe 8 pada masyarakat umum sangat rendah


(sekitar 19%), sedangkan di Jepang lebih dari 30%. Baru-

baru ini, adenovirus tipe 19 dan 37 menyebabkan epidemi

keratokonjungtivitis epidemik yang khas. Wabah

konjungtivitis menyebar dari ruang praktik dokter

spesialis mata yang mungkin disebabkan oleh larutan mata

atau peralatan diagnostik yang terkontaminasi.

Insiden infeksi adenovirus pada pasien yang menjalani

transplantasi sumsum tulang diperkirakan sebesar 5%

sampai 30%. Insiden yang dilaporkan lebih tinggi pada

pasien pediatri daripada orang dewasa. Pasien dapat

mengalami infeksi diseminata yang fatal. Tipe dan 35

ditemukan paling sering pada resipien transplantasi ginjal


dan sumsum tulang. Sumber infeksi yang paling mungkin

pada pasien transplantasi adalah reaktivasi virus endogen,

meskipun infeksi primer dapat merupakan faktor pada

populasi pediatri.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan khusus untuk infeksi adenovirus.

Pencegahan & Pengendalian

Cuci tangan yang baik adalah cara termudah untuk men-

cegah infeksi. Permukaan lingkungan dapat didisinfektan

dengan natrium hipoklorit. Di tempat umum, handuk

kertas dapat disarankan karena handuk yang kotor dapat

menjadi sumber infeksi pada wabah. Risiko wabah yang

ditularkan melalui air pada konjungtivitis dapat

diminimalisasi dengan melakukan klorinasi pada kolam


renang dan air limbah. ketat selama pemeriksaan

mata disertai sterilisasi yang adekuat terhadap peralatan.

penting untuk mengendalikan keratokonjungtivitis

epidemik.

Usaha untuk mengendalikan infeksi adenovirus pada

satuan militer difokuskan pada penggunaan v

Vaksin

adenovirus hidup yang mengandung tipe

4 dan 7, yang

dibungkus dalam kapsul berlapis gelatin dan diberikan

secara oral, diperkenalkan pada tahun 1971. Melalui cara

tersebut virus melewati saluran pernapasan; tempat virus

dapat menyebabkan penyakit dan dilepaskan di dalam

usus, tempat virus bereplikasi dan menginduksi antibodi


penetral. Virus tidak menyebar dari orang yang divaksin

ke orang lain yang berkontak dengannya. Vaksin terbukti

sangat efektif tetapi setelah tahun 1999 tidak lagi tersedia

karena pabrik telah menghentikan produksinya.

You might also like