You are on page 1of 7

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

ANALISIS
PERENCANAAN SUMBER DAYA KEPERAWATAN
DI RS X DEPOK DENGAN PENDEKATAN RESEARCH FRAMEWORK

Sri Yulia
PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang
Email : mylia_sriplg@yahoo.com

ABSTRAK

Pemahaman dan kemampuan pengelolaan sumber daya keperawatan perlu dimiliki oleh
perawat manajer agar sumber daya keperawatan yang dimiliki rumah sakit dapat lebih baik dan
berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan kajian situasi dan merumuskan alternatif
solusi dengan pendekatan research framework SDM Keperawatan di RS X Depok. Hasil kajian
menemukan 3 permasalahan perencanaan SDM Keperawatan di RS X Depok yaitu:
kuantitas/kualifikasi tenaga keperawatan, sistem pendidikan berkelanjutan perawat serta
sistem pengelolaan dan pengembangan jenjang karir perawat di Instalasi Rawat Inap RS X
yang belum optimal. Diharapkan RS merumuskan kebijakan dan pola rekrutmen seleksi hingga
pola jenjang karir dan sistem penghargaan yang tepat agar perencanaan SDM Keperawatan di
RS X semakin berkualitas.

Kata kunci : perencanaan SDM, keperawatan, research framework

ABSTRACT

The comprehension and ability of nursing resource management need to be owned by nurse
manager in order to nursing resource of hospital can be better and positive influence on
improving the quality of nursing services. The purpose of this research to identify problem base
on situation study and state the alternative solution with research framework approach of
nursing human resource at X hospital Depok. The result of study finds three problems in nursing
human resource at X hospital Depok, namely: the quality/qualification of nursing staff, the
sustainable nursing education system and the management and development of nurse’s level
career system in inpatient ward have been optimal yet. To be expected for hospital to formulate
the policy and selection recruitment pattern toward the level career and proper achievement
system for improving the quality of nursing human resource planning at X hospital.

Key words: human resource planning, nursing, research framework.

PENDAHULUAN dan meningkatkan mutu pelayanan rumah


Rumah sakit sebagai institusi pemberi jasa sakit di Indonesia juga diamanatkan melalui
kesehatan berhubungan secara luas dengan UU No. 44 tahun 2009 tentang Ruma Sakit.
aspek pelayanan publik yang melayani
kesehatan masyarakat. Pengaturan Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit
penyelenggaraan Rumah Sakit yang salah yang efektif dan efisien dalam
satunya bertujuan untuk mempertahankan pengorganisasian sumber daya yang

24
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

dimilikinya adalah tersedianya SDM yang keperawatan yang dikenal dengan


cukup dengan kualitas yang tinggi dan Conseptual Framework for Nursing,
professional sesuai dengan fungsi dan tugas Workforce Management dan WHA Resolution
setiap personil (Ilyas, 2004). Tingginya (2001) mengenai Strengthening Nursing
alokasi anggaran rumah sakit yang digunakan Services yang mengarah pada pengelolaan
untuk belanja personil menyebabkan tenaga keperawatan yang baik dan meliputi
pengelolaan sumber daya manusia harus tiga hal utama, yaitu: (1) kebijakan dan
menjadi fokus perhatian manajemen agar perencanaan tenaga keperawatan yang
sumber daya yang ada dapat berhasil guna efisien dan efektif, (2) pendidikan, pelatihan
(Green 1995, Amstrong 1988, Stone 1995 dan pengembangan tenaga keperawatan
dalam Ilyas, 2004). yang efisien dan efektif, serta (3) penyebaran
dan pendayagunaan tenaga keperawatan
Perencanaan SDM bukan hanya menyangkut yang efisien dan efektif. Berdasarkan hal
jumlah tenaga yang dibutuhkan, tetapi juga tersebut disepakati suatu strategi
berhubungan dengan kompetensi yang pengembangan SDM keperawatan se-Asia
dibutuhkan oleh fungsi dan tugas yang harus Tenggara, termasuk Indonesia, yang didasari
dilaksanakan agar produksi organisasi sesuai oleh rumusan kerangka WHO framework,
dengan perkembangan pengetahuan dan elemen efektif dan protokol riset agar tujuan
kebutuhan konsumen (Ilyas, 2004). Akan manajemen SDM keperawatan dapat
tetapi berbagai kajian menunjukkan bahwa tercapai.
perencanaan SDM sering kali belum menjadi
prioritas dari pimpinan organisasi. Hasil Pengelolaan sumber daya keperawatan di
penelitian yang dilakukan oleh An Australian rumah sakit adalah upaya mengelola sumber
Graduate School of Management terhadap daya tersebut agar memiliki kinerja yang baik
541 organisasi ditemukan hanya 37% institusi dengan memperhatikan faktor-faktor yang
yang mempunyai sistem perencanaan SDM dapat meningkatkan kepuasan kerja.
yang berdasarkan analisis ilmiah dan 41% Pemberian imbalan yang sesuai dan adil
tidak memiliki sistem perencanaan SDM yang serta kesempatan perawat untuk
baik, serta sisanya sebanyak 22% sama mengembangkan karir adalah salah satu
sekali tidak mempunyai perencanaan SDM. faktor yang dapat meningkatkan kepuasan
Kebijakan terhadap perencanaan SDM kerja. Ketika perawat merasa puas, mereka
seperti ini pada akhirnya berefek pada akan betah bekerja dan menunjukkan kinerja
rendahnya kinerja kualitas dan produktifitas yang baik (Gillies, 1994). Oleh karena itu,
rumah sakit (Stone, 1995 dalam Ilyas, 2004). pemahaman dan kemampuan pengelolaan
sumber daya keperawatan perlu dimiliki oleh
Tantangan utama yang dihadapi pemerintah perawat manager agar sumber daya
untuk mencapai sasaran kesehatan di negara keperawatan yang dimiliki oleh suatu rumah
Asia Tenggara, termasuk di Indonesia salah sakit dapat menjadi lebih baik dan membawa
satunya berhubungan dengan pengaruh positif terhadap peningkatan mutu
ketidakseimbangan SDM. Keperawatan pelayanan keperawatan.
sebagai salah satu profesi dalam bidang
kesehatan merupakan jumlah tenaga terbesar Rumah Sakit X Depok merupakan salah satu
dan memiliki peran dan fungsi yang signifikan rumah sakit swasta tipe C dengan kapasitas
dalam rangka pelayanan kesehatan yang tempat tidur sebanyak 152 buah. Jumlah
berkualitas. Pengembangan sumber daya tenaga perawat sebanyak 151 orang atau
manusia keperawatan berdasarkan WHO 35,36% dari seluruh jumlah tenaga yang ada.
(2001) telah mengembangkan kerangka Perawat pada Instalasi Rawat Inap sebanyak
konsep pengembangan ketenagaan 98 orang dan sebanyak 55,10%

25
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

berpendidikan D3 Keperawatan, 44,89% keperawatan khususnya terkait dengan


berpendidikan Sekolah Perawat Kesehatan kerangka kerja (framework) untuk
atau sederajat, sedangkan yang pengembangan SDM keperawatan se-Asia
berpendidikan S1 Keperawatan hanya Tenggara menurut WHO (2001), maka
sebesar 0,01% (Data Kepegawaian RS X, berdasarkan konsep dan fenomena diatas
2009). Sebagai rumah sakit tertua maka penulis mencoba untuk menganalisis
peran strategis rumah sakit ini dalam perencanaan ketenagaan mulai dari
memberikan dan mengembangkan pelayanan rekrutmen sampai dengan mempertahankan
prima sangat dibutuhkan oleh pengguna jasa SDM di RS X Depok dengan pendekatan
yang ada di wilayah pemukiman penduduk research framework. Dengan pendekatan ini,
sekitar Depok. Pola layanan yang berorientasi situasi yang ada dapat dianalisis, tren dapat
pada kualitas layanan merupakan faktor yang diidentifikasi dan didapatkan perencanaan
menjadi perhatian utama dan komitmen serta kebijakan yang dirumuskan
pengelola, namun berdasarkan survei berdasarkan kondisi spesifik yang ada. Kata
kepuasan pasien terhadap pelayanan kunci yang paling penting adalah
keperawatan tahun 2008 ditemukan mengintegrasikan antara perencanaan tenaga
sebanyak 11,84% merasa tidak puas (Data dengan perencanaan dan pelaksanaan
Bidang Keperawatan RS X, 2008). layanan kesehatan (WHO, 2001). Berikut
merupakan ilustrasi deskripsi research
Dalam rangka meningkatkan pemahaman framework dimaksud:
terhadap konsep manajemen SDM

QUALITY, EQUITABLE & ACCESIBLE HEALTH SERVICES

KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN

INDIVIDU PERAWAT YANG TERMOTIVASI DAN BERKOMPETEN

1. KEBIJAKAN & 2. PENDIDIKAN, PELATIHAN 3. PENYEBARAN DAN


PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PENDAYAGUNAAN
3.1 Ketrampilan & kompetensi
1.1Keterlibatan perawat dlm 2.1 Kordinasi antara komplementer
pembuatan kebijakan pendidikan dan
dan perencanaan pelayanan 3.2 Infrastruktur keperawatan
program kesehatan yang relevan
2.2 Rekrutmen mahasiswa
a) 1.2
Beban
RencanaKerja
strategik 3.3 Manajemen & kepemimpi
2.3 Pendidikan berdasarkan nan yang efektif
keperawatan sebagai
kompetensi
bagian integral dari 3.4 Kondisi kerja yang baik
perencanaan dan 2.4 Belajar dengan dan organisasi kerja yg
pengembangan sistem multidisiplin efisien
kesehatan
2.5 Belajar sepanjang hayat 3.5 Sistem supervisi teknis
1. 1.3
Rekrutmen dan Seleksi 2.6 Sistim pendidikan
Sistem finansial
3.6 Kesempatan
berkelanjutan pengembangan karir

Sumber: The Conceptual Framework for Nursing Workforce


3.7 Sistim insentif Management (WHO,
3.8 Kepuasan Kerja
2001)
4. REGULASI

5. MEMBUAT KEPUTUSAN BERDASARKAN EVIDENCE


Sumber: The Conceptual Framework for Nursing Workforce Management (WHO, 2001)

Research Framework yang digunakan diatas menjadi dasar pembahasan terhadap kajian
situasi yang ditemukan di Instalasi Rawat Inap RS X melalui identifikasi terhadap berbagai
aspek. Aspek tersebut mencakup aspek kebijakan dan perencanaan keperawatan, aspek

26
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

pendidikan, pelatihan dan pengembangan tenaga keperawatan, aspek deployment dan utilisasi
tenaga keperawatan, aspek kebijakan, perencanaan, pendidikan, pelatihan, pengembangan,
serta aspek penyebaran dan pendayagunaan tenaga keperawatan. Selanjutnya dirumuskan
alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan berdasarkan kajian terhadap situasi ketenagaan
yang ada pada Instalasi Rawat Inap RS X Depok dengan menggunakan research framework
tersebut.

METODE ketenagaan di Instalasi Rawat Inap RS X


Metode yang digunakan adalah analisis adalah:
berdasarkan pendekatan studi eksplorasi 1. Belum optimalnya kuantitas dan
terhadap situasi ketenagaan yang kualifikasi tenaga keperawatan yang
berhubungan dengan SDM Keperawatan di dibutuhkan di Instalasi Rawat Inap
RS X Depok, yang didapatkan melalui RS X.
wawancara terhadap pengelola bidang 2. Sistem pendidikan berkelanjutan bagi
keperawatan, manajer SDM dan perawat tenaga perawat di Instalasi Rawat
serta telaah data primer yang dimiliki oleh Inap RS X yang belum optimal.
RS X Depok. 3. Belum adanya sistem pengelolaan
dan pengembangan jenjang karir
HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN bagi tenaga keperawatan di Instalasi
Hasil Kajian Rawat Inap RS X.
Berdasarkan gambaran kondisi ketenagaan
di Instalasi Rawat Inap RS X Depok dengan Pembahasan
menggunakan conceptual framework dari 1. Belum optimalnya kuantitas dan
WHO (2001) maka terdapat 3 (tiga) rumusan kualifikasi tenaga keperawatan yang
masalah yang dapat diidentifikasi. dibutuhkan di Instalasi Rawat Inap RS
Selanjutnya berdasarkan rumusan masalah X.
yang diidentifikasi tersebut, agar dapat Secara umum peencanaan tenaga
menentukan alternatif pemecahan masalah keperawatan yang dilakukan di RS X
yang objektif diperlukan suatu langkah untuk untuk memenuhi kebutuhan tenaga di
memprioritaskan masalah yang akan diatasi Instalasi Rawat Inap sudah terlaksana
sehingga upaya yang akan ditempuh denganbaik akan tetapi pada
sebagai solusi atas permasalahan yang kenyataannya tetap terjadi kekurangan
muncul merupakan suatu strategi yang tenaga dalam kuantitas maupun
efektif untuk mengatasi masalah yang kualitasnya. Hal ini dapat dihubungkan
ditemukan dalam manajemen SDM dengan karakteristik konsumen yang
Keperawatan. Prioritas terhadap masalah dihadapi oleh suatu institusi padat karya
dilakukan melalui pendekatan yang seperti RS, walaupun seharusnya
didasarkan atas kecenderungan besar atau rumah sakit harus tetap dapat
seringnya kejadian masalah (magnitude), melakukan strategi pemenuhan SDM
besarnya kerugian yang ditimbulkan secara berkesinambungan. Menurut
(severity), fokus pada pengelolaan Siagian (2006) beberapa kemanfaatan
keperawatan (manageability), melibatkan perencanaan ketenagaan antara lain
pertimbangan dan perhatian keperawatan memaksimalkan SDM yang sudah ada
(nursing consent) dan ketersediaan sumber pada organisasi menjadi lebih baik,
daya (affordability). Berdasarkan meningkatkan produktifitas tenaga yang
pendekatan tersebut, maka prioritas telah ada, dapat menentukan kebutuhan
masalah secara berurut dalam situasi SDM di masa depan baik jumlah
maupun kualifikasinya, memberikan

27
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

informasi tentang pengelolaan sumber 2. Sistem pendidikan berkelanjutan bagi


daya manusia, mengembangkan tenaga perawat di Instalasi Rawat Inap
penelitian, dan sebagai dasar dalam RS X yang belum optimal.
penyusunan rencana kerja. Pengembangan adalah persiapan
jenjang karier karyawan. (Rachmawati,
Menurut DepKes (2005) sumber daya 2008). Disebutkan lebih lanjut oleh
yang terlibat secara langsung dalam Triton (2007) bahwa pengembangan
pemberian pelayanan kepada pasien bertujuan untuk menyiapkan
adalah dokter, perawat, bidan, serta pegawainya untuk memangku jabatan
penunjuang kesehatan lainnya. Diantara tertentu. Pengembangan bersifat lebih
tenaga tersebut, tenaga perawat dan luas karena menyangkut banyak aspek
bidan menempati urutan jumlah yaitu peningkatan dalam keilmuan,
terbanyak (40%). Proporsi jumlah pengetahuan, sikap, dan kepribadian.
perawat dan bidan dalam pemberian
pelayanan yag cukup besar ini Pelatihan dan pengembangan dalam
merupakan dasar yang menjadi suatu organisasi terutama bergerak
pertimbangan bagi rumah sakit untuk dibidang pelayananan jasa yang
selalu memperhatikan kualitas dan mengutamakan kepuasaan pelanggan
kuantitas yang dimiliki oleh perawat dan harus mendapat perhatian khusus.
bidan. Dari segi kualitas agar pelayanan Menurut Triton (2007) pelatihan dan
yang diberikan tetap memberikan pengembangan mempunyai tujuan yang
kepuasan terutama untuk masyarakat, berbeda yaitu pelatihan merupakan
perawat dan bidan harus dibekali usaha untuk memperbaiki penguasaan
dengan pengetahuan dan keterampilan berbagai keterampilan dan tehnik
yang cukup, sedangkan dari segi pelaksanaan kerja tertentu untuk
kuantitas yaitu dengan melakukan kebutuhan sekarang, sedangkan
perhitungan dan analisis jumlah pengembangan bertujuan untuk
kebutuhan tenaga yang dibutuhkan. menyiapkan pegawainya siap
memangku jabatan tertentu di masa
Menurut Triton (2007) dalam yang akan datang melalui peningkatan
pelaksanaan proses rekruitmen tidak dalam keilmuan, pengetahuan,
terlepas dari lingkungan internal dan kemampuan, sikap, dan kepribadian.
eksternal organisasi dimana lingkungan Sejalan dengan hal diatas maka
internal cukup menentukan dalam pengembangan dalam bentuk
rekruitmen karena terkait dengan pendidikan lanjut akan mempengaruhi
political will dan motif-motif perusahaan kemampuan, sikap dan pengetahuan
sedangkan lingkungan eksternal perawat secara langsung. Orientasi
berkaitan dengan kondisi politik, sosial, peningkatan mutu pelayanan
ekonomi, bahkan hukum. Hal ini berarti keperawatan melalui kontribusi
bahwa dalam penyediaan tenaga peningkatan kualitas tenaga
perawat di RS X sangat dipengaruhi keperawatan dapat tercapai jika
oleh lingkungan internal dan ekternal pengembangan kompetensi melalui
yang ada walaupun seharusnya peningkatan level pendidikan dilakukan
perencanaan yang telah dibuat secara konsisten.
menyangkut ketenagaan seharusnya
dapat terus dupayakan agar dapat 3. Belum adanya sistem pengelolaan dan
direalisasikan. pengembangan jenjang karir bagi

28
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

tenaga keperawatan di Instalasi Rawat 7. Mengusulkan untuk melaksanakan


Inap RS X. program rekrutmen tenaga
Walaupun survei kepuasan pasien keperawatan dengan kualifikasi
berada dalam rentang yang cukup baik minimal S1 Keperawatan.
akan tetapi untuk meningkatkan mutu 8. Mengupayakan agar proses
layanan maka jenjang karir adalah suatu rekrutmen dan seleksi dilakukan
hal yang tidak dapat diabaikan. Sistem dengan merujuk pada kajian
yang ada dalam jenjang karir akan ketenagaan yang telah ada.
mengakselerasi peningkatan kinerja dan 9. Melakukan analisis terhadap beban
profesionalisme sesuai dengan bidang kerja secara lebih objektif pada peran
pekerjaan melalui peningkatan dan tanggung jawab dari jenjang
kompetensi. Ada 3 aspek yang saling yang ada di Instalasi Rawat Inap
berhubungan dalam jenjang karir yaitu dengan melibatkan bagian SDM dan
kinerja, orientasi profesional dan bidang perawatan.
kepribadian perawat serta kompetensi
yang menghasilkan kinerja professional SIMPULAN
(Depkes, 2005).` Permasalahan yang ditemui setelah
dilakukan analisis terhadap perencanaan
Alternatif solusi yang sebaiknya dilakukan SDM keperawatan di RS X Depok meliputi
oleh RS X terkait hasil kajian dan kuantitas dan kualifikasi tenaga
pembahasan diatas adalah sebagai berikut: keperawatan, sistem pendidikan
1. Merumuskan kebijakan mengenai berkelanjutan bagi tenaga perawat serta
jenjang karir perawat sekaligus sistem pengelolaan dan pengembangan
melakukan upaya sosialisasi kepada jenjang karir bagi tenaga keperawatan di
jajaran perawat. Instalasi Rawat Inap RS X yang belum
2. Menyegerakan pengesahan dan optimal. Potensi permasalahan ini untuk
penerapan mengenai jenjang karir diselesaikan terkait dengan banyak hal yang
perawat dan pola pengembangannya berhubungan dengan konseptual teori
baik untuk jabatan struktural maupun tentang perencanaan SDM secara umum
fungsional. maupun secara khusus, yaitu kerangka
3. Dalam kegiatan perencanaan konseptual tentang manajemen sumberdaya
ketenagaan sebaiknya juga keperawatan, menghasilkan beberapa
dirumuskan suatu pola alternatif solusi yang dapat dimanfaatkan
pengembangan karir yang oleh pengelola RS dalam mengoptimalkan
memungkinkan perawat profesional kualitas pengelolaan SDM Keperawatan di
untuk berperan sebagai manajer RS X Depok.
tertinggi keperawatan.
4. Merumuskan standar kompetensi dan SARAN
sistem insentif bagi keperawatan Efektifitas pengelolaan SDM Keperawatan di
melalui pengaturan jasa keperawatan RS dapat mengacu pad metode analisis
dengan melihat kompetensi yang dengan pendekatan research framework
dimiliki oleh staf. sebagaimana yang digunakan dalam kajian
5. Mengadakan kerjasama dalam ini agar dapat dihasilkan penatalaksanaan
program peningkatan kualifikasi strategis terkait permasalahan dan kendala
pendidikan kearah S1-Keperawatan yang dihadapi RS dalam pengelolaan SDM
6. Mengusulkan secara lebih intensif khususnya keperawatan. Alternatif solusi
realisasi jumlah tenaga perawat yang yang diberikan diatas merupakan estraksi
mengikuti pendidikan berkelanjutan. analisis komprehensif terhadap berbagai

29
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

aspek dalam research framework tersebut, WHO (2003). Nursing and Midwifery
sehingga RS X Depok maupun RS lainnya Services: Strategic Direction 2002-
diharapkan dapat menggunakannya dalam 2008. Geneva Publication of WHO
rangka mengoptimalkan pengelolaan SDM
WHO (2007). Regional Strategy on Human
Keperawatan. Resources for Health 2006-2015.
Geneva Publication of WHO
DAFTAR PUSTAKA

Aditama. T. Y. (2003). Manajemen


Administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Depkes RI. (2005). Pedoman


Pengembangan Jenjang Karir Profesional
Perawat. Jakarta.

Gillies, D.A. (1994). Nursing Management A


Sistem Approach. 3rd ed. Phyladelphia: WB.
Saunders Company

Hellriegel. D. dan Slocum. JW. (1992).


Management. 6th ed. New York: Addison-
Wesley Publishing Co

Ilyas. Y. (2004). Perencanaan SDM Rumah


Sakit: Teori, Metoda dan Formula. Depok-
Jawa Barat: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

Kowlak. JF dan Follin. SA. (2003). Five Keys


to Succesful Nursing Management.
Philadelphia: Lippincott Williams dan Wilkins

Prayitno. S. (2001). Dasar-Dasar


Administrasi Kesehatan Masyarakat.
Surabaya: Airlangga University Press

mSiagian, S. P. (2006). Manajemen Sumber


Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

WHO (2001). Conseptual Framework for


Nursing, Workforce Management.
Geneva: Publication of WHO

WHO (2003). Nursing and Midwifery


Workforce Management: Guidelines.
New Delhi: SEARO Technical
Publication
WHO (2003). Nursing and Midwifery
Workforce Managemet: Analysis of
Country Assesment. New Delhi:
SEARO Technical Publication

30

You might also like