Professional Documents
Culture Documents
Tabel 2
PERSENTASE LUAS WILAYAH DAN PENDUDUK SERTA KEPADATAN
PENDUDUK Indonesia 1990
Wilayah/Propinsi %Luas Wilayah %Penduduk Kepadatan
1. DI Aceh 2,88 1,81 62
2. Sumatera Utara 3,69 5,74 145
3. Sumatera Barat 2,59 2,25 80
4. Riau 4,93 1,55 35
5. Jambi 2,34 1,06 45
6. Sumatera Selatan 5,40 3,27 61
7. Bengkulu 1,10 0,57 56
8. Lampung 1,74 3,60 180
SUMATERA 24,67 19,85 81
9. DKI Jakarta 0,03 4,81 13.936
10. Jawa Barat 2,41 18,79 764
11. Jawa Tengah 1,78 16,43 834
12. DI Yogyakarta 0,17 1,79 919
13. Jawa Timur 2,50 19,06 678
JAWA 6,89 60,88 804
14. Bali 0,29 1,62 499
15. Nusa Tenggara Barat 1,05 1,83 167
16. Nusa Tenggara 2,49 1,87 68
Timur
17. Timor Timur 0,78 0,38 50
NUSA TENGGARA 4,61 5,70 72
18. Kalimantan Barat 7,65 1,72 22
19. Kalimantan Tengah 7,95 0,68 9
20. Kalimantan Selatan 1,96 1,39 69
21. Kalimantan Timur 10,55 0,92 9
KALIMANTAN 28,11 4,71 19
22. Sulawesi Utara 0,99 1,41 130
23. Sulawesi Tengah 3,63 0,92 24
24. Sulawesi Selatan 3,79 4,03 96
25. Sulawesi Tenggara 1,44 0,68 49
SULAWESI 9,85 7,04 72
26. Maluku 3,88 0,98 25
27. Irian Jaya 21,99 0,94 4
MALUKU-IRJA 25,87 1,82 8
Indonesia 100,00 100,00 93
Sumber BPS Sensus Penduduk 1990
Indikator Kesejahteraan Rakyat 1992
Penduduk sebagai SDM merupakan modal dasar dalam pembangunan Wilayah-
wilayah di luar Jawa yang potensial, baik dari luar wilayah maupun sumberdaya alamnya,
menjadi faktor dominan bagi pembangunan wilayah bersangkutan dan secara nasional bagi
Negara Republik Indonesia. Namun karena keterbatasan dan kelangsungan SDM setempat,
pembangunan itu sukar untuk terealisasikan secara wajar, Persebaran yang tidak merata ini
merupakan salah satu ciri kependudukan di Indonesia yang juga menjadi faktor dominan bagi
pembangunan.
2. Kualitas Sumberdaya Manusia
Seperti telah diketengahkan terdahulu, dari segi jumlah, Indonesia menempati
peringkat keempat dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Menurut hasil
Sensus Penduduk 1990, penduduk Indonesia berjumlah 179.321.641 jiwa dengan
tingkat pertumbuhan (r) 1,98. Secara kuantitatif potensi SDM Indonesia bagi
pembangunan meyakinkan.
Untuk melihat perkembangan masa yang akan datang, kita dapat menerapkan
rumus pergandaan penduduk yang secara empirik telah dibuktikan oleh Nathan
Keyfits. Rumus itu sebagai berikut :
Jangka waktu
𝟕𝟎
Pergandaan waktu : X tahun
𝒓
Namun demikian, marilah kita hitung kapan penduduk Indonesia itu diperkirakan
menjadi dua kali lipat.
Jangka waktu
𝟕𝟎
Pergandaan waktu : 𝟏,𝟗𝟖 X tahun = 33,35 tahun
Atau dibulatkan 35 tahun. Hal ini berarti, pada tahun 1990 + 35. 2045. Penduduk Indonesia
ini akan menjadi 2 X 179.321.641 jiwa = 356.643.282 jiwa. Suatu jumlah yang sangat besar.
Jika jumlah penduduk yang demikian besarnya itu tidak ditunjang oleh pertumbuhan
pertumbuhan yang seimbang berbagai kebutuhannya, akan menimbulkan masalah yang
sangat gawat. Pada jumlah yang ada sekarang ini saja, persoalan kehidupan itu menuntut
upaya pemecahan yang tidak main-main.
3. Kualitas Sumberdaya Manusia
Kualitas penduduk yang menjadi landasan utama SDM, meliputi tingkat
pendidikan, kesehatan, dan mentalitasnya. Tiga aspek kualitatif ini, menjadi landasan
meyakinkan bagi tiap individu yang bertanggung jawab atas pembangunan bangsa
dan negara sebagai warga negara yang baik sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.
Untuk melihat perkembangan kualitas penduduk berdasarkan tingkat
pendidikannya, ikutilah data berikut ini.
Tabel 3
PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT
PENDIDIKAN 1971, 1980, DAN 1990
Pendidikan yang ditamatkan 1971 1980 1990
1. Tidak sekolah 40,40 27,50 --
2. Belum tamat SD 33,30 41,00 37,60
3. Sekolah Dasar 19,60 20,60 36,20
4. SMTP 4,40 6,00 36,20
5. SMTA 2,00 4,40 11,90
6. Akademi -- 0,40 0,60
7. Perguruan Tinggi 0,30 0,50 0,90
Sumber : BPS, Indikator Kesejahteraan Rakyat 1986, 1992.
Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990.
Tabel 3 menunjukkan data bahwa secara kuantitatif, tingkat pendidikan penduduk
selama dua dasawarsa menunjukkan peningkatan.
Tabel 4
PENYEDIAAN KALORI PER ORANG PER HARI UNTUK KONSUMSI ASAL
BAHAN MAKANAN 1974, 1979, 1984, 1989, DAN 1991
Kelompok Bahan Makanan 1974 1979 1984 1989 1991
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Padi-padian 1.501 1.556 1.664 1.695 1.765
(68,6) (64,1) (66,1) (64,2) (64,1)
2. Makanan berpati 265 232 234 192 183
(11,8) (9,5) (9,3) (7,3) (6,7)
3. Gula 130 138 111 164 155
(5,8) (5,7) (4,4) (6,2) (5,6)
4. Buah/biji berminyak 118 291 217 253 281
(5,2) (11,9) (8,6) (9,6) (10,2)
5. Buah-buahan 55 29 35 36 42
(2,4) (1,2) (1,4) (1,4) (1,5)
6. Sayur-sayuran 11 11 14 23 23
(0,5) (0,5) (0,6) (0,9) (0,9)
7. Daging 18 22 19 26 28
(0,8) (0,9) (0,8) (1,0) (1,0)
8. Telur 2 5 8 10 11
(0,1) (0,2) (0,3) (0,4) (0,4)
9. Susu 4 7 7 6 6
(0,2) (0,3) (0,3) (0,2) (0,2)
10. Ikan 22 18 20 22 24
(1,0) (0,7) (0,8) (0,8) (0,9)
11. Minyak dan lemak 122 124 187 213 234
(5,4) (5,1) (7,4) (8,1) (8,5)
Jumlah 2.248 2.443 2.156 2.640 2.752
(100,0) (100,0) (100,0) (100,0) (100,0)
Sumber : BPS, Indikator Kesejahteraan Rakyat, 1986, 1992.
Tabel 5
PENANGKAPAN IKAN OLEH BEBERAPA NEGARA TAHUN 1970, 1980, 1984,
DAN 1990 DIHITUNG RIBUAN TON
Negara 1970 1980 1990 RANK %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Brazil 517 818 800 - -
2. Cina 6.868 4.235 12.095 1 12,4
3. India 1.756 2.442 3.791 7 3,9
4. Indonesia 1.229 1.842 3.081 8 3,2
5. Korea Selatan 934 2.091 2.750 9 2,8
6. Philipina 992 1.557 2.209 - -
7. Jepang 9.366 10.434 10.354 3 10,6
8. Norwegia 2.980 2.409 1.747
9. Thailand 1.448 1.798 2.650 10 2,7
10. USA 2.777 3.635 5.856 5 6,0
11. Cili 1.181 2.817 5.159 6 5,3
12. Peru 12.613 3.735 6.875 4 7,1
13. USSR 7.252 9.476 10.389 2 10,7
Dunia 70.000 72.042 97.246
Sumber : Philip’s Geographical Diggest, 1994: 69-70.
Berdasarkan data pada table 5, dalam penangkapan ikan, Indonesia menempati
peringkat 8 dengan persentase tangkapan 3,2 dibawah India. Dalam hal penangkapan ikan ini
pada tahun 1990, bila dibandingkan dengan peru (peringkat 4) yang penduduknya hanya
22.330 jiwa, dan Cili (peringkat 6) dengan jumlah penduduk 13.137 jiwa, Indonesia
(peringkat 8 ), dapat dikatakan jauh sekali ketinggalannya.
Berdasarkan tabel tersebut, dalam hal konsumsi kalori per kapita per hari, Indonesia
menduduki peringkat 7 dengan konsumsi 2.605 (1990), sedangkan menurut Indikator
Kesejahteraan Rakyat(1992), pada Tahun 1991 telah mencapai 2,752 kalori, peringkatnya
sudah lebih baik dari kedudukan Malaysia dan Cina.
Tabel 6
KONSUMSI KALORI PER KAPITA PER HARI DI BEBERAPA NEGARA TAHUN
1960, 1970, 1980, DAN 1990
Negara 1960 1970 1980 1990
1. USA 3.120 3.497 3.529 3.642
2. USSR 3.205 3.348 3.362 3.380
3. Singapura 1.700 2.682 2.691 3.121
4. Jepang 2.330 2.758 2.833 2.921
5. Malaysia 2.307 2.417 2.595 2.671
6. Cina 1.870 2.092 2.328 2.641
7. Indonesia 1.796 1.872 2.441 2.603
8. Cili 2.480 2.697 2.637 2.484
9. India 2.020 1.992 2.117 2.229
10. Peru 2.260 2.251 2.166 2.037
Dunia 2.488 2.600 2.697
Sumber : Philip’s Geographical Digest 1994: 49.