Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perkembangan pembuluh darah retina pada bayi yang lahir prematur. ROP
salah satu penyebab utama kebutaan anak di seluruh dunia, hal ini dilaporkan
pada tahun 1980, dimana sebanyak 7000 anak di Amerika Serikat dinyatakan buta
akibat ROP.
Pada tahun 1941 sampai 1953 terjadi peningkatan kejadian ROP di seluruh
dunia, lebih dari 12.000 bayi menderita ROP. Pada tahun 1951, dua ahli Inggris
merupakan salah satu faktor risiko yang menyebabkan memberatnya ROP, tetapi
tambahan pada bayi prematur tidak secara langsung akan menurunkan kejadian
1
B. Tujuan Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Retina
multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.
Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliaris, dan
berakhir di tepi ora serrata. Pada orang dewasa, ora serrata berada sekitar 6,5 mm
di belakang garis schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm di belakang garis ini
pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel
berpigmen retina sehingga juga bertumpuk dengan membrane bruch, koroid, dan
sklera.1
3
3. Lapisan sel ganglion
5. Lapisan inti dalam badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 2,3 mm pada kutub
yang berdiameter 1,5 mm. Di tengah makula, sekitar 3,5 mm di sebelah lateral
diskus optikus, terdapat fovea, yang merupakan suatu cekungan yang memberikan
pantulan khusus bila dilihat dengan oftalmoskop. Foveola adalah bagian tengah
4
fovea dimana sel fotoreseptornya adalah sel kerucut dan merupakan bagian retina
Retina menerima darah dari dua sumber yaitu khoriokapilaria dan cabang-
termasuk lapisan pleksiformis luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan
40-42 minggu :bagian temporal yang lebih besar telah tervaskularisasi seluruhnya
5
Gambar embriologi vaskularisasi retina
pada bayi prematur. ROP seringkali mengalami regresi atau membaik tetapi dapat
penderitanya. Semakin kecil berat badan dan muda usia neonatus, maka insiden
ROP semakin meningkat. Hal ini masih menjadi suatu masalah meskipun dengan
6
C. Etiologi
terbentuk pada 3 bulan setelah konsepsi dan menjadi lengkap pada waktu
kelahiran normal. Jika bayi lahir sebelum waktunya, hal ini dapat mengganggu
tumbuh abnormal misalnya rapuh dan bocor, yang dapat menimbulkan perdarahan
pada mata. Jaringan parut dapat terbentuk dan menarik retina terlepas dari
permukaan dalam mata. Pada keadaan yang berat akan mengakibatkan hilangnya
minggu masa gestasi atau dengan berat badan lahir kurang dari 3 pon perlu
2. Penyakit jantung
6. Anemia
8. Apnea
7
9. Bradikardia
D. Patofisiologi
bahwa berat badan lahir rendah, usia gestasi yang rendah, dan penyakit penyerta
lebih kecil, lebih tidak sehat, dan lebih immatur memiliki risiko yang jauh lebih
minggu. Pembuluh retina tumbuh keluar dari optic disc sebagai perpanjangan dari
matur. Pembuluh darah choroid (yang terbentuk pada usia gestasi 6 minggu)
mensuplai retina avaskular yang tersisa. Bagian nasal dari retina akan
minggu.1,4
8
Sedangkan bagian temporal yang lebih besar biasanya telah
normal. Terdapat dua teori yang menjelaskan patogenesis ROP. Sel-sel spindel
mesenkimal, yang terpapar kondisi hiperoksia, akan mengalami gap junction. Gap
dan Hittner.
maka pembuluh darah mengalami iskemik. Hal ini terjadi karena disaat keadaan
transisi mendadak dari intrauterine ( yang memiliki tekanan oksigen lebih rendah,
sekitar 30 -35 mmhg) ke ekstrauterina (tekanan oksigen yang lebih tinggi, sekitar
50-80 mmhg) menyebabkan oksigenasi retina berlebih atau yang serimh dikenal
retina, karena bayi yang lahir prematur rentan terhadap cedera oksigenasi.
Kemudian untuk mengurangi kaadar oksigen yang berlebih kompleks III oksidatif
9
fotosensitizes molekuler yang menghasilkan radikal bebas saat perangsangan dan
zat besi pada saraf BBL lebih banyak untuk menkatalisis reaksi oksidasi yang
meningkat dan menyebabkan peningkatan lebih lanjut aliran darah dan oksigen
mikrovaskular retina. Sel-sel endotel retina sangat rentan terhadap cedera akibat
peroksidasi sedangkan sel otot polos dan astrocytes pervaskular relatif tahan.
Retina sangat rentan terhadap lipid peroxidation (yang terdiri dari lipid
dengan peningkatan kadar PUFA seperti DHA, asam cis arachidonate (AA) dan
oleh peroksidase Aa dan dilepaskan oleh fosfolipase. Lipid lain yang dihasilkan
fosfogliserida adalah prekursor dari PAF).LPA dan PAF penguat TXA2 sebagai
vasoobliterasi retina.
10
pemenuhan kebutuhan oksigen yang kurang. Dalam upaya mengembalikan
tingkat oksigen dan nutrisi yang cukup untuk retina maka pembuluh darah
teratur, dan salah arah menuju vitreous dimana fisiologisnya tampa pembuluh
oksigen yang kurang makan peran penting dari IGF 1, Hif 1 dan VEGF berperan
(EGLNS) namun keadaan O2 rendah EGLNS tidak berperan hal ini menyebabkan
VEGF meningkat yang terakumulasi dalam nukleus. Dalam keadaan ini juga
E. Klasifikasi
membagi lokasi penyakit ini dalam zona-zona pada retina (1,2, dan 3), penyebaran
penyakit berdasarkan arah jarum jam (1-12), dan tingkat keparahan penyakit
dalam stadium (0-5). Dalam anamnesis dari bayi prematur, harus mencakup hal-
o Usia gestasi saat lahir, khususnya bila lebih kurang dari 32 minggu
o Berat badan lahir kurang dari 1500 gram, khususnya kurang dari 1250
gram
11
o Faktor resiko lainnya yang mungkin (misalnya terapi oksigen, hipoksemia,
1. Zona I
Dibatasi oleh lingkaran imajiner yang memiliki radius 2x jarak optik disk
ke makula.
2. Zona II
Meluas dari pinggir zona I ke titik tangensial sampai nasal ora serata dan
area temporal.
3. Zona III
Merupakan daerah sisa temporal anterior yang berbentuk sabit ke zona II.
12
Berdasarkan derajatnya, ROP diklasifikasikan menjadi6,7 :
Pada stadium ini biasanya akan membaik sendiri dan bayi akan
Pembuluh darah abnormal tersebut akan tumbuh ke arah sentral dan tidak
stadium ini ada bayi yang akhirnya membaik dan tidak memerlukan terapi
serta mempunyai penglihatan yang normal. Pada bayi dengan stadium III
retina.
ditambah robekan lapisan retina sebagian yang berawal pada ridge. Retina
13
Derajat 5 : robekan retina total berbentuk seperti corong (funnel). Bayi
Plus disease
“Plus disease” merupakan vena yang berdilatasi dan arteri yang berkelok-
kelok pada fundus posterior. “Plus disease” dapat muncul pada stadium
Treshold disease
F. Prosedur Pemeriksaan
Semua bayi prematur dengan berat badan lahir dibawah dari 1500 gram
dan masa gestasi dibawah 32 minggu memiliki resiko untuk menderita ROP,
14
Bayi yang lahir pada usia gestasi 23-24 minggu, harus menjalani
Bayi yang lahir pada usia gestasi 25-28 minggu, harus menjalani
Bayi yang lahir pada usia gestasi ≥ 29 minggu, pemeriksaan mata pertama
dilatasi fundus dan depresi skleral. Instrumen yang digunakan adalah spekulum
Sauer (untuk menjaga mata tetap dalam keadaan terbuka), depresor skleral Flynn
adanya penyakit plus. Mata dirotasikan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya
penyakit zona 1. Apabila pembuluh nasal tidak terletak pada nasal ora serrata,
temuan ini dinyatakan masih berada pada zona 2. Apabila pembuluh nasal telah
G. Diagnosis Banding
1. Incontinentia pigmenti
15
Merupakan kelainan X-linked dominan yang bisa menstimulasi ROP.
Penyakit ini letal pada bayi laki-laki, hanya terdapat pada bayi perempuan.
Pada bulan pertama, bayi memiliki pembuluh darah retina yang berkelok-
blue sclera. selain terjadi anomali okular, sistem nervus sentral terganggu
perdarahan vitreus.
H. Penatalaksanaan
Terapi Medis
oftalmologis terhadap bayi-bayi yang memiliki faktor risiko. Saat ini, belum ada
standar terapi medis yang baku untuk ROP. Penelitian terus dilakukan untuk
16
pasien dengan penyakit neovaskularisasi bentuk yang lain, seperti retinopati
(PUFAs) dalam kadar normal pada retina yang sedang berkembang, seperti
ROP, banyak ahli percaya bahwa memaksimalkan saturasi oksigen pada penderita
ROP dapat merangsang regresi dari penyakit ini. Namun, sebuah studi multisenter
diatas 95%. Namun, saturasi oksigen yang lebih tinggi juga tidak memperparah
Terapi Bedah
ablatif saat ini terdiri dari krioterapi atau terapi laser untuk menghancurkan
area retina yang avaskular. Terapi ini biasanya dilakukan pada usia gestasi 37-
40 minggu, apabila ROP terus memburuk, mungkin dibutuhkan lebih dari satu
tindakan.
b. Krioterapi
17
Krioterapi merupakan terapi utama ROP sejak era 1970an. Prosedur ini
dapat dilakukan dengan anestesi umum ataupun topikal. Karena tingkat stress
setelah prosedur ini selesai. Komplikasi yang paling umum terjadi adalah
dipertimbangkan lebih efektif untuk mengobati penyakit pada zona 1 dan juga
mengenai ketajaman visus dan kelainan refraksi, terapi laser tampaknya lebih
terapi laser lebih mudah dilakukan dan lebih bisa ditoleransi oleh bayi.
18
bulan dan 2 tahun. Berdasarkan studi ini, para oftalmologis membagi ROP
19
Dasar pemeriksaan untuk menindaklanjuti pasien dengan retinopati
masa interval follow-up lanjutan yang harus dijalani oleh pasien tersebut sehingga
setiap 1-2 minggu untuk menentukan apakah diperlukan terapi tambahan. Pasien
matur. Banyak pasien yang kehilangan penglihatannya akibat monitor yang tidak
20
tepat waktu dan tidak sesuai. Pada pasien yang tidak ditatalaksana, ablasio retina
Selain itu, 20% dari bayi-bayi prematur menderita strabismus dan kelainan
bulan hingga bayi berusia 3 tahun. Sebanyak 10% bayi-bayi prematur juga dapat
I. Prevensi
antenatal yang baik. Semakin matur bayi yang lahir, semakin kecil kemungkinan
21
kortikosteroid dalam masa antenatal memiliki efek protektif terhadap tingkat
keparahan ROP. Selain itu, penelitian lain juga menyatakan bahwa terapi
J. Komplikasi
ambliopia, strabismus, nistagmus, katarak, ruptur retina, dan ablasio retina. Pada
penelitian yang dilakukan Vanderveen dkk, strabismus pada penyakit ini dapat
K. Prognosis
Pada pasien yang tidak mengalami perburukan dari stadium I atau II memiliki
prognosis yang baik dibandingkan pasien dengan penyakit pada zona 1 posterior
atau stadium III, IV, dan V. Faktor yang penting adalah deteksi awal dan
22
DAFTAR PUSTAKA
2008. http://emedicine.medscape.com/article/1225022-diagnosis
Publishers. 2000;264-5.
23
10. Kretzer FL, Hittner HM. Retinopathy of prematurity: clinical implications of
retinal development. Arch Dis Child. Oct 1988;63 (10 Spec No):1151-67.
[Medline].
http//www.AboutKidsHealth.html
(Online). www.nei.nih.gov/health/rop/rop.asp
16. Radjamin, R. K, dkk, 1993, Ilmu Penyakit Mata, Airlangga University Press,
Surabaya.
17. http://neoreviews.aappublications.org/cgi/content/full/neoreviews;2/7/e174/F
24