Professional Documents
Culture Documents
Automation System)?
Building automation system adalah sebuah pemrograman, komputerisasi,
intelligent network dari peralatan elektronik yang memonitor dan mengontrol
sistem mekanis dan sistem penerangan dalam sebuah gedung. Building
Automation Systems (BAS) mengoptimasi start-up dan performansi dari
peralatan HVAC dan sistem alarm. BAS menambah dalam jumlah besar
interaksi dari mekanikal subsistem dalam gedung, meningkatkan
kenyamanan pemilik, minimasi energi yang digunakan, dan menyediakan off-
site kontrol gedung. BAS berbasis kontrol komputer untuk mengkoordinasi,
mengorganisasi, dan mengoptimasi kontrol subsistem pada gedung seperti
keamanan, kebakaran/keselamatan, elevator, dan lain-lain.
1. Controller
2. Occupancy Sensor
3. Lighting
4. Air Handler
Air handler digunakan untuk mengatur keluar masuknya udara dalam gedung
(dumper buka tutup ducting). Pengaturan ini dilakukan untuk menjaga agar
udara tetap sesuai dengan kebutuhan serta kesehatan manusia yang ada
dalam gedung tersebut.
5. Central Plant
Topologi
Jaringan otomatis gedung terdiri dari primary dan secondary bus yang terdiri
dari Programmable Logic Controllers, input / output dan sebuah user
interface (human interface device). Primary dan secondary bus dapat berupa
kabel fiber optik, ethernet, ARCNET, RS-232, RS-485 atau wireless
network. Controller digunakan dengan software yang akan bekerja dengan
standar BACnet, LanTalk, dan ASHRAE. Input dan output berupa analog dan
digital (binary). Input analog digunakan untuk membaca pengukuran
variabel. Input digital mengindikasikan apabila device menyala atau tidak.
Output analog mengontrol kecepatan atau posisi dari peralatan,
seperti variable frequency drive, sebuah I-P transducer, atau sebuah
aktuator. Output digital digunakan untuk membuka dan menutup relay
dan switch.
Air - Conditioning
Motor Induksi 3 Phasa
Air - Chiller HVAC
Water Coller
Colling Water Pump
Lighting
Escallator
Water Heater
AHU , biasanya membutuhkan sistem
operasi yang otomatis untuk
mempermudah pekerjaan.
Berbagai persoalan muncul karena minimnnya Building Automation System merupakan solusi energy,
pengendalian dan monitoring sistem, serta mis- security, fasilitas dan management, system video, HVAC,
informasi atau kurangnya pemahaman teknis, lighting / penerangan, fire alarm system serta beberapa kontrol
terutama persoalan kontrol otomatis dari berbagai gedung termasuk utility seperti genset, power panel room,
sistem pengendalian seperti pengendalian water treatment, lift, dan pump room.
temperatur, tekanan, flow, menjadi persoalan
utama pemborosan energi listrik. Beberapa perangkat system telah dilengkapi dengan
software dan hardware berbasis Web dan protocol komunikasi
Kontrol Start Stop Otomatis Lampu Penerangan Modbus dan BACnet. Dan system telah dikembangkan untuk
tujuan-tujuan dalam hal kontrol AHU, HVAC, Sequencial
control, alarm, beberapa fungsi schedule Start Stop.
Penarikan Kabel.
Sistem monitoring fire alarm dari berbagai Membuat laporan sistem untuk analisa
merk bisa dipergunakan sebagai pertimbangan sehingga mengurangi kesalahan dan mis-informasi yang
baik sistem addressable dan konvensional, dengan sering terjadi menyangkut data pemakaian listrik, operasi,
sistem telemetry atau local memudahkan
dan informasi lain yang dilakukan secara manual. Informasi
pemantauan indikasi kebakaran bisa diintegrasikan
dengan unit komputer untuk pengendalian secera data berupa tabel, grafik yang terkait dengan biaya,
keseluruhan dalam satu layar komputer yang performance, error system ditampilkan dalam bentuk pdf,
bersatu dengan sistem pengendalian Chiller, Excell, Word untuk menunjang sistem informasi yang
Colling Tower, AHU, Pump Room, Lighting secara dibutuhkan dalam jajaran management.
lebih effisien. Menampilkan aktifitas seluruh perangkat utility gedung terutama
yang berhubungan dengan effiesiensi, kemudahan, dan
Intelligent addressable FACP dengan built in kelancarandalam layar komputer seperti temperatur ruangan,
communicator MS9200-UDLS merupakan tekanan pipa gas, sistem hidrant, fire alarm system, water
perangkat kontrol fire alarm yang dilengkapi treatment, pump room, sumpit, water tank, dsb .
dengan sistem telemetry jaringan telephone
otomatis yang menghubungkan unit fire alarmJadi apa yang Anda dapatkan dengan sistem BAS adalah :
dengan sistem central melalui penambahan modul
optional 411/411UD slave digital alarm
communicator, 411 UDAC, IPDACT-2/2UD, Anda tidak perlu lagi menghidupkan dan mematikan unit peralatan
VisorAlarm Plus, dan IPGSM-4G merupakan gedung Anda secara manual
produk sistem monitoring yang baik yang mampu Anda tidak perlu lagi mengukur jumlah arus, tegangan atau biaya
menampilkan kerja pengontrolan secara pemakaian listrik secara manual.
terintegrasi dengan unit komputer secara otomatis Anda tidak perlu mangalami Kasus Emergency and kasus kritis
dalam satu sistem pengontrolan. dengan tenaga maintenance. Kasus akan tertampil di layar
komputer dan terekam dalam CCTV pada saat kejadian. Sehingga
memudahkan Anda untuk menganalisa kejadian dan penyebabnya.
Modifikasi sistem meliputi pembuatan panel baru sebagai panel modul yang
akan menerima sinyal informasi dari beberapa perangkat seperti temperature
transducer, level transmitter, pressure transmitter, ampere, tegangan, baik
besaran analog ataupun besaran digital.
Air - Conditioning
3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu :
Fire Alarm Control Panel
Automated Power Management
Air - Chiller HVAC 1. Non addressable system :
Water Coller
Sistem ini disebut juga dengan conventional sistem. Pada
sistem ini MCFA menerima sinyal api kebakaran, asap
Chemical Tank
kebakaran, atau kebocoran gas langsung dari semua
Colling Water Pump
detektor (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa
Pumping Control
pengalamatan dan langsung memerintahkan’
Remote Power Control
transponder, transmitter, atau adaptor module untuk
merespon force alarm, tanda kebakaran tersebut. Sistem
Perlu sekali untuk mengetahui prinsip kerja pemadam api ini umumnya digunakan pada
beberapa smoke / heat detector karena bangunan/area supervisi berskala kecil, seperti
sumber api kebakaran dan bagaimana api perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan
kebakaran timbul mempunyai beberapa tertentu pada suatu bangunan yang diamankan.
karakteristik. Penentuan jenis smoke / heat
detector yang dipakai yang paling tepat
adalah saat bangunan tersebut dibangun dan 2. Semi addressable system :
diketahui peruntukannya. Misalnya Pada sistem ini dilakukan pengelompokan/zoning pada
pemakaian smoke / heat detector akan detektor berdasarkan area pengawasan (supervisory
sangat berbeda antara bangunan yang area). Masing-masing zona ini dikendalikan (baik input
dipakai untuk gudang, gedung perkantoran maupun output) oleh zone controller yang
ataupun sebagai hotel mempunyai alamat/address yg spesifik. Pada saat
detektor atau alat penerima masukan lainnya
Ada beberapa tipe detector yaitu smoke ( memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O)
yang terdiri dari ionization smoke detector berdasarkan zone controller yg mengumpankannya.
dan photoelectric detector ), heat detector Dalam konstruksinya tiap zona dapat terdiri dari :
dan gas detector. Apabila suatu detector
merupakan kombinasi dari semua sensor
satu lantai dalam sebuah bangunan / gedung
diatas maka disebut multi criteria detector (
beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di
Notifier menyediakan ) sebuah bangunan / gedung
beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tai di
Sensor gas, api dan asap kebakaran sebuah bangunan / gedung
Sensor ( Chamber ) pada detector ion terdiri Sistem ini mempunyai kemampuan mengontrol lebih
dari dua buah Plat yang bermuatan listrik dan dibanding hanya sebagai sistem control fire alarm,
bahan radioactive diantara plat positive dan sebagai contoh bisa dipakai untuk HVAC Chiller,
negative. Tumbukan antar molekul, keamanan, pintu elektronis untuk semua tipe alarm atau
menyebabkan terjadinya ion positif dan kondisi gangguan yang sedang terjadi.
negative. Ion tersebut akan tertarik kearah
kedua plat dan menyebabkan arus dengan Panel kontrol alarm kebakaran type addressable menerima satu
suatu nilai tertentu. Apabila chamber terkena atau lebih signal, tergantung dari jenis protocol yang
dipergunakan, dan dapat dipergunakan untuk mengontrol dan
asap maka partikel ion akan berubah sesuai
memonitor lebih dari seratus peralatan. Beberapa
asap yang masuk, masuknya asap sampai protocol dapat menerima setiap tipe detektor dan module input
suatu nilai tertentu akan detector bekerja. output, sementara protocol jenis lain mempunyai hanya 50%
kapasitas channel dari berbagai detektor dan sensor, dan 50%
. dari module input dan output.
Smoke detectors
Heat Detectors (Rate of Rise and Fixed Temperature)
Manual call points or manual pull stations
Notification appliances (Simplex systems with TrueAlert
signals only)
Heat detector ada dua macam yaitu ROR dan Transponders
Fixed Detektor. ROR akan bekerja Fire sprinkler system inputs
berdasarkan kenaikan suhu yang terjadi , Switches
sedang fixed detector mempunyai satu nilai o Flow control
tertentu untuk alarm ( misalnya 57 deg o Pressure
Celcius ). Untuk ruangan yang sudah cukup o Isolate
o Standard switches
panas ROR tidak cocok digunakan karena
mudah terjadi false alarm.
Perangkat output diperlengkapi dengan relai dan beberapa
perangkat lain
Beberapa tempat yang sangat cocok Relai (Warning System/Bell)
dipasang smoke / heat detector adalah : Relai Door Holder
Auxiliary (Control Function) Relai
1. Pembuatan building automation system ( "smart building system ") terbilang investasi yang cukup
dibilang mahal ( bagi beberapa pihak yang memiliki asset yang terbatas. )
2. Pembuatan building automation / smart building system seharusnya datang dengan memberikan solusi
dan effisiensi dari produk, harga, ketepatan atau daya guna produk atau sistem yang ditawarkan. Namun
seringkali sistem atau produk yang ditawarkan tidak selalu menjawab kebutuhan dan permintaan yang
diinginkan ( harga, effisiensi alat / produk, tingkat efektifitas produk dan harga selalu muncul bersamaan
dengan kebutuhan atau tepat guna )
3. Building automation system kadang ditawarkan dengan sistem atau produk yang baku dan maaf
kadang tidak disesuaikan dengan situasi dan kondisi internal user yang tertarik dengan pemantaan
sistem otomatisasi gedung ( BAS ) dan menjadi berbalik tidak tertaik dengan sistem bas yang ditawarkan.
4. dan lain-lain yang bisa terjadi anggapan bahwa building automation belum waktunya dilakukan.
Untuk mencapai kesepakatan atau titik temu antara pemakai ( bicara soal perangkat, keandalan, harga,
effektifitas sistem diperlukan pendekatan beberapa hal penting berikut :
penawaran produk alternatif yang lebih murah, dengan kemampuan pendukung aplikasi bas.
pembuatan sistem yang disesuaikan dengan tingkat kondisi dan permasalahan yang ada. Tidak
harus semua sistem ditawarkan dengan produk kelas mahal tapi meski disesuaikan dengan
kapabilitas alat dan kondisi internal user.
Sistem BAS / smart building automation memang menarik untuk terus dikembangkan di tiap-tiap gedung
secara terintegrasi namun tetap disesuaikan. Pemilihan produk harus tetap jadi pilihan user dengan
beberapa spesifikasi teknis yang memenuhi syarat. Spesifikasi perangkat secara umum haruslah memiliki
beberapa fungsi kegunaan dengan kemampuan seperti hal-hal berikut :
mempunyai kecepatan respon terhadap gangguan dalam menyampaikan data ke control room
mempunyai komponen-komponen yang bisa tergantikan dengan produk lain.
mempunyai kemudahan dalam setting konfigurasi apabila digantikan dengan produk lain.
mempunyai kemudahan dalam rekonfigurasi, sistem maintenance, dan instalasi.
dan beberapa hal lain..
Untuk mencapai tujuan-tujuan pembuatan sistem bas yang perlu dikembangkan adalah mengenai
beberapa pertimbangan berikut :
1. Bas tidak harus mahal dan tidak selalu berupa produk dengan kapasitas hebat, namun kalau bisa kecil
dan bermanfaat dan memenuhi level harga yang diinginkan.
2. Bas memerlukan kematangan pembuatan sistem dan harga, serta efektifitas perangkat dari teknisi
atau engineer atau consultant yang mengerti perkembangan sistem bas. Alhasil tidak selalu bas itu
mahal.
mudah-mudahan bermanfaat !!
no comments:
Post a Comment
Newer PostOlder PostHome
palang pintu
gate barrier
Follow by Email
b. Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
5. SNI 03-1735-2000
6. SNI 03-1745-2000
b. Mc. Guiness, Stein & Reynolds
a. Hydrant Pillar
- Jenis two-way, terbuat dari baja tuang diberi penguat pondasi beton secukupnya.
- Hydrant Pillar dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints atau cat ICI, (jenis exterior coating)
b. Fire Hydrant Box
- Box terbuat dari plat dengan tebal + 2 mm.
- Dimensi box : lihat gambar perencana.
- Seluruh box dan pintu dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints dan diberi tulisan Hydrant dengan
warna merah.
- Panjang fire hose tidak kurang dari 30 M' mudah digulung, tahan terhadap tekanan dan penyambungan
dengan sistem quick coupling.
- Nozzle variable (zet spray) diameter 65 mm semua dalam keadaan baru dan fabricated.
- Fire hose dari jenis black rubber lined yang memenuhi standard BS 6391.
c. Seamese Connection
- Digunakan seamese connection jenis two way type Y terbuat dari baja tuang.
- Dalam pemasangan unit seamese connection harus diberikan pondasi penguat sebagai dudukan.
- Lokasi seamese connection mudah dilihat dan dekat dengan jalan laluan mobil agar mudah untuk dipakai
bila diperlukan (lihat gambar perencanaan).
- Seamese Connection harus sesuai standard DPK, untuk penggunaan sistem coupling.
2.2.4. PIPA DAN VALVE
a. Pemipaan
Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe Sch. 40, atau ASTM A 53 dan harus diusahakan semuanya
berasal dari satu merk.
Demikian juga untuk fitting digunakan Black Steel Pipe class 15 K, Weld Type.
b. Valve - valve
Working Pressure : 300 psi (15 bar)
Gate Valve :
Tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge disk, screwed end untuk valve sampai
dengan diameter 50 mm atau bisa digunakan tipe Butterfly untuk diameter 15 mm sampai dengan
diameter 25 mm.
Tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft, hand wheel operated with position
indicator untuk valve lebih besar dari diameter 50 mm dengan body material cast iron untuk tekanan 150
psi dan carbon steel untuk tekanan 300 psi.
Check Valve :
Material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal disk, screwed end untuk valve sampai
dengan diameter 50 mm.
Swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron untuk tekanan 300 psi dan
carbon steel untuk tekanan 300 psi.
Khusus untuk pompa-pompa hydrophor digunakan dual plate wafer type check valve.
c. Tekanan Kerja Valve :
Untuk keperluan fire fighting digunakan valve - valve dengan tekanan kerja minimum 300psi (15 bar).
2.3. SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
2.3.1. PEMASANGAN UNIT POMPA
a. Seluruh unit pompa harus dipasang dan didudukkan diatas fondasi dengan kuat dan kokoh.
b. Metoda dan persyaratan instalasi pompa, pemipaan serta peralatan pemipaannya harus mengikuti dan
mengacu kepada Standard NFPA-20.
2.3.2. INSTALASI PEMIPAAN
a. Sistem Penyambungan Pipa
Menggunakan sambungan ulir/screwed atau las untuk pipa berdiameter 75 mm ke bawah dan
menggunakan sambungan flanged untuk diameter pipa 100 mm ke atas dengan maximum dua batang
pipa serta pada belokan minimal 5 kali diameter pipa dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya
(long elbow).
Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua batang pipa pada pipa lurus.
Untuk mencegah terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus terlebih dulu diberi lapisan
red lead cement atau pintalan khusus dari asbes.
Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet secara homogen.
b. Penumpu Pipa
Seluruh pipa harus diikat/ditetapkan, kuat dengan dudukan dan angker yang kokoh (rigit), agar
inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan gerakan.
Pipa horizontal harus ditumpu dengan penyangga dengan jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.
c. Pemasangan Fixtures dan Fitting
Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan mengganggu
aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigit) ditempatnya lengkap tumpuan yang
mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa hidrant dilaksanakan harus rapi.
Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi (pipa induk), dipasang balok-balok dari beton dengan
campuran yang kuat (K.225) dan dipasang setiap ada sambungan pipa (tee, elbow, valve ) dan sebagainya.
a. Pelayanan hydrant diluar/di dalam bangunan dan sprinkler menggunakan satu set pompa yang terdiri
dari jockey pump, electric hydrant pump dan diesel hydrant pump.
b. Pengaturan kerja pompa dilakukan secara automatic dengan pressure switch pump Control, control valve
serta panel-panel pengoperasian.
Semua ketentuan-ketentuan unit pompa beserta perlengkapannya harus mengikuti NFPA 20 standard.
2.6. SYARAT-SYARAT PEMELIHARAAN
2.6.1. SYARAT UMUM
a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar, data-data
peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan dari mesin-mesin terpasang di bawah Kontrak
ini. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik proyek/Pengawas sebanyak 4 (empat) set dan
kepada Perencana 1 (satu) set.
b. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual, Installation Manual,
Maintenance Manual, Operating Instruction, Trouble Shooting Instruction.
c. Hendaknya diberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan perawatan kepada Pemilik, sebuah
dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempelkan di dinding dalam ruang mesin utama atau tempat
lain yang ditunjuk oleh pemilik proyek/Pengawas.
d. Pemborong harus memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas-
petugas teknis (Team Engineering) yang ditunjuk oleh pemilik proyek secara cuma-cuma sampai cakap
menjalankan tugasnya.
e. Pemborong harus memberikan Surat Garansi dari pemakaian peralatan-peralatan utama kepada Pemberi
Tugas.
2.6.2. MATERI PEMELIHARAAN
Selama masa pemeliharaan, Pemborong wajib melakukan pemeliharaan secara berkala terhadap
seluruh Instalasi Sistem, baik peralatan utama maupun instalasi pemipaannya.
Pelaksanaan pemeliharaan menyangkut item-item dan tidak terbatas pada berikut ini :
a. Pemeriksaan terhadap :
- Fungsi dan mekanisme kerja kontrol
- Mekanisme kerja panel-panel kontrol
b. Pemeriksaan terhadap: Battery Charger, penggerak engine, minyak pelumas sistem pompa dan sistem
engine
c. Testing terhadap bekerjanya unit-unit sistem, yaitu pompa penggerak elektrik dan diesel
d. Bersihkan seluruh peralatan dari kotoran
e. Pembersihan tangki bahan bakar
f. Penggantian minyak pelumas.
2.6.3. PETUNJUK PEMELIHARAAN
a. Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan, Pemborong harus menyerahkan Buku Petunjuk
Pemeliharaan terhadap seluruh peralatan utama (pompa, motor, diesel, panel listrik, panel kontrol, dll.)
dan Instalasi serta daftar material/ komponen yang memerlukan penggantian secara berkala.
Buku yang diserahkan harus dalam bentuk edisi lux dan dijilid dengan rapih dan bagus.
Petunjuk pemeliharaan harus mencantumkan ringkasan dari pemeliharaan berkala yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan standard/aturan yang berlaku secara umum.
b. Di dalam buku pentunjuk pemeliharaan tersebut harus diuraikan secara jelas dan ringkas mengenai
tatacara/prosedur pemeliharaan, contoh data logbook pencatatan (harian, mingguan, bulanan dan
tahunan).
c. Jumlah buku yang harus disediakan oleh Pemborong sebanyak 5 (empat) set, masing-masing 3 set untuk
Pemilik Proyek, 1 set untuk Pengawas/MK dan 1 set untuk Perencana. Seluruh biaya yang diakibatkan oleh
pembuatan dan pengadaan buku tersebut ditanggung oleh Pemborong.