Professional Documents
Culture Documents
M u n d a k i r*
*Program Studi S.1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya
Email: cak_mudz@yahoo.co.id
ABSTRACT
Introduction:Lapindo mud disaster that occurred since 29 May 2006 is considered as the longest
disaster that occurred in Indonesia. This disaster has caused damage and lost of property which
has been affecting the viability of the residents of the affected areas. Psychosocial well being is one
af the impacts of disaster. Research was conducted using qualitative design with descriptive
phenomenology method. The purpose required of this research was to identify the psychological
impact, social impact, and hope for the settlement of problems and health services.
Method:Number of participants were involved in this research based on the saturation of data was
7 people. This study used purposive sampling technique using the key informant. Procedure of data
collection techniques using depth interviews with a semi-structured form of used questions. The
Digital Voice Record was utilized to record the interviews, and verbatim transcripts made and
analyzed using the methods of Colaizi (1978, in Daymon and Dolloway, 2008). Result:This study
revealed 9 theme of core and 2 additional theme. Nine the core theme is emotional changes,
cognitive changes, coping mechanism, changes in family function, changes in social relationships,
social support, hope to the problem to the government and PT Lapindo, physical health service
needs and psychological health. Discussion:While two additional theme that is risk and growth
trouble, and distres spiritual. Conclusion of this research society of victim of mud of Lapindo
experience of impact of psikosoial and hope to government and PT Lapindo settle the payment
phase II (80%) and also provide service of health of physical and also psikososial. This research
recommend the importance of intervention of psikososial to society of victim and research of
continuation after society of victim take possession of new residences.
43
Dampak Psikososial (Mundakir) 44
terdapat 1.666 keluarga atau 6.094 jiwa. akibat bencana lumpur Lapindo di desa
Penentuan desa terdampak dilakukan pada Pajarakan kecamatan Jabon
bulan Juli 2008 setelah tiga desa tersebut Sidoarjo.Sementara secara khusus bertujuan
dinyatakan tidak layak huni oleh Badan untuk mengidentifikasi Bentuk-bentuk respon
Penanggulangan Lumpur di Sidoarjo (BPLS). psikologis yang dialami anggota masyarakat
Dengan penentuan status sebagai desa akibat bencana lumpur Lapindo, Bentuk-
terdampak berarti masyarakat di desa tersebut bentuk respon sosial yang dialami anggota
harus meninggalkan tanah dan rumahnya masyarakat akibat bencana lumpur Lapindo,
karena daerah tersebut akan di jadikan Dampak psikososial yang dialami anggota
penampung lumpur. masyarakat akibat bencana lumpur Lapindo,
Penelitian ini fokus pada masalah Harapan masyarakat korban terhadap
psikososial yang terjadi pada usia dewasa (20- penyelesaian masalah psikososial akibat
50 th) dan usia lanjut. Pada tahap usia dewasa bencana lumpur Lapindo, Harapan
akan terjadi ”konflik” antara Generativity vs masyarakat terhadap peran tenaga kesehatan
Stagnation. Generativity adalah kepedulian (khususnya perawat) baik dari instansi
yang tinggi, lebih luas dari pada intimacy. pemerintah maupun swasta (LSM, ORMAS,
Perkembangan yang baik pada fase ini akan dan sebagainya) untuk mengatasi masalah
memunculkan sikap responsif, peduli dan kesehatan akibat bencana lumpur Lapindo.
partisipatif terhadap kebutuhan orang lain atau Hasil penelitian diharapkan menjadi
lingkungan. Sedangkan Stagnation merupakan salah satu bukti ilmiah tentang dampak
terbatasnya atau tidak adanya kepedulian psikososial masyarakat korban lumpur
kepada orang lain. Lapindo sebagai masukan untuk penyelesaian
Perkembangan psikososial pada usia masalah secara tepat. Sehingga perlu
lanjut menurut Erikson masuk tahap mendapatkan perhatian dan penyelesaian
integeritas diri versus putus asa (Ego integrity masalah secara tepat supaya tidak
versus despair). Perkembangan periode ini menimbulkan dampak yang lebih besar.
dimulai pada usia 45/60 tahun ketika mulai
meninggalkan aktifitas dimasyarakat. BAHAN DAN METODE
Perkembangan yang baik pada masa ini
diwujudkan dengan integeritas diri yang baik, Penelitian ini dilakukan dengan
lebih matang, dan tidak takut mati karena menggunakan desain penelitian kualitatif
telah melalui kehidupan dengan baik. Namun dengan metode fenomenologi deskriptif.
bila hidup yang dilalui tidak semestinya, maka Populasi yang menurut Sugiono (2007) dalam
akan muncul perasaan putus asa, penyesalan penelitian kualitatif diistilahkan sebagai
dan ”marah” dengan dirinya sendiri karena situasi sosial (Social Situation) dalam
merasa gagal menjalani hidup. Kondisi penelitian ini adalah masyarakat desa
masyarakat korban saat ini memang tidak Pajarakan yang mengalami dampak
dalam ancaman kematian, namun perubahan psikososial akibat Lumpur Lapindo. Sampel
yang dialami akibat lumpur dan dalam penelitian ini adalah anggota
ketidakpastian masa depan menyebabkan masyarakat desa Pajarakan yang mengalami
rentan terhadap masalah kesehatan, baik masalah psikososial. Proses seleksi sampel
masalah kesehatan fisik, psikis, sosial, budaya dilakukan dengan tehnik purposive sampling,
dan spiritual. yaitu tehnik pengambilan sampel atau sumber
Berdasarkan pertimbangan dan realita data dengan pertimbangan tertentu
yang terjadi pada masyarakat korban lumpur sebagaimana yang diinginkan peneliti, dengan
Lapindo, maka peneliti melakukan penelitian kriteria inklusi sebagai Bisa membaca dan
dengan desain kualitatif fenomenologi menulis, Berusia antara 20 tahun sampai
deskriptif dengan alasan dampak psikososial dengan 65 tahun, Sedang mengalami masalah
merupakan pengalaman hidup yang sifatnya psikososial, yang dibuktikan dengan penilaian
subyektif, masing-masing individu berbeda, status kejiwaan, dengan skor penilaian
dan tindakan masing-masing individu hanya kuesioner < 60, Mampu berkomunikasi
dapat dipahami melalui pemahaman terhadap menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa
dunia kehidupan individu masing-masing. Jawa dengan baik, Bersedia menjadi
Penelitian ini secara umum bertujuan partisipan.
untuk mengidentifikasi dampak psikososial
44
Dampak Psikososial (Mundakir) 45
Partisipan dalam penelitian ini telah dalam Daymon dan Dolloway, 2008) sebagai
memenuhi kriteria inklusi. Jumlah partisipan berikut
dalam penelitian ini adalah 7 orang yang Pertama, membuat transkrip data
terdiri dari 6 laki-laki dan 1 perempuan. Hasil untuk mengidentifikasi pernyataan –
penilaian berdasarkan kuesioner status pernyataan yang bermakna dari partisipan.
kesehatan jiwa yang diberikan kepada Kedua, transkrip yang telah dibuat, dibaca
masing-masing partisipan (P) diperoleh skor berkali – kali dan fokuskan pada kalimat-
P1=46; P2=52; P3=55; P4=56; P5=41; P6=58; kalimat dan frase-frase yang secara langsung
dan P7=56. Berdasarkan hasil skor kuesioner terkait dengan masalah yang diteliti untuk
tersebut berarti semua partisipan memenuhi dihubungkan dengan tujuan khusus penelitian
syarat sebagai partisipan dalam penelitian ini. yang ingin didapatkan. Ketiga, merumuskan
Tehnik pengumpulan data yang makna. Keempat, mengulangi proses yang
digunakan adalah triangulasi (gabungan) dari sudah dilakukan untuk masing-masing
beberapa tehnik, yaitu wawancara mendalam wawancara atau catatan tertulis, kemudian
(indepht interview) dan kuesioner. Tehnik kelompokkan semua makna yang berbeda-
wawancara mendalam (indepth interview) beda itu ke dalam makna tema-tema tertentu
dilakukan dengan cara mengajukan atau sub – sub tema.Kelima, sediakan uraian
pertanyaan terbuka (open – ended interview), analitis yang terperinci menyangkut perasaan-
yaitu memberikan kesempatan kepada perasaan dan perspektif partisipan yang
partisipan untuk menjelaskan sepenuhnya terdapat dalam tema-tema. Keenam,
pengalaman mereka tentang fenomena yang merumuskan uraian mendalam menyangkut
sedang diteliti (Speziale dan Carpenter, 2003), keseluruhan fenomena yang diteliti, dan
yaitu pengalaman partisipan selama mengidentifikasi struktur pokok atau esensi
mengalami korban lumpur Lapindo. dari bentuk-bentuk yang diteliti (dalam hal ini
Pertanyaan dalam wawancara disusun adalah dampak psikososial yang dialami
dan dikembangkan berdasarkan tujuan anggota keluarga akibat lumpur Lapindo).
penelitian, yaitu bentuk-bentuk respons atau Ketujuh, yang merupakan langkah
dampak psikis dan sosial yang dialami terakhir adalah memberi check atau membawa
masyarakat korban, serta harapannya terhadap kembali hasil temuan-temuan peneliti kepada
masalah psikososial yang dialami selama ini. partisipan. Setelah dianalisis, data dipaparkan
Disamping wawancara mendalam, alat dalam bentuk hasil penelitian dan pembahasan
pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner. Peneliti menggunakan kuesioner HASIL
untuk mengidentifikasi masalah-masalah
kesehatan mental yang dialami masyarakat Hasil penelitian merupakan deskripsi
korban lumpur Lapindo. dari data yang diperoleh dengan tujuan untuk
Daftar pertanyaan dalam kuesioner mendapatkan pemahaman yang mendalam
dimodifikasi dari instrumen yang dan bermakna secara psikologis dan sosial
dikembangkan oleh Smit (2005), mengenai (psikososial) dari partisipan sebagai
gejala-gejala psikososial Hopkins dan DSM masyarakat korban bencana lumpur Lapindo.
IV. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner 30 Hasil penelitian ini di sajikan dua
soal dalam bentuk skala likert. Untuk jawaban bagian. Bagian pertama menyajikan uraian
selalu akan diberi skor 1, hampir selalu skor 2, tentang karakteristik partisipan, dan bagian
kadang-kadang skor 3, dan tidak pernah skor kedua menyajikan hasil analisis setiap tema
4. Penilain status kesehatan mental ditentukan yang muncul dari perspektif partisipan tentang
dengan jumlah skor yang diperoleh. Jika dampak psikososial yang dialami setelah
mendapat skor antara 91-120 berarti terjadi bencana lumpur Lapindo. Peneliti
mempunyai kesehatan mental yang sangat menghentikan pengumpulan data hanya pada
baik. Skor antara 61-90 tergolong baik atau 7 partisipan diatas karena data atau informasi
rata-rata. Skor antar 30-60 berarti buruk dan yang peneliti dapatkan sudah mencapai
skor antar 0-30 adalah sangat buruk. saturasi data atau sudah memperoleh data
Teknik analisis data yang digunakan yang diinginkan peneliti dan jawaban
dalam penelitian ini yaitu menggunakan 7 partisipan sudah tidak berkembang, dengan
(tujuh) langkah - langkah dari Colaizi (1978, kata lain data yang disampaikan partisipan
45
Dampak Psikososial (Mundakir) 46
Tabel 1. Karakteristik partisipan masyarakat korban Lumpur Lapindo di Desa Pajarakan Jabon
Sidoarjo tahun 2009.
Karakteritik P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7
Usia 63 59 47 38 46 30 34 th
Jenis Kelamin Lk Lk Lk Lk Lk Pr Lk
46
Dampak Psikososial (Mundakir) 47
2008 tentang dimasukkannya desa Pajarakan terkait dengan hubungan kekeluargaan yang
sebagai area terdampak yang akan merenggang. Kondisi ini berbeda dengan hasil
mendapatkan ganti rugi dari pemerintah, dan penelitian Garhapung, A (2006) pada korban
kemarahan setelah Kepres karena uang ganti bencana Tsunami di Pangandaran Jawa Barat
rugi tahap II (80%) tidak kunjung dibayar. yang menyebutkan bahwa setelah terjadi
Bentuk perubahan emosi lain yang bencana, banyak dukungan yang diperoleh
terjadi pada masyarakat korban adalah dari keluarga, teman, tetangga, rekan bisnis,
timbulnya perasaan rendah diri. Perasaan ini masyarakat dan juga pemerintah. Hubungan
berhubungan dengan kondisi perubahan mereka semakin erat karena merasa
kebiasaan sehari-hari yang mereka alami mengalami ”penderitaan” yang sama.
seperti memberi suguhan/hidangan kalau ada Sementara perubahan pada fungsi ekonomi,
tamu. Hal ini selaras dengan konsep dasar terjadi karena orang tua tidak lagi mempunyai
pemeliharaan kesehatan jiwa bagi korban penghasilan atau pendapatan. Padahal
bencana yang dilansir oleh Tomoko, O (2009) pendapatan atau penghasilan menentukan
dari Hyogo care centre menyebutkan sebagian status ekonomi keluarga (Pappas, 1994 dalam
besar reaksi emosional masyarakat korban Stanhope & Lancaster, 1996). Status ekonomi
bencana berasal dari masalah kehidupan yang rendah merupakan gambaran kemiskinan
sehari-hari yang ditimbulkan oleh bencana dan ini sangat terkait dengan status kesehatan
Tema 2 adalah Perubahan kognitif, (Link, 1996 dalam Stone, Mcquire & Eigsti,
temuan penelitian ini menyatakan adanya 2002). Hal ini berarti perubahan atau masalah
perubahan kognitif yang terjadi yaitu fungsi ekonomi dapat menyebabkan masalah
penurunan daya pikir. Adanya perubahan fungsi keluarga yang lain misalnya fungsi
kognitif pada masyarakat korban seperti tidak perawatan kesehatan.
mampu berfikir jernih, menjadi ragu-ragu Tema 5adalah Perubahan hubungan
karena tidak ada kepastian, dan pikiran sosial kemasyarakatan. Hasil penelitian
mereka terpecah-pecah dengan persoalan- menunjukkan solidaritas masyarakat korban
persoalan lain yang mereka hadapi ini sesuai melemah dan kepedulian sosial menurun.
dengan temuan Norris, F.H (2008) bahwa Menurut Michael Cernea dalam Mirdasy
salah satu dampak dari bencana adalah (2007), dampak disintegrasi sosial, tercerai-
terjadinya perubahan kognitif dengan ciri berainya masyarakat, dan hancurnya budaya
fikiran kacau, salah persepsi, menurunnya pasca terjadinya bencana sangatlah serius,
kemampuan untuk mengambil keputusan, meskipun tidak kasatmata dan tidak bisa
menurunnya daya konsentrasi dan daya ingat, dikuantifikasi. Selain itu, rusaknya komunitas,
mengingat hal-hal yang tidak menyenangkan, hancurnya struktur tatanan masyarakat,
dan menyalahkan diri sendiri. tercerai-berainya jaringan formal dan
Tema 3 mengenai mekanisme koping informal, perkumpulan-perkumpulan,
temuan dalam penelitian ini, mekanisme merupakan kehilangan modal sosial yang
koping yang digunakan dapat dikategorikan sangat mahal.
mekanisme adapatif dan maladaptif atau tidak Tema 6 yaitu dukungan sosial, Hasil
efektif. Mekanisme koping yang adapatif penelitian menunjukkan masyarakat korban
diantaranya berdo’a (pendekatan spiritual), mengakui besarnya pengaruh dukungan yang
memendam perasaan (represi) dan diberikan oleh istri atau suami mereka dan
mengalihkan perhatian agar dapat melupakan dukungan dari tokoh agama maupun tokoh
masalah yang terjadi, atau dengan meminta masyarakat. Hasil penelitian Williams (1999,
bantuan saudara. Sementara yang tidak efektif dalam Stuart dan Laraia 2005) menjelaskan
seperti menghujat, mengancam melakukan bahwa dengan adanya dukungan sosial,
demonstrasi terus, membuntu atau memblokir penderita gangguan arteri koronaria
jalan, dan melampiaskan emosi kepada anak- mengalami kematian setelah lebih dari 5 tahun
istrinya meskipun cara maladaptif ini hanya sebanyak 50% dibanding yang tidak
bersifat sementara. mempunyai dukungan sosial yang hanya 20%.
Tema 4 adalah Perubahan fungsi Dengan demikian faktor dukungan sosial
keluarga, Temuan dalam penelitian ini, tidak hanya dapat mempengaruhi aspek
masyarakat korban mengalami perubahan psikologis saja namun juga aspek biologis
fungsi keluarga, yaitu perubahan pada fungsi yaitu meningkatkan fungsi sistem imun dan
sosial dan fungsi ekonomi. Fungsi sosial proses biologi lain dalam tubuh.
47
Dampak Psikososial (Mundakir) 48
48
Dampak Psikososial (Mundakir) 49
49
Dampak Psikososial (Mundakir) 50
50