You are on page 1of 7

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian berat badan lahir


rendah pada neonatus yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
periode Januari 2015-Juli 2016

1
Enny Susilowati
2
Rocky Wilar
2
Praevilia Salendu

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: Enny_lycy01@rocketmail.com

Abstract: Infants with low birth weight is a complex issue and has contribution in the high
rate of morbidity and mortality, disability, various disorders or inhibition of growth and
cognitive development as well as other chronic diseases. This study was aimed to obtain the
risk factors associated with low birth weight of neonates at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital
in Manado from January 2015 to July 2016. This was a descriptive retrospective study with a
field survey method. Samples were patients diagnosed as low birth weight neonatus treated
at Department of Pediatrics of Prof Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from January 2015
to July 2016. The results showed that based on maternal risk factors (age, parity, maternal
infection, premature, multiple pregnancy and history of low birth weight neonates), fetal and
placental (congenital abnormalities) factors, and environmental factors (smoker and drunk),
the most frequent risk factor was prematurity. Conclusion: In this study, the most frequent
risk factor of low birth weight infant was prematurity
Keywords: low birth weight, rick factors, neonate
.

Abstrak: Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan masalah yang sangat
kompleks dan memberikan kontribusi dalam hal tingginya angka morbiditas dan mortalitas,
kecacatan, gangguan atau terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan kognitif, serta
penyakit kronis dikemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko
yang behubungan dengan kejadian BBLR pada neonatus yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado periode Januari 2015-Juli 2016. Jenis penelitian ialah deskriptif
retrospektif dengan metode survei lapangan. Sampel penelitian ialah pasien neonatus dengan
BBLR yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
pada bulan Januari 2015- Juli 2016. Hasil penelitian memperlihatkan berdasarkan faktor
risiko ibu (usia, paritas, infeksi, kelahiran prematuritas, kehamilan ganda, dan riwayat BBLR
sebelumnya), janin dan plasenta (kelainan bawaan), dan lingkungan (rokok dan akohol)
didapatkan faktor risiko tersering ialah prematuritas. Simpulan: Dalam studi ini, faktor
risiko tersering yang berhubungan dengan kejadian BBLR ialah prematuritas.
Kata kunci: BBLR, faktor risiko, neonatus

Angka kematian (AKB) merupakan adalah masalah yang terjadi pada bayi yang
indikator pertama dalam menentukan baru lahir/neonatal (usia 0-28 hari).
derajat kesehatan anak. Selain itu, angka Masalah neonatal ini meliputi asfiksia
kematian bayi juga merupakan cerminan (kesulitan bernapas saat lahir), bayi berat
dari status kesehatan masyarakat. Sebagian badan lahir rendah (BBLR) dan infeksi.1
besar penyebab kematian bayi dan balita Bayi dengan berat badan lahir rendah
Susilowati, Wilar, Salendu: Faktor risiko yang...

(BBLR) merupakan masalah yang sangat riwayat kehamilan dan komplikasi


kompleks dan memberikan kontribusi kehamilan). Status pelayanan antenatal
berbagai hasil kesehatan yang buruk karena (frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal,
tidak hanya menyebabkan tingginya angka tenaga kesehatan tempat periksa hamil,
morbiditas dan mortalitas, tetapi dapat juga umur kandungan saat pertama kali
menyebabkan kecacatan, gangguan, atau pemeriksaan kehamilan) juga dapat
menghambat pertumbuhan dan perkem- beresiko unntuk melahirkan BBLR.9
bangan kognitif, dan penyakit kronis Berdasarkan masalah-masalah yang
dikemudian hari.2 sudah dijelaskan maka penulis merasa perlu
Berdasarkan studi epidemiologi, bayi mengadakan penelitian untuk mengetahui
dengan BBLR mempunyai resiko kematian faktor-faktor risiko yang berhubungan
20 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan kejadian BBLR di RSUP. Prof. Dr.
dengan bayi yang lahir dengan berat badan R. D. Kandou Manado.
normal.3 Pada tahun 2012, World Health
Organization (WHO)4 melaporkan kejadian METODE PENELITIAN
BBLR di dunia rentang tahun 2005-2010 Jenis penelitian ini ialah desktiptif
adalah sebesar 15%. Di South-East Asia retrospektif. Penelitian dilaksanakan di
angka kejadian BBLR mencapai 24% dan Bagian Ilmu Kesehatan Anak dan Bagian
yang tertinggi ada pada negara India Rekam Medik RSUP Prof. Dr. R. D.
dengan persentase 28%. Kandou Manado.
Di Indonesia, menurut hasil Riset Penelitian ini menggunakan rekam
Kesehatan Daerah (Rikesdas) tahun 2013 medik sebagai data sekunder dengan subjek
menyatakan bahwa persentase BBLR penelitian ialah data pasien neonatus
sebesar 10,2%. Persentase BBLR tertinggi Neonatus dengan diagnosis BBLR yang
terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
(16,8%) dan terendah di Sumatera Utara RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
(7,2%).5,6 pada bulan Januari 2015-Juli 2016. Kriteria
Prevalensi bayi dengan BBLR di ekslusi ialah data dari neonatus dan ibu
Sulawesi Utara pada tahun 2013 sebanyak yang tidak lengkap.
512 jiwa dengan angka kelahiran bayi
sebanyak 40964 jiwa.7 Hasil survei yang HASIL PENELITIAN
penulis dapatkan dari data register Distribusi neonatus dengan BBLR
persalinan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou berdasarkan tahun memperlihatkan pada
Manado selama periode bulan Januari tahun 2015 terdapat 42 kasus BBLR pada
sampai dengan Desember 2013 dari jumlah neonatus (68%) dan tahun 2016 terdapat 20
bayi yang baru lahir didapatkan 421 bayi kasus (32%). Jumlah keseluruhan neonatus
yang meninggal dengan penyebab kematian dengan BBLR yang dirawat di RSUP Prof
BBLR sebesar 209 (49, 64%).8 Dr. R. D Kandau Manado periode Januari
Faktor risiko yang memengaruhi 2015-Juli 2016 ialah 62 kasus (100%)
terhadap kejadian BBLR antara lain ialah (Tabel 1).
karakteristik sosio-demografi ibu (usia <20
tahun dan >34 tahun, ras kulit hitam, status Tabel 1. Distribusi BBLR berdasarkan tahun
sosial ekonomi kurang, status perkawinan Tahun Jumlah %
tidak sah, tingkat pendidikan rendah). 2015 42 68
Risiko medis ibu sebelum hamil juga 2016 (Juli) 20 32
berperan terhadap kejadian BBLR (paritas, Total 62 100
berat badan dan tinggi badan, pernah
melahirkan neonatus dengan BBLR, jarak Distribusi neonatus dengan BBLR
kelahiran). Status kesehatan reproduksi ibu berdasarkan jenis kelamin memperlihatkan
berisiko terhadap BBLR (status gizi ibu, untuk laki-laki terdapat 40 kasus (65%)
infeksi dan penyakit selama kehamilan, sedangkan pada perempuan terdapat 22
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

kasus (35%) (Tabel 2). Tabel 5. Distribusi frekuensi kejadian BBLR


berdasarkan kebiasaan merokok
Tabel 2. Distribusi BBLR berdasarkan jenis Kebiasaan merokok Jumlah %
kelamin
Merokok 3 5
Tahun Jumlah % Tidak merokok 59 95
Laki-laki 40 65 Total 62 100
Perempuan 22 35
Total 62 100 Distribusi kejadian BBLR pada ibu
yang mengonsumsi alkohol berjumlah 1
Tabel 3 memperlihatkan bahwa kasus (2%) dan ibu yang tidak
berdasarkan kelompok usia ibu yang paling mengonsumsi alkohol berjumlah 61 kasus
banyak melahirkan neonatus dengan BBLR (98%) (Tabel 6)
ialah kelompok usia 20-35 tahun dengan
jumlah 37 kasus (60%). Kelompok yang Tabel 6. Distribusi frekuensi kejadian BBLR
paling sedikit terdapat pada keompok usia berdasarkan alkohol
<20 tahun sejumlah 12 kasus (19%) dan Alkohol Jumlah %
kelompok usia >35 tahun yaitu 13 kasus Mengonsumsi alkohol 1 2
(21%). Tidak mengonsumsi 61 98
alkohol
Tabel 3. Distribusi frekuensi kejadian BBLR Total 62 100
berdasarkan usia ibu
Usia ibu Jumlah % Distribusi kejadian BBLR infeksi pada
<20 Tahun 12 19 ibu mendapatkan Torch berjumlah 2 kasus
20 – 35 Tahun 37 60 (3%), keputihan berjumlah 11 kasus (18%),
>35 Tahun 13 21 leukositosis berjumlah 1 kasus (2%) dan
Total 62 100 yang tidak memiliki infeksi berjumlah 48
kasus (77%) (Tabel 7).
Distribusi kejadian BBLR paling
banyak pada ibu yang memiliki 1 anak Tabel 7. Distribusi frekuensi kejadian BBLR
dengan jumlah 30 kasus (48%). Untuk yang berdasarkan infeksi pada ibu
memiliki jumlah anak 2 dan 3 masing- Infeksi pada ibu Jumlah %
masing sebanyak 14 kasus (23%) TORCH 2 3
sedangkan pada jumlah anak 4 sebanyak 3 Keputihan 11 18
kasus (5%). Angka kejadian BBLR paling Leukositosis 1 2
sedikit pada ibu dengan jumlah anak 5 Tidak memilki infeksi 48 77
sebanyak 1 kasus (2%) (Tabel 4). Total 62 100

Tabel 4. Distribusi frekuensi kejadian BBLR Distribusi kejadian berat lahir rendah
berdasarkan jumlah anak (paritas) pada kehamilan ganda berjumlah 7 kasus
Jumlah anak Jumlah % (11%) dan pada kehamilan tunggal atau
1 30 48 yang tidak hamil ganda sebanyak 55 kasus
2 14 23 (89%) (Tabel 8)
3 14 23
4 3 5 Tabel 8. Distribusi frekuensi kejadian BBLR
5 1 2 berdasarkan kehamilan ganda (Gemeli)
Total 62 100
Kehamilan ganda Jumlah %
Hamil ganda 7 11
Distribusi kejadian BBLR diakibatkan Tidak hamil ganda 55 89
ibu yang merokok berjumlah 3 kasus (5%) Total 62 100
dan untuk ibu yang tidak merokok
berjumlah 59 kasus (95%) (Tabel 5). Distribusi kejadian BBLR yang
Susilowati, Wilar, Salendu: Faktor risiko yang...

memiliki riwayat BBLR sebelumnya Tabel 12. Distribusi frekuensi kejadian BBLR
berjumlah 5 kasus (8%) dan yang tidak berdasarkan kelainan bawaan
memiliki riwayat BBLR sebelumnya Kelainan bawaan Jumlah %
berjumlah 57 kasus (92%) (Tabel 9). Memiliki kelainan 3 5
bawaan
Tabel 9. Distribusi frekuensi kejadian BBLR Tidak memiliki kelainan 59 95
berdasarkan riwayat BBLR sebelumnya bawaan
Riwayat BBLR Jumlah % Total 62 100
sebelumnya
Memiliki riwayat 5 8 Distribusi kejadian BBLR yang
Tidak memiliki 57 92 diakibatkan faktor risiko yang belum
riwayat diketahui sejumlah 12 kasus (19%) dan
Total 62 100 faktor risiko yang diketahui sejumlah 50
kasus (81%) (Tabel 13).
Distribusi komplikasi yang tersering
ialah ibu yang tidak memiliki komplikasu Tabel 13. Distribusi frekuensi kejadian BBLR
sebanyak 50 kasus (81%) diikuti oleh berdasarkan faktor risiko yang belum diketahui
ketuban pecah dini sebanyak 8 kasus (13%) Faktor yang belum Jumlah %
dan hipertensi sebanyak 4 kasus (6%) diketahui
(Tabel 10). Diketahui 50 81
Tidak diketahui 12 19
Tabel 10. Distribusi frekuensi kejadian BBLR Total 62 100
berdasarkan komplikasi
Komplikasi Jumlah % BAHASAN
Ketuban pecah dini 8 13 Berdasarkan tahun, neonatus yang lahir
Hipertensi 4 6 dengan BBLR pada tahun 2015 lebih
Tidak memiliki 50 81 banyak dibandingkan pada tahun 2016.
komplikasi karena untuk tahun 2016 hanya diambil
Total 62 100 data sampai bulan Juli.
Berdasarkan jenis kelamin, neonatus
Distribusi kejadian BBLR diakibatkan dengan BBLR berjenis kelamin laki-laki
kelahiran prematur sebanyak 34 kasus berjumlah lebih banyak dibanding dengan
(55%) dan kelahiran yang tidak prematur yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini
sebanyak 28 kasus (45%) (Tabel 11). tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pramono dan Putro10 yang
Tabel 11. Distribusi frekuensi kejadian BBLR melaporkan bahwa neonatus dengan BBLR
berdasarkan kelahiran prematur yang berjenis kelamin perempuan (5,4%)
lebih banyak dibandingkan yang berjenis
Kelahiran prematur Jumlah % kelamin laki-laki (4,1%). Sejauh ini belum
Prematur 34 55
diketahui referensi atau kasus yang
Tidak prematur 28 45
Total 62 100
menyatakan bahwa jenis kelamin bayi
berpengaruh terhadap kelahiran BBLR.10
Berdasarkan usia ibu, angka kejadian
Distribusi kejadian BBLR yang
terbanyak dari neonatus dengan BBLR
diakibatkan kelainan bawaan
pada ibu dengan kelompok usia 20- 35
memperlihatkan neonatus dnegan BBLR
tahun diikuti oleh kelompok usia >35 tahun
yang diakibatkan kelainan bawaan
dan <20 tahun. Hal ini didukung dengan
berjumlah 3 kasus (5%) dan yang tidak
penelitian yang dilakukan oleh Hasanah et
memiliki kelainan bawaan berjumlah 59
al.11 yang mendapatkan kelompok usia
kasus (95%) (Tabel 12).
tersering melahirkan neonatus dengan
BBLR ialah kelompok usia 20-35 tahun
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

(54,3%) kemudian diikuti usia >35 tahun pasokan nutrisi terbagi.


(30,5%) dan <20 tahun (15,2%). Berdasarkan riwayat BBLR
Berdasarkan jumlah anak (paritas), sebelumnya, ibu yang tidak memiliki
angka kejadian BBLR terbanyak pada ibu riwayat BBLR lebih banyak. Hal ini
yang baru mempunyai 1 orang anak didukung dengan penelitian oleh Adi14
sedangkan angka kejadian yang paling yang mendapatkan ibu yang tidak memiliki
sedikit ialah ibu yang mempunyai 5 orang riyawat BBLR sebelumnya lebih banyak
anak. Hal ini tidak sejalan dengan dibanding yang memiliki riwayat
penelitian yang dilakukan oleh Sulistyorini sebelumnya.
dan Siswoyo12 yang mendapatkan angka Berdasarkan komplikasi, ibu yang
kejadian terbanyak ialah ibu yang tidak memiliki komplikasi pada kehamilan
melahirkan 2 kali atau mempunyai 3 orang lebih banyak. Hal ini didukung dengan
anak (95,6%) dan angka kejadian yang penelitian oleh Puspita et al.16 dengan hasil
paling sedikit pada ibu yang melahirkan yang serupa.
lebih dari 4 kali (4,4%). Berdasarkan kelahiran prematur,
Berdasarkan kebiasaan merokok, ibu neonatus yang lahir dengan kelahiran
yang merokok lebih sedikit daripada ibu prematur atau dismatur hampir sama
yang tidak merokok. Hal ini didukung jumlahnya. Hal ini didukung dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian oleh Adi14 yag melaporkan
Mahdalena et al.13 yang mendapatkan ibu jumlah kasus BBLR yang diakibatkan
yang tidak merokok cenderung lebih lebih kelahiran prematur atau dismatur hampr
banyak dibandingkan dengan ibu yang sama banyak tetapi menurut Nelson
merokok aktif tetapi ibu yang berpeluang menyebutkan bahwa kejadian berat badan
melahirkan bayi dengan BBLR ialah ibu lahir rendah di negara berkembang,
yang terpapar dengan asap rokok dari termasuk Indonesia, lebih banyak untuk
suami, keluarga, atau lingkungan sekitar kejadian dismatur dibandingkan prematur.
(perokok pasif). Kemungkinan ini diakibatkan oleh jumlah
Berdasarkan mengonsumsi alkohol, sampel penelitian yang lebih sedikit akibat
ibu yang tidak mengonsumsi alkohol lebih banyak dieksklusi, selain itu cakupan yang
banyak daripada ibu yang mengonsumsi terbatas untuk ibu yang melahirka di RSUP
alkohol. Hal ini didukung dengan Prof. R. D. Kandau Manado.
penelitian yang dilakukan oleh Adi14 yang Berdasarkan kelainan bawaan, hal ini
mendapatkan ibu yang tidak mengonsumsi didukung dengan penelitian oleh Adi14
alkohol lebih banyak. yang mendapatkan kelainan kongenital
Berdasarkan infeksi pada ibu, infeksi tidak mempunyai hubungan bermakna
yang paling tersering terjadi ialah secara statistik dengan BBLR.
keputihan. Ibu yang tidak mengalami
infeksi lebih banyak dibandingkan ibu yang SIMPULAN
mengalami infeksi. Hal ini didukung Berdasarkan hasil penelitian terhadap
dengan penelitian oleh Adi14 dengan hasil faktor risiko yang berhubungan dengan
ibu yang tidak memiliki infeksi lebih kejadian BBLR di Bagian Ilmu Kesehatan
banyak. Anak RSUP. Prof Dr. R. D. Kandou
Berdasarkan hamil ganda, ibu yang Manado periode Januari 2015-Juli 2016
tidak memiliki kehamilan ganda lebih dapat disimpulkan bahwa faktor ibu
banyak dibandingkan yang memiliki merupakan yang tersering khususnya
kehamilan ganda. Hal ini didukung dengan kelahiran prematuritas, diikuti oleh riwayat
penelitian oleh Tjekyan15 yang mendapat- BBLR sebelumnya, hamil ganda, usia ibu,
kan kehamilan ganda merupakan faktor paritas, infeksi pada ibu, dan komplikasi
tersering pada BBLR karena pasokan darah pada kehamilan.
untuk kehamilan ganda terbagi dua atau
lebih untuk masing-masing janin sehingga
Susilowati, Wilar, Salendu: Faktor risiko yang...

SARAN Universitas Tadulako; 2016.


1. Perlu dilakukan anamesis lengkap 10. Pramono MS, Putro G. Risiko terjadinya
tentang faktor-faktor risiko pada ibu berat badan lahir rendah menurut
yang melahirkan neonatus dengan determinan sosial, ekonomi dan
berat badan lahir rendah. demografi di Indonesia. Buletin
penelitian Sistem Kesehatan.
2. Perlunya komunikasi, informasi, dan 2009;12(2):127-32.
edukasi terhadap ibu untuk 11. Hasanah N, Kurniawati T, Kurniati L.
mengurangi terjadinya berat badan Faktor-faktor yang berhubungan
lahir rendah. dengan kejadian bayi berat lahir rendah
(BBLR) di ruang BBRT RSUP Dr.
DAFTAR PUSTAKA Kariadi Semarang tahun 2010.
1. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Semarang: Akademi Kebidanan Abdi
Jakarta: Departemen Kesehatan Husada Semarang; 2011.
Republik Indonesia, 2011 12. Sulistyorini S, Siswoyo S. Analisis faktor-
2. Khatun S, Rahman M. Socio-economic faktor yang mempengaruhi kejadian
determinant of low birth weight in BBLR di puskesmas perkotaan
Bangladesh: A multivariate approach. Kabupaten Banjarnegara.
Bangladesh Med Res Counc Bul; Banjarnegara: Politeknik Banjarnegara;
2008;34: 81-6. 2013.
3. WHO, UNICEF. Low birth weight country, 13. Mahdalena, Ningsih ESP, Noor S. Pengaruh
regional ang global estimates. New rokok terhadap berat badan bayi baru
York: WHO, 2004. lahir di RSUD Banjarbaru. Jurnal Skala
4. WHO. World Health Statistic. New York: Kesehatan. 2014;5(2).
World Health Organization, 2012. 14. Mahayana SA, Chundreyetti E, Yulistini.
5. Dinas Kesehatan. Riset kesehatan dasar. Faktor risiko yang berpengaruh
Jakarta: Badan Penelitian dan terhadap kejadian berat badan lahir
Pengembangan Kesehatan, Jakarta: rendah di RSUP Dr. Djamil Padang.
Departemen Kesehatan Republik Jurnal kesehatan Andalas.
Indonesia, 2013. 2015;4(3):664-73.
6. Dinas Kesehatan. Narasi pofil kesehatan 15. Tjekyan RMS. Faktor risiko dan prognosis
Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Dinas berat badan lahir rendah (BBLR) dan
Kesehatan Indonesia, 2014. berat badan lahir sangat rendah
7. Pusat Statistik. Sulawesi Utara dalam angka. (BBLSR) dan kejadian lahir mati di
Manado: Badan Pusat Statistik Provinsi Kota Palembang tahun 2010. Majalah
Sulawesi Utara, 2015. Kedokteran Sriwijaya.
8. Pinontoan VM, Tombokan SG. Hubungan 2010;42(3):2925.
umur dan paritas ibu dengan kejadian 16. Zendrato DP, Rahayu, Hiswani. Hubungan
berat badan lahir rendah. Jurnal Ilmiah faktor sosiodemografis dan faktor
Bidan. 2015;3(1):20-5. kehamilan dengan kejadian bayi berat
9. Rosmala N, Adhar A, Novilia R. Analisis lahir rendah (BBLR) di RSIA Sri Ratu
faktor resiko kejadian berat badan lahir Medan Tahun 2014 [Skripsi]. Medan:
rendah di Rumah Sakit Umum Fakultas Kesehatan Masyarakat USU;
Anutapura Palu. Palu: Fakultas 2015.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

You might also like