You are on page 1of 7

EFEKTIVITAS REBUSAN SELEDRI DALAM MENURUNKAN TEKANAN

DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU


LANSIA KELURAHAN PAJAR BULAN KECAMATAN WAY TENONG
LAMPUNG BARAT
Nurngaini Asmawati1, Purwati2, Ririn Sri Handayani3
1,2,3
Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
Email: Nurngaini asmawati@ymail.com

Abstract: The Effectiveness of Celery Stew in Reducing Blood Pressure of Elderly With
Hypertension in Elderly Integrated Health Service Post in Pajar Bulan Village of Way Tenong Sub
District in West Lampung. Hypertension is one of degenerative diseases. The blood pressure is
commonly increasing gradually along with increasing age. Risk to have hypertension in population is
suffered by 90% people of ≥55 years old who previously have normal blood pressure. Cardiovascular
disease is the cause of biggest mortality and disability to elderly especially for those with 65 years old or
more. The pre survey result showed that from 113 elderly of members of Elderly Integrated Health
Service Post (posyandu lansia), 42 respondents (37%) suffered hypertension. The objective of this
research was to find out the effectiveness of celery stew in reducing blood pressure of elderly with
hypertension in Elderly Integrated Health Service Post in Pajar Bulan village of Way Tenong sub district
in West Lampung in 2015.this research used a quasi-experiment method with one group pretest-posttest
approach. Population was 113 elderly and 18 respondent samples were taken using purposive sampling.
Date were collected by using recording sheets and digital sphygmomanometer. The result showed that
averages (mean) systolic blood pressure measurement before and after one week treatment were 166.33
mmHg and 146.28 mmHg respectively. The averages (mean) diastolic blood pressure measurement
before and after one week treatment were 98.17 mmHg and 84.50 mmHg respectively. Statistic t-test
result derived p-value <0.005. It indicated that consuming celery stew was effective in reducing blood
pressure of elderly with hypertension in Elderly Integrated Health Service Post (posyandu lansia) in Pajar
Bulan village of Waytenong sub district in West Lampung. The researcher recommend Elderly Integrated
Health Service Post to deterimen policies in using non-pharmacology alternatives in managing
hypertension in Pajar Bulan Elderly Integrated Health Service Post.

Keywords: Celery, Hypertension, Elderly

Abstrak: Efektivitas Rebusan Seledri dalam Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia Penderita
Hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan Way Tenong Lampung Barat.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Umumnya tekanan darah bertambah secara
perlahan dengan bertambahnya umur. Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi ≥55 tahun yang
tadinya tekanan darahnya normal adalah 90%. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit kematian
terbesar dan disabilitas pada lanjut usia terutama usia 65 ke atas. Menurut hasil presurvey didapatkan data
jumlah anggota posyandu lansia sebanyak 113 orang dan yang mengalami hipertensi sebanyak 42 orang
(37%). Tujuan penelitian mengetahui efektivitas pemberian rebusan seledri terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan Way
Tenong Lampung Barat 2015. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan pendekatan
one group pretest-posttest. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposive sampling.
Dengan populasi 113 dan sampel yang digunakan berjumlah 18 responden. Pengumpulan data
menggunakan lembar pencatatan dan tensimeter (sphygmomanometer) digital. Hasil penelitian didapatkan
hasil pengukuran tekanan darah sistole sebelum diberi perlakuan diperoleh rata-rata (mean) 166,33
mmHg. Hasil pengukuran tekanan darah sistole setelah diberi perlakuan selama 1 minggu diperoleh rata-
rata (mean) 146,28 mmHg. Hasil pengukuran tekanan darah diastole sebelum diberi perlakuan diperoleh
rata-rata (mean) 98,17 mmHg. Hasil pengukuran tekanan darah diastole setelah diberi perlakuan selama 1
minggu diperoleh rata-rata (mean) 84,50 mmHg. Simpulan penelitian minum rebusan seledri efektiv
dalam menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Pajar
Bulan Kecamatan Way tenong Lampung Barat. Saran bagi posyandu lansia dalam penentuan kebijakan
menggunakan alternatif non farmakologi dalam penatalaksanaan penyakit hipertensi di Posyandu Lansia
Pajar Bulan.

Kata Kunci: Seledri, Hipertensi, Lansia

130
Asmawati, Efektifitas Rebusan Seledri dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi pada Lansia 131

Hipertensi adalah masalah kesehatan yang sering 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi
terjadi di masyarakat. Hipertensi yang tidak 1,15 milyar kasus di tahun 2025 (Harmilah &
terkontrol dapat memicu timbulnya penyakit Ekwantini, 2014:28).
degeneratif seperti gagal jantung kongestif, gagal Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Provinsi
ginjal dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut Lampung bahwa penyakit hipertensi di setiap
“silent killer” karena sifatnya asimptomik dan tahunnya selalu masuk kedalam 10 (sepuluh) besar
setelah beberapa tahun menimbulkan stroke yang penyakit yang diderita masyarakat dimana tahun
fatal atau penyakit jantung (Harmilah & Ekwantini, 2004 menduduki peringkat VIII sebanyak 89.204
2014:28). Hipertensi adalah suatu peningkatan kasus atau 6,58%, tahun 2005 peringkat VI sebanyak
tekanan darah di dalam arteri. Tekanan darah 110.622 kasus atau 7,33% dan pada tahun 2006
merupakan tekanan yang dialami darah pada peringkat III sebanyak 52.147 kasus atau 9,87%, dan
pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh pada tahun 2008 urutan ke-7 yang mana mengalami
jantung keseluruh anggota tubuh manusia. Tekanan penurunan 4,21% atau 65.282, sedangkan pada
sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi tahun 2011 mengalami peningkatan yang sepesifik
kontraksi otot jantung sedangkan tekanan diastolik yaitu 77.521 menjadi peringkat ke 4 dengan
adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang demikian hipertensi merupakan masalah kesehatan
berkontraksi atau beristirahat (Wikipedia, 2014). yang ada di 10 (sepuluh) besar penyakit yang
Menurut Brunner & Sudarth (2001) sebagaimana diderita masyarakat tiap tahunnya.
yang dikemukakan Aspiani (2014:103) bahwa (http://erikmunandar67.blogspot.com, diakses 19
hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah Januari 2014).
persisten dimana tekanan sistolik di atas 140 mmHg Hipertensi merupakan salah satu penyakit
dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada degeneratif. Umumnya tekanan darah bertambah
populasi manula hipertensi didefinisikan sebagai secara perlahan dengan bertambahnya umur. Risiko
tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan distolik 90 untuk menderita hipertensi pada populasi ≥55 tahun
mmHg. yang tadinya tekanan darahnya normal adalah 90%
Menurut perkiraan WHO, sekitar 30% (Harmilah & Ekwantini, 2014:28). Penyakit
penduduk dunia tidak terdiagnosa adanya hipertensi kardiovaskuler merupakan penyakit kematian
(underdiagnosed condition). Hal ini disebabkan terbesar dan disabilitas pada lanjut usia terutama
tidak adanya gejala yang pasti pada penderita usia 65 ke atas. Dengan bertambahnya usia, denyut
hipertensi. Padahal hipertensi merusak organ tubuh jantung maksimum dan fungsi lain jantung juga
seperti jantung (70% penderita hipertensi akan berangsur menurun. Pada lanjut usia, tekanan darah
mengalami kerusakan jantung), ginjal, otak, mata, akan naik secara bertahap, elastisitas otot jantung
serta organ tubuh lain. Itulah yang menyebabkan pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50%
hipertensi disebut sebagai pembunuh yang tidak dibandingkan orang muda berusia 20 tahunan.
terlihat atau silent killer (Susilo & Wulandari, Penggolongan lansia menurut WHO meliputi:
2011:5). middle age (45-49 tahun), elderly (60-74 tahun), old
Di Indonesia, prevalensi hipertensi (75-79 tahun), very old (diatas 90 tahun) (Nugroho,
berdasarkan wawancara (apakah pernah didiagnosa 2008:24).
nakes dan minum obat hipertensi) terjadi Indonesia telah memasuki era pertambahan
peningkatan prevalensi dari 7,6% tahun 2007 jumlah penduduk lansia. Pada tahun 1971, penduduk
menjadi 9,5% pada tahun 2013. Prevalensi lanjut usia (lansia) berjumlah 5,3 juta atau 4,48%
hipertensi pada umur ≥18 tahun di indonesia yang dan pada tahun 1990 meningkat menjadi 12,7 juta
didapat melalui jawaban pernah terdiagnosis tenaga (6,56%). Sejak tahun 2002, proporsi penduduk
kesehatan sebesar 9,4%, sedangkan prevalensi lansia di Indonesia telah mencapai di atas 7%. Pada
hipertensi di Indonesia yang didiagnosis tenaga 2010, jumlah lansia diprediksi naik 9.58% dengan
kesehatan atau sedang minum obat hipertensi sendiri usia harapan hidup 67,4 tahun. Pada tahun 2020,
sebesar 9,5%, sehingga terdapat 0,1% yang minum angka tersebut menjadi 11,20% dengan usia harapan
obat sendiri, meskipun tidak pernah didiagnosa hidup rata-rata 70,1 tahun. Jumlah ini berarti
hipertensi oleh nakes. Prevalensi hipertensi di meningkat 3 kali lipat jika dibandingkan dengan
Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada jumlah lansia pada tahun 1990. Jumlah lansia saat
umur ≥18 tahun sebesar 25,8%. Jadi cakupan nakes ini, seperti diinformasikan oleh Badan Pusat Statiska
hanya 36,8%, sebagian besar (63,2%) kasus (BPS), adalah 14.439.967 orang atau 7,18% dengan
hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosa. usia harapan hidup rata-rata 64,5 tahun. Sebagian
Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi diantara mereka terlantar, mengalami penyakit
terutama di negara berkembang yaitu dari jumlah menahun, tindak kekerasan, dan perlakuan salah
132 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 130-136

(Agoes; dkk, 2011:1). Data KESRA (2006) Pajar Bulan Kecamatan Way Tenong, didapatkan
diketahui bahwa pada tahun 2006, jumlah penduduk data jumlah anggota posyandu lansia sebanyak 113
lansia diIndonesia mencapai 19 juta atau sekitar orang, terdiri dari orang 26 orang lansia laki-laki dan
8,90%, tahun 2010 diperkirakan meningkat menjadi 87 orang lansia perempuan. 53 orang anggota
23,9 juta atau sekitar 9,77%, dan bahkan pada tahun posyandu lansia mengalami hipertensi (46,9%) dan
2020 diperkirakan mencapai angka 28,8 juta atau 42 orang diantaranya adalah lansia. Presurvey
sekitar 11,34% dari total penduduk di Indonesia. lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada 10 orang
Pengobatan komplementer-alternatif yang semuanya belum pernah mendapatkan terapi seledri.
salah satunya adalah terapi herbal walau Berdasarkan latar belakang diatas penulis
penggunaannya lama, tapi efek sampingnya relatif tertarik mengambil judul “Efektivitas Rebusan
kecil jika digunakan secara tepat, sehingga menjadi Seledri dalam Menurunkan Tekanan Darah pada
pilihan masyarakat untuk mengatasi hipertensi. Lansia Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia
Beberapa herbal yang telah melalui penelitian dan Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan Way Tenong
terbukti menurunkan tekanan darah tinggi Lampung Barat 2015”.
diantaranya adalah seledri, belimbing manis,
mentimun, bunga rosella, kumis kucing, daun dewa, METODELOGI
lidah buaya, tempuyung, sambilato dan brotowali
(Soeryoko, 2010:91). Dalam hubungannya dengan Rancangan penelitian yang digunakan adalah
penyakit tekanan darah tinggi , beberapa kandungan quasi eksperimen dengan pendekatan one group
seledri yang berperan penting menurunkan tekanan pretest-posttest. Jumlah populasi di posyandu lansia
darah, antara lain magnesium, pthalides, apigenin Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan Way Tenong
kalium dan asparagin. Magnesium dan pthalides Lampung Barat Tahun 2014 sebanyak 113 orang,
berperan melenturkan pembuluh darah. Apegenin anggota posyandu lansia yang hipertensi sebanyak
berfungsi untuk mencegah penyempitan pembuluh 53 orang dan lansia yang mempunyai penyakit
darah dan tekanan darah tinggi. Kalium dan hipertensi sebanyak 42 orang.. Teknik pengambilan
asparagin bersifat diuretik, yaitu memperbanyak air sampling yaitu dengan menggunakan purposive
seni sehingga volume darah berkurang (Soeryoko, sampling Jumlah sample pada penelitian ini
2010:94). sebanyak 18 orang. Lokasi penelitian adalah di
Penelitian pada tikus rattus strain wistar Posyandu Lansia Kelurahan Pajar Bulan yang
dengan hipertensi yang diberi jus seledri (Apium dilaksanakan pada tanggal 7 Maret sampai dengan
graveolens L.) dua kali sehari menggunakan sonde 13 Maret 2015 atau selama 7 hari. Alat
selama 2 minggu. Penurunan sistolik ada pemberian pengumpulan data yang digunakan adalah lembar
jus seledri 0,009 gr /gr bb selama 2 minggu adalah pencatatan dan tensimeter (sphygmomanometer)
38,83 mmHg (p=0,000) dan penurunan sistolik ada digital. Variabel independent berupa rebusan seledri.
pemberian jus seledri 0,0225 gr/gr bb selama 2 Sedangkan, variabel dependen adalah tekanan darah.
minggu adalah 85 mmHg (p=0,000) rata- rata Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
penurunan tekanan darah sistolik pada tikus rattus adalah analisis univariat dan analisis bivariat.
strain wistar adalah 3 mmHg (p=0,000) (Harmilah
& Ekwantini, 2014: 28). Bapak ilmuan UCMC telah HASIL DAN PEMBAHASAN
membuktikan bahwa dengan memakan 4 tangkai
seledri setiap hari selama seminggu tekanan darah HASIL
menurun dari 158/96 ke 118/82 (Djojoseputro,
2012:55). Dan dari hasil penelitian yang dilakukan 1. Karakteristik Responden
Muzakar dan Nuryanto (2012) dengan memberikan
rebusan seledri pada penderita hipertensi selama 3 Tabel 1. Karakteristik Responden
hari dua kali sehari. Rata-rata penurunan tekanan
darah sistolik setelah diberikan air rebusan seledri No Variabe Mean Media Modus Std. Min
l n Deviation Max
adalah 20,32 mmHg dan rata-rata penurunan tekanan 1 Umur 65.33 63.50 60 5.881 60 76
darah diastolik setelah diberikan air rebusan seledri 2 Jenis 1.72 2.00 2 0.461 1 2
Kelamin
adalah 7,09 mmHg. Berdasarkan data tersebut
diperkirakan seledri bermanfaat dalam menurunkan Berdasarkan karakteristik umur pada tabel
tekanan darah. diatas, diketahui rata–rata usia responden adalah
Berdasarkan data yang di peroleh pada saat 65.33 dengan usia responden terbanyak yaitu usia 60
presurvey yang peneliti lakukan pada tanggal 15 tahun dan berdasarkan jenis kelamin diketahui rata-
November 2014 di Posyandu Lansia Kelurahan
Asmawati, Efektifitas Rebusan Seledri dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi pada Lansia 133

rata 1.72 dengan jumlah responden terbanyak adalah Tabel 3. Gambaran Hasil Pengukuran Tekanan
berjenis kelamin perempuan. Darah Sesudah Diberikan Rebusan
Seledri
2. Analisis Univaiat
Min- Std.
Variabel N Mean Median Modus Max Deviasi
Adapun data dari hasil penelitian terhadap Sistole 18 146,28 143,50 138 128-178 13,672
responden dapat dijabarkan sebagai berikut: Diastole 18 84,50 84 82 80-90 2.684

170 Berdasarkan data diatas dapat diketahui


160 bahwa terjadi penurunan tekanan sistole setelah 1
150
140 minggu diberikan rebusan daun seledri dimana dari
130 hasil rata-rata sebelumnya yaitu 166,33 mmHg
120
110 Sistole menjadi 146,28 mmHg dan nilai minimum 128
100 mmHg nilai maximum 178 mmHg dengan standar
90 Diastole
80 deviasi 13,672 mmHg. Sedangkan, penurunan
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari tekanan diastole setelah 1 minggu diberikan rebusan
ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5 ke 6 ke 7 daun seledri dimana dari hasil rata-rata sebelumnya
yaitu 98,17 mmHg menjadi 84,94 mmHg dan nilai
Diagram 1. Gambaran Rata-Rata Hasil minimum 80 mmHg nilai maximum 99 mmHg
Pengukuran Tekanan Darah dengan standar deviasi 4,263 mmHg.
Hari ke 1 s/d Hari ke 7 Pada
Responden di posyandu Lansia 3. Analisis Bivariat
Pajar Bulan
Tabel 4. Analisis Pengaruh Rebusan Seledri
Dari gambaran diatas tampak kecenderungan Terhadap Penurunan Tekanan Darah
penurunan tekanan darah baik sistole maupun Sebelum Dan Sesudah Diberikan
diastole dari hari ke 1 sampai hari ke 7. Nilai rata- Rebusan Daun Seledri Di Poyandu
rata sistole pada hari ke 1 yaitu 166,33 mmHg dan Lansia
hari ke 7 yaitu146,28 mmHg dan nilai rata-rata
diastole hari ke 1 yaitu 98,17 mmHg dan hari ke 7 Variabel mean
Std.
Std.
Error p-
n

yaitu 84,50 mmHg. deviation


mean value
Sebelum 166,33 9,474 2,233
Sistole 0,000
Sesudah 146,28 13,672 3,222
Tabel 2. Gambaran Hasil Pengukuran Tekanan Sebelum 98,17 7,633 1,799 18
Diastole
Darah Sebelum Diberikan Rebusan Sesudah 84,50 2.684 0,633 0,000

Seledri
Berdasarkan tabel diatas, diketahui rata-rata
Std. tekanan darah sistole dan diastole responden
Variabel
Sistole
N
18
Mean
166,33
Median
166
Modus
168
Min-Max
152-186
Deviasi
9,474
berangsur-angsur dapat berkurang selama 1 minggu
Diastole 18 98,17 97 86 86-113 7,633 dengan meminum rebusan seledri. Dimana rata-rata
tekanan sistole sebelum perlakuan yaitu 166,33
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap mmHg, std. Deviation 9,474 mmHg dan std.error
responden yang di tampilkan dalam tabel diatas, mean 2,23 mmHg. Sedangkan, rata-rata tekanan
diketahui bahwa rata-rata tekanan sistole responden sistole setelah diberikan perlakuan selama 1 minggu
sebelum diberikan perlakuan yaitu 166,33 mmHg yaitu 146,28 mmHg , std. Deviation 13,672 mmHg,
dan nilai minimum adalah 152 mmHg maximum dan std. Error mean 3,222 mmHg. Rata-rata tekanan
186 mmHg, dengan standar deviasi 9,474 mmHg. diastole sebelum perlakuan yaitu 98,17 mmHg, std.
Sedangkan, rata-rata tekanan diastole responden Deviation 7,633 mmHg, dan std.error mean 1,799
sebalum diberikan perlakuan yaitu 98,17 mmHg dan mmHg. Sedangkan, untuk rata-rata tekanan diastole
nilai minimum adalah 86 mmHg maximum 113 setelah diberikan perlakuan selama 1 minggu yaitu
mmHg, dengan standar deviasi 7,633 mmHg. 84,50 mmHg, std. Deviation 2.684 mmHg, dan std.
Error mean 0,633 mmHg. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p-value 0,000 dan α adalah 0,05
sebagai derajat kepercayaan pada penelitian ini.
Maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh
134 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 130-136

yang signifikan antara sebelum dan sesudah minum rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada kaum
rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah. laki-laki, hipertensi lebih berkaitan erat dengan
pekerjaan dan seperti perasaan kurang nyaman
PEMBAHASAN terhadap pekerjaan dan pengangguran. Tekanan
darah dalam kehidupan seseorang bervariasi. Secara
Berdasarkan data karakteristik responden alami, bayi dan anak-anak memiliki secara normal
berdasarkan umur yang di tampilkan pada tabel 1 memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dari
diketahui rata –rata usia responden adalah 65.33 pada dewasa. Tekanan darah juga di pengaruhi oleh
dengan usia responden terbanyak yaitu usia 60 tahun aktiftas fisik, dimana akan lebih tinggi bila
dan berdasarkan jenis kelamin diketahui rata-rata beraktifitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
1.72 dengan jumlah responden terbanyak adalah Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling
berjenis kelamin perempuan. tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat
Semakin usia seseorang bertambah maka akan tidur di malam hari.
terjadi perubahan-perubahan pada tubuh manusia. Berdasarkan analisis univariat pada Diagram
Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan 1 diketahui bahwa tampak kecenderungan
hingga lanjut usia pada semua organ dan jaringan penurunan tekanan darah baik sistole maupun
tubuh. Hipertensi merupakan salah satu penyakit diastole dari hari ke 1 sampai hari ke 7 meskipun
degeneratif. Umumnya tekanan darah bertambah terjadi fluktuasi, hal ini dipengaruhi oleh pola makan
secara perlahan dengan bertambahnya umur. Risiko dan pola tidur responden. Berdasarkan tabel 3
untuk menderita hipertensi pada populasi ≥55 tahun diketahui bahwa sebelum diberi rebusan seledri
yang tadinya tekanan darahnya normal adalah 90% tekanan darah responden masuk ke dalam kategori
(Harmilah & Ekwantini, 2014:28). Kepekaan hipertensi derajat 2 (hipertensi sedang) dan setelah
terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan diberi rebusan seledri tekanan darah responden
bertambahnya umur seseorang, individu yang masuk kedalam kategori hipertensi derajat 1
berumur diatas 60 tahun 50-60% mempunyai (hipertensi ringan).
tekanan darah lebih tinggi atau sama dengan 140/90 Hipertensi berarti tekanan darah di dalam
mmHg hal ini merupakan pengaruh degenerisasi pembuluh-pembuluh darah yang mengangkut darah
yang terjadi pada orang yang bertambah usianya dari jantung yang memompa darah keseluruh
(Susilo dan Wulandari, 2011:53). Penyakit jaringan dan organ-organ sangat tinggi. Tekanan
kardiovaskuler merupakan penyakit kematian darah normal adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah
terbesar dan disabilitas pada lanjut usia terutama antara 120/80 mmHg dan 139/89 mmHg disebut pra-
usia 65 ke atas. Dengan bertambahnya usia, denyut hipertensi dan tekanan darah lebih dari 140/90
jantung maksimum dan fungsi lain jantung juga mmHg disebut hipertensi (Susilo dan Wulandari,
berangsur menurun. Pada lanjut usia, tekanan darah 2011:22). Bahaya hipertensi sangat beragam.
akan naik secara bertahap, elastisitas otot jantung Apabila seseorang mengalami hipertensi maka dia
pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50% juga akan mengalami komplikasi dengan penyakit
dibandingkan orang muda berusia 20 tahunan. Hal lain. Hipertensi merusak organ tubuh seperti jantung
ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, (70% penderita hipertensi akan mengalami
ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola kerusakan jantung), ginjal, otak, mata, serta organ
perekonomian dari pertanian ke industri maka pola tubuh lain (Susilo dan Wulandari, 2011:3). Suatu
penyakit juga bergeser dari penyakit menular peningkatan dari tekanan darah sistole dan diastole
menjadi penyakit tidak menular atau akibat penuaan meningkatkan resiko menimbulkan penyakit jantung
(degeneratif). (cardiac), penyakit ginjal (renal), pengerasan atau
Bila ditinjau dari segi perbandingan antara penggumpalan dari pembuluh darah (atherosclerosis
perempuan dan laki-laki, secara umum kaum atau arteriosclerosis), kerusakan mata, dan stroke
perempuan lebih banyak menderita hipertensi (kerusakan otak). Pada awalnya diperkirakan bahwa
dibandingkan dengan laki-laki. Laki-laki kenaikan-kenaikan pada tekanan darah diastolik
mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita adalah suatu faktor resiko yang lebih penting dari
hipertensi lebih awal sedangkan pada perempuan pada peningkatan–peningkatan sistolik, namun
biasanya lebih rentan terhadap hipertensi ketika sekarang diketahui bahwa pada orang-orang yang
sudah berumur diatas umur 50 tahun (Susilo dan berusia 50 tahun atau lebih, hipertensi sistolik
Wulandari, 2011:54). Perempuan seringkali mewakili suatu resiko yang lebih besar (Susilo dan
mengadopsi prilaku tidak sehat seperti merokok dan Wulandari, 2011:23).
pola makan yang tidak seimbang sehingga Berdasarkan analisi univariat pada tabel 3
menyebabkan kelebihan berat badan, depresi dan diketahui bahwa didapatkan p-value sebesar 0,000
Asmawati, Efektifitas Rebusan Seledri dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi pada Lansia 135

sedangkan α sebesar 0,05. Hal ini menyatakan mengendalikan berat badan. Pengobatan
bahwa α lebih besar dari p-value. Ini berarti Ha komplementer-alternatif yang salah satunya adalah
diterima Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terapi herbal walau penggunaannya lama, tapi efek
ada penurunan tekanan darah yang signifikan sampingnya relatif kecil jika digunakan secara
sebelum dan sesudah diberikan rebusan seledri tepat, sehingga menjadi pilihan masyarakat untuk
selama 1 minggu. Dengan kata lain, Hasil uji mengatasi hipertensi. Beberapa herbal yang telah
statistik didapatkan nilai p-value 0,000 dan α adalah melalui penelitian dan terbukti menurunkan tekanan
0,05 sebagai derajat kepercayaan pada penelitian darah tinggi diantaranya adalah seledri, belimbing
ini. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya manis, mentimun, bunga rosella, kumis kucing, daun
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan dewa, lidah buaya, tempuyung, sambilato dan
sesudah minum rebusan seledri terhadap penurunan brotowali (Soeryoko, 2010:91).
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Seledri (apium graveolens L.) adalah
posyandu lansia Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan tumbuhan serba guna. Hampir semua bagian
Way Tenong Lampung Barat. tanaman ini (daun, tangkai, umbi dan biji) semua
Hasil penelitian ini didukung oleh Penelitian bisa dimanfaatkan. Kandungan kimia yang telah
pada tikus rattus strain wistar dengan hipertensi diketahui sekitar 156 komponen. Golongan
yang diberi jus seledri (Apium graveolens L.) dua utamanya adalah monoterpen, alcohol alifatik,
kali sehari menggunakan sonde selama 2 minggu. komponen karbonil, fenol, epoksida aromatok, dan
Penurunan sistolik ada pemberian jus seledri 0,009 turunan phthalide. Senyawa utama yang terdapat
gr/gr bb selama 2 minggu adalah 38,83mmHg pada seledri adalah limonene (214 mg per kg).
(p=0,000) dan penurunan sistolik ada pemberian jus Seluruh bagian tanaman seledri mengandung pro-
seledri 0,0225 gr/gr bb selama 2 minggu adalah 85 vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan vitamin K.
mmHg (p=0,000) rata- rata penurunan tekanan darah Terjadinya perbedaan tekanan darah sebelum
sistolik pada tikus rattus strain wistar adalah 3 dan sesudah diberikan rebusan seledri adalah
mmHg (p=0,000) (Harmilah & Ekwantini, 2014:28). dikarenakan kandungan seledri yang berperan
Bapak ilmuan UCMC telah membuktikan bahwa penting menurunkan tekanan darah, antara lain
dengan memakan 4 tangkai seledri setiap hari magnesium, pthalides, apigenin kalium dan
selama seminggu tekanan darah menurun dari asparagin. Magnesium dan pthalides berperan
158/96 ke 118/82 (Djojoseputro, 2012:55). Dan dari melenturkan pembuluh darah. Apegenin berfungsi
hasil penelitian yang dilakukan Muzakar dan untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan
Nuryanto (2012) dengan memberikan rebusan tekanan darah tinggi. Kalium dan asparagin bersifat
seledri pada penderita hipertensi selama 3 hari dua diuretik, yaitu memperbanyak air seni sehingga
kali sehari. Rata-rata penurunan tekanan darah volume darah berkurang. Disamping itu faktor
sistolik setelah diberikan air rebusan seledri adalah pengalaman menurunkan tekanan darah sebelumnya
20,32 mmHg dan rata-rata penurunan tekanan darah sangat berpengaruh pada penelitian ini karena dapat
diastolik setelah diberikan air rebusan seledri adalah menjadi tolak ukur untuk penurunan tekanan darah
7,09 mmHg. yang tepat.
Hipertensi bukan penyakit yang langsung Menurut peneliti, pemberian rebusan seledri
dapat disembuhkan dengan pengobatan. Apabila harus sesuai dengan takaran minumnya agar
seseorang sudah terkena hipertensi maka seumur memberikan efek kepada seseorang yang
hidupnya ia harus hati-hati dan terus menerus meminumnya dan juga dengan melakukan pola
menjaga tekanan darahnya. Karena walau tekanan hidup sehat dan pola makan sehat. Komunikasi atau
darah sudah normal tidak mustahil akan kembali penjelasan tentang manfaat seledri haruslah jelas
terkena hipertensi. Untuk menjaga tekanan darah agar responden bersedia untuk diberikan terapi.
tetap normal yaitu dengan menjalani pola hidup
sehat seperti melakukan olahraga secara teratur, SIMPULAN
menghindari stress dan mengontrol emosi, tidak atau
berhenti merokok, serta tidur cukup setiap hari Berdasarkan hasil analisis data dan
antara 6-8 jam. Selain itu juga dengan melakukan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hal-hal
pola makan sehat yaitu dengan mengurangi sebagai berikut:
konsumsi garam, mengkonsumsi makanan yang 1. Hasil pengukuran tekanan darah sistole sebelum
mengandung magnesium dan kalium, tidak diberi perlakuan diperoleh rata-rata (mean)
mengkonsumsi alkohol, makan sayuran dan buah- 166,33 mmHg.
buahan yang mengandung serat, mengendalikan
kadar kolestrol, mengendalikan kadar gula darah dan
136 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 130-136

2. Hasil pengukuran pengukuran Tekanan darah non farmakologi dalam penatalaksanaan penyakit
sistole setelah diberi perlakuan selama 1 minggu hipertensi di Posyandu Lansia Pajar Bulan.
diperoleh rata-rata (mean) 146,28 mmHg. 2. Bagi Responden
3. Hasil pengukuran tekanan darah diastole sebelum Sebagai alternatif non farmakologi dalam
diberi perlakuan diperoleh rata-rata (mean) 98,17 penatalaksanaan hipertensi sehingga tidak
mmHg . tergantung dengan obat kimia. Meminum rebusan
4. Hasil pengukuran pengukuran tekanan darah seledri harus sesuai dengan takaran minumnya agar
diastole setelah diberi perlakuan selama 1 memberikan efek kepada seseorang yang
minggu diperoleh rata-rata (mean) 84,50 mmHg. meminumnya dan juga dengan melakukan pola
Ada penurunan tekanan darah sebelum dan hidup sehat dan menghindari makanan yang dapat
sesudah diberikan rebusan seledri pada lansia yang meningkatkan tekanan darah.
signifikan dengan (p-value ≤ α: 0,05) sistolik: 0,000 3. Bagi Institusi Pendidikan
≤ α: 0,05 dan diastolik: 0,000 ≤ α: 0,05. Maka dapat Sebagai pengembangan ilmu penelitian
disimpulkan bahwa minum rebusan seledri efektiv penatalaksanaan non farmakologi hipertensi dengan
dalam menurunkan tekanan darah pada lansia rebusan seledri dan juga sebagai praktek pelayanan
penderita hipertensi di posyandu lansia Kelurahan keluarga di masyarakat.
Pajar Bulan Kecamatan Waytenong Lampung Barat. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Agar dapat meneliti tentang pengaruh seledri
SARAN dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi dengan perhitungan rentang waktu
1. Bagi Tempat Penelitian pemberian rebusan seledri dengan penelusuran
Sebagai bahan masukan bagi posyandu lansia literatur.
dalam penentuan kebijakan menggunakan alternatif

DAFTAR PUSTAKA
Halimah & Ekwantini, Rosa Delima. 2014. Jus
Agoes, Azwar, Achdiat Agoes, Arizal Agoes, 2011. Seledri (Apium Graveolens) Menurunkan
Penyakit di Usia Tua. Jakarta: Buku Tekanan Darah Tikus Rattus Strain Wistar
Kedokteran EGC. 248 halaman. dengan Hipertensi.
Aspiani, Reny Yuli. 2014. Buku Ajar Asuhan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Keperawatan Gerontik. Jakarta: CV Trans Info Yogyakarta: Yogyakarta.
Media. 399 halaman. Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik
Djojoseputro, Soedarso. 2012. Manfaat Seledri bagi dan Geriatrik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Kesehatan & Kecantikan. Surabaya: Stomata. Soeryoko, Hery (Ed). 2010. 20 Tanaman Obat
128 halaman. Terpopuler Penurun Hipertensi. Yogyakarta:
http://erikmunandar67.blogspot.com, diakses 19 C.V Andi Offset. 130 halaman.
Januari 2014. Susilo, Yekti & Wulandari, Ari. 2011. Cara Jitu
Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: C.V Andi
Offset. 196 halaman.

You might also like