You are on page 1of 7

1

ZIRAA’AH, Volume 39 Nomor 1, Pebruari 2014 Halaman 1-7 ISSN 1412-1468

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA


DENGAN PENAMBAHAN AKTIVATOR EM4 DI DAERAH KAYU TANGI

(Formation Organic Compost Fertilizer From Household Waste By Addition


of EM4 Activators In Kayu Tangi)

Novi Rahmawanti dan Novrian Dony


Program studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin
Email: novirahmawanti@gmail.com

ABSTRACT
Banjarmasin covered by swamp area almost 32 %. Accumulation of organic waste make this
area looks not clean fully especially around people’s house. The people tend burn them to make its
look clean, but they dont know how danger it is. Less knowledge as principally factor. They dont know
that they cause ISPA, air pollution, and danger one is burning disaster. The way to overcome this by
make them be a valuable thing by compost them to be compost fertilizer. In this research, compost
fertilizer was made by addition EM4 activator and compered by cow waste dan commercial fertilizer.
Composting by using EM4 is faster 20 days at water content 40.06 %, pH 7.3, Organic C 20%, totally
nitrogen 1.51%, P 1.50%, K 2.66%, Fe 0.75%, dan Zn 89 ppm and still fullfill SNI qualification. This
Compost fertilizer give positive effect to the plant.

Keyword: EM4, compost, gambut

PENDAHULUAN daerah depresi/basin pada dataran pantai di


antara dua sungai besar. Penumpukan tanaman
Daerah Kalimantan merupakan daerah
yang terus menerus menyebabkan daerah
yang memiliki lahan rawa gambut hampir
tersebut menjadi lebih rimbun dan terkesan
32%. Tanah gambut yang dalam sistem
kurang bersih dan rapi untuk daerah
klasifikasi taksonomi tanah disebut Histosols
pekarangan rumah masyarakat. Akibatnya
(histos, tissue: jaringan) atau Organosols (tanah
masyarakat cenderung untuk membersihkannya
tersusun dari bahan organik) merupakan tanah-
dan kemudian dibakar.
tanah yang jenuh air, tersusun dari bahan tanah
Kurangnya pengetahuan masyarakat
organik berupa sisa-sisa tanaman dan jaringan
tentang bahaya membakar sampah baik itu
tanaman yang telah melapuk dengan ketebalan
disekitar halaman rumah mereka atau bahkan
lebih dari 50 cm. Tanah gambut terbentuk pada
dalam skala yang lebih besar yaitu membakar
lingkungan jenuh air atau tergenang dengan
sampah untuk membuka lahan menyebabkan
bahan organik dalam jumlah banyak yang
banyak sekali kerugian baik dari pihak
dihasilkan tumbuhan alami yang telah
masyarakat lainnya maupun dari pihak
beradaptasi dengan lingkungan jenuh air
pemerintah. Jika dikaji dari pihak masyarakat
tersebut seperti pada cekungan-cekungan
daerah pelembahan, rawa bekas danau, atau lainnya, akibat dari pembakaran sampah ini
2
ZIRAA’AH, Volume 39 Nomor 1, Pebruari 2014 Halaman 1-7 ISSN 1412-1468

kabut asap yang dihasilkan dari pembakaran ini perombak bahan organik adalah
dapat menjadi penyebab gangguan pernapasan mikroorganisme pengurai yaitu bakteri, fungi
(ISPA), udara menjadi tercemar dan yang dan aktinomisetes (Saraswati, Rasti, dkk.
paling berbahaya yaitu bisa memicu terjadinya 2011). Pada penelitian pembuatan kompos ini
kebakaran, sedangkan dari pihak pemerintah, menggunakan aktivator EM4 dengan tujuan
begitu banyak hutan yang seharusnya mempercepat proses pengomposan.
dilindungi yang kemudian dibuka menjadi Pada penelitian ini akan dipelajari apakah
lahan baru dengan cara dibakar. kompos yang dibuat dari bahan sampah organik
Tidak sedikit pemerintah mengeluarkan rumah tangga dengan penambahan aktivator
dana untuk konservasi, kemudian apabila EM4 kualitasnya memenuhi standar yang telah
terjadi bencana akibat pembakaran tersebut. ditentukan SNI (Standar Nasional Indonesia),
Sungguh sangat disayangkan bila akibat ulah apakah kompos yang dihasilkan memberikan
tangan manusia yang tidak bertanggung jawab, pengaruh terhadap kondisi tanah yang
banyak pihak yang dirugikan. Oleh sebab itu, bergambut, dan bagaimana menjadikan
peneliti ingin mencoba mengubah mind-set kompos yang sudah dihasilkan mampu
masyarakat yang tadinya berfikir ingin membuat tanah bergambut menjadi lebih subur
membersihkan sampah organik dan sisa-sisa untuk tanaman.
daun yang gugur dari tanaman yang ada di
halaman rumah mereka maupun dari limbah METODE PENELITIAN
organik dapur mereka dengan cara dibakar
Alat dan Bahan
sekarang dijadikan pupuk organik dengan Alat yang digunakan antara lain:
metoda yang mudah dipahami, sederhana dan komposter ( berupa keranjang ), sekop, ayakan,
dengan peralatan yang mudah dibuat.
labu Kjedahl, pemanas/ block digestor, neraca
Pemanfaatan limbah dilakukan dengan analitis, desikator, erlenmeyer, labu ukur, labu
menjadikannya hal baru yang sangat destilasi, pipet takar, buret, gelas ukur, pH
bermanfaat. Salah satu usaha pemanfaatan meter, penangas, botol film, pipet tetes,
limbah tersebut adalah dengan menjadikannya spektrofotometer UV-Vis dan AAS. Bahan
kompos. Sriharti, Takiyah Salim, 2010 telah yang digunakan antara lain: sampah organik,
melakukan pembuatan kompos dengan bahan indikator conway ( BCG + MM), akuabides,
sampah taman (rumput-rumputan). Proses selenium mixture, NaOH, K2Cr2O7, H2SO4
pengomposan agar dapat berjalan dengan lebih 98%, HClO4, HNO3, devarda alloy, buffer
cepat dan efisien dilakukan dengan standar pH 4.0 dan 7.0, EM4 dan kertas saring
menambahkan mikroorganisme perombak W-41.
bahan organik atau aktivator. Venny Arnika
yang memanfaatkan aktivator Effective
Perlakuan Sampah Organik
Microorganism EM-4 dalam proses pembuatan Sisa makanan, sisa sayuran dari proses
pupuk organik dengan bahan tandan kosong memasak dan kulit buah dikumpulkan dan
kelapa sawit sisa media jamur merang dipisahkan dari sampah anorganik berupa
(Volvariella volvacea). sampah plastik. Sampah berupa batang
Aktivator berfungsi menguraikan sisa tanaman, sayuran daun, atau kulit buah yang
organik yang telah mati menjadi unsur-unsur keras agar dirajang terlebih dahulu. Sampah
yang dikembalikan ke dalam tanah (N, P, K, yang telah terkumpul kemudian dicampur
Ca, Mg, dan lain-lain) dan atmosfer (CH4 atau dengan sedikit tanah atau kompos setengah
CO2) sebagai hara yang dapat digunakan matang atau kotoran hewan dan kemudian
kembali oleh tanaman. Mikroorganisme
3
ZIRAA’AH, Volume 39 Nomor 1, Pebruari 2014 Halaman 1-7 ISSN 1412-1468

diaduk sampai rata. Kemudian ditambahkan pengomposan. Terlihat dari tabel 1 bahwa
EM4 sebagai mikroorganisme starternya untuk kompos dengan aktivator kotoran sapi dan
mempercepat proses pengomposan. Kompos pupuk organik komersial mengalami proses
dibiarkan tidak dibalik‐balik hingga dekomposisi lebih lama yaitu 40 hari
pengomposan sudah selesai menjadi matang sedangkan dengan menggunakan aktivator
berupa kompos berwarna hitam, remah dan EM4 lebih cepat yaitu sekitar 20 hari. Bahan
berbau segar. Analisa yang dilakukan dalam kompos yang digunakan adalah sampah
penelitian ini yaitu warna kompos, bau tanaman yang berupa rumput-rumputan rawa
kompos, penentuan pH, penentuan kadar air, yang berasal dari pekarangan rumah warga dan
penentuan kadar C-Organik, penentuan N, sisa sayur mayur (sampah organik) dari dapur.
penentuan kadar Fosfor, penentuan kadar Menurut Fariani, (2008) kandungan lignin
Kalium, penentuan Fe dengan metoda AAS, untuk tiga spesies rumput rawa yang dominan
dan penetapan Zn dengan metoda AAS. berkisar 3,65 % - 4,45%. Lignin sulit
terdekomposisi, oleh karenanya kondisi
HASIL DAN PEMBAHASAN lingkungan dan jenis kapang yang terlibat
dalam pengomposan mempengaruhi tingkat
Kecepatan bahan baku untuk
degradasi lignin.
dikomposkan terlihat dari lamanya proses

Tabel 1. Lamanya Proses Dan Hasil Pengomposan


Jenis Kompos Lama Pengomposan (hari) Penyusutan
Kompos dengan aktivator
kotoran sapi dan pupuk 40 hari 40,3%
organik komersial

Kompos dengan aktivator


effective mikroorganisme EM4 20 hari 45,7%

Pada proses pengomposan terjadi Hasil yang diperoleh juga dipengaruhi oleh
penyusutan. Penyusutan yang paling tinggi jenis bahan baku dan proses pengomposan.
terjadi pada kompos dengan aktivator EM4 Dari tabel terlihat bahwa hasil kompos yang
yaitu sebesar 45,7 %, kemudian pada kompos diperoleh dengan menggunakan kotoran hewan
dengan aktivator kotoran sapi dan pupuk dan pupuk organik komersial yang lebih berat
organik komersial sebesar 40,3 %. Penyusutan dibandingkan dengan EM4 terkait dengan
ini disebabkan karena terjadinya pembebasan kadar air maupun jumlah padatan bahan
unsur hara dari senyawa organik menjadi asalnya.
senyawa anorganik yang berguna bagi Kompos yang sudah jadi (matang)
tanaman, kadar senyawa nitrogen yang larut dicirikan dengan terjadinya perubahan warna
meningkat, sebagian besar senyawa karbohidrat menjadi coklat kehitaman, suhu turun dan
hilang, dan menguap ke udara serta proses mendekati suhu pada awal proses
pencernaan menghasilkan panas yang pengomposan, terjadi penyusutan berat bahan
menguapkan kandungan uap air dan CO2 dalam kompos, dan kadar air kompos berkisar 50-
rumput-rumputan dan bahan campurannya. 60%. Hasil yang didapatkan bahwa pada
4
ZIRAA’AH, Volume 39 Nomor 1, Pebruari 2014 Halaman 1-7 ISSN 1412-1468

minggu ke-3 kompos sudah jadi (matang) tidak berbau yang spesifik karena reaksi dalam
untuk yang menggunakan EM4 dan minggu ke- pengomposan berjalan dengan baik dan tidak
6 untuk yang menggunakan kotoran sapi dan menghasilkan gas NO2 dan H2S. Menurut
pupuk organik komersial, dimana warna Saraswati, Rasti, dkk, reaksi utuh dari
kompos yang terbentuk adalah warna hitam pengomposan:
sedikit coklat. Kompos yang dihasilkanpun

Bahan organik aktivitas mikroorganisme CO2 + H2O + hara + humus +


E ( 484-674 kcal/mol glukosa)

Sesuai dengan syarat mutu kompos dari kompos adalah hitam dan baunya adalah
sampah organik SNI 19-7030-2004, warna berbau tanah.

Tabel 2. Hasil Pengujian Kualitas Kimia Kompos Berbahan Rerumputan Rawa dan Sampah Organik
Dapur
SNI
Kompos dengan aktivator
nomor 19-7-30-2004
Parameter Kotoran sapi dan
Satuan EM4 pupuk organik Minimal Maksimal
komersial
Kadar air % 40.06 55.3 50
pH 7.3 7.1 6.80 7.49
C organik % 20 18.35 27 58
N total % 1.51 1.67 0.40
C/N rasio 13 11 10 20
P % 1.50 1.35 0.1
K % 2.66 3.92 0.2
Fe % 0.75 0.85 2.00
Zn ppm 89 127 500

Reaksi biologis mikroorganisme dalam kotoran sapi dan pupuk organik dilihat dari
menguraikan bahan organik dipengaruhi oleh tabel tidak memenuhi syarat yaitu melebihi
kandungan (kaadar) air. Mikroorganisme dapat batas 50 %, namun menurut Rynk et al, (1992)
memanfaatkan bahan organik apabila bahan batas yang layak untuk kelembaban yaitu 40-65
organik tersebut larut di dalam air (Saraswati, %. Aktivitas mikroba akan mengalami
Rasti, dkk, 2011). Kisaran optimum untuk penurunan apabila terjadi kelembaban di bawah
metabolisme mikroba terdapat pada 40 % dan akan lebih rendah lagi pada
kelembaban 40 - 60 % . Pada tabel di atas kelembaban 15% (Isroi, 2008).
terlihat bahwa kadar air kompos dari masing- Pengukuran pH yang dilakukan pada
masing aktivator berbeda. Untuk kompos yang tiap kompos menunjukkan bahwa kompos yang
menggunakan aktivator kotoran sapi dan pupuk dihasilkan memiliki pH antara tujuh hingga
organik komersial memiliki kadar air 55.3%, tujuh koma lima dan masih memenuhi syarat
sedangkan untuk kompos dengan aktivator yang telah ditentukan oleh SNI. pH kompos
EM4 memiliki kadar air 40.06%. Nilai kadar dengan aktivator kotoran sapi dan pupuk
air untuk kompos yang menggunakan aktivator organik komersial yaitu 7.1 dan kompos
5
ZIRAA’AH, Volume 39 Nomor 1, Pebruari 2014 Halaman 1-7 ISSN 1412-1468

dengan aktivator EM 4 yaitu 7,3. Kandungan pupuk organik komersial sebesar 3,92%. Kadar
unsur hara juga dipengaruhi oleh kemasaman ini memenuhi standar kualitas kompos menurut
bahan kompos. Menurut Novizon, (2005) nilai SNI, dimana kadar yang dipersyaratkan
pH kompos berpengaruh terhadap kelarutan minimal 0,20 %. Sebagian besar Kalium dalam
unsur mikro seperti Fe, Zn, Cu, B, Mn, Mo. bentuk yang mudah larut sehingga mudah
Rasio C/N merupakan perbandingan diserap oleh tanaman.
antara karbohidrat (C) dengan Nitrogen (N) Pada pH sekitar 6-7, Fosfor paling
dimana rasio C/N untuk tanah berkisar antara mudah diserap oleh tanaman. Pada tabel di atas
10-12. Bahan organik yang memiliki rasio terlihat bahwa kadar P masing-masing kompos
mendekati atau sama dengan rasio C/N tanah, memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh
maka bahan organik tersebut dapat langsung SNI, dimana kadar P untuk kompos dengan
digunakan oleh tanaman, namun apabila aktivator EM4 sebesar 1,50% dan untuk
kandungan C/N dalam bahan tersebut tidak kompos dengan aktivator kotoran sapi dan
sesuai dengan C/N tanah maka bahan organik pupuk organik komersial sebesar 1,35%.
tersebut tidak dapat digunakan langsung oleh Kandungan unsur mikro esensial berupa
tanaman. Pada umumnya bahan organik segar Fe dan Zn dari tabel terlihat memenuhi standar
mempunyai rasio C/N tinggi (dedaunan 50-60, kualitas kompos menurut SNI. Kadar Fe pada
jerami 50-70, kayu kayuan >400) (Kusmiati, kompos dengan aktivator EM4 sebesar 0,75%
2003). dan 0,85% pada kompos dengan aktivator
Proses pengomposan berjalan lama kotoran sapi dan pupuk organik komersial. Fe
dengan tingginya rasio C/N bahan organik. merupakan unsur mikro yang dibutuhkan
Oleh karenanya rasio C/N bahan organik perlu tanaman untuk membentuk klorofil, beberapa
diturunkan hingga sama dengan C/N tanah enzim dan sebagai aktifator dalam proses
(kecil dari 20). Rasio C/N yang tinggi (>30) biokimia seperti fotosintesa dan respirasi
menunjukkan bahwa belum sempurnanya (Novizan, 2005).
karbon (C) dioksidasi menjadi karbon dioksida Kadar Zn pada kompos dengan
(CO2) dan nitrogen belum termineralisasi. Pada aktivator EM4 dari tabel terlihat sebesar 89
tabel di atas terlihat bahwa kadar C organik dan ppm sedangkan untuk kompos dengan aktivator
N total masing-masing kompos memenuhi kotoran sapi dan pupuk organik komersial
syarat yang telah ditentukan oleh SNI, dimana sebesar 127 ppm. Kadar ini telah memenuhi
untuk kompos dengan aktivator kotoran sapi standar kualitas kompos menurut SNI, dimana
dan pupuk organik komersial kadar C organik kadar yang dipersyaratkan maksimal 500
dan N total masing-masing 18.35 % dan 1.67 % mg/kg.
dengan perbandingan C/N yaitu 11 dan untuk Kompos yang sudah matang (jadi)
kompos dengan aktivator EM4 memiliki kadar kemudian diaplikasikan pada tanaman
C organik dan N total masing-masing 20% dan pekarangan. Aplikasi kompos ini dilakukan
1.54% dengan perbandingan C/N 13. pada tanah gambut yang merupakan tanah yang
Pengikatan unsur hara oleh kurang subur. Bahan organik berupa kompos
mikroorganisme selama proses pengomposan, yang diberikan ke tanaman memberikan
diantaranya fosfor (P), nitrogen (N)) dan pengaruh pada kondisi tanah selanjutnya
kalium (K) akan terlepas kembali bila dimana fisik tanaman yang diberi kompos
mikroorganisme tersebut mati. Pada tabel di pertumbuhannya lebih bagus dari yang tidak
atas terlihat bahwa kadar K pada kompos diberi kompos. Hasil produksi tanaman
dengan aktivator EM4 sebesar 2,66% dan pada merupakan faktor penting untuk melihat
kompos dengan aktivator kotoran sapi dan pengaruh aplikasi kompos terhadap tanaman
6
ZIRAA’AH, Volume 39 Nomor 1, Pebruari 2014 Halaman 1-7 ISSN 1412-1468

tersebut. Namun disini, peneliti hanya (Volvariella volvacea). ITS: Teknik


mencobakan pada tanaman cabe merah dan Kimia. 14/03/2011.
tanaman hias. Pada tanaman cabe merah,
kompos yang ditambahkan memberikan Gunam, Wayan; dkk. 2007. Pemanfaatan
pengaruh terhadap tanaman dimana tanaman Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos
menghasilkan bunga yang lebat dan tunas daun Dengan Bantuan Mikroorganisme Di
yang bagus (tidak kriting) tidak seperti pada Desa Sibetan Karangasem. Teknologi
tanaman cabe yang tidak diberi kompos. Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Sedangkan pada tanaman hias, kompos Pertanian Universitas Udayana.
menjadikan tanaman hias semakin subur, segar
dan warna daun semakin cerah. Isroi. 2008. Kompos. Balai Penelitian
Bioteknologi Perkebunan Indonesia
KESIMPULAN Bogor.
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Kusmiati, Florentina dkk. 2003. Pengaruh
dilakukan bahwa sampah organik rumah
Kompos Dari Sampah Pasar Sebagai
tangga dapat dijadikan kompos yang
Substitusi Pupuk Anorganik Pada
memenuhi standar yang telah ditetapkan
Tanaman Pakan. Fakutas peternakan
oleh SNI.
universitas Diponegoro.
2. Pembuatan kompos dari sampah organik
rumah tangga dapat dipercepat dengan
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang
bantuan aktivator EM4 (effective
Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka.
mikroorganisme 4).
3. Kompos organik yang telah jadi dapat
Nuryani, S.H.U. dan Susanto, R. 2002.
menyuburkan tanaman walaupun tanaman
Pengaruh Sampah Kota Terhadap Hasil
ditanam pada tanah gambut yang memiliki
dan Tahanan Hara Lombok. Jurnal
sifat miskin hara (kurang subur).
Ilmu Tanah dan Lingkungan, 3 (1): 24-
28.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Pengkajian dan Pengembangan Prayitno, Syukur. 2009. Studi Kandungan
teknologi Pengolahan Sampah dan Nitrogen (N), Pospor (P), dan Kalium (K)
Limbah Padat. http://www.bppt.go.id/. Sludge dari Digester Gas BioTipe Balon.
Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi. Sulaiman, dkk. 2005. Analisis Kimia Tanah,
Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah.
Day. Jr. R.A., Al Underwood. 1992. Analisa
Kimia Kuantitatif. Edisi IV. Jakarta: Sriharti, Takiyah Salim. 2010. Pemanfaatan
Erlangga. Sampah Taman (Rumput-Rumputan)
Untuk Pembuatan Kompos. Balai Besar
Graha, Rendra. Pengaruh Penambahan Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Aktivator Effektif Mikroorganism EM-4 LIPI.
Pada Pembuatan Pupuk Organik Dari
Komposting Tandan Kosong Kelapa Suárez, Conde; et al. 2004. Dairy Industry
Sawit Sisa Media Jamur Merang Sewage Sludge As A Fertilizer For An
Acid Soil:A Laboratory Experiment With
7
ZIRAA’AH, Volume 39 Nomor 1, Pebruari 2014 Halaman 1-7 ISSN 1412-1468

Lolium Multiflorum L. Spanish Journal of Merang (Volvariella volvacea) sebagai


Agricultural Research (2004) 2 (3), 419- Pupuk Organik dengan Penambahan
427. Escuela Politécnica Superior. Aktivator Effective Microorganism EM-
Universidad de Santiago de Compostela. 4. Laboratorium Pengolahan Limbah
Benigno Ledo, s/n. 27002 Lugo. Spai Industri-Teknik Kimia Fakultas
Teknologi Industri, ITS, Surabaya.
Use of Sewage Sludges and Composts in
Forestry. 2006. Corstorphine Road Widiastuti, Happy; dkk. 2009. Effectiveness of
Edinburgh EH12 7AT. Decomposers For Paper Mill Sludge
www.forestry.gov.uk Composting As Raw Materials For
Organic Fertilizer.
Venny Arnika, dkk. Pemanfaatan Tandan
Kosong Kelapa Sawit Sisa Media Jamur

You might also like