You are on page 1of 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN KADER


KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN PHBS
DI KELURAHAN SARIREJO KOTA SEMARANG

Millati Azka Saftri, Priyadi Nugraha P, Emmy Riyanti


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: millati.azkamillati.azka@gmail.com

Abstract: PHBS is an aware health-based behavior that is done by family


members to help themshelves regarding to their health and to play active roles in
helath-based activities in their surrounding. The percentage of PHBS in Sarirejo
Village is one the worst PHBS among 117 villages, and decreases 1.02%. In
2016 was 51%, from 52.02% in 2015. The roles of health cadres in promoting
PHBS are expected to relate with the implementation of PHBS in Sarirejo Village,
Semarang. The purpose of this study was to determine the factors related to the
roles of health cadres in the implementation of PHBS.
This study was an analytical descriptive research with quantitative approach.
There are 49 people as population. Samples were 33 people health cadres that
chosen using simple random sampling. The data was analysed using statistical
Fisher’s Exact Test with significance level of 5%. The results of this study showed
that 84.8% of health cadres perform their roles well. The variable that was related
with the roles of health cadres is the attitudes toward PHBS and the roles of
cadres (p = 0.021). Meanwhile the variables that were not related with the roles
of health cadres are age, latest education, job, knowledge of PHBS, knowledge
of the roles of cadres, the availability of facilities, the availability of cost, skills, the
support of the municipality, and the support of community health centers.
The leader of health cadre as key person need to motivate her members so that
they can keep good attitude towards health cadre’s roles. Especially at desease
recording and approaching to public figures.

Keywords : PHBS, health cadres, the roles of health cadres


Bibliography : 60, 1980-2016

PENDAHULUAN yang dilakukan survei PHBS tatanan


Perilaku Hidup Bersih dan rumah tangga tahun 2015 adalah
Sehat (PHBS) adalah semua 395.169 rumah tangga, meningkat
perilaku kesehatan yang dilakukan 3,53% jika dibandingkan dengan
atas kesadaran sehingga anggota survei PHBS tahun 2014 sebanyak
keluarga dapat menolong dirinya 369.980 rumah tangga. Survei
sendiri di bidang kesehatan dan PHBS tatanan rumah tangga tahun
dapat berperan aktif dalam kegiatan 2015 diperoleh hasil strata utama
– kegiatan kesehatan di sebanyak 255.413 (64,63 %) dan
masyarakat. 1 strata paripurna sebanyak 103.953
Dari 117 Kelurahan, jumlah (26,31%), sehingga untuk strata
rumah tangga di Kota Semarang PHBS tingkat kota adalah paripurna
dengan nilai sebesar 90,94%.2

594
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Target rumah tangga yang Berdasarkan masalah


melakukan PHBS di Kota Semarang tersebut, peneliti tertarik untuk
adalah 80% pada tahun 2016, menganalsis faktor – faktor yang
sehingga sudah memenuhi target berhubungan dengan peran kader
PHBS nasional yaitu 60% pada kesehatan dalam pelaksanaan
tahun 2016.2 Berdasarkan data dari PHBS di Kelurahan Sarirejo Kota
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Semarang.
Kota Semarang tahun 2016,
Kelurahan Sarirejo memiliki METODE PENELITIAN
persentase PHBS sebesar 51%, Rancangan penelitian ini
mengalami penurunan dari tahun bersifat deskriptif analitik dengan
sebelumnya yang memiliki pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
persentase sebesar 52,02%. Hasil dilaksanakan di Kelurahan Sarirejo
ini menunjukkan rumah tangga yang Kecamatan Semarang Timur Kota
berPHBS di Kelurahan Sarirejo Semarang tahun 2017. Populasi
masih di bawah target Kota penelitan ini adalah seluruh kader
Semarang dan nasional. kesehatan yang berjumlah 49 orang.
Kualitas lingkungan yang Sampel pada penelitian ini sebanyak
rendah, tingkat pendidikan, perilaku 33 orang, dengan penarikan sampel
masyarakat yang masih kurang menggunakan metode simple
terhadap hidup sehat, dan peran random sampling.Analisis data yang
kader kesehatan yang belum optimal dilakukan adalah analisis univariat
di dalam upaya kesehatan menjadi dan analisis bivariat.
penyebab dari rendahnya angka
PHBS di Kelurahan Sarirejo. HASIL PENELITIAN
Di masing – masing tatanan Hasil penelitian berdasarkan
dijumpai masyarakat (yaitu faktor – faktor yang berhubungan
masyarakat tatanan yang dengan peran kader kesehatan
bersangkutan), maka di masing – dalam pelaksanaan PHBS di
masing tatanan juga terdapat Kelurahan Sarirejo Kota Semarang
berbagai peran.Pengaruh yang dapat dilihat pada tabel berikut.
besar terhadap keberhasilan PHBS
rumah tangga dalam upaya Tabel 1 Distribusi Frekuensi Praktik
peningkatan praktik PHBS Peran Kader Kesehatan
melibatkan peran kader.3 Praktik Peran Jumlah
Kader adalah tenaga sukarela Kader f %
yang dipilih oleh, dari masyarakat
dan bertugas mengembangkan Kurang baik 05 15,2
masyarakat.Sedangkan kader Baik 28 84,8
kesehatan masyarakat adalah laki – Total 33 100
laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk Tabel 2 Distribusi Frekuensi setiap
menangani masalah – masalah Variabel Bebas
kesehatan perorangan maupun Variabel jumlah
masyarakat serta untuk bekerja f %
dalam hubungan yang amat dekat Usia
dengan tempat – tempat pemberian <64 tahun 30 90,9
pelayanan kesehatan.4Peran Kader >64 tahun 03 09,1
Kesehatan sangat penting dalam Tingkat
menentukan status PHBS Pendidikan
masyarakat di lingkungannya.
Pendidikan 13 39,4
dasar (SD,SMP)

595
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pendidikan 16 48,5 <64 tahun 4 13,8 25 86,2


menengah >64 tahun 1 25,0 3 75,0
Perguruan 4 12,1 Tingkat
tinggi Pendidikan
Pekerjaan Pendidikan 3 23,1 10 76,9
Tidak bekerja 19 57,6 dasar
Bekerja 14 42,4 (SD,SMP)
Pengetahuan Pendidikan 2 12,5 14 87,5
PHBS menengah
Kurang baik 20 60,6 Perguruan 0 0 4 100,0
Baik 13 39,4 tinggi
Pengetahuan Pekerjaan
Peran Kader Tidak 3 15,8 16 84,2
Kurang baik 12 36,4 bekerja
Baik 21 63,6 Bekerja 2 14,3 12 85,7
Sikap Pengetahua
Kurang 10 30,3 n PHBS
mendukung Kurang baik 3 15,0 1 85,0
Mendukung 23 69,7 7
Fasilitas Baik 2 15,4 1 84,6
Tidak tersedia 13 39,4 1
Tersedia 20 60,6 Pengetahua
Biaya n Peran
Kurang tersedia 28 84,8 Kader
Tersedia 5 15,2 Kurang baik 2 16,7 10 83,3
Keterampilan Baik 3 14,3 18 85,7
Kurang 9 27,3 Sikap
Baik 24 72,7 Kurang 4 40,0 60,0
Dukungan mendukung 6
tokoh Mendukung 1 4,3 2 95,7
masyarakat 2
Mendukung 33 100,0 Fasilitas
Dukungan Tidak 4 30,8 9 69,2
kelurahan tersedia
Kurang 6 18,2 Tersedia 1 5,0 1 95,0
mendukung 9
Mendukung 27 81,8 Biaya
Dukungan Kurang 5 17, 23 82,1
Puskesmas tersedia 9
Kurang 28 84,8 Tersedia 0 5 100,0
mendukun 0
g 5 15,2 Keterampila
Mendukun n
g Kurang 2 22, 7 77,8
2
Tabel 3 Analisis Hubungan setiap Baik 3 12, 2 87,5
Variabel Bebas dengan
Praktik Peran Kader
Variabel Praktik Peran Kader 5 1
bebas Kurang Baik Dukungan
Baik tokoh
f % f % masyarakat
Usia Mendukung 5 15, 28 84,8
2
596
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Dukungan perannya dengan baik sebesar


kelurahan 84.8%.
Kurang 0 0 100, Mayoritas kader kesehatan di
mendukung 6 0 Kelurahan Sarirejo telah
Mendukung 5 18,5 2 81, melaksanakan perannya dengan
2 5 baik meskipun persen-tase hasil
Dukungan PHBS rumah tangga masih rendah.
Puskesmas Peran yang belum dilaksanakan
Kurang 5 17, 23 82,1 yaitu sosialisasi PHBS ke seluruh
mendukung 9 rumah tangga yang ada di wilayah
Mendukung 0 5 100,0 RT melalui kelompok dasawisma.
0 Hal ini disebabkan tidak dibentuknya
kelompok dasawisma di lingkungan
Tabel 4 Rekapitulasi Faktor – Faktor Kelurahan Sarirejo. Sementara itu,
yang Berhubungan dengan untuk masyarakat ras Cina
Peran Kader Kesehatan cenderung menutup diri dan tidak
terhadap Pelaksanaan mengikuti kegiatan – kegiatan di
PHBS di Kelurahan Sarirejo lingkungan RT.
Kota Semarang
Variabel Bebas p-value Keterangan A. Variabel yang Berhubungan
dengan Praktk Peran Kader
Usia 0,500 Tidak Ada
1. Sikap terhadap PHBS dan
Hubungan Peran Kader
Pendidikan 0,487 Tidak Ada Hasil uji statistik dengan
Terakhir Hubungan Fisher’s Exact Test
Pekerjaan 1,000 Tidak Ada menunjukkan p-value sebesar
Hubungan
0.021 < 0.05 maka dapat
Pengetahuan 1,000 Tidak Ada ditarik kesimpulan bahwa H0
tentang PHBS Hubungan ditolak, artinya ada hubungan
Pengetahuan 1,000 Tidak Ada
antara sikap responden
tentang Peran Hubungan dengan praktik peran kader
Kader kesehatan di Kelurahan
Sikap terhadap 0,021 Ada
Sarirejo. Tingginya sikap
PHBS dan Hubungan
responden yang mendukung
Peran Kader
mencerminkan lebih banyak
Ketersediaan 0,066 Tidak Ada kader yang melaksana-kan
Fasilitas Hubungan perannya.Kader yang kurang
Ketersediaan 0,569 Tidak Ada mendukung peran kader
Biaya Hubungan disebabkan karena
Keterampilan 0,597 Tidak Ada terbatasnya pengetahuan.
Hubungan
Dukungan - Tidak Ada B. Variabel yang Tidak
Tokoh Hubungan Berhubungan dengan Praktk
Masyarakat
Peran Kader
Dukungan 0,556 Tidak Ada 1. Usia
Kelurahan Hubungan Hasil uji statistik dengan
Dukungan 0,569 Tidak Ada
Fisher’s Exact Test
Puskesmas Hubungan menunjukkan p-value sebesar
0.500.Dalam teori Green usia
PEMBAHASAN termasuk dalam faktor
Hasil penelitian menunjukkan predisposisi yang merupakan
bahwa kader kesehatan di salah satu faktor dari perilaku
Kelurahan Sarirejo yangmelakukan

597
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kesehatan.5semakin tua usia kesehatan di Kelurahan


kader kesehatan, semakin Sarirejo tidak memiliki
banyak pengalamannya, maka pekerjaan, atau bekerja
semakin baik pula perannya sebagai ibu rumah tangga.
namun ketahanan fisik yang 4. Pengetahuan PHBS dan
telah menurun, menjadi-kan Peran Kader
kelambatan dalam Hasil uji statistik dengan
bekerja.Regenerasi kader Fisher’s Exact
kesehatan belum berjalan. Testmenunjukkan p-
2. Tingkat Pendidikan valueuntuk pengetahuan
Hasil uji statistik dengan PHBS dan pengetahuan peran
Fisher’s Exact Test kader sebesar 1.000. Dalam
menunjukkan p-value sebesar teori Green pengetahuan
0.487.Dalam teori Green termasuk dalam faktor
tingkat pendidikan termasuk predisposisi yang merupakan
dalam faktor predisposisi yang salah satu faktor dari perilaku
merupakan salah satu faktor kesehatan.5Kurangnya minat
dari perilaku belajar, menyeba-kan
kesehatan.5Perilaku kader rendahnya pengetahuan
kesehatan pada saat kegiatan kader.
posyandu tidak menunjukkan 5. Ketersediaan Fasilitas
ciri tingkat Hasil uji statistik dengan
pendidikannya.Namun jika Fisher’s Exact Test
tingkat pendidikan tinggi, menunjukkan p-value sebesar
masyara-kat menjadi lebih 0.066.Dalam teori Green
percaya pada perkataan ketersediaan fasilitas termasuk
kader. Banyak pula petugas dalam faktor pemungkin yang
puskesmas yang menjadi merupakan salah satu faktor
kader kesehatan di wilayah dari perilaku kesehatan.5
tempat tinggalnya.Sehingga Kader kesehatan tidak
memudahkan dalam mendapatkan fasilitas karena
pemberian informasi terkini keterbatasan dana insentif dan
kepada kelompok kader materi, oleh karena itu kader
kesehatan di wilayahnya untuk melakukan perannya secara
disosialisasikan kepada apa adanya.
masyarakat. 6. Ketersediaan Biaya
3. Pekerjaan Hasil uji statistik dengan
Hasil uji statistik dengan Fisher’s Exact
Fisher’s Exact Test Testmenunjukkan p-value
menunjukkan p-value sebesar sebesar 0.569.Dalam teori
1.000. Dalam teori Green Green ketersediaan biaya
pekerjaan termasuk dalam termasuk dalam faktor
faktor predisposisi yang pemungkin yang merupakan
merupakan salah satu faktor salah satu faktor dari perilaku
dari perilaku kesehatan.5 kesehatan.5Ketersediaan biaya
Dengan banyaknya tugas dapat mempercepat kinerja
kader kesehatan, seseorang kader, sehingga sangat
yang memiliki pekerjaan tetap penting dan dibutuhkan untuk
cenderung menolak untuk menjalankan peran kader
menjadi kader kesehatan. kesehatan.
Sedangkan yang berjalan
selama ini mayoritas kader

598
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

7. Keterampilan 0.569.Dalam teori Green


Hasil uji statistik dengan dukungan puksesmas terma-
Fisher’s Exact Test suk dalam faktor penguat yang
menunjukkan p-value sebesar merupakan salah satu faktor
0.597.Dalam teori Green dari perilaku kesehatan.5Dari
keterampilan termasuk dalam 10 orang kader yang ditunjuk
faktor pemungkin yang mengikuti perkumpulan kader
merupakan salah satu faktor di tingkat puskesmas, tidak
dari perilaku semuanya selalu bisa
kesehatan.5Keterampilan hadir.Hal ini menyebabkan
kader kesehatan di Kelurahan keter-lambatan penerimaan
Sarirejo termasuk dalam materi.Sehingga pihak
kategori baik. Namun puskesmas kurang
pengetahuan perlu ditingkat- memprioritaskan kader – kader
kan agar sosialisasi kepada Kelurahan Sarirejo untuk
masyarakat dapat terarah. menjadi kader siaga.
8. Dukungan Tokoh Masyarakat
Dalam teori Green KESIMPULAN
dukungan tokoh masyarakat Berdasarkan penelitian yang
termasuk dalam faktor penguat dilakukan kepada kader kesehatan
yang merupakan salah satu terhadap perannya dalam
faktor dari perilaku kesehatan.5 pelaksanaan PHBS di Kelurahan
Tokoh masyarakat telah Sarirejo Kota Semarang, maka
memberikan dukungan yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
baik kepada kader 1. Praktik peran kader kesehatan di
kesehatandengan cara Kelurahan Sarirejo Kota
menyampaikan informasi Semarang dalam pelaksanaan
kesehatan bila kader PHBS menunjukkan kategori
kesehatan sedang berhalang- baik, yaitu sebesar 84.8%. Praktik
an. Tokoh masyarakat juga yang kurang baik yaitu sosialisasi
membina warganya supaya kelompok dasawisma,
mau berpartisipasi dalam perencanaan survey mawas diri,
kegiatan kesehatan yang perencanaan penanggu-langan
bermanfaat untuk diri mereka masalah kesehatan, pelayanan
sendiri. kesehatan yang menjadi
9. Dukungan Kelurahan tanggung jawab kader
Hasil uji statistik dengan (pembagian obat), pemantauan
Fisher’s Exact Test penyakit.
menunjukkan p-value sebesar 2. Ada hubungan antara sikap
0.556.Dalam teori Green terhadap PHBS dan peran kader
dukungan kelurahan termasuk (nilai p = 0.021) dengan praktik
dalam faktor penguat yang peran kader kesehatan dalam
merupakan salah satu faktor pelaksanaan PHBS di Kelurahan
dari perilaku kesehatan.5Lurah Sarirejo Kota Semarang yaitu.
mendukung dengan cara ikut 3. Sikap yang masih kurang
serta dalam perkumpulan mendukung yaitu pendekatan
kader kesehatan agar kepada tokoh masyarakat dan
koordinasi dapat terjaga. pencatatan diare.
10. Dukungan Puskesmas 4. Tidak ada hubungan antara usia,
Hasil uji statistik dengan pendidikan terakhir, pekerjaan,
Fisher’s Exact Test pengetahuan tentang PHBS,
menunjukkan p-value sebesar pengetahuan tentang peran

599
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kader, ketersediaan fasilitas, 2. Dinas Kesehatan Kota


ketersediaan biaya, keterampilan, Semarang. Laporan Survey
dukungan kelurahan, dukungan PHBS Rumah Tangga. 2016.
puskesmas dengan praktik peran
kader kesehatan dalam 3. Kementerian Kesehatan RI.
pelaksanaan PHBS di Kelurahan Peraturan Menteri Kesehatan
Sarirejo Kota Semarang. Republik Indonesia Nomor
2269/MENKES/PER/XI/2011
SARAN tentang Pedoman Pembinaan
1. Bagi Tim Kader Kesehatan di Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Kelurahan Sarirejo Kota (PHBS). 2011.
Semarang
Ketua kader kesehatan 4. Nurhajati N. Perilaku Hidup
sebagai populasi kunci perlu Bersih dan Sehat (PHBS)
memotivasi anggotanya agar Masyarakat Desa Samir dalam
dapat mempertahankan sikap Meningkatkan Kesehatan
baik terhadap peran kader Masyarakat. 2010;
kesehatan.Terutama dalam hal
pencatatan penyakit dan 5. Notoatmodjo S. Promosi
pendekatan kepada tokoh Kesehatan Teori & Aplikasi.
masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
2. Bagi Tokoh Masyarakat
Meningkatkan koordinasi
dengan cara membuat grup
sosial media bagi kader
kesehatan untuk memudahkan
komunikasi dan penyampaian
informasi.
3. Bagi Puskesmas
Mencanangkan program
yang dapat meningkatkan
pengetahuan kader
kesehatan.Sehingga kader
kesehatan dapat maksimal dalam
menyikapi perannya.Memastikan
ketua kader kesehatan agar
anggotanya mengetahui peran
kader dan dapat
melaksanakannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Taylor ZA dan D. Commotment


to Independence by Internal
Auditor: The Effect of Role
Ambiguity and Role Conflict.
Manag Audit J. 2009;24:899–
925.

600

You might also like