You are on page 1of 6

PRAKTIK PELAKSANAAN SALAM

ARTIKEL ILMIAH

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Uqud Muawadat yang diampu oleh Ifa Hanifia Senjiati,
S.Sy.,M.Si

Disusun Oleh :

M.Algi Fazza.G (10010216043)

Rahmad Rezki (10010217015)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

BANDUNG

2018
PRAKTIK PELAKSANAAN SALAM

1
M.Algi Fazza.G 2Rahmad Rezki
1.2
Prodi Keuangan & Perbankan Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116

Abstract : Bay-u salam is a contract of sale of goods orders between buyers and sellers. Specifications
and price of ordered goods to be agreed at the beginning of the contract, while the payment is made in
advance in full. Sale and purchase of bay-u salam a sale and purchase agreement is allowed. It is based
on the arguments contained in the Koran. Rukun of bay-u salam is the seller and the buyer, there are
goods and money, there sighat (lafaz contract). While the terms of buying and selling of bay-u salam
according to the consensus of the scholars there are five, namely the type, grade, size and nature of the
object of sale and purchase of bay-u salam should be clear, booking period objects and selling bay-u
salam should be clear, assuming the capital cost should be known to each parties.

Abstrak : Jual beli salam adalah akad jual beli barang pesanan diantara pembeli dengan
penjual.Spesifikasi dan harga barang pesanan harus sudah disepakati di awal akad, sedangkan
pembayaran dilakukan di muka secara penuh. Jual beli salam merupakan akad jual beli yang di
bolehkan. Hal ini didasarkan atas dalil-dalil ang terdapat dalam Al-quran. Rukun salam adalah penjual
dan pembeli, ada barang dan uang, ada sighat (lafaz akad). Sedangkan syarat jual beli salam menurut
kesepakatan para ulama ada lima, yaitu jenis obyek jual beli salam harus jelas, sifat obyek jual beli
salam harus jelas, kadar atau ukuran obyek jual beli salam harus jelas, jangka waktu pemesanan objek
jual beli salam harus jelas, asumsi modal yang dikeluarkan harus diketahui masing-masing pihak.

KATA KUNCI : SALAM,JUAL BELI,AKAD,ALQURAN


1.Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bentuk-bentuk akad jual beli dalam islam sangatlah banyak,jumlah nya dapat belasan bahkan
sampai puluhan. Salah satunya akad jual beli dengan cara salam, yaitu pemesanan suatu barang yang
dimana pembayaran nya di awal secara tunai namun penyerahan barang nya di lakukan di akhir.
Dengan menggunakan akad ini kedua belah pihak mendapatkan keuntungan tanpa ada unsur tipu-
menipu ataugharar (untung-untungan).
Jual-beli dengan cara salam merupakan solusi tepat yang ditawarkan oleh Islam guna menghindari riba.
Dan ini merupakan salah satu hikmah disebutkannya syari'at jual-beli salam sesuai larangan memakan
riba

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari akad salam
2. Bagaimana rukun,syarat salam?
3. Bagimana praktik pelaksanaan salam ?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui definisi akad salam
2. Agar mengetahui apa saja rukun dan syarat salam
3. Agar mengetahui bagaimana praktik pelaksanaan salam.

2. Metode
Metode yang kami gunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah dengan studi pustaka
dimana kami mengambil referensi dari buku dan jurnal
3. Hasil Dan Pembahasan
A. Pengertian Salam
Jual beli indent atau dalam fiqih islam disebut as-Salam bahasa penduduk Hijaz atau as-Salaf
bahasa penduduk Irak. Secara terminologi adalah menjual suatu barang yang penyerahannya
ditunda,atau menjual suatu barang yang yang ciri-cirinya disebutkan dengan jelas dengan pembayaran
modal terlebih dahulu, sedangkan barangnya diserahkan dikemudian hari.1

Ulama’ Syafi’yah dan Hanabilah mendefinisikannya sebagai berikut :


‫عقدعلى موصوف بذمة مقبوض بمجلس عقد‬
“akad yang disepakati dengan menentukan ciri-ciri tertentu dengan membayar harganya terlebih dulu,

1 Hasan, M. Ali, 2003. Jual Beli Salam. Dalam: Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, p. 143.
sedangkan barangnya diserahkan kemudian dalam suatu majelis akad.2
Pada zaman modern ini akad salam banyak di pergunakan seperti dalam pembelian mobil,
dimana kita harus membayar uang muka terlebih dahulu dan mobilnya di serahkan kemudian dalam
waktu yang telah disepakati dalam perjanjian. Pada umumnya penjual meminta uang muka terlebih
dahulu sebagai tanda pengikat sekaligus modal.
Transaksi salam sangat populer pada zaman Imam Abu Hanifah (80-150 AH/699-767 AD).
Imam Abu Hanifah meragukan keabsahan kontrak tersebut yang mengarah kepada perselisihan. Oleh
karena itu, beliau berusaha menghilangkan kemungkinan adanya perselisihan dengan merinci lebih
khusus apa yang harus di ketahui dan dinyatakan dengan jelas di dalam kontrak, seperti jenis komoditi,
mutu , kuantitas ,serta tanggal dan tempat pengiriman3
B.Dasar Hukum
 Alquran
‫ب مكمما معلاممها ا‬
‫اا‬ ‫ب أمكن يمككتا م‬ ‫ب مكاتت ب‬‫ب تباكلمعكدتل مومل يمأك م‬‫ب بمكينماككم مكاتت ب‬ ‫ا أمييمها الاتذيمن آممانوا إتمذا تممدايمكنتاكم بتمدكيلن إتلمىى أممجلل اممسممى مفاككتاابوها موكليمككتا ك‬
‫ضتعيمفا أمكو مل يمكستمتطياع أمكن ياتمال هامو‬ ‫ق مستفيمها أمكو م‬ ‫س تمكنها مشكيمئا فمإ تكن مكامن الاتذي معلمكيته اكلمح ي‬ ‫ق ا‬
‫ام مرباها مومل يمكبمخ ك‬ ‫ق موكليمتا ت‬
‫ب موكلياكملتتل الاتذي معلمكيته اكلمح ي‬ ‫فمكليمككتا ك‬
‫ضال إتكحمداهامما‬ ‫ضكومن تممن اليشهممداتء أمكن تم ت‬ ‫فمكلياكملتكل مولتييها تباكلمعكدتل مواكستمكشتهادوا مشتهيمدكيتن تمكن ترمجالتاككم فمإ تكن لمكم يماكومنا مراجلمكيتن فممراجبل مواكممرأممتاتن تمامكن تمكر م‬
‫م‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ى‬
‫صتغيمرا أمكو مكتبيمرا إتلمىى أممجلتته مذلتاككم أكقمسطا تعكنمد ات موأكقموام تللاشمهامدتة‬ ‫ب اليشهممدااء إتمذا مما اداعوا مومل تمكسأ ماموا أمكن تمككتاابوها م‬ ‫فمتامذككمر إتكحمداهامما اكلاكخمرىى مومل يمأك م‬
‫ب مومل‬ ‫ضاار مكاتت ب‬ ‫س معلمكياككم اجمنابح أمال تمككتاابومها موأمكشتهادوا إتمذا تممبايمكعتاكم مومل يا م‬ ‫موأمكدنمىى أمال تمكرمتاابوا إتال أمكن تماكومن تتمجامرةم محا ت‬
‫ضمرةم تاتديارونممها بمكينماككم فملمكي م‬
‫اا بتاككل مشكيلء معتليبم‬ ‫اا مو ا‬ ‫ام مويامعلكاماكام ا‬ ‫ق بتاككم مواتااقوا ا‬ ‫مشتهيبد موإتكن تمكفمعالوا فمإ تناها فااسو ب‬

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan
(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di
antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya.
Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan
tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan
pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala

2 Hasan, M. Ali, 2003. Jual Beli Salam. Dalam: Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, p. 143.

3 Ascarya, 2008. Akad Bank Syariah. Dalam: Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, p.
91
sesuatu.4

 Hadits
“Ibn Abbas menyatakan bahwa ketika Rasul datang ke Madinah, penduduk Madinah
melakukan jual beli salam pada buah-buahan untuk jangka satu tahun atau dua tahun.
Kemudian Rasul bersabda. Siapa yang melakukan salam hendaknya melakukan dengan
takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, sampai batas waktu tertentu”
(Muslich,2015:243)5
 Ijma
Kesepakatan ulama akan bolehnya jual beli saham dikutip dari pernyataan Ibnu Mundzir
yang mengatakan bahwa semua ahli ilmu telah sepakat bahwa salam diberbolehkan, kareana
terdapat kebutuhan dan keperluan untuk memudahhkan manusia. Pemilik lahan pertanian
dan perkebunan ataupun perniagaan terkadang membutuhkan modal untuk mengelola usaha
mereka hingga siap dipasarkan, maka jual beli salam diperbolehkan untuk mengkomodir
kebutuhan mereka. Ketentuan ini secara jelas memberikan legalisasi praktik jual beli salam6

C.Rukun dan Syarat Akad Salam


Rukun jual beli salam yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa yaitu
1. Pelaku akad, yaitu muslam adalah pihak yang membutuhkan dan memesan barang, dan
muslam ilaih adalah pihak yang memasok atau memproduksi barang pesanan
2. Objek akad,yaitu barang atau hasil produksi (muslam fiih) dengan spesifikasinya dan
harga (tsaman)
3. Shighah,yaitu ijab dan qabul7
Ada pun syarat-syarat nya yaitu :
1. Syarat yang terkait dengan moda/harga, harus jelas dan terukur,berapa harganya,berapa
uang muka nya dan berapa lama,sampai kapan pembayarannya terakhirnya
2. Syarat yang berhubungan dengan barang harus jelas jenis,ciri-cirinya,kualitas dan
kuantitas nya
3. Uangnya hendaklah dibayar di tempat akad, berarti pembayaran dilakukan terlebih
dahulu
4. Disebutkan tempat menerima nya kalau tempat akad tidak layak untuk menerima barang
tersebut. Akad salam harus terus menerus berarti tidak ada khiyar syarat8

4 Anon., t.thn. https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-282. [Online].


5 saprida, 2016. Akad Salam Dalam Transaksi Jual Beli. Jurnal Ilmu Syariah, p. 4.
6 saprida, 2016. Akad Salam Dalam Transaksi Jual Beli. Jurnal Ilmu Syariah, p. 4.

7 Ascarya, 2008. Akad Bank Syariah. Dalam: Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, p.
91
Diantara syarat-syarat diatas ada juga syarat-syarat lain yang menjadi titik perbedaaan
antar mazhab. Syarat-syarat tersebut antara lain (Usmani 1999) sebagai berikut
1. Menurut mazhab Hanafi, komoditas yang akan dijual dengan kad salam tetap tersedia di
pasar semenak akad efektif sampai saat penyerahan. Jika komoditas tersebut tidak tersedai
di pasar pada saat akad efektif, salam tidak dapat dilakukan meskipun. Namun, ketiga
mazhab yang lain ( Syafi'i, Maliki, Hambali ) berpendapat bahwa ketersediaan komoditas
pada saat akad efektif bukan lah syarat sahnya akad salam. Yang terpenting bahwa
komoditas tersebut tersedia saat penyerahan.
2. Menurut mazhab Hanafi dan Hambali, waktu penyerahan minimal satu bulan dari tanggal efektif.
Jika waktu penyerahan ditetapkan kurang dari satu bulan, maka akad salam tidak sah. Mereka
berargumen bahwa salam diperbolehkan untuk memenuhi kebutuhan petani dan pedagang kecil
sehingga kepada mereka seharusnya diberi kesempatan yang cukup untuk mendapatkan komoditas
dimaksud.9

8 Hasan, M., 2003. Jual Beli Salam. Dalam: Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
pp. 145-146.
9 Ascarya, 2008. Akad Bank Syariah. Dalam: Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, pp. 93-94.

You might also like