Professional Documents
Culture Documents
Hadits Tarbawi
Hadits Tarbawi
Disusun Oleh :
SEMESTER 3 / A
Alhamdulillah, puji syukur kita berikan pada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat
dan rahmat kepada kita semua, sehinga penulis mampu menyelesaikan tugas teks terstruktur
Penulis juga menyampaikan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penggarapan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu mata kuliah Ibu Herlina
S.Ag., M.Ag., dan teman-teman seperjuangan. Sehingga penulis mampu melaksanakan dan
Penulis juga memohon maaf kepada seluruh pihak apabila dalam makalah yang di buat ini,
masih terdapat banyak sekali kekurangannya, lebih-lebih mengenai referensi. Untuk itu penulis
sangat menunggu kritikan maupun saran dari semua pembaca agar kedepanya penulis bisa
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak semua aktivitas yang memperoleh pujian manusia dikategorikan riya' atau pamer.
antara seorang hamba dengan Alah SWT. Ada juga aktivitas yang mendapatkan pujian
dari banyak orang, tetapi tidak terselip riya' atau sum'ah di dalamnya. Hal tersebut justru
merupakan kabar gembira pendahuluan dari Allah SWT yang dibagikan kepada orang
tersebut di dunia. Selain itu, ada kabar gembira pula yang akan ia dapatkan di akhirat
karena ketulusan dan keikhlasannya. 1 Ikhlas memang kadang belum akan terlihat banyak
man- faatnya bagi orang yang masih baru mulai menapakinya, namun pembicaraan tentang
ikhlas akan bermanfaat bagi orang yang memiliki komitmen menyambut ketaatan Allah.
SWT sejak lama, berinteraksi dengan-Nya, bersemangat mengerjakan ibadah, dan mampu
merasakan manis nikmat- Nya. Atau singkat kata, ia sambut Allah SWT dan ia palingi
syaitan.
Penyebutan kata "ikhlas" pun sudah sangat akrab di kalangan umat Islam. Akan tetapi
fenomena ini belum bisa dijadikan barometer yang menjamin bahwa umat Islam sudah
menjalankan substansi ikhlas secara utuh. Apalagi sering kita dengar keluhan-keluhan
yang muncul tentang sulitnya aplikasi nilai-nilai keikhlasan dalam setiap aktivitas
terutama yang berdimensi ibadah, padahal sudah banyak literatur tentang ikhlas yang
dibaca dan dipahami. Para ulama mendefinisikan kata ikhlas cukup beragam. Secara
bahasa diambil dari kata khalasha- khulushan-khalashan, berarti murni dan tanpa noda
campuran. Jadi, orang yang ikhlas melakukan sesuatu berarti dia melakukannya hanya
1
Ahmad Hadi Yasin, MERAIH DAHSYATNYA IKHLAS, Cet. Perta (Tangerang: PT. Agro Media Pustaka, 2010).
1
karena Allah Swt. dan tidak mencampurinya dengan riya. Oleh karena itu Al-Fairuzabadi
Definisi lain, ikhlas adalah jika kita hanya melihat dan memperhatikan Allah SWT Sang
Pencipta. Dengan demi- kian kita dapat menjadi orang yang ikhlas meski berdiri di
kerumunan ribuan orang. Mengapa? Karena kita tidak mem- pedulikan mereka. Tidak
akan kita temui lagi problem yang barangkali dapat mengganggu keikhlasan saat
bersedekah di depan sorot mata manusia, dan tak akan kita temui masalah lagi jika
menangis saat shalat sambil tetap khusu'. Sebab, kita tidak melihat apa dan siapa lagi
kecuali hanya Allah SWT.3 Faktor yang bisa mendorong ikhlas adalah berteman dan
berkolusi dengan orang-orang yang ikhlas serta hidup bersama mereka. Agar dia bisa
mengikuti irama langkah mereka, mengambil pelajaran dari mereka dan mencontoh akhlak
Melalui tulisan sederhana ini penulis mengajak kepada pembaca untuk jujur kepada diri
sendiri, membuang sikap meremehkan itu untuk kembali mendalami makna dan hakikat
ikhlas. Karena dengan ikhlas inilah kita akan selamat di dunia dan akhirat. Selain itu kita
hendaknya selalu memohon kepada Allah Swt. agar memberikan kita taufik agar selalu
ikhlas dalam beribadah dan beramal saleh, karena di tangan-Nya-lah segala sesuatu.
Semoga tulisan ini dapat memberikan sedikit pencerahan tentang makna dan hakikat ikhlas
sebagaimana mestinya.
2
dkk Lalu Heri Afrizal, Lc., Ibadah Hati, Cetakan I (Jakarta Timur: PT Grafindo Media Pratama, 2008).
3
Amru Khaleed, TERAPI HATI, (Jakarta: Penerbit Republika, 2005).
4
DR. Yusuf Al-Qaradhawi, Serahkan Hidupmu Hanya Pada Allah, Cetakan Pe (Jakarta Timur: PUSTAKA AL-
KAUTSAR, 2023).
2
B. Rumusan Masalah
2. Apa Saja Makna Kata Dalam Hadits (Mufrodat) Tentang Pentingnya Keihlasan Dalam
Setiap Tindakan?
4. Bagaimana Tafsir Umum Hadits Tentang Pentingnya Keihlasan Dalam Setiap Tindakan ?
5. Apa Kaitannya Hadits Tentang Pentingnya Keihlasan Dalam Setiap Tindakan Dengan
Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan dan rumuan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Hadits Tentang Pentingnya Keihlasan Dalam Setiap
Tindakan
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Makna Kata Dalam Hadits (Mufrodat) Tentang
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadits Pertama
1. Hadits
ٰ
َ ص َو ِركُ ْم َو لك ِْن يَ ْنظُ ُر ا
ِلى َ سامِ كُ ْم َوالَ ا
ُ ِلى َ ا َِّن هللاَ الَ يَ ْنظُ ُر ا: قَالَ َرسُ ْو ُل هللاِ ص: َع ْن اَبِى ه َُري َْرة َ رض قَال
َ ِلى ا َ ْج َ
2. Terjemah
bersabda,“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula
3. Mufrodat
Pada/Ke لى
َ ِإ Ayahku أ َ ِبي
4. Asbab Al-Wurud
adalah Allah tidak memberikan balasan dan menghitung amal seseorang berdasarkan
tampilan fisiknya namun berdasarkan apa yang ada di hatinya. Untuk memahami hadis
di atas maka perlu pula kita memahami kata kunci yang ada pada hadis tersebut yakni al-
4
shurah, amwal, qalbu dan ‘amal. Karena Nabi seakan mengajarkan dua hal yang berbeda
Dalam Maqayis al-Lugah, Ibn Faris memaknai kata ‘al-shurah’ dengan ‘hai’ah
khilqah’ atau bentuk fisik penciptaan. Karena itu, dalam banyak kitab tafsir seperti Tafsir
al-Thabari, Ibn Katsir, al-Sa’di dan lainnya, memahami kata ‘yushawwirukum’ dalam
bentuk penciptaan fisik seseorang yakni apakah ia diciptakan sempurna atau cacat,
ganteng atau jelek, laki-laki atau perempuan, warna kulit hitam atau merah, bahkan Ibn
Katsir menambahkan dengan apakah ia kelak akan sengsara atau bahagia. Pada intinya,
kata ‘al-shurah’, baik secara bahasa maupun pemahaman para mufassir, menunjukkan
makna keadaan atau tampilan fisik seseorang. Adapun kata ‘al-amwal’ adalah bentuk
jamak dari ‘al-mal’ yang berarti harta yang menurut Ibn Manzhur dalam Lisan ‘Arabnya
adalah semua yang kita miliki baik berupa emas, perak atau binatang ternak. Singkatnya,
‘al-mal’ adalah segala benda yang kita miliki dan membuat kita puas. Dalam matan
riwayat Muslim lainnya, Nabi Saw. menyandingkan antara ‘al-shuwar’ dan ‘al-ajsad’.
5. Syarah Hadits
Hadits ini dengan lafazh ( َو لَك ِْن يَ ْنظُ ُر إِلَى قُلُ ْوبِكُ ْم َو أ َ ْع َما ِلكُ ْمtetapi sesungguhnya Allah hanya
melihat kepada hati dan amal kalian). Kata قُلُ ْوبِكُ ْم َو أ َ ْع َما ِلكُ ْمsangat penting karena inilah
yang akan dinilai oleh Allah nanti pada hari Kiamat. Oleh karena itu, Imam Baihaqi
(wafat tahun 458H), setelah membawakan hadits di atas, beliau berkomentar: “Hadits
inilah yang shahih dan terpelihara yang dihafal oleh huffazh (ulama ahli hadits). Adapun
riwayat yang biasa diucapkan oleh sebagian ahli ilmu 'sesungguhnya Allah tidak melihat
pada rupa dan amal kalian, tetapi melihat kepada hati kalian', riwayat ini tidak ada
satupun yang shahih yang sampai kepada kami, juga menyalahi hadits yang shahih.
5
MA Prof. Dr. H. Said Agil Munawwar and M.Ag Abdul Mustaqim, ASBABUL WURUD, Cetakan l (Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR, 2001).
5
Riwayat yang sudah shahih itulah yang menjadi pegangan kita dan seluruh kaum
muslimin. Terutama (yang harus dicakup dengan riwayat yang shahih ini) adalah ulama
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak juga kepada rupa
Muslim dan lainnya ada tambahan َوأ َ ْع َما ِلكُ ْمdan tambahan ini sangat penting, karena
kebanyakan kaum muslimin memahami hadits di atas tanpa ada tambahan ini dengan
pemahaman yang salah. Apabila Anda menyuruh mereka dengan perintah syariat yang
bijaksana, seperti diperintahkan untuk memelihara atau memanjangkan janggut dan tidak
boleh menyerupai orang kafir dan selain itu dari beban syariat, mereka akan menjawab
'yang penting adalah hati'. Mereka berdalil dengan hadits di atas. Mereka tidak
mengetahui tambahan yang shahih ini, yang menunjukkan bahwa Allah yang Maha
Mulia dan Maha Tinggi melihat juga kepada amal mereka. Bila amal baik (sesuai dengan
sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), maka Allah akan bersahabat. Dan jika tidak
baik, maka Allah akan menolaknya, sebagaimana terdapat dalam nash-nash shahih,
“Barangsiapa yang mengada-ngada dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan
6
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, (Jakarta Selatan: PUSTAKA AZAM, 2007).
6
Sungguh tidak mungkin dapat dibayangkan kebaikan hati, kecuali dengan kebaikan
amal dan tidak ada kebaikan amal, melainkan dengan kebaikan hati.
Hubungan antara ikhlas dengan bentuk rupa tidak terlalu jelas, karena ikhlas lebih
berkaitan dengan niat dan sikap hati seseorang dalam menjalankan suatu aktivitas.
Ikhlas tidak berkaitan dengan bentuk fisik atau rupa seseorang, tetapi lebih pada
Namun, dalam konteks pendidikan, sikap ikhlas dapat mempengaruhi bentuk rupa
atau tampilan seseorang. Jika seseorang memiliki sikap ikhlas dalam belajar dan
berusaha, maka mereka cenderung akan menunjukkan tampilan yang lebih serius,
fokus, dan bersemangat dalam menjalankan aktivitas tersebut. Mereka akan tampak
lebih rajin, tekun, dan berdedikasi dalam belajar, yang pada akhirnya dapat
Selain itu, sikap ikhlas juga dapat mempengaruhi bentuk rupa seseorang dalam hal
moral dan etika. Seseorang yang memiliki sikap ikhlas cenderung akan menunjukkan
sikap yang jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab mereka. Mereka akan tampak lebih berintegritas dan memiliki karakter yang
baik, yang dapat tercermin dalam bentuk rupa atau perilaku mereka sehari-hari.
Namun, penting untuk diingat bahwa bentuk rupa atau tampilan seseorang tidak
selalu mencerminkan sikap ikhlas yang sebenarnya. Ada orang yang mungkin tampak
serius dan rajin, tetapi sebenarnya tidak memiliki niat yang tulus dalam belajar atau
berusaha. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk tidak hanya melihat dari segi
bentuk rupa atau tampilan fisik seseorang, tetapi juga memperhatikan sikap dan niat
7
B. Hadits Ke-Dua
1. Hadits
ُِي بِ ِه َو ْج ُهه ً َّللا َال يَ ْقبَ ُل م ِْن ْال َع َم ِل ِإ َّال َما َكانَ لَهُ خَا ِل
َ صا َوا ْبتُغ َ َّ ِإ َّن
2. Terjemah
" Allah tidak menerima amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan
wajahNya."
3. Mufrodat
Murni/Ikhlas صا
ً خَا ِل Tidak َال
4. Asbab Al-Wurud
Telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Hilal Al Himshi], ia berkata; telah
kepada kami [Mu'awiyah bin Sallam] dari ['Ikrimah bin 'Ammar] dari [Syaddad bin Abi
'Ammar] dari [Abu Umamah Al Bahili], ia berkata; telah datang seorang laki-laki kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata; bagaimana pendapat anda mengenai
seseorang yang berjihad mengharapkan upah dan sanjungan, apakah yang ia peroleh?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ia tidak mendapatkan apa-apa, " lalu
8
ia mengulanginya tiga kali, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya:
5. Syarah Hadits
Hadis di atas menunjukkan bahwa tanpa keikhlasan, ibadah tidak akan diterima Allah
SWT. Kita hanya mengharap ridha dari-Nya agar ibadah diterima. Ikhlas adalah urusan
hati. Berusaha ikhlas artinya berusaha membuat hati tenang, tidak membuatnya gelisah
menunggu ketidakseimbangan atau balasan. Dengan hati yang ikhlas, maka hati kita pun
Hubungan antara ikhlas dengan amalan yang diperbuat sangat erat. Ikhlas adalah sikap
hati yang tulus dan suci dalam menjalankan suatu aktivitas, termasuk amalan kebaikan.
semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT, bukan untuk mencari pujian atau
Amalan yang dilakukan dengan ikhlas memiliki nilai yang lebih tinggi di sisi Allah
SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada
niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang hanya apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari-
Muslim). Dalam hadits ini, Rasulullah mengajarkan pentingnya niat yang ikhlas dalam
Amalan yang dilakukan dengan ikhlas juga lebih berpotensi mendapatkan pahala yang
berlipat ganda. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Az-Zumar ayat 33, "Dan
orang-orang yang menjauhi kesyirikan dan mereka mengerjakan amal-amal yang ikhlas
7
Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanfi AD Damsyiqi, ASBABUL WURUD Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-
Hadits Rasul 2, (Jakarta: Penerbit KALAM MULIA, n.d.).
9
karena Allah semata, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh janji (pahala)
yang sempurna."
Namun, perlu diingat bahwa ikhlas bukan berarti amalan tersebut sempurna atau bebas
dari kesalahan. Kualitas dan kebaikan amalan tetap bergantung pada ketepatan
pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan agama. Ikhlas hanya menjadi faktor penentu
sikap ikhlas dalam amalan mereka, siswa akan belajar untuk bertanggung jawab, jujur,
dan berintegritas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Hal ini akan
membantu mereka menjadi individu yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
C. Hadits Ke-Tiga
1. Hadits
ب ْ ع ْن ُم
ِ َصع َ ط ْل َحةَ ب ِْن ُم
َ ص ِرف َ ع ْن َ ع ْن أَبِي ِه
ْ ع ْن ِم
َ سعَر َ ص ب ِْن ِغ َياث َ أ َ ْخبَ َرنَا ُم َح َّمد ُ ْب ُن إِد ِْر
ِ يس قَا َل َحدَّثَنَا عُ َم ُر ْب ُن َح ْف
َّ صلَّى
َُّللا ِ َّ سلَّ َم فَقَا َل نَبِي
َ َّللا َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ ِ ب النَّبِي ْ َ علَى َم ْن د ُونَه ُ م ِْن أ
ِ ص َحا َ ظ َّن أ َ َّن لَهُ فَض ًْل
َ ُ ع ْن أَبِي ِه أَنَّه
َ س ْعد
َ ب ِْن
2. Terjemah
menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh bin Ghiyats] dari [ayahnya] dari [Mis'ar]
dari [Thalhah bin Musharrif] dari [Mush'ab bin Sa'd] dari [ayahnya] bahwa ia menyangka
bahwa ia memiliki keutamaan di atas orang selainnya dari kalangan para sahabat nabi
"Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan orang lemahnya, dengan doa mereka,
10
3. Mufrodat
4. Asbab Al-Wurud
Tafsir hadits ini bahwa orang-orang lemah lebih ikhlas dalam berdoa dan lebih khusyu’ dalam
ibadah karena hati mereka sangat sedikit bergantung dengan hirup pikuk kehidupan dunia.
Karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat dalam banyak hadits agar berkasih
5. Syarah Hadits
Hadits ini menunjukkan bahwa Allah menolong umat Islam ini justru dengan orang-
fakir miskin. Justru Allah menolong umat Islam ini dengan adanya orang-orang lemah.
Dengan doa mereka, dengan shalat mereka. Maka dari itulah orang yang merasa dirinya
kaya, merasa dirinya lebih diatas orang-orang miskin, berhati-hatilah, jangan sampai
perasaanmu itu memasukkan dirimu ke dalam api neraka. Karena -saudaraku- yang
memberikan rezeki itu Allah Subhanahu w 9a Ta’ala, yang menjadikan Si Fulan kaya, Si
Fulan miskin, semuanya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah jadikan Si Fulan kaya, ujian
8
MA Prof. Dr. H. Said Agil Munawwar and M.Ag Abdul Mustaqim, Loc.Cit.
9
Dr. Muhammad Faiz Almath, 1100 HADITS TERPILIH, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991).
11
buat dia. Allah jadikan Si Fulan miskin, ujian buat dia. Si miskin diuji dengan si kaya, si
Hubungan antara Allah menolong umatnya karena ikhlas dengan pendidikan adalah
bahwa pendidikan dapat membantu individu untuk memahami pentingnya ikhlas dalam
amalan mereka. Melalui pendidikan, individu dapat belajar tentang nilai-nilai agama,
Pendidikan juga dapat membantu individu untuk mengembangkan sikap ikhlas dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Dengan mengajarkan nilai-nilai seperti
tanggung jawab, jujur, dan integritas, pendidikan dapat membantu individu untuk
melakukan amalan dengan ikhlas, yaitu semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah
SWT.
Ketika individu melakukan amalan dengan ikhlas, Allah SWT berjanji akan menolong
mereka. Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Muhammad ayat 7 menyatakan, "Hai orang-
orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah niscaya Dia akan menolongmu
individu untuk memahami pentingnya ikhlas dalam amalan mereka dan bagaimana Allah
12
D. Hadits Ke-Empat
1. Hadits
ِع السوء
َ ار
ِ صَ َم
2. Terjemah
"Bersedekah dengan ikhlas, menyuruh kebaikan, berbuat baik kepada kedua orang tua
dan silaturrahmi, (dapat) merubah kehinaan menjadi kemuliaan, menambah umur dan
3. Mufrodat
Kesedihan َّ ال
َشقَا َء Sedekah ص َدقَ َة
َّ ال
َِْال َم ْعروف
kekerabatan
4. Asbab Al-Wurud
Diriwayatkan di dalam ”Al-Hilyah” Dari Hadis Ismail bin Abu Daud, Dari Ibrahim,
Dari Auza'i, katanya: ”Aku telah sampai di Madinah. Aku bertanya kepada Muhammad
bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib tentang firman Allah yang berbunyi
13
(artinya): ”Allah akan menghapus apa yang Ia kehendaki dan akan menetapkan…." Dia
berkata: "Ayahku telah menerangkan apa yang diterimanya Dari kakekku, Dari Abu
Thalib, katanya: ”Aku telah menanyakannya kepada Rasulullah SAW. Kata Beliau :
”Akan kuterangkan kepadamu hai Ali dan terangkanlah kepada ummatku setelah aku
5. Syarah Hadits
b. Menyuruh kebaikan,
d. Silaturrahmi, (dapat)
Bersedekah adalah salah satu bentuk amalan kebaikan yang sangat ditekankan dalam
agama Islam. Ikhlas dalam bersedekah berarti melakukannya semata-mata karena ingin
mendapatkan ridha Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau imbalan dari orang
lain. 11
dengan ikhlas dan bagaimana hal ini dapat membantu mereka mendapatkan keberkahan
10
Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanfi AD Damsyiqi, Loc.Cit.
11
Suja’i Syarifandi Alfiah, HADITS TARBAWI Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Hadits Nabi, ed. KREASI EDUKASI
(PEKANBARU, 2015).
14
Pendidikan juga dapat membantu individu untuk memahami betapa pentingnya
ketidakadilan sosial dan kesenjangan ekonomi, individu dapat merasa terpanggil untuk
Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 261 menyatakan, "Perumpamaan
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-
individu untuk memahami pentingnya ikhlas dalam bersedekah dan bagaimana Allah
Hubungan antara ikhlas dan sedekah adalah bahwa kedua konsep tersebut memiliki
keterkaitan dalam konteks pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Ikhlas
mengacu pada sikap hati yang tulus dan ikhlas dalam melakukan sesuatu tanpa
memberikan kepada orang lain dengan ikhlas dan tulus tanpa mengharapkan balasan.
Dalam kedua konsep ini, ikhlas dan sedekah memiliki peran penting dalam mencapai
ikhals dalam pengelolaan sumber daya alam. Dengan sikap ikhlas dan tulus, serta
12
M.Ag Bukhari Umar, Hadits TARBAWI Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, Cetakan Pe (Jakarta: AMZAH,
2012).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini, kita telah menjelajahi Hadis Ikhlas dan maknanya dalam konteks
Islam. Hadis Ikhlas adalah salah satu hadis yang sangat penting dalam Islam karena
mengajarkan pentingnya keikhlasan dalam beribadah kepada Allah. Dari analisis yang
aspek kehidupan seorang Muslim, terutama dalam ibadah. Ikhlas adalah kunci untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan keberkahan dalam amal ibadah.
bahwa niat dan tujuan mereka selalu murni saat melakukan ibadah. Ini melibatkan
introspeksi diri dan kesadaran tentang niat kita dalam setiap tindakan.
3. Penghindaran Riya (Pamer): Riya, atau pamer, adalah dosa besar dalam Islam yang
harus dihindari. Hadis Ikhlas mengingatkan kita untuk tidak memperlihatkan ibadah
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran
dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami
semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qaradhawi, DR. Yusuf. Serahkan Hidupmu Hanya Pada Allah Cetakan Pe. Jakarta
Albani, Muhammad Nashiruddin Al. Ringkasan Shahih Bukhari. Jakarta Selatan: PUSTAKA
AZAM, 2007.
Alfiah, Suja’i Syarifandi. HADITS TARBAWI Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Hadits Nabi
Almath, Dr. Muhammad Faiz. 1100 HADITS TERPILIH. Jakarta: Gema Insani Press, 1991.
Bukhari Umar, M.Ag. Hadits TARBAWI Pendidikan Dalam Perspektif Hadits Cetakan Pe.
Damsyiqi, Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanfi AD. ASBABUL WURUD Latar Belakang
Lalu Heri Afrizal, Lc., dkk. Ibadah Hati Cetakan I. Jakarta Timur: PT Grafindo Media
Pratama, 2008.
Prof. Dr. H. Said Agil Munawwar, MA, and M.Ag Abdul Mustaqim. ASBABUL WURUD
Yasin, Ahmad Hadi. MERAIH DAHSYATNYA IKHLAS Cet. Perta. Tangerang: PT. Agro
17