You are on page 1of 14

IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN

2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN PENGENDALIAN


PEMBUANGAN LIMBAH CAIR (STUDI KASUS LAUNDRY YANG MEMILIKI
IZIN USAHA)

Oleh
Sri Wahyuni (1401113191)
Sriwahyuni3896@gmail.com

Pembimbing : Dr. Febri Yuliani, S.Sos., M.Si


Jurusan Ilmu Administrasi - Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau

Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax 0761-63272

Abstract

Laundry is one of the service providers who provide laundry washing facilities that
produce liquid waste in the form of detergent liquid. Liquid waste generally contains
chemicals and must be processed quickly, then the procedure for implementation has been
regulated in the Pekanbaru Mayor Regulation Number 7 of 2011 About Guidelines License
for Liquid Waste Disposal Control. The purpose of this study was to find out how the
implementation and what factors inhibited Implementation of Pekanbaru Mayor Regulation
Number 7 Of 2011 About Guidelines License for Liquid Waste Disposal Control (Case
Study Laundry that have Business License). This research uses the concept of policy
implementation theory according to Riplay and Franklin in Tahir (2015: 95-96) about the
success of policy implementation based on three perspectives, that are: level of
bureaucratic compliance, smoothness of the life and no problems and performance.
Research uses qualitative case study method by using purposive sampling method as source
of information and data collection techniques including observation, interviews,
documentation, library techniques and data analysis. The results of this study indicate the
Implementation of the Pekanbaru Mayor Regulation Number 7 of 2011 About Guidelines
License for Liquid Waste Disposal Control (Case Study Laundry that have Business
License) are known to have not been implemented because there are several inhibiting
factors namely lack of implementor human resources and lack of awareness of
implementors and groups target, so that the Implementation of the Mayor Regulation of
Pekanbaru Number 7 of 2011 About Guidelines License for Liquid Waste Disposal Control
has not run maximally.

Keywords: Implementation, liquid waste, laundry

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 1


PENDAHULUAN menimbulkan dampak terhadap
Pekanbaru sebagai salah satu kota lingkungan hidup, wajib mengelola
yang sedang berkembang menjadi salah limbah cairnya terlebih dahulu sebelum
satu lokasi industri yang menarik bagi dibuang ke media lingkungan dan wajib
para pelaku usaha, salah satu sektor mengajukan izin pembuangan limbah
industri yang berkembang pesat di Kota cairnya kepada Walikota”.
Pekanbaru saat ini yaitu usaha Laundry. Berdasarkan pasal diatas usaha
Usaha laundry adalah salah satu penyedia laundry termasuk bidang industri dan jasa
jasa layanan yang menyediakan sarana komersial lainnya yang dikenai dari
pencucian pakaian. peraturan ini. Pada pasal 5 bahwa
Menjamurnya usaha laundry di diwajibkan bagi pemiliki laundry untuk
Kota Pekanbaru sebagaimana diuraikan di melakukan izin pembuangan air limbah
atas, di sisi lain menimbulkan dampak cairnya ke Dinas Lingkungan Hidup dan
buruk terhadap lingkungan. Limbah Kebersihan Kota Pekanbaru sebelum
laundry berupa cairan deterjen dalam limbah yang dihasilkan dibuang kemedia.
jumlah banyak berisiko mencemari Pengelolaan air limbah laundry
kualitas air tanah. Jika tidak diolah tidak hanya dengan instalasi pengolahan
dengan baik dan hanya diresapkan ke air limbah, bisa saja dengan melakukan
dalam tanah ataupun gorong-gorong yang pengendapan, penyaringan (filrasi), dan
ada disekitarnya maka tidak menutup penambahan klorin. Pengelolaan limbah
kemungkinan dalam jangka waktu dilakukan untuk meminimalisir kadar
tertentu air tanah dan air sungai yang ada pencemar yang terkandung dalam limbah
di Kota Pekanbaru akan tercemaroleh cair tersebut yang melibatkan sekelompok
aktifitas laundry tersebut. orang sehingga limbah yang dihasilkan
Pengelolaan limbah pada dapat memenuhi baku mutu dan layak
sumbernya merupakan upaya yang harus untuk dibuang ke lingkungan maupun
dilaksanakan pertama kali karena upaya dimanfaatkan kembali.
ini bersifat preventif yaitu mencegah atau Dinas Lingungan Hidup dan
mengurangi terjadinya limbah yang tidak Kebersihan Kota Pekanbaru diberikan
aman dan proses pengelolaan limbah tugas oleh Walikota Pekanbaru untuk
yang benar. Setiap laundry diharuskan menangani masalah yang mengenai
memiliki izin pengendalian limbah cair lingkungan yang salah satunya mengenai
karena telah diatur dalam Peraturan limbah. Untuk meminimalisir resiko
Walikota Pekanbaru Nomor 7 Tahun tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan
2011 Tentang Pedoman Pemberian izin Kebersihan Kota Pekanbaru mewajibkan
Pengendalian Pembuangan Limbah seluruh usaha laundry di Kota Pekanbaru
Cair pasal 5 yang berbunyi: memiliki surat pernyataan pengelolaan
“Setiap orang atau badan hukum yang lingkungan dan izin pembuangan limbah
melakukan kegiatan usaha di bidang cair. Sebagai jaminan jika limbah yang
industri, rumah sakit, perhotelan, dihasilkan usaha laundry tidak
pertambangan dan kegiatan usaha jasa berdampak negatif terhadap lingkungan
komersial lainnya yang menghasilkan dan masyarakat sekitar.
limbah cair dan diperkirakan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 2


Tabel 1.1 Jumlah Data Laundry Yang Memilki Izin Usaha di Kota Pekanbaru

MEREK ALAMAT TGL


No. No. IZIN KEL/KEC
USAHA USAHA PENETAPAN
PT. APIK
Jl. Gulama /
1 868 BERSERI 27-Sep-2012
Beledang
CEMERLANG
CV.
Jl. Dr. Setia Budhi
2 4734 SETIABUDI 27-Des-2012
No. 65 D
TETAP ABADI
SIMPLYFRES
Jl. Paus / Patimura Maharani/Ru
3 810 H LAUNDRY 31-Jan-2013
No. 32 B mbai
OUTLET 85
Tuah
PESONA
4 882 Jl. HR. Subrantas Karya/Tamp 04-Feb-2013
LAUNDRY
an
SIMPLY Wonorejo/M
Jl. Belimbing No.
5 1302 FRESH arpoyan 20-Feb-2013
1
LAUNDRY Damai
Jl. Khayangan
Limbungan
GREEN Perum. Griya
6 1907 Baru/Rumba 15-Mar-2013
BUBLLE Nirwana Blok. A
i Pesisir
No. 3
Simpang
EXLUSIVE
7 2000 Jl. Garuda Sakti Baru/Tampa 20-Mar-2013
LAUNDRY
n
Labuh Baru
FRESH Jl. Balam Ujung /
8 2720 Timur/Payun 17-Apr-2013
LAUNDRY Ikhlas No. 20
g Sekaki
CV. ORANGE Umban
9 3470 Jl. Umban Sari 23-Mei-2013
HOUSE Sari/Rumbai
CV. ARTA Tangkerang
10 3502 LAUNDRY Jl. Paus No. 1 Tengah/Mar 23-Mei-2013
INDUSTRI poyan Damai
Kota
Jl. Gatot Subroto
11 3886 CV. 5 A SEC Tinggi/Peka 14-Jun-2013
No. 59 A-B
nbaru Kota
Labuh Baru
Jl. Tamtama No.
12 4502 CV. 5 R Barat/Payun 25-Jul-2013
05.
g Sekaki
5a Sec / PT.
Kota
DAMUNJAYA Jl. Gatot Subroto
13 4564 Tinggi/Peka 30-Jul-2013
CIPTA No. 39 A
nbaru Kota
PERKASA
Wonorejo/M
PT.
14 1197 JL. BELIMBING arpoyan 03-Apr-2014
AVILAMAS
Damai
15 1951 RIZKY JL. GARUDA Simpang 06-Jun-2014

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 3


LAUNDRY SAKTI Baru/Tampa
n
MAPS
Tangkerang
LAUNDRY& JL. PAUS
16 3349 Tengah/Mar 27-Okt-2014
DRY UJUNG NO. 14 C
poyan Damai
CLEANING
JL. GATOT Kota
AQUALIS
17 1610 SUBROTO NO. Tinggi/Peka 07-Mei-2015
FABRICARE
57 D- E nbaru Kota
Tanjung
RIZKY
18 922 JL. AMD Rhu/Lima 16-Maret-2016
LAUNDRY
Puluh
Kampung
LAUNDRY
19 1270 JL.KULIM Baru/Senape 15-Apr-2016
APPLE
lan
UD.
Tangkerang
LAUNDRY JL. PAUS
20 1702 Tengah/Mar 25-Mei2016
SIMPLY UJUNG NO. 14 D
poyan Damai
FRESH
LUCKY JL. PEMUDA Tampan/Pay
21 2358 15-Agust-2016
LAUNDRY NO. 47 A ung Sekaki
JL.
SINGGALANG Tangkerang
GREEN
22 132 III Timur/Tenay 16-Jan-2017
LAUNDRY
TANGKERANG an Raya
TIMUR
JL. H. IMAM Tangkerang
FRESH &
23 952 MUNANDAR Selatan/Buki 06-Apr-2017
CLEAN
NO. 80 t Raya
Simpang
LAUNDRY JL. BALAM
24 1347 Baru/Tampa 06-Jun-2017
TRIO MES SAKTI UJUNG
n
PT. FRISDA Tangkerang
JL. SAMARINDA
25 1640 MANDIRI / Utara/Bukit 26-Jul-2017
NO. 6 C-D
D'LAUNDRIE Raya

Sumber : Data Olahan Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Pekanbar tahun 2018

Dari tabel 1.1 diatas memperlihatkan standar yang salah satunya terdapat pada
jumlah laundry yang mengurus izin usaha poin 11 yaitu Pertimbangan teknis/
yang terdaftar di DPMPTSP dari tahun rekomendasi dari instansi teknis sesuai
2012-2017 sebanyak 25 laundry tetapi dengan jenis usaha yaitu mengurus surat
pada kenyataannya menurut data yang di pernyataan pengelolaan lingkungan
peroleh dari Dinas Lingkungan Hidup (SPPL) dan atau Upaya pengelolaan
dan Kebersihan Kota Pekanbaru, laundry lingkungan hidup dan upaya pemantauan
yang memiliki izin usaha tidak memenuhi lingkungan hidup (UKLUPL) tetapi bisa

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 4


dikeluarkan izin usaha oleh DPMPTSP Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Kota Pekanbaru. 1. Tujuan Penelitian
Pada penelitian ini penulis ingin a. Untuk mengetahui Implementasi
lebih memfokuskan pelaksanaan izin Peraturan Walikota Pekanbaru
pembuangan limbah cair pada laundry Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
yang sudah memiliki izin usaha yang Pedoman Pemberian Izin
terdafar di DPMPTSP karena begitu Pengendalian Pembuangan
banyaknya usaha laundry yang berdiri Limbah Cair Usaha Laundry
tidak ada satu pun yang memiliki SPPL b. Untuk mengetahui faktor-faktor
dan tidak ada yang memiliki izin apa saja yang menghambat
pembuangan limbah cair. Padahal laundry Implementasi Peraturan
termasuk bidang industri dan jasa Walikota Pekanbaru Nomor 7
komersial lainnya dalam Peraturan Tahun 2011 Tentang Pedoman
Walikota Pekanbaru Nomor 7 Tahun Pemberian Izin Pengendalian
2011 Tentang Peoman Pemberian Izin Pembuangan Limbah Cair Usaha
Pengendalian Pembuangan Limbah Cair. Laundry
Berdasarkan fenomena yang telah 2. Kegunaan Penelitian
dikemukakan dan dijabarkan diatas, a. Secara Akademis
penulis tertarik untuk meneliti tentang Sebagai masukan serta bahan
“Implementasi Peraturan Walikota pemikiran bagi pengembangan ilmu
Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2011 administrasi, khususnya tentang
Tentang Pedoman Pemberian Izin Administrasi Publik khususnya yang
Pengendalian Pembuangan Limbah berkaitan dengan kebijakan Pedoman
Cair (Studi Kasus Laundry Yang Pemberian Izin Pengendalian
Memilki Izin Usaha)”. Pembuangan Limbah Cair.
b. Secara Praktis
Rumusan Masalah 1. Sebagai bahan masukan dan referensi
Berdasarkan latar belakang diatas bagi Dinas Lingkungan Hidup dan
yang terdiri dari fenomena, uraian, dan Kebersihan Kota Pekanbaru.
realita maka dapat dibuat perumusan 2. Sebagai bahan informasi kepada
masalah, yaitu : pihak lain, yang dapat digunakan
a. Bagaimanakah Implementasi pada penelitian yang sejenis di masa
Peraturan Walikota Pekanbaru yang akan datang.
Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Pemberian Izin Konsep Teori
Pengendalian Pembuangan Limbah Implementasi Kebijakan
Cair Usaha laundry? Memahami implementasi
b. Apa saja faktor yang menghambat kebijakan tidak bisa lepas dari konsep
Implementasi Peraturan Walikota kebijakan publik. Konsep kebijakan
Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2011 publik sendiri secara sederhana Nugroho
Tentang Pedoman Pemberian Izin (2012:123) mengemukakan pendapatnya
Pengendalian Pembuangan Limbah bahwa kebijakan publik merupakan setiap
Cair Usaha Laundry? keputusan yang dibuat oleh Negara,
sebagai strategi untuk merealisasikan
tujuan dari Negara. Kebijakan publik

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 5


adalah strategi untuk mengantar konflik, keputusan, dan siapa yang
masyarakat pada masa awal, memasuki memperbolehkan apa dari suatu
masyarakat pada masa transisi, untuk kebijakan.
menuju masyarakat yang dicita-citakan. Sedangkan Mulyadi (2015:36)
Sedangkan menurut Easton mengatakan bahwa implementasi
dalam Agustino (2016:16) kebijakan kebijakan publik dari kaca mata
publik adalah sebuah keputusan politik administrasi publik merupakan kerjasama
yang dikembangkan oleh badan dan yang dilakukan oleh sekelompok orang/
pejabat pemerintah yang mempunyai lembaga dalam pengimplementasikan
otoritas dalam sistem politik. Disamping tugas pemerintah dalam memenuhi
itu menurut Mulyadi (2015:1) kebutuhan publik secara efektif dan
mengatakan bahwa kebijakan publik efisien serta rasional.
merupakan salah satu dimensi pokok Purwanto dan Sulistyastuti
dalam ilmu dan praktik administrasi (2015:21) menyatakan implementasi
publik, kebijakan publik dianalogikan intinya adalah kegiatan untuk,
fungsinya sama dengan fungsi total pada mendistribusikan keluaran kebijakan (to
tubuh manusia, karena melalui instrumen deliver policy out put) yang dilakukan
ini, segala aktivitas kehidupan bernegara oleh para implementer kepada kelompok
dan bermasyarakat mulai dilakukan oleh sasaran (target group) sebagai upaya
birokrasi, pihak swasta dan masyarakat. untuk mewujudkan tujuan kebijakan.
Menurut W.I. Jenkins dalam Tujuan kebijakan diharapkan akan
Wahab (2016:15) merumuskan kebijakan muncul manakala policy outputdapat
publik sebagai serangkaian keputusan diterima dan dimanfaatkan dengan baik
yang saling berkaitan yang diambil oleh oleh kelompok sasaran sehingga dalam
seorang aktor politik atau sekelompok jangka panjang hasil kebijakan akan
aktor, berkenaan dengan tujuan yang mampu diwujudkan.
telah dipilih berserta cara-cara untuk
mencapainya dalam suatu situasi. Implemetasi kebijakan menurut
Keputusan-keputusan itu pada prinsipnya Rippley dan Franklin dalam Tahir
masih berada dalam batas-batas (2015:95-96) lebih menegaskan bahwa
kewenangan kekuasaan dari para aktor setiap produk kebijakan publik yang siap
tersebut. diimplementaikan akan berhasil jika
Implementasi merupakan salah memperhatikan dan mensinergikan tiga
satu tahapan penting dalam proses faktor utama yakni:
kebijakan publik yang begitu kompleks 1. Tingkat kepatuhan birokrasi. Artinya
bahkan tidak jarang bermuatan politis setiap aparatur dalam birokrasi atau
dengan berbagai kepentingan. Menurut implementor kebijakan publik
Grindle dalam Sujianto (2008:31) dituntut sikap atau mentallity yang
mengatakan implementasi kebijakan mewujud pada tindakan yang patuh
sesungguhnya bukan sekedar dan taat asas dalam melaksanakan
berhubungan dengan mekanisme setiap kebijakan
penjabaran atau oprasional dari keputusan 2. Kelacaran rutinitas dan tiada
politik ke dalam prosedir-prosedur rutin masalah. Dalam hal ini para
lewat saluran birikrasi, melainkan lebih implementor kebijakan publik
dari itu, yaitu menyangkut masalah sedapat mungkin mengeliminir setiap

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 6


permasalahan yang ditemui dalam pengambilan sampel sumber data dengan
proses implementai kebijakan publik. pertimbangan tertentu.
Setiap implementor menjadi problem 4. Sumber Data
solver bukan malah sebaliknya a. Data primer
menjadi pemicu masalah Merupakan data yang di peroleh
3. Kinerja. Setiap pelaksanaan secara langsung dari informan berkaitan
kebijakan pada akhirnya bermuara dengan Implementasi Peraturan Walikota
pada efektif tidaknya proses Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
implementasi dari kebijkan itu Pedoman Pemberian Izin Pengendalian
sendiri. Pembuangan Limbah Cair (Studi Kasus
laundry yang memiliki izin usaha)
Metode Penelitian meliputi tingkat kepatuhan birokrasi,
1. Jenis Penelitian kelancaran rutinitas dan tiada masalah
Dalam penelitian ini penulis dan kinerja. Data penelitian diperoleh
menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui wawancara secara langsung guna
studi kasus. Studi kasus merupakan mendapatkan jawaban yang relevan
strategi penelitian dimana di dalamnya terhadap permasalahan.
peneliti menyelidiki secara cermat suatu b. Data Sekunder
program, peristiwa, akivitas, proses, atau Merupakan data yang diperoleh dari
sekelompok individu. Kasus-kasus yang peneliti dari berbagai sumber yang telah
dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan ada. Pada penelitian ini data sekunder
peneliti mengumpulkan informasi secara meliputi:
lengkap dengan menggunakan berbagai 1) Undang-Undang 32 Tahun 2009
prosedur untuk pengumpulan data Tentang Perlindungan dan
berdasarkan waktu yang telah ditentukan Pengelolaan Limbah
(Creswell 2014:20). 2) Peraturan Walikota Pekanbaru
2. Lokasi Penelitian Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
Lokasi penelitian ini dilaksanakan Pedoman Pemberian Izin
di kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Pengendalian Pembuangan Limbah
Kebersihan Kota Pekanbaru di Jalan Parit Cair
Indah, khususnya Bidang Pengendalian 3) Data laundry yang memiliki izin
Perencanaan Lingkungan dan Pengolahan usaha, persyaratan izin usaha dan
Limbah. Hal ini dikarenakan semua Profil Dinas Penanaman Modal dan
laundry yang ada di kota pekanbaru tidak Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
memiliki SPPL dan tidak memiliki izin Pekanbaru
pembuangan air limbah. 4) Profil Kota Pekanbaru
3. Informan penelitian 5) Profil dan Skema Alur Pengajuan
Informan Penelitian adalah pihak Izin Pengendalian Limbah Cair
yang mengetahui atau memberikan Dinas Lingkungan Hidup dan
informasi maupun kelengkapan mengenai Kebersihan Kota Pekanbaru
objek penelitian. Untuk memperoleh 6) Sejarah dan Profil Pt. Frisda
informan tersebut peneliti menggunakan Mandiri dan CV. 5 Asec.
teknik purposive sampling, Menurut 5. Teknik Pengumpulan data
Sugiyono (2012:53) adalah teknik Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 7


dalam penelitian, karena tujuan utama berhubungan/berkaitan dengan penelitian
dari penelitian adalah mendapatkan data. yang akan dibahas.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan 6. Analisa Data
data dilakukan pada natural setting Analisa data ini merupakan
(kondisi yang alamiah), sumber data aktivitas penalaran dan pengamatan lebih
primer, dan teknik pengumpulan data luas mengenai gejala-gejala dan informasi
lebih banyak pada observasi yang dari hasil penelitian, data-data yang
berperan serta (pasticipan observation), didapat dikumpulkan dan di klasifikasi
wawancara mendalam (in depth menurut jenisnya lalu peneliti
interview) dan dokumentasi. menganalisa data dengan menggunakan
Dalam penelitian ini teknik yang metode analisa studi kualitatif. Yaitu
dilakukan adalah: berusaha menggambarkan data yang ada
a. Observasi dari berbagai sumber dan
Observasi merupakan suatu teknik menghubungkan dengan fenomena-
atau cara mengumpulkan data dengan fenomena sosial serta menelusuri segala
jalan mengadakan pengamatan terhadap fakta yang berhubungan dengan
kegiatan yang sedang berlangsung. permasalahan. Dengan cara ini
Observasi adalah suatu cara untuk diharapkan pengkajian masalah dapat
memperoleh data yang berkaitan dengan berlangsung serta terperinci dalam bentuk
permasalahan dalam penelitian tentang tulisan atau tanpa menggunakan teknik
pelaksanaan Peraturan Walikota perhitungan sistematik. Adapun langkah
Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2011 Tentang langkah dalam analisis data deskriptif
Pedoman Pemberian Izin Pengendalian kualitatif menurut Miles dan Hubarman
Limbah Cair. dalam Sugiyono (2009) meliputi :
b. Wawancara a. Reduksi Data
Wawancara adalah suatu metode Dari lokasi penelitian, data lapangan
yang digunakan untuk memperoeh di tuangkan dalam uraian laporan yang
informasi secara langsung, mendalam, lengkap dan terperinci. Data dan laporan
dan individual sehingga dapat lapangan kemudian di reduksi, di
dikonstruksikan makna dalam suatu topik rangkum, dan kemudian di pilah-pilah hal
tertentu. yang pokok , di fokuskan untuk dipilih
c. Dokumentasi yang terpenting kemudian dicari tema
Dokumentasi dapat memberikan atau polanya (melalui proses
gambaran dari sudut pandang subjek penyuntingan, pemberian kode, dan
melalui suatu media tertulis dan dokumen pentabelan). Reduksi data dilakukan terus
lainnya yang berkaitan dengan menerus selama proses penelitian
ImplementasiPeraturan Walikota berlangsung. Pada tahap ini setelah data
Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2011 Tentang dipilah kemudian di serahkan, data yang
Pedoman Pemberian Izin Pengendalian tidak diperlukan di sotir agar member
Limbah Cair. kemudahan dalam penampilan, penyajian,
d. Teknik Kepustakaan serta untuk menarik kesimpulan
Yaitu suatu teknik yang dilakukan sementara.
dengan cara mengumpulkan literatur b. Penyajian Data
maupun dokumen dari perpustakaan yang Penyajian data (display data)
dimaksudkan agar lebih mempermudah

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 8


bagi peneliti untuk dapat melihat dari peraturan yang telah dibuat untuk
gambaran secara keseluruhan atau mencapai tujuan.
bagian-bagian tertentu dari data peneliti. Agar lebih jelas mengenai
Hal ini merupakan pengorganisasian data Pelaksanaan Implementasi Peraturan
kedalam suatu bentuk tertentu (Tabel, Walikota Pekanbaru Nomor Tahun 2011
gambar atau grafik) sehingga kelihatan Tentang Pedoman Pemberian Izin
jelas sosoknya lebih utuh. Data tersebut Pengendalian Pembungan Limbah Cair,
kemudian dipilah-pilah menurut maka penulis mengacu pada teori yang
kelompoknya dan disusun sesuai dengan diungkapkan oleh Ripley dan Franklin
kategori yang sejenis untuk ditampilkan dalam Tahir (2015:95), yang menegaskan
agar selaras dengan permasalahan yang bahwa setiap produk kebijakan publik
dihadapi, termasuk kesimpulan- yang siap diimplementasikan akan
kesimpulan sementara diperoleh pada berhasil jika memperhatikan dan
waktu data dan reduksi mensinergikan tiga faktor utama yakni:
c. Penarik Kesimpulan 1. Tingkat Kepatuhan Birokrasi
Pada penelitian kualitatif, verifikasi Tingkat keberhasilan
data dilakukan secara terus menerus implementasi kebijakan dapat di ukur
sepanjang proses penelitian dilakukan, dengan melihat tingkat kepatuhan (baik
sejak pertama memasuki lapangan dan tingkat kepatuhan bawahan kepada
selama proses pengumpulan data, peneliti atasan, atau kepatuhan implementor
berusaha untuk menganalisis dan mencari terhadap peraturan) dalam
makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mengimplementasikan sebuah kebijakan.
mencari pola tema, hubungan persamaan, Implementor kebijakan publik dituntut
hipotesis dan selanjutnta dituangkan sikap atau mentallity yang mewujudkan
dalam bentuk kesimpulan yang masih pada tindakan yang patuh dan taat asas
bersifat tentative. dengan standar dan prosedur serta aturan
yang ditetapkan oleh kebijakan. Dari sisi
HASIL PENELITIAN DAN kepatuhan, para aparat atau lembaga
PEMBAHASAN pelaksana harus mematuhi perintah
atasan, harus optimal dalam pelaksanaan
Implementasi Peraturan Walikota tugasnya yang mempunyai komitmen
Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2011 yang tinggi dalam Implementasi
Tentang Pedoman Pemberian Izin Kebijakan Implementor dalam peraturan
Pengendalian Pembuangan Limbah walikota pekanbaru nomor 7 tahun 2011
Cair ( Studi Kasus LaundryYang tentang pedoman pemberian izin
Memilki Izin Usaha) pengendalian pembuangan limbah cair (
Implementasi Kebijakan adalah studi kasus laundry yang memiliki izin
suatu proses maupun hasil yang usaha) ini yaitu Dinas Lingkungan Hidup
merupakan salah satu tahapan paling dan Kebersihan Kota Pekanbaru, disini
penting dan harus diutamakan dalam penulis ingin mengkaji sejauh mana
proses kebijakan publik, karena tahapan implementor dalam
inilah yang akan menentukan berhasil mengimplementasikan peraturan tersebut.
atau tidaknya tujuan yang telah Sesuai dengan peraturan walikota
ditetapkan. Sedangkan pengendalian pekanbaru nomor 7 tahun 2011 tentang
adalah mekanisme proses pelaksanaan pedoman pemberian izin pengendalian

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 9


pembuangan limbah cair pada pasal 5 izin usaha. Padahal untuk mendapatkan
yaitu: izin usaha pemilik laundry harus
“setiap orang atau badan hukum yang mengurus SPPL dulu baru bisa
melakukan kegiatan usaha dibidang dikeluarkan izin usaha, seperti yang telah
industri, rumah sakit, perhotelan, penulis paparkan dilatar belakang.
pertambangan dan kegiatan usaha jasa 2. Kelacaran Rutinitas dan Tiada
komersial lainnya yang mengasilkan Masalah
limbah cair dan diperkirakan Bahwa keberhasilan implementasi
menimbulkan dampak terhadap ditandai dengan lancarnya rutinitas fungsi
lingkungan hidup, wajib mengelola dan tidak adanya masalah- masalah yang
limbah cairnya terlebih dahulu sebelum dihadapi. Dalam hal ini para implementor
dibuang ke media lingkungan dan wajib kebijakan publik sedapat mungkin
mengajukan izin pembuangan limbah mengeliminir setiap permasalahan yang
cairnya kepada Walikota.” ditemui dalam proses implementasi
Bedasarkan hasil wawancara peraturan walikota pekanbaru nomor 7
dapat disimpulkan bahwa selama ini pada tahun 2011 tentang pedoman pemberian
kenyataannya laundry yang ada di Kota izin pengendalian pembuangan limbah
Pekanbaru belum ada melakukan cair (studi kasus laundry yang memiliki
pengurusan izin pembuangan air limbah, izin usaha).
padahal pada pasal 5 yang telah Berdasarkan hasil wawancara dinas
dijelaskan diatas diwajibkan bagi pihak- lingkungan hidup dan kebersihan kota
pihak yang melakukan kegiatan yang pekanbaru saat pengecekan langsung
menghasikan limbah harus mengurus izin kelapangan biasanya permasalahan yang
pengelolaan limbahnya. timbul yaitu IPAL yang sering terjadi
Perizinan merupakan instrumen pada objek lain, karena belum ada
hukum lingkungan yang mempunyai melakukan pengecekan langsung
fungsi prevenif, yaitu mencegah kelapangan untuk laundry. Jika IPAL
terjadinya pencemaran dan kerusakan yang dimiliki rusak maka akan
lingkungan, melalui izin pemerintah dapa berpengaruh pada baku mutu limbah yang
menetapkan syarat-syarat lingkungan melebihi batas/berbahaya. Dinas
tertentu harus dipenuhi oleh pemilik Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota
usaha/ kegiatan. Usaha laundry memiliki Pekanbaru bergantung kepada baku mutu
kewajiban yang telah ditetapkan. Adapun limbah cair yang dihasilkan selama
kewajibannya yaitu terdapat dalam kegiatan. Karena jika baku mutu limbah
Undang-Undang No 32 Tahun 2009 pasa cair yang dihasilkan berbahaya maka
35 ayat 1 yang berbunyi “setiap usaha lingkungan sekitar sebagai tempat
dan/atau kegiatan wajib membuat surat penyaluran limbah cair menjadi tercemar,
pernyataan kesanggupan pengelolaan dan dan memungkinkan terjangkit bibit
pemantauan lingungan hidup (SPPL)” penyakit bagi masyarakat. Langkah untuk
Berdasarkan hasil wawancara dapat kita meminimalisir permasalahn tersebut
simpulkan bahwa selama ini laundry langsung pihak dinas menyuruh pihak
yang ada di Kota Pekanbaru yang terkait untuk memperbaiki IPAL tersebut.
mengurus SPPL baru ditahun 2018, 3. Kinerja
ditahun sebelumnya laundry tidak ada Dalam implementasi kebijakan
mengurus SPPL tetapi bisa mendapatkan kinerja merupakan hal terpenting dalam

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 10


melihat keberhasilan suatu kebijakan. dalam melakukan pengawasan secara
Kinerja merupakan prestasi kerja yang rutin. Pengawasan pun dilakukan jika
berarti prestasi kerjayang sesungguhnya dokumen masuk dan atas pengaduan dari
dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja masyarakat, cara seperti itu dinilai belum
adalah hasil kerja secara kualitas dan maksimal. Maka dari itu jika terjadi
kuantitas yang dicapai oeh suatu pencemaran, pihak dari yang melakukan
organisasi dalam melaksanakan fungsinya pengawasan tidak dapat mengetahui
sesuai dengan tanggung jawab yang telah dengan cepat, dan pihak pengawasan juga
diberikan. Setiap kinerja pelaksanaan tidak tahu bagaimanalaundry dalam
kebijakan pada akhirnya bermuara pada mengelola lingkungan hidup sesuai
efektif tidaknya proses implementasi dari dengan standar yang telah ditetapkan.
kebijkan itu sendiri. Efektifnya proses Walaupun dampak dari limbah laundry
implementasi kebijakan tentunya akan yang dihasilkan tidak terlalu cepat terlihat
melahirkan apa yang disebut optimalisasi dampaknya, seharusnya pejabat negara
kinerja kebijakan, tetapi efektivitas dan yang telah diberi tugas harus langsung
optimalisasi kinerja kebijakan pun menangani hal tersebut, tidak harus ada
ditentukan kinerja individu dan para pengaduan dari masayarakat baru turun
implementor kebijikan publik itu sendiri. kelapangan.
Sesuai dengan tugas pokok Dinas Faktor – Faktor Penghambat
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Implementasi Peraturan Walikota
Pekanbaru yaitu membantu Walikota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2011
Pekanbaru dalam memberikan pelayanan Tentang Pedoman Pemberian Izin
umum dengan pelayanan teknis dibidang Pengendalian Pembuangan Limbah
Kajian dan Evaluasi Dampak, Cair ( Studi Kasus Laundry Yang
Pengelolaan Sampah, Pengendalian Memilki Izin Usaha)
Pencemaran Lingkungan dan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 1. SDM Implementor
serta Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Berdasarkan penelitian dan
Lingkungan Hidup. Berdasarkan tugas analisa penulis, maka penulis
pokok diatas yang berkaitan dengan menemukan faktor-faktor yang
peraturan walikota pekanbaru nomor 7 menghambat implementasi kebijakan
tahun 2011 dari Dinas Lingungan Hidup tersebut salah satunya kurangnya SDM
dan Kebersihan yaitu membantu Walikota atau personil dan kurangnya pemahaman
Pekanbaru dalam memberikan pelayanan dari instansi yang menjadi implementor
umum dengan pelayanan teknis dibidan dalam kebijakan tersebut. Sumber daya
Pengendalian Pencemaran Lingkungan manusia dapat diartikan sebagai subjek
dan Pengelolaan Limbah Bahan sekaligus objek yang sangat menentukan
Berbahaya dan Beracun keberhasilan kebijakan untuk mencapai
Berdasarkan hasil wawancara tujuan yang telah ditetapkan. Manusia
penulis menyimpulkan bahwa pada merupakan subjek yang membuat suatu
kenyataannya dinas lingkungan hidup dan kebijakan, dan juga sebagai objek yang
kebersihan kota pekanbaru belum harus dibangun dalam mencapai suatu
melakukan pengawasan dan pengecekan standar kualitas dalam melaksanakan
langsung ke lapangan karena tidak pemerintahan. Dalam rangka
mempunyai banyak personil dan waktu menjalankan tugas pokok dan fungsi

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 11


organisasi, Dinas Lingkungan Hidup yang ada sesuai dengan peraturan
dan Kebersihan Kota Pekanbaru sebagai walikota pekanbaru nomor 7 tahun
implementor didukung oleh 2011 tentang pedoman pemberian izin
pegawai/staf dari berbagai tingkat pengendalian pembuangan limbah cair.
pendidikan, golongan dan jabatan serta Berdasarkan hasil wawancara
pelatihan lingkungan hidup yang pernah instansi tersebut terlihat kurang
diikuti. Berdasarkan table jumlah kesadaran dalam menjalankan tugasnya.
personil bidang pengendalian dan Walaupun limbah laundry tidak cepat
pencemaran lingkungan dan pengelolaan terlihat dampaknya atau dampaknya
limbah b3 lebih sedikit dibandingkan jangka panjang, setidaknya dinas
bidang yang lain yaitu hanya berjumlah ligkungan hidup dan kebersihan kota
10 orang dan memiliki keahlian yang pekanbaru harus melakukan pengawasan
berbeda-beda. Dilihat dengan jumlah dan pengecekan agar limbah yang
laundry yang ada di Kota Pekanbaru dihasilkan baku mutunya aman bagi
jumlah personil yang terbatas memang linkgungan dan tidak mencemari
mempengaruhi pencapaian hasil kerja lingkungan pihak laundry masih kurang
yang baik. kesadarannya dalam menjaga dan
Berdasaran hasil wawancara mengurangi pencemaran lingkungan.
penulis menyimpulkan bahwa dengan Karena mereka berfikir bahwa dampak
kekurangan personil dalam melakukan dari limbah laundry tidak berbahaya
tugas yang telah diberikan memang maka dari itu mereka tidak melakukan
sangat sulit untuk mendapat hasil yang penggelolaan limbah hanya langsung
baik, ditambah lagi dengan beberapa membuang air limbah laundry ke
tenaga kerja yang kurang paham dengan saluran yang ada.
limbah. Seharusnya pemerintah
melakukan pelatihan bagi personil yang KESIMPULAN
kurang pengetahuannya untuk 1. Implementasi Peraturan Walikota
meningkatkan kemampuan mereka Pekanbaru Nomor 7 Tahu 2011
dibidangnya masing-masing, sehingga Tentang Pedoman Pemberian Izin
permasalahan seperti ini tidak ditemukan Pengendalian Pembuangan
lagi untuk kedepannya dalam Limbah Cair (Studi Kasus
melaksanakan tugasnya. Laundry Yang Memiliki Izin
Dalam mengimplementasikan Usaha) belum terlaksankan
suatu kebijakan, para pelaksana yang dikarenakan pihak dari Dinas
terlibat di dalamnya harus memiliki Lingungan Hidup dan Kebersihan
kesadaran yang tinggi untuk menaati Kota Pekanbaru belum ada
dalam melaksanakan kebijakan agar melaksanakan pengecekan dan
dapat berjalan dengan efektif untuk pengawasan langsung terhadap
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. laundry yang ada dikota
Kesadaran yang dimaksud yaitu pekanbaru, hal ini ditandai dengan
kesadaran dari implementor selaku yang adanya laundry yang tidak
melaksanakan kebijakan dan kelompok memiliki izin pengelolaan limbah
sasaran sebagai kelompok masyarakat yang memenuhi standar, dan tidak
yang menjadi sasaran dalam memiliki SPPL tetapi
melaksanakan dan mengikuti prosedur dikeluarkannya izin usaha oleh

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 12


Dinas Penanaman Modal dan satunya melakukan pengelolaan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu limbah cair laundry yang
Kota Pekanbaru. dihasilkan dan segera melakukan
2. Faktor yang menghambat pengecekan dan pengawasan.
Implementasi Peraturan Walikota 2. Faktor yang menghambat
Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2011 Implementasi Peraturan
Tentang Pedoman Pemberian Izin Walikota Pekanbaru Nomor 7
Pengendalian Pembuangan Tahun 2011 Tentang Pedoman
Limbah Cair (Studi Kasus Pemberian Izin Pengendalian
Laundry Yang Memiliki Izin Pembuangan Limbah Cair (Studi
Usaha) adalah SDM implementor Kasus Laundry Yang Memiliki
dan kurangnya kesadaran Izin Usaha) yaitu SDM
implementor dankelompok implementor dan kurangnya
sasaran. Faktor yang peneliti kesadaran implementor dan
temukan saat melakuan penelitian kelompok sasaran. Agar
kelapangan yaitu Dinas terlaksananya Peraturan
Lingkungan Hidup dan Walikota Pekanbaru Nomor 7
Kebersihan Kota Pekanbaru Tahun 2011 dengan baik maka
belum melaksankan pengawasan harus menambah jumlah sumber
dan pengecekan langsung daya manusia dan sumber daya
dikarenakan kekurangan sumber manusia yang memiliki wawasan
daya manusia, sehingga laundry tinggi dan harus mengikuti
yang ada di Kota Pekanbaru tidak pelatihan pelatihan tentang
memiliki pengelolaan limbah cair. limbah cair, penambahan SDM
Dan kelompok sasaran pun kurang baru, harus rajin membaca
kesadaran dengan lingkungan peraturan-peraturan baru atau
sekitar dikarekan pemilik-pemilik membaca buku tentang limbah
laundry tidak menggunakan serta menambah sarana dan
pengelolaan limbah cair untuk prasana untu dapat
hasil limbah laundry. meningkatkan hasil kinerja
Dinas Lingungan Hidup dan
SARAN Kebersihan Kota Pekanbaru.
1. Implementasi Peraturan Dan diharapkan kepada
Walikota Pekanbaru Nomor 7 kelompok sasaran agar lebih
Tahun 2011 Tentang Pedoman peduli terhadap lingkungan
Pemberian Izin Pengendalian sekitar.
Pembuangan Limbah Cair (Studi
Kasus Laundry Yang Memiliki DAFTAR PUSTAKA
Izin Usaha) akan berjalan Agustino, Leo. 2014. Dasar-Dasar
dengan optimal apabila terlebih Kebijakan Publik. Bandung :
dahulu dilakukan sosialisasi Alfabeta.
dengan pihak-pihak terkait, agar Asra, Abuzar. 2014. Esensi Statistik Bagi
pihak-pihak terkait mengetahui Kebijakan Publik. Jakarta: In
pentingnya mengurangi Media.
pencemaran lingkungan salah

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 13


Creswel, W. John. 2014.Research Pemerintah Derah. Bandung:
Design: Pendekatan Kualitatif, Alfabeta.
Kuantiatif, dan Mixed. Wahab, A. Solichin. 2005. Analisis
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kebijaksanaan dari Formulasi
Kusumanegara, Solahuddin. 2010. Model ke Implementasi Kebijaksanaan
dan Aktor Dalam Proses Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Wibawa, Samodra. 2011. Politik
Gava Media. Perumusan Kebijakan Publik.
Mulyadi, Deddy. 2015. Study Kebijakan Yogyakarta : Graha Ilmu.
Publik dan Pelayanan Publik: Winarno, Budi. 2014. Kebijakan publik
Konsep dan Aplikasi Proses (Teori, proses dan studi kasus).
Kebijakan dan Pelayanan Yogyakarta : Center Of
Publik. Bandung. Alfabeta. Academic Publishing Service.
Nugroho. 2011. Kebijakan Publik:
Formulasi, Implementasi, dan Dokumen :
Evaluasi. Jakarta: Elex Media
Undang-Undang 32 Tahun 2009 Tentang
Komputerindo.
Perlindungan dan Pengelolaan
Pasolong, Harbani. 2010. Teori
Limbah
Administrasi Publik. Bandung.
Peraturan Peraturan Walikota Pekanbaru
Alfabeta.
Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
Purwanto, Erwan Agus. 2012.
Pedoman Pemberian Izin
Implementasi Kebijakan Publik.
Pengendalian Pembuangan
Yogyakarta : Gaya Media.
Limbah Cair
Santosa, Pandji. 2009. Administrasi
Publik-Teori dan Aplikasi Good
governance. Bandung: PT.
Refika Aditama
Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan
Publik Konsep, Teori , dan
Aplikasinya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sujianto. 2008. Implementasi Kebijakan
Publik “Konsep, Teori dan
Praktik”. Pekanbaru: Alaf Riau.
Syafiie, Inu Kencana. 2003. Ilmu
Administrasi Publik. Jakarta:
Ineka Cipta
Tangkilisan, Hassel. 2003. Implementasi
Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Lukman Offset.
Tahir, Arifin. 2015. Kebijakan Publik &
Transparansi Penyelenggaraan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 14

You might also like