You are on page 1of 7

PERENCANAAN TATARUANG PESISIR KOTA AGUNG

BERBASIS ANALSIS RISIKO BENCANA TSUNAMI

Wisyanto
BPPT, Gedung II Lantai 18, Jl.M.H.Thamrin 8 Jakarta 10340
Email: wisyanto2000@yahoo.com
Abstract
Gradually, the land that can be cultivated or used will lessen, moreover in a city that is
growing rapidly. The situation has forced local government to plan the use of any land
conscientiously. Formerly, local government plans the land just for beautifulness of a
city and for practicality of transportation system without consideration of natural
disaster mitigation. Natural disasters have damaged social and economic
infrastructure and also killed people of many regions. The long term consequences of
natural disasters are especially severe for developing countries and hamper the
achievement of their sustainable development. Spatial planning that based on disaster
mitigation has been done in The Coast of Kota Agung. The planning has been made
through evaluation of the existing city planning by comparing it with the result of
tsunami risk analysis. From the tsunami risk analysis, it has been known the volume of
potential losses of threatened object per area units in the Coast of Kota Agung. By
knowing their vulnerability and the level of risk, we have improved the existing city
planning. It is hoped that the city planning that based on disaster risk analysis would
make Kota Agung to be a city that will develop properly and safer from tsunami
threatening.

Kata kunci : Perencanaan tataruang, analisis risiko, pesisir, Kota Agung

1. PENDAHULUAN Akan tetapi bencana gempabumi yang bersifat


merusak adalah gempabumi tektonik. Gempa ini
1.1. Latar Belakang dapat terjadi pada bagian lempeng kontinen
maupun pada lempeng samudra yang menyusup.
Secara geografis daerah telitian adalah kawasan Diketahui bahwa pada bagian Lempeng Benua
pesisir yang terletak di bagian selatan Kabupaten Eurasia (overriding plate), tepatnya di Pulau
Tanggamus, tepatnya di sepanjang pesisir Sumatera berkembang sesar aktif Semanko yang
Kecamatan Pematang Sawa, Semaka, Wonosobo,
Kota Agung Barat, Kota Agung, Kota Agung Timur
dan Kecamatan Limau yang termasuk didalam
wilayah Provinsi Lampung (lihat gambar).
Berdasarkan pengamatan, pertumbuhan di
pekon-pekon di kawasan pesisir ini secara umum
lebih maju dibandingkan dengan pekon-pekon lain
yang terletak diluar pesisir Kota Agung. Kawasan
pesisir Kota Agung pada dasarnya termasuk
kawasan pedesaan, dimana sebagian besar mata
pencaharian penduduknya adalah petani lahan
basah atau lahan kering dan nelayan perikanan
tangkap. Kekuatan ekonomi kawasan pesisir Kota membujur dari ujung pulau bagian utara ke ujung
Agung ini menjadi salah satu indikator dalam selatan bahkan menerus ke selatan ujung barat
merumuskan rencana pola dan strategi Jawa. Sesar aktif inilah yang berpotensi menjadi
pemanfaatan ruang sampai tahun 2015 untuk sumber gempa dan bila sumber gempanya terjadi
menciptakan pembangunan kawasan yang serasi pada bagian sesar aktif yang terdapat di daerah
dan selaras. Secara geologis, Wilayah Selat perairan (laut) maka akan berpotensi menjadi
Sunda berpotensi dilanda gempabumi, baik pemicu terjadinya tsunami.
gempabumi tektonik, vulkanik maupun longsoran.

___________________________________________________________________________________
18 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 11 No. 1 April 2009 Hlm. 18-24
Dilain pihak, pada lempeng samudera Hindia- Perencanaan merupakan kegiatan berpikir yang
Australia (subducting plate) di sepanjang jalur berkesinambungan dan rasional untuk
subduksi yang terdapat di bagian baratnya, mulai memecahkan suatu masalah secara sistematis
dari sekitar palung terus mengikuti kedalaman dan terencana. Tata ruang merupakan penataan
Zona Benioff juga menjadi tempat sumber gempa segala sesuatu (terkait penggunaan lahan) yang
dan berpotensi menimbulkan tsunami. Berbicara berada dalam suatu ruang sebagai wadah
tentang bahaya tsunami adalah erat sekali dan penyelenggaraan kehidupan. Meskipun arti
tidak lepas dari peristiwa gempabumi. kawasan pesisir yang sebenarnya termasuk
Berdasarkan sejarah kejadian gempa di sekitar dengan wilayah perairan lautnya, namun dalam
Selat Sunda, telah terjadi beberapa kali gempa kajian disini kawasan pesisir yang dikaji hanya
besar. Berdasarkan histori kegempaan tersebut, wilayah daratnya saja atau dengan kata lain
diketahui bahwa telah terjadi tiga kali gempa kuat daerah kajiannya hanya daratan yang ada di
(strong / ± 7 SR), tepatnya dua kali terjadi di sepanjang pesisir. Sehingga batasan rencana tata
sekitar Kota Agung dan sekali di utara Ujung ruang kawasan pesisir berbasis analisis risiko
Kulon. Bahkan berdasarkan data dari International bencana tsunami adalah kegiatan berpikir yang
Seismological Centre (Nishimura et al., 1985) berkesinambungan dan rasional akan
gempa tersebut terjadi dalam selang waktu 1961 penggunaan tata guna lahan (daratan di
sampai 1981. Hal ini menunjukkan bahwa masa sepanjang Pesisir Kota Agung) yang berpedoman
perulangan gempa-gempa tersebut tidak begitu pada pertimbangan keamanan akan ancaman
lama, khususnya untuk Kota Agung, dimana bencana tsunami.
dalam kurun 20 tahun telah terjadi dua kali gempa
besar. Dengan demikian adalah sangat mungkin 2. BAHAN DAN METODE
peristiwa ini akan terjadi lagi di sekitar Selat
Sunda. 2.1. Administrasi Kota Agung
Mengingat cepatnya perkembangan perkotaan
yang terjadi di Wilayah Pesisir Kota Agung dan Kota Agung merupakan kecamatan yang berada
kondisi geologis yang bersifat menghambat atau dalam wilayah administrasi Kabupaten
bahkan mengancam perkembangan perkotaan Tanggamus. Tanggamus adalah salah satu
tersebut, maka diperlukan suatu rencana tata kabupaten di Propinsi Lampung dan merupakan
ruang yang memperhatikan aspek mitigasi hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung
bencananya, yang didahului dengan suatu kajian Selatan. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan
risiko (analisis risiko). Analisis risiko bencana Undang-undang nomor 2 tahun 1997 tanggal 3
sendiri adalah merupakan kajian komprehensif Januari 1997 dan diresmikan pada tanggal 21
terhadap tingkat bahaya yang ada, tingkat Maret 1997 oleh Menteri Dalam Negari.
kerentanan dan penentuan besar risiko kerugian Pada awalnya Kabupaten Tanggamus terdiri
yang mungkin timbul sebagai akibat dari dari 11 (sebelas) wilayah kecamatan dan 6
terjadinya bahaya / gangguan tersebut. Melalui (enam) wilayah perwakilan kecamatan. Pada
upaya tersebut, diharapkan terbentuk suatu tanggal 19 Juni 2000 disahkan Peraturan Daerah
penataan ruang Daerah Pesisir Kota Agung yang No. 18 Tahun 2000 tentang pembentukan
lebih baik dan relatif aman terhadap ancaman kecamatan dan tata kerja pemerintahan
bencana tsunami. kecamatan dalam Wilayah Kabupaten
Tanggamus. Dengan pengesahan Perda tersebut
1.2. Maksud dan Tujuan banyaknya kecamatan bertambah 6 kecamatan
sehingga menjadi 17 kecamatan.
Maksud dari kajian ini adalah melakukan analisis Pada tahun 2005 dilaksanakan pemekaran
risiko bencana tsunami daerah Pesisir Kota beberapa kecamatan di Kabupaten Tanggamus.
Agung untuk mengetahui besar risiko tsunami Dan pada tanggal 23 Juni 2005 disahkan
pada setiap satuan luas di sepanjang Pesisir Kota peraturan Daerah No 05 Tahun 2005 tentang
Agung, dan dari informasi yang didapatkan ini pemekaran daerah sehingga Kabupaten
akan dapat digunakan sebagai dasar penyusunan Tanggamus dibagi menjadi 24 kecamatan.
rencana tata ruang, sehingga akan terbentuk Sedangkan daerah telitiannya sendiri termasuk
suatu rencana tata ruang berbasis mitigasi kedalam 7 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan
bencana tsunami. Kota Agung, Kota Agung Barat, Kota Agung
Timur, Limau, Pematang Sawa, Semaka dan
Kecamatan Wonosobo.
1.3. Batasan Rencana Tata Ruang Kawasan
pesisir berbasis mitigasi bencana tsunami

___________________________________________________________________________________
Perencanaan Tata Ruang Pesisir...............(Wisyanto) 19
2.2. Kondisi Geologi dan tegalan (Bappeda Tanggamus, 2004).
Ketersediaan kedua lahan tersebut adalah 727,92
Telah dilakukan berbagai penelitian kebumian di Ha yang berasal dari 14 pekon di Kawasan pesisir
Selat Sunda, seperti pengukuran gaya berat, Kota Agung. Sedangkan pemanfaatan lahan
paleomagnetik dan geokimia. Dari penelitan tersebut untuk penyediaan sarana dan prasarana
tersebut diketahui bahwa di daerah Selat Sunda Kawasan pesisir Kota Agung pada tahun 2015
terdapat dua struktur graben dan suatu busur hanya sebesar 51,67 Ha, yaitu untuk penyediaan
seismik dangkal yang berarah utara selatan. sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan,
Berdasarkan studi paleomagnetik diperkirakan perdagangan dan jasa, ruang terbuka hijau, serta
Pulau Sumatera telah mengalami pergeseran 40% dari luas keseluruhan daya dukung yang ada
memutar searah jarum jam relatif terhadap Pulau yaitu 291, 17 untuk konservasi. Dengan demikian,
Jawa sejak 2 juta tahun yang lalu dengan sampai akhir tahun 2015, Kawasan pesisir Kota
kecepatan 5-10º / juta tahun dan telah berputar Agung masih memiliki alternatif lahan untuk
lebih dari 20°. Dengan adanya proses perputaran diubah fungsinya sebesar 385,08 Ha.
ini Wilayah Selat Sunda ini telah mengalami
pembukaan sejak 2 juta tahun lalu atau 2.4 Metode
sebelumnya (Nishimura et al., 1986). Dan proses
inilah yang mungkin membuka peluang Kegiatan kajian ini dimulai dengan upaya untuk
terbentuknya gunungapi (Kompleks Krakatau) mendapatkan rencana tata ruang wilayah pesisir
yang mampu menghasilkan material piroklastik yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
asam dalam jumlah yang sangat besar dan Tanggamus, kemudian melakukan kajian analisis
berpotensi menimbulkan tsunami besar seperti risiko Daerah Pesisir Kota Agung untuk
yang pernah terjadi. mendapatkan informasi besar risiko persatuan
Ada beberapa hal penting yang berkaitan luas dari ancaman bencana tsunami, kemudian
dengan potensi terjadinya gempabumi dan berdasarkan hasil analisis risiko bencana tsunami
intensitasnya, yaitu tingkat keaktifan sesar yang tersebut akan dilakukan perubahan atau
ada, kompleksitas struktur sesar yang ada dan modifikasi rencana tata ruang yang sudah ada
tipe batuan yang akan mempengaruhi lama menjadi rencana tata ruang berbasis analisis
tidaknya pengumpulan energi dalam tubuh risiko bencana tsunami.
batuannya. Hasil analisis kelurusan struktur
terhadap citra Landsat ETM, terlihat bahwa Kota 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Agung terletak didalam Zona Sesar Sumatera.
Struktur sesar yang berkembang di daerah ini, 3.1. Potensi Genangan Gelombang Tsunami
selain struktur utama yang mengarah baratlaut-
tenggara juga terdapat struktur berarah kurang Untuk menentukan tingginya gelombang tsunami
lebih tegak lurus terhadap struktur utama, yaitu yang menerjang masuk ke daratan, dilakukan
timurlaut-baratdaya. Nampaknya struktur ini simulasi tsunami dengan mengambil beberapa
berkembang dengan baik dan berperan dalam titik potensial sumber gempabumi penghasil
proses pembentukan Teluk Semangko dan tsunami. Simulasi kasar (skala kecil) telah
nampak jelas bahwa daerah ini didominasi oleh dilakukan dan hanya mampu membagi dua zona
rezim extensional. genangan (inundation depth), yaitu zona dengan
kedalaman 20 – 2 meter dan zona < 2 meter,
2.3. Kodisi Daya Dukung Lahan dimana warna biru tua menggambarkan
gelombang tsunami dengan kedalaman 20 – 2
Kondisi demografi di kawasan pesisir Kota Agung meter, sedangkan warna biru muda untuk
relatif masih rendah. Kondisi demikian menjadi gelombang tsunami dengan kedalaman kurang
salah satu penyebab kurang berkembangnya dari 2 m.
Kawasan pesisir Kota Agung. Namun kondisi Dalam melakukan analisis kerentanan tsunami
demikian juga memberikan kemudahan bagi secara detail diperlukan data simulasi yang
pemerintah dalam melaksanakan perencanaan mampu memberikan hasil kedalaman gelombang
Kawasan pesisir Kota Agung. Salah satunya tsunami dengan interval 0,5 meter. Akan tetapi
adalah potensi daya dukung lahan yang cukup karena data topografi dan bathimetri detail belum
besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai lokasi tersedia, maka simulasi tidak dapat menghasilkan
alternatif penyediaan saranan dan prasarana informasi yang dimaksudkan diatas. Ada limit
kawasan. kedalaman gelombang tsunami yang sangat
Berdasarkan analisis daya dukungnya, menentukan tingkat kerusakan dari obyek
diketahui bahwa sumber daya dukung lahan yang terancam, seperti halnya dengan rumah,
masih dapat dimanfaatkan adalah lahan ladang kedalaman tsunami 2 meter sebagai ambang

___________________________________________________________________________________
20 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 11 No. 1 April 2009 Hlm. 18-24
kedalaman yang penting, dimana dengan permukimannya hanya dibagi menjadi 2 kelas
kedalaman lebih dari 2 m, rumah akan rusak total. yaitu 0,5 (berarti sebagian rusak) dan 1 (rusak
Dengan pertimbangan tersebut serta karena total). Dalam menentukan tingkat kerusakannya
keterbatasan data topografi dan bathimetri (dalam dapat dilakukan melalui dua cara pendekatan,
simulasi tsunami), maka pembagian kedalaman yaitu dengan menggunakan kurva kerentanan
tsunami ada 2 yaitu < 2m dan 2-20 m. dibawah ini

Gambar 2. Kurva Kerentanan bangunan


terhadap kedalaman genangan tsunami

Gambar 1. Peta Zonasi Genangan Tsunami Atau dengan mengikuti klasifikasi lain:
di Pesisir Kota Agung
• Rumah rusak sebagian : 1-2 m
• Rumah rusak total : > 2m
3.2. Analisis Tingkat Kerentanan Wilayah Kota • Bangunan tinggi rusak :≥5m
Agung • Manusia Meninggal : 0.5 m

Dalam melakukan analisis kerentanan lahan Pemberian nilai (faktor) kerentanan


terhadap bencana tsunami, diperlukan dua dilakukan pada setiap obyek terancam / elements
informasi penting, yaitu kedalaman gelombang at risk ( antara lain: permukiman, sawah,
tsunami (inundation depth) dan jenis obyek yang perkebunan dan tambak) menurut kedalaman
terancam (exposure/elements at risk). Sebagai genangan tsunaminya. Selanjutnya dilakukan
contoh: untuk permukiman, kedalaman kurang pembuatan zonasi tingkat kerawanan
dari 2 meter akan mengakibatkan kerusakan 50% berdasarkan nilai kerentanannya. Sehingga
(sebagian) sehingga faktor kerentanannya adalah didapatkan 3 tingkat zonasi, yaitu zonasi aman
0,5, sedangkan untuk kedalaman > 2 meter akan dengan nilai kerentanan 0, zonasi tingkat
mengakibatkan kerusakan total terhadap kerentanan sedang (nilai kerentanan 0,5 atau
bangunan (permukiman) dan akan mempunyai kerusakan 50%) dan zonasi tingkat kerentanan
faktor kerentanan 1. tinggi (nilai kerentanan 1 atau kerusakan 100%).
Pada dasarnya, penentuan tingkat kerusakan Zonasi tingkat kerentanan ini dituangkan dalam
terhadap kedalaman genangan dapat dilakukan peta zonasi kerentanan (Gambar 3.). Dari hasil
secara lebih detail, sebagai contoh seperti terlihat analisis, diketahui bahwa luas daerah rentan
pada Diagram 1. Dengan demikian tingkat (kerentanan sedang dan tinggi) dari Wilayah
kerentanan bangunan terhadap genangannya Pesisir Kecamatan Kota Agung adalah seluas
dapat dibagi lagi secara lebih terperinci. Hal ini 59,83 km .
2

dapat dilakukan bila pemodelan / simulasi


tsunaminya dilakukan dengan skala besar (detail), 3.3. Analisis Tingkat Risiko Bencana Tsunami
dimana pembagian kedalaman genangan Kota Agung
tsunaminya dapat diperinci sampai interval 0,5 m.
Pada kesempatan ini, simulasi tsunami hanya Dalam melakukan analisis risiko diperlukan
dilakukan dengan skala kecil, dimana pembagian informasi tentang satuan harga dari setiap jenis
kedalaman genangannya hanya menjadi dua obyek terancam.
kelas, yaitu genangan kurang dari 2 m dan
genangan 2 m sampai 20 m. Mengingat hal
tersebut, maka pembagian tingkat kerentanan

___________________________________________________________________________________
Perencanaan Tata Ruang Pesisir...............(Wisyanto) 21
Hasil analisis risiko terhadap bencana tsunami
di Daerah Kota Agung dan sekitarnya
menunjukkan bahwa potensi besar kerugian yang
mungkin timbul adalah Rp. 3.895.691.220,-,
dimana kerugian terbesar diderita oleh
Kecamatan Semaka dan yang terkecil diderita
oleh Kecamatan Limau, dengan perincian bagai
berikut (Gambar 4 ):
 Potensi kerugian Kecamatan Kota Agung Rp.
346,065,310,-
 Potensi kerugian Kecamatan Kota Agung
Barat Rp. 618,636,100,-
 Potensi kerugian Kecamatan Kota Agung
Timur Rp. 99,949,250,-
 Potensi kerugian Kecamatan Limau Rp.
77,966,000,-
Gambar 3. Peta Zonasi Kerentanan Bencana  Potensi kerugian Kecamatan Pematang Sawa
Tsunami Pesisir Kota Agung
Rp. 278,158,750,-
 Potensi kerugian Kecamatan Semaka Rp.
1,655,229,520,-
Semakin detail pembagian jenis obyek terancam
 Potensi kerugian Kecamatan Wonosobo Rp.
maka akan semakin baik hasilnya. Akan tetapi
819,686,290,-
pekerjaan ini sangat memakan energi dan dana
yang tidak kecil. Parameter bahaya tsunami
(tsunami hazard) dan satuan harga yang telah
didapatkan adalah:
• Masa perulangan (return period) tsunami
yang diperkirakan dan dipakai adalah 200
tahun, sehingga faktor hazard untuk satu
tahunnya adalah 1/200 atau 0,005
• Sawah, diasumsikan 1 Ha menghasilkan 4
ton beras dengan harga Rp. 5000 per
kilogram
• Pemukiman, Rp.150.000 per m
2

• Perkebunan, 1 pohon / 25m


2
dengan harga
perpohonnya Rp. 1.000.000,-
• Tambak, Rp. 42.000.000 per Ha

Selain dari beberapa asumsi diatas, dalam


melakukan analisis tidak dilakukan kajian Gambar 4. Peta Risiko bencana tsunami yang
terhadap dampak perekonomian (economic menggambarkan besar potensi kerugian
impact) yang diakibatkan oleh peristiwa
tsunaminya, seperti : 3.4. Rencana Tata Ruang Berbasis Mitigasi
Bencana Tsunami
• Akibat rusaknya tanaman, masa penggarapan
atau produksi (setelah peristiwa tsunami) Secara umum, perkembangan kota di sepanjang
terganggu, dimana pemulihannya butuh pesisir Kota Agung sudah cukup baik bila dilihat
waktu cukup lama, khususnya untuk tanaman dari potensi ancaman tsunaminya. Dari hasil
/ pohon-pohon produksi berukuran besar. simulasi tsunami (tidak dicantumkan), diketahui
• Dampak ekonomi / roda ekonomi terganggu bahwa invasi gelombang tsunami (penetrasi
karena gelombang ke daratan) dominan terjadi di daerah
o Adanya kerusakan listrik, telpon dan barat dari Pekon Negara Batin. Hal ini dibuktikan
jaringan (lifelines) lainnya dengan hasil analisis risiko bencana tsunaminya,
o Adanya kerusakan jalan dan pasar dimana potensi kerugian yang besar terjadi di
o Situasi trauma daerah ini (lihat Gambar 4), dimana jenis obyek
o Dan lainnya yang terancam sebagian besar adalah
permukiman/ kuning dan perkebunan/hijau
(Gambar 5).

___________________________________________________________________________________
22 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 11 No. 1 April 2009 Hlm. 18-24
Tabel 1. Daftar potensi kerugian dan luasannya, dari kawasan pengembang A, Pekon Pasar
hasil dari analisis risiko bencana tsunami Madang sebagai pusat kawasan pengembang B
KECA TUTUPAN
LUAS TOTAL dan dengan pertimbangan penyebaran
KERUGIA KERUGIAN pertumbuhan maka Pekon Kerta sebagai pusat
MATAN LAHAN
N (km2) (Rp)
pengembangan dari kawasan pengembang C.
Area
Permukiman
0.366 Kawasan pengembang A diarahkan sebagai
Kota Kolam Ikan 1.662 346,065,310 pusat pengembangan pertambakan, wisata
Agung berbasis pertambakan, pertanian lahan kering dan
Perkebunan 0.585
Sawah Irigasi 0.439 sawah, pengembangan pemukiman pedesaan
Area
0.416
pendukung kegiatan wisata.
Kota Permukiman
Agung 618,636,100 Simulasi tsunami dan analisis risiko
Perkebunan 3.490 menunjukkan bahwa daerah ini rentan terhadap
Barat
Sawah Irigasi 1.435 tsunami, dengan status tingkat kerawanan tinggi
Area
Kota Permukiman
0.060 (Gambar 2). Dengan dasar analisis tersebut, ada
Agung
Hutan 0.075
99,949,250 usulan perubahan rencana pengembangan.
Timur Permukiman sebaiknya berada diluar zona rawan
Perkebunan 0.487
Area tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan
0.012
Limau Permukiman 77,966,000 menggesernya ke arah timur laut, serta dianjurkan
Perkebunan 0.690 untuk mempertahankan pemanfaatan rumah
Area panggung. Terbukti bahwa rumah panggung,
0.249
Pemata Permukiman pada bagian bawahnya yang berongga, efektif
ng Perkebunan 1.202 278,158,750
Sawa
dapat mengurangi dampak terjangan gelombang
Tanah
Ladang
1.056 tsunami. Selain upaya itu, diharapkan di
Area sepanjang pesisir kawasan pengembangan A ini
1.742
Permukiman ditanami tanaman pelindung gelombang tsunami,
Semaka Kolam Ikan 0.870 1,655,229,520 seperti bakau, kelapa atau tanaman lainnya yang
Perkebunan 5.153 akan optimal menurut tinggi gelombangnya
Sawah Irigasi 4.456 (Cocos nucifera, Pandanus odoratissimum,
Area Rhizophora apiculata, Casuarina equisetifolia,
1.000
Permukiman
Wonoso Thespesia populnea, Pongamia pinata,
Kolam Ikan 0.248 819,686,290
bo Anacardium occidentale, Terminalia catappa). Hal
Perkebunan 1.381
Sawah Irigasi 8.097
ini paling tepat dilakukan di daerah yang landai
seperti di daerah pengembang A ini, sedangkan
untuk daerah yang relatif curam (daerah timur
Kota Agung) penanaman pohon di sepanjang
Perencanaan tata ruang berbasis analisis
pantai tidak banyak mengurangi dampak
risiko bencana tsunami, dilakukan melalui
gelombang tsunami.
evaluasi rencana tata ruang yang sudah ada,
Kawasan pengembangan B yang relatif
serta menyelaraskannya dengan hasil analisis
berelevasi tinggi cocok untuk diarahkan menjadi
risiko bencana tsunaminya. Kawasan pesisir Kota
pusat pelayanan jasa perdagangan berbasis
Agung dibagi menjadi 3 kelompok kawasan
perikanan laut dan pertanian lahan basah dan
pengembangan, yaitu Kawasan Pengembang A,
kering dari KP lainnya, sebagai pusat jasa
B dan C: Kawasan Pengembangan A, terdiri dari
transportasi laut dan darat, sebagai pusat
pekon-pekon yang berada di wilayah pekon
pemerintahan dan pusat pengembangan industri
bagian barat, yaitu Pekon Way Gelang, Tala
rumah tangga. Masalah permukiman, pada KP B
Gening, Kandang Besi, Teba Bunuk dan Negara
ini, sebagian masih terdapat pada zona bahaya
Batin. Kawasan Pengembang B meliputi Pekon
tsunami. Dengan pertimbangan ini, sebaiknya
Pasar Madang, Pekon Baros dan Pekon Negeri
perkembangan permukiman diarahkan kearah
Ratu. Kawasan Pengembang C meliputi Pekon
utara yang berada diluar zona bahaya tsunami.
Terbaya, Kota Agung, Teba, Kerta, Kagungan
Kawasan Pengembangan C yang relatif
dang Pekon Sukabanjar.
berelevasi tinggi (lereng curam) adalah baik
Selanjutnya pada setiap kawasan
sebagai kawasan pariwisata (wisata alam) yang
pengembang, ditetapkan pusat kawasan
mendukung kegiatan perlindungan alam /
pengembang. Penetapan pusat kawasan
konservasi, untuk pertanian lahan basah dan
pengembang ini dimaksudkan untuk membentuk
kering, permukiman pedesaan terbatas dan bagi
suatu pusat pertumbuhan baru, sehingga dapat
berkembangnya perdagangan pendukung
menciptakan penjalaran pembangunan di
kegiatan perikanan laut dan pertanian.
kawasan ini. Pekon Kandang Besi sebagai pusat

___________________________________________________________________________________
Perencanaan Tata Ruang Pesisir...............(Wisyanto) 23
pesisir barat (kawasan pengembangan A)
yang relatif landai akan mampu menurunkan
tingkat risiko bencana tsunaminya secara
signifikan dibandingkan dengan upaya yang
sama untuk pesisir disebelah timurnya.
Sedangkan untuk pemilihan jenis vegetasi
harus dilakukan studi yang lebih detil tentang
kesesuaian tanah serta potensi kedalaman
gelombang tsunaminya.
• Perencanaan pemanfaatan ruang dengan
pertimbangan risiko bencana akan jauh lebih
baik dibandingkan dengan perencanaan
tanpa mengikutsertakan faktor ancaman
bencana alamnya.

Gambar 5 Peta Tutupan lahan yang berpotensi


terkena gelombang tsunami, Pesisir
DAFTAR PUSTAKA
Kota Agung
Amin, T.C., S. Sidarto, S. Santosa, dan W.
4. KESIMPULAN Gunawan, 1994, Peta Geologi Lembar Kota
Agung, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung.
• Run-up gelombang tsunami maksimal terjadi
di wilayah barat Kota Agung dan dari hasil
Blair, M.L., W.E. Spangle, W.Spangle and
analisis kerentanan diketahui bahwa Wilayah
associates, 1979, Seismic Safety and Landuse
yang paling rentan terhadap bahaya tsunami
Planning, Selected Example from The San
adalah wilayah barat Kota Agung, seperti
Francisco Bay Region, California, United
Kecamatan Semaka, Wonosobo dan Kota
States Government Printing Office,
Agung Barat.
Washington.
• Potensi kerugian terbesar akibat bencana
tsunami diderita oleh Kecamatan Semaka
Nishimura, S., J.Nishida, T. Yokoyama, and F.
• Berdasarkan analisis risiko yang telah Hehuwat, 1986, Neo-Tectonics of the Strait of
dilakukan, diaharapkan ada perubahan Sunda, Indonesia, Jounal of Southeast Asian
rencana pengembangan wilayah. Kawasan Earth Science, Vol.1, No. 2, pp 81-91.
Pengembangan A diarahkan sebagai pusat
pengembangan pertambakan, wisata Wold, G.H. and R.F. Shriver, 1997, Risk Analysis
berbasis pertambakan, pertanian lahan kering Techniques: The Risk Analysis Process
dan sawah. Jenis usaha ini umumnya jauh Provides The Foundation for The Entire
dari tempat tinggal pemilik, sehingga Recovery Planning Effort. Disaster Recovery
frekuensi orang berada ditempat usahanya Journal.
relatif lebih kecil dibandingkan dengan bentuk
usaha lain yang bersatu dengan tempat -------------, 2004, Laporan Draft Rencana
tinggalnya. Sehingga bila terjadi tsunami, Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan
peluang pemilik / orang berada di tempat pesisir Kota Agung, BAPPEDA Kabupaten
usahanya akan lebih kecil. Tanggamus
• Kawasan pengembang A juga tidak tepat
untuk permukiman karena kawasan ini
berpotensi terinvasi oleh gelombang tsunami.
Hal ini terkait dengan geometri pantainya
yang menyerupai corong (tapering channel)
serta permukaan pantainya yang landai.
Sehingga perkembangan permukiman
sebaiknya diarahkan ke wilayah timur lautnya.
• Penanaman vegetasi (Cocos nucifera,
Pandanus odoratissimum, Rhizophora
apiculata, Casuarina equisetifolia, Thespesia
populnea, Pongamia pinata, Anacardium
occidentale, Terminalia catappa) di sepanjang

___________________________________________________________________________________
24 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 11 No. 1 April 2009 Hlm. 18-24

You might also like