Professional Documents
Culture Documents
net/publication/290020557
Hubungan jumlah bunga, jumlah daun, jumlah anak daun, jumlah cabang, dan
tinggi tanaman terhadap pertumbuhan bibit tanaman kemuning (Murraya
paniculata (L.) Jack)
CITATIONS READS
0 1,668
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Pengaruh komposisi media dan fertigasi pupuk organik terhadap kandungan bioaktif daun tanaman kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) di pembibitan View
project
All content following this page was uploaded by Ray March Syahadat on 12 February 2017.
vegetatif. Tujuan dari penelitian ini menunjukkan hubungan yang positif menetapkan jumlah daun.
yaitu untuk melihat hubungan
bunga yang terbentuk terhadap
pertumbuhan bibit tanaman
kemuning ditinjau dari aspek-aspek
penting sebagai tanaman lanskap
seperti percabangan, daun, anak
daun, dan tinggi tanaman.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di nursery
Gunung Batu Bogor. Kegiatan
penelitian dilaksanakan selama tiga
bulan mulai November 2011 hingga
Februari 2012. Penelitian ini
menggunakan bibit tanaman
kemuning sebanyak 150 tanaman
yang berasal dari biji dengan tinggi
berkisar antara 5-10 cm, segar, tidak
terserang hama dan penyakit, bentuk
pertumbuhan normal, dan tidak
cacat. Adapun parameter
pengukurannya yaitu jumlah bunga,
Gambar 2. Karakter yang diamati (1) tinggi tanaman, (2) Jumlah bunga,
jumlah daun, jumlah anak daun,
(3) jumlah daun, (4) jumlah anak daun, dan (5) jumlah cabang.
jumlah cabang, dan tinggi tanaman
yang diukur setiap minggu (Gambar sebab pertumbuhan dan Selanjutnya, cabang sekunder dan
2). Setelah data terkumpul dilakukan perkembangan merupakan proses tingkatannya yang paling tinggi
analisis regresi untuk melihat yang tidak dapat balik. Nilai regresi umumnya mempunyai daun satu
hubungan antar parameter yang antara tinggi tanaman dan jumlah atau dua daun lebih sedikit
menghasilkan persamaan y = a + bx bunga pada Tabel 2 menunjukkan dibandingkan dengan pucuk primer,
dan nilai korelasi (R). nilai koefisien x sebesar 0.8741. karena muncul kemudian dan
Artinya tetap terjadi peningkatan menerima isyarat lingkungan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN tinggi tanaman sebesar 0.8741 setiap sama untuk berbunga (Gardner et al,
Uji korelasi menunjukkan hampir penambahan jumlah bunga sebesar 1991).
seluruh parameter penting dalam 1%.
Dari hasil pengamatan setiap
pertumbuhan tanaman kemuning di Nilai regresi dan korelasi juga minggu, terlihat ada indikasi setiap
pembibitan menunjukkan nilai menunjukkan bahwa keberadaan bibit tanaman kemuning berbunga,
korelasi yang sangat signifikan bunga di pembibitan tetaplah akan menambah jumlah cabang. Hal
kecuali korelasi antara jumlah bunga penting, meskipun pertambahan ini kemudian dibuktikan dengan
dengan tinggi tanaman yang tinggi tanaman terlihat lambat. nilai regresi serta korelasi (Tabel 1
menunjukkan pengaruh yang tidak Setiap penambahan jumlah bunga, dan Tabel 2). Penyebab fenomena ini
signifikan (Tabel 1). Hubungan tidak terjadi pula peningkatan jumlah diduga berhubungan dengan
signifikan yang ditunjukkan pada daun, jumlah anak daun, dan jumlah pengatur pertumbuhan. Setelah
korelasi jumlah bunga dan tinggi cabang. Jumlah daun yang bunga rontok, titik tumbuh bekas
tanaman disebabkan oleh dihasilkan pada suatu pucuk bunga (dan juga buah, jika
pertumbuhan generatif menghambat ditentukan oleh permulaan penyerbukan berhasil) akan
pertumbuhan vegetatif. Meskipun pembungaan. Pembentukan pemula terpotong sehingga merangsang
demikian, nilai regresi antara jumlah daun pada ujung memungkinkan pertumbuhan tunas adventif oleh
bunga dan tinggi tanaman tetap pembentukan pemula bunga, yang sitokinin. Salah satu peran sitokinin
yaitu mengatur perkembangan mata North Coast Weed Read. 2008. Weed
tunas dan pucuk, disamping DAFTAR PUSTAKA warning orange jessamine Murraya
mengatur pembelahan sel, paniculata. North Coast Weed Read
Gardner, F.P., R.B. Pearce., dan R.L.
pembentukan organ, pembesaran sel (16): 4.
Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman
dan organ, pencegahan kerusakan Budidaya. (diterjemahkan dari : Sulaksana, J. dan D.I. Jayusman.
klorofil, pembentukan kloroplas, Physiology of Crop Plants, 2005. Kemuning dan Jati Belanda.
penundaan senecens, dan penerjemah : H. Susilo). Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. 84 hal.
pembukaan serta penutupan stomata Universitas Indonesia (UI-Press).
Syahadat, R.M. dan S.A. Aziz. 2012.
(Harjadi, 2009). Jakarta. 428 hal.
Pengaruh komposisi media dan
Gilman, E.F. 1999. Murraya fertigasi pupuk organik terhadap
SIMPULAN paniculata. Fact Sheet FPS 416: 1-3. kandungan bioaktif daun tanaman
kemuning (Murraya paniculata (L.)
Ayu, P. 2011. Ragam Bunga
Hampir seluruh parameter penting Jack) di pembibitan. Bul. Littro (23):
Berkhasiat Obat. Cemerlang
dalam pertumbuhan tanaman 142-147.
Publishing. Yogyakarta. 133 hal.
kemuning di pembibitan
menunjukkan nilai korelasi yang Harjadi, S.S. 2009. Zat Pengatur
sangat signifikan kecuali korelasi Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta.
antara jumlah bunga dengan tinggi 76 hal.
tanaman yang menunjukkan Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna
pengaruh yang tidak signifikan. Indonesia Jilid II. Badan Litbang
Keberadaan bunga di pembibitan Kehutanan. Jakarta. 631 hal.
tetaplah penting, meskipun
pertambahan tinggi tanaman terlihat Mattjik, N.A. 2010. Murraya
lambat. Setiap penambahan jumlah paniculata, p.245. Dalam A. Purwito
bunga, terjadi pula peningkatan (Ed). Tanaman Hias dan Bunga
jumlah cabang, jumlah daun, dan Potong. IPB Press. Bogor.
jumlah anak daun. Mursito, B. dan H. Prihmantoro.
2011. Tanaman Hias Berkhasiat Obat.
Penebar Swadaya. Jakarta. 116 hal.