Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
NIM :F1072161022
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
Abstract
Metodologi
Alat yang digunakan saat praktikum ini alat yang digunakan pipa kapiler
bengkok (dia = 1-2 mm), labu penghisap (Erlenmeyer), gelas piala, tabung reaksi
kecil, sumbat karet dan kelereng. Sedangkan bahan yang digunakan seperti
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus ), NaOH 10 M, vaselin dan metilen
blue dan benang.
Adapun Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut : pertama-tama Dipasang pipa gelas kapiler (bengkok) pada
lengan samping labu penghisap (Erlenmeyer) dengan menggunakan selang karet
yang diberi vaksin, masukkan pipa kedalam gelas piala yang berisi metilen blue.
Dimasukkan NaOH ke dalam tabung reaksi kecil sebanyak 4/5 volume tabung
reaksi. Tabung reaksi ditutup dengan kelereng. Pada awal percobaan, dimasukkan
15 gr kecambah kacanag hijau kedalam labu Erlenmeyer dan sebarkan merata
pada dasar labu. Dengan pertolongan benang dan secara hati-hati, dimasukkan
tabung reaksi yang berisi NaOH kedalam Erlenmeyer, jaga agar NaOH tidak
tumpah. Pasanglah sumbat karet pada labu Erlenmeyer dan diberi vaselin
secukupnya. Diusahakan agar pipa kapiler berdiri tegak lurus. Dibiarkan selama
1-2 jam (peridoe percobaan) Setelah periode percobaan selesai, tandai pipa kapiler
pada dua tempat yaitu pada permukaan larutuan metilen blue dalam gelas piala
dan dalam pipa kapiler. Dicatat tinggi kolom metilen blue Erlenmeyer dalam pipa
kapiler ini dalam mm (Da). Sambil memegang pipa kapiler agar ujungnya tetap
dalam gelas piala berisi metilen blue, sentakkan labu Erlenmeyer sehingga
kelereng jatuh dan larutan NaOH tertumpah kedalam Erlenmeyer. Tunggu selama
beberapa menit, tandai pipa kapiler pada keadaan kedua. Dicatat tinggi kolom
metilen blue dalam pipa kapiler (Db). Tentukan volume kolom metilen blue dalam
pipa kapiler pad kedua keadaan tersebut. Volume metilen blue = luas penampang
kolom pipa kapiler x tinggi. Tentukan laju respirasi dan kuosien respirasi. Cara
penetapan nilai KR adalah sebagai berikut : Va : volume cairan dalam pipa kapiler
pada akhir percobaan, sebelum NaOH ditumpahkan. Vb : volume cairan dalam
pipa kapiler sesudah NaOH ditumpahkan Da : jarak permukaan metilen blue
sebelum NaOH ditumpahkan Db : jarak permukaan metilen blue sesudah NaOH
ditumpahkan Vt : volume total alat (setara dengan volume labu Erlenmeyer 250
Ml)
A. Hasil pengamatan
Table 1. perbandingan kadar Co2 pada suhu oven (400c) dan suhu ruang (400c)
Perhitungan
1. Oven
Ulangan 1 = 1000 x 7,2 ml x 40
1000 x 2 ml
= 288000
2000
=144 mg/ml
2. Suhu ruang
Ulangan 1 = 1000 x 8 ml x 40
1000 x 2 ml
= 320000
2000
=160 mg/ml
Ulangan 2 = 1000 x 8,3 ml x 40
1000 x 2 ml
= 322000
2000
=166 mg/ml
Ulangan 4 = 1000 x 7 ml x 40
1000 x 2 ml
= 280000
2000
=140 mg/ml
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah tentang penetapan kuosien respirasi kadar
co2 yang bertujuan untuk menetaapkan laju respirasi dan kuosien reapirasi
kecambah kacang hijau.
Kuesien respirasi (KR) merupakan angka perbandingan antara volume
CO2 dan dibebaskan dengan volume O2 yang di absorbsi secara stimulan oleh
jaringan dalam periode tertentu. Pada suhu dan tekanan tertentu.
Dari data di atas dapat dilihat kadar CO2 pada suhu oven( 400C)
dilakukan 6 kali ulangan dimana didapat data yaitu pada ulangan 1 yaitu volume
HCI nya 7,2 ml dengan waktu 2 menit 14 detik dengan kadar co2 nya 144 mg/ml,
pada ulangan 2 yaitu volume HCI nya 8,3 ml dengan waktu 2 menit 10 detik
dengan kadar co2 166 mg/ml, pada ulangan 3 yaitu volume HCI nya 8,5 ml
dengan waktu 2 menit 6 detik dengan kadar co2 nya 170 mg/ml, pada ulangan 4
yaitu volume HCI nya 8,1 ml dengan waktu 3 menit 13 detik dengan kadar co2
nya 162 mg/ml, pada ulangan 5 yaitu volume HCI nya 8,3 ml dengan waktu 2
menit 37 detik dengan kadar co2 nya 166 mg/ml, pada ulangan 6 yaitu volume
HCI nya 7,9 ml dengan waktu 2 menit 39 detik dengan kadar co2 nya 158 mg/ml
dan pada suhu ruangan didapat data sebagai berikut, pada ulangan 1 volume
HCI nya 8 ml dengan waktu 3 menit dengan kadar co2 nya 160 mg/ml, pada
ulangan 2 yaitu volume HCI nya 8,3 ml dengann waktu 2 menit 35 detik dengan
kadar co2 nya 166 mg/ml, pada ulangan 3 yaitu volume HCI nya 8,5 ml dengan
waktu 3 menit 36 detik dengan kadar co2 nya 170mg/ml, pada ulangan 4 yaitu
volume HCI nya 7 ml dengan waktu 1 mneit 53 detik dengan kadar co2 140
mg/ml, pada ulangan 5 yaitu volume HCI nya 8,2 ml dengan waktu 2 menit 28
detik dengan kadar co2 nya 164 mg/ml, dan pada ulangan 6 yaitu volume HCI
nya 7,9 ml dengan waktu 2 menit 31 detik denagn kadar co2 nya 158 mg/ml,
berdasarkan data yang telah diperoleh maka didapat rata-rata yaitu pada oven
didapat rata-rata nya yaitu 161 mg/ml dan pada suhu ruang yaitu 164 mg/ml.
. Kadar CO2 tersebut dapat diketahui dari hasil titrasi sampel ( NaOH ) dengan
menggunakan HCl. Semakin banyak HCl yang digunakan semakin banyak pula
kadar CO2. NaOH berperan dalam mengikat CO2, CO2 merupakan salah satu
hasil atau produk dari respirasi. Fungsi penambahan indikator pp untuk
mengetahui terjadinya suatu titik ekuivalen dalam proses penitrasian dengan
terjadinya perubahan warna pada larutan dan indikator titrasi dan sebagai
katalisator (mempercepat reaksi) (penyebab warna pink- ungu). Indikator PP
dengan range pH 8,0 ± 9,6 merupakan indikator yang baik untuk larutan basa
dimana indikator ini akan merubah warna larutan dari bening menjadi merah
muda akibat dari perubahan pH larutan pada saat penitrasian. HCl sebagai titran
(setara dengan CO2 yang dihasilkan pada proses respirasi). BaCl2 berfungsi
mengendapkan CO2 yang diserap NaOH
Di dalam rentang suhu 0°C - 45°C, peningkatan suhu akan diikuti oleh
peningkatan laju respirasi. Pada suhu optimal kecepatan respirasi meningkat.
Faktor waktu berkaitan dengan sifat dari reaksi enzimatis. Menurut Meyer dan
Anderson dalam Soerodikoesoemo menjelaskan bahwa menurunnya laju
respirasi pada suhu tinggi disebabkan oleh: Masuknya oksigen ke dalam sel tidak
cepat karena pada suhu yang tinggi konsentrasi oksigen menurun · Keluarnya
CO2 tidak cepat sehingga banyak tertimbun di dalam sel dan menyebabkan
hambatan pada proses respirasi. Pada suhu tinggi substrat respirasi yang
tersedia menurun sehingga subtract respirasi menjadi faktor pembatas
(Salisbury: 1995). Pada suhu 40°C laju respirasi akan semakin cepat dalam
waktu 24 jam dengan kadar CO2 yang lebih tinggi dari pada suhu ruangan 32°C.
alumunium foil yang digunakan berfungsi untuk mengisolasi CO2 yang dihasilkan
agar tidak keluar dari toples. Ketika berada pada oven yang suhunya 40°C
dengan waktu yang sangat lama kemungkinan besar akan menyebabkan
kerusakan pada enzim kecambah yang dapat menyebabkan menurunnya laju
respirasi.
Pada reaksi absorbsi CO2 kedalam NaOH menghasilkan Na2CO3 dan air
(H2O) sedangkan untuk hasil titrasi yang menggunakan indikator pp dan BaCl2
akan menghasilkan BaCl, karbondioksida (CO2) dan air.
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
Salisbury, Frank B. & Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Wills RHH, Lee TH, Graham D, Glasson WBM, Hall EG. 1981. Postharvest. An
Introduction to the Physiology and Handling of Fruits and Vegetables.
Kensington, N.S.W. Australia: New South Wales University Press
Limited