You are on page 1of 9

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG

RESIKO PENYAKIT DIABETES MELLITUS DI


KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

Bayu Jaya Noor Arisma


Moch Yunus
Erianto Fanani
Universitas Negeri Malang
bayujayanoor72@gmail.com

Abstract: Diabetes mellitus cases in Indonesia by Riskesdas (2007) is the sixth cause of death
disease (5.8%) and by Depkes (2012) in Indonesia there were 102,399 cases. In 2030 Indonesian
people with diabetes mellitus estimated as much as 21.3 million. The incidence of diabetes mellitus
in Pakisaji’s Puskesmas is 1164 incidents. The purpose of this research is to know the overview of
public knowledge about the risks of diabetes mellitus at Pakisaji, Malang. This research method is
a descriptive analytical research. The research using rapid survey method. The population is the
society with the age of >40 years old in district Pakisaji. The number of samples are taken from
254 of 12 villages in the Sub-District of Pakisaji with the cluster random sampling technique and
random sampling technique as the appropriate rules of rapid survey. The results of the research is
the percentage of public knowledge about the risks of diabetes mellitus in District of Pakisaji like
eating patterns the percentage of peopole who know about 63%, physical activity (56,5%), stress
(50%), smoking (45%), alcohol (56%), hypertension (60%), obesity (51%), age (64.5%),
generation (78%), and gender (64.5%). The average result value of the public knowledge in
district Pakisaji Malang about the risk of diabetes mellitus disease is less.

Keywords: diabetes mellitus, knowledge, risk

Abstrak: Data diabetes mellitus di Indonesia menurut Riskesdas (2007) menempati urutan
keenam penyakit penyebab kematian (5,8%) dan di Indonesia menurut Depkes (2012) terdapat
102.399 kasus diabetes mellitus. Diperkirakan pada tahun 2030 angka diabetes mellitus (diabetisi)
adalah sebanyak 21,3 juta jiwa. Angka kejadian diabetes mellitus di Puskesmas Pakisaji sejumlah
1164 kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat
tentang resiko penyakit diabetes mellitus di Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Metode
penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Penelitian ini menggunakan metode rapid
survey atau survei cepat. Populasi adalah masyarakat usia >40 tahun di kecamatan Pakisaji
kabupaten Malang. Jumlah sampel sebesar 254 diambil dari 12 desa di kecamatan Pakisaji dengan
teknik cluster random sampling dan random sampling sesuai kaidah rapid survey. Hasil penelitian
dari 254 responden persentase pengetahuan masyarakat yang tahu tentang resiko penyakit diabetes
mellitus seperti pola makan, masyarakat yang tahu bahwa pola makan merupakan faktor resiko
diabetes mellitus sebanyak 63%, aktivitas fisik 56,5%, stres 50%, merokok 45%, alkohol 56%,
hipertensi 60%, obesitas 51%, usia 64,5%, keturunan 78%, dan jenis kelamin 64,5%. Sehingga
dari nilai pengetahuan masyarakat di Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang tentang resiko
penyakit diabetes mellitus masuk kategori kurang.

Kata kunci: diabetes mellitus, pengetahuan, resiko


Menurut Riset Kesehatan Dasar dekade terakhir dan tumbuh paling
(Riskesdas) tahun 2007 diabetes di cepat di negara-negara
Indonesia menempati urutan keenam berpenghasilan rendah dan
penyakit penyebab kematian (5,8%) menengah (WHO, 2016).
setelah stroke, tuberkulosis, Prevalensi diabetes mellitus
hipertensi, cedera, dan perinatal. di kabupaten Malang pada tahun
Diabetes juga sebagai penyebab 2015 terdapat sejumlah 1684 kasus,
kematian pada kelompok usia 45-54 yang angka terbanyak terdapat pada
di daerah perkotaan menduduki rentang usia 40-69 tahun yaitu 943
peringkat ke-2 yaitu 14,7% dan kasus. Diabetes mellitus secara
daerah pedesaan diabetes menduduki keseluruhan menjadi penyakit
peringkat ke-6 yaitu 5,8% terbanyak nomer 2 dari yang tercatat
(PERKENI, 2011). dari semua puskesmas di kabupaten
Global status report on NCD Malang (Dinkes Kabupaten Malang,
World Health Organization (WHO) 2016).
tahun 2010 melaporkan bahwa 60% Data rekapitulasi dari
penyebab kematian semua umur di Puskesmas Pakisaji tahun 2015
dunia karena penyakit tidak menular, angka kejadian diabetes mellitus di
salah satunya adalah diabetes Kecamatan Pakisaji Kabupaten
mellitus yang menduduki peringkat Malang masuk dalam 10 besar
ke-6 sebagai penyebab kematian. kejadian penyakit terbanyak yaitu
Berdasarakan data Departemen sejumlah 1164 kejadian, dimana
Kesehatan Republik Indonesia angka kejadian paling tinggi terjadi
(2012) terdapat 102.399 kasus di bulan November yaitu 131
diabetes mellitus. Indonesia kejadian. (Puskesmas Pakisaji,
diperkirakan pada tahun 2030 akan 2016).
memiliki penyandang diabetes Pengetahuan merupakan
mellitus (diabetisi) sebanyak 21,3 salah satu variabel penting yang
juta jiwa (Depkes RI, 2013). menunjang insiden dan prevalensi
Diabetes mellitus merupakan kasus penyakit diabetes mellitus di
masalah global yang insidennya kecamatan Pakisaji. Salah satu faktor
semakin meningkat. Diabetes yang mempengaruhi pengetahuan
mellitus menyebabkan 1,5 juta menurut Notoatmojo (2010) adalah
kematian pada tahun 2012 yang tingkat pendidikan, di kecamatan
mana glukosa darah tinggi dari angka Pakisaji tingkat pendidikan rata-rata
normal bertanggung jawab terhadap paling banyak adalah SD dengan
2,2 juta kematian tambahan sebagai kisaran 35%, SMP dengan kisaran
akibat dari peningkatan risiko persentase 27%, SMA dengan
penyakit kardiovaskular dan lainnya, kisaran persentase 23% dan 10%
dengan total 3,7 juta kematian terkait terbagi dalam lulusan pendidikan
dengan kadar glukosa darah pada tinggi (Diploma dan Sarjana) serta
tahun 2012. Banyak dari kematian sisanya merupakan yang tidak
(43%) terjadi di bawah usia 70. Pada sekolah atau tidak tamat SD, Angka
tahun 2014, 422 juta orang di dunia tersebut merupakan jumlah
menderita diabetes mellitus dengan penduduk usia lebih dari 25 tahun
prevalensi 8,5% di antara populasi dari total populasi di kecamatan
orang dewasa. Prevalensi diabetes Pakisaji yang berjumlah 84.964 jiwa
mellitus terus meningkat selama 3 (BPS Kabupaten Malang, 2015).
Pengetahuan adalah hasil dari dapat dimodifikasi. Faktor resiko
tahu yang terjadi melalui proses yang tidak dapat dimodifikasi: umur,
sensoris khususnya mata dan telinga jenis kelamin, bangsa dan etnik,
terhadap suatu objek tertentu. Proses faktor keturunan, riwayat menderita
adopsi perilaku, menurut Rogers diabetes gestasional, dan riwayat
(dalam Notoatmodjo, 2007) adalah melahirkan bayi dengan berat badan
sebelum seseorang mengadopsi lahir lebih dari 4000 gram.
sesuatu di dalam diri orang tersebut Sedangkan faktor resiko yang dapat
suatu proses yang berurutan yaitu: dimodifikasi: obesitas, aktifitas fisik
Awareness (kesadaran), Interest yang kurang, hipertensi, stres, pola
(tertarik), Evaluating (menimbang- makan, penyakit pada pankreas:
nimbang), Trial (mencoba), pankreatitis, neoplasma, fibrosis
Adaptation (adaptasi). kistik, dan alkohol (Tjokroprawiro,
Diabetes mellitus adalah 2006).
penyakit dengan gangguan Tujuan dari penelitian ini
metabolisme (metabolic syndrome) adalah untuk mengetahui gambaran
dari distribusi gula oleh tubuh. pengetahuan masyarakat tentang
Penderita diabetes mellitus tidak resiko penyakit diabetes mellitus di
mampu memproduksi hormon insulin kecamatan Pakisaji kabupaten
dalam jumlah cukup, atau tubuh Malang.
tidak dapat menggunakannya secara
efektif sehingga terjadi kelebihan METODE
gula di dalam darah (Irianto, 2014). Penelitian ini merupakan
Faktor resiko menurut penelitian epidemiologi deskriptif
American Diabetes Association analitik. Rancangan penelitian
(ADA) adalah karakteristik, tanda menggunakan metode Rapid Survey
atau kumpulan gejala pada penyakit atau survei cepat. Lokasi
yang diderita individu yang secara pengambilan data di semua desa
statistik berhubungan dengan yang ada di Kecamatan Pakisaji
peningkatan kejadian kasus baru Kabupaten Malang dan pengambilan
berikutnya (beberapa individu lain data dilakukan pada bulan Januari-
pada suatu kelompok masyarakat). Februari tahun 2017.
Karakteristik, tanda atau kumpulan Populasi adalah masyarakat
gejala pada penyakit yang diderita usia >40 tahun di kecamatan Pakisaji
individu dan ditemukan juga pada kabupaten Malang. Jumlah sampel
individu-individu yang lain bisa sebesar 254 diambil dari 12 desa di
dirubah dan ada juga yang tidak kecamatan Pakisaji dengan teknik
dapat bisa dirubah atau tepatnya) cluster random sampling dan random
Faktor resiko yang tidak dapat sampling sesuai kaidah rapid survey.
dimodifikasi misalnya umur dan Teknik analisis dalam penelitian ini
genetik, 2) Faktor resiko yang dapat adalah analisis statistik deskriptif
dimodifikasi misalnya kebiasaan dengan software komputer.
merokok atau latihan olahraga. Analisis instrumen
Faktor resiko diabetes menggunakan aspek aspek yang
mellitus terbagi menjadi 2 yaitu mempengaruhi pengetahuan dan
faktor resiko yang tidak dapat hasil akan di analisis dengan
dimodifikasi dan faktor resiko yang menggunakan pembagian tingkatan
pengetahuan menurut Erlinawati
(2007) tingkat pengetahuan ada HASIL
beberapa kategori sebagai berikut: 1) Berikut adalah tabel skor dan
Pengetahuan baik: rata-rata nilai 85- hasil pengetahuan berdasarkan Desa
100, 2) Pengetahuan cukup baik: di Kecamatan Pakisaji Kabupaten
rata-rata nilai 70-84, 3) Pengetahuan Malang:
kurang: rata-rata nilai 50-69, 4)
Pengetahuan sangat kurang: rata-rata
nilai kurang dari 50.
Tabel 1 Skor dan Hasil Pengetahuan berdasarkan Desa
Skor Hasil
No Nama Desa Jumlah Responden
(rata-rata)
1 Permanu 16 68,37 Kurang
2 Karangpandan 15 57,14 Kurang
3 Glanggang 14 69,52 Kurang
4 Sutojayan 14 65,71 Kurang
5 Wonokerso 14 52,55 Kurang
6 Karangduren 21 61,36 Kurang
7 Pakisaji 23 61,22 Kurang
8 Jatisari 18 61,5 Kurang
9 Wadung 18 61,11 Kurang
10 Genengan 24 63,18 Kurang
11 Kebonagung 50 61,37 Kurang
12 Kendalpayak 27 65,6 Kurang
Total 254 61,9 Kurang

Tabel 1 menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat di


dari 12 desa di kecamatan Pakisaji kecamatan Pakisaji masuk kategori
desa dengan skor tertinggi ada pada kurang.
desa Glanggang sedangkan skor Berikut ini merupakan
terendah ada pada desa Wonokerso. persentase hasil pengetahuan
Rata-rata skor pengetahuan masyarakat di Kecamatan Pakisaji
masyarakat di kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang:
adalah 61,9. Sehingga hasil
Pengetahuan

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik

7%
14%
29%

50%

Gambar 1 Pengetahuan Masyarakat di Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang

Gambar 1 dapat disimpulkan sebanyak 14% dari 254 responden,


yaitu jumlah responden dengan kategori kurang 50% dari 254
pengetahuan kategori sangat kurang responden, kategori cukup 29% dari
254 responden, dan kategori baik ada dan perempan memiliki skor
9% dari 254 responden. Sehingga 62 (kategori kurang).
tingkat pengetahuan tentang
pengetahuan resiko penyakit diabetes PEMBAHASAN
mellitus di kecamatan Pakisaji masuk Pendidikan
dalam kategori kurang (50%). Pendidikan masyarakat dari
kecamatan Pakisaji sebanyak >30%
Pendidikan adalah Sekolah Dasar, dan >20%
Pendidikan masyarakat dari adalah Sekolah Menengah Pertama,
kecamatan Pakisaji sebanyak 35% sehingga berbanding lurus dengan
adalah Sekolah Dasar, dan 27% hasil pengetahuan yang menyatakan
adalah Sekolah Menengah Pertama, kurang dan nilai skor antara
23% adalah Sekolah Menengah Atas masyarakat yang berpendidikan
dan 10% Pendidikan tinggi. Hasil tinggi lebih tinggi daripada
pengetahuan masyarakat tentang masyarakat yang berpendidikan
resiko diabetes mellitus berbanding SMA, SMP, dan SD. Menurut Hary
lurus dengan tingkat pendidikan, skor (dalam Hanifah, 2010) menyebutkan
tertinggi yaitu 70,6 (kategori cukup) bahwa tingkat pendidikan turut pula
ada pada masyarakat dengan menentukan mudah tidaknya
pendidikan tinggi. seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan yang mereka peroleh
Usia pada umumnya semakin tinggi
Rata-rata usia penduduk di pendidikan seseorang makin baik
kecamatan Pakisaji Kabupaten pula pengetahuannya. Pendidikan
Malang adalah usia 40-49 tahun. merupakan jenjang pendidikan
Hasil pengetahuan masyarakat formal terakhir yang pernah diikuti
tentang resiko diabetes mellitus oleh seseorang. Orang yang tingkat
dengan usia 40-49 tahun memiliki pendidikannya tinggi biasanya akan
skor 61,8 (kategori kurang). memiliki pengetahuan tentang
kesehatan (Legumen, 2013). Dengan
Pekerjaan adanya pengetahuan tersebut orang
Sekitar 8.024 orang di akan memiliki kesadaran dalam
kecamatan Pakisaji Kabupaten menjaga kesehatannya (Irawan,
Malang bekerja sebagai karyawan 2010). Pembagian tingkat pendidikan
(Swasta). Hasil pengetahuan antara lain (Notoatmodjo, 2007):
masyarakat tentang resiko diabetes Pendidikan Dasar (SD,
mellitus dengan pekerjaan Swasta SMP/Sederajat), Pendikan Menengah
memiliki skor 61,4 (kategori kurang). (SMA/Sederajat), dan Pendidikan
Tinggi (Akademik/Perguruan
Jenis Kelamin Tinggi). Tingkat pendidikan
Jenis Kelamin penduduk di memiliki pengaruh terhadap
Kecamatan Pakisaji Kabupaten pengetahuan masyarakat terhadap
Malang sebanyak 59% adalah resiko kejadian diabetes mellitus dan
perempuan dan 41% laki-laki. Hasil atau kejadian diabetes mellitus,
pengetahuan masyarakat tentang Pendidikan responden sebanyak 39%
resiko diabetes mellitus dengan jenis adalah sekolah dasar (SD) sehingga
kelamin laki-laki memiliki skor 61,2 pengetahuan masyarakat masuk
kategori kurang.
Usia menemukan bahwa kelompok usia
Menurut Nursalam (dalam yang paling banyak menderita
Hanifah, 2010) usia individu diabetes mellitus adalah kelompok
terhitung mulai dilahirkan sampai usia 45-55 (47,5%). Peningkatan
saat ini (dalam tahun). Semakin diabetes risiko diabetes seiring
cukup usia, tingkat kematangan dengan usia. Adanya proses penuaan
seseorang akan lebih matang dalam menyebabkan berkurangnya
berfikir dan bekerja. Dari segi kemampuan sel β pankreas dalam
kepercayaan masyarakat, seseorang memproduksi insulin (Sanjaya,
yang lebih dewasa akan lebih dewasa 2009). Sehingga usia 50-59 tahun
akan lebih dipercaya dari orang dan >60 tahun memiliki resiko lebih
belum cukup kedewasanya. besar terkena diabetes mellitus dan
Ahmadi (dalam Hanifah, atau memiliki riwayat terkena
2010) juga mengemukakan bahwa diabetes mellitus.
memang daya ingat itu salah satunya
dipengaruhi oleh usia. Usia Pekerjaan
masyarakat 40-49 tahun merupakan Jenis pekerjaan erat kaitannya
masa dimana seharusnya sudah dengan kejadian diabetes mellitus.
masuk kategori matang tetapi secara Pekerjaan seseorang mempengaruhi
skor usia 50-59 tahun memiliki nilai tingkat aktivitas fisiknya. Misalnya
lebih tinggi daripada usia 40-49 IRT yang secara aktivitas tidak
dikarenakan masyarakat usia 50-59 rendah karena melakukan perkerjaan
memiliki pengalaman lebih karena seperti menyapu, mencuci, memasak
usia 50-59 tahun terdapat jumlah dan lain-lain. Berdasarkan analisis
penderita diabetes mellitus lebih hubungan antara pekerjaan dengan
banyak daripada usia 40-49 tahun. kejadian diabetes mellits tipe 2,
Sedangkan usia >60 juga sama didapatkan bahwa tidak ada
banyaknya dengan usia 50-59 tahun hubungan yang signifikan antara
akan tetapi secara kognitif dan pekerjaan dengan kejadian diabetes
penerimaan informasi sangat kurang mellitus tipe 2 (Fatimah, 2015).
daripada usia 40-49 tahun dan 50-59 Pekerjaan dalam pemenuhan hasil
tahun sehingga memiliki skor pengetahuan dapat diukur dari
kurang. bidang pekerjaan yang ditekuni oleh
Penelitian antara usia dengan seseorang. Pengetahuan baik ada
kejadian diabetes mellitus pada kelompok responden yang
menunjukan adanya hubungan yang bekerja sebagai PNS. Hal ini sesuai
signifikan. Kelompok usia < 45 dengan yang diuraikan Situmorang
tahun merupakan kelompok yang (2009) bahwa lingkungan pekerjaan
kurang berisiko menderita diabetes dapat menjadikan seseorang
mellitus. Resiko pada kelompok ini memperoleh pengalaman dan
72 persen lebih rendah dibanding pengetahuan baik secara langsung
kelompok umur ≥45 tahun. Menurut maupun secara tidak langsung,
Iswanto (dalam Legumen, 2013) juga demikian juga yang terlihat dalam
menemukan bahwa ada hubungan kelompok responden pekerjaan PNS.
yang signifikan antara usia dengan PNS 80-90% pekerja PNS
kejadian diabetes mellitus. Studi merupakan mereka yang memiliki
yang dilakukan Sanjaya (2009) juga dasar pendidikan minimal SMA dan
rata-rata pendidikan tinggi berbeda
dengan buruh yang dasar KESIMPULAN
pendidikannya SD dan SMP, Berdasarkan hasil penelitan
sehingga skor pekerja PNS lebih baik menunjukkan pengetahuan
daripada buruh. Pekerjaan lain selain masyarakat di kecamatan Pakisaji
PNS dasar pendidikan lebih kabupaten Malang tentang resiko
bervariasi dan 70% lebih banyak penyakit diabetes mellitus masuk
pendidikan SD dan SMP sehingga kategori kurang dengan karakteristik
pekerja swasta, wiraswasta, buruh, masyarakat adalah masyarakat yang
dan IRT memiliki skor lebih rendah. memiliki usia >40 tahun. Faktor
Pekerjaan terbanyak sebesar 42% resiko diabetes mellitus dibagi
responden adalah IRT, sehingga hasil menjadi 2 yaitu faktor resiko yang
pengetahuan rata-rata di kecamatan dapat dimodifikasi dan faktor resiko
Pakisaji kurang. yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor
resiko yang dapat dimodifikasi antara
Jenis Kelamin lain pola makan, aktivitas fisik, stres,
Jenis kelamin di masyarakat merokok, alkohol, hipertensi, dan
pakisaji menunjukkan 64% obesitas, sedangkan faktor resiko
perempuan dan 36% laki-laki dan yang tidak dapat dimodifikasi yaitu
diketahui skor perempuan lebih usia, keturunan dan jenis kelamin.
tinggi daripada laki-laki. Pengetahuan masyarakat yang
Berdasarkan analisis antara jenis mengetahui tentang resiko penyakit
kelamin dengan kejadian diabetes diabetes mellitus di kecamatan
mellitus tipe 2, prevalensi kejadian Pakisaji kabupaten Malang yaitu
diabetes mellitus tipe 2 pada wanita pola makan, masyarakat yang tahu
lebih tinggi daripada laki-laki.Wanita bahawa pola makan merupakan
lebih berisiko mengidap diabetes resiko diabetes mellitus sebanyak
karena secara fisik wanita memiliki 63%, sedangkan aktivitas fisik
peluang peningkatan indeks masa 56,5%, Stres 50%, merokok 45%,
tubuh yang lebih besar. Sindroma alkohol 56%, hipertensi 60%,
siklus bulanan (premenstrual obesitas 51%, usia 64,5%, keturunan
syndrome), pasca-menopouse yang 78%, dan jenis kelamin 64,5%.
membuat distribusi lemak tubuh Hasil skor dari 254 responden
menjadi mudah terakumulasi akibat memiliki rentang skor 28 (benar 4)
proses hormonal tersebut sehingga adalah skor paling rendah atau
wanita berisiko menderita diabetes minimum dan skor 100 (benar 14)
mellitus tipe2 (Irawan, 2010). adalah skor paling tinggi atau
Perempuan 90% bekerja maksimum. Jumlah skor paling
sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) banyak (modus) ada pada skor 57
sehingga media informasi dari dan 64 (benar 8 dan 9), sedang nilai
perempuan lebih banyak seperti rata-rata (mean) secara keseluruhan
menonton televisi dan aktivitasnya adalah 61,9 (kurang). Persentase
dalam bidang sosial lebih banyak hasil pengetahuan dari 254
sehingga proses diskusi dan responden sebanyak 127 responden
pertukaran informasi dan pikiran atau 50% yang memiliki
lebih banyak daripada laki-laki. pengetahuan kurang.
Ketidakselarasan hasil
pengetahuan terjadi karena selain
daripada faktor-faktor yang telah
disebutkan dalam mempengaruhi Universitas lain dalam pemenuhan
pengetahuan seperti usia, pekerjaan, tugas kuliahnya.
pendidikan, yaitu kembali kepada
proses terbentuknya pengetahuan Bagi Peneliti Selanjutnya
pada setiap individu di luar dari Dengan ditulisnya skripsi dan
tingkat pendidikannya seperti yang penelitian ini diharapkan mampu
diuraikan dalam Notoatmodjo (2010) menjadi sumber ide kepada peneliti-
yaitu pengetahuan adalah hasil peneliti selanjutnya untuk
penginderaan manusia, atau hasil meneruskan membuat penelitian
tahu seseorang terhadap objek terkait penyakit diabetes mellitus
melalui indra yang dimilikinya akan tetapi lebih dikupas secara luas
(mata, hidung, telinga, dan dan mendalam dengan variabel-
sebagainya). Artinya sangat variabel lain seperti sikap, tindakan
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan perilaku.
dan persepsi terhadap objek.
DAFTAR RUJUKAN
SARAN Badan Pusat Statistik Kabupaten
Saran dari penelitian skripsi Malang. 2016. Kecamatan
yang berjudul Gambaran Pakisaji Dalam Angka 2015.
Pengetahuan Masyarakat tentang Malang.
Resiko Penyakit Diabetes Mellitus di Departemen Kesehatan. 2008.
Kecamatan Paksiaji Kabupaten Kurikulum & Modul Diabetes
Malang” ini, antara lain: Mellitus. Jakarta.
Departemen Kesehatan. 2009.
Bagi Kecamatan dan atau Pedoman Teknis Penemuan
Puskesmas Pakisaji dan Tatalaksana Penyakit
Dengan ditulisnya skripsi dan Diabetes Mellitus. Jakarta.
penelitian ini diharapkan mampu Departemen Kesehatan. 2013.
menjadi acuan yang dapat Pedoman Teknis Penemuan
menggambarkan kondisi masyarakat dan Tatalaksana Penyakit
di kecamatan Pakisaji tentang Diabetes Mellitus. Jakarta.
pengetahuan terhadap resiko Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
penyakit diabetes mellitus sehingga 2016. Profil Kesehatan
dapat dilakukan upaya pencegahan Kabupaten Malang. Malang.
dan promosi kesehatan dalam bentuk Erlinawati. 2007. Buku Ajar Ilmu
program atau sebuah kebijakan untuk Penyakit Dalam Jilid I.
memperbaiki dan meningkatkan Jakarta: Balai Pustaka.
derajat kesehatan masyarakat di Fatimah, Restyana Noor. 2015.
kecamatan Pakisaji. Diabetes Mellitus Tipe 2.
Jurnal Majority Volume 4
Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Nomor.
Masyarakat Hanifah, Maryam. 2010. Hubungan
Dengan ditulisnya skripsi dan Usia dan Tingkat Pendidikan
penelitian ini diharapkan mampu dengan Pengetahuan Wanita
menjadi salah satu rujukan untuk Usia 20-50 Tahun 2010
para mahasiswa jurusan ilmu tentang Periksa Payudara
kesehatan masyarakat baik di Sendiri (SADARI).
Universitas Negeri Malang dan atau
Universitas Islam Negeri Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku
Syarif Hidayatullah. Skripsi Kesehatan. Jakarta: Rineka
Hastuti. 2008. Faktor Risiko Cipta.
Kejadian Diabetes Mellitus PERKENI. 2011. Konsensus
Tipe 2 Pasien Rawat Jalan Pengelolaan dan Pencegahan
(Studi Kasus di Rumah Sakit Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Umum Daerah Sunan Indonesia. Jakarta: PB.
Kalijaga Demak. Tesis PERKENI
Universitas Negeri Puskesmas Pakisaji. 2016. Profil &
Semarang). (online) Data Kesehatan Kecamatan
[http:/lib.unnes.ac.id/2428/] Pakisaji tahun 2015. Malang.
diunduh pada 19 November Sanjaya, I Nyoman. 2009. Pola
2016. Konsumsi Makanan
Irawan, Dedi. 2010. Prevalensi dan Tradisional Bali sebagai
Faktor Risiko Kejadian Faktor Risiko Diabetes
Diabetes Melitus Tipe 2 di Melitus Tipe 2 di Tabanan.
Daerah Urban Indonesia Jurnal Skala Husada Vol. 6
(Analisa Data Sekunder No.1 hal: 75-81
Riskesdas 2007). Universitas Siregar, Sofyan. 2012. Statistik
Indonesia. Thesis (tidak Deskriptif untuk Penelitian.
diterbitkan). Depok. Rajagrafino Persada.
Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Situmorang, Siska dkk. 2009.
Penyakit Menular dan Tidak Gambaran Pengetahuan
Menular:Panduan Klinis. Masyarakat Kota Medan
Bandung: Alfabeta. Mengenai Penggunaan Obat
Kementrian Kesehatan RI. 2007. Antijamur Topikal. E-Journal
Hasil Riskesdas Tahun 2007. FK USU Vol.1 No.1.
Banlitbangkes. Tjokroprawiro, Askandar. 2006.
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Diabetes Mellitus Klasifikasi,
Hasil Riskesdas Tahun 2013. Diagnosis, dan Terapi.
Banlitbangkes. Jakarta: Gramedia Pustaka
Notoatmojo, S. 2007. Promosi Utama.
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. World Health Organization. 2016.
Jakarta: Rineka Cipta. Global Report on Diabetes.
Geneva.

You might also like