Professional Documents
Culture Documents
net/publication/326828956
Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Kadar Air, Kadar Flavonoid dan Aktivitas
Antioksidan Daun dan Umbi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)
CITATIONS READS
0 1,147
3 authors, including:
Sri Darmanti
Universitas Diponegoro
25 PUBLICATIONS 20 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Sri Darmanti on 19 August 2018.
Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Kadar Air, Kadar Flavonoid dan Aktivitas
Antioksidan Daun dan Umbi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)
Jatibarang Reservoir is a dam built in Talun Kacang village, Kandri, Gunung Pati, Semarang t with the aim of
Water Resources Management and flood control in Semarang City. The presence of Zooplankton in a waters has a
close relationship with water quality and its interaction in the environment.
The research aimed to find out the distribution and diversity of Zooplankton species in Jatibarang reservoir
waters. The method used is Purposive Random Sampling method by dividing the sampling point into 4 research
stations, namely Dermaga zone, middle zone, inlet zone, and outlet zone. From the result of this research, we get the
type of zooplankton Brachionus sp., Cylops sp., Collotecha sp., Conochilus sp., Daphnia sp., Harringia sp., Rotaria
sp., Keratella sp. and species from the Asphlanchnidae (Asphlanchinii) and Trichotriidae Family. The species
diversity in Jatibarang reservoirs in each zone is low with abundance between 30-80 ind / L and the equalization and
dominance of each low species. The dominant species is Brachionus sp. and Cyclops sp. Water quality measurement
results show the waters of Jatibarang reservoir is good for the life of aquatic biota
Abstrak
Gulma teki (Cyperus rotundus) merupakan salah satu tanaman obat yang potensial untuk dikembangkan
sebagai sumber antioksidan. Gulma ini menarik dikembangkan karena murah dan mudah didapat. Bagian dari teki
yang sering dimanfaatkan adalah umbi sedangkan daun belum banyak dimanfaatkan, padahal mengandung flavonoid
yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Penanganan pascapanen sangat penting terutama dalam hal
pengeringan. Pengeringan bertujuan mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingga dapat disimpan dalam
waktu lama. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh perbedaan suhu pengeringan terhadap kadar air, kandungan
flavonoid dan aktivitas antioksidan daun dan umbi teki. Rancangan percobaan yang dilakukan pada penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor yaitu suhu pengeringan yang berbeda (kontrol (suhu ±27 ºC), 30
ºC, 40 ºC dan 50 ºC) dan organ (daun dan umbi) masing-masing tiga ulangan. Parameter penelitian yang dianalisis
adalah kadar air, kadar flavonoid, dan aktivitas antioksidan. Analisis data menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan
uji Duncan’s pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara suhu
pengeringan dan perbedaan jenis organ pada kadar air, kadar flavonoid dan aktivitas antioksidan teki. Daun teki
memiliki kadar flavonoid dan aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan umbi. Semakin tinggi suhu pengeringan
maka kadar air, kadar flavonoid dan aktivitas antioksidan akan semakin menurun.
Kata Kunci: Teki (Cyperus rotundus L.), suhu pengeringan, flavonoid, antioksidan
dalam metanol 80%. 0,5 mL larutan ekstrak Tabel 1. Kadar air (%) daun dan umbi teki dengan suhu
kemudian ditambahkan 1,5 mL metanol 80%, 0,1 pengeringan yang berbeda
mL alummunium klorida (AlCl3) 10%, 0,1 mL
kalium asetat 1 M dan aquades 2,8 mL. Larutan Suhu Kadar Air (%)
digojog kemudian didiamkan selama 30 menit pada Pengeringan Rata-rata
(ºC) Daun Umbi
suhu 25 °C. Larutan selanjutnya diukur serapannya
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada Kontrol 15,02 16,35 15,68a
30 12,28 13,02 12,76b
panjang gelombang 434,2 nm. Kandungan
flavonoid sampel diperoleh berdasarkan hasil 40 11,78 12,97 12,38bc
perhitungan dari kurva standar kuersetin dengan 50 11,23 12,51 11,87c
persamaan yaitu y= 0,002x-0,006 (y= absorbansi Rata-rata 12,71 13,71
dan x= konsentrasi). Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
pada kolom yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan
uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Penentuan Aktivitas Antioksidan. Aktivitas
antioksidan daun dan umbi teki diuji menggunakan Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan suhu
metode Banerjee & De (2005) dengan vitamin C pengeringan menyebabkan hilangnya air dalam
sebagai kontrol positif. Masing-masing sampel bentuk penguapan, pada saat daun dikeringkan air
dibuat konsentrasi (200, 400, 600, 800 ppm) dalam akan menguap berdifusi melalui permukaan sampel
pelarut metanol p.a. Masing-masing sampel dipipet bahan ke udara. Pada suhu yang tinggi tekanan uap
sebanyak 0,5 ml dan dimasukkan ke dalam vial di dalam sampel jauh lebih tinggi daripada tekanan
yang kemudian ditambahkan 1,5 mL larutan DPPH uap air di luar sampel, jadi molekul-molekul air
0,1 mM. Campuran dihomogenkan dan dibiarkan akan berdifusi. Perlakuan suhu 50 °C mampu
selama 30 menit. Serapan diukur menggunakan menurunkan kadar air paling tinggi jika
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang dibandingkan dengan perlakuan kontrol, 30 °C, dan
517 nm. Vitamin C dipelakukan sama dengan 40 °C. Hal ini sesuai dengan pernyataan Loveless
sampel sebagai kontrol positif. Kemampuan untuk (1991) bahwa suhu permukaan pada bahan berbeda
meredam radikal DPPH dihitung dengan rumus: dengan suhu udara, sehingga saat suhu dinaikkan
maka penguapan akan cepat terjadi. Kadar air daun
% Inhibisi = lebih rendah dibandingkan umbi, karena daun
100% merupakan organ yang tipis sehingga
mempermudah terjadinya kehilangan air melalui
Hasil perhitungan dari aktivitas antioksidan proses difusi dari permukaan daun saat pengeringan
dimasukkan ke dalam persamaan garis y= ax+b bahan dibanding umbi. Dengan demikian, kadar air
dengan konsentrasi sebagai sumbu X dan nilai yang tersisa pada bagian daun yang telah
persen aktivitas antioksidan sebagai sumbu Y. Nilai dikeringkan lebih sedikit dibanding umbi. Utami
IC50 diperoleh pada 50% penghambatan, dkk (2008), menjelaskan bahwa struktur jaringan
didapatkan dengan memasukkan nilainya pada umbi terdiri dari periderm yang berfungsi untuk
persamaan regresi linier yang didapat dari kurva. melindungi jaringan kehilangan air, oleh karena itu
air yang tersimpan di dalam umbi tidak menguap
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan lebih banyak. Dengan demikian kadar air
Kadar air umbi lebih tinggi dibandingkan kadar air daun.
Hasil uji ANOVA (Analysis of Varience)
pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa Kadar Flavonoid Total
perlakuan suhu pengeringan dan organ berpengaruh Hasil uji ANOVA (Analysis of Varience)
nyata terhadap kadar air akan tetapi tidak terdapat pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa
interaksi antara faktor suhu pengeringan dan organ. perlakuan suhu pengeringan dan organ berpengaruh
Perbedaan analisis kandungan kadar air daun dan nyata terhadap kadar flavonoid akan tetapi tidak
umbi teki dapat dilihat pada tabel 1. terdapat interaksi antara faktor suhu pengeringan
Mulia Syafrida, Sri Darmanti dan Munifatul Izzati
dan organ. Perlakuan pengeringan secara nyata dekomposisi fenol yang berpengaruh pada
menurunkan kadar flavonoid, akan tetapi antara kandungan flavonoid. Flavonoid memiliki sifat
perlakuan suhu 30 °C, 40° C dan 50 °C tidak senyawa yang tidak tahan terhadap suhu.
menunjukkan perbedaan nyata. Rata-rata kadar Mekanisme penurunan senyawa flavonoid
flavonoid daun dan umbi teki pada suhu akibat suhu pengeringan disebabkan oleh
pengeringan yang berbeda disajikan dalam tabel 2. perubahan dekomposisi senyawa flavonoid.
Menurut Susanti (2008) penurunan senyawa
Tabel 2. Kadar flavonoid (mg/g) daun dan umbi teki flavonoid dapat disebabkan karena kadar senyawa
dengan suhu pengeringan yang berbeda fenolik mengalami perubahan komposisi kimia
akibat tingginya suhu pengeringan. Salah satu
Suhu Kadar Flavonoid contohnya yaitu adalah adanya perubahan senyawa
Pengeringan (mg/g) Rata-rata tanin menjadi senyawa kimia lain akibat adanya
(ºC) Daun Umbi pengaruh suhu. Tanin salah satu jenis senyawa yang
Kontrol 6,17 1,37 3,77a termasuk ke dalam golongan polifenol. Sekarini
30 4,84 0,81 2,83b (2011) menyatakan bahwa suhu pengeringan yang
40 4,80 0,61 2,70b
tinggi akan mengakibatkan terjadinya oksidasi
50 3,98 0,54 2,26b
Rerata 4,94 0,27
komponen polifenol, yaitu dengan adanya
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama penambahan molekul oksigen. Oksidasi komponen
pada kolom yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan polifenol akan mengakibatkan kerusakan pada
uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. senyawa flavonoid. Hal tersebut mengakibatkan
epigallokatekin dan galat akan terkondensasi
Semakin tinggi suhu yang digunakan dalam membentuk ortoquinon dan selanjutnya mengalami
proses pengeringan maka semakin menurun kondensasi dengan adanya penambahan ion
kandungan flavonoid pada sampel. Perlakuan hidrogen, membentuk bisflavanol. Bisflavanol
kontrol memiliki kadar flavonoid paling tinggi kemudian akan mengalami kondensasi sehingga
dibandingkan perlakuan suhu pengeringan lain membetuk theaflavin dan thearubigin. Kedua
yaitu sebesar 3,77 mg/g, sedangkan perlakuan suhu komponen ini merupakan komponen senyawa tanin
pengeringan 50 °C diperoleh kadar flavonoid yang dengan kandungan polifenol dalam jumlah yang
paling rendah yaitu sebesar 2,26 mg/g. Hal ini relatif sedikit.
disebabkan karena flavonoid yang terkandung
dalam sampel teki merupakan senyawa aktif yang Aktivitas Antioksidan
sensitif terhadap suhu (termolabil), sehingga pada Nilai IC50 merupakan konsentrasi sampel
proses pengeringan dengan pemanasan cenderung yang diperlukan untuk menangkal 50% radikal
menurunkan kadar flavonoid. bebas DPPH (Amin dan Lee, 2012). Dengan
Data menunjukkan bahwa daun teki memiliki demikian semakin tinggi nilai IC50 pada suatu
kadar flavonoid lebih tinggi dibandingkan umbi. sampel maka akan semakin rendah aktivitas
Tingginya kadar flavonoid pada daun teki antioksidannya.
disebabkan karena pada sitoplasma daun paling
banyak terjadi proses biosintesis senyawa fenolik Tabel 3. Aktivitas antioksidan (IC50) daun dan umbi teki
(Hernawan dan Setiawan, 2003). Syafarina dkk dengan suhu pengeringan yang berbeda
(2017) menyatakan bahwa flavonoid merupakan
golongan polifenol dengan struktur dasar fenol Suhu IC50
yang senyawanya memiliki sifat mudah teroksidasi Pengeringan Rata-rata
(ºC) Daun Umbi
dan sensitif terhadap perlakuan panas sehingga
dengan adanya suhu pengeringan akan Vitamin C 11,16 11,16 11,16a
Kontrol 711,57 4992,66 4204,95b
mempengaruhi kadar flavonoid yang terkandung di
30 980,46 8079,27 4529,78b
dalam sampel teki. Kandungan senyawa akan 40 1140,99 12107,58 6554,05bc
menurun seiring dengan peningkatan dan tinggi 50 1616,97 15378,22 8421,10c
suhu yang digunakan karena akan terjadi Rata-rata 892,23 8113,77
Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Kadar Air
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama lemah jika nilai IC50 151-200 ppm, dan sangat
pada kolom yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan lemah jika nilai IC50 lebih dari 200 ppm.
uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Arabika (Coffea arabica. L) Asal Tana Sudarmadji, Slamet, dan H. Bambang, Suhardi.
Toraja. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas 2003. Analisa bahan Makanan dan
Hasanuddin, Makassar. Pertanian. Liberty, Bogor.
Pourmourad, F., Hosseinimehr and Shahabimajd. Susanti. 2008. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air
2006. Antioxidant Activity Phenol and dan Etanol Daun Berenuk (Crescentia cuffete
Flavonoid Contents Of Some Selected L.) Pharmacy. 3(4):177-183.
Iranian Medicinal Plants. African Journal of Syafarina, M., Irham, T., Edyson. 2017. Perbedaan
Biotechnology. 1:1142-1145. Total Flavonoid antara Tahapan Pengeringan
Pradana, I.G.N. 2014. Perbandingan Efektivitas Air Alami dan Buatan pada Ekstrak Daun Binjai
Rebusan Rumput Teki (Cyperus Rotundus) (Mangifera caesia). Skripsi. Fakultas
Dengan Air Rebusan Daun Jambu Biji Kedokteran Gigi Univ. Lambung Mangkurat,
(Psidium guajava, Linn.) dalam Banjarmasin.
Penyembuhan Stomatitis Aphtosa Rekuren Umayah, E. Moch, A. 2007. Uji Aktivitas
(Sar). Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Antioksidan Ekstrak Buah Naga. Jurnal
Universitas Mahasaraswati, Denpasar. Ilmiah Dasar. 1(8): 83-90.
Pratiwi, E. 2009. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Utami, D., Suwandi, H., Samiryasih, S. 2008.
Dan Fraksi Aktif Temukunci (Boesenbergia Struktur Tumbuhan. Penerbit Universitas
pandurata Roxb.) Skripsi. Departemen Terbuka. Jakarta.
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Winarsi, Hery. 2007. Antioksidan Alami dan
Pengetahuan Alam. IPB, Bogor. Radikal Bebas. Kanisius, Yogyakarta.
Sekarini, G. A. 2011. Kajian Penambahan Gula dan Zainol, M., Abdul-Hamid, A., Abu, B. F., and Pak,
Suhu Penyajian Terhadap Kadar Total Fenol, D. S., 2009. Effect of Different Drying
Kadar Tanin (Katekin) dan Aktivitas Methods On The Degradation Of Selected
Antioksidan pada Minuman Teh Hijau Flavonoids in Centella Asiatic. International
(Camellia sinensis L.). Skripsi. Jur. Food Reasearch Journal. 16: 531-537.
Teknologi Hasil Pertanian. Universitas .
Sebelas Maret, Surakarta.