You are on page 1of 25

ISSN : 2089-6549

KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Euis Rosinar
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran
Email : wina.erwina@gmail.com

Silvana
Abstract
A combination of experts’ idea-generating, dignitaries in librarianship, and decision
makers’ concerns at the level of Government should have been made capable of
realizing libraries as the facilitator of teaching-learnig process with promising
outcomes. Bright learners by way of efforts made in terms of an ever enhanced
curriculum should have been developing to sophisticated personalities and geared
towards humans with qualities. What has gone in practice proves to be swerving to
some extent in that some sort of comprehensive model of running library services is
due needed: a standing structure built in the middle of the scholl; collections
including books, non-books, digital; and truly Librarian (i.e. main manager of the
intellectual asset). Any most interesting activities possible need to be created to make
library an area of “play” being the goal of a means to accelerating a reading habit
especially among children in their early age. The librarian’s new paradigm should
manage to penetrate the academic area of teachers in order that their collaboration
with the teaching staff gives the chance to the library’s functioning in an optimal way.
Keywords: School library, school library design, school library activities

ABSTRAK
Perpaduan rancang-gagas pakar, dignitary kepustakawanan, dan decision makers
pada tataran Pemerintah seharusnya telah mewujudkan perpustakaan sebagai
fasilitas proses belajar-mengajar yang mumpuni. Pembelajar yang dicerdaskan oleh
upaya pencanggihan kurikulum sekolah seyogianya bertumbuh menjadi pribadi yang
unggul dan berkembang ke arah insan yang berkualitas. Kenyataan di lapangan saat
ini memerlukan suatu model menyeluruh penyelenggaraan perpustakaan: gedung
yang berdiri tegap ditengah-tengah sekolah; koleksi buku, non-buku, digital; dan
Pustakawan (baca: pengelola utama aset intelektual) seutuhnya. Kegiatan-kegiatan
menarik harus dikreasikan untuk menjadikan perpustakaan sebagai area “bermain”
yang dimaksudkan sebagai ajang penumbuhan minat baca terutama pembelajar usia
dini. Paradigma baru Pustakawan selayaknya merambah ke wilayah akademik
pengajar agar kolaborasinya kelak berimbas pada berfungsinya perpustakaan secara
optimal.
Kata kunci: Perpustakaan sekolah, tata ruang perpustakaan sekolah, kegiatan
perpustakaan sekolah

A. PENDAHULUAN

EduLib – Euis Rosinar 113


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

Salah satu tujuan pengelola yang tidak berlatar belakang

diselenggarakannya layanan ilmu perpustakaan menjadi faktor

perpustakaan sekolah adalah untuk penyebab utama selama ini

meningkatkan kegemaran membaca. perpustakaan sekolah tidak berfungsi

Perpustakaan sekolah yang merupakan sebagaimana mestinya. Kondisi ini

tempat awal peserta didik menikmati terjadi di sebagian besar sekolah

segala fasilitas dalam mewujudkan khususnya yang berada di tempat yang

tujuan tersebut belum secara merata jauh dari kota-kota besar.

bersumbangsih dengan maksimal dan Kepala Sekolah terlalu

memuaskan. Keadaan ruang yang disibukkan dengan rapat-rapat

disebut sebagai perpustakaan berada di pembahasan implementasi kurikulum

tempat “terpencil”, pengap, berdebu yang berubah dari tahun ke tahun

dan tidak memenuhi standar gedung sehingga urusan perpustakaan bukan

perpustakaan. Bahan perpustakaan lagi menjadi agenda utama sekolah

yang ada di rak dan yang masih dan selalu menjadi obyek penderita.

dibungkus plastik ditutupi debu tebal UU 43 tahun 2007 dan Permendiknas

pertanda koleksi tersebut belum atau No. 25 tahun 2008 yang menjadi

bahkan tidak terjamah tangan pijakan menjadi terabaikan. Keadaan

pengelola. Jam buka layanan yang ini diperparah dengan kurangnya

tidak sesuai jadwal belajar peserta perhatian yang diberikan oleh

didik menjadikan perpustakaan tempat Perpusnas RI (Perpustakaan Nasional

yang tidak masuk dalam daftar Republik Indonesia) sebagai induk

prioritas kunjungan. perpustakaan yang selama ini lebih

Kondisi perpustakaan sekolah memperhatikan perpustakaan

yang memprihatinkan, jumlah koleksi provinsi/kota/kabupaten yang

yang jauh dari memadai, layanan yang langsung dibawah tanggung jawabnya.

tidak diberikan secara maksimal, serta B. PPEMBAHASAN

114 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

1. Manifesto Unesco Dan Ifla kedalam pengelolaan

Pada tahun 2000, perpustakaan sekolah.

UNESCO dan IFLA Departemen Pendidikan

menerbitkan manifesto yang Nasional pada tahun 2003

diterjemahkan kedalam bahasa mengeluarkan Undang-Undang

Indonesia menjadi Nomor 20 tentang Sistem

“perpustakaan sekolah dalam Pendidikan Nasional


pendidikan dan tenaga (Sisdiknas). Dalam UU

pendidikan untuk semua” yang Sisdiknas pasal 1 disebutkan

begitu dikenal oleh pengelola bahwa “pendidikan adalah

perpustakaan sekolah dunia usaha sadar dan terencana

dan menjadi pijakan dalam untuk mewujudkan suasana

pengelolaan perpustakaan belajar dan proses pembelajaran

sekolah. Dalam manifesto agar peserta didik secara aktif

disebutkan bahwa mampu mengembangkan

“Governments, through their potensi dirinya untuk memiliki

ministries responsible for kekuatan spiritual keagamaan,

education, are urged to develop pengendalian diri, kepribadian,

strategies, policies and plans that kecerdasan, akhlak mulia, serta

implement the principles of this ketrampilan yang diperlukan

Manifesto”. Manifesto ini dirinya, masyarakat, bangsa

merupakan referensi untuk para dan negara”. UU Sisdiknas

pengambil keputusan di yang telah berusia 10 tahun

sekolah dalam merencanakan ternyata sejalan dengan

dan mengembangkan strategi, Manifesto yang diterbitkan oleh

kebijakan serta rencana yang UNESCO/IFLA. Sarana untuk

kemudian diimplementasikan dapat mewujudkan hal tersebut

EduLib – Euis Rosinar 115


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

tentu saja, salah satunya, adalah tentang bagaimana

perpustakaan. pengelolaan perpustakaan

Manifesto dan UU sekolah seharusnya

Sisdiknas telah memposisikan dilakukan tetapi didalam

perpustakaan dalam strata yang UU itu disebutkan

tinggi dalam mewujudkan keberadaan perpustakaan

proses belajar mengajar tetapi sekolah yang harus

apa yang telah digariskan dipelihara di tiap-tiap

belum berbuah manis di negeri sekolah. Lebih lanjut

tercinta ini. disebutkan bahwa segala

a. UU No. 43 Tahun 2007 bentuk pengelolaan yang

UU No. 43 Tahun 2007 bersifat aturan seperti

merupakan produk hukum berapa jumlah koleksi yang

tertinggi dan aspek legal harus dimiliki ataupun

yang mengatur seluruh besar gedung perpustakaan

sendi kehidupan yang harus berdiri

kepustakawanan di dirujukkan pada

Indonesia, termasuk standarisasi yang telah

perpustakaan sekolah. ditetapkan sebelumnya

Secara khusus, UU No. 43 yaitu Standar Nasional

Tahun 2007 mencantumkan Perpustakaan seperti yang

perpustakaan sekolah tertuang dalam pasal 23

dalam pasal 23 yang ayat 1 UU No. 43 yang

dituangkan dalam 6 (enam) menegaskan bahwa “setiap

ayat. Dalam pasal 23 sekolah /madrasah

memang tidak secara menyelenggarakan

tersurat mencantumkan perpustakaan yang

116 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

memenuhi standar nasional Hal ini terkendala dengan

perpustakaan dengan masih alotnya pembahasan

memperhatikan Standar Rancangan Peraturan

Nasional Perpustakaan”. Pemerintah (RPP) yang

Standar Nasional mengatur tantang UU

Perpustakaan (SNP) 007: No.43 menjadi Peraturan

2011 dengan gamblang Pemerintah (PP) yang


merinci aspek-aspek yang merupakan petunjuk teknis

tercakup dalam dari pemerintah tentang

penyelenggaraan penyelenggaraan

perpustakaan tetapi perpustakaan sekolah

keberadaan perpustakaan walaupun sudah enam

sekolah masih jauh dari tahun berlalu sejak UU No.

impian yang selama ini 43 ditetapkan.

didambakan. Banyak yang Pengalokasian dana 5%

berdalih bahwa UU No.43 dari seluruh anggaran

tidak secara eksplisit sekolah untuk

mencantumkan bagaimana perpustakaan mungkin bisa

perpustakaan sekolah menjadi belenggu yang

seharusnya dikelola dengan sangat terasa memberatkan

baik sehingga hal tersebut sekolah diantara dilema

menjadi suatu pembenaran penyediaan ruang kelas

untuk tidak memasukkan yang nyaman dan aman

perpustakaan sebagai bagi siswa dan guru untuk

daftar prioritas yang harus melakukan proses kegiatan

dikedepankan. belajar mengajar.

EduLib – Euis Rosinar 117


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

Akibatnya, banyak keperluan lain, seperti

sekolah mulai tingkat SD memperbaiki ruang kelas

sampai SMA baik umum, yang rusak dan

madrasah maupun peningkatan mutu, seperti

kejuruan tidak mampu pembelian buku referensi

menyediakan perpustakaan dan pengayaan serta alat-

yang terstandar. alat peraga dan

Dana anggaran yang laboratorium (Kompas.com:

besar yang telah disiapkan 2011).

oleh Kementrian Perbaikan ruang kelas

Pendidikan dan yang tidak layak untuk

Kebudayaan belum juga belajar dan peningkatan

mampu menyumbang mutu pendidikan lebih

pembangunan menjadi prioritas utama

perpustakaan yang layak dibandingkan

bagi para siswa. Menteri pembangunan

Pendidikan memang telah perpustakaan. Tidak

menyediakan anggaran mengherankan apabila

sebesar hampir 10 trilliun sekolah-sekolah tidak

pada tahun 2011 untuk memiliki gedung

membangun perpustakaan perpustakaan dengan

walaupun pada prakteknya sarana prasarana yang

dana tersebut tidak memadai. Data dari

sepenuhnya diperuntukkan Kementerian Pendidikan

bagi pembangunan Nasional hingga tahun 2011

perpustakaan melainkan menunjukkan bahwa dari

harus dibagi untuk 143.437 SD, sebanyak 79.445

118 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

atau 55,39 persen sekolah kemudian lahir untuk

mewujud tanpa menegaskan pentingnya

perpustakaan. Di SMP, peran perpustakaan dan

39,37 persen sekolah (13.588 Pustakawan berada di

dari 34.511 sekolah) tanpa lingkungan

perpustakaan sekolah/madrasah. Tetapi

(Kompas.com: 2011). keberadaan Permendiknas


Kenyataan ini sungguh tidak serta merta merubah

ironis ditengah gencarnya wajah perpustakaan

pemerintah menggalakkan sekolah. Berita di koran

pendidikan dasar sembilan sungguh membuat miris

tahun disertai dengan para pustakawan

minat baca yang tinggi. dimanapun berada.

Bagaimana siswa dapat Manifesto UNESCO/IFLA,

meningkatkan kegiatan UU Perpustakaan, dan

membaca kalau jantungnya Permendiknas 25 menjadi

pendidikan berupa gedung sangat tidak berarti dengan

perpustakaan dan segala pemberitaan di media

sarana yang nyaman saja massa yang menampar

tidak tersedia di sekolah. wajah perpustakaan dan

b. Permendiknas No 25 Tahun para pustakawan. Citra

2008 perpustakaan sekolah yang

Permendiknas mulai dibangun dengan

No. 25 tahun 2008 tentang susah payah kembali

Standar Tenaga terpuruk. Setelah kejadian

Perpustakaan mempermalukan

Sekolah/Madrasah perpustakaan terjadi di

EduLib – Euis Rosinar 119


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

tahun 2009, kembali tahun Kejadian

2012 dunia perpustakaan pemindahtugasan kedua

sekolah tercoreng. Dua guru bermasalah

kejadian dalam kurun menunjukkan bahwa

waktu yang berbeda Kepala Sekolah dan pejabat

tersebut menambah carut terkait lainnya tidak serius

marut wajah pendidikan menangani masalah

yang berimbas pada perpustakaan dan tidak

perpustakaan. Tahun 2013, mengindahkan perintah

Kepala Dinas P dan K yang telah tertuang dalam

Kabupaten Purworejo UU 43/2007 dan

memutuskan untuk Permendiknas 25/2008.

memindahkan guru Perpustakaan masih

bermasalah ke dijadikan obyek penderita

perpustakaan, yaitu sebagai tempat

“…..sementara yang hukuman dan pembuangan

bersangkutan kami bagi orang-orang

bebastugaskan mengajar dulu bermasalah. Hal ini tidak

dan sementara menjadi sejalan dengan UU 43 Pasal

petugas perpustakaan,”. 30 yang menerangkan

Lebih lanjut Kepala Dinas bahwa “Perpustakaan

menjelaskan, “Dia memukul Nasional, perpustakaan

saat bertemu siswa. Sementara umum pemerintah,

ini kita alihkan tugasnya ke perpustakaan umum

perpustakaan agar bisa provinsi, perpustakaan

introspeksi diri,” (Suara umum kabupaten/kota, dan

Merdeka.com: 2012). perpustakaan perguruan

120 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

tinggi dipimpin oleh Perpustakaan sekolah

pustakawan atau oleh adalah perpustakaan yang

tenaga ahli dalam bidang diselengarakan sekolah dan

perpustakaan”. Lebih lanjut merupakan bagian integral

dalam Peraturan Menteri sekolah itu, sebagai sumber

Pendidikan Nasional belajar, dan mendukung

melalui Permendiknas No. tercapainya tujuan


25 tahun 2008, pasal 1 pendidikan sekolah

disebutkan tentang standar tersebut (Kamus

tenaga perpustakaan Kepustakawan Indonesia:

sekolah yang terdiri dari 2009). Perpustakaan

Kepala Perpustakaan dan sekolah merupakan

tenaga perpustakaan yang perpustakaan yang

didalamnya termaktub diperuntukkan bagi siswa

“sertifikat kompetensi siswi yang mengikuti

pengelolaan perpustakaan proses belajar baik di

dari lembaga yang tingkat sekolah dasar,

ditetapkan pemerintah”. tingkat pertama, maupun

Artinya, tidak tingkat atas. Siswa SD yang

semua/sembarang orang mempunyai karakteristik

bisa bekerja di unik harus ditunjang oleh

perpustakaan. Hanya perpustakaan dengan

orang-orang tertentu fasilitas yang sesuai dengan

dengan kualifikasi tertentu kebutuhan peserta didik

yang dapat mengelola sesuai usia. Perpustakaan

perpustakaan sekolah. sekolah tidak hanya

c. Perpustakaan Sekolah Ideal sekadar ruangan yang

EduLib – Euis Rosinar 121


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

berisi buku-buku paket Selanjutnya Crawford dan

melainkan perpustakaan Gorman dalam Walter

sekolah yang didominasi (2001) memformulasikan 5

pemustaka kanak-kanak (lima) prinsip baru

harus juga berisi perangkat perpustakaan yang

komputer dimana siswa didasarkan pada hukum

mendapat akses informasi klasik Ranganathan, yaitu:

yang bukan berasal dari 1) Libraries serve

buku saja, melainkan akses humanity;

yang seluas-luasnya ke 2) Respect all forms by

sumber-sumber informasi which knowledge is

dalam format lain termasuk communicated;

koleksi digital, dan tentu 3) Use technology

saja dukungan pustakawan intelligently to enhance

yang berkompeten yang service;

bekerja untuk membantu 4) Protect free access to

para siswa memenuhi knowledge;

kebutuhan informasinya. 5) Hence the past and

Johnson (2013) create the future.

menyebutkan bahwa: “the Menurut SNI

purpose of our library’s 7329:2009, dalam ruang

physical space needs to lingkup pendidikan dasar,

encompass more activities pertama, dan menengah

than simply retrieving harus terdapat

materials in physical formats- bangunan/gedung

books, magazines, and perpustakaan yang cukup

audiovisual resources.” untuk menampung koleksi,

122 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

ruang baca bagi pemustaka, Pengadaan

maupun ruang bagi staf bangunan/gedung

perpustakaan untuk perpustakaan sekolah

bekerja. Untuk dapat merupakan hal penting

berfungsi dengan baik dan yang harus dilakukan

memberikan kenyamanan dengan cermat mengingat

bagi pemustaka, luas gedung perpustakaan


perpustakaan menurut SNI sekolah yang ada di

7329:2009 untuk SD/MI manapun saat ini dibangun

seluas 56 m2, untuk diatas lahan yang tidak

SMP/MTS 126 m2 ; untuk luas. Perpustakaan sekolah

SMA, MA, SMK dan MAK harus didesain dengan

168 m2, dengan pembagian menyesuaikan keadaan

ruang sebagai berikut: anak-anak yang masih

1) Area koleksi seluas sering tidak terkontrol

45% dari ruang yang tindakannya agar diperoleh

tersedia; suasana nyaman sesuai

2) Area baca seluas 25% yang diinginkan agar

dari ruang yang proses belajar mengajar

tersedia; dapat berlangsung secara

3) Area staf seluas 15% optimal. Menurut Margaret

dari ruang yang Sullivan (2011), ada 4

tersedia; (empat) hal penting yang

4) Area lain-lain seluas perlu dipertimbangkan

15% terdiri dari ruang sebelum memutuskan

yang tersedia. membangun gedung

perpustakaan, yaitu:

EduLib – Euis Rosinar 123


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

a. Make sure your space is Sanders (2013) memberikan

flexible; beberapa hal penting yang

b. Remember, you’re not perlu diperhatikan dalam

running a book mendesain perpustakaan,

warehouse; yaitu:

c. Insist on a strong 1) Place the circulation

infrastructure; desk in an area that

d. Don’t sacrifice livability allows the librarian to

for beauty. see every corner of the

Pekerjaan tidak library;

berhenti sampai berdirinya 2) Choose bookshelves that

gedung perpustakaan. are the correct height;

Masih ada kegiatan yang 3) Set aside an area for

tidak bisa diabaikan begitu computers;

saja yaitu desain tata letak 4) Create an area for

ruang yang harus studying and working;

disesuaikan dengan 5) Create a read-aloud

kebutuhan. Perpustakaan area;

sekolah bersifat unik 6) Set aside a place to

karena pemustakanya install at least one;

adalah anak-anak sehingga 7) Design at least two

untuk mendesainnya perlu rooms attached to the

memasukkan unsur-unsur library.

seperti kenyamanan, ruang Interior yang baik

yang tersedia, aliran listrik, tidak akan menimbulkan

dan yang tidak boleh kesan apapun tanpa diikuti

diabaikan yaitu keamanan. oleh pewarnaan gedung.

124 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

Warna dipercaya dapat Pemilihan warna-

menimbulkan efek warna yang serasi akan

spikologis dan emosional menimbulkan suasana

bagi manusia. Desainer menyenangkan seperti

harus mempertimbangkan pendapat yang

dengan cermat efek yang dikemukakan oleh Rose

akan ditimbulkan dari (2003): “untuk


pemilihan warna terhadap mendapatkan ruangan

ruangan dan terhadap yang cantik dan

anak-anak itu sendiri. menenangkan perlu

Warna dapat menimbulkan dipilihkan warna

kesan sempit ataupun luas komplementer, yaitu

untuk ruangan dan warna warna-warna yang berpadu

juga dapat menimbulkan secara harmonis dan

keceriaan kepada anak- memiliki intensitas yang

anak yang memang sangat senada”. Hal serupa juga

menyukai warna-warna dikemukakan oleh Prawira

cerah dan ceria. Pemilihan (1989) “penampilan sebuah

warna yang tepat dapat ruangan dapat berubah

menimbulkan kegairahan secara radikal bila warna

kepada anak-anak sehingga dindingnya diubah dengan

mereka tidak lekas bosan warna kontrasnya”.

dan mereka bisa Para ahli

menghabiskan waktu di meyakini bahwa apabila

perpustakaan dengan suatu lingkungan sekolah

perasaan gembira dalam dirancang dengan baik

waktu relatif lama. akan memberi efek positif

EduLib – Euis Rosinar 125


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

bagi kegiatan proses belajar membosankan, dan bukan

mengajar dan mengurangi tempat favorit untuk

perilaku negatif siswa. dikunjungi oleh para siswa.

Pemilihan warna harus Kondisi perpustakaan yang

disesuaikan dengan seperti itu harus segera diubah

pencahayaan, khususnya menjadi perpustakaan yang

pencahayaan buatan, yang selalu menjadi tujuan

ada dalam suatu ruangan kunjungan siswa saat mereka

agar warna asli yang tidak berada didalam kelas.

diinginkan tidak berubah Masalahnya adalah bagaimana

karena penyinaran yang perpustakaan sekolah

tidak sesuai akan merubah mengubah sosoknya menjadi

warna aslinya. Dua hal tempat yang penuh inspirasi

penting yang perlu dan menyenangkan untuk

dipertimbangkan yang dikunjungi oleh para siswa di

berhubungan dengan saat mereka berada diluar

penggunaan warna, yaitu ruang kelas.

rasio kekuatan cahaya pada Mengundang anak-anak

bidang-bidang umum dan dan meminta mereka untuk

lingkungan berwarna yang datang ke perpustakaan bukan

harus dapat memantulkan hal yang mudah karena citra

cahaya antara 50% dan perpustakaan yang

60%. (Prawira: 1989). membosankan dan sepi yang

2. Program Perpustakaan Sekolah melekat selama ini. Kerjasama

Perpustakaan sekolah Guru dan Pustakawan belum

selama ini dikenal sebagai tampak dalam membentuk

sumber belajar yang sepi, siswa untuk mencintai

126 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

perpustakaan sebagai wahana menggunakan kartu

yang menyenangkan bagi perpustakaan sendiri untuk

mereka untuk berinteraksi dibawa pulang dan

dengan informasi dan kemudian

pengetahuan dalam pemenuhan mengembalikannya sesuai

tugas-tugas edukatif di kelas. tanggal.

Anak tidak akan mencintai b. Visit often


perpustakaan tanpa ada Yakinkan anak bahwa

rangsangan dari Pustakawan, perpustakaan adalah area

Guru, bahkan orang tua. Anak yang menyenangkan untuk

tidak akan pernah tahu isi dikunjungi sehingga

perpustakaan apabila tidak menjadikannya tujuan

diperkenalkan kedalamnya. kunjungan dengan jadwal

Ghezzi (2013), seorang jurnalis teratur.

penulis dunia pendidikan dan c. Teach child how to find books

sekolah, memberikan 12 saran and media at the library

ataupun strategi agar anak mau Memberi pengetahuan

berkunjung ke perpustakaan. kepada anak bagaimana

Berikut adalah 12 strategi koleksi disusun sistematis

Ghezzi yang telah disesuaikan dan diletakkan pada

dengan perpustakaan sekolah, tempatnya dan dan

yaitu: bagaimana menemukannya

a. Get the child a library card dengan mudah.

Tunjukkan kepada anak d. Visit different branches

betapa menyenangkannya Ada perpustakaan sekolah

meminjam buku, games, yang mempunyai cabang di

puzzle, dan VCD dengan sekolah yang sama di

EduLib – Euis Rosinar 127


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

tempat lain dengan h. Explore magazines

keunikannya sendiri. Anak-anak tidak suka

Sarankan kepada mereka membaca buku. Sarankan

mengunjungi perpustakaan untuk membaca majalah

cabang tersebut untuk dari tema-tema yang

mendapat pengalaman disukai seperti olahraga

baru. dan dunia binatang.

e. Get a calendar of activities i. Be a role model

Tempelkan dan sebarkan Pustakawan, Guru dan

jadwal kegiatan yang orang tua khususnya harus

dirancang perpustakaan menjadi contoh bagi anak-

setiap bulan di majalah anak. Tunjukkan kepada

dinding sekolah ataupun di mereka bahwa membaca

tempat yang telah adalah kegiatan yang

disediakan di menyenangkan.

perpustakaan. j. Suggestions for improvement

f. Consider child’s interests Perpustakaan menerima

Bantu anak memilihkan saran dari para siswa untuk

bacaan yang tepat dan kemajuan perpustakaan

mulai dari yang disukai. memberikan layanan.

g. Like the movie? Love the book k. Be an advocate

Apabila anak sangat Perpustakaan selalu

menyukai satu film dan menjadi pihak yang

melihatnya berulang-ulang, dikalahkan. Pustakawan

sarankan dia untuk melihat harus dapat meyakinkan

film lain dari tema sejenis para pengambil kebijakan


dari DVD atau audio book. akan pentingnya

128 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

perpustakaan sehingga “........... In addition to wonderful

perpustakaan menjadi books, today’s libraries offer

wahana yang selalu multimedia options, community

mewujud sebagai prioritas events, fun activities, and more—

untuk didanai. and all for free.” Pernyataan ini

l. Make the library a priority didukung oleh Heyden (2013)

Yakinkan siswa agar dengan pendapatnya “One of the


memasukkan perpustakaan best ways to get kids in the school

sebagai prioritas yang library is to hold inspiring events,

dikunjungi setelah mal atau organize book fair and offer exciting

tempat menyenangkan library activities”.


lainnya. Perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah di harus selalu terbuka 24 jam

Indonesia pada umumnya, dan selama tujuh hari dalam

di daerah pada khususnya, seminggu. Tidak ada alasan lagi

memberikan hanya layanan bagi siswa untuk tidak

standar yang diberikan secara mengunjungi perpustakaan

teratur pada jam sekolah. manakala mereka mendapat

Pelayanan hanya berkisar pada tugas dari guru yang

lingkaran pelayanan sirkulasi mengharuskan mendatangi

dan penyediaan ruang baca perpustakaan untuk

tanpa ada kegiatan-kegiatan memperoleh informasi yang

yang dapat merangsang dan diperlukan. Posisi Pustakawan

menarik para siswa untuk yang berada di depan harus

datang untuk kemudian membuat perpustakaan menjadi

mencintai perpustakaan. Ghezzi tempat yang tidak lagi sunyi

(2013) menuliskan bahwa: dan Pustakawan bukan lagi

EduLib – Euis Rosinar 129


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

menjadi seseorang yang selalu

shhhh! Saat situasi perpustakaan

sedikit ramai karena dipernuhi

siswa. Pustakawan sekolah

harus selalu siap membantu

memecahkan masalah para

siswa yang mengalami

kesulitan yang dimulai dari

akses informasi untuk

memenuhi kebutuhan informasi

para siswa sampai hal yang

mungkin dianggap sepele

seperti menyediakan tempat

aman bagi siswa yang


(Sumber: Google)
mendapat perlakukan tidak
Kegiatan yang dilakukan
bagus dari teman lainnya
Pustakawan sekolah harus
selama di perpustakaan. Seperti
dapat membangkitkan
yang dilakukan Young (2013)
semangat para siswa untuk
misalnya, seorang Pustakawan
datang ke perpustakaan dan
sekolah dan penulis untuk The
menjadi adiktif terhadap
Centered School Library, saat
perpustakaan. Siswa harus
menuliskan 12 hal yang
selalu disegarkan keadaan
dilakukannya dan dituangkan
fisiknya setelah mereka lelah
dalam The interest of Librarydoor:
menerima pelajaran dari para
12 Things I’m doing when you
guru selama kegiatan belajar
think all is “shhhh”!.
mengajar dengan kegiatan-

130 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

kegiatan yang diadakan oleh mencari harta karun yang

perpustakaan. Kegiatan yang petunjuknya ada pada

diberikan harus dapat halaman tertentu dari

memberikan kegembiraan dan buku yang berbeda-beda,

memberikan tantangan kepada lomba berpakaian dengan

para siswa karena pada tema yang diambil dari

dasarnya anak-anak menyukai buku cerita yang ada di


tantangan, “children love a perpustakaan, dan lomba

challenge….” Heyden (2013). mendesain dan

Heyden, yang seorang menggambar poster dan

pencerita, menyarankan bookmark tentang

beberapa kegiatan diantaranya: perpustakaan. Kegiatan

a. Exciting Library Quizzes ini memberikan

Acara quiz dari program pembelajaran kepada

televise layak untuk anak-anak untuk gemar

diadopsi dengan membaca dan sekaligus

memberikan pertanyaan memberikan kegembiraan

seputar perpustakaan dan kepada mereka saat

ilmu pengetahuan umum melakukannya.

yang mengharuskan anak c. Holding a Library Book

membaca untuk Fair

mengetahui jawaban yang Mengundang penerbit

benar. untuk mengadakan

b. Fun Library Activities pameran buku di

Kegiatan fun library perpustakaan dengan

diberikan kepada para memberikan potongan

siswa, yang diantaranya

EduLib – Euis Rosinar 131


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

harga untuk setiap Games merupakan

pembelian. kegiatan yang paling

d. Organizing an Author Visit disukai anak-anak.

to the School Kegiatan bermain games

Mengundang penulis bisa dipertimbangkan

buku terkenal dan pemula untuk diberikan kepada

ke perpustakaan untuk para siswa, seperti role

memberikan workshop playing (bermain peran).

ataupun ceramah tentang Para siswa diminta untuk

penulisan kepada para memainkan peran dari

siswa. tokoh-tokoh ataupun

karakter yang diambil

e. Educational Library dari buku cerita yang ada

Software di perpustakaan. Selain

Software edukasi untuk kegiatan bermain peran,

perpustakaan seperti kegiatan lain yang dapat

Renaissance Reading atau melatih daya kerja otak

Junior seperti permainan catur

Librarian dan quiz online juga dapat diberikan

diberikan untuk mendidik kepada para siswa.

siswa gemar membaca Kegiatan menarik yang

sekaligus melek teknologi. dirancang oleh staf

Melalui kegiatan ini dapat perpustakaan untuk

diketahui reading level atau merangsang siswa mengunjungi

tingkat membaca mereka. perpustakaan dan penyedian

f. Educational Games for the bahan bacaan di perpustakaan


Library didasarkan pada minat siswa

132 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

pada bacaan-bacaan yang b. Memberikan dukungan

digemarinya. Pustakawan kepada para siswa untuk

hendaknya tidak memaksa berani menyampaikan

siswa membaca buku yang bacaan apa saja yang

bukan menjadi interest menjadi dan bukan menjadi

(ketertarikan)nya. Pustakawan minatnya;

harus bisa berkompromi c. Menyarankan buku-buku


terhadap bacaan-bacaan yang bacaan yang menjadi minat

diminati siswa dengan tetap para siswa untuk

melakukan pengawasan dan mendalaminya;

advokasi. Modi (2009), seorang d. Mengijinkan siswa untuk

peminat dan pemerhati mengeksplorasi buku-buku

kesusastraan anak-anak, lain untuk kategori usia

memberikan beberapa tindakan yang berbeda dari dirinya;

yang seharusnya dan tidak e. Memberikan nuansa dan

seharusnya dilakukan oleh ruang baca yang nyaman;

pihak perpustakaan kepada f. Membiarkan para siswa

para siswa sebagai pemustaka untuk merasakan buku

perpustakaan sekolah. Modi dengan cara menyentuh,

menyarankan perpustakaan memeluk, dan bahkan

untuk: mencium baunya.

a. Memberikan keleluasaan Modi (2009) juga menyarankan

kepada para siswa untuk beberapa hal yang tidak seharusnya

mengekspos berbagai dilakukan oleh staf perpustakaan,

macam dan sebanyak yaitu:

mungkin bacaan; a. Memaksa anak-anak untuk

membaca buku-buku tertentu,

EduLib – Euis Rosinar 133


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

seperti ensiklopedia, kamus, UU No. 43/2007 tentang

dan buku-buku yang Perpustakaan dan Permendiknas No.

berhubungan dengan silabus 25/2008 merupakan landasan berpijak

mata pelajaran; bagi para pemangku kepentingan,

b. Membentuk kesan bahwa khususnya di sekolah, untuk mulai

membaca adalah pekerjaan sia- membenahi keadaan perpustakaan

sia dan membuang waktu; sekolah yang selama ini terabaikan.

c. Membunuh kesenangan siswa Pejabat sekolah sebaiknya tidak hanya

membaca dengan memaksa memberikan gedung perpustakaan

mereka membuat riviu untuk yang layak tetapi juga menyediakan

setiap buku yang telah dibaca; bahan perpustakaan bermutu dengan

d. Memaksakan selera membaca staf berkualitas untuk dapat melayani

pribadi kepada siswa; para siswa yang datang ke

e. Kaku tentang age-appropriateness perpustakaan.

(batasan usia dengan Gedung dan koleksi yang

kepantasan bacaan). Anak memadai tidak cukup untuk dapat

seusia dalam satu kelompok mengundang para siswa datang ke

belum tentu memiliki kesamaan perpustakaan. Pustakawan atau

ketertarikan untuk tema cerita pengelola berkompeten pada

yang dibaca; perpustakaan sekolah harus dapat

f. Menjadikan perpustakaan menciptakan kegiatan-kegiatan yang

sebagai kepanjangan dari ruang menarik, memberikan kegembiraan,

kelas; dan dapat menimbulkan rangsangan

g. Menyimpan buku di tempat kepada para siswa untuk menjadi

yang terkunci sehingga gemar membaca dan menjadikan

menyulitkan akses. perpustakan sebagai area paling utama


C. KESIMPULAN

134 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

untuk dikunjungi selain mal ataupun ada di perpustakaan. Brodie dalam

area bermain. Ghezzi (2013) menuliskan: “Children’s

Perpustakaan sekolah sudah librarians help children develop a zest for

saatnya tidak lagi dipandang sebagai learning and a lifelong love of reading.

tempat yang sunyi, statis dan They also assist in finding answers to

membosankan. Perpustakaan sekolah questions, and bring children and resources

harus merupakan sarana belajar dan together,” Pemberdayaan siswa, dalam


area bermain yang menyenangkan hal ini, merupakan upaya yang harus

bagi para siswa. Heyden (2013) senantiasa dilakukan.

menuliskan: “The key to successful school D. DAFTAR PUSTAKA

libraries is to balance study and reading Fontichiaro, Kristin and Buffy

with fun acticities that stimulate children Hamilton (ed.) School Libraries:

and inspire them to explore further”. What’s Now, What’s Next, What’s

Pustakawan sekolah bukan lagi Yet to Come.

seseorang yang kaku dan selalu http://www.smashwords.com/bo

mengucapkan “sshhhh” manakala oks/download/96705/1/latest/0/0/

suasana perpustakaan ramai. school-libraries-whats-now-

Pustakawan sekolah harus whats-next-whats-yet-to-

menciptakan perpustakaan sebagai come.pdf. Akses. 26 Februari

tempat belajar dan sumber informasi 2013

yang dengan cuma-cuma dan mudah Ghezzi, Patti. 12 Ways To Help Your

untuk didapatkan. Pustakawan juga Child Love the Library.

harus menjadi pembimbing yang http://www.schoolfamily.com/school-

telaten dan ramah bagi para siswa family-articles/article/10853-12-

dalam membentuk mereka menjadi ways-to-help-your-child-love-

pencari informasi yang baik dengan the-library. Akses, 11 November

mempergunakan seluruh fasilitas yang 2013.

EduLib – Euis Rosinar 135


EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2013

Harsana, Lasa.( 2009) Kamus belenggu.UU.Perpustakaan.

Kepustakawanan Indonesia. Akses, 31 Januari 2013.

Yogyakarta: Pustaka. Kompas.com. Rp 9,9 Triliun Ternyata

Harsana, Lasa. (2007.)Manajemen Masih Kurang.

Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: http://edukasi.kompas.com/read/

Pinus. 2011/04/01/1207155/Rp.9.9.Triliun

Heyden, Louise. Exciting Activities for .Ternyata.Masih.Kurang. Akses,

the School Library. 31 Januari 2013.

http://suite101.com/a/exciting- Modi, Chintan Girish. Libraries can be

activities-for-the-school-library- fun.http://www.teacherplus.org/2

a123969. Akses, 11 November 008/august/libraries-can-be-fun.

2013. Akses, 11 November 2013

Johnson, Doug.( 2013.) The Indispensable Pedoman Perpustakaan Sekolah

Librarian: surviving and thriving in IFLA/UNESCO. Terjemahan dari

school libraries in the information School Library Guideliness

age. Santa Barbara: Linworth, IFLA/UNESCO. www.pnri.go.id.

Kholiq, Nur. Guru Pemukul Siswa Akses, 1 Februari 2013.

Dibebastugaskan Mengajar. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

http://www.suaramerdeka.com/v Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

1/index.php/read/news/2012/03/1 2008

8/112794/Guru-Pemukul-Siswa- Tentang Standar Tenaga Perpustakaan

Dibebastugaskan-Mengajar. Sekolah/Madrasah. http://bsnp-

Akses, 27 Januari 2013 indonesia.org/id/wp-

Kompas.com. Sekolah Terbelenggu UU content/uploads/tenaga/Permen_

Perpustakaan. 25_Th-2008.pdf. Akses, 4 Februari

http://edukasi.kompas.com/read/ 2013.

2011/04/04/10332657/Sekolah.Ter

136 KIAT-KIAT PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


ISSN : 2089-6549

Prastowo, Andi.( 2012) Manajemen 312/divine_design_how_to_create

Perpustakaan Sekolah Profesional. .html.csp. Akses, 1 Februari 2013

Yogyakarta: Diva Undang-Undang Republik Indonesia

Press. Nomor 43 Tahun 2007 Tentang

Prawira, Sulasmi Darma. (1989) Warna Perpustakaan. Jakarta:

Sebagai Salah Satu Unsur Seni & Perpustakaan Nasional RI, 2009.

Desain. Jakarta: Depdikbud. Undang-undang Republik Indonesia


Rose, Sue. (2003) 100 Ide Kreatif untuk Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Warna. Jakarta: Erlangga. Sistem Pendidikan Nasional.

Sanders, April. How to Design a School http://www.hukumonline.com.

Library. Akses tanggal 1 Februari 2013

http://www.ehow.com/how_5079 Walter, Virginia A. (2001)Children

514_design-school-library.html. Librarie: getting it right. Chicago:

Akses, 1 Februari 2013. American Library Association.

School Libraries: making a difference. Young, Cari.

http://www.schoollibrariesadvocacy.or https://www.pinterest.com/pin/26

g.uk/toolkit/making_a_difference. 2897696970722398/. Akses, 11

pdf. Akses, 11 November 2013 November 2013

Standar Nasional Indonesia Bidang Yusuf, Pawit M. dan Yaya Suhendar.(

Perpustakaan dan Kepustakawanan. 2010) Pedoman Penyelenggaraan

http://www.pnri.go.id. Akses, 14 Perpustakaan Sekolah. Jakarta:

November 2013 Kencana Prenada Media Group.

Sullivan, Margaret. Divine Design: How http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id

to create the 21st-century school /eLaw/mg58ufsc89hrsg/34865d71

library of your dreams. a44fe802244244ac7366eadbe3a3bf

http://www.schoollibraryjournal. 4fa.pdf

com/slj/home/889642-

EduLib – Euis Rosinar 137

You might also like