Professional Documents
Culture Documents
Page |1
ش ُر ْو هّرّأ َ ْنفُ هسنَا
نّ ُ إنّّاْل َح ْم َّدّللهّّنَحْ َم ُدّهُّ َونَ ْست َ هع ْينُ ّهُّ َونَ ْست َ ْغ هف ُرهَُ ّ،ونَعُ ْوذُّّ هباللهّّ هم ّْ
ضلّّلَهُّ، لَّ ُم ه للاُّفَ ّنّّْي هدهّهّ ّ تّأ َ ْع َما هلنَاَ ،م ّْ سيهئ َا هّ ّ َو هم ّْ
نّ َ
لَّش هَريْكَّّلَ ّهُّ َوّأ َ للاُّ َوحْ َدّهُّ ّ لَّإهلَ ّهَّإهلّّ ّ نّ ّ ُ،وأ َ ْش َه ُّدّأ َ ّْ
هيّلَه َ لَّهَاد َّ لّفَ ّ ض هل ّْنّيُ ْ َو َم ّْ
س ْولُهُّ.ع ْب ُدّهُّ َو َر ُ ْش َه ُّدّأَنّّ ُم َحمداّّ َ
امّإهلَى َواْل َح ْم ُّدّللهّّ َح ْمداّاَلذهيّأَس َْرىّبهعَ ْب هدهّهّلَيْلّّ همنَّّ ْال َمس هْج هّدّ ْال َح َر هّ
نّآَيَاتهنَاّإهن ّهُّ ُه َّوّالس همي ُّعّ ْالّبَ ار ْكنَاّ َح ْولَ ّهُّ هلنُ هريَ ّهُّ هم ّْ صىّالذهيّبَ َ هاْل َ ْق َ س هجد ّْ ْال َم ّْ
ۦّو َلّ الىَ ّّ:يـٰٓأَيُّ َہاّٱلذهينَ ّ َءا َمنُواّْٱتقُواّْٱَّللَّ َحقّتُقَاته هه َ يرّ.أَماّ َب ْعدُّ.قَالَّتَعَ َ ص ُ ه
ّو َل ّتَفَرقُواّّْۚ ً۬
َص ُموا ّبه َح ۡب هل ّٱَّلله ّ َج هميعا َ ْ ٱعت ه ّو ۡ ّوأنتم ّ ُّم ۡس هل ُمونَ َّ . ُ َ ت َ ُموتن ّإهل َ ُ
ف ّبَ ۡينَ ّقُلُو هب ُك ۡم ّفَأَصۡ َب ۡحتُمّ علَ ۡي ُك ۡم ّإه ۡذ ّ ُكنت ُ ۡم ّأ َ ۡع َد ً۬آء ّفَأَل َ َو ۡٱذ ُك ُرواْ ّ هنعۡ َمتَ ّٱَّلله ّ َ
ارّفَأَنقَ َذ ُّك ه شفَاّ ُح ۡف َر ً۬ة ه ً۬
مّم ۡن َہاّّۗ َك َذٲلهكَ ّيُبَ هي ُنّ ّمنَ ّٱلن ه علَىّ َ اّو ُكنت ُ ۡمّ َهبنهعۡ َمته ههۦّۤ هإ ۡخ َوٲن َ
ٱَّللُّلَ ُك ۡمّ َءايَـته ههۦّلَعَل ُك ۡمّتَہۡ تَدُونَ ّ.آلّعمران١٠٣ّ-ّ١٠٢ّ:
Page |2
bulan yang penuh berkah, Ramadhan Al-Mubarak. Di mulai dari bulan
Rajab inilah Rasulullah mempersiapkan diri dan keluarganya untuk
menyambut kedatangan tamu agung ramadhan dengan berbagai
persiapan istimewa demi menggapai kesempurnaan dan kebaikan Allah
Swt. yang berlimpah ruah. Dengan berdoa: “Ya Allah, berkahilah kami di
bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami berjumpa dengan
bulan Ramadhan.”
Peristiwa isra’ dan mi’raj ini begitu agung, sehingga peristiwa ini
diabadikan oleh Allah di dalam Al-Quran, bahkan menjadi salah satu
nama surat Al-Quran yang menunjukkan keistimewaan peristiwa
Page |3
tersebut, yaitu surat Al-Isra’. Bahkan peristiwa inilah yang mengawali
surah ini. Allah Swt berfirman :
ۡ ّٱل َم ۡس هج هد
ّّٱل َح َر هام ۡ َّمن هى ّأ َ ۡس َرى ّبه َع ۡب هد ههۦ ّلَ ۡي ً۬ل ه
ٰٓ س ۡب َحـنَ ّٱلذ ُ
ّّم ۡنصا ّٱلذهى ّ َبـ َر ۡكنَا ّ َح ۡولَ ّهُّۥ ّ هلنُ هر َي ّهُّۥ ه َ ّٱْل َ ۡق ۡ هإلَى
ۡ ّٱل َم ۡس هج هد
١ّ:ّّاإلسراء.ير ُ ص ۡ َءا َيـ هتنَآّّۚ هإن ّهُّۥّ ُه َوّٱلس همي ُع
ّٱل َب ه
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi
sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-
tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar
lagi Maha Mengetahui” (QS. Al Israa’: 1)
Peristiwa ini juga disampaikan oleh Allah dalam surat An-Najm ayat 10-
16, sebagaimana firman-Nya:
ۡ ب
ّّٱلفُ َؤا ُد ّ َما َ ّ َما ّ َك َذ.فَأ َ ۡو َح ٰٓى ّ هإلَى ّ َع ۡب هد ههۦ ّ َمآ ّأ َ ۡو َحى
ّّر َءاهُ ّن َۡزلَة َ ّولَقَ ۡد َ .ّ أَفَت ُ َمـ ُرونَ ّهُّۥ ّ َعلَى ّ َما ّ َي َرى.َرأ َ ٰٓى
ّّ هإ ۡذ.ّٱل َم ۡأ َو ٰٓى
ۡ ُّ هعن َدهَاّ َجنة.ّٱل ُمنت َ َهىۡ ّ هعن َد ّ هس ۡد َر هة.أ ُ ۡخ َرى
١٦ّ-ّ١٠ّ:ّالنجم.ّس ۡد َرة َّ َماّيَ ۡغشَى يَ ۡغشَىّٱل ه
“Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang
telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah
dilihatnya. Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya
tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah
melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu)
di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad
melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya.”(QS. An najm: 10-16)
Dalam riwayat Imam Ahmad, disebutkan bahwa rasulullah senantiasa
membaca surah ini bersama surah Az-Zumar pada malam hari.
Page |4
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Lalu apa pelajaran yang dapat kita ambil dari keagungan dari peristiwa
ini? minimal ada empat pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiswa
agung dan luar biasa ini:
Pertama: Dari sudut aqidah. Peristiwa Isra dan Mi'raj ini mengajarkan
tentang kekuasaan Allah Swt yang tidak terhingga, dengan kekuasaan
Allah yang maha berkehendak ia telah memperjalankan hamba-Nya
dalam semalam ke Masjidil Aqsa dan ke Sidratul Muntaha sampai
kembali lagi ke bumi.
Kedua: Dari sudut pandang sains. Peristiwa Isra dan mi'raj ini
mengajarkan bagaimana dunia keilmuan masih menyisakan teori ilmiah
yang belum terkuak. Bahkan para malaikat Allah Swt mengatakan:
ۡ نت
ّّٱل َع هلي ُم َ َ ّل ّ هع ۡل َم ّلَنَآّ هإل ّ َماّ َعلمۡ تَنَآّۖ ّ هإن َك ّأ ُ ّ ْقَالُوا
َ س ۡب َحـن ََك
٣٢ّ:ّالبقرة.ۡٱل َح هكي ُم
“Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al
Baqarah: 32)
Ketiga: Dari sudut pandang moralitas. Peristiwa ini mengajarkan
bagaimana adab dan akhlak serta ketaatan seorang hamba kepada
Penciptanya. Seorang hamba yang sangat taat kepada penciptanya
serta mengikuti segala yang diperintahkan oleh penciptanya, bahkan
perintah sholat yang diterima oleh Rasulullah itu menjadi kewajiban bagi
orang-orang yang beriman. Namun sholat yang lima waktu yang telah
diringankan oleh Allah itu menjadi begitu berat bagi sebagian kaum
muslimin.
Page |5
Sungguh beragamnya sudut pandang ini menunjukkan keagungan
peristiwa yang hanya sekali terjadi sepanjang kehidupan manusia, dan
hanya terjadi kepada seorang insan pilihan, Rasulullah Saw.
Keempat: Allah Swt memilih perjalanan isra’ dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsha adalah karena ada ikatan ideologis yang sangat erat;
antara akidah Nabi Ibrahim dengan Nabi Muhammad Saw. Disamping
ikatan kemasjidan antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha dalam
konteks keutamaannya. Rasulullah Saw mengingatkan:
ّعلَ ْي هه
َ ّ ُصلى ّللاَ ّ ع ْنهُ ّ َع هن ّالن هب هى
َ ّ َُّللا
ّ ى َ ض َّر ه َ ع ْن ّأ َ هبى ّ ُه َري َْرة َ
ْ
ّاج َد ّال َمس هْجده َ َ َ
َ ّالر َحا ُل ّإهل ّإهلىّثلَث هة ّ َم
س ه ش ُّد ه ُ
َ ّ«ّلَ ّت:سل َم ّقَا َل َ َو
ّ( ُمتفَ ٌق.»ّ صى ْ سو هل َّللاه
َ ّوال َمس هْج هد ّاْل َ ْق ُ ّرَ ّو َمس هْج هد َ ْال َح َر هام
)ّعلَيْه ه َ
“Tidak dituntut bersusah payah untuk mengadakan perjalanan kecuali
untuk menuju tiga masjid yaitu Masjidil Haram, Masjidil Aqsa dan
Masjidku ini”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Page |6
Page |7