You are on page 1of 8

JOURNAL OF ISLAMIC

NURSING

BUDAYA KESELAMATAN PASIEN


DAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT: LITERATURE REVIEW

Najihah
Program Studi Ilmu Keperawatan,
Universitas Muslim Indonesia (UMI)
email: jia.najihah@yahoo.co.id

Abstract
Patient safety in health care has gained much attention since the Institute of Medicine (IOM) in 2000
published a report entitled "To Err is Human: Building a Safer Health System" which points to the
death rate from KTD in hospitalized patients across America totaling 44,000- 98,000 people per
year. By using a lower estimate, more people die from medical errors in a year than road accidents,
breast cancer, or AIDS. Therefore, if the hospital wants to reduce the incidence of patient safety
incidents then the hospital should implement a patient safety culture. The purpose of this paper is to
know the application of patient safety culture related to Evidence Based patient evidence incidents.
In the literature search process, used several databases such as Pubmed, PMC, NCBI, PXJ, NJEM
and BMJ. Keywords included are keywords relevant to the material, namely "Patient Safety
Culture", "Patient Safety Incident" and "Reporting Patient Safety Incident". From various literature
findings, 12 research articles were combined and considered relevant to the topic. From various
research articles it is concluded that the patient safety culture is closely related to the incidence of
patient safety incidents. As the patient's safety culture increases, the incidence of patient safety
incidents can be minimized. One effort that can be made to improve the application of a patient
safety culture to minimize patient safety incidents is to report patient incident safety, either KNC,
KPC, KTC let alone KTD
Keywords: Culture, Incident, Patient Safety
pada pasien rawat inap di seluruh Amerika
1. PENDAHULUAN berjumlah 44.000-98.000 orang pertahun. Dengan
Keselamatan pasien adalah prinsip dasar menggunakan estimasi yang lebih rendah, lebih
dalam pelayanan kesehatan. Menurut Depkes RI banyak orang mati akibat kesalahan medis dalam
(2008) Keselamatan pasien (patient safety) setahun dibandingkan kecelakaan jalan raya,
rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah kanker payudara, atau AIDS. Laporan ini disusul
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. dengan publikasi WHO pada tahun 2004 yang
Sistem tersebut meliputi: assessmen risiko, menemukan KTD dengan rentang 3,2-16,6% dari
identifikasi dan pengelolaan hal yang penelitian di berbagai negara (Depkes RI, 2008).
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan Di Indonesia Laporan Insiden Keselamatan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari Pasien menemukan adanya pelaporan kasus KTD
insiden dan tindaklanjutnya serta implementasi (14,41%) dan KNC (18,53%) yang disebabkan
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. karena proses atau prosedur klinik (9,26 %),
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah medikasi (9,26%), dan Pasien jatuh (5,15%).
terjadinya cedera yang disebabkan oleh (KKP RS, 2011)
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan IOM dalam laporannya tahun 2002
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya menyatakan jika ada budaya keselamatan pasien
dilakukan. dimana efek samping atau resiko dilaporkan
Keselamatan pasien dalam pelayanan tanpa menyalahkan orang-orang, maka orang-
kesehatan mendapatkan banyak perhatian sejak orang tersebut memiliki kesempatan untuk belajar
Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2000 dari kesalahan mereka dan memungkinkan untuk
menerbitkan laporan yang berjudul “To Err is melakukan perbaikan untuk mencegah kesalahan
Human : Building a Safer Health System” yang yang disebabkan oleh manusia sehingga hal ini
mengemukakan Angka Kematian Akibat KTD
Volume 3 Nomor 1, Juli 2018 1
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

dapat mempromosikan keselamatan pasien. “Reporting Patient Safety Incident”. Karena


(Xuanyue, Yanli, Hao, Pengli, & Mingming, keterbatasan waktu, cakupan luas dari topik, dan
2013). sejumlah besar publikasi serta untuk lebih
Dalam Permenkes RI No. 1691/ MENKES/ spesifik, maka dilakukan batasan pada tahun
PER/ VIII/ 2011 tentang Keselamatan Pasien publikasi dengan waktu minimal 5 tahun terakhir
Rumah Sakit, dikatakan Insiden keselamatan yaitu 2010-sekarang
pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah Dari berbagai temuan literatur akhirnya
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi penulis memilih 12 artikel penelitian yang
yang mengakibatkan atau berpotensi digabungkan dan dianggap relevan dengan topik
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pembahasan yang akan disimpulkan dalam
pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan Literature Review
(KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensial Cedera (KPC). Keselamatan (safety) telah menjadi isu global
Salah satu tujuan keselamatan pasien yaitu termasuk juga untuk rumah sakit. Oleh karena itu,
menurunnya KTD yang merupakan bagian dari keselamatan pasien merupakan prioritas utama
insiden keselamatan pasien. Untuk mencapai untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
tujuan tersebut, maka disusunlah Sasaran terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (IKP) di
Keselamatan pasien yang bertujuan mendorong rumah sakit. Menurut Depkes RI (2008) dalam
perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sasaran menyoroti bagian-bagian yang Sakit, langkah pertama program keselamatan
bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan pasien di rumah sakit adalah membangun budaya
menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus keselamatan pasien atau menumbuhkan kesadaran
berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan pada seluruh karyawan akan pentingnya nilai
yang ada. Penyusunan sasaran ini mengacu keselamatan di rumah sakit. Jadi, Untuk
kepada Nine Life-Saving Patient Safety meningkatkan mutu pelayanan keselamatan pasien
Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang di tingkat unit maka harus dilakukan upaya
digunakan juga oleh Komite Keselamatan perubahan budaya keselamatan pasien di seluruh
Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), unit Rumah Sakit.
dan dari Joint Commission International (JCI). a. Budaya Keselamatan Pasien
Oleh karena itu, jika rumah sakit ingin Permintaan publik untuk perawatan yang lebih
menurunkan kejadian insiden keselamatan aman telah melambungkan usaha industri
pasien maka rumah sakit harus menerapkan kesehatan untuk memahami hubungan antara
budaya keselamatan pasien. Sampai saat ini, keselamatan pasien dan kinerja rumah sakit.
banyak negara telah memulai penelitian budaya Penelitian Brown & Wolosin (2013) mencoba
keselamatan pasien, baik Negara maju maupun mengeksplorasi hubungan antara persepsi staf
Negara berkembang seperti Indonesia. terhadap budaya keselamatan dan langkah-langkah
Penelitian tentang budaya keselamatan pasien yang sedang berlangsung di rumah sakit
telah berkembang dalam beberapa tahun berdasarkan struktur unit keperawatan, proses
terakhir. Namun, masih kurang evaluasi objektif perawatan, dan resiko yang merugikan pasien.
dan kuantitatif dari kualitas penelitian-penelitian Hubungan antara tindakan keperawatan, kinerja
tersebut. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk rumah sakit dan budaya keselamatan dieksplorasi
mengetahui penerapan budaya keselamatan di 9 rumah sakit California dan 37 unit
pasien terkait dengan insiden keselamatan keperawatan. Persepsi budaya keselamatan diukur
pasien dengan berbasis bukti (Evidence Based) 6 bulan sebelum pengumpulan metrik keperawatan
dan hubungan antara kedua data yang dieksplorasi
2. METODE
menggunakan hubungan korelasional dan analisis
Pada proses pencarian literatur, penulis regresi. Hubungan signifikan yang ditemukan
menggunakan beberapa database diantaranya adalah langkah-langkah proses untuk pencegahan
yaitu Pubmed, PMC, NCBI, PXJ, NJEM dan jatuh. Beberapa asosiasi diidentifikasi dari budaya
BMJ. Kata kunci yang dimasukkan adalah kata keselamatan dan struktur pemberian perawatan,
kunci yang relevan dengan materi yaitu “Patient seperti campuran keterampilan, pergantian staf,
Safety Culture“, “Patient Safety Incident” dan dan intensitas beban kerja menunjukkan hubungan

Volume 3 Nomor 1, Juli 2018 2


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

yang signifikan dengan budaya keselamatan. administrasi kesehatan, peneliti membandingkan


Budaya keselamatan merupakan faktor penting angka kematian operasi, tingkat komplikasi bedah,
untuk memahami upaya untuk memajukan lama rawat di rumah sakit, dan tingkat pendaftaran
perawatan pasien yang aman. Hasil ini kembali rumah sakit dan kunjungan gawat darurat
memberikan implikasi kualitas pelayanan untuk dalam waktu 30 hari setelah pasien yang menjalani
kepemimpinan rumah sakit. Ketika para berbagai prosedur bedah, sebelum dan sesudah
pemimpin memprioritaskan budaya keselamatan, penerapan checklist. Hasil Penelitian menunjukkan
resiko terhadap pasien mungkin telah diperbaiki bahwa selama 3 bulan periode sebelum dan
dengan pergantian staf dan peningkatan sesudah penerapan checklist keselamatan bedah,
produktivitas. Hal ini dapat dijadikan investasi dari total 101 rumah sakit dengan 109.341 dan
dalam sistem keselamatan pasien untuk 106.370 prosedur yang dilakukan masing-masing
memberikan perawatan andal dan aman (Brown rumah sakit: Risiko berdasarkan kematian selama
& Wolosin, 2013) tinggal di rumah sakit atau dalam waktu 30 hari
Untuk meningkatkan budaya keselamatan setelah operasi adalah 0,71% (95% confidence
pasien, kesadaran perawat tentang pentingnya interval [CI], 0,66-0,76) sebelum pelaksanaan
keselamatan pasien juga perlu ditingkatkan. checklist bedah dan 0,65% (95% CI, 0,60-0,70)
Penelitian yang dilakukan oleh Kim dkk (2013) sesudahnya (rasio odds, 0,91; 95% CI, 0,80-1,03;
yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor- P = 0,13). Risiko berdasarkan komplikasi bedah
faktor yang mempengaruhi persepsi pentingnya adalah 3,86% (95% CI, 3,76-3,96) sebelum
dan praktek manajemen keselamatan pasien pelaksanaan dan 3,82% (95% CI, 3,71-3,92)
antara karyawan rumah sakit di Korea. Penelitian sesudahnya (rasio odds, 0,97; 95% CI, 0,90-1,03;
ini dilakukan dengan menggunakan desain P = 0,29 ). Dari hasil tersebut maka dapat
deskriptif dan laporan kuesioner. 280 karyawan disimpulkan bahwa Pelaksanaan checklist
direkrut dari 3 rumah sakit menggunakan metode keselamatan bedah di Ontario, Kanada, yang tidak
convenience sampling. Hasil penelitian ini terkait dengan pengurangan yang signifikan dalam
menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi angka kematian operatif atau komplikasi (Urbach,
persepsi pentingnya manajemen keselamatan Govindarajan, Saskin, Wilton, & Baxter, 2014).
pasien adalah apakah karyawan rumah sakit Budaya keselamatan pasien merupakan faktor
kontak dengan pasien saat bertugas, jam kerja penting dalam upaya untuk mengurangi resiko
mingguan, pendidikan manajemen keselamatan yang merugikan di rumah sakit dan meningkatkan
pasien, dan sistem konstruksi manajemen keselamatan pasien. Penelitian yang dilakukan
keselamatan pasien. Faktor yang mempengaruhi Wang dkk (2014) ini bertujuan untuk
praktek manajemen keselamatan pasien adalah mendeskripsikan persepsi perawat tentang budaya
beban kerja, dan sistem konstruksi manajemen keselamatan pasien dan frekuensi resiko yang
keselamatan pasien Hasil ini menunjukkan merugikan, dan menguji hubungan antara
kebutuhan untuk mengembangkan strategi untuk keduanya. Penelitian ini merupakan studi
meningkatkan persepsi pentingnya konstruksi deskriptif korelasi, dimana penelti memilih 28 unit
dan praktek konstruksi di antara semua karyawan departemen rawat inap di 3 rumah sakit umum dari
rumah sakit (Kim, Park, Park, Yoo, & Choi, 5 kabupaten di Guangzhou, Cina, dan mensurvei
2013) 463 perawat. Survei Budaya Keselamatan Pasien
Sasaran IV Keselamatan pasien yaitu digunakan untuk mengukur persepsi perawat
Ketepatan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat tentang budaya keselamatan pasien, dan frekuensi
pasien operasi. Penerapan sasaran tersebut salah resiko yang merugikan sering terjadi di rumah
satunya dengan penggunan checklist bedah. sakit yang diperkirakan oleh perawat. Hasil respon
Penelitian yang dilakukan oleh David R. Urbach, Budaya Keselamatan Pasien bervariasi dari 23,6%
dkk (2014) di Rumah Sakit di Ontario, Kanada, menjadi 89,7%. Ada 47,8-75,6% perawat yang
dilakukan sebuah eksperimen alami untuk memperkirakan bahwa peristiwa yang merugikan
menilai efektivitas daftar checklist keselamatan telah terjadi dalam satu tahun terakhir. Setelah
bedah dalam peraturan praktek di rumah sakit. mengendalikan semua factor, secara signifikan
Peneltian ini dilakukan dengan melakukan survei terkait untuk menurunkan terjadinya ulkus tekanan
di semua rumah sakit di Ontario untuk (OR = 0,249), pengekangan fisik berkepanjangan
menentukan kapan daftar cheklist keselamatan (OR = 0,406), dan keluhan (OR = 0,369 ); secara
bedah dapat diadopsi. Dengan menggunkan data signifikan terkait untuk menurunkan terjadinya
kesalahan pengobatan (OR = 0,699) dan ulkus
Volume 3 Nomor 1, Juli 2018 3
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

tekanan (OR = 0,639). Hasil tersebut dimodifikasi dari Agency for Healthcare Research
menegaskan bahwa peningkatan budaya and Quality (AHRQ) tahun 2008 yang berjudul
keselamatan pasien terkait dengan penurunan Hospital Survei On Patient Safety Culture
dalam terjadinya resiko yang merugikan (Wang, (HSOPSC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
et al., 2014) tingkat budaya keselamatan pasien dalam
Budaya keselamatan pasien merupakan pelayanan keperawatan di Instalasi Rawat Inap
indikator kualitas penting dalam pelayanan RSD dr. Soebandi Jember tahun 2013 termasuk
kesehatan dan telah dikaitkan dengan hasil pasien dalam kategori baik (54,0%). Namun, dari
yang diperoleh pasien di rumah sakit. Penelitian indikator budaya pelaporan dan respon tidak
yang dilakukan oleh Hawkins & Flynn (2015) menghukum terhadap kesalahan menunjukkan
yang bertujuan untuk menguji hubungan antara hasil yang cukup. Sementara itu, tingkat insiden
budaya keselamatan pasien dan kejadian keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RSD
merugikan pasien yang dilaporkan perawat dr. Soebandi Jember tahun 2013 termasuk dalam
dalam fasilitas rawat jalan hemodialisis. Metode kategori sering (71,1%) yang artinya sebagian
penelitian ini adalah korelasional, menggunakan besar responden menilai bahwa frekuensi kejadian
desain survei cross-sectional. Sampel analitik insiden keselamatan pasien dapat terjadi beberapa
terdiri dari 422 perawat yang bekerja di fasilitas kali dalam waktu satu tahun. Oleh karena itu,
dialisis rawat jalan di Amerika Serikat. Hasil dengan adanya peningkatan budaya pelaporan dan
penelitian menunjukkan semua hubungan antara respon tidak menghukum terhadap kesalahan
item budaya keselamatan pasien dan kejadian misalnya dengan melakukan evaluasi pada sitem
yang merugikan pasien berada di arah yang pelaporan agar bisa diketahui penyebabnya. Selain
diharapkan. Hasil temuan dari analisis ini itu, perlu adanya tindak lanjut bagaimana caranya
menunjukkan bahwa budaya keselamatan pasien untuk menurunkan angka kejadian insiden
yang positif merupakan variabel penting bagi misalnya dengan mencari akar permasalahan agar
hasil pasien yang optimal dalam pengaturan dapat ditemukan atau didesain sistem yang baru
rawat jalan (Hawkins & Flynn, 2015) sehingga tidak terjadi insiden serupa serta adanya
b. Insiden Keselamatan Pasien umpan balik kepada unit pelapor agar mereka
Penelitian yang dilakukan oleh Yilmaz dan mengetahui sebab terjadinya insiden (Permadhi,
Goris (2014) pada 316 perawat yang bekerja di 2013)
Intensive Care Unit (ICU) di Praktik Kesehatan Kedua penelitian di atas menunjukkan bahwa
dan Pusat Penelitian Universitas Erciyes dan insiden keselamatan pasien di rumah sakit masih
Rumah Sakit Pendidikan Kayseri Turki dengan sering terjadi, namun pelaporan insiden tersebut
pendekatan survei deskriptif. Data dikumpulkan masih kurang dilakukan. Penelitan yang dilakukan
dengan menggunakan kuesioner Hospital Survey Kroening, dkk (2015) yang dilator belakangi
On Patient Safety Culture (HSOPSC) yang karena pasien tetap menjadi sumber daya kurang
dikembangkan Agency for Healthcare Research dimanfaatkan dalam upaya untuk meningkatkan
and Quality (AHRQ). Hasil penelitian kualitas dan keselamatan dalam perawatan
menemukan bahwa 13.6% perawat yang bekerja kesehatan, meskipun ada bukti bahwa mereka
di ICU menghadapi potensi ancaman terhadap dapat memberikan wawasan penting tentang
insiden keselamatan pasien, dimana 48.8% dari perawatan yang mereka terima. Penelitian ini
insiden tersebut adalah jatuh dan sebagian besar bertujuan untuk menentukan apakah insiden
perawat yaitu 88% tidak pernah keselamatan pasien yang diprediksi dari keluhan
mendokumentasikan insiden tersebut. Oleh sebelumnya, memungkinkan keluhan yang akan
karena itu kesadaran perawat tentang digunakan untuk mencegah insiden keselamatan
keselamatan pasien harus ditingkatkan dan pasien berikutnya. Pengumpulan data dilakukan
pengetahuan yang terkait harus terus di Update dengan mengumpulkan keluhan yang diterima dari
dengan sering memberikan pelatihan kepada November 2011 sampai Juni 2012 dan memeriksa
perawat. (Yilmaz & Goris, 2015) laporan kejadian Insiden keselamatan pasien dari
Penelitian yang dilakukan oleh Agung April sampai September 2012. Keluhan dan
Permadhi (2013) pada 133 tenaga perawat yang Insiden keselamatan pasien dikategorikan menurut
bekerja di Instalasi Rawat Inap RSD dr. Soebandi lokasi. Data dianalisis untuk mencari korelasi
Jember, Jawa Timur dengan metode antara jumlah keluhan dan Insiden keselamatan
pengambilan data menggunakan kuesioner yang pasien di daerah tertentu. Sebuah analisis kualitatif
dilakukan untuk menentukan apakah keluhan yang
Volume 3 Nomor 1, Juli 2018 4
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

berisi informasi jika ditindaklanjuti sebelumnya, system yang lain. Sebuah pesan yang konsisten
bisa mencegah Insiden keselamatan pasien perlu disampaikan kepada calon pelapor dari reaksi
berikutnya. Dari data total 52 pengaduan dan 16 obat yang merugikan; ketersediaan lebih dari satu
Insiden keselamatan pasien yang dimasukkan, sistem mungkin membingungkan pelapor dan
tidak ada korelasi antara lokasi Insiden tidak membantu keselamatan pasien. (Davies,
keselamatan pasien dan keluhan. Keluhan umum Green, Mottram, & Pirmohamed, 2010)
difokuskan pada sikap staf, masalah diagnostik Berbagai alasan diungkapkan untuk tidak
dan pengobatan yang tertunda. Insiden melaporkan insiden keselamatan pasien, hal ini
keselamatan pasien paling sering muncul dari ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh
kegagalan untuk mengenali kerusakan pasien dan Marius Brostrom Kousgaard, dkk (2012) yang
meningkat tepat atau tidak benar identifikasi bertujuan untuk mengeksplorasi alasan untuk tidak
pasien. Keluhan yang diterima terima rumah melaporkan insiden keselamatan pasien dalam
sakit dari pasien dan keluarga mereka memiliki praktek umum, dengan melakukan wawancara
potensi untuk memberikan suatu bentuk sistem kualitatif dengan 12 dokter umum di Klinik
peringatan dini dan jika ditindaklanjuti dapat praktek umum di Wilayah Utara Jutland di
mencegah insiden keselamatan pasien yang lebih Denmark. Penelitian menunjukkan bahwa
serius. Jadi tindak lanjut diperlukan untuk sebagian besar responden yang awalnya positif
mengidentifikasi keluhan yang mungkin terhadap gagasan pelaporan dan belajar dari
memprediksi insiden di masa yang akan datang . insiden keselamatan pasien, mereka benar-benar
(Kroening, Kerr, Bruce, & Yardley, 2015) melaporkan sangat sedikit insiden. Alasan utama
Di inggris, National Patient Safety Agency untuk tingkat pelaporan rendah karena kurangnya
(NPSA) memasukkan Reaksi obat yang kegunaan praktis, masalah waktu dan usaha di
merugikan sebagai kategori pelaporan. Penelitian klinik sibuk dengan prioritas yang bersaing, dan
yang dilakukan oleh Davies dkk (2010) yang pertimbangan kesesuaian dalam kaitannya dengan
betujuan untuk menilai reaksi obat yang profesional lainnya. Jadi pelaporan formal,
merugikan dengan menggunakan kriteria komprehensif, dan sistematis insiden keselamatan
(NPSA) dan implikasi yang dihasilkan. Reaksi pasien akan cukup sulit untuk diwujudkan dalam
obat yang merugikan diidentifikasi dalam studi praktek umum (Kousgaard, Joensen, & Thorsen,
prospektif 6 bulan dari 3695 episode rawat inap 2012)
dinilai sesuai dengan dampaknya terhadap pasien Kurangnya pelaporan tentang insiden
dan pada organisasi, menggunakan alat yang keselamatan pasien dapat juga disebabkan karena
dikembangkan oleh NPSA. Hasil penelitian ini, praktisi sering mengalami masalah keamanan yang
tujuh ratus tiga puluh tiga (100%) reaksi obat mereka sendiri bisa menyelesaikan masalah
yang merugikan dinilai. Dalam hal dampak pada tersebut. Dalam penelitan Hewitt dan Chreim
pasien 537 (73,3%) dikategorikan sebagai (2015) muncul pertanyaan yaitu Apakah ketika
(pengobatan ringan) 'rendah', 181 (24,7%) menghadapi masalah seperti itu, yang dilakukan
sebagai 'moderat' (kenaikan moderat dalam praktisi adalah memperbaikinya pada saat itu dan
pengobatan, tidak ada salahnya tetap), 14 melupakannya, atau mereka memperbaikinya
(1,91%) sebagai 'parah' (bahaya permanen) dan 1 disaat ini dan melaporkannya? Peneliti
(0,14%) dikategorikan sebagai (penyebab mempertimbangkan faktor-faktor yang mendasari
langsung kematian) 'bencana'. Dalam hal dampak dua pendekatan tersebut, dengan menggunakan
pada organisasi, tidak ada yang dikategorikan studi kualitatif dengan melakukan wawancara
sebagai ‘tidak ada resiko', 508 (69,3%) sebagai mendalam dengan 40 praktisi kesehatan di sebuah
'tidak penting', 188 (25,6%) sebagai 'kecil', 25 rumah sakit di Ontario, Kanada. Hasil penelitian
(3,4%) sebagai 'moderat', 12 (1,6%) sebagai menunjukkan 'memperbaiki dan melupakan'
'utama' dan tidak digolongkan sebagai 'bencana'. adalah pilihan utama yang paling sering dilakukan
Kurang dari 2% dari reaksi obat yang merugikan praktisi dalam situasi di mana mereka menghadapi
akan memenuhi syarat untuk analisis rinci sesuai masalah yang mereka sendiri bisa menyelesaikan.
dengan bimbingan NPSA. Reaksi obat yang Situasi ini termasuk (a) penanganan nyaris cedera,
merugikan yang menyebabkan insiden lebih yang dipandang sebagai tidak layak pelaporan
penting berhubungan dengan perdarahan, karena mereka tidak mengakibatkan cedera yang
gangguan ginjal dan infeksi Clostridium Difficile. sebenarnya kepada pasien, (b) memprioritaskan
Klasifikasi reaksi obat yang merugikan menurut pemecahan masalah keselamatan pasien individu,
bimbingan NPSA menawarkan nilai tambah dari
Volume 3 Nomor 1, Juli 2018 5
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

yang dipandang sebagai peristiwa unik atau satu- pelaporan kesalahan medis oleh perawat Israel.
waktu. Peneliti menyimpulkan bahwa umumnya Penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur
penyedia layanan kesehatan tidak yang dibagikan kepada 247 perawat terdaftar
memprioritaskan pelaporan jika masalah terdaftar dalam program pelatihan di Tel Aviv
keamanan adalah tetap. Peneliti berpendapat University. Kuesioner terdiri dari tiga bagian yaitu
bahwa memperbaiki dan melupakan masalah kejadian kesalahan obat dalam praktek klinis,
keselamatan pasien yang dihadapi mungkin tidak tingkat pelaporan untuk kesalahan ini, dan
melayani keselamatan pasien serta memperbaiki pandangan peserta dan persepsi budaya
dan melaporkan. Pendekatan yang terakhir keselamatan di tempat kerja mereka pada tiga
“memperbaiki dan melaporkan” lebih tepat untuk tingkatan (organisasi, departemen, dan kinerja
keselamatan pasien sebagai upaya preventif individu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(Hewitt & Chreim, 2015) kebanyakan perawat mengalami kesalahan medis
c. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien dari setiap hari untuk setiap minggu. 6% dari
meningkatkan Kualitas dan Keselamatan sampel tidak pernah melaporkan kesalahan mereka
Pasien sendiri, sementara setengah melaporkan kesalahan
Kesalahan saat ini. kejadian sistem laporan mereka sendiri "jarang atau kadang-
tidak menyediakan cakupan yang cukup dan kadang".Tingkat budaya keselamatan pasien
memadai sebaga faktor yang berkontribusi adalah positif dan signifikan berkorelasi dengan
terhadap gangguan keamanan dan perawatan tingkat pelaporan kesalahan. Budaya keselamatan
yang berkualitas. Penelitian yang dilakukan Pasien, tempat lahir, kejadian error, dan tidak
Morag dkk (2012) yang bertujuan untuk memiliki gelar keperawatan akademis merupakan
mengembangkan sistem pelaporan untuk prediktor signifikan dari pelaporan kesalahan.
mengumpulkan laporan masalah untuk Penelitian ini menegaskan pengaruh iklim
membangun database untuk memandu kegiatan keselamatan untuk kesiapan melaporkan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesalahan. Eksekutif kesehatan dan manajer dapat
kesehatan dan keselamatan pasien. Sebuah sistem membuat dampak besar pada pengembangan
pelaporan masalah dikembangkan untuk budaya keselamatan dengan menciptakan dan
digunakan oleh dokter rumah dan diuji di 4 mempromosikan visi dan strategi untuk kualitas
bangsal dari 2 rumah sakit di Israel. Sistem ini dan keselamatan dengan membina motivasi
didasarkan pada format laporan masalah yang karyawan mereka untuk melaksanakan program
disampaikan oleh dokter dan perawat tentang peningkatan di tingkat departemen dan individu.
kesulitan dan bahaya yang mereka hadapi dalam Budaya keselamatan dapat mendorong pelaporan
pekerjaan sehari-hari mereka. Laporan kesalahan oleh staf untuk meningkatkan
dikelompokkan dan dievaluasi oleh tim. keselamatan pasien.(Kagan & Barnoy, 2013)
Hasilnya, sebanyak 359 laporan dikumpulkan di
bangsal selama 12 minggu, dibandingkan. 4. KESIMPULAN
Masalah yang dilaporkan terkait langsung Dari berbagai artikel penelitian yang dalam
dengan faktor umum yang mempengaruhi pembahasan maka dapat disimpukan bahwa
kualitas pelayanan dan keselamatan pasien. Dari budaya keselamatan pasien sangat terkait dengan
hasil tersebut, keandalan sistem pelaporan dapat kejadian insiden keselamatan pasien. Dengan
menunjukkan dengan tepat masalah utama per meningkatnya budaya keselamatan pasien maka
unit yang diselidiki sesuai dengan karakteristik angka kejadian insiden keselamatan pasien dapat
yang spesifik. Jenis sistem pelaporan dapat diminimalkan. Salah satu upaya yang dapat
mengisi kesenjangan informasi penting dengan dilakukan untuk meningkatkan penerapan budaya
potensi untuk menjadi sumber database awal keselamatan pasien untuk meminimalkan insiden
untuk meningkatkan kualitas pelayanan, keselamatan pasien adalah dengan melakukan
mengurangi kesalahan, dan meningkatkan pelaporan insiden keselamatan pasien, baik KNC,
keselamatan pasien (Morag, Gopher, Spillinger, KPC, KTC apalagi KTD. Namun, masih banyak
& Shpak, 2012) praktisi keperawatan yang mengabaiakan
Penelitian terkait juga dilakukan oleh Kagan pelaporan insiden karena menganggap insiden
& Barnoy (2013) dengan tujuan untuk tersebut masih bisa ditangani dengan sendirinya
menyelidiki hubungan antara budaya pasien atau mereka tidak melaporkan jika tidak terjadi
keselamatan dengan kejadian dan tingkat cedera pada pasien dan hanya melaporkan jika
sudah terjadi cedera. Oleh karena itu, kesadaran
Volume 3 Nomor 1, Juli 2018 6
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

tentang budaya keselamatan pasien masih perlu iles/21%20PMK%20No.%201691%20tt


ditingkatkan. Salah satunya dengan memberikan g%20Keselamatan%20Pasien%20Rum
pelatihan-pelatihan dan mengupdate pengetahuan ah%20Sakit.pdf
tentang keselamatan pasien. Selain itu, motivasi Kim, I. S., Park, M. J., Park, M. Y., Yoo, H., &
untuk melaporkan jika ada insiden keselamatan Choi, J. (2013). Factors Affecting the
pasien juga perlu ditingkatkan, karena laporan Perception of Importance and Practice
dapat menjadi penaganan dini terhadap insiden of Patient Safety Management among
keselamatan pasien di masa yang akan dating Hospital Employees in Korea. Asian
serta mencegah insiden yang sama untuk terjadi Nursing Research, 26-32.
kembali, KKP RS. (2011). Laporan Insiden
Keselamatan Pasien. Jakarta: KKP RS.
5. REFERENSI
Kousgaard, M. B., Joensen, A. S., & Thorsen,
Brown, D. S., & Wolosin, R. (2013). Safety
T. (2012). Reasons for not reporting
Culture Relationships with Hospital patient safety incidents in general
Nursing Sensitive Metrics. Journal for
practice:A qualitative study.
Healthcare Quality, 61-74.
Scandinavian Journal of Primary
Cherry, B., & Jacob, S. R. (2014). Health Care, 199-205.
Contemporary Nursing : Issue, Trend,
Kroening, H. L., Kerr, B., Bruce, J., &
& Management 6th Edition. United
Yardley, I. (2015). Patient complaints as
States: Elselvier. predictors of patient safety. Patient
Davies, E. C., Green, C. F., Mottram, D. R., Experience Journal, 94-101.
& Pirmohamed, M. (2010).
Morag, I., Gopher, D., Spillinger, A., & Shpak,
Interpreting adverse drug reaction
Y. A. (2012). Human Factors–Focused
(ADR) reports as hospital patient
Reporting System for Improving Care
safety incidents. British Journal of
Quality and Safety in Hospital Wards.
Clinical Pharmacology, 102-108. Human Factors, 195-213.
Depkes RI. (2008). Panduan Nasional
Permadhi, A. (2013). Hubungan Budaya
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Keselamatan Pasien Dalam Pelayanan
(Patient Safety): Utamakan
Keperawatan dan Insiden Keselamatan
Keselamatan Pasien. Jakarta: Depkes Pasien di Instalasi Rawat Inap RSD dr.
RI.
Soebandi Jember. Retrieved 11 23,
Hawkins, C. T., & Flynn, L. (2015). Patient 2015, from
Safety Culture and Nurse-Reported http://repository.unej.ac.id/bitstream/ha
Adverse Events in Outpatient ndle/123456789/56073/AGUNG%20PE
Hemodialysis Units. Research and RMADHI_1.pdf?sequence=1
Theory for Nursing Practice: An Urbach, D. R., Govindarajan, A., Saskin, R.,
International Journal, 53-65. Wilton, A. S., & Baxter, N. N. (2014).
Hewitt, T. A., & Chreim, S. (2015). Fix and Introduction of Surgical Safety
forget or fix and report: a qualitative Checklists in Ontario Canada. The New
study of tensions at the front line of England Journal of Medicine, 1029-
incident reporting. BMJ Quality & 1038.
Safety Online, 1-8. Wang, X., Liu, K., You, L. M., Xiang, J. G.,
Kagan, I., & Barnoy, S. (2013). Hu, H. G., Zhang, L. F., et al. (2014).
Organizational Safety Culture and The relationship between patient safety
Medical Error Reporting by Israel culture and adverse events: a
Nurses. Journal of Nursing questionnaire survey. International
Scholarship, 273-280. Journal of Nursing Study, 1114-1122.
Kemenkes RI. (2011). Permenkes RI Xuanyue, M., Yanli, N., Hao, C., Pengli, J., &
No.1691/Menkes/VIII/2011 tentang Mingming, Z. (2013). Literature review
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. regarding patient safety culture. Journal
Retrieved 11 23, 2015, from of Evidence-Based Medicine, 43-49
http://202.70.136.86/bprs/uploads/pdff Yilmaz, Z., & Goris, S. (2015). Determination
Volume 3 Nomor 1, Juli 2018 7
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

of the patient safety culture among


nurses working at intensive care units.
Pakistan Journal Of Medical Science,
597-601.

Volume 3 Nomor 1, Juli 2018 8

You might also like