You are on page 1of 11

EFEKTIVITAS PENYAJIAN DIET SEDERHANA DAN PENYAJIAN

DIET KARAKTER BENTO TERHADAP TINGKAT KONSUMSI


MAKANAN POKOK PADA ANAK USIA 6-10 TAHUN

EFFECTIVENESS OFSIMPLE AND BENTO CHARACTER FOOD SERVING FOR


STUPLE FOOD CONSUMPTION LEVEL ON CHILDREN AGED 6-10 YEARS

Amrul Chaki, Lina Madyastuti R, Lilis Fatmawati,

Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Gresik


*Rumah Sakit Petrokimia Gresik Driyorejo, Jln. Raya Legundi Km 0,5 Driyorejo Gresik,
email: chakiamrul@gmail.com
**Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ners Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Gresik, email korespondensi: roihatulzr@gmail.com

Abstract. The serving methode in hospital is away to serve food so that it can be spent by the
patient. There are so many serving method that can be used, one of them is simple served
method which is served in the simplest way. The other method that can be used is bento
character method. Bento is a food that being prepared and served in the form of animal or
cartoon. The purpose of this study is to compare the effectivity of simple and bento character
food serving for stuple food consumption on children aged 6-10 years old in Petrokimia
Gresik Driyorejo hospital. The design of this study was Quasy Experiment with non
equivalent post test only. The sampling method was purposive sampling. From 30 children in
the population, 28 children were include in this study. The independent variable was the
serving method of simple and bento character food, while the dependent variable was the
level of stuple food consumption children aged 6-10 years. Data were analyzed using
Independent T-Test with a significant value of < 0,05. The result of the Independent T-Test
sowed p = 0,018 which mean H1 was accepted and there was a different between
effectiveness of simple and bento character food serving for stuple food consumption level on
children aged 6-10 years. Thus, it was necessary to implement food serving in the form of
bento character on children aged 6-10 years in the hospital to increase their appetite. In
addition the perents can also apply the bento character serving method to increase their
childrens appetite at home

Keywords: Simple food, bento character food, stuple food consumption level, children aged
6-10 years.

Abstrak. Penyajian makanan di Rumah Sakit merupakan cara untuk menyuguhkan makanan
kepada pasien agar dikonsumsi secara keseluruhan. Banyak metode penyajian diet yang bisa
digunakan, diantaranya adalah metode penyajian sederhana. Metode ini dilakukan dengan
cara menyajikan diet dalam bentuk paling sederhana. Selain itu, metode penyajian makanan
dapat dilakukan dengan karakter bento. Bento adalah makanan yang disiapkan atau disajikan
dalam bentuk karakter binatang atau kartun. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan
efektivitas penyajian diet sederhana dan penyajian diet karakter bento terhadap tingkat
konsumsi makanan pokok pada anak usia 6-10 tahun di Rumah Sakit Petrokimia Gresik
Driyorejo. Desain penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimen dengan non-equivalent post
test only. Metode sampling menggunakan purposive sampling Jumlah populasi dalam
penelitian ini sebanyak 30 anak, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 28 anak. Variabel
independent yaitu penyajian diet sederhana dan penyajian diet karakter bento, sedangkan
variabel dependen adalah tingkat konsumsi pada anak uisa 6-10 tahun. Analisa data dengan
menggunakan uji statistik Independen T testdengan nilai signifikansi < 0,05. Hasil uji statistic
Independen T tes didapatkan nilai p = 0,018 yang artinya H1 diterima artinya terdapat
perbedaan efektivitas penyajian diet sederhana rumah sakit dan penyajian diet dalam bentuk
karakter bento terhadap tingkat konsumsi makanan pokok pada anak usia 6-10 tahun.
Penyajian makanan dalam bentuk karakter bento bagi anak usia 6-10 tahun perlu diterapkan
di Rumah Sakit untuk meningkatkan nafsu makan. Selain itu, orang tua juga bisa menerapkan
penyajian diet dalam karakter bento untuk meningkatkan selera makan anak-anak di rumah.

Kata Kunci: Diet sederhana, diet karakter bento, tingkat konsumsi makan pokok, anak
usia 6-10 tahun.

PENDAHULUAN sekedar dimasukkan kedalam kotak


makan. Bento adalah contoh desain
Nutrisi yang cukup pada anak makanan yang disajikan dengan indah
sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan menarik, sehingga bento telah
dan perkembangan anak. Anak sehat berhasil mengubah anak yang
dan sakit harus terpenuhi kebutuhan sebelumnya tidak bernafsu untuk
nutrisinya. Kekurangan nutrisi pada makan menjadi bernafsu untuk makan
anak terutama pada waktu sakit (Firmansyah, 2013).
menimbulkan dampak antara lain Berdasarkan hasil studi
menghambat proses penyembuhan pendahuluan yang dilakukan di ruang
yang berarti memperpanjang hari rawat inap Rumah Sakit Petrokimia
rawat, meningkatkan resiko komplikasi Gresik Driyorejo pada tanggal 2
penyakit, meningkatkan biaya sampai 16 April 2018 terhadap 15 anak
pengobatan dan meningkatkan usia 6-10 tahun didapatkan bahwa
mortalitas (Nurparida, 2010). sebanyak 10 anak tidak menghabiskan
Penyajian makanan yang dilakukan di makanan, dengan perincian 3 anak
rumah sakit adalah suatu cara untuk menghabiskan 3/4 porsi, 5 anak
membantu dan mempercepat proses menghabiskan ½ porsi dan 2 anak
penyembuhan pasien, yang berarti pula menghabiskan 1/3 porsi, 5 anak
memperpendek lama hari rawat menghabiskan makanan yang telah
sehingga dapat menghemat biaya disediakan.
pengobatan (Departemen Kesehatan Penyajian diet Rumah Sakit
RI, 2007). Penyajian makanan dalam merupakan cara untuk menyuguhkan
bentuk karakter bento bukanlah makanan kepada pasien untuk di
sekedar menyiapkan makanan dan konsumsi secara keseluruhan yang
berisikan komposisi yang telah diatur sedangkan kelompok B diet disajikan
dan disesuaikan dengan permainan dalam bentuk karakter bento. Setelah
warna yang disusun secara menarik itu, menilai tingkat konsumsi masing-
agar dapat menambah nafsu makan. masing kelompok.
Menurut Winata (2011) modifikasi Variabel independen pada
bento merupakan modifikasi yang penelitian ini yaitu penyajian diet
praktis, mudah, dan dapat dibuat sederhana dan penyajian diet karakter
menarik sehingga diharapkan dapat bento, variabel dependen yaitu tingkat
meningkatkan daya terima pasien anak konsumsi makanan pokok. Data
terhadap makanan. Dengan kemudian dianalisis menggunakan uji
meningkatnya daya terima pasien anak Independent T-test untuk mengamati
terhadap makanan maka asupan gizi ada tidaknya perbedaan efektivitas
yang masuk kepada pasien akan lebih penyajian diet sederhana dan penyajian
baik. Hal tersebut merupakan suatu diet karakter bento terhadap tingkat
gagasan baru untuk mengatasi konsumsi makanan pokok pada anak
kesulitan makan pada anak-anak yang usia 6-10 tahun.
menjalani hospitalisasi. Apabila gizi
pada anak yang sedang sakit tercukupi, HASIL DAN PEMBAHASAN
maka proses penyembuhan akan
berjalan maksimal dan optimal. Analisis tingkat konsumsi makanan
Berdasarkan uraian diatas maka pokok pada anak usia 6-10 tahun akan
peneliti tertarik untuk melakukan disajikan pada tabel 1 sampai dengan
penelitian yang berjudul “efektivitas tabel 3 berikut ini :
penyajian diet sederhana dan penyajian
diet karakter bento terhadap tingkat Tabel 1 Tingkat Konsumsi Makanan
konsumsi makanan pokok pada anak Pokok pada Anak Usia 6-10 Tahun
usia 6-10 tahun”. terhadap Penyajian Diet Sederhana
di Rawat Inap Rumah Sakit
METODE DAN ANALISA Petrokimia Gresik Driyorejo 01
September - 31 Oktober 2018.
Penelitian ini menggunakan desain Tingkat Prosentase
penelitian Quasy Eksperiment dengan Frekwensi
konsumsi (%)
non-equivalent post test only. Pada
Kurang 5 35,70
rancangan ini masing-masing
kelompok eksperimen diberi perlakuan Sedang 8 57,10
pemberian diet yang berbeda dengan Baik 1 7,10
besar sampel 28 responden di ruang
rawat inap Rumah Sakit Petrokimia Jumlah 14 100,00
Gresik Driyorejo. Pengambilan sampel Berdasarkan hasil tabel 1 di atas
menggunakan teknik purposive menunjukkan bahwa lebih dari
sampling. Tahap pertama penelitian ini setengah responden yaitu 57,10% (8
adalah membagi responden menjadi responden) memiliki tingkat konsumsi
dua kelompok, kelompok A diet pada kategori sedang dan minoritas
disajikan dalam bentuk sederhana, responden yaitu 7,10% (1 responden)
memiliki tingkat konsumsi pada penelitian didapatkan hampir setengah
kategori baik. Menurut Heryawanti responden memiliki diagnosa thypoid
(2004) selera makan dipengaruhi oleh fever yaitu 35.70% (5 anak). Pada
penampilan makanan yang disajikan. pasien yang menderita thypoid fever
Penampilan yang menarik dan rasa biasanya diikuti dengan gejala mual
makanan yang enak akan dan penurunan nafsu makan. Anak
meningkatkan selera makan pada anak. yang menderita suatu penyakit
Hal ini menunjukkan bahwa anak biasanya tidak bernafsu untuk makan.
kurang begitu berselera dengan Hal ini bisa terjadi sebagai akibat dari
makanan yang penyajian dietnya suatu penyakit yang diderita oleh anak.
disediakan secara sederhana dan tanpa Menurut Sodikin (2011) anak-anak
modifikasi. yang menderita penyakit thypoid fever
Hasil penelitian didapatkan 3 dari 8 akan memberikan dampak panas,
responden yang memiliki tingkat mual, muntah, nafsu makan menurun,
konsumsi sedang, mengkonsumsi diet dan terjadi anoreksia. Soekresno
sederhana dengan cara disuapi oleh (2000) mengatakan bahwa nafsu
keluarga. Selain itu, 1 responden yang makan dipengaruhi oleh berbagai
memiliki kategori tingkat konsumsi sebab seperti masalah fisik dan
baik juga disuapi keluarga saat psikologis. Gangguan fungsi makan
mengkonsumsi diet sederhana. dapat terjadi sebagai akibat penurunan
Menurut Proverti (2009) faktor-faktor fungsi alat pencernaan dan panca
yang dapat mempengaruhi nafsu indera yang disebabkan oleh penyakit,
makan pada anak adalah faktor kekakuan dinding perut akibat
psikologis, faktor kesehatan dan faktor sensitifitas yang meningkat terhadap
sosial anak. Perawatan di rumah sakit bahan makanan tertentu sehingga daya
akan berpengaruh terhadap faktor terima makanan pasien berkurang.
internal anak yaitu menyebabkan stres Meskipun hasil penelitian
(psikologis) karena anak harus menunjukkan lebih dari setengah
menjalani kehidupan yang berbeda tingkat konsumsi anak sedang, namun
dengan apa yang dialaminya sewaktu dari hasil penelitian juga dapat
berada di rumahnya, seperti apa yang diketahui bahwa sebagian besar tingkat
di makan, bagaimana makanan yang konsumsi diet sederhana pada anak
disajikan, dengan siapa ia makan, meningkat dari hari pertama sampai
ditambah lagi dengan hadirnya orang- hari ke dua. Menurut Heryawanti
orang yang masih asing baginya yang (2004) salah satu faktor yang
mengelilingi setiap waktu seperti mempengaruhi tingkat konsumsi
dokter, perawat, dan petugas medis makanan adalah lama perawatan.
lainnya. Permasalahan tersebut jika Semakin lama anak dirawat dirumah
tidak mendapat perhatian dan sakit kemampuan untuk beradaptasi
perlakuan yang baik dapat berdampak dengan lingkungan tempatnya dirawat
menurunya nafsu makan anak. akan semakin baik, selain itu kondisi
Selain itu, fakor status kesehatan penyakitnya semakin lama juga
pada anak juga bisa mempengaruhi semakin membaik sehingga fungsi
tingkat konsumsi diet. Hasil dari tubuh terutama pencernaan akan
kembali normal yang akan dengan baik dapat menimbulkan
berpengaruh terhadap meningkatnya dampak menghambat proses
selera makan anak. Hal tersebut juga penyembuhan yang berarti
sesuai dengan hasil penelitian yang memperpanjang hari rawat,
dilakukan Hendrayati (2014) dimana meningkatkan resiko komplikasi
responden menunjukkan perilaku penyakit, meningkatkan biaya
makan yang baik pada hari ketiga pengobatan dan meningkatkan
dibandingkan dengan hari pertama dan mortalitas (Nurparida, 2010). Berbagai
kedua. efek yang ditimbulkan oleh konsumsi
Berdasar karakteristik umur yang kurang pada anak yang sedang
responden didapatkan bahwa hampir sakit diatas tentunya harus dicarikan
setengah responden adalah anak usia 6- cara yang baik guna meningkatkan
7 tahun dan usia 8-9 tahun. Pada anak asupan nutrisi yang cukup. Salah satu
usia sekolah seringkali dipengaruhi usaha yang diharapkan dapat
dengan pola makan yang tidak sehat membantu meningkatkan asupan
dikarenakan sudah mengenal makanan nutrisi pada anak adalah dengan
di lingkungan. Bahkan sudah punya memodifikasi makanan sesuai dengan
keinginan untuk mencoba makanan bentuk atau karakter tokoh kartun yang
dengan bentuk yang menarik yang disukai oleh anaknya.
belum pernah dikenalnya. Bahkan anak
cenderung memiliki rasa ingin tahu Tabel 2 Tingkat Konsumsi Makanan
mengenai bentuk makanan yang Pokok pada Anak Usia 6-10 Tahun
beragam. Upaya yang dapat dilakukan terhadap Penyajian Diet dalam
orang tua untuk menerapkan pola Bentuk Karakter Bento di Rawat
makan anak yaitu dengan menjelaskan Inap Rumah Sakit Petrokimia Gresik
waktu makan yang baik dan benar Driyorejo 01 September - 31 Oktober
untuk menjaga kesehatannya. Berikan 2018
pengertian untuk tidak jajan Tingkat Prosentase
Frekwensi
sembarangan dan anjuran membawa konsumsi (%)
bekal sendiri ke sekolah. Kurang 1 7,10
Mempertahankan makanan yang
Sedang 5 35,70
megandung nilai gizi yang baik untuk
menunjang tumbuh kembang anak Baik 8 57,10
(Supartini, 2004). Psikologi tumbuh Jumlah 14 100,00
kembang anak tersebut tersebut dan
ditambah dengan anak sedang sakit Berdasarkan hasil table 2 di atas
akan mengakibatkan anak sulit untuk menunjukkan bahwa lebih dari setengah
makan. Keadaan ini tentunya responden yaitu 57,10% (8 responden)
berakibat terhadap asupan nutrisi yang memiliki tingkat konsumsi pada kategori
kurang, sehingga dapat memperlama baik dan minoritas responden yaitu 7,10%
proses penyembuhan anak. (1 responden) memiliki tingkat konsumsi
Kurangnya intake makanan anak pada kategori kurang. Penampilan
pada diet rumah sakit yang berarti makanan adalah faktor mutu yang sangat
kebutuhan nutrisi anak tidak terpenuhi mempengaruhi penampakan suatu produk
pangan. Baik bagi makanan yang tidak peningkatan di hari kedua pemberian
diproses maupun bagi makanan yang diet. Hasil penelitian yang dilakukan
diproses (dimanufaktur). Makanan yang Hendrayati (2014) mengungkapkan
disajikan dengan menarik akan bahwa responden menunjukkan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antar lain perilaku makan baik pada hari ke III
ukuran, bentuk, tingkat kesukaan, warna, dibandingkan dengan hari ke I dan ke
kekentalan dan sebagainya (Pudji rahayu, II. Semakin lama pasien dirawat di
2001). Hal tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit kemampuan untuk
anak mampu menerima dengan baik diet beradaptasi dengan lingkungan
yang disajikan secara menarik dengan tempatnya dirawat semakin baik
bentuk karakter bento. karena pasien sudah memahami dan
Menurut Heryawanti (2004) selera mengetahui situasi dan kondisi di
makan dipengaruhi oleh penampilan rumah sakit dan juga penyakit pasien
makanan yang disajikan dan rasa dari hari ke hari akan mengalami
makanan pada waktu makanan itu perkembangan yang lebih baik.
dimakan. Penampilan yang menarik Berdasarkan karakteristik jenis
dan rasa makanan yang enak akan kelamin, 5 dari 8 responden yang
meningkatkan selera makan pada anak. memiliki tingkat konsumsi baik
Modifikasi penyajian makanan dengan berjenis kelamin perempuan. Hal ini
bentuk karakter bento yang menarik bisa menunjukkan bahwa responden
membantu meningkatkan asupan perempuan lebih menyukai diet yang
makan pada anak. Dengan disajikan dengan karakter bento dari
memodifikasi makanan dengan bentuk pada diet yang disajikan dalam bentuk
karakter bento maka hilang atau sederhana. Bentuk makanan terdiri dari
berkurangnya nafsu makan anak bisa berbagai macam tergantung dari
diatasi. Penyajian dalam bentuk yang kebutuhannya. Bentuk makanan yang
menarik dan rasa yang enak pada menarik dan serasi akan mempunyai
makanan dapat meningkatkan selera daya tarik tersendiri bagi orang yang
makan sehingga jumlah makanan yang memakannya (Heryawanti, 2004).
dikonsumsi juga akan meningkat Dari hasil penelitian juga
(Dwiyanti, 2003). Faktor psikologis didapatkan 1 responden memiliki
anak berpengaruh terhadap selera tingkat konsumsi kurang. Hal ini bisa
makan anak, dimana dengan melihat dikarenakan karena kodisi responden
bentuk makanan yang menarik akan yang menderita penyakit Dangue
merangsang indera penglihatan Fever. Pasien yang menderita Dangue
sehingga dapat merangsang selera Fever akan bisa memberikan dampak
yang berkaitan dengan cita rasa nafsu makan menurun, mual, dan
(firmansyah, 2013). muntah. Sehingga menurunkan selera
Menurut Heryawanti (2004) lama makan pasien. Virus Dangue akan
perawatan juga berpengaruh terhadap masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
selera makan anak. Pada kelompok nyamuk aedes aegypty. Pertama-tama
anak dengan penyajian diet karakter yang terjadi adalah viremia yang
bento secara keseluruhan tingkat mengakibatkan penderita
konsumsi dalam kategori baik, terjadi mengalami demam, sakit kepala, mual,
nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, yang masuk kepada pasien akan lebih
ruam atau bintik-bintik merah pada baik. Hal tersebut merupakan suatu
kulit (petekie), hyperemia tenggorokan gagasan baru untuk mengatasi
dan hal lain yang mungkin terjadi kesulitan makan pada anak-anak yang
seperti pembesaran kelenjar getah menjalani hospitalisasi.
bening, pembesaran hati
(hepatomegali) dan pembesaran limpa Tabel 3 Efektivitas Penyajian Diet
(splenomegali). Kemudian virus akan Sederhana dan Penyajian Diet
bereaksi dengan antibody dan Karakter Bento terhadap Tingkat
terbentuklah kompleks virus-antibody. Konsumsi Makanan Pokok Pada
sehingga terjadinya trombositopenia, anak usia 6-10 Tahun di Rumah
menurunnya fungsi trombosit dan Sakit Petrokimia Gresik Driyorejo 01
menurunnya faktor koagulasi September - 31 Oktober 2018
(protombin dan fibrinogen) merupakan Std.
faktor penyebab terjadinya perdarahan Kelompok N Mean Deviation P Value
hebat, terutama perdarahan saluran
Nilai Diet biasa 56.357
gastrointestinal pada DHF (Nursalam, 14 18.51655
1
2005). 0.018
Berdasarkan penelitian di atas Diet bento 73.267
14 17.00579
dimana pada umumnya tingkat 9
konsumsi responden masuk kategori
Berdasarkan tabel 3 hasil uji
baik, hal ini membuktikan bahwa
statistik T test Independent terdapat
modifikasi makanan dalam bentuk
perbedaan efektivitas penyajian diet
karakter bento telah berhasil membuat
sederhana dan penyajian diet dalam
anak suka untuk mengkonsumsinya.
bentuk karakter bento terhadap tingkat
Peneliti berpendapat bahwa anak akan
konsumsi makanan pokok pada anak
lebih suka dengan sesuatu hal yang
usia 6-10 tahun di ruang rawat inap
baru, begitu juga dengan makanan.
Rumah Sakit Petrokimia Gresik
Anak akan lebih suka dengan makanan
Driyoerejo. Hasil uji statistik
yang dibentuk dengan berbagai macam
menunjukkan bahwa ada perbedaan
variasi seperti karakter bento untuk
yang signifikan antara efektivitas
meningkatkan nafsu makannya. Hal ini
penyajian diet sederhana dan penyajian
dibuktikan dari hasil penelitian bahwa
diet karakter bento terhadap tingkat
anak lebih suka makanan yang
kinsumsi makanan pokok pada anak
dimodifikasi dengan berbagai macam
usia 6-10 tahun di Rumah Sakit
bentuk seperti karakakter bento.
Petrokimia Gresik Driyorejo dengan
Menurut Winata (2011) modifikasi
nilai p=0.018.
bento merupakan modifikasi yang
Pertama kali indra penglihatan
praktis, mudah, dan dapat dibuat
melihat makanan. Maka anak akan
menarik sehingga diharapkan dapat
membayangkan kelezatan makanan
meningkatkan daya terima pasien anak
tersebut, yang pada akhirnya dapat
terhadap makanan. Dengan
mempengaruhi nafsu makan. Hal ini
meningkatnya daya terima pasien anak
berarti persepsi mengenai makanan
terhadap makanan maka asupan gizi
sudah terbentuk saat pertama kali usia 6-10 tahun di Rumah Sakit
melihat makanan. Pada saat indra Petrokimia Gresik Driyorejo. Hasil ini
penglihatan menerima stimulus, sel didukung dengan penelitian Fatmawati
syaraf afektor akan mengirimkan Widyaningtyas tahun 2013 dengan
stimulus ke otak terlebih dahulu judul pengaruh penyajian ala bento
sebelum indera pengecap merasakan dengan persepsi dan daya terima
rasa makanan itu. Hipotalamus akan pasien di bangsal anak RSUP Dr.
mensekresi hormone ghrelin yang akan Sardjito dengan hasil nilai p = 0.001.
mempengaruhi nafsu makan. Saat
jumlah ghrelin meningkat di dalam KESIMPULAN DAN SARAN
tubuh, lambung akan otomatis
dikosongkan lalu memelar untuk 1. Kesimpulan
menampung makanan yang akan Dari hasil penelitian dan
masuk. Selain itu, ghrelin juga akan pembahasan dapat diambil kesimpulan
merangsang kelenjar ludah untuk untuk menjawab tujuan dari penelitian
memproduksi lebih banyak ludah, yang sebagai berikut :
berfungsi untuk membantu proses 1. Tingkat konsumsi makanan pokok
pencernaan makanan di mulut pada anak usia 6-10 tahun terhadap
(Connors, 2004). diet sederhana di Rumah Sakit
Apabila makanan yang Petrokimia Gresik Driyorejo lebih
dihidangkan tidak menarik maka dari setengah responden yaitu
betapapun lezatnya rasa makanan 57,1% (8 responden) pada kategori
tersebut, akan dapat menurunkan selera sedang.
orang yang memakannya (Soekresna, 2. Tingkat konsumsi makanan pokok
2000). Dari uraian tersebut diatas pada anak usia 6-10 tahun terhadap
peneliti berpendapat bahwa makanan diet dalam bentuk karakter bento di
yang disajikan dengan penampilan Rumah Sakit Petrokimia Gresik
menarik dan rasa yang enak dapat Driyorejo lebih dari setengah
meningkatkan selera makan sehingga responden yaitu 57,1% (8
asupan nutrisi pada anak sakit dapat responden) pada kategori baik.
terpenuhi sehingga dapat membantu 3. Ada perbedaan efektivitas
proses penyembuhan anak. Dengan penyajian diet sederhana dan
terpenuhinya nutrisi pada anak yang penyajian diet dalam bentuk
sakit, maka terapi yang diberikan akan karakter bento terhadap tingkat
memberikan hasil yang maksimal konsumsi makanan pokok pada
sehingga mempercepat proses anak usia 6-10 tahun di Rumah
penyembuhan dan bisa memperpendek Sakit Petrokimia Gresik Driyorejo.
hari rawat inap, menurunkan angka
mortalitas (Ananto, 2007).
Dari hasil penelitian ini didapatkan 2. Saran
terdapat perbedaan efektvitas Berdasarkan hasil penelitian yang
penyajian diet sederhana dan penyajian sudah dilakukan, saran yang dapat
diet karakter bento terhadap tingkat diberikan oleh peneliti adalah :
konsumsi makanan pokok pada anak 1. Bagi Orang Tua dan Masyarakat
Diharapkan kepada para Ibu dan bagaimana pemenuhan nutrisi
masyarakat bisa menyajikan yang seimbang pada anak sakit
makanan secara menarik dan tetap dengan cara yang disukai oleh
memperhatikan kandungan gizi anak.
untuk anak. Modifikasi makanan
dengan bentuk karakter bento DAFTAR PUSTAKA
mampu meningkatkan selera
makan pada anak-anak sehingga Alzubaidy, Abdul Aziz. 2008. Hubungan
Tingkat Kepuasan dengan Sisa
nutrisi anak dapat terpenuhi untuk
Makanan Biasa pada Pasien Rawat
membantu proses tumbuh Inap di Rumah Sakit Umum
kembang anak. Daerah kabupaten Fak-Fak.
2. Bagi Rumah Sakit Skripsi, UGM.. https://
Bagi Rumah Sakit diharapkan jurnal.unimus.ac.id/
menyediakan fasilitas atau index.php/jgizi/article/
peralatan penunjang terutama di download/3460/3269. Diakses 10
Juli 2018.
Rumah Sakit Petrokimia Gresik
Driyorejo untuk membantu Ananto. 2007. Tanamkan Perilaku Hidup
menyediakan diet karakter bento Bersih Dan Sehat. Bandung: CV.
untuk pasien anak. Selain itu, Alfabeta.
diharapkan dapat menjadi standar
Ariyani, Umi Zubaidah. 2005. Daya
prosedur operasional untuk
Terima Pasien terhadap Kualitas
penyajian makanan yang baik dan Pelayanan Gizi di Rumah Sakit
menarik sehingga dapat Umum Daerah Wirosaban
meningkatkan daya terima pasien Yogyakarta. Skripsi, UGM.
anak terhadap makanan rumah http://etd.repository.ugm.ac.id.
sakit. Diakses 11 Juli 2018.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Arvin & Kliesma. 2000. Ilmu Kesehatan
Penelitian berikutnya diharapkan Anak (edisi : 15, vol 2), Jakarta :
dapat mengontrol faktor-faktor EGC. 854 – 856.
yang mempengaruhi terhadap
selera makan anak yaitu dengan Astuti, Rahayu Puji. 2001. Pengaruh
lebih fokus tehadap satu jenis Bimbingan Belajar Orang Tua
Terhadap Tanggung Jawab Belajar
penyakit sehingga kondisi Anak Kelas IV SD Pangudi Luhur
responden bisa lebih homogen. Don Bosco. Skripsi (Tidak
Selain itu penelitian ini bisa Diterbitkan). Semarang:
dilanjutkan untuk mengukur Universitas Negeri Semarang.
tingkat konsumsi anak sebelum http://lib.unnes.ac.id/3463/.
diberikan diet karakter bento. Diakses 18 Juli 2018.

4. Bagi Pengembangan Ilmu Azwar, A. 2008. Pengantar Ilmu


Keperawatan Kesehatan Lingkungan. Jakarta:
Hasil penelitian ini diharapkan Yayasan Mutiara.
dapat mengembangkan asuhan Connors, P.L. & Rozell, S.B. 2004. Using
keperawatan anak terutama a Visual Plate Waste Study to
Monitors Makanan Performance. J. Hidayat , Aziz A. 2007. Riset
Am. Dietetic Assoc. Vol. 104. hal Keperawatan Dan Teknik
94-96 Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika.
Creswell, John. 2002. Research Designs:
Qualitatif Quantitatif and Mixed Hurlock. 2004. Psikologi Perkembangan.
Methods Approach. Houghton Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Mifflin. Boston.
Istianto, H. 2011. Analisa Pengaruh
Depkes RI. 2007. Pedoman Kualitas Layanan Terhadap
Penyelenggaraan Makanan Rumah Kepuasan Pasien. Jurnal Ekonomi
Sakit. Direktorat Bina Pelayanan dan Informasi Akuntansi. Vol. 1
Medik Dasar dan Direktorat Nomor 3.
Jenderal Bina Gizi Klinik. Jakarta:
Depkes RI. Judarwanto. 2005. Psikologi Anak.
Surabaya: Fadil Cipta.
Depkes RI. 2009. Pedoman Penyajian Diet
Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI. Menteri Kesehatan RI. 2004. Keputusan
Menteri Keehatan Nomor
Firmansyah. 2007. Gangguan 1204/Menkes/X/2004 Tentang
Perkembangan Neurologis. Jakarta: Persyaratan Kesehatan
IDAI. Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta:
Depkes.
Hendrayati, Kunaepah, U & Nur,
Firmayana. 2009. Gambaran Daya M. Marten and A. Raben. 2003. Effect of
Terima Makanan dan Asupan Zat sensory perception of foods on
Gizi terhadap Lama Hari Rawat appetite and food intake. Vol
Pasien Anak di RSUD Salewangan 27.no. 2, hal. 152-166.
Maros Tahun 2009.
https://edoc.site/modifikasi-resep- Murwani. R. 2001. Penentuan Sisa
pdf-free.html. Diakses 28 Juni Makanan Pasien Rawat Inap
2018. Dengan Metode Taksiran Visual
Comstock di RSUP Dr. Sardjito.
Herni, astuti. 2002. Pola Asuh dan Tesis.Yogyakarta: UGM.
Hubungannya dengan https://repository.ugm.ac.id/45294/.
Pertumbuhan dan Perkembangan Diakses 10 Juli 2018.
Anak di Sulawesi-Selatan.
Makasar: Universitas Hasanudin. Nida, K. 2011. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Sisa
Heryawanti P, T. 2004. Pengaruh Alat Makanan Pasien Rawat Inap di
Penyajian Disposable terhadap Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.
Sisa Makanan Pasien di Ruang Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu
Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Kesehatan Husada Borneo Banjar
Semarang. Tesis, UGM. Baru.
https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/article/ https://perpustakaanhb.files.wordpr
view/17398. Diakses 5 Juli 2018. ess.com/2011/11/abstrak2.pdf.
Diakses 15 Juli 2018.
Hidayat, Aziz A. 2005. Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak. Jakarta: Nurparida, I. 2010. Penilaian Status
Salemba Medika. Nutrisi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Sodikin. 2011. Askep dengan Gangguan
Metodologi Penelitian Ilmu Gastrointestinal dan Hepatobilier.
Keperawatan. Jakarta: Salemba Jakarta: Salemba Medika.
medika.
Soekresno. 2000. Manajemen Food And
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Beverage Service Hotel. Jakarta:
Bayi Dan Anak. Jakarta: EGC. Gramedia.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Sugiono. 2007. Prosedur Penelitian Suatu
Metodologi Penelitian Ilmu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Keperawatan. Jakarta: Salemba Rineka Cipta.
Medika.
Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep
Nursiah A. Mukri dkk. 2000. Penilaian Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
Status Gizi. Jakarta: EGC. Cetakan 1 EGC.
Prastuti, Betty. 2005. Faktor-Faktor Whaley’s dan Wong. 2001. Psikologi
yang Berpengaruh terhadap Pekembangan Anak dan Remaja.
Tingkat Daya terima Makanan Bandung: Remaja rosdakarya.
pada Anak-Anak Prasekolah di
Full Day School TKIT Salman Widyati Retno & Yuliansyah. 2002.
Al-Farisi Yogyakarta. Skripsi, Higiene dan Sanitasi Umum dan
UGM. Perhotelan. Jakarta: Grasindo.

Proverawati, Atikah. 2009. Gizi Untuk Wikipedia Bahasa Indonesia. 2014. Jenis-
Kebidanan. Yogyakarta: Nuha jenis Karakter Bento.
Medika. https://id.wikipedia.org/wiki/Bent%
C5%8D. giakses tanggal 19 Juli
Rudianto. 2015. Pengaruh Penyajian Diet 2018.
Dalam Bentuk Karakter Bento
Anak Usia Pra Sekolah. Surabaya: Wilson & Hockenberry. 2007. Pengantar
Universitas Airlangga. Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:
http://repository.unair.ac.id/29627/. Salemba Medika.
Diakses 24 Juli 2018.
Winata, Novida. 2011. Bento Tools,
Sandjaja, B. & Albertus Heriyanto. 2006. Bagian 2. http://mymealbox.com.
Panduan Penelitian. Jakarta: Diakses 30 Juli 2018.
Prestasi Pustaka.
Wingantini, Julia. 2014. Bento Praktis
Santrock. 2008. Psikologi Pendidikan. Agar Anak Lahap Makan. Jakarta:
Jakarta: Prenada Media Group. Media Presindo.

Sarafino. 2006. Health Psychology Wong. 2009. Buku Ajar Keperawatan


Biopsychology Interaction. USA: Pediatric Cetakan ke 2. Jakarta:
John Willey &Sons. EGC.

Sodiqotama. 2004. Ilmu Gizi Untuk


Mahasiswa Dan Profesi. Jakarta:
Dian Rakyat.

You might also like