You are on page 1of 7

OPEN ACCESS

E-ISSN : 2549-6581
Artikel Hasil Penelitian
Diterima : 4 Mei 2017
Direview : 11 Mei 2017
Dimuat : Agustus – November 2017

The Influence of Early Ambulation "Pelvic Floor Muscle Training" on


Prevention of Defecation Disorder Post Partum

Mustika Dewi1
1
Midwifery Departement, Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya, Malang, East Java, Indonesia

Email* : mustikadewi.eka@gmail.com
HP : 08126719106

ABSTRACT
Labour have an impact on defecation function in postpartum periode, found 44% constipation.
Usually laxative therapy used to resolves this problems. One of the early stimulation that can be
done before the intervention is pelvic floor muscle training (PFMT). The purpose of this study was to
determine the effect of PFMT on restoring the function of defecation in spontaneous
postpartum.This study was a quasi-experimental study with a posttest only control group design, by
doing pelvic floor muscle training for 2 hours postpartum as much as 3 sessions over 3 days, study
was conducted in Kepanjen. The sampling technique used is to concecutive sampling with random
blocks, as many as 28 respondents.This study found that mothers who did PFMT experience more
normal defecation (76.9%), than mothers who did not PFMT (13.3%). Analyzis of statistical
achieves p value 0.000. There is a significant relationship between PFMT with normal defecation
postpartum spontaneous.The research showed that PFMT effects defecation in spontaneous
postpartum. To be more effective PFMT should be introduced early and integrated with pregnancy
exercise.

Keyword : Pelvic Floor Muscle Training (PFMT). Defecation. Postpartum

ABSTRAK
Persalinan membawa dampak terhadap fungsi defekasi pada ibu post partum, 44% konstipasi
postpartum. Untuk mengatasi keluhan konstipasi biasanya digunakan laksatif. Namun asuhan
sebelum pemberian laksatif, ambulasi dini dapat dilakukan sebelum intervensi tersebut antara lain
pelvic floor muscle training (PFMT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PFMT
terhadap pengembalian fungsi defekasi pada ibu postpartum spontan. Penelitian ini merupakan
studi kuasi eksperimen dengan posttest only control group design, dengan melakukan ambulasi dini
yaitu pelvic floor muscle training terhadap ibu setelah 2 jam postpartum sebanyak 3 sesi selama 3
hari. Pengumpulan data penelitian dilakukan selama 3 bulan di Polindes Kepanjen. Teknik
pengambilan sampel secara concecutive sampling dengan random blok, sebanyak 28 responden.
Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square. Pada penelitian ini ditemukan bahwa ibu yang
melakukan PFMT mengalami lebih banyak defekasi normal (76.9%), daripada ibu yang tidak
melakukan PFMT (13.3%). Secara statistik perbedaan tersebut signifikan (p < 0.05), ada pengaruh
PFMT terhadap defekasi normal pada ibu postpartum spontan. Kesimpulan penelitian ini, terdapat

1
2 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

pengaruh PFMT terhadap defekasi pada ibu postpartum spontan. Agar lebih efektif PFMT
sebaiknya diperkenalkan lebih awal dan terintegrasi dengan senam hamil.

Kata Kunci: Pelvic Floor Muscle Training (PFMT). Defekasi. Postpartum

*Korespondensi: Mustika Dewi. Surel: mustikadewi.eka@gmail.com


3 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

PENDAHULUAN postpartum8,9. Pelvic floor muscle


Trauma persalinan pada otot dasar training (PFMT) merupakan latihan
panggul dapat menyebabkan otot dasar panggul yang dianggap
1
gangguan defekasi . Peningkatan mampu menstimulus pemulihan
tekanan vena-vena di bawah uterus, organ urogenitalia kepada fungsi
penekanan otot dasar panggul dan fisiologisnya pada ibu post partum.
saraf pudendal, pengaruh hormon PFMT ini merupakan latihan yang
progesteron pada otot polos, dan ringan10,11,12.
dehidrasi selama persalinan, sering Pelvic Floor Muscle Training dapat
mengakibatkan konstipasi pada post dilakukan ditempat tidur, sambil
partum2. Efek inhibitor nor-adrenalin berdiri, duduk maupun berbaring,
pada enteric nerves, mengakibatkan dengan posisi yang nyaman dan
inersia kolon, motilitas kolon rileks. Latihan ini seperti ; Ibu
berkurang, dan obstruksi outlet atau seolah-olah menghentikan aliran
ganggaun sfingter ani eksterna, buang air kecil selama 5 detik,
sehingga terjadi penurunan waktu kemudian rileks, dengan
transit stool dikolon, hal ini merelaksasikan otot sfingter,
menyebabkan terjadinya konstipasi. kemudian seolah - olah
Inkontinensia feses sering mengeluarkan urine kembali selama
disebabkan adanya kerusakan 10 detik, latihan ini ulangi sekali lagi
sfingter anus dan cedera obstetrik. untuk 1 (satu) sesi latihan. Latihan
Pada partus spontan, kelemahan dilakukan sebanyak 15 sesi dan 3
otot dasar panggul atau gangguan (tiga) kali sehari, selama 10-15
yang bersifat mekanik lebih menit13.
dominan daripada kerusakan yang Tujuan penelitian ini adalah untuk
bersifat neurologi3. Estimasi dari mengetahui pengaruh pelvic floor
prevalensi inkontinensia feses pada muscle training (PFMT) terhadap
postpartum antara 2%-6%, dan anal pengembalian fungsi defekasi pada
inkontinensia 13%-27%4. Menurut ibu post partum spontan.
Derbyshire dalam Steen pada tahun Hipotesis penelitian ini adalah ada
2013 sekitar 44% wanita postpartum pengaruh pelvic floor muscle
mengalami konstipasi. training (PFMT) terhadap
Pengembalian fungsi defekasi post pengembalian fungsi defekasi pada
partum terjadi pada hari ke-2 ibu post partum spontan
sampai ke-32.
Asuhan kebidanan ibu post partum METODE
sangat diperlukan untuk Penelitian ini adalah studi kuasi
mengembalikan fungsi fisiologis eksperimen dengan posttest only
tubuh ibu. Filosofi bidan, dalam control group design untuk
memberikan asuhan harus memiliki mengetahui pengaruh pelvic floor
nilai asuhan sayang ibu dan minimal muscle training terhadap
intervensi5,6. Dukungan dari pengembalian fungsi defeksi pada
penolong persalinan kepada Ibu ibu postpartum spontan. Penelitian
post partum dibutuhkan agar kondisi dilaksanakan di Polindes
fisiknya bisa segera pulih7. Talangagung, kecamatan Kepanjen,
Ambulasi dini pada otot dasar tanggal 26 Januari sampai dengan
panggul (pelvic floor muscle) dapat 26 Maret 2017. Populasi pada
dilakukan kepada ibu early penelitian ini adalah ibu nifas
4 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

dengan partus spontan yang ada karakteristik responden pada


pada periode penelitian. Kriteria penelitian ini.
inklusi, ibu yang bersedia secara
sukarela menjadi responden, Tabel 1. Karakteristik Responden
kooperatif, melahirkan bayi viable, Variabel Rerata SD P
usia reproduktif antara 20 sampai Umur (tahun)
Intervensi 30.00 4.14 0.26
35 tahun, multipara paritas 2 sampai
Kontrol 31.53 3.02 9
4, indeks massa tubuh (IMT) dalam Paritas
batas 18.5-25.0, intake cairan 2500 Intervensi 2.77 0.73 0.71
ml-3500 ml dan waktu defekasi Kontrol 2.67 0.72 2
terakhir ibu yaitu 1-24 jam sebelum IMT
persalinan. Kriteria ekslusi, Ibu Intervensi 23.90 1.44 0.61
Kontrol 24.13 0.98 8
dengan episiotomi atau laserasi Intake Cairan
perineum derajat ≥ 3, Ibu dengan (ml) 2760.77 213.7 0.22
pre eklampsia, Ibu dengan HPP Intervensi 2858.67 5 9
atau atonia uteri, Ibu yang memiliki Kontrol 206.2
riwayat kelainan atau cedera 2
Waktu
panggul, Ibu yang memiliki riwayat Defekasi
penyakit kronik. Terakhir (jam)
Sampel dihitung dengan Intervensi 5.92 2.84 0.40
menggunakan rumus populasi Kontrol 6.87 3.07 9
invinite dan untuk data kategorik,
dengan derajat kemaknaan 95%14. Tabel 1 menunjukkan karakteristik
Berdasarkan rumus tersebut, responden secara keseluruhan yaitu
diperoleh jumlah sampel sebesar 28 umur, paritas, IMT, intake cairan
orang. hari pertama post partum dan waktu
Teknik pengambilan sampel, defekasi terakhir menunjukan hasil
concecutive sampling dengan yang setara antara kelompok
random blok. Sampel yang intervensi dan kontrol.
memenuhi syarat diberi penjelasan
tentang tujuan penelitian, kemudian Tabel 2. Pengaruh PFMT terhadap
dilakukan informed consent. Latihan Defekasi pada Ibu Postpartum
dilakukan sesuai protap pada Spontan
kelompok intervensi yang dimulai Defekasi ibu postpartum Total
PFMT spontan Normal
sejak 2 jam postpartum, dilanjutkan Normal Tidak Normal
pada hari ke-2 sampai hari ke-3 f % f % f %
postpartum. Selanjutnya dicatat Dilakukan 10 76.9 3 23.1 13 100
wakut defekasi pertama pada ibu Tidak 2 13.3 13 86.7 15 100
postpartum pada kelompok Dilakukan
intervensi dan kelompok kontrol. Total 12 42.9 16 57.1 28 100
Data diolah dan dianalisis dengan p = 0.000
menggunakan uji Chi Square
Tabel 2 menunjukan bahwa
HASIL PENELITIAN DAN persentase defekasi normal lebih
PEMBAHASAN tinggi pada ibu yang melakukan
Jumlah sampel 28 responden, 14 PFMT dari pada ibu yang tidak
pada kelompok intervensi dan 14 melakukan PFMT (76.9% : 13.3%).
kelompok kontrol. Berikut Secara statistik perbedaan tersebut
5 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

signifikan (p < 0.05), maka dapat fisiologis rektum yang mengalami


dinyatakan ada pengaruh PFMT penekanan selama akhir kehamilan
terhadap defekasi pada ibu dan persalinan akan membuat
postpartum spontan. kontraksi peristaltik, refleks defekasi
terganggu, dengan latihan ini dapat
Pelvic floor muscle training menstimulus rangsangan untuk
merupakan gerakan yang defekasi secara cepat19. PFMT
memberikan rangsangan pada serat merupakan asuhan kebidanan
saraf otot polos, sehingga terjadi secara fisiologis atau alamiah, dapat
metabolisme pada mitokondria, mengembalikan fungsi defekasi
yang menghasilkan adeno tripospat pada ibu postpartum spontan.
(ATP). Energi yang dihasilkan,
meningkatkan kontraksi otot dasar
panggul dan rektum, sehingga KESIMPULAN
dapat mengatasi gangguan defekasi Anak sekolah dasar khususnya
pada ibu postpartum15. kelas 4, 5 dan 6 yang membutuhkan
Menurut Derbyshire dalam Steen pendidikan seksualitas (70.03%)
(2013) di Chester16, sekitar 44% dari lebih banyak dibandingkan dengan
wanita postpartum mengalami anak yang tidak membutuhkan
konstipasi setelah melahirkan. pendidikan seksualitas (29.97%).
Pengetahuan yang cukup sangat Kebutuhan tujuan pembelajaran
diperlukan bagi ibu hamil dan pendidikan seksualitas
postpartum tentang anatomi dan menunjukkan peminatan yang
fisiologi sistem reproduksi dan paling tinggi pada tujuan untuk
sistem pencernan, sehingga mereka mempersiapkan diri menghadapi
dapat mengatasi masalah potensial, masa pubertas sebesar dengan
seperti konstipasi post partum. materi terkait topik: 1)Keluarga
Hall (2003) di Oregon Health and (94.32%); 2)Permintaan bantuan
Science University Amerika juga dan pertolongan (91.48%);
melakukan penelitian pada ibu 3)Pubertas (91.17%); 4)
postpartum, menyatakan bahwa Pertemanan (90.85%); 5) Cara
38% terjadi gejala inkontinensia berkomunikasi (87.07%), pengajar
feses17. Resiko kejadian responden lebih memilih guru
inkontinensia feses tersebut (85.49%), metode yang disukai
meningkat pada persalinan adalah ceramah (87.77%), media
pervaginam dan laserasi perineum. yang disukai adalah buku (85.49%)
Persalinan spontan memiliki resiko dan dengan penilaian melalui ujian
lebih besar yaitu 50% untuk tulis (78.81%). Faktor-faktor yang
terjadinya inkontinensia feses mempengaruhi kebutuhan
dibandingkan dengan persalinan pendidikan seksualitas anak adalah
yang menggunakan alat seperti kelas, informasi, pengetahuan,
forcep dan vacum ekstraksi2. persepsi dan sikap terhadap
pendidikan seksualitas.
Penelitian ini didukung oleh
beberapa penelitian di atas
menyatakan bahwa, PFMT dapat KONFLIK KEPENTINGAN
dilakukan untuk mencegah dan Tidak ada konflik kepentingan
mengobati gangguan pada defekasi dalam penelitian ini.
pada persalinan spontan. Secara
6 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

Referensi [9] Asim HM.; Hayyat K.; Iqbal A.;


[1] Fraser D.: (2009): Myles Buku (2013): Postpartum Stress,
Ajar Bidan Edisi 14, EGC Effects of Pelvic Floor Muscle
Jakarta Training (Kegel Exercises) in
[2] Budinurdjaja P, (2012): Women with Postpartum Stress
Kerusakan Dasar Panggul Urinary Incontinence,
Akibat Kehamilan dan Professional Med J 2013; 20(2):
Persalinan, Sub Bagian page 208-203
Uroginekologi Rekonstruksi [10] Cardozo L and Staskia D,:
Bagian Obstetri dan Ginekologi (2006) Text Book of Female
FK Universitas Lambung Urology and Gynecology, Vol. 1,
Mangkurat RSUD Ulin Second Edition, Informa
Banjarmasin, Medicinus, Vol. Healthcare, UK
25, No. 1, Edition April 2012 [11] Baessler K.; Schussler B.;
[3] Munsat TL, ed.: (2001): Burgio K.L; Moore K.H; Norton
Neurologic Bladder, Bowel and P.A; Stanton S.L. ed: (2008):
Sexual Dysfunction, Elsevier Pelvic Floor Re-education-
Science B.V., The Netherldans Principles and Practice Second
[4] Hay-Smith J.; Mørkved S.; Edition, Springer-Verlag,
Fairbrother KA,; Herbison GP.: London
(2009): Pelvic Floor Muscle [12] Kenny T.: (2012): Pelvic Floor
Training for Prevention and Exercise,
Treatment of Urinary and Fecal www.patient.co.id/health/pelvic-
Incontinence in Antenatal and floor-exercises/htm
Postnatal Women, The [13] Purnomo B.B.: (2007): Dasar-
Cochrane Collaboration, Wiley, Dasar Urologi, Edisi Kedua,
New Zealdan Sagung Seto, Jakarta
[5] Pairman S.: (2005): From [14] E.: (2003): Metodologi
Autonomy and Back Again- Penelitian Kedokteran, EGC,
Education Midwives Across a Jakarta
Century, New Zealdan College [15] Pribakti.: (2011): Dasar- Dasar
of Midwivery. Journal 33, 4-9 Uroginekologi, Agung Seto,
[6] WHO.: (2010): WHO Technical Jakarta
Consultan on Postpartum and [16] Steven M.: (2013) Promoting
Postnatal Care, Departemen Continence in Women Following
Pregnancy Safer, Switzerldan Childbirth.. Faculty of Health
[7] Varney H.: (2008): Buku Ajar and Social Care, University of
Asuhan Kebidanan Edisi 4, Vol. Chester, Chester. Vol 28, No 1,
2, EGC, Jakarta Page 49-57
[8] Lee IS and Choi ES.: (2005): [17] Hall W.; McCracken K.;
Pelvic Floor Muscle Exercise by Osterweil P.; Guise JM.: (2003):
Biofeedback and Electrical Frequency and predictors for
Stimulation to Reinforce the postpartum fecal incontinence,
Pelvic Floor Muscle after Departement of Obstetry and
Normal Delivery, Journal of Gynecoogy and Division of
Korean Academy of Nursing Medical Informatics and
Vol. 36, No. 8 Outcomes Research Oregon
Health and Sciences University,
7 Journal of Issues in Midwifery, April – Juli 2017, Vol. 1 No. 1, 1-18

American Journal of Obstetry


and Gynecology, Volume 188,
Issue 5, Pages 1205-1207, May
2003.
www.ajog.org/article/S0002-
9378903)00216-3/abstract

You might also like