You are on page 1of 10

PERBEDAAN KELELAHAN PADA PERAWAT SHIFT MALAM RUANG

RAWAT INAP ICCU DAN KANA DI RUMAH SAKIT X KUDUS

THE DIFFERENCE OF FATIGUE BETWEEN NIGHT SHIFT NURSE AT


ICCU ROOM AND KANA ROOM IN HOSPITAL “X” KUDUS

Ikha Bayu Yanuar Aji1) , Baju Widjasena2), Siswi Jayanti3)


1)
Alumni peminatan K3, 2-3) Dosen Bagian K3
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro

ABSTRACT
Nurse is one of a person who gives health services which have a whole time
besides patient that is 24 hours divided into 3 shift (morning, afternoon, and
night). Work shift arrangement and time to rest giving in order to reduce level of
exhaustion for nurses. Nevertheless, the impact from the arrangement of work
shift still gives an effect to them. Kana and ICCU inpatient rooms are places of
patient treatment which happened certain cases that is post-operation cases or
accident cases, patient which have a serious or severe disease, patient with critical
or serious condition so that for nurses mostly do a certain action either treatment
of injuries or supervision for patient that get into trauma or injury according to
standard of nursing. Work load of night shift nurses at Kana and ICCU rooms
was high because of night shift nurses working upon 10 hours. This research was
conducted in hospital “X” Kudus at Kana and ICCU inpatient rooms. The
objective of this study was to know about have or haven’t differences of research
method was used survey with cross sectional approach. The samples of this
research were 50 nurses. Reaction Timer was used to measured fatigue based on
speed of light reaction. The result was analyzed by using t-test for unpaired
samples with confidence level 95% and was obtained the value p < 0.05.
Thereby, can be concluded that there are difference of fatigue toward night shift
nurses at Kana and ICCU inpatient rooms in hospital “X” Kudus. Therefore, the
effort to tackle or handle the exhaustion was doing with utilization of time to rest
by nurses effectively.
Kata Kunci : Kelelahan, perawat
Kesmasindo. Volume 4(2) Juli 2011, hlm. 175-183

PENDAHULUAN
Penyebab kelelahan akibat suatu rumah sakit adalah beban kerja
tidak ergonomisnya kondisi sarana, dan waktu kerja perawat yang tidak
prasarana dan lingkungan kerja seimbang. Hal ini sangat beresiko
merupakan faktor dominan bagi bagi kualitas pelayanan yang
menurunnya atau rendahnya diberikan perawat karena apabila
produktivitas kerja seorang tenaga beban kerja atau waktu kerja tinggi
kerja(Ramadhani, 2005). Salah satu maka ketelitian dan keamanan kerja
permasalahan yang sering muncul di menjadi menurun, meningkatkan

175
Ikha Bayu Yanuar Aji, Perbedaan Kelelahan Pada Perawat Shift Malam 176

bahwa beban kerja perawat memiliki pernafasan. Kerja fisik yang terus
hubungan yang signifikan terhadap menerus mempenagruhi mekanisme
keamanan pasien (Palestin, B.2003) tersebut baik sebagian maupun secara
Pada tenaga kesehatan keseluruhan. Makin panjang waktu
khususnya perawat analisa beban kerja, makin besar kemungkinan
kerjanya dapat dilihat dari aspek- terjadinya hal-hal yang tidak
aspek seperti tugas-tugas yang diinginkan( UU no 13, 2003).
dijalankan berdasarkan fungsi Pelaksanaan shift kerja yang
utamanya. Begitupun tugas tambahan tidak baik menimbulkan kelelahan
yang ia kerjakan, jumlah pasien yang kerja (fatigue) yang harus
harus dirawatnya, kapasitas kerjanya dikendalikan sebaik mungkin
sesuai dengan pendidikan yang ia mengingat fatigue dapat
peroleh, waktu kerja yang ia gunakan menimbulkan kecelakaan kerja. 50%
untuk mengerjakan tugasnya sesuai kecelakaan kerja ada kaitan dengan
dengan jam kerja yang berlangsung kelelahan kerja (Suma’mur,PK.1986).
setiap hari, serta kelengkapan fasilitas Ruang rawat inap Kana merupakan
yang dapat membantu perawat tempat perawatan pasien yang
menyelesaikan tugasnya dengan baik mengalami kasus-kasus khusus yaitu,
(Palestin, B.2003). kasus pasca operasi atau kasus-kasus
Perawat sebagai salah satu kecelakaan, dengan jumlah perawat
diantara pemberi pelayanan pada shift malam yaitu sebanyak 6
mempunyai waktu paling panjang orang dan dengan jumlah pasien ± 51
disisi pasien yaitu selama 24 jam orang yang keadaannya sedang
yang terbagi menjadi 3 shift : pagi, sampai berat. Sedangkan ruang rawat
siang, dan malam. Shift kerja inap ICCU merupakan tempat
terutama shift malam banyak perawatan pasien yang menderita
menimbulkan keluhan kelelahan penyakit-penyakit serius atau berat,
karena terpaksa melawan sifat alami. pasien yang mengalami koma atau
Mekanisme tubuh mencakup sistem kritis sehingga kebanyakan perawat
sirkulasi, sistem pencemaran, sistem melakukan tindakan-tindakan khusus
otot, sistem syaraf dan sistem dalam perawatan luka maupun
177 Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 2, Juli 2011, hlm. 175-183

pengawasan pasien yang trauma diperoleh kemudian dianalisis secara


maupun cedera sesuai dengan standar deskriptif dan analitik
asuhan keperawatan yang ada. Jumlah (Notoatmojo,S.2005). Populasi dalam
perawat shift malam pada perawat penelitian ini adalah seluruh perawat
ruang ICCU sebanyak 4 orang dengan ruang rawat inap ICCU dan Kana di
jumlah pasien ± 11 orang yang Rumah Sakit ”X” Kudus sebanyak 50
keadaannya sangat berat (total care). orang. Sampel dalam penelitian ini
Pasien pada kedua ruang rawat inap adalah total populasi sebanyak 50
memerlukan bantuan penuh dari orang. Berdasarkan kriteria sebagai
perawat. berikut :
Dari jumlah tenaga perawat di 1. Perawat ruang ICCU sebanyak 20
ruang ICCU dan Kana dalam orang dengan jumlah perawat
tugasnya secara bergilir dibagi pada shift malam sebanyak 4
menjadi 3 shift. Adapun shift pagi orang.
bertugas dari jam 07.00-14.00, shift 2. Perawat ruang Kana sebanyak 30
siang dari jam 14.00-21.00, orang dengan jumlah perawat
sedangkan shift malam dari jam pada shift malam sebanyak 6
21.00-07.00. Sehingga dari orang.
pengaturan jam dinas perawat di Instrumen yang digunakan
ruang ICCU dan Kana yang dinas dalam penelitian ini adalah alat ukur
pada malam hari mencapai waktu kelelahan (kecepatan reaksi cahaya),
kerja selama 10 jam. kamera digital untuk mengambil
gambar penelitian, kuesioner
METODE PENELITIAN karakteristik responden. Analisis data
Penelitian yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan secara
adalah penelitian survey dengan univariat dan bivariat. Analisis
pendekatan cross sectional, dimana bivariat dilakukan dengan
pengukuran subyek penelitian menggunakan uji Independent T-test
dilakukan pada periode waktu (uji t tidak berpasangan).
tertentu, yaitu pada waktu dini hari
dari jam 04.00-selesai. Hasil yang
Ikha Bayu Yanuar Aji, Perbedaan Kelelahan Pada Perawat Shift Malam 178

HASIL DAN PEMBAHASAN penyakit-penyakit serius atau


berat, pasien yang mengalami
a. Gambaran umum lokasi penelitian koma atau kritis sehingga
Ruang rawat inap kana kebanyakan perawat melakukan
merupakan tempat perawatan tindakan-tindakan khusus dalam
pasien yang mengalami kasus- perawatan luka maupun
kasus khusus yaitu, kasus pasca pengawasan pasien yang trauma
operasi atau kasus-kasus maupun cedera sesuai dengan
kecelakaan. Ruang rawat inap standard asuhan keperawatan
ICCU merupakan tempat yang ada.
perawatan pasien yang menderita b. Karakteristik responden penelitian
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Pada Perawat Shift Malam Ruang Kana dan
ICCU di Rumah Sakit ” X ” Kudus Tahun 2010.
Umur Ruang Kana Ruang ICCU
F % f %
≤ 30 Tahun 22 73,3 2 10,0
> 30 Tahun 8 26,7 18 90,0

Total 30 100,0 20 100,0

Berdasarkan data dari tabel 1 kerja seseorang. Penelitian di


diketahui bahwa sebesar 73,3 % Amerika Serikat tentang usia tua,
perawat shift malam Ruang Kana ternyata 95% lebih baik dibanding
berumur kurang dari sama dengan dengan usia muda atau usia
30 tahun, dan sebesar 90 % dewasa. Mereka yang berusia tua
perawat shift malam Ruang ICCU umumnya lebih bertanggung
berumur lebih dari 30 tahun. jawab, lebih tertib, lebih teliti dan
Umur dapat mempengaruhi lebih bermoral serta lebih berbakti
kelelahan, semakin tua umur dari pada usia muda (Azwar, S.
seseorang maka semakin besar 1988).
tingkat kelelahan. Fungsi faal
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
tubuh yang dapat berubah karena
Berdasarkan Masa Kerja Pada
faktor umur mempengaruhi Perawat Shift Malam Ruang Kana
dan ICCU di Rumah Sakit ” X ”
ketahanan tubuh dan kapasitas
Kudus Tahun 2010.
179 Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 2, Juli 2011, hlm. 175-183

Masa Kerja Ruang Kana Ruang ICCU


F % f %
≤ 6 Tahun 18 60,0 2 10,0
> 6 Tahun 12 40,0 18 90,0

Total 30 100,0 20 100,0

Berdasarkan data dari tabel 2 pengaruh positif kepada pekerja


diketahui bahwa sebesar 60,0 % bila dengan lamanya seseorang
perawat shift malam Ruang Kana bekerja maka dia akan semakin
telah bekerja kurang dari sama berpengalaman dalam melakukan
dengan 6 tahun, dan sebesar 90 % tugasnya. Sebaliknya akan
perawat shift malam Ruang ICCU memberikan pengaruh negatif
telah bekerja lebih dari 6 tahun. apabila semakin lamanya
Masa kerja dapat mempengaruhi seseorang bekerja maka akan
pekerja baik positif maupun menimbulkan kebosanan (Tulus,
negatif. Akan memberikan MA.1992).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Perawat Shift Malam Ruang
Kana dan ICCU di Rumah Sakit ” X ” Kudus Tahun 2010.
Jenis Kelamin Ruang Kana Ruang ICCU
F % f %
Laki-laki 7 23,3 3 15,0
Perempuan 23 76,7 17 85,0

Total 30 100,0 20 100,0

Berdasarkan data dari tabel 3. kemudian, dalam hal kekuatan,


diketahui bahwa sebesar 76,7 % wanita rata-rata hanya
perawat shift malam Ruang Kana mempunyaikekuatan kira-kira 65-
adalah perempuan, dan sebesar 85 75% dari seluruh kekuatan pria.
% perawat shift malam Ruang Wanita mempunyai pengeluaran
ICCU adalah perempuan. dalam oksigen lewat bernafas yang
kemampuan kerja fisik seseorang jumlahnya sama dengan pria,
sejauh ini belum ada perbedaan sementara itu, dalam hal jumlah
yang signifikan antara pria dan hemoglobin, semakin rendah
wanita sampai masa pubertas. jumlahnya hemoglobin dalam
Ikha Bayu Yanuar Aji, Perbedaan Kelelahan Pada Perawat Shift Malam 180

darah wanita juga turut berperan maksimal antara jenis kelamin.


dalam hal kekuatan aerobik c. Pengukuran Kelelahan

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelelahan Pada Perawat Shift Malam Ruang Kana
dan ICCU di Rumah Sakit ” X ” Kudus Tahun 2010.
Kelelahan Ruang Kana Ruang ICCU
F % f %
normal 0 0 0 0
ringan 25 83,3 4 20,0
sedang 5 16,7 16 80,0
serat 0 0 0 0
Total 30 100,0 20 100,0

Berdasarkan data dari tabel 4. perasaan lelah yang sampai


diketahui bahwa sebesar 83,3 % akhirnya menuju kelelahan total
perawat shift malam Ruang Kana (Rodahl.1989). Para perawat shift
mengalami kelelahan ringan, dan malam ruang rawat inap Kana dan
sebesar 80 % perawat shift malam perawat shift malam ruang rawat
Ruang ICCU mengalami ianap ICCU bertugas dari jam
kelelahan sedang. Kelelahan 21.00 – 07.00, dari pengaturan
biasanya terjadi pada akhir 8 jam jam dinas perawat di ruang ICCU
sesorang bekerja dengan tingkat dan Kana yang dinas pada malam
beban kerja lebih dari 30-40% hari mencapai waktu kerja selama
dari kemampuan kerja maksimal 10 jam, sehingga hal tersebut
seseorang, selain itu juga dapat menyebabkan kelelahan
bergantung apakah pekerjaan kerja pada perawat shift malam
tersebut dilakukan secara terus ruang rawat inap Kana dan ICCU.
menerus atau sebentar. Gejala d. Uji Perbedaan Kelelahan
kelelahan dapat dimulai berupa
Tabel 5. Hasil Uji Statistik t- Independent Samples Test
F Sig t df Sig (2 -tailed
Equal variances ,342 ,562 -5,600 48 ,000
assumed
Equal variances not -5,510 38,581 ,000
assumed

Uji Varians F dapat diketahui dari diterima dengan kata lain varians
nilai Sig. 0,562 berarti Ho dari data di atas tidak berbeda
181 Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 2, Juli 2011, hlm. 175-183

(sama). Hasil uji t berdasarkan istirahat oleh tenaga kerja,


assumsi bahwa varians sama, sehingga kelelahan kerja dapat
sehingga yang di baca pada kolom diminimalkan. Kerja shift malam
Equal variances assumed dapat yang berdampak pada respon
diketahui bahwa nilai t hitung fisiologis tubuh, efek sosial, dan
adalah sebesar -5,600, sedangkan efek penampilan dalam bekerja
nilai Signifikansinya adalah 0,000 (Pulat, M. 2002). Hal ini
hal ini menunjukkan Ho ditolak berpengaruh terhadap besarnya
yang artinya ada perbedaan rata- rasa tanggung jawab dan
rata yang signifikan kelelahan konsentrasi dari masing-masing
perawat antara perawat shift pekerja saat melakukan pekerjaan
malam ruang Kana dan ruang dalam mencapai target.
ICCU. Pengukuran kelelahan Pengaturan shift kerja dan
kerja dilakukan dengan melihat penyediaan waktu istirahat yang
waktu reaksi yang dibutuhkan cukup serta desain tempat kerja
seseorang untuk menanggapi dapat meminimalkan kelelahan
rangsang cahaya. Berdasarkan kerja.
hasil analisis bivariat dengan uji
independent t-test diketahui SIMPULAN DAN SARAN

bahwa ada perbedaan kelelahan A. Simpulan

kerja pada perawat shift malam 1. Beban kerja perawat shift

Ruang ICCU dan perawat shift malam diruang Kana dan

malam Ruang Kana dengan nilai ICCU sangat tinggi, karena

p-value 0,000 (< 0,05). Hasil skor bekerja selama 10 jam pada

rata-rata pengukuran waktu reaksi malam hari.

perawat shift malam Ruang ICCU 2. Karakteristik responden pada

dan perawat shift malam Ruang perawat shift malam ruang

Kana berada pada kondisi ringan. Kana dan ruang ICCU di

Hal ini dipengaruhi karena Rumah Sakit “X” Kudus :

berbagai faktor dari lingkungan 73,3% perawat shift malam

kerja dan pemanfaatan waktu ruang Kana berumur ≤ 30


183 Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 2, Juli 2011, hlm. 175-183

tahun, 90% perawat shift a. Disarankan bagi perawat


malam ruang ICCU berumur > yang mendapat giliran
30 tahun, 60% perawat shift bekerja pada shift malam
malam ruang Kana telah untuk memanfaatkan
bekerja ≤ 6 tahun, 90% waktu pada siang hari
perawat shift malam ruang untuk beristirahat dan
ICCU telah bekerja selama > 6 tidur, serta tidak
tahun, 76,7% perawat shift melakukan aktifitas yang
malam ruang Kana adalah berat agar pada malam
perempuan, dan 85% perawat hari tubuh berada dalam
shift malam ruang ICCU keadaan optimal untuk
adalah perempuan. bekerja.
3. Kecepatan waktu reaksi pada b. Pembagian tugas yang
perawat shift malam ruang merata pada perawat shift
rawat inap ICCU diperoleh malam di ruang rawat
rata-rata mengalami kelelahan inap ICCU.
sedang dan kecepatan waktu Perbandingannya harus
reaksi pada perawat shift memenuhi syarat yaitu
malam ruang rawat inap kana 1:2, artinya 1 orang
diperoleh rata-rata mengalami perawat merawat 2 orang
kelelahan ringan. pasien.
4. Ada perbedaan kelelahan kerja c. Dalam tugasnya perawat
pada perawat shif malam shift malam ruang rawat
ruang rawat inap ICCU dan inap ICCU berjumlah 4
perawat shift malam ruang orang perawat, oleh
rawat inap Kana di Rumah karena itu disarankan
Sakit X Kudus, ( p-value = untuk menambah lagi
0,000). jumlah perawat shift
B. SARAN malam di ruang rawat
1. Bagi Perawat inap ICCU.
2. Bagi Rumah Sakit “X” Kudus atau sebelum bekerja pada
a. Disarankan untuk melakukan malam hari.
himbauan atau saran bagi b. Disarankan untuk perawat
perawat tentang pemanfaatan yang telah berusia lebih dari
waktu istirahat dan mafaat 45 tahun tidak
tidur pada siang hari setelah diperkenankan bekerja pada
shift malam.

DAFTAR PUSTAKA Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2003 Nomor 4279.
Azwar, Syaifudin. Sikap Manusia Teori dan
Jakarta. 2003
Pengukurannya. Yogyakarta. 1988

Notoatmojo, S. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Rineksa Cipta, Jakarta.
2005

Palestin B. ’’Fungsi Perawat Spesialis Agar


terhindar dari Masalah Etik Maupun
Hukum’’. Jurnal Keperawatan &
Penelitian Kesehatan. 2003,
http:/www.fungsi-peraw.ac.id,
download tanggal 1-2-2008, hal : 3.
2006

Pulat, Mustafa B. The Fundamental


Ergonomics. Prentice Hall
EnglewoodCliffs, New Jersey. 2002

Ramadhani, A.S. Ergonomi Hyperkes dan


Kesehatan Kerja : Hyperkes & KK
(Edisi kedua), Semarang. 2005

Rodahl, K. The Physiology of Work. Taylor


and Francis, London New York
Philadelphia. 1989

Suma’mur. Higene Perusahaan dan


Kesehatan Kerja. Gunung Agung,
Jakarta. 1986

Tulus M. A. Manajemen Sumber Daya


Manusia. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama. 1992

Undang-Undang Republik Indonesia,


Undang Nomor : 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan. Tambahan

You might also like