You are on page 1of 11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Uji Densitas, Uji Bulky dan Uji Durabilitas
Uji Densitas Dedak Halus
A gram : 328 gr
B gram : 751 gr
C gram : 907 gr
Tinggi bahan pakan sebelum dipadatkan : 12 cm
Tinggi bahan pakan sesudah dipadatkan : 9,5 cm
(𝑏−𝑎) (𝑐−𝑎)
D1 = D2 =
1000 1000
(751−328) (907−378)
= =
1000 1000

= 423 gr/l = 579 gr/l


D2-D1 = 579 – 423
= 156 gr/l
Uji Densitas Tepung Jagung
A gram : 328 gr
B gram : 1062 gr
C gram : 1129 gr
Tinggi bahan pakan sebelum dipadatkan : 12 cm
Tinggi bahan pakan sesudah dipadatkan : 10,5 cm
(𝑏−𝑎) (𝑐−𝑎)
D1 = D2 =
1000 1000
(1062−328) (1129−328)
= =
1000 1000

= 734 gr/l = 801 gr/l


D2-D1 = 801 – 734
= 67 gr/l
Uji Bulky Dedak Halus
Ketebalan bahan pakan sebelum diaduk :
Mengapung : 02 cm
Tenggelam : 1 cm
Ketebalan bahan pakan sesudah diaduk :
Mengapung : 0,1 cm
Tenggelam : 1,1 cm
Uji Durabilitas
Bobot Pakan Awal = 500 gr
Bobot Pakan Akhir = 496 gr
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Presentasi Durabilitas = 𝑥 100 %
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙
496
= 𝑥 100 %
500

= 99,2 %
B. Bahan Baku Pakan
Berikut merupakan data hasil pengamatan bahan baku pakan.
Tabel 1. Bahan Baku Pakan Konvensional dan Alternatif
No. Nama Bentuk Tekstur Warna Bau Sumber Kadar
Bahan Protein
1. Dedak Meals kasar krem kuaci limbah 12,4 %
padi/gandum
2. Tepung Meals halus cokelat terasi Limbah daging 50 %
daging ikan
3. Tepung Meals kasar putih Ikan asin Limbah ikan 22,65 %
ikan
4. Tepung Meals kasar putih tulang Tulang ikan 25,54 %
Tulang
5. Wheat Meals kasar krem Tepung Biji gandum 11,90 %
Pollard
6. Bungkil Meals kasar krem Kacang Kacang kedelai 37 %
Kedelai kedelai (kacang)
dan 41,7 %
(bungkil
kacang)
7. Tepung Meals kasar Kuning Jagung Jagung 0,3 gram
jagung jagung
8. Tepung Meals kasar Putih laut Cangkang 3,3 %
Cangkang kotor kerang
Kerang
9. Tepung Tepung halus putih tepung Beras 10 gram
terigu
10. Sagu Tepung halus putih tepung Sagu 0,2 gram
(1,4 %)
11. Top Mix Tepung halus Krem Pakan ayam Campuran Vitamin A,
kuning jagung, sagu & D, E, K
terigu dan asam
amino.
12. Vitachik serbuk halus oranye Dedak Multivitamin Kalsium,
Nikotiracid
basitracid
13. Minyak kapsul cair Kuning Minyak Hati ikan DHA,
ikan (cair) bening ikan Omega 3
dan Asam
Lemak.
C. Pakan Komersil
Tabel 2. Pakan Komersil
No. Jenis Bentuk Peruntukan
Pakan/Nama Pakan
Sifat Ikan Stadia Contoh ikan
Produk
Ikan
1. PF - 1000 Granule omnivora benih Ikan koi, Ikan Nila
dan Ikan Gurame
2. PF - 800 Granule omnivora benih Ikan Lele
3. PF - 999 Granule omnivora benih Ikan Lele
4. PF - 500 Granule omnivora benih Ikan Lele
5. PK -5 Granule omnivora dewasa Ikan Koi
6. Pakan IkanHias Granule omnivora dewasa Ikan Koi
Takari
7. PK - 2 Granule omnivora benih Ikan Koi
8. 781 Induk Granule omnivora benih Ikan Lele
9. 781 - 2 Granule omnivora benih Ikan Lele
10. Supra ZT Granule omnivora benih Ikan Lele
11. Pengli - 0 Tepung karnivora larva Ikan Lele dan Udang
12. Pengli - 1 Granule karnivora benih Ikan Lele dan Udang
13. Bintang 888 Silinder omnivora dewasa Ikan Mas
kecil
14. TL - 888 Silinder omnivora dewasa Ikan Nila
besar
15. Terra - goldfish Flakes omnivora semua Ikan Mas Koki
stadia
16. Pakan Ikan Hias Crumble omnivora semua Ikan Hias
Sumber Mutiara stadia
D. Pakan Bentuk Cake
Kenampakan pakan bentuk Cake :
1.) Warnanya kuning gelap
2.) Terdapat lubang-lubang kecil di permukaannya
3.) Rasanya khas kue dan enak
E. Pakan Bentuk Roti Kukus
Kenampakan pakan bentuk Roti Kukus :
1.) Berwarna coklat
2.) Baunya seperti ikan
3.) Lebih padat dari ikan
F. Pakan Bentuk Emulsi
Kenampakan pakan bentuk Emulsi :
1.) Warnanya kuning kecoklatan
2.) Baunya seperti bubur bayi
3.) Tekstur kental dan lengket
G. Pakan Bentuk Flakes
Kenampakan pakan bentuk Flakes
1.) Warnanya kecoklatan
2.) Bentuknya seperti lembaran tipis
3.) Teksturnya kasar
H. Formulasi Pakan dan Pembuatan Pelet Tenggelam
Protein Basal (< 20%)
1.) Dedak : 9 % 7% 14,5 %
2.) Jagung : 5 % 54,5 % 37 % +
Rata-rata : 14 %/2 = 7 % 47,5 %
Protein Suplement (>20%)
1.) Tepung Ikan : 65 %
2.) Tepung kedelai : 44 %
Rata-rata : 109 %/2 = 54,5 %
Perhitungan Protein Basal
33%
= (47,5 % 𝑥 100 % 𝑥 50 𝑔𝑟) / 2

= 1736,84 gr
Perhitungan Protein Suplement
14,5 %
= (47,5 % 𝑥 100 % 𝑥 50 𝑔𝑟) / 2

= 763,15 gr
I. Pengenalan Industri Pembuat Pelet Tenggelam
1.) Mesin Pletting
Mesin Pletiing ialah mesin pencetak agar adonan pellet menjadi bentuk pellet dengan cara diberi
tekanan/kompresi dan dilewatkan melalui lubang-lubang yang terdapat pada silinderdie.
Komponen dan fungsinya yaitu :
a.) Hooper : penampung pakan
b.) Conditioner : pembawa pakan dari hooper ke conditioner
c.) Conditioner : pemberi uap panas pada pakan yang masuk
d.) Roller : penggiling
e.) Die : pembentuk pakan
f.) Fal Sprayer : penyemprot kandungan lemak pada pakan
g.) Mesin diesel : alat penggerak (solar)
2.) Mixer
Mixer pellet merupakan mesin yang dibutuhkan untuk mencampur bahan-bahan pembuat pellet
dalam jumlah yang banyak. Bahan pellet yang dicampurkan sudah berbentuk tepung dengan
tujuan pellet menjadi homogen.
Komponen : Wadah, Roller, Mesin Penggerak
Spesifikasi : Dimensi 70 x 40 x 80 / 100 x 70 x 110 cm
Material : besi, plat besi
Penggerak : Diesel (Bensin)
Kapasitas : > 15 kg – 50 kg
3.) Saringan Pelet/ Pelet Filler
Saringan pellet digunakan untuk memisahkan pellet dari kontaminasi (benda asing) juga untuk
menyamaratakan ukuran pellet. Saringan ini bekerja seperti ayakan dimana yang tersaring akan
digunakan untuk masuk tahap selanjutnya.
Spesifikasi : Komponen : - plat besi berlubang dengan ukuran tertentu sebagai ayakan
- ukuran dimensi 2,5 x 1 m
- kapasitas > 15 kg

4.) Mesin Drying


Alat untuk mengeringkan pellet. Pengoperasiannya yaitu pakan diletakkan di atas ruang
pengering dengan dibawahnya kayu bakar dan blower pada cerobong dihidupkan.
Spesifikasi dan Komponen :
a.) Bahan bakar : solar
b.) Dimensi : 4000 nm x 600 x 800 nm
c.) Penggerak : Motor Diesel
d.) Kapasitas : 120 kg/proses
e.) Rangka : besi dan plat besi
f.) Pemanas ; api / kayu bakar
Drying machine terdiri dari mesin penghasil angina dan juga cerobong untuk menghasilkan
angin dengan jarak jauh. Adapun alat /komponennya ialah :
a.) Hooper : tempat memasukkan pakan
b.) Ruang penyaring : tempat penyaring
c.) Bahan bakar (kayu) : penghasil panas
d.) Kipas (Blower) : untuk menghasilkan udara
5.) Timbangan
Timbangan digunakan untuk menimbang bobot pakan
Spesifikasi : berat : 10,5 gr
Dimensi packing : 72 x 42 x 8 cm
Lebar tekanan : 40 x 50 cm
Akurasi : 50 gr – 50 kg
6.) Troli
Troli merupakan suatu alat manual pemindah barang (pakan) dalam skala yang cukup besar.
Spesifikasi : dimensi platform 920 x 610 mm
Kapasitas beban : 300 kg
4.2 Pembahasan
A. Uji Densitas, Uji Bulky dan Uji Durabilitas
1.) Uji Densitas
Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh densitas dedak halus kisaran antara 423 gr/l
– 579 gr/l sedangkan densitas tepung jagung kisaran antara 734 gr/l – 801 gr/l. Dapat disimpulkan
bahwa tepung jagung lebih baik digunakan sebagai bahan pakan karena memiliki nilai densitas
yang lebih besar daripada dedak halus. Kerapatan jenis suatu bahan pangan dipengaruhi oleh
ukuran partikel, kandungan air dan kepadatan. Hal ini sejalan dengan pendapat Gautama (2008)
yang menyatakan bahwa kerapatan Jenis dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran partikel bahan
pakan. Ukuran partikel menjadi bahan kajian yang penting karena proses pencernaan adalah
rangkaian persiapan untuk proses penyerapan nutrisi, dimana pada proses pencernaan terjadi
perubahan ukuran partikel ransum dan kelarutannya baik secara mekanis maupun kimiawi (Blair,
2008).
2.) Uji Bulky
Menurut Agus (2007) menyatakan bahwa uji bulky (berat jenis) bahan pakan bertujuan
untuk mengetahui kualitas bahan pakan sekaligus untuk meminimalkan pemalsuan bahan pakan
(pencemaran). Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, tidak terdapat perubahan yang
signifikan yang artinya bahan pakan tidak terkontaminasi oleh bahan lain dan dapat digunakan
sebagai bahan pakan.
3.) Uji Durabilitas
Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh nilai durabilitas sebesar 99,2 % yang
menunjukkan bahwa bahan pakan tersebut baik karena nilai durabilitasnya mendakti nilai 100 %.
Menurut Thomas (1998), pakan yang dihasilkan sebaiknya diuji kualitasnya, baik secara fisik,
kimiawi maupun biologis. Pemeriksaan secara fisik meliputi tekstur, warna, keseragaman,
durabilitas, dan kekerasan.
B. Bahan Baku Pakan
Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai jenis bahan
baku pakan konvensional dan alternatif. Menurut Guoyao Wu (2018), bahan baku pakan
konvensional adalah bahan pakan umum dan sering digunakan untuk ternak. Bahan baku pakan
ini memiliki kandungan nutrien lengkap, terutama protein dan energi sebagai dasar formulasi
pakan. Sedangkan bahan baku pakan alternatif yaitu bahan pakan buatan sendiri dari bahan-bahan
lokal yang dicampur sendiri untuk mendapatkan pakan dengan nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhan, pakan ini mungkin tidak sebaik pakan buatan pabrik tetapi yang jelas sangat lebih
murah dan mudah diperoleh dan akan memberikan hasil yang memuaskan dibanding dengan pakan
buatan pabrik, hal ini karena pakan telah di rekayasa sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi untuk
ternak baik kandungan protein, energi metabolisme, kandungan lemak, batasan kandungn serat
kasar serta vitamin dan mineral yang di perlukan dengan menggunakan bahan bahan hasil
pertanian yang selalu mudah di dapat disekeliling. Dari tabel di atas diperoleh bahwa yang
termasuk bahan pakan konvensional yaitu dedak, tepung daging, tepung ikan, tepung tulang, wheat
pollard tepung bungkil kedelai, tepung jagung, tepung cangkang kerang, tepung terigu dan sagu.
Sedangkan yang termasuk bahan pakan konvensional yaitu topmix, vitachick dan minyak ikan.
C. Pakan Komersil
Pakan Komersial ialah pakan yang dibuat oleh manusia menggunakan teknologi terbaru
yang memiliki kandungan nutrisi yang lengkap. Berdasarkan data yang diperoleh maka yang
termasuk pakan komersil yaitu PF – 1000, PF – 800, PF – 999, PF- 500, PK -5, Pakan Ikan Hias
Takari, PK – 2, 781 Induk, 781 – 2, Supra ZT, Pengli – 0, Pengli – 1, Bintang 888, TL – 888, Terra
– goldfish dan Pakan Ikan Hias Mutiara.
D. Pakan Bentuk Cake
Berdasarkan pembuatan pakan berbentuk cake yang dilakukan oleh kelompok 8, hasil yang
diperoleh yaitu aroma khas kue, tekstur yang lembut dan warna kekuningan gelap. Pakan beraroma
khas kue karena bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan-bahan dasar yang digunakan
untuk membuat kue yang umum dikonsumsi oleh manusia. Warna kuning berasal dari adonan
kuning telur dan tekstur yang lembut disebabkan oleh pengukusan. Pakan bentuk cake pada
umumnya digunakan untuk ikan yang masih berada dalam tahap larva. Kandungan gizi dari pakan
berbentuk cake berasal dari telur, tepung susu, dan tepung terigu. Kandungan nutrisi dari pakan
berbentuk cake terdiri dari protein, karbohidrat, air dan lemak. Pakan juga dapat ditambahkan
kandungan vitamin dan antibiotik sesuai dosis bila diperlukan.

E. Pakan Bentuk Roti Kukus


Menurut Mufidah et al. (2009) menyatakan bahwa ketersediaan makanan yang bernutrisi
tinggi sangat dibutuhkan larva untuk perkembangan organ tubuh yang masih sederhana menuju
kesempurnaan. Dengan demikian formulasi pakan bentuk roti kukus ini harus disesuaikan
nutrisinya dengan kebutuhan larva ikan, diantaranya memiliki protein yang tinggi, karena protein
ini merupakan sumber energi untuk ikan. Formulasi pakan bentuk roti kukus ini terdiri tepung
ikan, telur ikan, tepung susu dan tepung terigu. Berdasarkan formulasi pakan tersebut maka nutrisi
pakan ini memiliki protein tinggi, maka akan memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh
larva/burayak ikan. Namun kekurangan dari pakan bentuk roti kukus ini diantaranya pakan mudah
menguap atau mengalami ketengikan, sehingga tidak dapat disimpan dalam kurun waktu yang
lama solusinya yaitu dengan penambahan antioksidan pada pakan sehingga tidak mudah
mengalami oksidasi, namun pemilihan antioksidan ini tidak menyebabkan residu pada ikan,
kemudian kelemahannya lainnya yaitu pakan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi karena
penggunaan tepung ikan dan telur itik/ayam, sehingga kurang ekonomis. Kemudian kekurangan
lain yaitu sebelum digunakan pakan bentuk roti kukus ini harus dibuat suspensi terlebih dahulu
sehingga tidak dapat diberikan langsung pada burayak ikan.
F. Pakan Bentuk Emulsi
Berdasarkan hasil praktikum bahwa pakan emulsi merupakan pakan yang digunakan untuk
konsumsi ikan yang masih dalam fase larva atau burayak. Pakan emulsi dibuat dari berbagai
macam bahan yaitu tepung kedelai yang berfungsi sebagai sumber protein dan juga berfungsi
sebagai bahan pengental adonan, tepung sagu merupakan bahan yang berfungsi sebagai sumber
karbohidrat dan juga sebagai pengental adonan, kuning telur matang sebagai sumber protein,
sebagai binder dan juga dapat berfungsi sebagai emulsifier, dan bahan yang terakhir adalah air
yang berfungsi melarutkan bahan-bahan agar homogen. Pemanasan dalam pembuatan pakan
emulsi memiliki fungsi sebagai proses pembentukan emulsi dan juga berfungsi untuk
mendenaturasikan protein yang terkandung didalam bahan sehingga pakan yang dibuat lebih
mudah untuk dicerna.
Pakan emulsi memiliki daya tahan yang rendah sekitar 10 jam karena dalam pakan emulsi
memiliki kandungan air yang relatif tinggi sehingga mengakibatkan pakan lebih cepat mengalami
jamuran. Pakan emulsi yang didapatkan kelompok 8 jika diamati secara fisik memiliki warna
kuning kecoklatan seperti warna tepung kedelai dan aroma tepung kedelai mendominasi namun
aroma kuning telur masih tercium. Hal ini karena tepung kedelai merupakan bahan yang dominan
dalam pembuatan pakan emulsi. Pakan emulsi selain memiliki warna kuning kecoklatan dan aroma
tepung kedelai juga memiliki tekstur yang kental seperti lem. Hal ini karena adanya pengental
yaitu berupa tepung sagu dan juga tepung ikan yang berfungsi sebagai pengental dan juga karena
adanya kuning telur yang berfungsi sebagai emulsifier.
G. Pakan Bentuk Flakes
Berdasarkan data yang diperoleh kelompok 8, ciri-ciri pakan berbentuk flakes yaitu pakan
berwarna kecoklatan, bentuknya seperti lembaran tipis dan teksturnya kasar. Pakan Flake
berbentuk remah dan baik diberikan kepada ikan yang tergolong herbivora karena bahanya
tersusun oleh bahan nabati.
H. Formulasi Pakan dan Pembuatan Pelet Tenggelam
Protein dibagi menjadi 2 yaitu Protein Basal dan Protein Suplement. Pakan Protein Basal
adalah bahan pakan, baik hewani maupun nabati yang kandungan proteinnya dibawah 20%.
Sedangkan Pakan Protein Suplemen adalah bahan pakan ikan yang kandungan proteinnya diatas
20%. Jadi yang termasuk Protein Basal yaitu dedak dan tepung jagung sedangkan yang termasuk
Protein Suplement yaitu tepung ikan dan tepung kedelai. Masing-masing persentase protein dirata-
ratakan lalu dihitung berdasarkan metode Pearsons. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
maka diperoleh hasil bahwa dalam pembuatan pakan sebanyak 50 gram diperlukan Protein Basal
sebesar 1736,84 gr, Protein Suplement sebesar 763,15 gr dan kebutuhan protein sebesar 40 %.
I. Pengenalan Industri Pembuat Pelet Tenggelam
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh bahwa alat-alat yang
digunakan yaitu Mesin Pletting, Mixer, Saringan Pellet/Pellet Filler, Mesin Drying, Timbangan
dan Troller. Alat-alat tersebut dapat disesuaikan sesuai bentuk dan ukuran yang diingankan.
Daftar Pustaka

Agus, Ali. 2007. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Badian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas
Peternakan, Universitas Gadjah Mada,
Blair, R .2008. Nutrition and Feeding of Organic Poultry. CABI. p. 238. ISBN 978-1-84593-406-4.
Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Gautama.2008. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Gajah Mada University Press
Mufidah, N. Budiatin, B. S. Rahardja dan W. H. Satyatini. 2009. Pengkayaan Daphnia sp. dengan Viterna
terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 1(1):59 –65.
Thomas, M., and A. F. B. Van der Poel. 1996. Physical quality of pelleted animal feed 1. Criteria for pellet
quality. J. Anim. Feed Sci. and Tech., 61 (1): 89-109.
Wu G. 2018. Principles of Animal Nutrition.
Yogyakarta.

You might also like