Professional Documents
Culture Documents
Nugget Nabati
Nim : 161710101068
Kelompok/Kelas : 1/THP-C
Asisten :
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah
1. Mengetahui perbedaan karakteristik nugget dengan substitusi kacang
merah dan kacang tolo.
2. Mengetahui penerimaan panelis terhadap nugget dengan substitusi kacang
merah dan kacang tolo.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nugget
Nugget adalah makanan yang pertama kali dikenalkan di Amerika Serikat
sebagai makanan yang praktis dan cepat saji sesuai dengan aktivitas masyarakat
yang padat (Nurzainah dan Namida, 2005). Nugget merupakan produk olahan dari
daging giling, diberi penambah bumbu, dicetak kemudian dilumuri dengan tepung
roti pada bagian permukaannya dan digoreng (Syamsir, 2008).
Bahan utama pembuatan nugget biasanya berasal dari bahan pangan hewani
yaitu daging ayam, daging sapi, dan daging ikan, selain terbuat dari daging dan
ikan, nugget juga dapat dibuat dari sayuran. Pengolahan sayur menjadi olahan lain
dapat menjadi upaya meningkatkan minat konsumen khususnya anak-anak yang
tidak menyukai sayur dan menambah nilai gizi produk karena terdapat kandungan
vitamin, mineral, dan serat (Alamsyah, 2007).
Karakteristik produk nugget yang dihasilkan ditentukan oleh bahan dasar dan
bahan pengisi yang digunakan. Bahan pengisi yang baik mengandung karbohidrat
dan bahan pengikat dapat menyatukan semua bahan serta membentuk tekstur,
salah satu bahan pengisi dan pengikat yang biasa digunakan pada produk olahan
pangan yaitu tepung terigu dan tepung susu. Persyaratan mutu nugget menurut
SNI 01-6683-2002 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan mutu nugget menurut SNI 01-6683-2002
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Keadaan
Aroma - Normal, sesuai label
Rasa - Normal, sesuai label
Tekstur - Normal, sesuai label
Benda asing - Tidak boleh
Air %, b/b Maks.60
Protein %, b/b Min. 12
Lemak %, b/b Maks. 20
Karbohidrat %, b/b Maks. 25
Kalsium (Ca) Mg/100g Maks.30
Bahan tambahan makanan
Pengawet Sesuai dengan SNI 01-0222-
-
1995
Pewarna -
Cemaran logam berat
Timbal (Pb) Mg/kg Maks. 2,0
Tembaga Mg/kg Maks. 20,0
Seng (Zn) Mg/kg Maks. 40,0
Timah (Sn) Mg/kg Maks. 40,0
Raksa (Hg) Mg/kg Maks. 0,03
Cemaran Arsen (As) Mg/kg Maks. 1,0
Cemaran mikroba
Angka lempeng total Koloni/g Maks. 5x104
Coliform APM/g Maks. 10
E. Coli APM/g <3
Salmonella /25g Negatif
Staphylococcus Koloni/g Maks. 1x102
Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 2002
Keterangan : APM (Angka Lempeng Total)
Pembuatan nugget mencakup 4 tahap, yaitu penggilingan yang disertai dengan
penambahan bahan tambahan, pengukusan dan pencetakan, pelapisan perekat
tepung dan pelumuran tepung panir, penggorengan (Aswar, 2005).
Penggilingan bahan dilakukan agar bahan-bahan yang akan digunakan pada
saat pencampuran menjadi halus sehingga mempermudah pada saat pencampuran.
Lalu dilakukan pengukusan. Pengukusan menebabkan terjadinya pengembangan
granula-granula pati yang disebut gelatinisasi. Gelatinisasi merupakan peristiwa
pengembangan granula pati sehingga granula tersebut tidak dapat kembali seperti
keadaan semula (Winarno, 1997). Mekanisasi gelatinisasi, diawali oleh granula
pati akan menyerap air yang memecah kristal amilosa dab memutuskan ikatan-
ikatan struktur heliks dari molekul tersebut. Penambahan air dan pemanasan akan
menyebabkan amilosa berdifusi keluar granula, sehingga granula tersebut hanya
mengandung sebagian amilopektin dan akan pecah membentuk suatu matriks
dengan amilosa yang disebut gel (Winarno, 1997).
Setelah pengukusan dilakukan pencetakan dan dan pelapisan nugget. Menurut
Fellow (2000), perekat tepung adalah campuran yang terdiri dari air, tepung pati
dan bumbu-bumbu yang digunakan untuk mencelupkan produk sebelum dimasak.
Pelumuran tepung panir merupakan bagian yang paling penting dalam proses
pembutan produk pangan beku dan industri pangan yang lain. Coating adalah
tepung yang digunakan untuk melapisi produk-produk makanan dan dapat
digunakan untuk melidungi produk dari dehidrasi selama pemasakan dan
penyimpanan. Breading dapat membuat produk menjadi renyah, enak dan lezat.
Nugget termasuk salah satu produk yang pembuatannya menggunakan batter dan
breading. batter breading. Batter yang digunakan dalam pembuatan nugget
berupa tepung halus dan berwarna putih, bersih dan tidak mengandung benda-
benda asing. Tepung panir harus segar, berbau khas roti, tidak berbau tengik atau
asam, warnanya cemerlang, serpihan rata, tidak berjamur dan tidak mengandung
benda-benda asing (BSN, 2002). Setelah itu dilakukan penggorengan.
Pengadukan Pengadukan
Pencetakan
Pengukusan 30’
Pendinginan
Panir,
maizena, Pelapisan bagian luar dengan bahan coating
telur, air
Penggorengan
Pengujian
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
4.2.1 Uji Warna
58 57.33
56
54
52
49.91
50
48
46
11.9
11.8 11.76
11.7
11.6
11.5
11.4
11.3
11.2
11.2
11.1
11
10.9
Uji tekstur dengan menggunakan rheotex ini menunjukkan hasil bahwa nugget
dengan penambahan kacang merah memiliki tekstur lebih empuk dibandingkan
dengan tekstur nugget dengan penambahan kacang tolo. Hal ini dikarenakan pada
saat sortasi kacang merah yang lolos lebih sedikit daripada kacang tolo, sehingga
nugget dengan penambahan kacang tolo memiliki aroma yang lebih langu
daripada nugget dengan penambahan kacang merah. Sehingga tekstur dari nugget
dengan penambahan kacang merah lebih empuk.
Pada nugget kacang merah dan kacang tolo sifat organoleptik meliputi warna,
aroma, rasa, tekstur, dan kesukaan.Sifat organoleptik nugget yang meliputi aroma,
rasa, tekstur dan warna harus sesuai bahan baku pembuatan nugget (BSN, 2002).
a. Warna
3.7
3.6
3.6
3.5
3.4
3.3 3.28
3.2
3.1
b. Aroma
4.5
4.04
4
3.5 3.28
2.5
1.5
0.5
4.5
3.88
4
3.5 3.16
3
2.5
1.5
0.5
3.49
3.48
3.48
3.47
3.46
3.45
3.44
3.44
3.43
3.42
4.5
4.08
4
3.5 3.16
3
2.5
1.5
0.5
Gambar Keterangan
Kacang tolo dan kacang merah yang
telah direndam
Daging Ayam
Bumbu bumbu
Penimbangan
Penggilingan daging
Uji organoleptik
LAMPIRAN PERHITUNGAN
2. Uji Tekstur
Nugget Kacang Merah
31
Ulangan 1 = = 10,3 gr/mm
3
36
Ulangan 2 = = 12 gr/mm
3
39
Ulangan 3 = = 13 gr/mm
3
10,3+12+13
Rata-rata = = 11,76 gr/mm
3
Nugget Kacang Tolo
36
Ulangan 1 = = 12 gr/mm
3
34
Ulangan 2 = = 11,3 gr/mm
3
31
Ulangan 3 = = 10,3 gr/mm
3
12+11,3+10,3
Rata-rata = = 11,2 gr/mm
3
3. Uji Organoleptik
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
Rumus : Rata − rata nilai sensoris = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠