Professional Documents
Culture Documents
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain ;
1. Mengetahui limbah kakao yang dapat diolah menjadi produk lainnya.
2. Mengetahui produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah kakao.
BAB 2. PEMBAHASAN
c. Persyaratan kualitas
Kelas Persyaratan
AA Maks 85 biji per 100 gram
A 86-100 biji per 100 gram
B 101-110 biji per 100 gram
C 11-120 biji per 100 gram
S >120 biji per 100 gram
Sumber : SNI 2323-2008
Gambar Keterangan
a.Kapasitas 5 kg/20-30 menit
(biji kakao yang akan
disangrai berkadar air 7-8%)
b.Sumber pemanas: kayu
bakar/burner LPG
c.Sistem pemanas: tidak
langsung
d.Dilengkapi termometer
Gambar 2.3 Alat penyangraian
3. Pemisahan biji dan kulit
Biji kakao yang telah disangrai kemudian dipecah untuk memisahkan kulit
dengan inti biji. Kemudian dipisahkan menggunakan hembusan kipas. Pecahan
biji yang lebih berat akan tertampung di bawah, sedang pecahan kulit yang halus
dan ringan akan terhisap ke dalam kantong sistem penyaring. Komponen biji
kakao yang digunakan untuk bahan pangan adalah daging biji (nib) sedangkan
kulitnya digunakan untuk campuran pakan ternak.
Gambar
Gambar 2.4(Desheler)
4. Penghancuran
Nib dihancurkan sampai ukuran tertentu (<20 µm) dan menjadi bentuk
pasta kental atau serbuk. Proses ini sangat menentukan kehalusan partikel coklat
dalam makanan. Proses penghancuran atau pemastaan ini dilakukan dalam 2 tahap
yaitu: penghancuran untuk mengubah biji kakao padat menjadi pasta dengan
kehalusan butiran >40 µm dengan menggunakan mesin pemasta dan proses
pelumatan dengan alat refiner untuk menghasilkan kehalusan pasta <20 µm.
Diagram alir pengolahan biji kakao dapat dilihat pada gambar berikut
Biji kakao (Cocoa beans)
Penyortiran (Sorting)
Penyangraian (Roasting)
Penyortiran (Sorting)
Pengempaan (compression)
Penyaringan
Nata de kakao
Penyaringan
Saccharomyces
cerevisiaeL Pencampuran
Homegenisasi
Fermentasi 14 hari
Destilasi
bioetanol
2.4 Kulit Buah KakaoGambar 2.10 Diagram pembuatan bioetanol
Etanol
Acetobacter aceti
B127 15% v/v Pencampuran
Asam asetat
Air Pencucian
Pengeringan
Karbonasi, T= 3500C
Pencetakan
Briket
Gambar 2.13 Pembuatan briket
Proses selanjutnya adalah pembuatan briket. Langkah awal yang dilakukan
yaitu kulit kakao yang diperoleh dari drum karbonasi dimasukkan ke dalam mesin
penghancur arang untuk digiling menjadi bubuk arang dengan ukuran 40-60 mesh
(0,420 – 0,250) mm. Bubuk arang yang dihasilkan dimasukkan ke dalam mesin
pencampur untuk dicampur dengan menambahkan tepung tapioka sampel 7% dari
bobot kulit kakao, tanah liat 5 % dari bobot kulit kakao dan air panas 70oC
sebanyak 10 % dari bobot kulit kakao. Setelah bubuk kulit kakao, tepung tapioka,
tanah liat dan air panas tercampur dengan baik di dalam mesin pencampur, maka
adonan tersebut dikeluarkan dan selanjutnya dilakukan pencetakan briket. Briket
dicetak dengan tekanan 2,2 Mpa 5. Pencetakan dilakukan dengan 2 macam
bentuk yaitu sarang tawon dan kotak berongga.
b. Pembuatan Arang Aktif
Arang
Pengecilan ukuran
Pencetakan
Pengeringan T=1050C
Arang aktif
Kulit kakao
Pengecilan ukuran
Pengeringan
Penggilingan
Pakan ternak
Pendiaman 2 minggu
Pewarna+pewangi
Pengemasan
Gambar 2.16 Skema pembuatan sabun kakao
Proses pembuatan sabun kakao dilakukan dengan beberapa tahapan yang
dimulai dari proses penimbangan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan sabun. Bahan-bahan tersebut seperti lemak kakao 250 gram, minyak
kelapa 250 gram, minyak kelapa sawit 250 gram, NaOH 116,23 gram Aquades
270 ml. Bahan yang sudah ditimbang seperti lemak dilakukan pelelehan dengan
cara stim, kemudian setelah lemak kakao leleh dilakukan penambahan minyak
kepala sawit/ minyak kelapa. Selanjutnya semua bahan dilakukan pengadukan
sampai homogen dan suhu yang digunakan saat pengadukan 60oC. Selain itu
bahan kimia NaOH dilakukan pelarutan dengan aquades dan saat pencampuran ini
NaOH akan bereaksi dengan H2O yang suhunya akan mecapai 40 oC setelah
larutan NaOH mencapai suhu tersebut segera diamsukkan dalam campuran lemak
kakao cair, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Tahap selanjutnya dilakukan
penambahan pewarna dan pewangi alami seperti bubuk kopi, lemon dan lain
sebagainya dan saat penambahan bahan tersebut bersaan dengan diaduk supaya
tercampur rata. Selanjutnya setelah ditambaha semua bahan yang ada dilakukan
pencetakan dan didiamkan selama 2 minggu (Tempering) yang disebut masa
adaptasi produk terhadap suhu lingkungan dan yang akhir dilakukan pengemasan
dengan kemasan primer berupa plastik dan sekunder berupa kertas print dan
selanjutnya dipasarkan.
2.5.2 Kosmetik Kakao
Lipstik merupakan salah satu kosmetik yang berbentuk batang yang
biasannya digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga
dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Selain itu lipstik juga
digunakan untuk melindungi bibir dari pengaruh sinar matahari, aingin, udara
dingin, perubahan cuaca, dan udara kotor (Riznawati, 2012). Pembuatan lipstik
perlu adanya formulasi yang tepat yang biasannya terdiri dari parfum, antioksidan,
zat warna minyak, lemak dan malam (Vishwakarma, 2011).
Lemak yang ditambahakan dalam pembuatan liptik ini bertujuan untuk
memberikan lapisan pada bibir, menghaluskan dan mencegah efek keeringan pada
permukaan bibir dan meningkatkan daya dispersi pigmen (Adliani 2012). Lemak
yang biasannya digunakan dalam bahan baku pembuatan lipstik yaitu lemak
kakao, lemak kakao sangat bagus digunakan dalam pembuatan lipstik karena tidak
mencair pada suhu tubuh dan mudah pemakainnya, namun hal ini pemakainnya
dapat menimbulkan kerak yang tidak diingikan sehingga dapat membuat iritasi
(Vishwakarma et al., 2011). Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
liptik kakao seperti gelas laboratorium, neraca analitik, lumpung, alu, rotaro
evaporator, freeze dryer, oven, penangas air dan lainnya. Sedangkan untuk
bahannya yaitu biji buah kakao yang masak, aquades, etanol 96%, asam sitrat,
oleum ricini, setil alkohol, twieen 80, minyak rose, vaselin albadan lainnya.
Proses pembuaan lipstik kakao yaitu:
a.Prosedur pembuatan ekstrak biji coklat
Biji kakao 1 kg
Penghalusan
Masarasi Etanol
96%1,5 L + asam sitrat
30 g
Penutupan 5 hari +
pengadukan
Penyaringan Ampas
Penyaringan
Ampas
Filtrat
Filtrat
Cmpuran B
Pencetakan
Pengemasan
Bahan
Stearin Penghalusan
Sludge 100kg
Rumput segar,
kotoran sapi, 100 Pencampuran
mL aktivator
PROBIOR
Fermentasi 1 minggu
Pupukmkopos
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini antara lain ;
1. Limbah kakao yang dapat dilakukan pengolahan dan menghasilkan produk
yang bernilai tinggi antara lain pulp, kulit, lemak dan cake kakao.
2. Limbah pulp kakao dapat diolah menjadi nata dan bioetanol. Limbah kulit
kakao dapat dimanfaatkan untuk pembuatan briket, arang aktif dan pakan
ternak. Lemak kakao dapat diolah menjadi sabun, kosmetik seperti lipsik,
coklat susu/permen. Cake kakao dapat diolah menjadi pasta coklat, lemak
kakao dan bubuk coklat. Pengolahan limbah cair dapat diolah menjadi biogas
dan pupuk kompos.
DAFTAR PUSTAKA