Professional Documents
Culture Documents
ÑCjÀ¼» ÏÀ»B¨»A ÕB´¼»A f¨I AéfNÀ¿ \JuC Ò·jZ»A Ñj¸¯Ë SÍfY ªÌyÌÀ· ÑCjÀ»A ¾éÌZM :wb¼À»A
success iÌZ¿ ϯ ¾éÌZN»A AhÇ ½Î¸rM ±Î· ÌÇ `ËjñÀ»A ¾AÛn»AË .1995 ÒÄm WÄVÎI ϯ
- Ïn°Ä»A ÏÄÍf»A ½afÀ»BI - ÒmAif»A ÊhÇ O»ËBY .j¤Ä»A PBÈUË Å¿ jÎR· ÕÌy ϯ fear of
ÒÎÄÍf»A xÌvÄ»A Å¿ PBÃBÎJ»A O÷»e .ÒÀ»Ì¨»A jv§ ϯ ÑiéÌñNÀ»A ÑCjÀ»A ¾éÌZM Ò·jY jÍÌvM
¶Ì´Y É» BÀÈÄ¿ ½· ,ÒUËl»AË XËl»A ÅÎI ÑjmÞA Ï¯Ë ÑCjÀ»AË ½Uj»A ÅÎI kAÌMË ÑAËBn¿ ºBÄÇ ÆC
ÒJmBÄÀ»A ÒÎbÍiBN»A BÈNuj¯ fVM - ÏÄÍe iB¤Ä¿ ϯ ÒuBa - ÒÎÖBnÄ»A Ò·jZ»A ÊhÇ .PBJUAËË
ÑCjÀ»A iËeË iÌȤ» PBJ¼ñN¿ ºBÄÇ jv¨»A AhÇ Ï¯Ë .ÒÎIj¨»A ÑjÍlV»A ϯ ÂÝmâA iÌÈ£ hÄ¿
264 Al-Tahrir, Vol. 15, No. 2 November 2015 : 263-282
ÕÌrà ӻG ÐeC - KuBÄÀ»A Å¿ jÎR· ϯ - iËf»A AhÇ ÑCjÀ»A gBbMA ÆC ©³AÌ»AË .©ÀNVÀ»A ϯ
ÑCjÀ»A O¨³Ë ÆgG .ÑCj¿A BÇjJN§A ÁÈÃÞ jaE KÃBU ϯ o°Ä»BI ϧ̻A Ó¼§ ÂÌÀÈ»BI įr»A
.BÈn°Ã é½£Ë PAkBVÃÜA Ó¼§ ¾ÌvZ¼» Ò»ËBZÀ»A ÅÎI éÁÇ Ï¯
PENDAHULUAN
Wacana tentang isu-isu perempuan telah mencuat dan menjadi
pembahasan hangat di kalangan masyarakat. Peran perempuan
telah menunjukkan keaktualisasian dirinya dalam berkontribusi di
abad modern ini, dan isu tentang perempuan ini menjadi menguat
pasca Konferensi Perempuan Internasional di Beijing tahun 1995.
Hasil dari konferensi di Beijing pada tahun 1995 menghasilkan
kesempatan politik bagi kaum perempuan di seluruh dunia untuk
Nurussakinah Daulay, Transformasi Perempuan 265
1
Konferensi Beijing tahun 1995 menghasilkan 12 butir area kritis di bidang
pemberdayaan perempuan yang kemudian dikenal dengan nama Deklarasi Beijing.
Dua belas pokok persoalan yang menjadi perhatian dalam Deklarasi Beijing meliputi:
1) anak perempuan; 2) perempuan dan pendidikan; 3) perempuan dan ekonomi; 4)
kekerasan terhadap perempuan; 5) perempuan dan kesehatan; 6) perempuan dan media;
7) perempuan dan lingkungan; 8) hak asasi manusia; 9) perempuan, kekuasaan dan
pengambilan keputusan; 10) perempuan dan kemiskinan; 11) perempuan dan konflik
bersenjata; dan 12) institusi untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Machya Astuti Dewi, “Media Massa dan Penyebaran Isu Perempuan”, Jurnal Ilmu
Komunikasi, Vol 7, No. 3 September-Desember 2009, 3. Akses tanggal 4 September
2015.www.pdffactory.com
2
Corsini, Concise Encyclopedia of Psychology (New York: John Wiley and Sons,
1987), 103.
3
Hasbi Indra dkk., Potret Perempuan Sholehah (Jakarta: Permadani, 2004), 242.
266 Al-Tahrir, Vol. 15, No. 2 November 2015 : 263-282
peluang yang sama untuk menjadi hamba ideal. Hamba ideal dalam
al-Qur’an biasa diistilahkan dengan orang-orang yang bertakwa.
Sebagai perempuan yang taat beragama, perempuan harus
mematuhi segala ketentuan yang diwajibkan oleh agamanya, dan
tidak ingin melanggar larangan-Nya. Kepatuhan melaksanakan
ketentuan agama tersebut memberikan ketenteraman kepada
batinnya, yang selanjutnya menambah gairah dan semangatnya
untuk bekerja dan beramal untuk agama, bangsa, dan negaranya.
Yang sangat dibutuhkan seorang perempuan dalam hal ini adalah
batas-batas pekerjaan yang harus dipilih oleh seorang perempuan,
karena harus menyesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan
pekerjaan dan bidang profesinya masing-masing, agar tidak
menimbulkan masalah-masalah sosial yang tidak dikehendaki.
Islam juga memperbolehkan perempuan untuk mengembangkan
karir sesuai dengan bidang dan kemampuannya, asalkan perempuan
tidak lupa dengan kodrat dan kewajibannya sebagai perempuan muslim.
Kewajiban perempuan muslim adalah agar menutupi aurat mereka
bila ke luar rumah, kaum perempuan untuk merendahkan pandangan
dan berlaku sopan di depan kaum lawan jenisnya. Perempuan juga
harus menjaga agar ia bekerja di tempat yang tidak bercampur antara
perempuan dan pria, karena untuk menghindari fitnah.6
Bagi perempuan bekerja jika ditinjau dari sudut psikologi dapat
dikaitkan dalam beberapa teori psikologi salah satu di antaranya
adalah teori psikologi perkembangan, artinya jika dikaitkan dalam
teori-teori psikologi perkembangan adalah setiap individu mampu
melewati tahap-tahap perkembangan dalam kehidupannya. Pada
setiap tahap perkembangan itu terdapat tugas perkembangan
yang diartikan sebagai tugas yang muncul pada periode tertentu
dari kehidupan. Perempuan bekerja adalah perempuan yang telah
melaksanakan tugas perkembangannya di masa dewasa dan telah
melaksanakan transformasi dalam dirinya. Artinya perempuan
tersebut telah melewati masa-masa perkembangan (masa bayi,
anak-anak, remaja) dengan melaksanakan tugas perkembangannya
masing-masing pada setiap tahapan.
Tugas perkembangan tersebut apabila berhasil akan menimbulkan
rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan menuju tahap
6
Abdur Rasul Abdul Hassan al-Ghaffar, Perempuan Islam dan Gaya Hidup
Modern, terj. Bahruddin Fanani (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1993), 204.
Nurussakinah Daulay, Transformasi Perempuan 269
Ibid., 54.
17
Nurussakinah Daulay, Transformasi Perempuan 273
Ibid., 23
20
Nurussakinah Daulay, Transformasi Perempuan 275
Parents and Teachers of Young Children (USA: Prentice Hall, 1979), 203.
26
Kohlberg, dalam Frieze, Irene et al., Women and Sex Role: a Social Psychological
Perspective (USA: W.W Norton and Co, 1987).
Nurussakinah Daulay, Transformasi Perempuan 277
PENUTUP
Ajaran Islam yang sangat menjunjung tinggi nilai persamaan dan
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan menjadi solusi terbaik
menempatkan kembali perempuan pada posisi sebagai hamba Allah
Swt. yang sama baiknya di hadapan Allah Swt. ataupun di hadapan
manusia. Satu-satunya perbedaan antara laki-laki dan perempuan
di hadapan Allah Swt. adalah ketakwaannya. Secara perlahan
namun pasti kehadiran Islam telah meminimalisir diskriminasi
dan kekerasan terhadap perempuan. Semua aturan hukum tentang
kesetaraan laki-laki dan perempuan tercantum jelas dalam al-Quran
dan Hadis, yang menjadi sumber rujukan bagi umat Islam. Al-
Ibid., 14.
34
Nurussakinah Daulay, Transformasi Perempuan 281
DAFTAR RUJUKAN