Professional Documents
Culture Documents
Yusa’ Farchan
Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Pamulang, Tangerang Selatan,
Tenaga Ahli Anggota Komisi VII DPR RI 2014-2019
email : dosen01066@unpam.ac.id
104 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku
METODE PENELITIAN 1945, dan ketentuan hukum lainnya yang
relevan sebagai dasar acuan pengelolaan migas
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif nasional yang akan diuraikan berikut ini.
dengan pendekatan case study (studi kasus).
Studi kasus merupakan sebuah eksplorasi dari Dasar Acuan Konsep Pengelolaan Migas
“suatu sistem yang terikat” atau “suatu Nasional Berdasarkan Konstitusi
kasus/beragam kasus” melalui pengumpulan
data yang mendalam serta melibatkan berbagai Dalam konteks pengelolaan migas nasional,
sumber informasi yang “kaya” dalam suatu sebenarnya Konstitusi telah memberikan rambu-
konteks. Sistem terikat ini diikat oleh waktu dan rambu yang tegas dan jelas bahwa bumi dan air
tempat, sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu dan kekayan alam yang terkandung di dalamnya
program, peristiwa, aktivitas atau suatu individu dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
(Creswell, John W. 1998: 61). sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,
sebagaimana terdapat dalam Pasal 33 ayat (3)
Dengan perkataan lain, studi kasus merupakan UUD 1945. Ayat-ayat dalam Pasal 33 adalah
penelitian di mana peneliti menggali suatu rumusan dari founding fathers yang
fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu menegaskan bahwa ekonomi nasional dibangun
dan kegiatan (program, even, proses, institusi berdasarkan asas ekonomi kerakyatan. Dalam
atau kelompok sosial) serta mengumpulkan konteks ini, minyak dan gas bumi dipandang
informasi secara terinci dan mendalam dengan penting dan strategis bagi negara dan menguasai
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan hajat hidup orang banyak. Oleh karenanya,
data selama periode tertentu. pemanfaatannya harus dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pengumpulan data dalam studi kasus dapat
diambil dari berbagai sumber informasi, karena Selain Pasal 33 UUD 1945, dasar acuan
studi kasus melibatkan pengumpulan data yang pengelolaan migas nasional juga harus
“kaya” untuk membangun gambaran yang didasarkan pada amar putusan Mahkamah
mendalam dari suatu kasus. Yin Konstitusi Tahun 2004 atas UU No. 22 Tahun
mengungkapkan, terdapat enam bentuk 2001 Tentang Migas. Dalam amar Putusan
pengumpulan data dalam studi kasus yaitu: (1) Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor
dokumentasi yang terdiri dari surat, 002/PUU-I/2003 tanggal 21 Desember 2004
memorandum, agenda, laporan-laporan suatu tersebut, Mahkamah Konstitusi memerintahkan
peristiwa, proposal, hasil penelitian, hasil untuk merevisi Pasal 12 ayat (3) UU Migas No
evaluasi, kliping, artikel; (2) rekaman arsip yang 22/2001 yaitu: “Menteri menetapkan badan
terdiri dari rekaman layanan, peta, data survei, usaha atau bentuk usaha tetap yang diberi
daftar nama, rekaman-rekaman pribadi seperti wewenang melakukan usaha eksplorasi dan
buku harian, kalender dsb; (3) wawancara, eksploitasi pada wilayah kerja sebagaimana
biasanya bertipe open-ended; (4) observasi dimaksud dalam ayat (2)”. Mahkamah
langsung; (5) observasi partisipan dan (6) Konstitusi juga memerintahkan untuk merevisi
perangkat fisik atau kultural yaitu peralatan Pasal 22 ayat (1): “Badan usaha atau bentuk
teknologi, alat atau instrumen, pekerjaan seni, usaha tetap wajib menyerahkan paling banyak
dan lain-lain (Yin, Robert K. 1989:103-118). 25 persen bagiannya dari hasil produksi minyak
bumi dan/atau gas bumi utuk memenuhi
Dalam konteks penelitian ini, pengumpulan data kebutuhan dalam negeri“.
dilakukan melalui berbagai sumber seperti
buku, jurnal, makalah, bahan rapat, laporan Selain keharusan merevisi pasal Pasal 12 ayat
penelitian, dan beberapa dokumen lain yang (3) dan Pasal 22 ayat (1) UU No 22 Tahun
relevan dengan tema penelitian. Pengumpulan 2001, Mahkamah Konstitusi juga membatalkan
data dilaksanakan pada tanggal 10-20 Mei 2016. Pasal 28 ayat (2) yaitu : “Harga bahan bakar
minyak dan harga gas diserahkan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN mekanisme persaingan usaha yang sehat dan
wajar”, dan Pasal 28 ayat (3) : “Pelaksanaan
Untuk menguji apakah pengelolaan dan kebijaksanaan harga sebagaimana dimaksud
pengusahaan migas di Wilayah Kerja Masela dalam ayat (2) tidak mengurangi tanggung
sesuai dengan kaidah-kaidah konstitusi dan jawab sosial Pemerintah terhadap golongan
pengelolaannya ditujukan untuk sebesar- masyarakat tertentu”.
besarnya kemakmuran rakyat, akan digunakan
pendekatan konstitusi terutama Pasal 33 UUD
106 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku
Penguasaan dan Pengusahaan Wilayah
Kerja Masela Sejak PSC ditandatangani tahun 1998, Inpex
melalui Inpex Masela Ltd melakukan kegiatan
Dalam hal penguasaan dan pengusahaan eksplorasi hidrokarbon di Wilayah Kerja
Wilayah Kerja Masela, pertanyaan mendasar Masela tersebut dengan kepemilikan saham 100
yang harus dijawab adalah apakah negara sudah persen. Untuk pengembangan lapangan gas
melakukan penguasaan dan pengusahaan Abadi ini, Inpex Masela Ltd melakukan
Wilayah Kerja Masela sesuai kaidah konstitusi?. beberapa studi detail yang meliputi
Apakah kandungan minyak dan gas bumi yang penghitungan cadangan (reserve calculation),
ada di Lapangan Abadi Masela sudah dikuasai skenario pengembangan (development scenario)
dan dimiliki sepenuhnya oleh negara dan dan studi pemasaran gas (gas marketing study)
dipergunakan sebesar-besarnya untuk untuk pengembangan blok ini.
kemakmuran rakyat?. Untuk menjawab
pertanyaan ini, akan dilihat dari dua perspektif Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap
yaitu; sistem kontrak yang digunakan; dan mengenai pengelolaan Wilayah Kerja Masela,
kuasa pertambangan (KP). berikut disajikan kronologi ringkas dari tahun
1998 hingga saat ini.
Dari perspektif sistem kontrak yang digunakan,
Inpex Corporation, perusahaan migas asal Tabel.1. Kronologi Pengelolaan Wilayah Kerja
Jepang, mendapatkan hak melakukan kegiatan Masela
eksplorasi di Wilayah Kerja Masela melalui
penandatanganan Production Sharing Contract Timeline Perihal
16 November 1998 PSC Blok Masela ditandatangani
(PSC) Masela pada 16 November 1998. untuk jangka waktu 30 tahun
Sebagaimana diketahui, kontrak perminyakan di 2000 Discovery sumur gas Abadi 1
Indonesia dimulai dengan kontrak karya, 16 September 2008 Usulan POD pertama Lapangan
kemudian pada tahun 1971 diberlakukan Gas Abadi-Blok Masela kepada
BPMIGAS
kontrak bagi hasil (Partowidagdo, 2009:23).
14 November 2008 Rekomendasi POD Pertama (POD
Perbedaan kontrak karya atau kontrak konsesi I) Lapangan Gas Abadi Blok
dan kontrak bagi hasil adalah pada audit. Pada Masela oleh BPMIGAS kepada
kontrak bagi hasil, berlaku pre, current, dan Menteri ESDM dengan Kap
post audit sementara kontrak karya hanya FLNG 4,5 MTPA dan 90% P1 =
6.05 TCF
berlaku post audit. Selain itu, pada kontrak bagi 31 Desember 2008 Persetujuan sementara rencana
hasil, manajemen ada di tangan pemerintah, dan pengembangan (POD) I Lapangan
setiap kegiatan kontraktor harus dengan Gas Abadi Blok Masela oleh
persetujuan dari pemerintah. Menteri ESDM dengan Kap
FLNG 4,5 MTPA dan 90% P1 =
6.05 TCF
Salah satu pakar sistem fiskal perminyakan, 7 Januari 2009 Surat persetujuan sementara POD
Johnston (1994) dalam Lubiantara (2012:6) pertama Lapangan Gas Abadi oleh
membuat klasifikasi kontrak industri hulu Kepala BPMIGAS dengan Kap
FLNG 4,5 MTPA
migas. Johnston (1994) mengatakan pada 24 November 2010 EMP Farm in 10% Blok Masela:
prinsipnya, pengaturan sistem kontrak migas USS 87,7 juta
antara negara tuan rumah dan investor dapat 25 November 2010 Rekomendasi pengembangan
dibagi menjadi dua, yaitu sistem konsesi dan Lapangan Abadi oleh BP MIGAS
kepada Menteri ESDM dengan
sistem kontrak. Sistem kontrak dapat dapat
Kap FLNG 2,5 MTPA, produksi
digolongkan menjadi Production Sharing kumulatif 4,61 TCF & 90%
Contract (PSC) dan Service Contract, untuk P1=6,05 TCF
selanjutnya Service Contract dapat dibagi lagi 6 Desember 2010 Persetujuan POD-1 Lapangan
menjadi dua, yaitu Pure dan Risk Service Abadi Blok Masela oleh Menteri
ESDM dengan Kap FLNG 2,5
Contract. Production Sharing Contract (PSC) MTPA
sudah lama dikenal di Indonesia, bahkan 16 Desember 2010 Surat persetujuan POD pertama
Indonesia tercatat di industri migas Lapangan Abadi oleh Kepala
mancanegara sebagai pelopor kontrak sistem BPMIGAS dengan kap FLNG 2,5
MTPA, produksi kumulatif 4,61
PSC pertama pada tahun 1966. Sistem kontrak TCF & 90% P1=6,05 TCF
ini merupakan sistem yang dianggap paling 27 Juni 2013 EMP Farm Out 10% Blok Masela
fleksibel, karena hasil dapat dibagi antara : US$ 313 juta
pemerintah dan kontraktor, dan juga terdapat 2013-2014 Pemboran sumur delineasi Abadi
8,9, dan 10
beberapa macam bentuk government take
12 September 2014 Laporan terkini proyek FLNG
lainnya (Partowidagdo, 2009:75). Abadi dari INPEX (usulan
108 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku
Beberapa ketentuan yang ditetapkan dalam PSC dan melaporkan kepada Presiden mengenai
generasi kelima adalah; tidak terdapat KKS; menjual minyak/atau gas bumi bagian
pembatasan cost recovery; tarif pajak ditetapkan negara; dan membeli dan/mengimpor migas
sebesar 44%; ketentuan mengenai volume dan bumi untuk menjaga cadangan migas bumi
fee DMO lebih menguntungkan kontraktor; dan dalam negeri. PMN dapat membentuk anak
persentase bagi hasil ditetapkan lebih menarik perusahaan dalam bentuk BUMN untuk
dan menguntungkan kontraktor. melaksanakan kegiatan usaha migas bumi.
Mengenai struktur organisasi, PMN dapat terdiri
Perusahaan migas diletakkan posisinya hanya dari Dewan Direksi dan Dewan Pengawas dan
sebagai kontraktor usaha pertambangan yang dipimpin oleh Direktur Utama, yang diangkat
memiliki sebagian dari economic right tersebut. dan diberhentikan oleh Presiden setelah
Namun demikian, oleh karena model dilakukan uji kelayakan dan kepatutan oleh
penguasaan negara tersebut masih melalui DPR. Pengawasan terhadap Dewan Direksi
tangan kuasa lain yaitu Badan Pelaksana yang dilakukan oleh Dewan Pengawas yang diangkat
saat ini digantikan peran dan fungsinya oleh dan diberhentikan oleh Presiden.
SKK Migas, dan oleh SKK Migas “dikuasakan”
lagi kepada BU atau BUT, maka penguasaan Penawaran kerja sama Wilayah Kerja dapat
negara terhadap Wilayah Kerja Masela menjadi dilakukan oleh pemerintah secara terbuka dan
semakin absurd maknanya. Dalam hal ini, setiap BU atau BUT hanya diberikan satu
negara berpotensi kehilangan kedaulatannya Wilayah Kerja. Dalam hal BU atau BUT tetap
dalam mengelola seluruh sumber daya ekonomi mengusahakan beberapa Wilayah Kerja, harus
migas di Wilayah Kerja Masela, karena dibentuk badan hukum yang terpisah untuk
penguasaanya diserahkan atau dikuasakan lagi setiap Wilayah Kerja. BU atau BUT dapat
kepada korporasi atau Bentuk Usaha Tetap. memperpanjang kontraknya atas usulan PMN
dan mendapat persetujuan Menteri; dan hanya
Dalam konteks pengelolaan Wilayah Kerja apabila memiliki komitmen meningkatkan
Masela, mestinya sepanjang negara memiliki produksi dan melaksanakan kegiatan eksplorasi
kemampuan baik modal, teknologi, dan baru.
manajemen dalam mengelola sumber daya alam
migas, maka negara harus memilih untuk Untuk mempertahankan dan mengembangkan
melakukan pengelolaan langsung atas sumber Basis Cadangan Migas Nasional yang menuntut
daya alam migas tersebut. Pengelolaan langsung kontinuitas usaha eksplorasi yang tinggi resiko,
yang dimaksud di sini adalah pengelolaan padat modal dan teknologi, PMN dapat
langsung oleh negara (organ negara) melalui mengadakan kerjasama dengan perusahaan-
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tentu perusahaan (BU dan/atau BUT) dalam bentuk
BUMN yang dimaksud dalam konteks ini Production Sharing Contract atau “PSC” yang
adalah badan usaha di bidang migas bumi yang bersifat Kontrak Jasa untuk bagi hasil dan harus
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki memenuhi ketentuan peraturan perundang-
oleh negara melalui penyertaan secara langsung undangan. Bagian yang diperoleh PMN dari
yang berasal dari kekayaan negara yang bagi hasil produksi PSC, merupakan pendapatan
dipisahkan. negara.
BUMN migas dapat berbentuk misalnya Dari penerimaan negara dari hasil produksi
Perusahaan Migas Bumi Nasional (PMN) baru PSC, termasuk pajak dan pungutan-pungutan
atau BUMN migas existing (PT. Pertamina), yang terkait PSC, PMN dapat menarik uang jasa
yang dapat menawarkan kerja sama kepada BU (retention fee) sebagai imbalan pengeluaran
dan BUT atas suatu Wilayah Kerja dengan serta fee menangani pengurusan dan
persyaratan-persyaratan tertentu yang ditetapkan pengelolaan PSC. Serupa dengan bentuk PSC
dengan persetujuan Menteri. Sementara itu, untuk usaha Eksplorasi dan Produksi, PMN
peran PMN dalam konteks ini dapat berupa; dapat pula mengadakan kerjasama dengan
melaksanakan pengusahaan dan pengendalian perusahaan lain untuk jenis usaha lainnya dalam
kegiatan usaha di bidang migas; melakukan bentuk PSC bersifat Kontrak Jasa dengan
upaya nyata dalam diversifikasi energi terhadap memuat ketentuan-ketentuan pokok yang
ketergantungan pemakaian minyak bumi dengan disesuaikan dengan jenis usaha bersangkutan.
meningkatkan penggunaan gas bumi, panas
bumi dan energi lain agar ketahanan energi Secara filosofis, pemberian Wilayah Kerja
nasional dapat tercapai. Adapun fungsi dan Lapangan Abadi Masela kepada Inpex
tugas PMN adalah; melaksanakan monitoring Corporation tidak bisa dilepaskan dari
110 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku
melalui SKK Migas dari BU atau BUT yang Kegiatan pendidikan dan latihan teknis bidang
selanjutnya disetorkan kepada Negara. energi dan sumber daya mineral bagi
masyarakat di sekitar Blok Masela yang telah
Penerimaan negara ini menjadi hal yang paling dilaksanakan oleh Kementerian ESDM pada
penting untuk dipertimbangkan. Jika salah April 2016 harus terus dioptimalkan untuk
kelola, maka negara yang akan dirugikan di mendidik peserta diklat agar mampu
kemudian hari. Kita mesti belajar dari melaksanakan transfer knowledge bidang
pengelolaan tambang Gasberg di Papua oleh teknologi pengolahan gas kepada mahasiswa
PT. Freeport, di mana negara terus dirugikan Universitas Pattimura dan masyarakat Maluku
selama lebih dari 48 tahun sejak Kontrak Karya pada umumnya.
generasi pertama ditandatangani pada tahun
1967. Terkait dengan hak-hak daerah, daerah
penghasil migas idealnya berhak mendapatkan
Skema onshore yang sudah diputuskan jumlah persentase tertentu dari bagian produksi
Presiden, tentu juga harus mengacu pada migas bumi kotor (bruto) yang diterima oleh
seberapa jauh revenue yang akan diperoleh pemerintah sebelum produksi (lifting) migas
negara. Meskipun Menteri Rizal Ramli dibagihasilkan .Daerah penghasil juga berhak
menyatakan bahwa jika dibangun di darat, mendapatkan persentase tertentu dari bonus
dengan asumsi harga minyak USD 60/barel tanda tangan yang diterima pemerintah.
negara bisa memperoleh revenue mencapai
USD 6,5 miliar/tahun (lebih besar dari skema Sementara itu, terkait dengan kewajiban daerah,
floating LNG yang hanya USD 2,52 Pemda wajib mendukung kelancaran dan
miliar/tahun), tetapi pemerintah harus kelangsungan kegiatan hulu migas. Pemda juga
memastikan ulang seberapa besar benefit yang wajib mengalokasikan bagian produksi migas
diterima negara. Karenanya, kajian teknis yang miliknya untuk pembangunan insfrastruktur,
lebih komprehensif mutlak diperlukan. lingkungan hidup, penanggulangan kemiskinan,
pendidikan dan kesehatan. Ketentuan lebih
Kedua, pengembangan Wilayah Kerja Masela lanjut mengenai perolehan bagian daerah, dan
harus bisa mendorong peningkatan persentase hasil produksi migas dan
kesejahteraan masyarakat setempat, termasuk pemanfaatannya dapat diatur dalam Peraturan
hak-hak masyarakat adat. Wilayah Kerja Masela Pemerintah tersendiri.
termasuk blok penting dan strategis bagi negara
karena menguasai hajat hidup orang banyak. Ketiga, dalam pengembangan Wilayah Kerja
Karenanya, pemanfaatannya harus Masela, pemerintah perlu mendorong
dipergunakan untuk sebesar-besarnya keterlibatan National Oil Company (NOC)
kemakmuran rakyat sesuai dengan filosofi dasar Indonesia, yakni PT. Pertamina. Pemerintah
Pasal 33 UUD 1945. wajib menjamin dan memberikan kepemilikan
(participating interest) yang diajukan PT.
Pengembangan Wilayah Kerja Masela harus Pertamina. Soal persentasenya berapa,
bisa memberikan multiplier effects pada tergantung dari kesiapan PT. Pertamina baik
kemajuan ekonomi daerah di antaranya; dari sisi financial maupun infrastruktur lainnya.
pendapatan pemerintah daerah, lapangan kerja, Kita harus percaya pada kemampuan anak
pendapatan rumah tangga masyarakat setempat, bangsa sendiri dalam pengelolaan blok-blok
transfer teknologi, penyerapan tingkat migas yang ada.
kandungan lokal serta mendorong percepatan
pembangunan ekonomi kawasan Timur Pemerintah melalui Kementerian ESDM juga
Indonesia. Gas harus dilihat sebagai sarana perlu memastikan agar Pemerintah Provinsi
penggerak ekonomi, baik secara nasional Maluku mendapatkan hak pengelolaan atau
maupun daerah sekitar lokasi ladang gas. participating interest (PI) di Wilayah Kerja
Masela. Pemprov Maluku idealnya tidak perlu
Pemerintah juga perlu menyiapkan sumber daya membayar dengan harga pasar untuk
manusia lokal yang akan turut mengelola mendapatkan hak pengelolaan tersebut,
Wilayah Kerja Masela. Berbagai bentuk melainkan sesuai nilai awal investasi sebagai
pendidikan dan pelatihan yang melibatkan bentuk previllege (hak keistimewaan) yang
perguruan tinggi lokal dapat dilakukan sebagai diberikan kepada pemerintah daerah. Secara
wujud transfer knowledge teknologi dalam teritori, pemberian PI sebesar 10 persen
pengelolaan migas. memang menjadi kewenangan pemerintah pusat
karena letak Wilayah Kerja Masela berada lebih
Sejauh ini, pemerintah memang memberikan Jika dinominalkan, maka total besaran insentif
insentif kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama fiskal yang akan dinikmati oleh kontraktor
(KKKS) sesuai dengan kriteria lapangan migas sebesar US$ 1,03 miliar untuk onshore di
yang dikelola kontraktor. Ada beberapa bentuk Tanimbar dan US$ 1,97 miliar untuk onhore di
insentif, misalnya pembebasan kewajiban Aru. Dengan adanya tambahan beban ini,
memasok kebutuhan dalam negeri atau otomatis penerimaan negara akan berkurang.
Domestik Market Obligation (DMO) holiday. Inilah yang harus menjadi perhatian utama
Bisa juga dengan pemberian Investment Credit pemerintah terkait dengan insentif apa yang
(IC) atau hak untuk meminta ganti rugi kepada akan diberikan kepada Inpex Corporation dalam
pemerintah dengan persentase tertentu, atas nilai menindaklanjuti rencana pengembangan (Plan
investasi yang berhubungan langsung dengan of Development/PoD) Blok Masela tersebut.
pembangunan fasilitas produksi. Dalam konteks
ini, Inpex sudah pernah mengajukan insentif IC Meskipun SKK Migas sudah memiliki acuan
untuk Blok Masela, namun usulan ini baru akan insentif yang dibutuhkan untuk Blok Masela
didiskusikan dengan SKK Migas. berdasarkan pada penghitungan aspek evaluasi
bawah tanah (subsurface) dan permukaan
Berdasarkan laporan Poten, insentif diperlukan (surface), namun persoalannya, lembaga ini
karena skema kilang darat atau onshore tidak punya kewenangan untuk memutuskan
(OLNG) tidak mencapai tingkat pengembalian insentif tersebut. Daftar ini pun telah
investasi (Internal Rate of Return/IRR) sebesar disampaikan kepada Kementerian Energi dan
12 persen yang dijadikan patokan kelayakan Sumber Daya Mineral (ESDM).
proyek LNG. Dari hasil penghitungan Poten,
hanya skema kilang terapung atau offshore Sebagaimana diketahui, selama ini Inpex telah
(FLNG) yang bisa mencapai IRR sebesar 12,1 mengeluarkan sekitar US$ 2 Miliar sebagai sunk
persen. Sedangkan untuk skala produksi LNG cost atau biaya yang sudah dikeluarkan dan
yang sama (7,5 mtpa), skema onshore di tidak dapat diganti selama proses eksplorasi.
Tanimbar dan Aru hanya menghasilkan IRR Keputusan pemerintah mengubah konsep FLNG
masing-masing sebesar 10,6 persen dan 9,6 menjadi OLNG dianggap akan menambah biaya
persen. yang akan dikeluarkan Inpex. Biaya seismik dan
pengeboran sumur eksplorasi laut dalam di
112 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku
Masela bisa memakan dana sekitar US$ 100 Direktorat Jenderal Migas. (2013). Data
juta. Cadangan Minyak Bumi Indonesia.
Jakarta: Kementerian ESDM RI.
KESIMPULAN Direktorat Jenderal Migas. (2013). Data
Distribusi Cadangan Minyak Bumi
Dilihat dari perspektif sistem kontrak yang Indonesia. Jakarta: Kementerian ESDM
digunakan dan perspektif pemberian kuasa RI.
pertambangan, pengelolaan Wilayah Kerja Direktorat Jenderal Migas. (2013). Data
Masela dapat dikatakan belum didasarkan pada Perkembangan Gas Bumi Indonesia.
konsepsi “dikuasai oleh negara” sesuai dengan Jakarta: Kementerian ESDM RI.
kaidah konstitusi. Tafsir “dikuasai oleh negara” Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
mencakup makna penguasaan oleh negara (2014). Data Perkembangan Dana Bagi
dalam pengertian luas, yang bersumber dan Hasil Migas Nasional 2007-2014. Jakarta:
diturunkan dari konsepsi kedaulatan rakyat Kementerian Keuangan.
Indonesia atas segala sumber kekayaan “bumi, LKPP. (2012). Penerimaan Migas dan
air dan kekayaan alam yang terkandung di Penerimaan Negara 2004-2012. Jakarta:
dalamnya”, termasuk pula di dalamnya Kementerian Keuangan.
pengertian kepemilikan publik oleh kolektivitas Direktorat Jenderal Migas. (2016). Bahan Rapat
rakyat atas sumber-sumber kekayaan yang Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri
dimaksud. ESDM RI, 12 April 2016. Jakarta:
Kementerian ESDM RI.
Rakyat secara kolektif sesungguhnya telah Indirasardjana, Pria. (2014). 2020 Indonesia
dikonstruksikan oleh konstitusi untuk Dalam Bencana Krisis Minyak Nasional.
memberikan mandat kepada negara dalam Jakarta: PT Kompas Gramedia Utama.
mengadakan kebijakan (beleid) dan tindakan Indirasardjana, Pria. (2014). Minyak Untuk
pengurusan (bestuurdaad), pengaturan Presiden. Jakarta: PT Kompas Gramedia
(regelensdaad), pengelolaan (beheersdaad), dan Utama.
pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk Lubiantara, Benny. (2012). Ekonomi Migas
tujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tinjauan Aspek Komersial Kontrak Migas.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Inonesia.
Dalam konteks pengelolaan Wilayah Kerja Nasir, Abdul. (2014). Sejarah Sistem Fiskal
Masela, negara sebenarnya tidak berwenang Migas Indonesia. Jakarta: Grasindo.
menentukan aturan yang melarang dirinya Partowidagdo, Widjajono. (2009). Migas dan
sendiri memiliki saham dalam suatu badan Energi di Indonesia Permasalahan dan
usaha sebagai instrumen atau cara negara Analisis Kebijakan. Jakarta: Development
mempertahankan penguasaan atas sumber- Studies Foundation.
sumber kekayaan dimaksud untuk tujuan Partners, Poten and Engineering, PT. Synergy.
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (2015). Final Report Independent Study
For Abadi Development, 23 Desember
Wilayah Kerja Masela adalah blok migas 2015. Jakarta: Poten and Partners.
strategis yang harus dikuasai negara. Yin, Robert K. (1989). Case Study Research
Kandungan migas yang terdapat di Wilayah Design and Methods. Washington:
Kerja Masela di harus diletakkan perannya COSMOS Corporation.
sebagai “Barang Kesejahteraan“ dan bukan Sampson, Anthony. (2015). The Seven Sisters;
Barang Komoditas Ekonomi semata. Migas Tujuh Perusahaan Minyak Raksasa Yang
adalah sumber utama kebutuhan energi rakyat Mengendalikan Dunia. Jakarta: Change.
dan pendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Institute, Tim Penulis Reforminer. (2015). Peran
Oleh karena itu, pemanfaatan Wilayah Kerja Pemerintah, Pertamina dan KKKS Dalam
Masela harus ditujukan bagi sebesar-besarnya Pengelolaan dan Pengusahaan Minyak dan
kemakmuran rakyat. Gas Nasional. Jakarta: Reforminer
Institute.
Creswell, John W. (1998). Qualitative Inquiry Fajriah, Lily Rusna. (2016). “Rizal Ramli Klaim
and Research Design: Choosing Among Pemerintah Pilih Kilang Darat untuk Blok
Five Traditions. London: SAGE Masela.” Diakses 11 Mei 2016 dari:
Publications.
114 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku