You are on page 1of 12

e-ISSN : 2527–564X

Website Journal : http://www.ejournal-academia.org/index.php/renaissance

REFORMASI PENGELOLAAN MINYAK DAN GAS BUMI


BERDASARKAN KONSTITUSI; STUDI KASUS WILAYAH KERJA
MASELA MALUKU

Yusa’ Farchan
Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Pamulang, Tangerang Selatan,
Tenaga Ahli Anggota Komisi VII DPR RI 2014-2019
email : dosen01066@unpam.ac.id

Paper Received: 23 July 2016 ABSTRACT


Paper Revised: 24-30 July 2016
Paper Approved: 31 July 2016 This research besides study whether the management and culvation oil and
gas in the Masela Block in accordance with rules in the article of 33 the
constitution of 1945, it also examines at how the management of the Masela
Block to increase state revenues and public welfare. This research using
qualitative methods with the approach case study. In full view of the
perspective of contract system and the power mining, management in Masela
Block it can be uttered not based on conception “in all over the state” in
accordance with rules of the constitution . Operation the Masela Block by
Inpex Corporation, is not state control on the first rank, because state in fact
has not been conducted directly management natural resources the oil and
gas. Although Production Sharing Contract system used, believed to be a
model contracts accommodate the article of 33 the constitution of 1945, but
in practice, the state could not do mastery entirely in the Masela Block. The
state potentially losing sovereignty in managing all of economic resources
oil and gas in the Masela Block, because mastery itself be turned over or
authorized to corporate or form permanent business. It is required to reform
governance regional development in the Masela Block which
includes; first, to ensure how big state revenues; second, to ensure the
realization of welfare the local community and regional economic
progress; third, to ensure the involvement of National Oil
Company (NOC) Indonesia, which is that PT. Pertamina; fourth, keep
investment climate.

Key Words: Masela Block; management of oil and gas.

PENDAHULUAN Sebelum Presiden Jokowi menegaskan


pengembangan Wilayah Kerja Masela dengan
Polemik rencana pengembangan Wilayah Kerja skema onshore, polemik pengembangan ladang
Masela memasuki babak baru dengan adanya gas di Laut Arafura tersebut diwarnai dengan
pernyataan Presiden Jokowi, Rabu 23 Maret perdebatan apakah menggunakan skema
2016, yang mengatakan bahwa pengembangan onshore atau offshore. Kedua skema tersebut
Wilayah Kerja Masela akan dilakukan di darat memiliki argumentasi teoritis dan teknis
(onshore). Ada dua pertimbangan yang masing-masing termasuk berapa besar biaya
mendasari keputusan tersebut. Pertama, investasi yang dibutuhkan.
pemerintah ingin perekonomian daerah dan
perekonomian nasional bisa terimbas dari Dalam perdebatan tersebut, dua Menteri
adanya pembangunan proyek Wilayah Kerja mengeluarkan pernyataan berbeda di depan
Masela. Kedua, dengan proyek ini wilayah publik karena memiliki konsep masing-masing.
sekitar regional Maluku juga bisa ikut Menteri ESDM RI, Sudirman Said berikut
berkembang pembangunannya. pendukungnya, lebih setuju jika pengembangan
Wilayah Kerja Masela dilakukan dengan skema
LNG terapung (floating LNG/offshore).

Jurnal Renaissance | Volume 1 No. 02 | Agustus 2016, hlm: 103-114


Sementara Menko Bidang Kemaritiman RI, Kerja Masela dalam waktu dekat. SKK Migas
Rizal Ramli berpendapat bahwa pemerintah mengatakan, Inpex baru akan mengajukan
Indonesia akan mengembangkan Lapangan proposal tersebut tiga tahun lagi atau pada Juni
Abadi Wilayah Kerja Masela dengan skenario 2019, bersamaan dengan pengajuan
onshore. Pertimbangannya, pemerintah sangat perpanjangan kontrak Blok Masela yang akan
memperhatikan multiplier effects serta habis pada 2028. Pengajuan proposal PoD pada
percepatan pembangunan ekonomi Maluku 2019 disebabkan karena ada beberapa aspek
khususnya, dan Indonesia Timur pada yang harus dikaji mengingat ada perubahan
umumnya. desain dari pembangunan kilang di laut atau
Floating Liquefied Natural Gas (FLNG)
Berdasarkan kajian Menteri Rizal Ramli dan menjadi di darat.
timnya, biaya pembagunan kilang di darat
(onshore) sekitar USD 16 miliar. Sedangkan Dengan jadwal waktu tersebut, keputusan final
jika dibangun kilang apung di laut (offshore), investasi atau Final Investment Decision (FID)
biayanya mencapai USD 22 miliar. Dengan pengembangan Wilayah Kerja Masela baru akan
demikian, kilang di darat USD 6 miliar lebih dilakukan 2025. Jadwal ini mundur dari yang
murah dibandingkan dengan kilang di laut. sudah ditetapkan yakni 2018. Artinya, jadwal
Angka ini sangat berbeda dengan perkiraan produksi Wilayah Kerja Masela pun menjadi
biaya dari Inpex dan Shell di mana molor dari target yang sudah ditetapkan pada
pembangunan kilang offshore hanya 2024.
membutuhkan USD 14,8 miliar, sedangkan
pembangunan kilang di darat, mencapai USD Hingga laporan penelitian ini disusun, Inpex
19,3 miliar. masih mempelajari semua konsekuensi yang
akan terjadi dengan adanya perubahan skema
Terhadap perhitungan Inpex dan Shell tersebut, dari offshore ke onshore tersebut. Selain itu,
Menteri Rizal Ramli mengatakan bahwa Inpex juga karena kajian tersebut melibatkan banyak
dan Shell telah membesar-besarkan biaya faktor yang menjadi dasar pertimbangan.
pembangunan kilang di darat. Dan sebaliknya,
mereka justru mengecilkan biaya pembangunan Yang penting dicatat, pemerintah mesti
di laut. Bahkan, mantan Menteri Keuangan era memperhitungkan secara matang revisi plan of
Gus Dur tersebut menantang Inpex dan Shell development tersebut karena risiko akan
bahwa jika ternyata biaya pembangunan di laut ditanggung pemerintah melalui cost recovery.
membengkak melebihi USD 14,8 miliar, maka Inpex akan mendapat pemulihan biaya operasi
Inpex dan Shell harus bertanggungjawab (cost recovery) ketika PoD sudah disetujui oleh
membiayai kelebihannya, tidak boleh lagi pemerintah.
dibebankan kepada cost recovery. Faktanya,
menurut Rizal Ramli, Inpex tidak berani dan Di luar konteks skema pengelolaan, apakah
menunjukkan mereka sendiri tidak yakin menggunakan onshore atau offshore, yang
dengan perkiraan biaya yang mereka buat. penting untuk diperhatikan dalam pengelolaan
Wilayah Kerja Masela adalah apakah negara
Pasca pernyataan Presiden Jokowi, Kementerian sudah memiliki kedaulatan dalam mengelola
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI sumber daya ekonominya sendiri?. Penelitian
menindaklanjuti keputusan Presiden tersebut ini berupaya mengkaji apakah pengelolaan dan
melalui surat yang dikirimkan kepada SKK pengusahaan migas di Wilayah Kerja Masela
Migas pada 31 Maret 2016. Dalam surat sudah sesuai dengan kaidah-kaidah dalam
tersebut, Kementerian ESDM meminta SKK konstitusi terutama Pasal 33 UUD 1945 di mana
Migas untuk terus berkoordinasi dengan pengembangan dan pengelolaannya ditujukan
kontraktor untuk mengubah rencana untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran
pengembangan lapangan, sesuai arahan Presiden rakyat. Penelitian ini juga mengkaji bagaimana
Jokowi. SKK Migas pun meneruskan surat ini pengelolaan Wilayah Kerja Masela agar dapat
kepada kontraktor Blok Masela, yakni Inpex meningkatkan penerimaan negara dan
dan Shell pada awal April 2016. mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Meski demikian, Inpex Corporation belum bisa


mengajukan perbaikan proposal pengembangan
lapangan (Plan of Development/PoD) Wilayah

104 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku
METODE PENELITIAN 1945, dan ketentuan hukum lainnya yang
relevan sebagai dasar acuan pengelolaan migas
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif nasional yang akan diuraikan berikut ini.
dengan pendekatan case study (studi kasus).
Studi kasus merupakan sebuah eksplorasi dari Dasar Acuan Konsep Pengelolaan Migas
“suatu sistem yang terikat” atau “suatu Nasional Berdasarkan Konstitusi
kasus/beragam kasus” melalui pengumpulan
data yang mendalam serta melibatkan berbagai Dalam konteks pengelolaan migas nasional,
sumber informasi yang “kaya” dalam suatu sebenarnya Konstitusi telah memberikan rambu-
konteks. Sistem terikat ini diikat oleh waktu dan rambu yang tegas dan jelas bahwa bumi dan air
tempat, sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu dan kekayan alam yang terkandung di dalamnya
program, peristiwa, aktivitas atau suatu individu dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
(Creswell, John W. 1998: 61). sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,
sebagaimana terdapat dalam Pasal 33 ayat (3)
Dengan perkataan lain, studi kasus merupakan UUD 1945. Ayat-ayat dalam Pasal 33 adalah
penelitian di mana peneliti menggali suatu rumusan dari founding fathers yang
fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu menegaskan bahwa ekonomi nasional dibangun
dan kegiatan (program, even, proses, institusi berdasarkan asas ekonomi kerakyatan. Dalam
atau kelompok sosial) serta mengumpulkan konteks ini, minyak dan gas bumi dipandang
informasi secara terinci dan mendalam dengan penting dan strategis bagi negara dan menguasai
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan hajat hidup orang banyak. Oleh karenanya,
data selama periode tertentu. pemanfaatannya harus dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pengumpulan data dalam studi kasus dapat
diambil dari berbagai sumber informasi, karena Selain Pasal 33 UUD 1945, dasar acuan
studi kasus melibatkan pengumpulan data yang pengelolaan migas nasional juga harus
“kaya” untuk membangun gambaran yang didasarkan pada amar putusan Mahkamah
mendalam dari suatu kasus. Yin Konstitusi Tahun 2004 atas UU No. 22 Tahun
mengungkapkan, terdapat enam bentuk 2001 Tentang Migas. Dalam amar Putusan
pengumpulan data dalam studi kasus yaitu: (1) Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor
dokumentasi yang terdiri dari surat, 002/PUU-I/2003 tanggal 21 Desember 2004
memorandum, agenda, laporan-laporan suatu tersebut, Mahkamah Konstitusi memerintahkan
peristiwa, proposal, hasil penelitian, hasil untuk merevisi Pasal 12 ayat (3) UU Migas No
evaluasi, kliping, artikel; (2) rekaman arsip yang 22/2001 yaitu: “Menteri menetapkan badan
terdiri dari rekaman layanan, peta, data survei, usaha atau bentuk usaha tetap yang diberi
daftar nama, rekaman-rekaman pribadi seperti wewenang melakukan usaha eksplorasi dan
buku harian, kalender dsb; (3) wawancara, eksploitasi pada wilayah kerja sebagaimana
biasanya bertipe open-ended; (4) observasi dimaksud dalam ayat (2)”. Mahkamah
langsung; (5) observasi partisipan dan (6) Konstitusi juga memerintahkan untuk merevisi
perangkat fisik atau kultural yaitu peralatan Pasal 22 ayat (1): “Badan usaha atau bentuk
teknologi, alat atau instrumen, pekerjaan seni, usaha tetap wajib menyerahkan paling banyak
dan lain-lain (Yin, Robert K. 1989:103-118). 25 persen bagiannya dari hasil produksi minyak
bumi dan/atau gas bumi utuk memenuhi
Dalam konteks penelitian ini, pengumpulan data kebutuhan dalam negeri“.
dilakukan melalui berbagai sumber seperti
buku, jurnal, makalah, bahan rapat, laporan Selain keharusan merevisi pasal Pasal 12 ayat
penelitian, dan beberapa dokumen lain yang (3) dan Pasal 22 ayat (1) UU No 22 Tahun
relevan dengan tema penelitian. Pengumpulan 2001, Mahkamah Konstitusi juga membatalkan
data dilaksanakan pada tanggal 10-20 Mei 2016. Pasal 28 ayat (2) yaitu : “Harga bahan bakar
minyak dan harga gas diserahkan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN mekanisme persaingan usaha yang sehat dan
wajar”, dan Pasal 28 ayat (3) : “Pelaksanaan
Untuk menguji apakah pengelolaan dan kebijaksanaan harga sebagaimana dimaksud
pengusahaan migas di Wilayah Kerja Masela dalam ayat (2) tidak mengurangi tanggung
sesuai dengan kaidah-kaidah konstitusi dan jawab sosial Pemerintah terhadap golongan
pengelolaannya ditujukan untuk sebesar- masyarakat tertentu”.
besarnya kemakmuran rakyat, akan digunakan
pendekatan konstitusi terutama Pasal 33 UUD

Jurnal Renaissance | Volume 1 No. 02 | Agustus 2016 | 105


Selain itu, pada tahun 2012, Mahkamah
Konstitusi juga mengeluarkan amar putusan Kedua, fungsi pengaturan oleh negara
Nomor 36/PUU-X/2012 atas UU No. 22 Tahun (regelensdaad) dilakukan melalui kewenangan
2001 Tentang Migas yang menyatakan bahwa: legislasi oleh DPR bersama Pemerintah dan
1. Pasal 1 angka 23, Pasal 4 ayat (3), regulasi oleh pemerintah. Fungsi pengelolaan
Pasal 41 ayat (2), Pasal 44, Pasal 45, oleh negara (beheersdaad) dilakukan melalui
Pasal 48 ayat (1), Pasal 59 huruf a, mekanisme pemilikan saham (share-holding)
Pasal 61, dan Pasal 63 Undang-undang dan atau keterlibatan langsung dalam
No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan manajemen Badan Usaha Milik Negara atau
Gas Bumi : Bertentangan dengan UUD Badan Hukum Milik Negara sebagai instrumen
tahun1945. Pasal-pasal tersebut tidak kelembagaan yang melaluinya Negara cq
mempunyai kekuatan hukum mengikat. Pemerintah mendayagunakan penguasaannya
2. Frasa dengan Badan Pelaksana dalam atas sumber-sumber kekayaan itu untuk
Pasal 11ayat (1), Frasa melalui Badan digunakan sebesar-besarnya kemakmuran
Pelaksana dalam Pasal 20 ayat (3), rakyat.
Frasa berdasarkan pertimbangan dari
Badan Pelaksana dan dalam Pasal Sementara itu, fungsi pengawasan
21ayat (1), Frasa Badan Pelaksana dan (toezichthoudens-daad) oleh negara dilakukan
dalam Pasal 49, Undang-undang No. oleh Negara cq Pemerintah dalam rangka
22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas mengawasi dan mengendalikan agar
Bumi: Bertentangan dengan UUD pelaksanaan penguasaan oleh negara atas
tahun1945. Frasa tersebut tidak sumber-sumber kekayaan dimaksud benar-benar
mempunyai kekuatan hukum mengikat. dilakukan untuk sebesar besarnya kemakmuran
3. Seluruh hasil yang berkait dengan rakyat. Adapun fungsi pengurusan oleh negara
Badan Pelaksana dalam Penjelasan UU (bestuursdaad) dilakukan oleh Pemerintah
No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan dengan kewenangannya untuk mengeluarkan
Gas Bumi: Bertentangan dengan UUD dan mencabut fasilitas perijinan (vergunning),
1945 dan tidak mempunyai kekuatan lisensi (licentie) dan konsesi (consesie).
hukum mengikat
Ketiga, konsep kepemilikan privat oleh negara
Selain amar putusan, Pendapat Mahkamah atas saham dalam badan-badan usaha yang
Konstitusi juga mesti dipertimbangkan sebagai menyangkut cabang-cabang produksi yang
dasar acuan pengelolaan migas nasional. Dalam penting bagi negara dan/atau menguasai hajat
konteks ini, Pendapat Mahkamah Konstitusi hidup orang banyak tidak dapat dikotomi atau
tentang “penguasaan migas oleh negara” adalah dialternatifkan dengan konsepsi pengaturan oleh
sebagai berikut. Pertama, pengertian “dikuasai negara. Keduanya bersifat kumulatif dan
oleh negara” haruslah diartikan mencakup tercakup dalam pengertian penguasaan oleh
makna penguasaan oleh negara dalam negara. Negara tidak berwenang mengatur atau
pengertian luas yang bersumber dan diturunkan menentukan aturan yang melarang dirinya
dari konsepsi kedaulatan rakyat Indonesia atas sendiri memiliki saham dalam suatu badan
segala sumber kekayaan “bumi, air dan usaha yang menyangkut cabang-cabang
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya” produksi yang penting untuk negara dan/atau
termasuk pula di dalamnya pengertian menguasai hajat hidup orang banyak sebagai
kepemilikan publik oleh kolektivitas rakyat atas instrumen atau cara negara mempertahankan
sumber-sumber kekayaan dimaksud. Rakyat penguasaan atas sumber-sumber kekayaan
secara kolektif dikonstruksikan oleh UUD 1945 dimaksud untuk tujuan sebesar-besarnya
memberikan mandat kepada negara untuk kemakmuran rakyat.
mengadakan kebijakan (beleid) dan tindakan
pengurusan (bestuurdaad), pengaturan Keputusan dan Pendapat Mahkamah Konstitusi
(regelendaad), pengelolaan (beheersdaad), dan tersebut memberikan penafsiran konstitusional
pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk atas Pasal 33 UUD 1945 dan harus menjadi
tujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. dasar acuan dalam pengelolaan migas nasional
Mandat kepada negara untuk melaksanakan termasuk di dalamnya pembuatan UU Migas
kekuasaan berdasarkan UUD 1945 yang terdiri baru.
dari lima elemen tersebut di atas merupakan
satu kesatuan yang integral.

106 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku
Penguasaan dan Pengusahaan Wilayah
Kerja Masela Sejak PSC ditandatangani tahun 1998, Inpex
melalui Inpex Masela Ltd melakukan kegiatan
Dalam hal penguasaan dan pengusahaan eksplorasi hidrokarbon di Wilayah Kerja
Wilayah Kerja Masela, pertanyaan mendasar Masela tersebut dengan kepemilikan saham 100
yang harus dijawab adalah apakah negara sudah persen. Untuk pengembangan lapangan gas
melakukan penguasaan dan pengusahaan Abadi ini, Inpex Masela Ltd melakukan
Wilayah Kerja Masela sesuai kaidah konstitusi?. beberapa studi detail yang meliputi
Apakah kandungan minyak dan gas bumi yang penghitungan cadangan (reserve calculation),
ada di Lapangan Abadi Masela sudah dikuasai skenario pengembangan (development scenario)
dan dimiliki sepenuhnya oleh negara dan dan studi pemasaran gas (gas marketing study)
dipergunakan sebesar-besarnya untuk untuk pengembangan blok ini.
kemakmuran rakyat?. Untuk menjawab
pertanyaan ini, akan dilihat dari dua perspektif Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap
yaitu; sistem kontrak yang digunakan; dan mengenai pengelolaan Wilayah Kerja Masela,
kuasa pertambangan (KP). berikut disajikan kronologi ringkas dari tahun
1998 hingga saat ini.
Dari perspektif sistem kontrak yang digunakan,
Inpex Corporation, perusahaan migas asal Tabel.1. Kronologi Pengelolaan Wilayah Kerja
Jepang, mendapatkan hak melakukan kegiatan Masela
eksplorasi di Wilayah Kerja Masela melalui
penandatanganan Production Sharing Contract Timeline Perihal
16 November 1998 PSC Blok Masela ditandatangani
(PSC) Masela pada 16 November 1998. untuk jangka waktu 30 tahun
Sebagaimana diketahui, kontrak perminyakan di 2000 Discovery sumur gas Abadi 1
Indonesia dimulai dengan kontrak karya, 16 September 2008 Usulan POD pertama Lapangan
kemudian pada tahun 1971 diberlakukan Gas Abadi-Blok Masela kepada
BPMIGAS
kontrak bagi hasil (Partowidagdo, 2009:23).
14 November 2008 Rekomendasi POD Pertama (POD
Perbedaan kontrak karya atau kontrak konsesi I) Lapangan Gas Abadi Blok
dan kontrak bagi hasil adalah pada audit. Pada Masela oleh BPMIGAS kepada
kontrak bagi hasil, berlaku pre, current, dan Menteri ESDM dengan Kap
post audit sementara kontrak karya hanya FLNG 4,5 MTPA dan 90% P1 =
6.05 TCF
berlaku post audit. Selain itu, pada kontrak bagi 31 Desember 2008 Persetujuan sementara rencana
hasil, manajemen ada di tangan pemerintah, dan pengembangan (POD) I Lapangan
setiap kegiatan kontraktor harus dengan Gas Abadi Blok Masela oleh
persetujuan dari pemerintah. Menteri ESDM dengan Kap
FLNG 4,5 MTPA dan 90% P1 =
6.05 TCF
Salah satu pakar sistem fiskal perminyakan, 7 Januari 2009 Surat persetujuan sementara POD
Johnston (1994) dalam Lubiantara (2012:6) pertama Lapangan Gas Abadi oleh
membuat klasifikasi kontrak industri hulu Kepala BPMIGAS dengan Kap
FLNG 4,5 MTPA
migas. Johnston (1994) mengatakan pada 24 November 2010 EMP Farm in 10% Blok Masela:
prinsipnya, pengaturan sistem kontrak migas USS 87,7 juta
antara negara tuan rumah dan investor dapat 25 November 2010 Rekomendasi pengembangan
dibagi menjadi dua, yaitu sistem konsesi dan Lapangan Abadi oleh BP MIGAS
kepada Menteri ESDM dengan
sistem kontrak. Sistem kontrak dapat dapat
Kap FLNG 2,5 MTPA, produksi
digolongkan menjadi Production Sharing kumulatif 4,61 TCF & 90%
Contract (PSC) dan Service Contract, untuk P1=6,05 TCF
selanjutnya Service Contract dapat dibagi lagi 6 Desember 2010 Persetujuan POD-1 Lapangan
menjadi dua, yaitu Pure dan Risk Service Abadi Blok Masela oleh Menteri
ESDM dengan Kap FLNG 2,5
Contract. Production Sharing Contract (PSC) MTPA
sudah lama dikenal di Indonesia, bahkan 16 Desember 2010 Surat persetujuan POD pertama
Indonesia tercatat di industri migas Lapangan Abadi oleh Kepala
mancanegara sebagai pelopor kontrak sistem BPMIGAS dengan kap FLNG 2,5
MTPA, produksi kumulatif 4,61
PSC pertama pada tahun 1966. Sistem kontrak TCF & 90% P1=6,05 TCF
ini merupakan sistem yang dianggap paling 27 Juni 2013 EMP Farm Out 10% Blok Masela
fleksibel, karena hasil dapat dibagi antara : US$ 313 juta
pemerintah dan kontraktor, dan juga terdapat 2013-2014 Pemboran sumur delineasi Abadi
8,9, dan 10
beberapa macam bentuk government take
12 September 2014 Laporan terkini proyek FLNG
lainnya (Partowidagdo, 2009:75). Abadi dari INPEX (usulan

Jurnal Renaissance | Volume 1 No. 02 | Agustus 2016 | 107


perubahan skenario fasilitas Data diolah dari Kementerian ESDM RI dan Bahan Rapat
produksi) Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM RI, 12
4 dan 5 November Workshop abadi proyek POD I April 2016
2014 dan full field development terkini
November 2014 INPEX menyampaikan update Berdasarkan kronologi tersebut, hingga laporan
keekonomian proyek berdasarkan
hasil FEED FLNG 2,5 MTPA
penelitian ini disusun, Inpex sedang
17 Maret 2015 Hasil resertifikasi cadangan oleh menyiapkan usulan baru pengembangan
LEMIGAS P1 11,92 TCF (90% Lapangan Abadi dengan skema darat (onshore).
P1= 10,73 TCF)
3 September 2015 Penyampaian final revisi POD I Penandatangan PSC dengan Inpex Corporation
10 September 2015 Rekomendasi revisi POD-I
Lapangan Abadi WK Masela pada 1998 sesungguhnya adalah perwujudan
kepada Menteri ESDM dengan pemberian Wilayah Kerja oleh negara kepada
kap FLNG 7,5 MTPA korporasi tersebut. Dalam konteks pemberian
22 Desember 2015 Penyampaian hasil kajian Wilayah Kerja, UU No 22/2001 tentang Migas
pemilihan konsep pengembangan
Lapangan Abadi oleh konsultan
menegaskan bahwa Wilayah Kerja yang akan
independen dengan skema FLNG ditawarkan kepada Badan Usaha (BU) dan
23 Desember 2015 Rekomendasi revisi POD-I Bentuk Usaha Tetap (BUT) ditetapkan oleh
Lapangan Abadi WK Masela Menteri setelah berkonsultasi dengan
berdasarkan hasil studi Konsultan
Independen kepada Menteri
pemerintah daerah. Penawaran Wilayah Kerja
ESDM dengan kap FLNG 7,5 dilakukan oleh Menteri di mana Menteri
MTPA menetapkan BU atau BUT yang diberi
29 Desember 2015 Rapat Terbatas Kabinet pertama wewenang melakukan kegiatan usaha eksplorasi
1 Februari 2016 Rapat Terbatas Kabinet kedua dan eksploitasi pada Wilayah Kerja.
16 Maret 2016 SKK Migas mengadakan press
conference menjelaskan rencana
Down Sizing Inpex dan Shell serta Pengusahaan atas Wilayah Kerja Masela oleh
penundaan jadwal FID Bentuk Usaha Tetap (BUT) yaitu Inpex
23 Maret 2016 Keputusan Presiden dengan Corporation, sesungguhnya bukanlah
skema onshore, disampaikan di
Pontianak, dilanjutkan dengan
manifestasi dari penguasaan negara pada
penjelasan kepada pers oleh peringkat pertama, karena negara pada akhirnya
Menteri ESDM. Inpex dipanggil tidak melakukan pengelolaan secara langsung
SKK Migas dan diberitahu secara atas sumber daya alam migas. Dalam konteks
verbal tentang keputusan Presiden
untuk skema onshore, dengan
ini, kecenderungan yang akan muncul adalah
arahan; (1) meresapkan keputusan negara berpotensi tidak mendapatkan
Presiden, (2) mulai memikirkan keuntungan yang lebih besar dari pengelolaan
skema onshore SDA migas tersebut.
28 Maret 2016 Pertemuan SKK Migas dengan
Gubernur Maluku, memberitahu
secara verbal tentang keputusan Meskipun sistem PSC diyakini sebagai model
Presiden untuk skema onshore kontrak yang dapat mengakomodasi amanat
serta meminta Gubernur untuk Pasal 33 UUD 1945 dan sesuai dengan situasi
membantu (1) agar kabupaten-
kabupaten tidak berebut lokasi
dan kondisi saat ini, namun dalam prakteknya,
onshore, dan biarkanlah hasil dalam sistem PSC tersebut, negara belum dapat
studi teknis yang menentukan melakukan penguasaan sepenuhnya terhadap
lokasi, (2) agar mencegah campur Wilayah Kerja Masela. Negara dalam
tangan calon tanah terkait dengan
tanah yang akan dipakai untuk
realitasnya belum dapat melakukan kontrol
lokasi onshore. manajemen melalui wakilnya secara optimal
31 Maret 2016 Surat jawaban Menteri ESDM dalam pengusahaan Wilayah Kerja Abadi
kepada SKK Migas agar skema tersebut.
onshore
1 April 2016 Surat SKK Migas kepada Inpex
agar mengubah menjadi skema Secara teoritis, dalam sistem PSC, seluruh
onshore, diterima resmi oleh mineral right, mining right dan economic right
Inpex tanggal 4 April 2016 pagi memang dikuasasi oleh negara selaku pemilik
Saat Ini Inpex merujuk pada surat SKK lahan dan sumber daya migas. Sistem PSC
Migas dan Menteri ESDM,
sedang mencerna keputusan
dalam pengusahaan migas nasional terus
Presiden dan memikirkan rencana mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
skema onshore Sistem PSC yang ada saat ini tercatat sebagai
generasi yang kelima (ditandatangani pada
kurun waktu tahun 2000 sampai saat ini).

108 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku
Beberapa ketentuan yang ditetapkan dalam PSC dan melaporkan kepada Presiden mengenai
generasi kelima adalah; tidak terdapat KKS; menjual minyak/atau gas bumi bagian
pembatasan cost recovery; tarif pajak ditetapkan negara; dan membeli dan/mengimpor migas
sebesar 44%; ketentuan mengenai volume dan bumi untuk menjaga cadangan migas bumi
fee DMO lebih menguntungkan kontraktor; dan dalam negeri. PMN dapat membentuk anak
persentase bagi hasil ditetapkan lebih menarik perusahaan dalam bentuk BUMN untuk
dan menguntungkan kontraktor. melaksanakan kegiatan usaha migas bumi.
Mengenai struktur organisasi, PMN dapat terdiri
Perusahaan migas diletakkan posisinya hanya dari Dewan Direksi dan Dewan Pengawas dan
sebagai kontraktor usaha pertambangan yang dipimpin oleh Direktur Utama, yang diangkat
memiliki sebagian dari economic right tersebut. dan diberhentikan oleh Presiden setelah
Namun demikian, oleh karena model dilakukan uji kelayakan dan kepatutan oleh
penguasaan negara tersebut masih melalui DPR. Pengawasan terhadap Dewan Direksi
tangan kuasa lain yaitu Badan Pelaksana yang dilakukan oleh Dewan Pengawas yang diangkat
saat ini digantikan peran dan fungsinya oleh dan diberhentikan oleh Presiden.
SKK Migas, dan oleh SKK Migas “dikuasakan”
lagi kepada BU atau BUT, maka penguasaan Penawaran kerja sama Wilayah Kerja dapat
negara terhadap Wilayah Kerja Masela menjadi dilakukan oleh pemerintah secara terbuka dan
semakin absurd maknanya. Dalam hal ini, setiap BU atau BUT hanya diberikan satu
negara berpotensi kehilangan kedaulatannya Wilayah Kerja. Dalam hal BU atau BUT tetap
dalam mengelola seluruh sumber daya ekonomi mengusahakan beberapa Wilayah Kerja, harus
migas di Wilayah Kerja Masela, karena dibentuk badan hukum yang terpisah untuk
penguasaanya diserahkan atau dikuasakan lagi setiap Wilayah Kerja. BU atau BUT dapat
kepada korporasi atau Bentuk Usaha Tetap. memperpanjang kontraknya atas usulan PMN
dan mendapat persetujuan Menteri; dan hanya
Dalam konteks pengelolaan Wilayah Kerja apabila memiliki komitmen meningkatkan
Masela, mestinya sepanjang negara memiliki produksi dan melaksanakan kegiatan eksplorasi
kemampuan baik modal, teknologi, dan baru.
manajemen dalam mengelola sumber daya alam
migas, maka negara harus memilih untuk Untuk mempertahankan dan mengembangkan
melakukan pengelolaan langsung atas sumber Basis Cadangan Migas Nasional yang menuntut
daya alam migas tersebut. Pengelolaan langsung kontinuitas usaha eksplorasi yang tinggi resiko,
yang dimaksud di sini adalah pengelolaan padat modal dan teknologi, PMN dapat
langsung oleh negara (organ negara) melalui mengadakan kerjasama dengan perusahaan-
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tentu perusahaan (BU dan/atau BUT) dalam bentuk
BUMN yang dimaksud dalam konteks ini Production Sharing Contract atau “PSC” yang
adalah badan usaha di bidang migas bumi yang bersifat Kontrak Jasa untuk bagi hasil dan harus
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki memenuhi ketentuan peraturan perundang-
oleh negara melalui penyertaan secara langsung undangan. Bagian yang diperoleh PMN dari
yang berasal dari kekayaan negara yang bagi hasil produksi PSC, merupakan pendapatan
dipisahkan. negara.

BUMN migas dapat berbentuk misalnya Dari penerimaan negara dari hasil produksi
Perusahaan Migas Bumi Nasional (PMN) baru PSC, termasuk pajak dan pungutan-pungutan
atau BUMN migas existing (PT. Pertamina), yang terkait PSC, PMN dapat menarik uang jasa
yang dapat menawarkan kerja sama kepada BU (retention fee) sebagai imbalan pengeluaran
dan BUT atas suatu Wilayah Kerja dengan serta fee menangani pengurusan dan
persyaratan-persyaratan tertentu yang ditetapkan pengelolaan PSC. Serupa dengan bentuk PSC
dengan persetujuan Menteri. Sementara itu, untuk usaha Eksplorasi dan Produksi, PMN
peran PMN dalam konteks ini dapat berupa; dapat pula mengadakan kerjasama dengan
melaksanakan pengusahaan dan pengendalian perusahaan lain untuk jenis usaha lainnya dalam
kegiatan usaha di bidang migas; melakukan bentuk PSC bersifat Kontrak Jasa dengan
upaya nyata dalam diversifikasi energi terhadap memuat ketentuan-ketentuan pokok yang
ketergantungan pemakaian minyak bumi dengan disesuaikan dengan jenis usaha bersangkutan.
meningkatkan penggunaan gas bumi, panas
bumi dan energi lain agar ketahanan energi Secara filosofis, pemberian Wilayah Kerja
nasional dapat tercapai. Adapun fungsi dan Lapangan Abadi Masela kepada Inpex
tugas PMN adalah; melaksanakan monitoring Corporation tidak bisa dilepaskan dari

Jurnal Renaissance | Volume 1 No. 02 | Agustus 2016 | 109


pengaturan hulu migas yang terdapat dalam UU Dari perspektif sistem kontrak dan kuasa
Migas. Kegiatan hulu migas sesuai UU migas pertambangan, sangat jelas bahwa Wilayah
tersebut mencakup kegiatan eksplorasi dan Kerja Masela belum dikuasai sepenuhnya oleh
eksploitasi yang dapat dilaksanakan oleh BU negara karena negara tidak memiliki “kuasa”
atau BUT berdasarkan Kontrak Kerja Sama pengelolaan dan pengusahaan Wilayah Kerja
(KKS) dengan Badan Pelaksana (yang sudah Masela pada peringkat yang paling pertama.
dibatalkan oleh MK). Kegiatan hulu migas juga Penguasaan kembali kepada BU atau BUT
dapat dilaksanakan oleh BUMN, BUMD, sangat bepotensi mendegradasi bahkan
Koperasi, usaha kecil; dan Badan Usaha Swasta menghilangkan makna “penguasaan” negara
(Pasal 9 ayat 1 UU No 22 Tahun 2001 tentang terhadap sumber daya migas sebagai barang
Migas) kesejahteraan yang pemanfaatannya
dipergunakan untuk sebesar-besarnya
Kegiatan usaha hulu migas idealnya kemakmuran rakyat. Degradasi makna
dilaksanakan oleh perusahaan migas bumi penguasaan oleh negara ini pada akhirnya akan
nasional (PMN) dalam wilayah hukum menghilangkan kedaulatan negara dalam
pertambangan Indonesia yang pengusahaannya mengelola seluruh sumber daya ekonomi yang
dapat bekerjasama dengan BU atau BUT. PMN dimiliki.
dapat menyiapkan dan mengusulkan Wilayah
Kerja melalui Menteri yang berkonsultasi Patut dicatat bahwa salah satu problem pokok
dengan pemda dan ditetapkan oleh Presiden atas dalam UU No 22 Tahun 2001 Tentang Migas
usulan Menteri. sejauh ini adalah tereduksinya kedaulatan
nasional dalam kontrak-kontrak dan cenderung
Selanjutnya, dari perspektif kuasa ditempatkannya negara dan kontraktor migas
pertambangan, paradigma yang masih dianut dalam kedudukan yang setara. Pemberian
hingga saat ini adalah bahwa kuasa Wilayah Kerja (WK) kepada Kontraktor
pertambangan merupakan wewenang yang Kontrak Kerjasama (KKKS) secara inheren
diberikan negara kepada pemerintah untuk sesungguhnya memberikan wewenang Kuasa
menyelenggarakan kegiatan eksplorasi dan Pertambangan (KP) kepada KKKS untuk
eksploitasi sesuai Pasal 1 huruf 5 UU No 22 melaksanakan kegiatan pengusahaan migas.
tahun 2002 tentang Migas. Hanya saja, Penyerahan Kuasa Pertambangan dengan
meskipun kuasa pertambangan dipegang oleh demikian berarti menghilangkan kedaulatan
Pemerintah dengan membentuk Badan negara atas SDA migas.
Pelaksana yang dalam praktiknya kini
diperankan oleh SKK Migas, tetapi pemerintah Oleh karena penguasaan dan pengusahaan
melalui SKK Migas justru menguasakan Wilayah Kerja Masela dapat dikatakan belum
kembali pengelolaan suatu Wilayah Kerja migas memenuhi kaidah-kaidah dalam konstitusi,
kepada BU atau BUT sehingga mendagradasi maka yang paling mungkin dilakukan oleh
makna penguasaan dan pengusahaan migas itu pemerintah adalah mengupayakan reformasi tata
sendiri. kelola Wilayah Kerja Masela yang mendekati
konstitusi dengan titik tekan pada penerimaaan
Kuasa pertambangan migas bumi, idealnya dan pendapatan negara serta aspek-aspek
adalah wewenang yang diberikan kepada kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
perusahaan migas bumi nasional (PMN) untuk khususnya di sekitar Wilayah Kerja Masela.
melaksanakan kegiatan usaha migas bumi.
Kuasa Pertambangan (KP) Migas adalah Reformasi tata kelola migas di Wilayah Kerja
wewenang yang diberikan eksklusif kepada Masela mencakup beberapa hal sebagai berikut.
PMN untuk melaksanakan usaha pertambangan Pertama, pengembangan Wilayah Kerja Masela
migas di dalam batas-batas setiap Wilayah harus bisa meningkatkan penerimaan negara.
Kuasa Pertambangan (WKP) atau Wilayah Penerimaan negara dalam konteks ini dapat
Kerja (WK) Pertambangan Migas yang hanya berupa pajak dan bukan pajak. Penerimaan
diberikan kepada pemegang KP semata‐mata negara bukan pajak terdiri atas; bagian negara;
dan ditentukan serta ditetapkan oleh pungutan negara berupa iuran tetap dan iuran
Pemerintah. WKP atau WK juga tidak boleh produksi; dan atau bonus-bonus. Penerimaan
dipindah tangankan. negara bukan pajak dipungut oleh Menteri
melalui Badan Pengusahaan (jika dibentuk
Badan Pengusahaan baru seperti PMN) atau

110 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku
melalui SKK Migas dari BU atau BUT yang Kegiatan pendidikan dan latihan teknis bidang
selanjutnya disetorkan kepada Negara. energi dan sumber daya mineral bagi
masyarakat di sekitar Blok Masela yang telah
Penerimaan negara ini menjadi hal yang paling dilaksanakan oleh Kementerian ESDM pada
penting untuk dipertimbangkan. Jika salah April 2016 harus terus dioptimalkan untuk
kelola, maka negara yang akan dirugikan di mendidik peserta diklat agar mampu
kemudian hari. Kita mesti belajar dari melaksanakan transfer knowledge bidang
pengelolaan tambang Gasberg di Papua oleh teknologi pengolahan gas kepada mahasiswa
PT. Freeport, di mana negara terus dirugikan Universitas Pattimura dan masyarakat Maluku
selama lebih dari 48 tahun sejak Kontrak Karya pada umumnya.
generasi pertama ditandatangani pada tahun
1967. Terkait dengan hak-hak daerah, daerah
penghasil migas idealnya berhak mendapatkan
Skema onshore yang sudah diputuskan jumlah persentase tertentu dari bagian produksi
Presiden, tentu juga harus mengacu pada migas bumi kotor (bruto) yang diterima oleh
seberapa jauh revenue yang akan diperoleh pemerintah sebelum produksi (lifting) migas
negara. Meskipun Menteri Rizal Ramli dibagihasilkan .Daerah penghasil juga berhak
menyatakan bahwa jika dibangun di darat, mendapatkan persentase tertentu dari bonus
dengan asumsi harga minyak USD 60/barel tanda tangan yang diterima pemerintah.
negara bisa memperoleh revenue mencapai
USD 6,5 miliar/tahun (lebih besar dari skema Sementara itu, terkait dengan kewajiban daerah,
floating LNG yang hanya USD 2,52 Pemda wajib mendukung kelancaran dan
miliar/tahun), tetapi pemerintah harus kelangsungan kegiatan hulu migas. Pemda juga
memastikan ulang seberapa besar benefit yang wajib mengalokasikan bagian produksi migas
diterima negara. Karenanya, kajian teknis yang miliknya untuk pembangunan insfrastruktur,
lebih komprehensif mutlak diperlukan. lingkungan hidup, penanggulangan kemiskinan,
pendidikan dan kesehatan. Ketentuan lebih
Kedua, pengembangan Wilayah Kerja Masela lanjut mengenai perolehan bagian daerah, dan
harus bisa mendorong peningkatan persentase hasil produksi migas dan
kesejahteraan masyarakat setempat, termasuk pemanfaatannya dapat diatur dalam Peraturan
hak-hak masyarakat adat. Wilayah Kerja Masela Pemerintah tersendiri.
termasuk blok penting dan strategis bagi negara
karena menguasai hajat hidup orang banyak. Ketiga, dalam pengembangan Wilayah Kerja
Karenanya, pemanfaatannya harus Masela, pemerintah perlu mendorong
dipergunakan untuk sebesar-besarnya keterlibatan National Oil Company (NOC)
kemakmuran rakyat sesuai dengan filosofi dasar Indonesia, yakni PT. Pertamina. Pemerintah
Pasal 33 UUD 1945. wajib menjamin dan memberikan kepemilikan
(participating interest) yang diajukan PT.
Pengembangan Wilayah Kerja Masela harus Pertamina. Soal persentasenya berapa,
bisa memberikan multiplier effects pada tergantung dari kesiapan PT. Pertamina baik
kemajuan ekonomi daerah di antaranya; dari sisi financial maupun infrastruktur lainnya.
pendapatan pemerintah daerah, lapangan kerja, Kita harus percaya pada kemampuan anak
pendapatan rumah tangga masyarakat setempat, bangsa sendiri dalam pengelolaan blok-blok
transfer teknologi, penyerapan tingkat migas yang ada.
kandungan lokal serta mendorong percepatan
pembangunan ekonomi kawasan Timur Pemerintah melalui Kementerian ESDM juga
Indonesia. Gas harus dilihat sebagai sarana perlu memastikan agar Pemerintah Provinsi
penggerak ekonomi, baik secara nasional Maluku mendapatkan hak pengelolaan atau
maupun daerah sekitar lokasi ladang gas. participating interest (PI) di Wilayah Kerja
Masela. Pemprov Maluku idealnya tidak perlu
Pemerintah juga perlu menyiapkan sumber daya membayar dengan harga pasar untuk
manusia lokal yang akan turut mengelola mendapatkan hak pengelolaan tersebut,
Wilayah Kerja Masela. Berbagai bentuk melainkan sesuai nilai awal investasi sebagai
pendidikan dan pelatihan yang melibatkan bentuk previllege (hak keistimewaan) yang
perguruan tinggi lokal dapat dilakukan sebagai diberikan kepada pemerintah daerah. Secara
wujud transfer knowledge teknologi dalam teritori, pemberian PI sebesar 10 persen
pengelolaan migas. memang menjadi kewenangan pemerintah pusat
karena letak Wilayah Kerja Masela berada lebih

Jurnal Renaissance | Volume 1 No. 02 | Agustus 2016 | 111


dari 12 mil garis pantai. Meski demikian, Sebagaimana diketahui, Poten and Partners
Menteri ESDM perlu berkomitmen memberikan disewa oleh SKK Migas untuk melakukan
10 persen hak pengelolaan Wilayah Kerja kajian independen atas rencana pengembangan
Masela kepada Pemprov Maluku. Blok Masela. Poten and Partners merupakan tim
broker dan konsultan komersial dengan
Pemerintah Provinsi Maluku juga perlu spesialisasi dalam energi dan industri
menyiapkan dengan segera Badan Usaha Milik transportasi laut. Mereka mengklaim mampu
Daerah untuk mengelola blok tersebut. menyediakan akses yang handal, informasi
Mengingat pembiayan yang dibutuhkan sangat komoditas yang luas di seluruh dunia, dan
besar, maka BUMD dapat bekerja sama, sebagai broker minyak dan pengiriman yang tak
misalnya dengan PT. Pertamina. Perlu juga tertandingi. Perusahaan ini memiliki kantor di
diatur bahwa BUMD yang telah menerima PI tujuh kota di seluruh dunia yaitu di Athena,
tersebut, tidak dapat mengalihkan sebagian atau Guangzhou, Houston, London, New York, Perth
seluruh haknya kepada pihak lain. Jika BUMD dan Singapura.
mengalihkan haknya kepada pihak lain, PI yang
dimiliki BUMD dapat dicabut dan diserahkan Menurut kajian Poten, insentif yang diberikan
kepada negara. bisa berbentuk pembebasan pajak (tax holiday)
dan kenaikan porsi bagi hasil (profit production
Keempat, menjaga iklim investasi. Untuk share) jatah kontraktor. Untuk mencapai IRR 12
menggairahkan iklim investasi, pemerintah persen, onshore di Tanimbar diperkirakan
perlu mempertimbangkan pemberian insentif membutuhkan tax holiday selama delapan
bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun. Sedangkan untuk onshore di Aru perlu
mengingat pengelolaan wilayah kerja migas tax holiday 10 tahun plus profit production
memiliki risiko tinggi. share sebesar 89 persen untuk kontraktor.

Sejauh ini, pemerintah memang memberikan Jika dinominalkan, maka total besaran insentif
insentif kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama fiskal yang akan dinikmati oleh kontraktor
(KKKS) sesuai dengan kriteria lapangan migas sebesar US$ 1,03 miliar untuk onshore di
yang dikelola kontraktor. Ada beberapa bentuk Tanimbar dan US$ 1,97 miliar untuk onhore di
insentif, misalnya pembebasan kewajiban Aru. Dengan adanya tambahan beban ini,
memasok kebutuhan dalam negeri atau otomatis penerimaan negara akan berkurang.
Domestik Market Obligation (DMO) holiday. Inilah yang harus menjadi perhatian utama
Bisa juga dengan pemberian Investment Credit pemerintah terkait dengan insentif apa yang
(IC) atau hak untuk meminta ganti rugi kepada akan diberikan kepada Inpex Corporation dalam
pemerintah dengan persentase tertentu, atas nilai menindaklanjuti rencana pengembangan (Plan
investasi yang berhubungan langsung dengan of Development/PoD) Blok Masela tersebut.
pembangunan fasilitas produksi. Dalam konteks
ini, Inpex sudah pernah mengajukan insentif IC Meskipun SKK Migas sudah memiliki acuan
untuk Blok Masela, namun usulan ini baru akan insentif yang dibutuhkan untuk Blok Masela
didiskusikan dengan SKK Migas. berdasarkan pada penghitungan aspek evaluasi
bawah tanah (subsurface) dan permukaan
Berdasarkan laporan Poten, insentif diperlukan (surface), namun persoalannya, lembaga ini
karena skema kilang darat atau onshore tidak punya kewenangan untuk memutuskan
(OLNG) tidak mencapai tingkat pengembalian insentif tersebut. Daftar ini pun telah
investasi (Internal Rate of Return/IRR) sebesar disampaikan kepada Kementerian Energi dan
12 persen yang dijadikan patokan kelayakan Sumber Daya Mineral (ESDM).
proyek LNG. Dari hasil penghitungan Poten,
hanya skema kilang terapung atau offshore Sebagaimana diketahui, selama ini Inpex telah
(FLNG) yang bisa mencapai IRR sebesar 12,1 mengeluarkan sekitar US$ 2 Miliar sebagai sunk
persen. Sedangkan untuk skala produksi LNG cost atau biaya yang sudah dikeluarkan dan
yang sama (7,5 mtpa), skema onshore di tidak dapat diganti selama proses eksplorasi.
Tanimbar dan Aru hanya menghasilkan IRR Keputusan pemerintah mengubah konsep FLNG
masing-masing sebesar 10,6 persen dan 9,6 menjadi OLNG dianggap akan menambah biaya
persen. yang akan dikeluarkan Inpex. Biaya seismik dan
pengeboran sumur eksplorasi laut dalam di

112 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku
Masela bisa memakan dana sekitar US$ 100 Direktorat Jenderal Migas. (2013). Data
juta. Cadangan Minyak Bumi Indonesia.
Jakarta: Kementerian ESDM RI.
KESIMPULAN Direktorat Jenderal Migas. (2013). Data
Distribusi Cadangan Minyak Bumi
Dilihat dari perspektif sistem kontrak yang Indonesia. Jakarta: Kementerian ESDM
digunakan dan perspektif pemberian kuasa RI.
pertambangan, pengelolaan Wilayah Kerja Direktorat Jenderal Migas. (2013). Data
Masela dapat dikatakan belum didasarkan pada Perkembangan Gas Bumi Indonesia.
konsepsi “dikuasai oleh negara” sesuai dengan Jakarta: Kementerian ESDM RI.
kaidah konstitusi. Tafsir “dikuasai oleh negara” Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
mencakup makna penguasaan oleh negara (2014). Data Perkembangan Dana Bagi
dalam pengertian luas, yang bersumber dan Hasil Migas Nasional 2007-2014. Jakarta:
diturunkan dari konsepsi kedaulatan rakyat Kementerian Keuangan.
Indonesia atas segala sumber kekayaan “bumi, LKPP. (2012). Penerimaan Migas dan
air dan kekayaan alam yang terkandung di Penerimaan Negara 2004-2012. Jakarta:
dalamnya”, termasuk pula di dalamnya Kementerian Keuangan.
pengertian kepemilikan publik oleh kolektivitas Direktorat Jenderal Migas. (2016). Bahan Rapat
rakyat atas sumber-sumber kekayaan yang Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri
dimaksud. ESDM RI, 12 April 2016. Jakarta:
Kementerian ESDM RI.
Rakyat secara kolektif sesungguhnya telah Indirasardjana, Pria. (2014). 2020 Indonesia
dikonstruksikan oleh konstitusi untuk Dalam Bencana Krisis Minyak Nasional.
memberikan mandat kepada negara dalam Jakarta: PT Kompas Gramedia Utama.
mengadakan kebijakan (beleid) dan tindakan Indirasardjana, Pria. (2014). Minyak Untuk
pengurusan (bestuurdaad), pengaturan Presiden. Jakarta: PT Kompas Gramedia
(regelensdaad), pengelolaan (beheersdaad), dan Utama.
pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk Lubiantara, Benny. (2012). Ekonomi Migas
tujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tinjauan Aspek Komersial Kontrak Migas.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Inonesia.
Dalam konteks pengelolaan Wilayah Kerja Nasir, Abdul. (2014). Sejarah Sistem Fiskal
Masela, negara sebenarnya tidak berwenang Migas Indonesia. Jakarta: Grasindo.
menentukan aturan yang melarang dirinya Partowidagdo, Widjajono. (2009). Migas dan
sendiri memiliki saham dalam suatu badan Energi di Indonesia Permasalahan dan
usaha sebagai instrumen atau cara negara Analisis Kebijakan. Jakarta: Development
mempertahankan penguasaan atas sumber- Studies Foundation.
sumber kekayaan dimaksud untuk tujuan Partners, Poten and Engineering, PT. Synergy.
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (2015). Final Report Independent Study
For Abadi Development, 23 Desember
Wilayah Kerja Masela adalah blok migas 2015. Jakarta: Poten and Partners.
strategis yang harus dikuasai negara. Yin, Robert K. (1989). Case Study Research
Kandungan migas yang terdapat di Wilayah Design and Methods. Washington:
Kerja Masela di harus diletakkan perannya COSMOS Corporation.
sebagai “Barang Kesejahteraan“ dan bukan Sampson, Anthony. (2015). The Seven Sisters;
Barang Komoditas Ekonomi semata. Migas Tujuh Perusahaan Minyak Raksasa Yang
adalah sumber utama kebutuhan energi rakyat Mengendalikan Dunia. Jakarta: Change.
dan pendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Institute, Tim Penulis Reforminer. (2015). Peran
Oleh karena itu, pemanfaatan Wilayah Kerja Pemerintah, Pertamina dan KKKS Dalam
Masela harus ditujukan bagi sebesar-besarnya Pengelolaan dan Pengusahaan Minyak dan
kemakmuran rakyat. Gas Nasional. Jakarta: Reforminer
Institute.

DAFTAR PUSTAKA Internet

Creswell, John W. (1998). Qualitative Inquiry Fajriah, Lily Rusna. (2016). “Rizal Ramli Klaim
and Research Design: Choosing Among Pemerintah Pilih Kilang Darat untuk Blok
Five Traditions. London: SAGE Masela.” Diakses 11 Mei 2016 dari:
Publications.

Jurnal Renaissance | Volume 1 No. 02 | Agustus 2016 | 113


http://ekbis.sindonews.com/read/1087455/
34/rizal-ramli-klaim-pemerintah-pilih-
kilang-darat-untuk-blok-masela-
1456153596
Amelia, Anggita Rezki. (2016). “SKK Migas:
Inpex Akan Ajukan Revisi PoD Masela di
2019.” Diakses 11 Mei 2016 dari:
http://katadata.co.id/berita/2016/05/10/skk
-migas-inpex-akan-ajukan-revisi-pod-
masela-di-2019

114 | Farchan, Yusa’. Reformasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan Konstitusi; Studi Kasus
Wilayah Kerja Masela Maluku

You might also like