You are on page 1of 10

Perbedaan

Indeks Entomologi........... (Fardhiasih Dwi Astuti dan Amalia Susanti)

Perbedaan Indeks Entomologi Pemantauan Jumantik Dewasa dan


Jumantik Anak di Dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping,
Sleman, Yogyakarta
The Entomological Index Difference Between Adult and Child Jumantik
in Mejing Kidul Sub-Village, Ambarketawang, Gamping, Sleman,
Yogyakarta
Fardhiasih Dwi Astuti* dan Amalia Susanti

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,
Jl. Prof Dr. Soepomo, Janturan Warungboto, Yogyakarta 55164, Indonesia

INFO ARTIKEL A B S T R A C T / A B S T R A K
Article History: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still the main problem in Indonesia. A continuous
Received: 5 April 2017 mosquito breeding places control can reduce vector density. The monitoring of mosquito
Revised: 27 April 2017 breeding places control has been done by larvae surveyor (jumantik) in community. In
Accepted: 29 Mei 2017 Mejing Kidul, larvae monitoring program has been done by children since 2012. This study
aimed to compare the entomology index monitored by children and adult in Mejing Kidul,
Ambarketawang, Gamping, Sleman. This research was an observational analytic research
with a cross-sectional design. The population of this study was the people in Mejing Kidul,
Ambarketawang, Gamping, Sleman. Samples were taken using total sampling technique
Keywords: from secondary data. Data were analysed using independent T-test and linear regression.
dengue, The House Index (HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI) and Larva Free Index (ABJ)
larva monitoring by children, monitored by adult jumantik were 14.99%, 6.92%, 19.01, and 85.01% respectively.
entomology index Whereas House Index (HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI) and Larva Free Index
(ABJ) monitored by children jumantik were 21.35%, 11.39%, 27.89, and 78.65%
respectively. T-test analysis showed that the p-value of HI, CI, BI, and ABJ were 0.009,
0.028, 0.038, and 0.009 respectively. This indicates that there is a difference in entomology
index monitored by children and adult. There was a difference in average of HI, CI, BI, and
ABJ monitored by adult and children.

Kata kunci: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi permasalahan di Indonesia.
dengue, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin dapat membantu menurunkan
jumantik anak, kepadatan vektor. Pelaksanaan PSN di monitoring dengan menggerakkan kader juru
indeks entomologi pemantau jentik (jumantik) di masyarakat. Di Mejing Kidul pemantauan dilakukan oleh
anak anak sejak tahun 2012. Penelitian ini ingin membandingkan perbedaan indeks
entomologi hasil pemantauan jumantik dewasa dan pemantauan jumantik anak di
dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman. Penelitian ini merupakan
penelitan observasional analitik dengan desain crossectional. Populasi dalam studi
adalah masyarakat di Dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman.
Penelitian ini menggunakan total sampel data sekunder. Data dianalisis menggunakan
uji independent T tes dan regresi linier. Berdasarkan hasil penelitian, nilai House index
(HI), Container index (CI), Breteau index (BI) dan Angka Bebas Jentik hasil pemantauan
jumantik dewasa 14,99%, 6,92%, 19,01 dan 85,01%. House index(HI), Container index
(CI), Breteau index (BI) dan angka bebas jentik hasil pemantauan jumantik anak
21,35%, 11,39%, 27,89 dan 78,65%. Hasil analisis statistik menggunakan uji T tes
menunjukkan House index (HI) p-value 0,009, Container index (CI) p-value 0,028,
Breteau Index (BI) p-value 0,038 dan Angka Bebas Jentik p-value = 0,009. Hasil tersebut
menunjukan ada perbedaan rata-rata indeks entomologi hasil pemantauan jumantik
dewasa dan pemantauan jumantik anak. Terdapat perbedaan rata-rata HI, CI, BI dan
angka bebas jentik yang dipantau jumantik dewasa dan anak-anak.

© 2017 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved


*Alamat Korespondensi : email : fardhiasih.dwiastuti@ikm.uad.ac.id

http://dx.doi.org/10.22435/vektorp.v11i1.6488.33-42 33
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 33 - 42

PENDAHULUAN akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan


1
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) perilakunya di masa yang akan datang.
masih menjadi permasalahan di Indonesia.
Kasus DBD di Kabupaten Sleman pada
Sekalipun angka kematian DBD terjadi tahun 2014 sebanyak 538 kasus per 1000
penurunan, namun jumlah dan sebaran penduduk. Kecamatan Gamping menduduki
kasusnya semakin meningkat sehingga peringkat pertama dalam kasus DBD di
pengendalian dan monitoring terhadap kasus Kabupaten Sleman, dengan jumlah kasus 91.
DBD harus senantiasa digerakkan. Pemantauan jentik berkala dengan
Pengendalian DBD salah satunya dengan memberdayakan kader jumantik anak
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh merupakan salah satu upaya pengendalian
anak sekolah. PSN secara rutin dapat terhadap kasus DBD di Puskesmas Gamping I.
membantu menurunkan kepadatan vektor, Program Jumantik anak dimulai sejak tahun
yang berdampak pada menurunnya kontak 2012. Jumantik anak rata-rata berasal dari
antara manusia dengan vektor, akhirnya anak SD. Dusun Mejing Kidul Ambarketawang
t e r j a d i n y a p e n u r u n a n k a s u s D B D. 1 Gamping merupakan dusun yang telah aktif
Pelaksanaan PSN dimonitoring dengan dalam melaksanakan progam jumantik anak.4
menggerakkan kader juru pemantau jentik
Anak sekolah dasar dalam teori Freud,
(Jumantik) di masyarakat. Kader tersebut masuk kedalam rentang umur masa kelas-
merupakan orang dewasa yang berperan kelas tinggi dengan karakteristiknya adalah
dalam pemantauan jentik. Keaktifan para memiliki rasa ingin tahu dan ingin belajarnya
kader sangat diperlukan dalam pemantauan besar, sudah dapat mengerjakan tugas secara
lingkungan. Pemantauan jentik berkala (PJB) mandiri, dan senang dalam kegiatan
biasa dilakukan empat kali setahun untuk 5
berkelompok. Jumantik anak bertugas
2
memonitor kepadatan jentik suatu wilayah. melakukan kegiatan pemantauan jentik dan
Kader jumantik selain mempunyai tugas PSN secara rutin, kontainer diperiksa
memantau jentik di tiap rumah, juga memberi terhadap adanya jentik. Tingkat keberadaan
p e n d i d i ka n ke s e h a t a n te n t a n g P S N, Aedes aegypti dinilai dari hasil pemeriksaan
menghitung angka bebas jentik (ABJ), jumlah rumah, kontainer yang ditemukan
menghitung Container Index (CI), dan jentik.1
melaporkan kepada puskesmas apabila
3 Keberhasilan pelaksanaan pemantauan
ditemukan kasus DBD.

jentik ditinjau dari nilai House Index (HI),
Angka Bebas Jentik (ABJ) ditargetkan Container Index (CI), Breteau Index (BI) dan
secara nasional mencapai lebih dari 95%, Angka Bebas Jentik (ABJ), karena indeks
namun ABJ yang tinggi bukan jaminan akan entomologi tersebut digunakan untuk
adanya penurunan kasus. Di Jakarta Utara memantau kepadatan populasi Aedes aegypti
beberapa daerah ada yang melaporkan ABJ dalam penyebaran virus dengue. Tujuan dari
90% – 95% namun penderita DBD masih tetap penelitian ini untuk membandingkan indeks
tinggi. Hal tersebut dimungkinkan oleh entomologi (HI, BI, CI, ABJ) hasil pengamatan
kinerja jumantik yang kurang baik yaitu jumantik dewasa dan anak di Dusun Mejing
kurang telitinya jumantik dalam melakukan Kidul Desa Ambarketawang Kecamatan
survei. Jumantik mungkin hanya memeriksa Gamping Kabupaten Sleman.
tempat penampungan air yang besar,
sedangkan wadah yang kecil seperti vas
BAHAN DAN METODE
bunga, penampungan air belakang kulkas,
dispenser tidak diamati sehingga larva Aedes Penelitian ini merupakan penelitian
lepas dari pemeriksaan.
2 analitik observasional dengan desain
crossectional, yakni variabel independen
Anak sekolah dapat dilibatkan menjadi
(jumantik dewasa dan anak) dan variabel
seorang jumantik dikarenakan menggerakkan
dependen House Index (HI), Container Index
anak sekolah lebih mudah dibandingkan
(CI), Bruteau Index (BI), dan Angka Bebas
orang dewasa. Pemahaman PSN bagi anak
Jentik (ABJ) dari periode pengamatan tahun
sekolah berperan dalam menanamkan
2006 - 2015. Penelitian dilakukan di Dusun
perilaku PSN pada usia sedini mungkin, yang

34
Perbedaan Indeks Entomologi........... (Fardhiasih Dwi Astuti dan Amalia Susanti)

Mejing Kidul, Desa Ambarketawang, Hasil analisis bivariat perbandingan rata-


Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. rata House Index (HI), Container Index (CI)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Breteau Index (BI) dan Angka Bebas Jentik
masyarakat di Dusun Mejing Kidul Desa (ABJ) hasil pemantauan jumantik dewasa dan
Ambarketawang Kecamatan Gamping jumantik anak dapat dilihat pada Tabel 3.
Kabupaten Sleman. Sampel yang diambil Hasil Uji T Test rata-rata HI, BI, CI dan ABJ yang
dalam penelitian ini menggunakan total dilakukan jumantik dewasa dan jumantik
sampling di mana data dari penelitian ini anak didapatkan nilai p-value < 0,05 artinya
menggunakan data sekunder. Analisa data ada perbedaan rata-rata House Index (HI),
yang digunakan adalah analisis univariat dan Container Index (CI), Breteau Index (BI) dan
bivariat dengan menggunakan uji T-Test. Angka Bebas Jentik (ABJ) yang dilakukan
jumantik dewasa dan jumantik anak.
HASIL Perbedaan rerata menunjukkan angka
perbedaan dari hasil pemantauan jumantik
Hasil analisis univariat pada Gambar 1
dewasa dan anak dengan tingkat kepercayaan
menunjukan hasil pemantauan House Index
95%. Perbedaan rerata antar kelompok
(HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI)
variabel dan besarnya rentang perbedaan
dan angka kesakitan DBD dari tahun 2006 –
House Index (HI), Container Index (CI), Breteau
2015. Hasil tersebut menunjukan adanya
Index (BI), Angka Bebas Jentik (ABJ) hasil
fluktuasi kepadatan jentik. House Index (HI),
pemantauan jumantik dewasa dan anak dapat
Container Index (CI), Breteau Index (BI) dan
dilihat pada Tabel 3.
angka kesakitan DBD tertinggi terjadi di tahun
2013. Hasil angka pemantauan kepadatan Hasil analisis univariat secara deskriptif
jentik dari tahun 2006 – 2015 dapat dilihat rata-rata House Index (HI), Container Index
pada Tabel 1. (CI), Breteau Index (BI) dan Angka Bebas
Jentik (ABJ) hasil pemantauan jumantik
Tabel 2 menunjukkan rata-rata angka
dewasa dan anak ada perbedaan. Rata-rata
House Index (HI), Container Index (CI), Breteau
House Index (HI) hasil pemantauan jumantik
Index (BI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ) hasil
dewasa 14,99% dan pemantauan jumantik
pemantauan jumantik dewasa periode tahun
anak rata-rata House Index (HI) 21,35%. Rata-
2006 - 2011 dan jumantik anak periode
rata Container Index (CI) pemantauan
pemantauan 2012 – 2015. Rata-rata House
jumantik dewasa 6,92% dan pemantauan
Index (HI), Container Index (CI), Breteau Index
jumantik anak Container Index (CI) 11,39%.
(BI) hasil pemantauan jumantik dewasa lebih
Rata-rata Breteau Index (BI) pemantauan
rendah dibandingkan pemantauan jumantik
jumantik dewasa 19,01 dan pemantauan
anak. Rata-rata Angka Bebas Jentik (ABJ)
jumantik anak rata-rata Breteau Index (BI)
pemantauan jumantik dewasa lebih tinggi
27,89%. Rata-rata Angka Bebas Jentik (ABJ)
dibandingkan dengan hasil pemantauan
pemantauan jumantik dewasa 85,01% dan
jumantik anak.
pemantauan jumantik anak rata-rata Angka
Bebas Jentik (ABJ) 78,65%.
Hasil uji regresi linier variabel House
Index, Container Index, Breteau Index, Angka
Bebas Jentik terhadap angka kesakitan
didapatkan hanya variabel Breteau Index saja
yang berhubungan signifikan terhadap angka
kesakitan dengan nilai p-value 0,033 R Square
0,452. Model persamaan regresi dari analisis
regresi angka kesakitan dan Breteau Index (BI)
sebagai berikut: Angka Kesakitan = - 1,538 +
Gambar 1. Angka House Index (HI), Container Index (CI),
Breteau Index (BI) dan Angka Kesakitan DBD
0,131 (Breteau Index (BI)).
di Dusun Mejing Kidul Tahun 2006 – 2015.

35
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 33 - 42

Tabel 1. Hasil Pemantauan House Index (HI), Breteau Index (BI), Container Index (CI) dan
Angka Bebas Jentik (ABJ) terhadap Angka Kesakitan DBD di Dusun Mejing Kidul
Tahun 2006 – 2015
Variabel
Tahun Angka Kesakitan
HI (%) CI (%) BI ABJ (%)
2006 6,81 2,78 6,81 93,19 0
2007 12,19 6,60 18,19 88,81 0
2008 18,22 8,28 20,36 81,78 3
2009 13,51 11,26 15,31 86,49 0
2010 17,13 5,57 24,13 82,87 3
2011 16,30 6,00 22,22 83,70 1
2012 17,33 8,02 17,33 82,67 1
2013 25,35 15,71 37,81 74,65 4
2014 22,31 10,69 24,99 77,69 0
2015 16,42 7,29 21,18 83,58 0

Tabel 2. Rata-rata House Index (HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI) dan
Angka Bebas Jentik (ABJ) Pemantauan Jumantik Dewasa dan Anak
di Dusun Mejing Kidul

Hasil Pemantauan
Variabel
X Dewasa X Anak
House Index (HI) 14,99% 21,35%
Container Index (CI) 6,92% 11,39%
Breteau Index (BI) 19,01 27,89
Angka Bebas Jentik (ABJ) 85,01% 78,65%

Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat Beda Rata-rata House Index (HI), Container Index (CI),
Breteau Index (BI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ) pemantauan Jumantik Dewasa
dan Jumantik Anak di Dusun Mejing Kidul

Variabel n Rerata ±SD p- value


House Index (HI)
Jumantik Dewasa 10 14,99±4,37 0,009
Jumantik Anak 8 21,35±4,62
Container Index (CI)
Jumantik Dewasa 10 6,92±2,82 0,028
Jumantik Anak 8 11,39±4,94
Breteau Index (BI)
Jumantik Dewasa 10 19,01±7,14 0,038
Jumantik Anak 8 27,89±9,52
Angka Bebas Jentik (ABJ)
Jumantik Dewasa 10 85,01±4,37 0,009
Jumantik Anak 8 78,65±4,62

PEMBAHASAN Container Index (CI), Breteau Index (BI) dan


Hasil analisis univariat pada Gambar 1 angka kesakitan DBD tertinggi terjadi di tahun
menujukan hasil pemantauan House Index 2013. Tabel 1 menunjukan hasil pemantauan
(HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI) kepadatan jentik dari tahun 2006 – 2015, dari
dan angka kesakitan DBD dari tahun 2006 – tabel tersebut dapat dilihat angka House Index
2015. Hasil tersebut menunjukan adanya terendah 6,81%, atau ABJ tertinggi 93,16%
fluktuasi kepadatan jentik. House Index (HI), terjadi di tahun 2006, hal ini menujukan

36
Perbedaan Indeks Entomologi........... (Fardhiasih Dwi Astuti dan Amalia Susanti)

belum tercapainya target nasional House index jumantik anak sudah berjalan baik. Jumantik
< 5% atau ABJ > 95%, secara nasional ABJ anak sudah mampu menjalankan tugas
2007- 2009 berturut turut sebesar 84%, mereka dalam melakukan pemantauan jentik,
82,6%, 71,1% belum mencapai target.6 Hasil membuat laporan hasil pemantauan jentik.
pemantauan selama 10 tahun di Dusun Mejing Namun mereka belum mampu merubah
kidul menunjukan terjadinya peningkatan perilaku masyarakat di Dusun Mejing Kidul
angka House Index, angka tertinggi terjadi untuk melakukan pemberantasan sarang
pada tahun 2013. nyamuk (PSN). Sehingga House Index (HI),
Angka Breteau Index terendah dari Container Index (CI), Breteau Index (BI) lebih
pemantauan tahun 2006 – 2015 sebesar 6,81 tinggi dan Angka Bebas Jentik (ABJ) lebih
dan tertinggi 37,81 menunjukan banyaknya rendah.
tempat yang potensial menghasilkan nyamuk Nilai House Index (HI), Container Index
dalam 100 rumah yang di pantau. Hal ini (CI), Breteau Index (BI) hasil pemantauan
menunjukan wilayah Mejing Kidul merupakan jumantik dewasa ataupun anak – anak
daerah yang berisiko tinggi penularan DBD. menurut standar dari WHO semuanya masuk
Hasil penelitian di Cuba tahun 2000 angka dalam kategori kepadatan jentik sedang. Nilai
breteau index ≥ 4 berisiko penularan 6 kali Angka Bebas Jentik dusun Mejing Kidul
7
lebih besar (OR 6,00). menurut standar nasional masih belum
Hasil analisis beda rata rata secara memenuhi standar Angka Bebas Jentik yaitu
statistik dengan uji t terdapat perbedaan rata- 95 %.8 Kepadatan jentik berdasarkan nilai HI,
rata House Index (HI), Container Index (CI), CI, dan BI berdasarkan kriteria Queensland
9
Breteau Index (BI) dan Angka Bebas Jentik Government (2011) dapat dilihat pada Tabel
(ABJ) hasil pemantauan jumantik dewasa dan 4.
anak-anak, dengan nilai p-value < 0,05 artinya Hasil pemantauan terhadap House Index
ada perbedaan rata-rata House Index (HI), (HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI)
Container Index (CI), Breteau Index (BI) dan dan Angka Bebas Jentik hasil pemantauan di
Angka Bebas Jentik (ABJ) pemantauan Dusun Mejing Kidul walaupun masuk dalam
jumantik dewasa dan anak-anak. kategori sedang akan tetapi tetap berpotensi
Hasil angka rata-rata House Index (HI), terhadap penularan DBD. Hal tersebut
Container Index (CI), Breteau Index (BI) oleh dikarenakan House Index (HI) tinggi
jumantik dewasa dan anak, rata rata menandakan dirumah tersebut terdapat jentik
pemantauan anak anak memiliki nilai yang yang merupakan perkembangan awal dari
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil vektor penular DBD. House Index (HI)
pemantauan jumantik dewasa. Angka Bebas merupakan salah satu indeks entomologi yang
Jentik (ABJ) pemantauan jumantik anak digunakan untuk memantau populasi Aedes
nilainya lebih rendah dibandingkan dengan aegypti dalam penyebaran virus Dengue10.
pemantauan dewasa. Hal ini dikarenakan House Index (HI) tinggi menandakan bahwa di
tingkat ketelitian anak-anak lebih tinggi rumah tersebut terdapat kontainer yang
dibandingkan dengan jumantik dewasa. Anak- positif jentik. Kontainer yang masih positif
anak cenderung memiliki rasa ingin tahu, dengan keberadaan jentik akan menjadi faktor
belajar lebih tinggi sehingga mereka dalam terjadinya penularan DBD, karena Container
melakukan pemantauan jentik berkala lebih Index (CI) merupakan parameter untuk
teliti. Teori Freud, mengatakan rentang umur mengetahui keberadaan Aedes aegypti yang
tersebut masuk kedalam rentang umur kelas dinilai dari hasil pemeriksaan pada sejumlah
4 sampai 6 yaitu umur 9/10 - 13 tahun sekolah r u m a h ya n g d i d a l a m m a u p u n l u a r
dasar dengan karakteristiknya adalah lingkungannya ditemukan jentik.11

memiliki rasa ingin tahu dan ingin belajarnya Keberadaan kontainer yang positif jentik
besar, sudah dapat mengerjakan tugas secara di Dusun Mejing Kidul menjadikan resiko
mandiri, dan senang dalam kegiatan terjadinya penularan DBD di wilayah tersebut
berkelompok.5 tinggi. Faktor lingkungan berupa keberadaan

Kegiatan pemantauan jentik berkala di kontainer air, baik yang berada didalam
Dusun Mejing Kidul yang dilakukan oleh maupun di luar rumah menjadi tempat

37
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 33 - 42

perkembangbiakan nyamuk Aedes sebagai menjadi nyamuk dewasa. Jika kontainer yang
vektor penyakit DBD, merupakan faktor yang terdapat positif jentik tidak dibersihkan dan
sangat berperan terhadap penularan ataupun dipantau keberadaan jentiknya akan
terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) berbahaya. Hal tersebut dikarenakan jumlah
12
penyakit DBD. telur Aedes aegypti yang dikeluarkan sekali

Kontainer merupakan tempat bertelur waktu adalah sekitar 100-400 butir. Telur
nyamuk, di dalam kontainer tersebut nyamuk diletakkan pada dinding kontainer air. Jika
bertelur dan mengalami siklus hingga tidak ada genangan air telur akan bertahan

Tabel 4. Kriteria Kepadatan Larva berdasarkan Indeks Jentik


Density HI CI BI Kategori
figure
1 1-3 1-2 5-4 Rendah
2 4 - 7 3 -5 5 -9 Sedang
3 8 - 17 6 - 9 10 - 19 Sedang
4 18 - 28 10 - 14 20 - 34 Sedang
5 29 - 37 15 - 20 35 - 49 Sedang
6 38 - 49 21 - 27 50 - 74 Tinggi
7 50 - 59 28 - 31 75 - 99 Tinggi
8 60 - 76 32 - 40 100- 199 Tinggi
9 77+ 41 + 200 + Tinggi

beberapa minggu sampai beberapa bulan. karena ABJ merupakan salah satu ukuran
Telur Aedes aegypti tahan terhadap kering. epidemiologi yang sering digunakan dalam
8
Kemudian telur menetas menjadi larva atau kegiatan pengendalian DBD. Pengendalian
jentik dalam dua hari jika terkena air yang dapat dilakukan salah satunya dengan
selanjutnya menjadi pupa dalam waktu 1-2 melakukan survei jentik. Hal tersebut senada
13
hari dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa. dengan penelitian di kabupaten Tamil Nadu
Nyamuk dewasa betina merupakan vektor India, untuk antisipasi dini terjadinya wabah
penular virus Dengue penyebab penyakit DBD. DBD perlu dilakukan surveilans jentik.
Hal ini dikarenakan hanya nyamuk betina Surveilans jentik tidak hanya untuk
yang menghisap darah untuk memperoleh mengetahui kepadatan jentik tetapi juga
asupan proteinyang diperlukan untuk untuk memprediksi akan terjadinya transmisi
perkembangan telurnya. Nyamuk jantan tidak dengan cara memantau tempat
membutuhkan darah, dan memperoleh perkembangbiakan nyamuk. Hasil
s u m b e r d a r i n e k t a r b u n ga a t a u p u n pemantauan larva indeks kemudian dianalisis
tumbuhan.14 meliputi HI, CI, BI. Hasil dari analisis HI, BI, CI

Telur nyamuk dewasa betina yang di seluruh wilayah Tamil Nadu tergolong
ditemukan di kontainer semakin banyak maka padat sehingga memungkinkan terjadinya
16
kemungkinan jentik yang menetas akan penularan DBD.

semakin banyak, sehingga nilai Breteau Index Survei jentik harus disertai dengan
(BI) juga akan semakin tinggi. Hal tersebut keaktifan kader baik melalui berbagai
berpengaruh terhadap meningkatnya kegiatan seperti penyuluhan,
kejadian DBD. Breteau index (BI) merupakan menginfofmasikan kepada masyarakat untuk
merupakan prediktor KLB, jika Breteau Index mengenali vektor penular DBD, sekaligus
(BI) ≥ 50 maka daerah tersebut berpotensi menerangkan bagaimana cara pencegahan
15
untuk mengalami KLB. agar tidak tertular DBD yaitu dengan cara
Indeks entomologi (HI, BI, CI) sangat membersihkan tempat perkembangbiakan
berpengaruh terhadap nilai ABJ, semakin vektor DBD melalui kegiatan 3 M plus dan
tinggi indeks entomologi maka semakin melindungi diri dari gigitan nyamuk dengan
rendah nilai ABJ. ABJ yang belum memenuhi memasang kawat kasa, perlindungan dengan
standar menandakan di daerah tersebut pakaian dan menggunakan obat gosok anti
masih berpotensi terhadap kejadian DBD, nyamuk.17

38
Perbedaan Indeks Entomologi........... (Fardhiasih Dwi Astuti dan Amalia Susanti)


Kegiatan 3 M plus mampu mengurangi Hasil dari analisis univariat secara
tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes deskriptif HI, BI, CI dan ABJ terhadap angka
aegypti yang berada di kontainer-kontainer kesakitan DBD diperoleh hasil angka
dan menjadi faktor terjadinya penularan DBD. kesakitan DBD tertinggi terjadi pada tahun
Hal tersebut senada dengan penelitian yang 2013 dengan jumlah angka kesakitan 4 kasus.
dilakukan di kota Delhi telah terjadi wabah Angka Bebas Jentik dari tahun 2006-2015
DBD, kemudian pemerintah setempat terendah juga terjadi di tahun 2013 yaitu
melakukan surveilans larva. Hasil surveilans 74,65%. HI ,BI, CI tertinggi juga berada di
larva kemudian dianalisis House Index (HI), tahun 2013 yaitu 25,35% , 37,81% dan 15,71.
Container Index (CI), Breteau Index (BI). Hasil analisis secara statistik
Sebagian besar House Index (HI), Container menggunakan uji regresi linear dari keempat
Index (CI), Breteau Index (BI) berada pada variabel HI, CI, BI dan ABJ terhadap angka
kepadatan jentik tinggi dan masih kurang dari kesakitan DBD variabel yang memiliki nilai
standar. Hasil dari analisis kontainer- kemaknaan statistik atau model regresi linear
kontainer penampung air menjadi faktor memenuhi kriteria linearitas adalah Breteau
pendukung utama sebagai tempat Index (BI) dengan nilai p-value 0,033 < 0,05.
perkembangbiakan nyamuk. Survei jentik Sehingga diperoleh model persamaan
senantiasa harus dilakukan secara efektif di regresinya angka kesakitan = - 1,538 + 0,131
wilayah endemik karena dapat dijadikan Breteau Index (BI). Hasil uji statistik Breteau
sebagai bahan informasi dan memperkirakan Index (BI) memberikan pengaruh 45,2%
18
terjadinya wabah DBD. terhadap angka kesakitan, 54,8% sisanya

Kegiatan survei jentik oleh jumantik dan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
gerakan 3 M plus sangat membantu proses diteliti.
monitoring pelaksanaan program HI, CI, BI yang tinggi dan angka bebas
pengendalian penyakit dan mampu memutus jentik yang rendah menyebabkan kasus angka
siklus perkembangbiakan nyamuk pada tahap kesakitan tinggi seperti yang terjadi pada
awal. Hal tersebut senada dengan penelitian tahun 2013. Hal tersebut senada dengan
tentang peran jumantik sangat penting dalam suatu penelitian di India yang negaranya
sistem kewaspadaan dini DBD karena masih rentan terhadap DBD. Dari hasil
berfungsi untuk memantau keberadaan serta pemeriksaan terhadap 2.088 kontainer
menghambat perkembangan awal dari vektor ditemukan 1.018 kontainer positif jentik.
penular DBD. Keaktifan kader jumantik dalam Tingginya angka HI, CI, BI membuat daerah ini
memantau lingkungannya merupakan memiliki potensi denguogenic tinggi dan
langkah penting untuk mencegah menjadi faktor penyebab melonjaknya kasus
meningkatnya angka kasus DBD. Oleh karena DBD di wilayah ini.
20

itu, diperlukan upaya peningkatan keaktifan HI, CI, BI yang tinggi dan ABJ yang rendah
jumantik melalui motivasi yang diberikan berpengaruh terhadap angka kesakitan DBD.
oleh dinas kesehatan setempat.2" Menurut sebuah penelitian tentang Maya
Survei jentik dan gerakan 3 M plus sampai Index (MI) dan kepadatan larva Aedes aegypti
saat ini masih menjadi upaya pengendalian terhadap infeksi dengue di Kecamatan
uta ma ya ng da pa t dila kuka n unt uk Denpasar diperoleh hasil nilai HI = 23,33; CI =
mengurangi penularan DBD di semua 10,69; BI = 55; pupa index (PI) = 15,33.
kawasan. Penelitian yang dilakukan di India Berdasarkan indikator HI, CI Kecamatan
menyebutkan hasil survei jentik diperoleh HI, Denpasar Selatan berarti memiliki risiko
BI, CI di daerah perkotaan tinggi. Hal tersebut penularan sedang terhadap penyebaran
ditemukan berdasarkan banyaknya temuan penyakit DBD. Berdasarkan indikator BI,
tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk berarti memiliki risiko penularan tinggi
seperti di ban bekas dan kontainer-kontainer terhadap penyebaran penyakit DBD.
yang memungkinkan menjadi tempat Berdasarkan MI menunjukkan rumah kasus
perkembangbiakan jentik nyamuk. Survei berisiko tinggi sebagai tempat
jentik sangat membantu dalam mengurangi perkembangbiakan nyamuk dibandingkan
sumber penularan DBD.19 dengan rumah kontrol. HI, BI, CI, pupa index

39
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 33 - 42

(PI) dan MI memiliki hubungan dengan sekolah juga berperan dalam menanamkan
21
kejadian DBD. perilaku PSN pada usia sedini mungkin, yang

Hal tersebut senada dengan penelitian akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan
yang dilakukan di Kuala Lumpur tentang perilakunya dimasa yang akan datang. Selain
hubungan BI dan HI dengan kejadian demam itu pembentukan dan pelaksanaan Jumantik-
berdarah angka BI yang tinggi menunjukkan PSN anak sekolah dimaksudkan untuk ikut
bahwa daerah-daerah tersebut beresiko serta mendukung progam pemerintah dalam
terjadi wabah demam berdarah. Angka
22
upaya PSN penular DBD dan chikungunya
kesakitan DBD dalam penelitian ini, dari hasil serta sebagai salah satu upaya pembinaan
uji statistik regresi linier 45,2% dipengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak
1
BI dan 54,8% dipengaruhi variabel lain yang usia dini.
tidak diteliti. Variabel lain yang tidak diteliti
misalnya orang terkena virus Dengue bukan KESIMPULAN
diperoleh dari lingkungan tempat tinggalnya Berdasarkan hasil penelitian dan
tetapi diperoleh ketika orang tersebut pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada
beraktivitas di luar. Tempat-Tempat Umum perbedaan rata-rata House Index (HI),
(TTU) yang merupakan tempat Container Index (CI), Breteau Index (BI) dan
berkumpulnya orang dari berbagai wilayah Angka Bebas Jentik (ABJ) pemantauan
antara lain sekolah, Puskesmas, rumah sakit, jumantik dewasa dan anak-anak di Dusun
pasar, tempat ibadah, tempat rekreasi, hotel, M e j i n g K i d u l D e s a A m b a r ke t awa n g
perpustakaan, restoran, dan lain-lain Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
merupakan tempat potensial terjadinya
penularan DBD.23 SARAN

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya Keberadaan jumantik anak dapat
penularan DBD adalah lokasi Dusun Mejing meningkatkan ketelitian dalam pemantauan
Kidul berbatasan dengan dua dusun yang jentik sehingga diharapakan adanya
angka kesakitannya cukup tinggi atau pengembangan program yang dapat
endemis DBD. Hal tersebut mempengaruhi meningkatkan pemantauan jentik secara
penularan DBD. Penelitian yang dilakukan di berkala dengan lebih baik.
dua daerah dengan kategori berbeda endemis
dan sporadis diketahui memiliki rata-rata UCAPAN TERIMA KASIH
indeks jentik yang belum mencapai standar Terimakasih kami ucapkan kepada
yang seharusnya sehingga akan Puskesmas Gamping dan kader jumantik
mengakibatkan besarnya risiko terjadinya Dusun Mejing Kidul Ambarketawang
penularan DBD.24 Gamping Sleman.
Hasil informasi dari petugas sanitasi
puskesmas Gamping I di Dusun Mejing Wetan DAFTAR PUSTAKA
dan Dusun Mejing Lor yang berbatasan 1. Ditjen PP&PL, Petunjuk Teknis Jumantik PSN
langsung dengan Dusun Mejing Kidul dalam Anak Sekolah, Kementerian Kesehatan RI.
(2014) 1-34
melakukan survei jentik belum melibatkan
jumantik anak. Jumantik anak di Dusun 2. Pratamawati, D. A., Peran Juru Pantau Jentik
Mejing Kidul dalam melaksanakan tugasnya dalam Sistem Kewaspadaan Dini Demam
Berdarah Dengue di Indonesia, Jurnal
sebagai pemantau jentik lebih teliti dari pada
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No.6,
jumantik dewasa. Oleh karena itu untuk Juni (2012) 243-247
monitoring dan pengendalian DBD di Dusun
Mejing Wetan dan Dusun Mejing Lor perlu 3. Rini, A.S., Ferry Efendi dan Eka Misbahatul
M.H., Hubungan Pemberdayaan Ibu Pemantau
mengadakan program jumantik anak seperti
Jentik (Bumantik) dengan Indikator
yang sudah ada di Dusun Mejing Kidul. Keberhasilan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Penggerakan jumantik anak lebih mudah (PSN) di Kelurahan Wonokromo Surabaya,
dibandingkan dengan orang dewasa dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1, No. 1,
pelaksanaan PSN. Pemahaman PSN bagi anak Oktober 2012. Hal 1-9

40
Perbedaan Indeks Entomologi........... (Fardhiasih Dwi Astuti dan Amalia Susanti)

4. Puskesmas Gamping I, Data Pemantauan Jakarta Pusat, Jurnal Fakultas Kedokteran


Jentik Berkala (2015) Yogyakarta. Universitas Indonesia, Jakarta Vol. 1, No 1,
5. Andini, A., Pengaruh Keberadaan Siswa April (2013) 10-14
Pemantau Jentik Aktif dengan Keberadaan 16. Bhat M.A, K. K. Krishnamoorthy, Anisa B. Khan,
Jentik di Sekolah Dasar Kecamatan Gajah Entomological surveillance of dengue vectors
Mungkur Kota Semarang Tahun 2013, Skripsi, in Tamil Nadu, India, Journal of Entomology
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas and Zoology Studies Vol. 2, No. 6 (2014) 158-
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, 164.
Semarang (2013) 71-81 17. Kandun, I.N., Manual Pemberantasan Penyakit
6. Kemenkes RI, Demam Berdarah Dengue di Menular, Edisi 17, American Public Health
Indonesia tahun 1968 – 2009, Buletin Jendela Association (APHA), Amerika (2000) 146
Epidemiologi 2 Agustus (2010) hal 1 – 14. 18. Singh R.K, R.C. Dhimana, V.K. Dua, B.C. Joshi,
7. Sanchez L, Vanlerberghe V, Alfonso L, Entomological investigations during an
Marquetti MDC, Guzman MG, et al. Aedes outbreak of dengue fever in Lal Kuan town
aegypti larval indices and risk for dengue Nainital district of Uttarakhand India, Journal
epidemics. Emerging Infect Dis 2006 12: Vector Borne Dis 47, September (2010)
8 0 0 – 8 0 6 . Av a i l a b l e : 189–192
http://wwwnc.cdc.gov/eid/article/12/5/0 19. Vijayakumar K., T.K. Sudheesh Kumar, Zinia T.
5-0866_article.htm Nujum, Farook Umarul, Anu Kuriakose, A
8. Ditjen PP&PL, Pedoman Pengendalian study on container breeding mosquitoes with
Demam Berdarah Dengue di Indonesia, special reference to Aedes (Stegomyia)
Kementerian Kesehatan RI. (2013) 8-20 aegypti and Aedes albopictus in
Thiruvananthapuram district, India, Journal
9. Johariana dan Widiarti, Kepadatan larva
Vector Borne Dis 51, March (2014) 27–32
nyamuk vektor sebagai indikator penularan
demam berdarah dengue di daerah endemis 20. Sekhon H. dan Sukhmet M., A study of larval
di Jawa Timur, Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 8 indices of Aedes and the risk for Dengue
No. 2, 2014 : 33 – 40. outbreak, Journal of Biosciences Vol. 2, No. 8,
(2014) 544-547
10. World Health Organization, Demam Berdarah
Dengue Diagnosis Pengobatan Pencegahan 21. Purnama S.G. dan Tri Baskoro, Maya Index dan
dan Pengendalian, Edisi 2, Buku Kedokteran Kepadatan Larva Aedes aegypti terhadap
EGC, Jakarta (2014) 72-73 Infeksi Dengue, Jurnal Makara Kesehatan Vol.
16, No. 2, Desember (2012) 57-64
11. Ditjen PP&PL, Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) 22. Sulaiman S., Zainol A.P., Zulkifli A., dan Ahmad
oleh Juru Pemantau Jentik, Kementerian W., Relationship Between Breteau and House
Kesehatan RI (2006) 4-28 Indices and Case of Dengue, Dengue
Hemorrhagic Fever in Kuala Lumpur Malaysia,
12. Fathi, Soedjajadi Keman dan Chatarina Umbul
Journal of the American Mosquito Control
W, Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku
Association Vol. 12, No. 3, Tahun (1996) PP.
Terhadap Penularan Demam Berdarah
494-496
Dengue di Kota Mataram, Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol. 2, No. 1, Juli (2005) 1-10 23. Ditjen PP&PL, Pengendalian Demam Berdarah
Dengue untuk Pengelola Program DBD
13. Sucipto, C.D., Vektor Penyakit Tropis, Edisi 1,
Puskesmas, Kementerian Kesehatan RI.
Gosyen Publishing (2011) Yogyakarta.
(2013) 1-29
14. Ginanjar, G., Demam Berdarah, Mizan Publica,
24. Sholichah Z dan Djati A.P., Indeks Jentik di
Jakarta. (2007) 19-27
Daerah Endemis dan Daerah Sporadis Demam
15. Ramadhani dan Astuti, Kepadatan dan Berdarah Dengue di Purwodadi Kabupaten
Penyebaran Aedes aegypti setelah Grobogan, Jurnal Kesehatan Masyarakat
Penyuluhan DBD di Kelurahan Paseban BALABA, Ed. 006, No. 1, Juni (2008) 8-10

41
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017 : 33 - 42

42

You might also like