You are on page 1of 11

JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.

2089-7669

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LAMA PEMBERIAN ROSE EFFLEURAGE


TERHADAP INTENSITAS NYERI KALA I FASE AKTIF PADA
PERSALINAN NORMAL PRIMIGRAVIDA
DI KOTA SEMARANG TAHUN 2013

Rachmitha Nur Utami,¹ Melyana Nurul W²


rachmimi@yahoo.co.id

ABSTRACT

Pain is a reason of psycological stress on delivery mothers. This feeling


that occur during labour may cause both stress which increase the adrenalin
secretion and also prolonged labour. Rose effleurage is a therapy to decrease pain
during labour. It is combining benefits of aromatherapy and massage.
The aim of this research was to identify effectiveness difference of rose
effleurage duration to pain intencity during active phase stage I normal labour
primigravida in Semarang City 2013.
This research used pretest- posttest non-equivalen group design. The
sampling techniques had been used was purposive sampling. Pain intencity mea-
surement was observed to twenty primigravida delivery mothers. The measuring
instrument had been used was numeric scale.
The data were analized quantitatively by Paired T- Test. The result showed
the comparison of mean (Me) and standard deviation (SD) twenty minutes rose
effleurage 7,2 ± 1,03 was lower than mean (Me) and standard deviation (SD) ten
minutes rose effleurage 7,7 ± 0,95 so that twenty minutes rose effleurage is more
effective than ten minutes rose effleurage.
Rose effleurage can be applied in midwifery care to reduce pain intencity
during labour at least minimal twenty minutes treatment.
Keywords: Pain intencity, labour, rose effleurage
¹,²,= Civitas Akademika Jurusan Kebidanan Semarang

Persalinan merupakan proses fisio nang menyambut kelahiran bayi dapat


logis yang terjadi pada setiap kehamilan. mendadak berubah menjadi sesuatu
Hampir sebagian besar persalinan meru- yang menakutkan ketika sang ibu
pakan persalinan normal, hanya seba- membayangkan betapa hebat rasa sakit
gian saja yaitu 12–15% merupakan per- ketika melahirkan.
salinan patologi (Prawiroharjo, 2006:164). Nyeri persalinan adalah nyeri aki-
Secara umum persalinan dianggap sebagai bat kontraksi miometrium yang disertai
peristiwa yang menggembirakan, namun mekanisme perubahan fisiologis dan
rasa gembira itu dapat berubah men- biokimiawi. Nyeri persalinan berkait-
jadi suatu keputusasaan ketika se- an dengan kontraksi uterus, dilatasi, dan
orang ibu merasakan nyeri persalinan penipisan serviks, serta penurunan ja-
dan meragukan kemampuannya untuk nin selama persalinan (Yanti, 2010: 34).
menyelesaikan persalinannya dengan Nyeri persalinan dapat dirasakan
baik ketika kontraksinya menjadi lebih pada setiap tahap persalinan, yaitu
intens (Mander, 2004: 99). Rasa se- pada kala I hingga kala IV persalinan.
20
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669

Nyeri pada proses persalinan akan nal penelitian mengenai intensitas nye-
melalui empat tahap, yaitu nyeri tahap ri persalinan yang dilakukan oleh Smith
I (pembukaan) akibat kontraksi rahim (2012) didapatkan hasil bahwa nyeri
dan peregangan mulut rahim, nyeri persalinan pada kala I berkurang sete-
tahap II (kelahiran) akibat peregangan lah pemberian terapi pengurangan nyeri,
dasar panggul dan pengguntingan namun tidak ada pengaruh terhadap nyeri
perineum jika diperlukan, nyeri tahap pada kala II dan kala III persalinan.
III akibat kelahiran plasenta, dan nyeri Tindakan farmakologi antara lain
tahap IV karena penjahitan perineum pemberian obat analgetik, suntikan
(Sumarah, 2009: 5). epidural, Intrathecal Labour Analge-
Respon fisiologi terhadap nyeri sia (ILA), dan Paracervical Block.
berupa peningkatan tekanan darah, Tindakan nonfarmakologi dapat beru-
denyut nadi, pernafasan, keringat, dan pa terapi alternatif yaitu akupuntur,
ketegangan otot. Saat terjadi nyeri, aromaterapi, hipnosis, dan terapi mu-
pelepasan hormon stress akan mening- sik (Field, 2008: 30). Dalam review
kat, hormon stress tersebut menyebab- jurnal Pain Man-agement for Women
kan terjadinya ketegangan otot polos in Labour (2012: 5), disebutkan terapi
dan vasokontriksi pembuluh darah alternatif lainnya dapat berupa bio-
sehingga terjadi penurunan kontraksi feedback, intracutaneous or subcuta-
uterus selama kala I persalinan, penu- neous sterile water injection, immer-
runan sirkulasi uteroplasenta, hipoksia sion in water, yoga, dan transcuta-
janin, serta pembukaan mulut rahim neous electrical nerve stimulation.
tidak adekuat sehingga waktu persa- Salah satu metode non-farmako-
linan dapat bertambah lama (Mander, logi yaitu aromaterapi. Menurut Koen-
2004: 89). Apabila nyeri persalinan ini soemardiyah (2009:1), aromaterapi
dapat diatasi dengan baik, maka adalah metode yang menggunakan
hormon stress dalam darah akan turun. minyak atsiri untuk meningkatkan
Namun tingkatan nyeri dalam pro- kesehatan fisik dan juga memengaruhi
ses persalinan yang dirasakan oleh setiap kesehatan emosi. Minyak atsiri meru-
ibu bersalin dapat berbeda-beda. Prawiro- pakan komponen utama dari aroma-
harjo (2006: 166) menyatakan bahwa terapi yang yang diambil dari tanaman
perasaan sakit saat persalinan bersifat aromatik. Beberapa minyak atsiri yang
subjektif, tidak hanya bergan-tung pada ada antara lain annised, basil, clary, bay,
intensitas his tetapi juga bergantung pada caraway, cedarwood, cypress, fennel,
keadaan mental ibu saat menghadapi lavender, marjoram, nutmeg, peppermint,
persalinan. Pengalaman terhadap nyeri rose,rosemary,dan jasmine.
dan jumlah paritas juga berpengaruh Aroma minyak atsiri yang tepat
terhadap persepsi nyeri. Pada umum- dan menenangkan dapat mengurangi
nya, primi-para memiliki sensor nyeri rasa sakit persalinan (Sujiyatini, 2011:
yang lebih peka daripada multipara. 24). Jenis minyak atsiri yang aman di-
Peranan petugas kesehatan adalah gunakan untuk kehamilan dan persa-
memberikan bantuan dan dukungan linan antara lain rose, jasmine, lemon,
pada ibu berupa manajemen pengu- lavender, dan pine (Balkam, 2001: 401).
rangan nyeri agar seluruh rangkaian Minyak atsiri rose atau mawar disebut
proses persalinan berlangsung aman sebagai queen of oils. Rose beraroma
dan nyaman baik bagi ibu maupun lezat, mempertahankan ke-seimbangan
bagi bayi yang dilahirkan. Sebuah jur- tubuh, merangsang pera-saan nyaman,
21
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669

dan mengurangi nyeri (Koensoemar- Penurunan rata-rata nyeri setelah


diyah,2009:50). Sedangkan Jaelani pemberian massage sebesar 1,8.
(2009: 40) berpendapat bahwa rose Penelitian lain tentang efek pe-
menghadirkan kesan damai, mengu- mijatan atau massage terhadap pe-
rangi kejang, dan mengatasi depresi. nangulangan nyeri Apersalinan dilku-
Penggunaan aromaterapi saat pro- kan oleh Sari (2012) yaitu mengenai
ses persalinan dapat memperbaiki per- per-bedaan intensitas nyeri persalinan
sepsi ibu terhadap nyeri, membantu sebe-lum dan sesudah diberikan mas-
perubahan psikologi, suasana hati dan sage punggung dengan teknik Effleur-
tingkat kecemasan (Field, 2008: 32). age. Effleurage adalah pemijatan ri-
Penelitian aromaterapi pada persa- ngan yang lambat, lembut, dan tak
linan yang dilakukan oleh Utami (2009) putusputus (Danuatmaja, 2008: 54).
pada ibu hamil primigravida yang me- Penelitian ini membuktikan bahwa
ngalami kecemasan pada saat meng- terdapat penurunan tingkat nyeri yang
hadapi persalinan dapat diinterpreta- signifikan pada responden setelah di-
sikan bahwa ada perbedaan pada hasil lakukan massage Effleurage.
pre test dan post test perlakuan. Pemijatan menurut Field (2008:
Artinya, pemberian aromaterapi efek- 28) yaitu selama dua puluh menit per
tif dalam menurunkan kecemasan minggu selama enam belas minggu pa-
menghadapi kelahiran anak pertama. da ibu hamil terbukti dapat mengu-
Aromaterapi dapat diaplikasikan rangi nyeri, kecemasan, depresi, dan
dengan pemijatan, penguapan, menurunkan kadar kortisol. Sedang-
inhalasi, kompres, dan supositoria kan Aslani (2003) menyatakan bahwa
(Koensoe-mardiyah, 2009: 14). Pijat pe-mijatan dapat dilakukan selama se-
adalah pe-nekanan pada jaringan lunak puluh sampai lima belas menit.
meng-gunakan tangan untuk Berdasarkan studi pustaka yang
meredakan nyeri (Mander, 2004: 163). telah dilakukan oleh Penulis mengenai
Menurut Field (2008: 32), manfaat aromaterapi dan lama pemi-
pengurangan nyeri dengan teknik jatan atau massage pada pengurangan
pemijatan dapat dije-laskan dengan nyeri, Penulis tertarik untuk menga-
gate theory. Ketika pemijatan dan dakan penelitian tentang rose Effle-
nyeri berlangsung seca-ra bersamaan, urage yaitu metode penggabungan
tekanan pemijatan men-capai otak aromaterapi rose dan teknik pemijatan
lebih cepat daripada rasa nyeri Effleurage terhadap intensitas nyeri
sehingga rangsang pemijatan tersebut kala I fase aktif pada persalinan.
dapat menutup gerbang ter-hadap rasa METODE PENELITIAN
nyeri. Penelitian ini merupakan pene-
Pada penelitian di tahun 2010 oleh litian kuantitatif dengan rancangan pe-
Wijayati tentang pengaruh relaksasi nelitian pretestposttest nonequivalen
dan metode massage dalam upaya group design.
mengurangi nyeri persalinan, terdapat Populasi pada penelitian ini ada-
perbedaan rata-rata nyeri ibu tanpa lah seluruh ibu hamil TM III di BPM
dilakukan metode massage sebesar 6,5 L dan BPM T Kota Semarang yang
dan rata-rata nyeri responden yang perkiraan persalinannya pada bulan
dilakukan metode massage adalah 4,7. Maret sampai dengan April 2013.

22
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669

Responden yang menjadi sam-pel Persalinan Normal Primigravida Sebe-


adalah ibu bersalin primigravida kala I lum Perlakuan Sepuluh Menit Rose
Effleurage
fase aktif pada persalinan normal di
BPM L dan BPM
Distribusi responden berdasarkan
Kota Semarang pada bulan Maret
intensitas nyeri kala I fase aktif per-
sampai dengan April 2013 yang sesuai
salinan normal primigravida sebelum
dengan kriteria inklusi. Sejumlah 10
diberikan terapi rose effleurage selama
ibu bersalin mendapat 10 menit rose
sepuluh menit didapatkan hasil bahwa
effleurage dan 10 responden mendapat
seluruh responden pada kelompok ini
perlakuan 20 menit rose effleurage.
yaitu sebanyak sepuluh responden
Purposive sampling digunakan sebagai
(100%) dalam kondisi intensitas nyeri
sampling technique. Pengambilan
berat.
sampel didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat
Peneliti berdasarkan ciri atau sifat- Tabel 4.2
sifat populasi yang sudah diketahui Skala Kategori Nyeri Frekue Presentase
Nyeri nsi (%)
sebelumnya.
Intensitas nyeri responden diukur 0 Tidak Nyeri 0 0
1-3 Nyeri Ringan 0 0
menggunakan Numeric Rating Scale
4-6 Nyeri Sedang 0 0
(NRS) sebagai instrumen penelitian.
7-10 Nyeri Berat 10 100
Peneliti melakukan pengumpul an
Jumlah 10 100
data dengan mengobservasi nyeri
responden sebelum dan sesudah per- Distribusi Responden Berdasarkan
Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Pada
lakuan dengan melihat ekspresi klien Persalinan Normal Primigravida Sesu-
dan memegang fundus saat terjadi dah Perlakuan Sepuluh Menit Rose
kontraksi, baik pada kelompok 10 Effleurage
menit maupun 20 menit rose effleu-
p
rage. Kemudian dilakukan pendoku- Kelompok N
Mea
SD Val
n
mentasian pada data yang telah didapat. ue
Analisis univariat dilakukan untuk Sebelum 10 menit 10 8,8 0,919
rose effleurage 0,0
menggambarkan intensitas nyeri pada Sesudah 10 menit 10 7,7 0,94 00
rose effleurage
kelompok 10 menit rose effleurage 9
dan 20 menit rose effleurage. Analisis
bivariat menggunakan uji Paired T- Distribusi responden berdasar\kan
Test untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri kala I fase aktif
intensitas nyeri responden sebelum persalinan normal primigravida sesu-
dan sesudah perlakuan dan perbedaan dah diberikan terapi rose effleurage
efektivitas 10 menit dan 20 menit rose selama sepuluh menit didapatkan hasil
effleurage. bahwa dari sepuluh responden yang
tidak mengalami nyeri kala I fase aktif
HASIL DAN PEMBAHASAN persalinan sebesar 0% (semua respon-
Analisa data dalam penelitian ini den dalam kondisi nyeri). Responden
adalah sebagai berikut: dengan kondisi nyeri sedang (skala 4-
6) sebanyak satu responden (10%) dan
Tabel 4.1
nyeri berat sebanyak sembilan respon-
Distribusi Responden Berdasarkan In-
tensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Pada den (90%).

23
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669

Tabel 4.3 lum diberikan terapi rose effleurage


Perbedaan Intensitas Nyeri Kala I Fase selama dua puluh menit didapatkan
Aktif Pada Persalinan Normal Primi- hasil bahwa seluruh responden pada
gravida Sebelum Dan Sesudah
kelompok ini yaitu sebanyak sepuluh
Skala Kategori Nyeri Frek Present responden (100%) dalam kondisi
Nyeri uens ase (%)
i
intensitas nyeri berat.
0 Tidak Nyeri 0 0 Skala Kategori Freku Presenta
1-3 Nyeri Ringan 0 0 Nyeri Nyeri ensi se (%)
4-6 Nyeri Sedang 1 10 0 Tidak Nyeri 0 0
7-10 Nyeri Berat 9 90 1-3 Nyeri Ringan 0 0
Jumlah 10 100 4-6 Nyeri Sedang 0 0
7-10 Nyeri Berat 10 100
Uji normalitas data dilakukan de- Jumlah 10 100
ngan uji ShapiroWilk pada program Tabel 4.5
SPSS versi 16.0 karena jumlah res- Distribusi Responden Berdasarkan
ponden kurang dari lima puluh (N Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif
<50) yaitu dua puluh responden. Dari Pada Persalinan Normal Primigra-
uji tersebut didapatkan hasil bahwa vida Sesudah Perlakuan Dua puluh
nilai sign sebelum perlakuan sebesar Menit Rose Effleurage
0,149 dan nilai sign sesudah perlakuan
sebesar 0,287. Berdasarkan intensitas nyeri kala I
Nilai sign lebih dari 0,05 (sig fase aktif persalinan normal primigra-
>0,05) menunjukkan bahwa data ber- vida sesudah diberikan terapi rose
distribusi normal. Data dengan distri- effleurage selama dua puluh menit
busi normal kemudian diuji beda didapatkan hasil bahwa dari 10 res-
dengan uji Paired T- Test. Dari uji ponden yang menyatakan intensitas
beda didapatkan nilai signifikasi (p) nyeri kala I fase aktif persalinan
adalah 0,000 sehingga hipotesa dite- normal dengan kondisi tidak nyeri
rima karena p <0,05. Rata-rata penu- sebanyak 0% (semua responden
runan nyeri sesudah pemberian sepu- menyatakan kondisi nyeri). Responden
luh menit rose effleurage sebesar 1,1. dalam kondisi nyeri sedang (skala 4-
6) sebanyak 3 responden (30%) dan
nyeri berat sebanyak 7 responden
Tabel 4.4 (70%).
Mea SD
Kelompok N p Tabel 4.6
n ±
Sesudah 10 10 7,7 0,95 Perbedaan Intensitas Nyeri Kala I
menit rose Fase Aktif Pada Persalinan Normal
effleurage 0,000
Sesudah 20 10 7,2 1,03 Skala Kategori Freku Presentas
menit rose Nyeri Nyeri ensi e (%)
effleurage 0 Tidak Nyeri 0 0
Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas 1-3 Nyeri 0 0
Nyeri Kala I Fase Aktif Pada Persalinan Ringan
Normal Primigravida Sebelum Perlakuan 4-6 Nyeri 3 30
Dua puluh Menit Rose Effleurage Sedang
7-10 Nyeri Berat 7 70
Jumlah 10 100
Distribusi responden berdasar- Primigravida Sebelum Dan Sesudah
kan intensitas nyeri kala I fase aktif Perlakuan Dua Puluh Menit Rose
Effleurage
persalinan normal primigravida sebe-

24
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669

Dari uji beda didapatkan nilai nyeri dan kemampuan kontrol diri
signifikasi (p) adalah 0,000 sehingga pada ibu bersalin.
hipotesa diterima karena p< 0,05. Smith (2012) mengemukakan bahwa
Rata- rata penurunan nyeri sesudah intensitas nyeri persalinan pada kala I
pemberian dua puluh menit rose dapat berkurang setelah pemberian
effleurage sebesar 1,3. Berdasarkan terapi pengurangan nyeri. Penelitian
hasil uji tersebut maka perlakuan dua ini membuktikan bahwa terdapat pe-
puluh menit rose effleurage dapat nurunan intensitas nyeri pada ibu
menurunkan intensitas nyeri kala I bersalin kala I fase aktif persalinan
fase aktif pada persalinan normal normal primigravida sebelum dan
primigravida. sesudah perlakuan sepuluh menit dan
dua puluh menit rose effleurage.
Tabel 4.7 Rose effleurage membantu menu-
Perbedaan Efektivitas Lama Pemberi
runkan intensitas nyeri persalinan de-
an Rose Effleurage Terhadap Inten
sitas Nyeri Kala I Fase Aktif Pada ngan menggabungkan manfaat dari
Persalinan Normal Primigravida rose essential oil dan teknik pemijatan
Kelompok N Mea SD P Value effluerage.
n Penggunaan aromaterapi pada
Sebelum 20 10 8,5 0,85
menit rose proses persalinan dapat memperbaiki
effleurage
0,000 persepsi ibu terhadap nyeri, membantu
Sesudah 20 10 7,2 1,03
menit rose perubahan psikologi, suasana hati dan
effleurage tingkat kecemasan. Aromaterapi yang
diberikan kepada responden dapat
Hasil perhitungan uji statistik meningkatkan kesehatan fisik dan
mean dan standar deviasi lama pem- memengaruhi kesehatan emosi.
berian rose effleurage terhadap inten- Rose sebagai queen of oils me-
sitas nyeri kala I fase aktif pada miliki aroma yang lezat, memper-
persalinan normal primigravida yaitu tahankan keseimbangan tubuh, men-
dua puluh menit rose effleurage 7,2 ± ciptakan perasaan nyaman, meringan-
1,03 lebih kecil dari sepuluh menit kan alergi dan mengurangi nyeri.
rose effleurage 7,7 ± 0,95 maka Aroma rose yang dihirup dengan
perlakuan dua puluh menit rose pernafasan dalam akan meningkatkan
effleurage lebih efektif dibandingkan masuknya jumlah bahan aromatik ke
dengan sepuluh menit rose effleurage. dalam tubuh yang merangsang kerja
Pada pengamatan awal sebelum sel neurokimia otak. Molekul lain
dilakukan terapi seluruh responden yang diterima oleh silia dari reseptor
berada dalam kondisi nyeri berat yaitu hidung akan diubah menjadi pesan
nyeri dengan skala tujuh hingga elektrokimia yang ditransmisikan me-
sepuluh pada Numeric Rating Scale. lalui saluran olfaktory ke sistem
Keadaan tersebut disebabkan karena limbik, kemudian merangsang memori
responden merupakan ibu primigra- dan respon emosional. Selanjutnya,
vida yang belum mempunyai pengala- hipotalamus berperan memunculkan
man baik secara fisik maupun psiko- pesan ke otak dan anggota badan lain
logis terhadap proses persalinan. Hal berupa pelepasan senyawa elektro-
ini berpengaruh terhadap persepsi kimia yang menyebabkan relaks (Koe-
nsoemardiyah, 2009:22).

25
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669

Penelitian sebelumnya yang dila- terdapat penurunan rata- rata intensitas


kukan oleh Utami (2009) pada ibu nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif
primigravida yang mengalami kece- persalinan normal primigravida se-
masan pada saat menghadapi per- belum dan sesudah terapi yaitu sebesar
salinan menunjukkan bahwa aroma- 1,1 untuk sepuluh menit rose
terapi efektif dalam menurunkan kece- effleurage dan 1,3 untuk dua puluh
masan. Pada penelitian ini, rose effle- menit rose effleurage.
urage menunjukkan bahwa aromate- Namun demikian data intensitas
rapi efektif dalam menurunkan tingkat nyeri kala I fase aktif persalinan
nyeri. normal primigravida pada tabel 4.1,
Pengurangan nyeri dengan teknik tabel 4.2, tabel 4.3, tabel 4.4, tabel 4.5,
pemijatan dapat dijelaskan dengan tabel 4.6 dan tabel 4.7 didapatkan hasil
gate theory. Tekanan pemijatan distribusi intensitas nyeri yang ber-
mencapai otak lebih cepat daripada beda pada responden sebelum dan
rasa nyeri sehingga rangsang pemijat- sesudah diberikan rose effleurage. Hal
an tersebut dapat menutup gerbang ini disebabkan karena perasaan sakit
terhadap rasa nyeri. Menurut Melzack selama persalinan sangat subyektif,
dan Wall (1965) dalam Mander (2004: tidak hanya bergantung pada intensitas
13) selama proses persalinan impuls his tetapi juga bergantung pada kea-
nyeri berjalan dari uterus sepanjang daan mental pada saat menghadapi
serat-serat syaraf besar ke substansia persalinan.
gelatinosa di dalam spinal kolumna, Meskipun telah dilakukan rose
sel-sel transmisi memproyeksikan pesan effleurage, pada kelompok perlakuan
nyeri ke otak. Adanya stimulasi mas- masih terdapat responden dengan kon-
sage mengakibatkan pesan yang disi nyeri berat (skala nyeri 7-10)
berlawanan yang lebih kuat, cepat dan sebanyak 90% pada kelompok perla-
berjalan sepanjang serat saraf kecil. kuan sepuluh menit rose effleurage
Pesan yang berlawanan ini menutup dan sebanyak 70% pada kelompok
gate di substansi gelatinosa dengan perlakuan dua puluh menit rose
memproduksi senyawa pereda nyeri effleurage. Hal ini dapat disebabkan
yaitu endorfin lalu memblokir pesan karena subyektivitas dan persepsi ibu
nyeri supaya tidak ditransmisikan terhadap nyeri. Nyeri adalah perasaan
sehingga otak tidak mencatat pesan yang normal terjadi dalam proses
nyeri tersebut. persalinan. Perasaan nyeri tersebut
Penelitian di tahun 2010 oleh tidak dapat dihilangkan namun dapat
Wijayati tentang pengaruh relaksasi diturunkan. Ibu primigravida belum
dan metode massage dalam upaya memiliki pengalaman terhadap persa-
mengurangi nyeri persalinan, terdapat linan sehingga persiapan diri belum
perbedaan rata-rata nyeri pada ibu maksimal. Hanya klien yang paling
yang diberi dan tidak diberi massage mengerti dan memahami tentang nyeri
sebesar 1,8. Penelitian lain yang dila- yang dirasakan.
kukan oleh Sari (2012) menunjukkan Penelitian yang dilakukan pada
adanya perbedaan intensitas nyeri dua tempat yang berbeda dapat pula
pada ibu bersalin sebelum dan sesudah mempengaruhi hasil perlakuan. Kea-
diberikan massage punggung dengan daan lingkungan dan tempat bersalin
metode effluerage. Pada penelitian ini

26
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669

berpengaruh pada psikologi ibu ber- 2. Dengan memperhatikan perban-


salin. dingan antara mean ± standar
Selain itu terdapat beberapa faktor deviasi kedua kelompok maka
fisiologis yang dapat mempengaruhi metode paling efektif untuk me-
persepsi dan reaksi masing-masing ngurangi intensitas nyeri kala I
individu terhadap nyeri. Nyeri per- fase aktif persalinan normal pri-
salinan berkaitan dengan kontraksi migravida adalah dua puluh menit
uterus, dilatasi, dan penipisan serviks, rose effleurage.
serta penurunan janin selama per- 3. Masih terdapat responden dengan
salinan. Pengambilan data pada dila- kondisi intensitas nyeri berat
tasi serviks yang bervariasi pada kala I meski telah dilakukan terapi. Hal
fase aktif persalinan yaitu pembukaan ini dikarenakan terdapat faktor-
empat hingga sepuluh sentimeter juga faktor lain yaitu faktor fisiologis
berpengaruh terhadap intensitas nyeri dan faktor psikologis yang mem-
yang dirasakan oleh ibu bersalin. pengaruhi nyeri persalinan res-
Semakin besar dilatasi serviks maka ponden.
akan semakin meningkatkan nyeri
persalinan yang dirasakan. SARAN
Nyeri persalinan dipengaruhi pula 1. Bagi Tenaga Kesehatan
oleh keadaan umum, usia, ukuran Bagi tenaga kesehatan khu-
janin dan endorfin. Di samping faktor susnya bidan disarankan untuk
fisiologis, faktor- faktor psikologis mengaplikasikan terapi dua puluh
dapat berpengaruh pada intensitas menit rose effleurage kepada pa-
nyeri yang dialami yaitu takut dan sien selama persalinan.
cemas, arti nyeri, kemampuan kontrol 2. Bagi Institusi
diri, fungsi kognitif dan kepercayaan Penelitian ini dapat dijadi-
diri. Perlakuan terapi dan informasi kan sebagai materi mata kuliah
yang berkelanjutan tentang nyeri pada asuhan kebidanan yang memberi-
ibu selama kehamilan dan persalinan kan informasi mengenai terapi
sangat diperlukan untuk mempersiap- nonfarmakologi yang dapat digu-
kan ibu secara fisik dan psikologi nakan untuk mengurangi nyeri.
menghadapi proses persalinan. 3. Bagi Ibu Bersalin
Ibu bersalin disarankan untuk
SIMPULAN menggunakan rose effleurage se-
Kesimpulan yang didapat dari bagai terapi untuk mengurangi
pembahasan analisa data dalam pene- nyeri selama proses persalinan.
litian ini adalah: 4. Bagi Masyarakat
1. Sesudah pemberian sepuluh menit Masyarakat disarankan dapat
rose effleurage sembilan puluh meningkatkan pengetahuan tentang
persen (10%) responden berada metode rose Effleurage sebagai salah
dalam kondisi nyeri sedang dan cara non – farmakologi untuk
tiga puluh persen (30%) res- mengurangi intensitas nyeri sela-
ponden berada dalam kondisi ma persalinan sehingga dapat
nyeri sedang sesudah pemberian berpartisipasi dalam proses persa-
dua puluh menit rose effleurage. linan.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya

27
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669

Perlu penelitian lanjutan CA, Smith, dkk. 2012. Massage,


tentang penurunan intensitas nyeri Reflexology, and other manual
persalinan dengan terapi rose effle- methods for Pain Management
urage yang menggunakan time series In Labor: An Overview Of
design dan dilakukan pada satu Systematic Reviews (Review).
tempat penelitian sehingga didapat- Vol 3: 1- 161.
kan validitas yang lebih tinggi
karena observasi dilakukan lebih Cunningham, F.G., et al.2005. Obs-
dari satu kali pada tempat yang tetri Williams Ed 21. Terje-
sama. Penambahan variabel seperti mahan dr. Andry Hartono, et al.
keadaan umum, usia, ukuran janin Jakarta: EGC
atau faktor psikologis serta memi- Dahlan, M. S. 2004. Statistika Untuk
nimalkan confounding variable perlu Kedokteran Dan Kesehatan.
dilakukan sehingga didapatkan Jakarta: Arcan.
hasil penelitian yang lebih baik.
Danuatmaja, Bonny. 2008. Persalinan
DAFTAR PUSTAKA Normal Tanpa Rasa Sakit.
Jakarta: Puspa Swara.
Agusta, Andria. 2000. Cara Sehat de-
ngan Wewangian Alami. Jakarta: Farrer, Helen. 2001. Perawatan Ma-
Swadaya. ternitas (Ed.2). Terjemahan dr.
Andry Hartono. Jakarta: EGC.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Pene-
litian Suatu Pendekatan Praktik. Field, Tiffany. 2008. Pregnancy And
Jakarta: Rineka Cipta. Labor Alternative Therapy Re-
search. Vol 14: 28- 33.
Aslani, Marilyn. 2003. Teknik Pijat
Untuk Pemula. Jakarta: Gadysa, G. 2009. Persepsi Ibu Ten-
Erlangga. tang Metode Masase. http:
//luluvikar.wordpress.com. (25
Azwar, A. 2003. Metode Penelitian: Februari 2013).
Kedokteran dan Kesehatan Mas-
yarakat. Jakarta: Bina Cipta. Hidayat, AA. 2003. Riset Kepera-
watan & Teknik Penulisan
Azwar, Saifuddin. 2007. Proses Pene- Ilmiah. Jakarta: Salemba
litian Suatu Pendekatan Praktik Medika.
Edisi Revisi IV. Yogyakarta:
Pelajar Offset. ___________. 2006. Pengantar Kebu-
tuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Balkam, Jan. 2001. Aromaterapi. Ban- Konsep Dan Proses Kepera-
dung: Effhar Offset. watan. Jakarta: Salemba
Bandiyah, S. 2009. Kehamilan, Persa- Medika.
linan & Gangguan Kehamilan. ___________. 2007. Metodologi Pe-
Yog-yakarta : Nuha Medika. nelitian Kebidanan Teknik
Bender, Tamás et al. 2007.The Effect Analisa Data. Jakarta: Salemba
Of Physical Therapy On Beta- Medika.
Endorphin Levels. Eur J Appl Jaelani. 2009. Aroma Terapi. Jakarta:
Physiol, 100:371–382. Pustaka Populer Obor.

28
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669

Koensoemardiyah. 2009. A- Z Aroma- Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kese-


terapi. Yogyakarta: Lily Publi- hatan. Yogyakarta: Mitra Cen-
sher. dekia Press.
Mander, Rosemary. 2004. Nyeri Per- Sari, Enys Marista. 2012. Perbedaan
salinan. Jakarta: EGC. Intensitas Nyeri Kala I Fase
Aktif Persalinan Normal Pada
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri,
Ibu Bersalin Sebelum dan
Obstetri Fisiologi, Obstetri
Sesudah Diberikan Massage
Patologi. Jakata: EGC.
Punggung dengan Metode Efflu-
Murray Robert K, et al penerjemah erage di RSUD Soewondo Ka-
Brahm u. pendit. 2009. Biokimia bupaten Kendal Tahun 2012.
harper edisi 27. Jakarta: EGC. KTI. Semarang: Poltekkes Ke-
Nasir, Abd, dkk. 2011. Buku Ajar menkes Semarang.
Metodologi Penelitian Saryono. 2008. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Kesehatan. Yogyakarta: Mitra
Medika. Cendekia.
Nolan. 2003. Kehamilan Dan Simkin, Penny, dkk. 2004. Panduan
Melahirkan. Jakarta: Arcan. Lengkap Kehamilan,
Notoatmodjo, Soekijo. 2010. Meto- Melahirkan, dan Bayi. Jakarta:
dologi Penelitian Kesehatan. Arcan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sinclair, C. 2009. Buku Saku Kebi-
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerap- danan. Jakarta: EGC.
an Metodologi Penelitian Ilmu Sugiyono. 2008. Statistik untuk Pene-
Keperawatan. Jakarta: Salemba litian. Bandung: CV. Alfabeta.
Medika.
Sujiyatini, dkk. 2011. Asuhan Kebi-
Prasetyo, S. N.. 2010. Konsep dan danan II (Persalinan). Yogya-
Proses Keperawatan Nyeri. karta: Rohiro Press.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulistyaningsih. 2011. Metodologi
Prawirohardjo, S.2006. Pelayanan Penelitian Kebidanan Kuan-
Kesehatan Maternal Dan Neo- titatif- Kualitatif. Yogyakarta:
natal. Jakarta:Yayasan Balai Graha Ilmu.
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu
_____________. 2010. Ilmu Kebi- Bersalin (Asuhan Kebidanan
danan. Jakarta: Yayasan Balai Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta:
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Fitramaya.
Pusdiknakes. 2003. Panduan Penga- Syarifah, Fitri. 2012. Hati-Hati! Aro-
jaran Asuhan Kebidanan Fsi- materapi Bisa Bahayakan Kese-
ologis Bagi Dosen Diploma III hatan Anda. http://health. lipu-
Kebidanan Buku 3 Asuhan tan6. com/read/474424/hati-hati-
Intrapartum. Jakarta: Pusdik- aromaterapi-bisa-bahayakan-
nakes. kesehatan-anda. (27 januari
2013).

29
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669

Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Pena-


talaksanaan Nyeri. Jakarta :
EGC.
Uliyah, M dan A. A. Alimul Hidayat.
2008. Keterampilan Dasar Prak-
tik Klinik untuk Kebidanan.
Jakarta : Penerbit Salemba Me-
dika.
Utami, Dyah. 2009. Efektivitas Aro-
materapi Dalam Menurunkan
Kecemasan Menghadapi Kela-
hiran Anak Pertama. KTI.
Surakarta: Universitas Muham-
madiyah Surakarta.
Wijayati, Sugih dkk. 2010. Pengaruh
metode relaksasi dan metode
massage dalam upaya mengu-
rangi nyeri persalinan pada
ibu inpartu di BPS kota
semarang. KTI. Semarang:
Poltekkes Kemenkes
Semarang.
Williams, Lippincoltt& Wilkins. 2008.
Critical Care Nursing Made
Incredibly Easy!. Norristown:
Wolters Kluwer Health.
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Persalinan. Yogya-
karta: Pustaka Rihana.

30

You might also like