You are on page 1of 12

SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016

ISBN : 978-602-6428-05-9

SUBSTITUSI FUSION FOOD BERBASIS KULINER BALI PADA


MAPEL BOGA DI SMK SE-KABUPATEN BULELENG-BALI
Risa Panti Ariani1, Komang Setemen2, Cokorda Istri Raka Marsiti3
1Universitas
Pendidikan Ganesha
2Universitas
Pendidikan Ganesha
3Universitas Pendidikan Ganesha
1rp_ariani@yahoo.co.id, 2komang.setemen@informatika.undiksha.ac.id, 3rakamarsiti@yahoo.com

Abstrct
service is intended to communicate the learning effectiveness of traditional food of normal Balinese
culinary material becomes fusion food on the subjects of TATA BOGA in SMK Regency Buleleng Bali.
This discipline is a substitute material Balinese culinary that become an integral component in the
learning area of expertise Tata Boga as part of the curriculum SMK 2013. This discipline begins by
motivating teachers Tata Boga SMK to have the ability to be able to pour creative expression of ideas
and the idea of a unique culinary Bali became part of Tata Boga subject. Technologically rationalized
into fusion food that utilizes the Local natural resources in order to be able to become one of the tourist
attraction. This service activities consist of (1) Focus Group Discussion (FGD) on the need for a Balinese
culinary learning on students of Tata Boga. (2) Assistance in the teaching process in substituting Tata
Boga subject with Balinese Culinary material, (3) as well as conducting the Competency Contest for
Students on unique culinary fusion food Bali. The discipline of Balinese culinary can be classified into
transcience knowledge, namely to develop the knowledge and skills practice life skills based on local
resources. This activity is necessary for the existence of a unique culinary Bali and can be preserved
through the ability of SMK graduates which will be as spearhead in culinary tour in Bali. Pembelajaran
kuliner khas Bali dapat digolongkan ke dalam pengetahuan transcience-knowledge, yaitu
mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis sumberdaya lokal.
Kegiatan ini sangat diperlukan agar keberadaan kuliner khas Bali dapat dilestarikan melalui
kemampuan lulusan SMK bidang keahlian Tata Boga yang akan menjadi ujung tombak wisata kuliner
di Bali.
Keyword : discipline, fusion food, culinary Balinese

Abstrak

Pengabdian ini bertujuan untuk mengkomunikasikan efektivitas pembelajaran pangan tradisional melalui
materi kuliner khas Bali menjadi fusion food pada mata pelajaran (mapel) boga di Sekolah Menengah
Kejuruan Kabupaten Buleleng Propinsi Bali. Pembelajaran ini merupakan substitusi materi kuliner khas
Bali menjadi satu komponen integral dalam Pembelajaran Bidang keahlian Tata Boga sebagai bagian
dari Kurikulum SMK 2013. Pembelajaran ini berawal dengan memotivasi guru-guru SMK Tata Boga
agar memiliki kemampuan ekspresi kreatif untuk dapat menuangkan ide dan gagasan tentang kuliner
khas Bali menjadi bagian dalam pembelajaran mapel Boga. Kemudian dirasionalisasikan secara
teknologis menjadi fusion food yang memanfaatkan lingkungan sekitar agar mampu menjadi salah satu
daya tarik pariwisata. Kegiatan pengabdian ini terdiri dari (1) Focus Group Discussion (FGD) tentang
perlunya pembelajaran kuliner khas Bali pada siswa/siswi bidang keahlian Boga. (2) Pendampingan pada
proses pembelajaran mapel Boga dengan substitusi materi Kuliner Khas Bali, (3) serta
menyelenggarakan Lomba Kompetensi Siswa untuk fusion food berbasis kuliner khas Bali.
Pembelajaran kuliner khas Bali dapat digolongkan ke dalam pengetahuan transcience-knowledge, yaitu
mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis sumberdaya lokal.
Kegiatan ini sangat diperlukan agar keberadaan kuliner khas Bali dapat dilestarikan melalui kemampuan
lulusan SMK bidang keahlian Tata Boga yang akan menjadi ujung tombak wisata kuliner di Bali.

Kata Kunci : pembelajaran, fusion food, kuliner khas Bali

399
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

PENDAHULUAN kebutuhan tertinggi yang meningkat


setiap tahunnya, artinya sudah terjadi
Salah satu permasalahan dan pergeseran konsumsi kuliner lokal pada
tantangan dalam pembangunan olahan produk terigu.
ketahanan pangan secara umum Ketidak tahuan masyarakat akan
menyangkut masalah konsumsi pangan. produk-produk pangan lokal atau
Semakin ketatnya persaingan pasar impor, serta dampaknya secara sistemik
antara produk pangan impor dan lokal, terhadap ketahanan pangan, dimulai
pengaruh globalisasi menyebabkan dari tidak adanya pembelajaran kuliner
pergeseran pola konsumsi pangan, berbasis kearifan lokal di sekolah-
kurangnya dukungan pemerintah sekolah. Bahkan Bali yang merupakan
terhadap produk pangan lokal dan daerah tujuan wisata terbesar di
budaya masyarakat yang menganggap Indonesia, dalam pembelajaran di
produk pangan impor lebih baik dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
bergengsi. Disisi lain Bali memiliki bidang keahlian Tata Boga, tidak
potensi ketersediaan pangan lokal yang terdapat materi pembelajaran kuliner
dapat dikembangkan sebagai kuliner khas Bali yang relevan, sehingga
khas Bali. Tetapi pangan berbasis lulusannya tidak memiliki kemampuan
kearifan lokal tersebut dipandang dan keterampilan menyediakan kuliner
masyarakat sebagai bahan makanan tradisional Bali.
yang merepotkan dan tidak praktis, Secara khusus permasalahan pada
memiliki masa simpan yang singkat kurikulum SMK Tata boga tahun 2013
(cepat menjadi rusak), harga murah, dan juga pada kurikulum sebelumnya,
bahkan tidak meningkatkan status materi pembelajaran tentang pangan
sosial (gengsi). tradisional tidak ada dalam pokok
Saat ini, ketergantungan impor bahasan pada semua mata pelajaran,
bahan pangan masyarakat Indonesia, kalaupun ada hanya sebagai contoh
sangatlah tinggi. Berdasarkan data saja, tetapi tidak pernah dibahas,
Badan Pusat Statistik (BPS) komoditas dipelajari apalagi dipraktikkan. Oleh
bahan pangan impor terbesar tahun sebab itu, kegiatan pengabdian ini
2013 seperti gandum mencapai 7,1 juta sangat diperlukan agar keberadaan
ton. (SUSENAS, 2014). Bahkan kuliner khas Bali dapat dilestarikan.
Departemen Pertanian Amerika Serikat Sumber inspirasi kegiatan
(USDA) memperkirakan impor pengabdian ini, berdasarkan
gandum Indonesia tahun ini (2016) keprihatinan bahwa kuliner khas Bali
mencapai 8,10 juta ton atau naik sekitar mulai tersingkirkan, dan dampak
8% dari tahun sebelumnya sebanyak globalisasi terhadap kuliner tradisional
7,48 juta ton. Dengan impor sebanyak yang tidak terbendung. Saat ini para
itu, Indonesia merupakan importir remaja diarahkan melalui promosi/iklan
gandum terbesar nomor dua dunia di berbagai media sosial untuk
setelah Mesir yang mencapai 11,50 juta mengkonsumsi berbagai pangan impor,
ton. (beritasatu.com, 2016). Data-data sedangkan promosi produk pangan
diatas menjelaskan gandum merupakan lokal sangat terbatas. Promosi produk

401
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

gandum dan olahan terigu sangat kilogram/kapita/tahun. (Kompas.com,


banyak di berbagai media dengan 2015). Direktur Eksekutif Assosiasi
dukungan permodalan yang besar, Pengusaha Tepung Terigu Indonesia
seperti berbagai produk makanan (Aptindo), Ratna Sari Loppies
berbahan baku terigu, antara lain mi, mengatakan, untuk tahun ini (2016)
pasta, roti, cake, biskuit, cookies dan diyakini pertumbuhan konsumsi terigu
berbagai makanan lainnya. Selain itu, akan menyentuh 7%, lebih tinggi dari
tersedianya produk siap masak dan rata-rata 5% pertumbuhan konsumsi
kemudahan menyiapkan produk terigu selama lima tahun terakhir.
tersebut, serta ketersediaan diberbagai Di satu sisi, fenomena seperti itu
tempat sampai kepelosok-pelosok, cukup baik sebagai bagian dari
seperti mi instan. Jika dibandingkan diversifikasi makanan. Namun, di sisi
dengan produk pangan lokal, promosi lain, hal tersebut menjadi masalah
sangat kurang, pengaruh globalisasi karena terjadi peningkatan konsumsi
dengan mudahnya akses media sosial, terigu, karena bahan baku mi instan dan
menyebabkan kurangnya kemampuan roti harus diimpor. Artinya sudah
remaja untuk menyediakan kuliner terjadi pergeseran konsumsi pangan
lokal. dari ketergantungan pada beras,
Di sisi lain secara sosial, kuliner mengarah ketergantungan pada gandum
berbasis sumber daya lokal dipandang atau olahan produk terigu.
sangat merepotkan dan tidak praktis,
serta memiliki masa simpan yang METODE PELAKSANAAN
singkat (cepat menjadi rusak),
akibatnya kuliner lokal akan terlupakan Pembelajaran kuliner khas Bali
oleh generasi berikut, bersamaan yang berbasis kearifan lokal merupakan
menurunnya produksi kuliner khas materi yang seharusnya diketahui oleh
Bali, berarti hilangnya produk-produk generasi muda (siswa sekolah
pangan berbasis sumber daya lokal di menengah). Adnyana (2006)
Bali. Mempromosikan kuliner khas menjelaskan dua dimensi keragaman
Bali bertujuan untuk mewujudkan pangan yang pertama terdapat
kemandirian pangan dalam suatu keanekaragaman bahan makanan yang
wilayah (Bali) yang mempunyai dikonsumsi sehingga memenuhi
keterpaduan sarana dan prasarana dari kebutuhan gizi yang bermutu dan
aspek ketersediaan, distribusi dan seimbang (kandungan karbohidrat,
konsumsi pangan. Sesuai data dari protein, lemak, mineral dan vitamin)”.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman Dimensi kedua menyangkut
(Jumat, 20 Maret 2015) yang diversifikasi sumber bahan pangan
memberikan pernyataan di media, untuk masing-masing jenis gizi. Kedua
bahwa berdasarkan data BPS saat ini dimensi ini dapatlah bersinergi bila
konsumsi beras rata-rata orang melihat sejak dahulu kala, kaum petani
Indonesia 114 kilogram/kapita/tahun. di Bali telah terbiasa mengkonsumsi
Jumlah tersebut turun 8% dibanding berbagai pangan tradisional yang
posisi November 2014 yang masih 124 berasal dari lingkungan setempat.

402
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

Kuliner khas Bali merupakan sumber 4. pendekatan yang digunakan dalam


pangan lokal yang akan mampu Kurikulum 2013, dengan
bersinergi untuk memenuhi kebutuhan menyelenggarakan Lomba
pangan. Kompetensi Siswa untuk fusion
Ketahanan pangan menjadi isu food berbasis kuliner khas Bali.
penting akhir-akhir ini, baik di dalam Setelah mengikuti kegiatan
negeri maupun di dunia internasional, pengabdian ini, diharapkan guru-guru
oleh karena itu upaya mengkonsumsi dapat mengembangkan pembelajaran
kuliner tradisional menjadi penting kuliner khas Bali melalui mata
dilakukan agar mencapai ketahanan pelajaran bidang keahlian Tata Boga.
pangan dalam jangka waktu panjang. Melalui kompetisi antara kuliner khas
Selain pada sektor pertanian, upaya Bali yang disajikan menjadi fusion
tersebut dapat dilakukan dengan food, agar dapat memotivasi siswa
merevitalisasi kuliner khas Bali melalui untuk secara kreatif merevitalisasi
guru-guru SMK Tata Boga. Rencana kuliner khas Bali, guna menguatkan
kegiatan pembelajaran pangan karakter berbasis kearifan lokal.
tradisional di SMK Kabupaten
Buleleng sebagai berikut: HASIL KEGIATAN PENGABDIAN
1. Persiapan Kegiatan: persiapan
meliputi penyesuaian kegiatan Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran pangan dengan mata pengabdian masyarakat ini secara
pelajaran boga sebagai bagian dari umum dapat memotivasi kemampuan
Kurikulum 2013. berpikir dan bertindak pada guru-guru
2. Kegiatan inti pengabdian ini terdiri SMK tata boga agar dapat melestarikan
dari (a) observasi, dokumentasi dan kuliner khas Bali, yang pada akhirnya
mendata masalah tentang kuliner akan menjadi materi pembelajaran
khas Bali. (b) Focus Group pangan sebagai salah satu kompetensi
Discussion (FGD) tentang perlunya siswa tata boga. Kegiatan pengabdian
kuliner tradisional pada ini bekerjasama dengan Dinas
pembelajaran di SMK. (c) Pendidikan Kabupaten Buleleng - Bali
Pendampingan proses pembelajaran dalam rangka memperingati Hari
tentang kuliner khas Bali dengan Pendidikan Nasional 2016 melalui
menggunakan Lembar Kerja Siswa: kegiatan "Buleleng Education EXPO
Wirausaha Pengolahan Pangan 2016" dengan kegiatan Focus Group
Fusion khas Daerah Bali. Discussion (FGD) dan Lomba
3. Evaluasi kegiatan pembelajaran Kompetensi Siswa.
kuliner khas Bali sesuai dengan

403
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

Gambar 1. Kegiatan Dinas Pendidikan Kab. Buleleng dalam BEE 2016

Adapun kegiatan pengabdian pada guru-guru program studi tata boga


yang sudah dilaksanakan adalah: yang dilaksanakan di sekolah, yaitu
1. Penggunaan Pedoman SMKN 2 Singaraja. Langkah kegiatan
Pembelajaran Pangan (LKS) (a) diskusi penyesuaian kegiatan belajar
Mengkomunikasikan materi (b) persiapan materi pembelajaran (c)
pembelajaran pangan melalui kuliner penggunaan LKS Pembelajaran Pangan
khas Bali agar tercapai efektivitas (d) Evaluasi.
dengan cara diskusi kelompok terfokus

Gambar 2. Diskusi untuk penyesuaian pembelajaran kuliner khas Bali

404
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

Pembelajaran kuliner khas Bali Kewirausahaan, sebagai substitusi


berbasis kearifan lokal, sangat sesuai materi pengolahan.
dengan karakteristik mata pelajaran Pada persiapan materi
boga, sedangkan pada mata pelajaran pembelajaran, LKS dievaluasi dan
lainnya materi kuliner khas Bali dapat diperbaiki sesuai karakteristik mata
ditambahkan sebagai suplemen seperti pelajaran oleh guru-guru boga.
pada mapel Prakarya dan

Gambar 3. Suasana praktik kuliner khas Bali

Pendampingan pada guru terus 2. Focus Group Discussion (FGD)


Kegiatan FGD Tata Boga
dilakukan selama 6 kali dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Mei
pertemuan sesuai LKS Pembelajaran 2016 bertempat di SMK Negeri 2
kuliner khas Bali. Suasana belajar lebih Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali.
aktif, pengenalan akan kuliner Topik diskusi yang disepakati untuk
tradisional khas Bali pada siswa dapat fokus mencapai tujuan adalah
meningkat, dan kepedulian terhadap "Pengembangan Kuliner Bali menjadi
kuliner khas Bali juga meningkat. Fusion Food untuk meningkatkan
Pembelajaran kuliner khas Bali ini juga Balinese Food skill pada siswa/siswi
memotivasi siswa/siswi lebih kreatif SMK se- Kabupaten Buleleng-Bali".
dalam pengembangan kuliner khas Bali Acara dibuka oleh Kadis Pendidikan
menjadi fusion food dengan hasil Kabupaten Buleleng Bapak Drs. I Gede
praktik yang sangat baik. Suyasa, M.Pd.

405
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

Gambar 4. Pembukaan FGD Tata Boga

Agar kegiatan diskusi ini dapat Mudana yang juga memberikan


terfokus pada permasalahan dan sambutan, Kabid Dikmen, bapak I
kendala dalam pembelajaran kuliner Made Sedana, S.Pd., M.Pd., serta
khas Bali, maka menggunakan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan.
pedoman FGD (terlampir). Pengenalan Kegiatan diikuti oleh peserta
wawasan kuliner Bali oleh Ibu Cok Istri dengan sangat antusias, karena
Raka Marsiti, M.Pd. dengan moderator pembelajaran pangan sesuai kurikulum
sebagai pemandu FGD Ibu Dra. Risa 2013 ataupun kurikulum sebelumnya,
Panti Ariani, M.Si. tidak pernah ada pembelajaran dengan
Peserta FGD adalah guru-guru materi kuliner khas Bali. Karena jumlah
Pariwisata dan Tata Boga se-Kabupaten peserta yang sangat banyak, maka
Buleleng sebanyak 70 orang peserta, diskusi dibagi menjadi delapan
serta dihadiri undangan Kadis kelompok, kemudian dilanjutkan
Pendidikan Kabupaten Buleleng Bapak diskusi panel untuk memperoleh
Drs. I Gede Suyasa, M.Pd., Sekretaris kesimpulan FGD.
LPM Undiksha Bapak Dr. I Made

406

Gambar 5. Guru-guru Peserta FGD se-Kabupaten Buleleng


SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

3. Lomba Kompetensi Siswa kepercayaan masyarakat terhadap SMK


Praktik kuliner khas Bali sebagai tempat pembelajaran yang
dilakukan antar SMK Tata Boga untuk menyediakan tenaga kerja industri
mengetahui kompetensi siswa dalam kuliner pariwisata. Lomba kompetensi
mempersiapkan, mengolah dan Siswa bidang Boga (cooking)
menyajikan kuliner khas Bali dalam dilaksanakan di SMK Negeri 2
bentuk Fusion Food. Lomba Singaraja pada tanggal 27 Mei 2016,
Kompetensi Siswa bertujuan mulai jam 8.00 sd 12.00 wita. Lomba
mengembangkan iklim kompetisi bagi ini dimulai dari perencanaan, proses
siswa SMK tata boga, meningkatkan persiapan, proses memasak sampai
citra sekolah menengah kejuruan tata dengan proses penyajian, setiap
boga, dan sarana promosi sekolah kelompok terdiri dari 5 orang siswa.
kejuruan tata boga, serta meningkatkan

Gambar 6. Lomba Kompetensi Siswa dalam Buleleng Festival 2016

Luaran yang sudah diperoleh materi kuliner khas Bali dalam


dari kegiatan pengabdian ini sebagai bentuk hasil FGD yang sudah
indikator keberhasilan kegiatan disetujui seluruh peserta yang
pengembangan sekolah berkarakter diwakilkan oleh Kabid MenJur
berbasis kearifan lokal ini adalah: bapak Made Sedana, S.Pd., M.Pd.
2. Panduan pembelajaran pangan
1. Pandangan dan pendapat guru-guru tradisional berbasis kearifan lokal
SMK Tata Boga tentang secara konstektual dan bermakna
pembelajaran pangan tradisional melalui Lembar Kerja Siswa:
berbasis kearifan lokal melalui

407
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

Wirausaha Pengolahan Pangan juga proses pengolahan makanan yang


Fusion khas Daerah Bali. tepat dan bersih sesuai standar hygiene
3. Dokumentasi pembelajaran pangan, sanitasi. Perbedaan kedua pada jenis
kegiatan FGD dan kegiatan Lomba makanan yang diproduksi merupakan
Kompetensi Siswa. Dokumentasi kuliner khas Bali yang disajikan atau
pembelajaran Pangan melalui video ditampilkan sesuai tiga giliran, yaitu
kegiatan sebagai materi appetizer, main course dan dessert,
pembelajaran pangan kuliner khas sehingga dapat disajikan menjadi trend
Bali) pada wisata kuliner di Bali. Ketiga, fusion
https://youtu.be/iZBPZANoOpM food berbasis kuliner khas Bali ini
atau merupakan hasil penelitian, inovasi dan
https://www.youtube.com/watch?v kreatifitas dari lembaga pendidikan
= tinggi, guru-guru dan juga siswa/siswa.
iZBPZANoOpM&feature=youtu.b Keempat mendukung program
e. Pembelajaran pangan ini (kuliner pengembangan pariwisata di Bali dalam
khas Bali) merupakan satu upaya melestarikan kuliner khas Bali.
komponen integral dalam Selain itu kuliner khas Bali
Pembelajaran di SMK program mampu menjadi kuliner baru dan
studi Tata Boga sebagai bagian dari modern dengan memadukan unsur
Kurikulum 2013. budaya lainnya, sehingga diharapkan
menjadi salah satu daya tarik pariwisata
Fusion Food merupakan tren baru di Bali. Pada kegiatan pengabdian ini,
kuliner khas Bali bergaya modern, kuliner Bali dapat disajikan dengan
menurut Henry Alexie Bloem budaya Continental secara bergiliran,
perwakilan dari Indonesian Chef sebagai contoh kuliner Bali yang
Association (ICA) menjelaskan dipraktikkan adalah serombotan
pengertian fusion food adalah sebagai appetizer, gerang asem sebagai
mengkombinasinakan kuliner khas Bali soup, nasi moran, ayam betutu dan tum
yang disajikan dengan gaya Barat atau tahu sebagai main course, ditutup
Eropa sesuai giliran makanan. dengan jaja tulud sebagai dessert.
Produk kuliner khas Bali yang
dipraktikkan dalam Lomba Kompetensi
Siswa di Buleleng Festival tahun 2016
oleh siswa/siswi SMK bidang Keahlian
Tata Boga se-Kabupaten Buleleng ini
memiliki perbedaan yang khas
dibandingkan produk lainnya.
Perbedaan pertama pada penggunaan
bahan lokal sebagai bahan utama
membuat fusion food, dan tidak
menggunakan bahan tambahan
makanan kimia seperti penyedap rasa,
ataupun pengawet makanan. Selain itu

409
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

Gambar 7. Fusion Food dalam kuliner khas Bali

Dampak dari kegiatan pengabdian ini tata boga agar dapat melestarikan kuliner
dapat dirasakan langsung oleh siswa/siswi khas Bali, yang pada akhirnya akan menjadi
dan guru-guru SMK program studi Tata makanan kesukaan generasi muda. Secara
Boga sebagai berikut: terinci manfaat kegiatan pengabdian ini
1. Melalui kegiatan ini dapat memotivasi adalah:
guru-guru SMK program studi tata boga 1. Terjadinya komunikasi yang efektivitas
untuk secara kreatif dapat melestarikan dalam pembelajaran kuliner khas Bali
kuliner khas Bali, agar menguatkan berbasis kearifan lokal di Sekolah
karakter berbasis kearifan lokal. Menengah Kejuruan se-Kabupaten
2. Kegiatan ini dapat digunakan sebagai Buleleng melalui FGD.
suatu alternatif cara pengembangan 2. Dokumentasi pembelajaran kuliner
model pembelajaran kuliner khas Bali khas Bali berbasis kearifan lokal,
secara konstektual dan bermakna agar sebagai bagian dari Kurikulum 2013
lulusannya menjadi ujung tombak dengan menyelenggarakan Lomba
wisata kuliner di Bali. Kompetensi Siswa untuk fusion food
3. Mengembangkan potensi pembelajaran 3. Memberikan pengalaman belajar
kuliner khas Bali berbasis kearifan lokal mengajar pada siswa/siswi dan guru-
melalui siswa sebagai generasi muda. guru SMK tentang kuliner khas Bali
Manfaat lain dari kegiatan pengabdian yang menjadi satu komponen integral
ini diantaranya meningkatkan kemampuan dalam Pembelajaran di SMK berbasis
berpikir dan bertindak pada guru-guru SMK kuliner Bali

500
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

Disisi lain Sekolah Menengah "Pengembangan Kuliner Bali menjadi


Kejuruan (SMK) program keahlian Tata Fusion Food untuk meningkatkan Balinese
Boga sebagai ujung tombak pariwisata Food skill pada siswa/siswi SMK se-
memiliki kompetensi untuk menyediakan Kabupaten Buleleng-Bali, (3) praktik
kuliner khas Bali. Saat ini lulusannya sangat kuliner khas Bali untuk mengetahui
diperlukan sebagai tenaga kerja pada usaha kompetensi siswa dalam mempersiapkan,
kuliner yang menjadi salah satu daya tarik mengolah dan menyajikan kuliner khas Bali
pariwisata di Bali. Selain itu peluang usaha dalam bentuk Fusion Food dalam Lomba
kuliner tradisional Bali meningkat dengan Kompetensi Siswa bertujuan
banyaknya restoran/rumah makan khas mengembangkan iklim kompetisi bagi
Bali, bahkan di hotel-hotel disajikan siswa SMK tata boga, meningkatkan citra
berbagai pangan khas daerah Bali. Dengan sekolah menengah kejuruan tata boga, dan
demikian lulusan SMK Tata Boga memiliki sarana promosi sekolah kejuruan tata boga,
kompetensi (keahlian) kuliner tradisional serta meningkatkan kepercayaan
Bali, tentunya pengalaman pembelajaran masyarakat terhadap SMK sebagai tempat
ini, akan menyiapkan lulusannya untuk pembelajaran yang menyediakan tenaga
menjadi chef (ahli memasak) untuk kerja industri kuliner pariwisata
mengolah kuliner khas Bali, yang saat ini Agar tidak terjadi pergeseran pola
masih langka. konsumsi masyarakat saat ini dari kuliner
lokal menjadi kuliner modern, beberapa
SIMPULAN DAN SARAN saran yang sangat diperlukan sebagai
berikut: (1) perlunya pembelajaran kuliner
Pembelajaran ini berawal dengan khas Bali di sekolah-sekolah agar
melatih kemampuan ekspresi kreatif pada siswa/siswi sebagai generasi muda kembali
guru-guru SMK Tata Boga untuk mengkonsumsi kuliner khas Bali. (2) bagi
menuangkan ide dan gagasan agar para orangtua sebagai penyedia makanan
menyenangkan orang lain, dan sehari-hari, agar beralih untuk menyediakan
dirasionalisasikan secara teknologis kuliner sehat berbasis bahan lokal, (3)
sehingga keterampilan tersebut bermuara dukungan sepenuhnya secara
apresiasi teknologi terbarukan, hasil berkesinambungan dari pemerintah,
ergonomis dan aplikatif dalam instansi terkait dan masyarakat untuk
memanfaatkan lingkungan sekitar dengan meningkatkan kualitas kuliner lokal agar
memperhatikan dampaknya terhadap menjadi fusion food (kuliner modern).
ekosistem, manajemen, dan ekonomis.
Kegiatan pengabdian ini terdiri dari (1) DAFTAR RUJUKAN
mengkomunikasikan efektivitas
pembelajaran pangan: kuliner khas Bali Adnyana, MO. 2006. “Lintasan dan Marka
melalui diskusi kelompok terfokus pada Jalan menuju Ketahanan Pangan
guru-guru program studi tata boga yang Terlanjutkan dalam Era
dilaksanakan dimasing-masing sekolah, (2) Perdagangan Bebas” dalam Bayu
Focus Group Discussion (FGD) Tata Boga Krisnamurthi dan tim editor
dengan topik diskusi yang disepakati untuk Revitalisasi Pertanian dan Dialog
dapat fokus mencapai tujuan adalah

501
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2016
ISBN : 978-602-6428-05-9

Peradaban. (hal. 109-146). Penerbit Statistik Indonesia. Wasps.


Kompas, Jakarta http://bps.go.id disitir tanggal 27
Februari 2015.
Agung, Nanik Mirna. 2010. Pawon Bali: 60
Resep Masakan Khas Bali Pilihan. Elizabeth, Roosganda. 2011. Strategi
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pencapaian Diversifikasi dan
Kemandirian Pangan: Antara
Ariani, R.P, dkk. 1994, Studi Kelayakan Harapan dan Kenyataan. Jurnal Iptek
Seni Kuliner Bali mengenai Tanaman Pangan, Vol. 6, No. 2,
Hidangan-hidangan Tradisional di Desember 2011. Bogor-Jawa Barat:
Propinsi Bali, Singaraja: Penelitian Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan
Ditbinlitabmas, STKIP Negeri Kebijakan Pertanian. h. 230-242.
Singaraja
Margi, I K; Ariani, R P dan Suriani, Ni
Asosiasi Produsen Tepung Terigu Made, 2014, Pengembangan Wisata
Indonesia, 2014. Overview: Industri Kuliner Berbasis Pemanfaatan Hasil
Tepung Terigu Nasional Indonesia, Produksi Masyarakat Lokal serta
APTINDO-Jakarta: 11 Juli 2014. Edukasi Pengemasannya, Penelitian
www.aptindo.or.id disitir pada MP3EI, Singaraja: Universitas
tanggal 19 Juli 2015. Pendidikan Ganesha.

Badan Pusat Statistik Indonesia, 2013, Sanaji, Miftah, 2010, Wisata Kuliner
Statistik Indonesia (Statistical Makanan Daerah Khas Bali, Jakarta:
Yearbook of Indonesia) (Hasil PT Gramedia Pustaka Utama..
Susenas 2012). Jakarta: Badan Pusat

502

You might also like