You are on page 1of 6

Budidaya Perairan September 2016 Vol. 4 No.

3: 31 - 36

Pertumbuhan fragmen bibit ukuran berbeda dalam pembudidayaan karang hias


Acropora formosa

(The growth of different seed fragment size in ornamental coral cultivation,


Acropora formosa)

Frischa A. Sinipirang1, Edwin L.A. Ngangi2, Joppy D. Mudeng2

1)
Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan FPIK Unsrat Manado
Email:Frischasinipirang@yahoo.co.id
2)
Staf pengajar pada Falkutas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat Manado
Email: ewiend@rocketnail.com

Abstract

The objective of research was to evaluate the length and diameter of coral Acropora
formosa cultivated with different seed size in Talengen Bay, Tabukan District, Sangihe Island
Regency. Data were collected from May to June 2016. Experimental design used was Complete
Randomized Design with three treatments, each with three replications. Size of seed as
treatment consisted of A: 5 cm, B: 7 cm and C: 10 cm. The experiment was conducted using
bench system measuring 60 x 60 cm2, while coral seed was A. formosa. The seed was gathered
from the nature around research location. Growth data and water quality parameters were
measured every two weeks . Research results showed that the highest absolute length growth
was achieved in treatment A (average: 0.70 cm), followed by treatment C (average 0.46 cm) and
the lowest was in treatment B (average 0.45 cm). The highest growth of coral diameter was
observed in treatment A (average 0.05 cm) and followed by treatment C (average 0.03 cm) and
treatment B (0.03 cm). Statistical analysis showed that absolute length growth and coral diameter
were not significant. A. formosa cultured with different seed length in Talengen Bay had good
growth in which the growth in length was faster than the growth in diameter.

Keywords : Acropora Formosa. Absolute growth, Talengen Bay

31
Budidaya Perairan September 2016 Vol. 4 No.3: 31 - 36

PENDAHULUAN restorasi karang bersifat perbaikan


ekosistem terumbu karang. Budi daya
Saat ini di Indonesia diperkirakan karang dapat dikategorikan sebagai
hanya 5 persen kondisi terumbu karang mariculture (marikultur/budi daya laut),
dalam kondisi sangat baik, 27 persen baik, sedangkan restorasi karang merupakan sea
37 persen buruk, dan 31 persen dalam ranching (restocking), yang keduanya
kondisi jelek (Rikin, 2016). Oleh karena itu, masuk dalam bidang sea farming (Schaduw,
apabila tidak diantisipasi maka kekayaan 2014 ).
sumber daya dan potensi terumbu karang Umunya persyaratan areal tempat
akan hilang. budi daya karang hias sama dengan
Melihat kenyataan ini maka sangat persyaratan perikanan marikultur lainnya.
diperlukan upaya rehabilitasi ekosistem Salah satu lokasi yang dinilai layak untuk
terumbu karang. Beberapa upaya rehabilitasi usaha budi daya karang hias yaitu Teluk
terumbu karang yang telah dilakukan di Talengen. Teluk Talengen merupakan
Indonesia yaitu transplantasi karang dan perairan semi tertutup. Usaha perikanan
penempatan terumbu karang buatan. marikultur yang terdapat di Teluk Talengen
Transplantasi karang merupakan antara lain : budi daya ikan dalam karamba
upaya pencangkokan atau pemotongan jaring apung, budi daya teripang dan
karang hidup untuk ditanam di tempat lain kepiting dalam keramba jaring tancap, serta
yang bertujuan untuk pembentukan terumbu usaha budi daya kerang mutiara dan rumpu
karang secara alami. Pada awalnya teknik laut.
transplantasi karang dimaksudkan untuk Berdasarkan kondisi perairan dan
merehabilitasi suatu lokasi yang kondisi hasil penelitian tentang kelayakan
terumbu karangnya rusak, tetapi kemudian lingkungan dan parameter kualitas air untuk
teknik ini juga dikembangkan sebagai upaya budi daya karang hias yang dilakukan oleh
budi daya karang untuk diperdagangkan Silalahi (2015). maka untuk mengetahui
sebagai karang hias. Teknik transplantasi potensi dan prospek pengembangan budi
karang untuk usaha pembudidaya karang daya karang hias di Teluk Talengen
hias dikenal dengan teknik propagasi sehingga penelitian ini dilakukan.
(Giyanto, 2007)
Pertimbangan potensi alami karang
METODE PENELITIAN
hias dan terbatasnya mata pencarian
alternatif, maka kegiatan inisiasi dan Penelitian dilakukan di perairan Teluk
penerapan teknologi budi daya karang hias Talengen, Kecamatan Tabukan Tengah.
dengan metode transplantasi perlu Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi
diperkenalkan. Budi daya karang hias dan Sulawesi Utara. Waktu penelitian April
restorasi karang penggunaan istilahnya harus sampai dengan Juli 2016.
dipisahkan, walaupun keduanya
menggunakan metode transplantasi karang.
Budi daya karang hias lebih bersifat
menghasilkan produk komersil, sedangkan

32
Budidaya Perairan September 2016 Vol. 4 No.3: 31 - 36

Persiapan Bahan Uji dan Wadah Budi Persiapan Perlakuan dan Prosedur
Daya Percobaan
Karang yang digunakan dari jenis Penelitian ini terdiri atas tiga
Acroposa formosa. Bibit diambil sebanyak perlakuan beda panjang fragmen bibit
54 fragmen dari alam di sekitar lokasi karang Acropora formosa. Masing-masing
penelitian. Pemotongan dilakukan secara perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan.
hati-hati agar tidak ada bibit dan karang di Jumlah satuan percobaan sebanyak 9 satuan
sekitar yang rusak. percobaan. Masing – masing satuan
Wadah penelitian berukuran 60 x 60 percobaan memiliki 6 satuan penarikan
2
cm , konstruksi wadah dibuat dari pipa PVC contoh sehingga terdapat 54 satuan
(paralon) ukuran diameter 1 inci. Setiap penarikan contoh.
wadah diikat dengan 6 substrat yang terbuat Perlakuan yang dilakukan yaitu:
dari campuran semen dan pasir . A: Panjang fragmen karang 5 cm,
Substrat berbentuk bulat dengan B: panjang fragmen karang 7 cm
diameter 7 cm. Setiap substrat disediakan C: Panjang fragmen karang 10 cm
lubang untuk diikat pada wadah, dan
dipasangi paralon untuk pengikatan bibit Pengambilan Data dan Analisis Data
karang. Persiapan dan pengikatan bibit pada Pengambilan data dilakukan setiap 2
subsrat dan wadah seperti pada Gambar 1. minggu. Data yang dikumpulkan yaitu
pertambahan panjang dan lingkar fragmen
bibit karang. Data dikumpulkan dengan cara
menyelam pada lokasi penempatan wadah
budi daya. Panjang dan diameter karang
diukur dengan menggunakan caliper pada
tingkat ketelitian 1 mm.
Analisis data pertumbuhan mutlak
panjang dan diameter fragmen bibit karang
mengunakan rumus oleh Effendie (1979) in
Syarifudin (2011), yaitu :
Modifikasi dari COREMAP (2006).
Gambar 1. Persiapan dan pengikatan βL=L– Lo
bibit karang hias.
Dimana :
Wadah yang digunakan sebanyak 9 βL = pertumbuhan mutlak.
wadah, masing-masing terdapat 6 substrat Lt = tinggi dan lingkar fragmen karang
sehingga secara keseluruhan terdapat 54 setelah bulan ke-t (mm).
substrat. Wadah-wadah ditempatkan pada
L0 = pertumbuhan tinggi dan lingkar
kedalaman 3 meter saat pasang tertinggi,
fragmen karang (mm).
dimana pada saat pasang terendah lokasi
tidak kering.

33
Budidaya Perairan September 2016 Vol. 4 No.3: 31 - 36

Data parameter kualitas air sebagai A (rata-rata 0,70 cm) dan diikuti perlakuan
data penunjang diukur setiap dua minggu C (rata-rata 0,46 cm) kemudian terendah
selama penelitian. perlakuan B (rata –rata 0.45 cm).

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Mutlak Diameter A.


formosa
Pertumbuhan mutlak panjang karang
Pertumbuhan mutlak diameter
yaitu selisih antara panjang akhir dengan
karang yang tertinggi terdapat pada
panjang awal. Demikan juga pertumbuhan
perlakuan A (rata-rata 0,05 cm), diikuti
mutlak diameter karang yaitu selisih antara
perlakuan C (rata-rata 0,03 cm), dan B
diameter akhir dengan diameter awal. Data
(rata-rata 0,03 cm). Grafik pertumbuhan
pertumbuhan fragmen bibit karang Acropora
mutlak panjang karang seperti pada Gambar
formosa dilihat dari selisih masing-masing
3.
parameter pertumbuhan.

Pertumbuhan Mutlak Panjang A. formosa 0.05

Pengukuran dalam hal ini panjang


karang yang dilakukan setiap dua minggu 0.03 0.03
hasilnya yaitu Perlakuan A dengan panjang
awal 5 cm pertambahan panjang karang
mencapai 5.70 cm. Selanjutnya Perlakuan B
dengan panjang awal 7 cm menjadi 7.45 cm,
Perlakuan C dengan panjang awal 10 cm
bertambah panjang menjandi 10.46 cm.
Gambar 3. Pertumbuhan mutlak diameter
Grafik pertumbuhan mutlak panjang karang
karang Acropora Formosa
seperti pada Gambar 2.
0.70 Anova menunjukan bahwa beda
perlakuan pada penelitian ini hasilnya tidak
0.45 0.46 berbedanya nyata (non signifikan). Hasil
Anova ini menyatakan bahwa pertumbuhan
mutlak panjang maupun diameter ukuran
bibit berbeda (sama) .
Berdasarakan perbandingan hasil
pertumbuhan yang didapat bahwa
pertumbuhan panjang karang Acropora
Gambar 2. Pertumbuhan mutlak panjang formosa lebih tampak mencerminkan
karang Acropora formosa pertumbuhan yang lebih nyata
dibandingkan dengan pertumbuhan mutlak
Pertumbuhan mutlak panjang karang diameter. Pertumbuhan panjang karang
tertinggi terdapat pada perlakuan umumnya mengarah ke atas. Menurut
Suharsono (1984) hal ini disebabkan oleh
34
Budidaya Perairan September 2016 Vol. 4 No.3: 31 - 36

sifat tumbuh karang yang cenderung ke atas Menurut Kaleka (2004),


menuju ke arah di mana terdapat cahaya pertambahan panjang karang yang
yang berfungsi dalam proses fotosintesis ditransplatasi dengan substrat buatan diduga
bagi zooxanthellae. Zooxanthellae adanya perbedaan bentuk dan ukuran
merupakan simbion karang yang tidak bisa diameter koloni karang, bentuk koloni A.
terpisahakan dan sangat mempengaruhi formosa cenderung lebih kecil sehingga
pertumbuhan karang. pertambahan panjang yang dialaminya
Selanjutnya dinyatakan bahwa relatif lebih panjang dan cepat dibandingkan
karang yang mempunyai sifat yang sangat dengan A. velensiennesi dan A.
unik yaitu berpaduan antara sifat hewan dan brueggenanni yang memiliki bentuk koloni
tumbuhan, arah pertumbuhannya selalu cenderung lebih besar sehingga
bersifat fototrofik positif yaitu selalu pertumbuhan jumlah tunas melambat. Hal
mengarah ke matahari. Cahaya adalah salah ini di dukung oleh hasil penelitian Sadarun
satu faktor penting untuk pertumbuhan (1999) yang menyatakan pertambahan
karang karena 90% makanannya disalurkan panjang dipengaruhi oleh sifat biologi
oleh Zooxanthellae. model percabangan karang seperti model
Syarifudin (2011) mendapatkan hasil karang Branching arborescent cenderung
bahwa pertumbuhan mutlak karang mempunyai pertambahan panjang mengarah
Acropora formosa sebesar 0.65 mm pada ke atas lebih besar.
bak biorock, sedangkan pada bak control
pertumbuhan mutlak Acropora formosa Parameter Kualitas Perairan
sebesar 0.2 mm. Hasil ini masih di bawah Secara umum, kondisi kualitas
hasil yang didapat pada penelitian ini. Hal perairan merupakan faktor utama yang
ini diduga akibat penelitian ini dilakukan di mempengaruhi kehidupan karang dan
perairan laut, sedangkan penelitian ekosistemnya. Pengukuran kualitas air
Syarifudin (2011) dilakukan dalam bak dilakukan selama selang 2 minggu. Kisaran
sehingga intensitas cahaya matahari hasil pengukuran kondisi parameter kualitas
merupakan salah satu faktor pembatasnya. air pada awal dan akhir penelitian dapat
Jipriandi dkk. (2013) dalam dilihat pada Tabel 1.
Pelasulah (2014) mendapatkan hasil
pertumbuhan mutlak panjang karang Tabel 1. Parameter kualitas air Teluk
Acropora formosa yaitu 0.26 mm. hasil ini Talengen
juga masi lebih kecil dibandingkan dengan Peremeter Kisaran
hasil penelitian ini. Walaupun demikian Kualitas Air
hasil dari penelitian tersebut menunjukkan Salinitas 29-33 ppt
bahwa pertumbuhan mutlak terbaik pada Kecerahan 10-15 meter
ukuran fragmen bibit 4 cm, dimana ukuran Kecepatan Arus 0,25-0,28 cm/detik
ini hampir sama dengan pertumbuhan Suhu 29-320 C
mutlak terbaik pada penelitian ini yaitu pH 7-8
perlakuan A (5 cm).

35
Budidaya Perairan September 2016 Vol. 4 No.3: 31 - 36

Kondisi Substrat Rikin AS. 2016. Kondisi Terumbu Karang


Tipe substrat dasar perairan di Indonesia Timur Menurun.
berhubungan dengan langsung terhadap http:/lipimedia/single/ LIPI-Sebut-
Kondisi-Terumbu Karang–di-
pertumbuhan karang, Substrat dasar di
Indonesia-Timur-Menurun/15117.
lokasi penelitian terdiri dari pasir dan Diunduh Tanggal 17 Januari 2017.
berkarang. Pelasulah DD. (2013). Rehabilitas Terumbu
Karang Teluk Ambon Sebagai
KESIMPULAN Upaya Untuk Mereduksi Carbon
C02. Pusat Penelitian Laut Dalam -
Karang Acrofora formosa yang LIPI
dibudidayakan dengan pajang bibit berbeda Syarifudin A. 2011. Studi kelangsungan
di Teluk Talengen mengalami pertumbuhan hidup dan pertumbuhan karang
yang baik. Pertumbuhan panjang fragmen Acropora Formosa ( Revon &
Terence, 1979) Mengunakan
lebih cepat dibandingkan pertumbuhan
teknologi biorock barrang lompo
diameter fragmen. kota makasar.[Skripsi]. Fpik Unhas.
Makasar.
DAFTAR PUSTAKA Schaduw J, Sinjal H, Ngangi ELA. 2014.
Pengembangan marikultur terpadu
[COREMAP] Coral Reef Management untuk peningkatan perekonomian
Project. 2006. Modul transplantasi masyarakat perbatasan di pesisir
karang secara sederhana.pelatihan Kabupaten Kepulauan Sangihe.
ekologi terumbu karang. Yayasan Laporan Tahunan PENPRINAS
Lanra Link. Makasar. MP3EI. Ditjen. Dikti. Jakarta.
Giyanto. 2007. Perdagangan karang hias; Suharsono. 1984. Pertumbuhan karang.
suatu ancaman terhadap ekosistem Oseana 9(2): 41-48.
terumbu karang ? Jurnal Oseana Sandaru, 1999. Presentase tutupan terumbu
Volume XXXII, halaman 21-27. karang buatan sebagai alternatif
Kaleka DMW.2004. Transplatasi karang teknologi rehabilitas kerusakan
batu marga Acropora pada substrat terumbu karang. Penelitian
buatan Di Perairan Tablolong perikanan Indonesia. Jakarta
Kabupaten Kupang.

36

You might also like