You are on page 1of 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN COMPETITIVE


ADVENTAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Muhammad Gunawan1), Emrinaldi Nur DP2), Julita2)


1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau
2) Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau
Email : muhammadsgunawan02@gmail.com

The Influence Of Intellectual Capital On Financial Performance In Manufacturing


Companies with Competitive Adventage as Intervening Variables

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of Intellectual Capital and its components
on financial performance in manufacturing companies with Competitive Adventage as an
intervening variable. The population in this study is all manufacturing companies in
Indonesia listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2015-2017. Based on the
sampling technique used in this study, which was purposive sampling, 74 manufacturing
companies were listed on the Indonesian Stock Exchange during 2015-2017. Hypothesis
testing is done by using path analysis techniques, which is a technique used to test the
direct effect and indirect influence of independent variables on the dependent variable.
The results showed that simultaneously Intellectual Capital (VAICTM) had an effect on
the financial performance of manufacturing companies with Competitive Adventage (CA)
as an intervening variable. Partially the results of the study indicate that not all
components of Intellectual Capital have an effect on financial performance and
Competitive Adventage both directly and indirectly. The results showed that 1) CEE,
SCE, Intellectual Capital (VAICTM), and CA had an effect on financial performance,
while HCE had no effect on financial performance. 2) CEE and Intellectual Capital
(VAICTM) affect CA, while HCE and SCE have no effect on CA. 3) CEE and Intellectual
Capital (VAICTM) affect financial performance through CA, while HCE and SCE have
no effect on financial performance through CA.

Keywords: Intellectual Capital, financial performance, manufacturing company,


Competitive Adventage.

PENDAHULUAN Industrial Development Organization),


industri manufaktur di Indonesia telah
Indonesia merupakan negara memberikan kontribusi hampir
yang sumber pendapatan negaranya seperempat bagian dari PDB.
berasal dari berbagai sektor, diantaranya Berdasarkan data dari BPS
adalah sektor pertanian dan peternakan, (dalam Berita Resmi Statistik No.
sektor pertambangan dan penggalian, 98/11/Th.XX) yang mencatat bahwa
sektor perdagangan, dan sektor industri pertumbuhan produksi industri
manufaktur . Sektor industri manufaktur manufaktur besar dan sedang (IBS)
merupakan salah satu sektor yang sebesar 5,51 persen secara tahunan pada
menjadi penyumbang terbesar kuartal III tahun 2017. Angka ini tercatat
pendapatan negara Republik Indonesia. lebih tingi dibanding kuatal II tahun
Berdasarkan data Internasional 2017 sebesar 3,89 persen dan periode
Yearbook of Industrial Statistics 2016 yang sama tahun lalu sebesar 4,87
yang rilis oleh UNIDO (United Nations persen.

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 1


Dalam hubungannya dengan Komponen kedua yang ada di
kinerja, laporan keuangan sering dalam intellectual capital (VAICTM)
dijadikan dasar untuk penilaian kinerja adalah Human Capital Efficiency
perusahaan (Ujiyanto dan Pramuka, (HCE). HCE adalah elemen penopang
2007). Kinerja keuangan ini pada intellectual capital. Menurut Brooking
dasarnya diperlukan perusahaan sebagai (2010) dalam Wijaya (2018),
alat untuk mengukur financial health pengetahuan dan teknologi informasi
(kesehatan keuangan) perusahaan. memungkinkan perusahaan untuk
Perusahaan yang memiliki kinerja menciptakan kombinasi optimal dari
keuangan yang baik, tentunya akan modal berwujud dan tidak berwujud
berusaha untuk menjaga kondisi dalam meningkatkan finansial
perusahaan tersebut, baik dari segi perusahaan.
keuangan maupun dari segi non Komponen ketiga dari intellectual
keuangan. Dimana perusahaan yang capital (VAICTM) adalah Structural
dapat mengelola keuangan dengan baik Capital Efficiency (SCE). Wahdikorin
akan memberikan keuntungan bagi para (2010) dalam penelitian Wijaya (2018)
investor. Investor akan menanamkan menyatakan bahwa structural capital
modalnya kepada perusahaan apabila adalah sarana yang mendukung manusia
kinerja suatu perusahaan berada dalam dalam meningkatkan kinerja keuangan
kondisi sehat (Leon, 2017). perusahaan. Hal ini sesuai dengan
Di Indonesia, intellectual capital penelitian yang dilakukan oleh Cahyani
(IC) muncul sejak diterbitkan PSAK No. dkk (2015) yang menyatakan bahwa
19 (revisi 2009) tentang aktiva tidak modal struktural (SCE) memiliki
berwujud. Akan tetapi, tidak dinyatakan pengaruh yang signifikan terhadap
secara langsung sebagai intellectual kinerja keuangan. Namun bertolak
capital. Dalam penelitian Ulum, belakang dengan penelitian yang
menurut PSAK No. 19, aktiva tidak dilakukan oleh Bontis et al. (2015) yang
berwujud fisik serta dimiliki untuk menyatakan bahwa SCE tidak
digunakan dalam menghasilkan atau mempengaruhi kinerja keuangan secara
menyerahkan barang atau jasa, signifikan.
disewakan kepada pihak lainnya, atau Berdasarkan research gap yang
untuk tujuan administratif (IAI, 2009). telah dijelaskan di atas, maka peneliti
Value Added Intellectual mencoba untuk meneliti kembali
Efficiency (VAICTM) merupakan pengaruh Intellectual Capital beserta
penjumlahan dari beberapa komponen komponennya terhadap kinerja
Intellectual Capital (Tan, et.al 2007). keuangan. Disamping itu, Competitive
Komponen pertama adalah CEE Adventage dapat dijadikan sebagai
(Capital Employed Efficiency), CEE variabel intervening. Keunggulan
adalah indikator untuk value added kompetitif menurut Porter (1986) adalah
(VA) yang diciptakan oleh satu unit dari kemampuan suatu perusahaan untuk
physical capital. meraih keuntungan ekonomis di atas
Capital employed efficiency laba yang mampu diraih oleh pesaing di
(CEE) merupakan komponen fisik yang pasar dalam industri yang sama.
penting dalam meningkatkan kinerja Menurut Ferdinand (2003) pada
keuangan perusahaan. Hal ini pasar yang bersaing, kemampuan
dikarenakan CEE adalah kompoenen perusahaan menghasilkan kinerja,
VAICTM yang mencerminkan edisiensi terutama kinerja keuangan sangat
modal fisik perusahaan. Dalam modal bergantung pada derajat keunggulan
fisik terdapat modal finansial yang kompetitifnya. Dalam hal ini perusahaan
dimana dapat meningkatkan kinerja akan memanfaatkan keunggulan
keuangan apabila dikelola dengan baik. kompetitif yang dimilkinya untuk

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 2


meningkatkan kinerja keuangan tidak berwujud (intangible assets) yang
perusahaan. dimiliki oleh perusahaan. Kemampuan
Tujuan dari penelitian ini adalah perusahaan untuk menciptakan value
untuk menguji pengaruh Intellectual added adalah hal pertama yang diukur
Capital beserta komponennya terhadap dalam model ini. Value added
kinerja keuangan dengan Competitive merupakan indikator yang paling
Adventage sebagai variabel intervening. objektif untuk menilai keberhasilan
bisnis dan menunjukkan kemampuan
TINJAUAN PUSTAKA perusahaan dalam menciptakan nilai
(value creation). (Ulum, 2007)
Kinerja Keuangan Keunggulan metode VAIC™ ini
Menurut Sucipto (2003) menurut Ulum (2007), karena data yang
pengertian kinerja keuangan adalah dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari
penentuan ukuran-ukuran tertentu yang berbagai sumber dan jenis
dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan.Data yang dibutuhkan untuk
organisasi atau perusahaan dalam menghitung berbagai rasio tersebut
menghasilkan laba. Kinerja keuangan adalah data – data keuangan perusahaan
dapat didefenisikan sebagai hasil kerja yang umumnya tersedia dari laporan
para manajer dalam melaksanakan keuangan perusahaan yang
tugas yang dibebankan kepada mereka dipublikasikan. Sehingga perhitungan
yang berhubungan dengan pengelolan rasio yang ada lebih mudah untuk
keuangan perusahaan (Fahmi, dilakukan.
2006:63). Sedangkan menurut IAI
(2007) Kinerja Keuangan adalah Competitive Adventage
kemampuan perusahaan dalam Keunggulan kompetitif
mengelola dan mengendalikan sumber (competititve adventage) menunjukkan
daya yang dimilikinya. kemampuan perusahaan dalam
menciptakan nilai yang berasal dari
Intellectual Capital pengelolaan sumber daya perusahaan.
Intellectual Capital adalah Keunggulan kompetitif menurut Porter
keseluruhan dimensi yang ada di dalam (1986) adalah kemampuan suatu
perusahaan yang dapt berupa relasi perusahaan untuk meraih keuntungan
dengan pelanggan, tenaga kerja ekonomis di atas laba yang mampu
perusahaan (pengetahuan dan skill) dan diraih oleh pesaing di pasar dalam
prosedur pendukung yang diciptkana industri yang sama. Barney (1991),
dengan adanya inovasi, modifikasi Stilles dan Kulvisaechana (2004)
pengetahuan saat ini, transfer ilmu mengatakan bahwa suatu perusahan
pengetahuan dan pembelajaran yang dikatakan memiliki keunggulan
berkelanjutan yang akhirnya dapat kompetitif ketika perusahaan tersebut
membantu perusahaan dalam mencapai mempunyai sumber daya organisasional
tujuan yang diinginkannya. yang berharga, langka, sangat sulit ditiru
Penelitian ini mengggunakan dan tidak dapat dengan mudah
Metode Pulic untuk mengukur nilai digantikan secara signifikan.
kinerja Intellectual Capital pada
perusahaan, atau yang lebih dikenal Kerangka Pemikiran dan
dengan Value Added Intellectual Pengembangan Hipotesis
Efficiency methode (VAICTM). Metode Pengaruh Capital Employed
yang ditemukan oleh Pulic (1998) ini, Efficiency (CEE) terhadap Kinerja
bertujuan untuk menyajikan informasi Capital employed efficiency (CEE)
tentang value creation efficiency dari merupakan komponen fisik yang penting
aset berwujud (tangible asset) dan aset dalam meningkatkan kinerja keuangan

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 3


perusahaan. Hal ini dikarenakan CEE Employed Efficiency (CEE)
adalah kompoenen VAICTM yang terhadap Competitive Adventage
mencerminkan efisiensi modal fisik (CA)
perusahaan. Dalam modal fisik terdapat Dalam modal fisik terdapat modal
modal finansial yang dimana dapat finansial yang dimana dapat
meningkatkan kinerja keuangan apabila meningkatkan kinerja keuangan apabila
dikelola dengan baik. Menurut dikelola dengan baik. Pengelolaan
Aritonang dkk (2016), semakin tinggi modal finansial ini dapat menghasilkan
nilai CEE berarti semakin tinggi value added yang akan meningkatkat
efisiensifitas perusahaan dalam keunggulan kompetitif perusahaan,
menggunakan modal fisiknya sehingga dimana keunggulan kompetitif tersebut
dapat meningkatkan pendapatan
dapat mendorong kinerja keuangan
perusahaan. Hal ini sejalan dengan
perusahaan.
penelitian Bontis et.al. (2015).
H1.Terdapat pengaruh dari Capital H1c. Competitive Adventage
Employed Efficiency (CEE) memediasi hubungan Capital
terhadap kinerja keuangan Employed Efficiency (CEE) dan
Menurut Ferdinand (2003) pada Kinerja Keuangan
pasar yang bersaing, kemampuan
perusahaan menghasilkan kinerja, Pengaruh Human Capital Efficiency
terutama kinerja keuangan sangat (HCE) terhadap Kinerja Keuangan
bergantung pada derajat keunggulan Menurut Aritonang dkk (2016)
kompetitifnya. Dalam hal ini perusahaan semakin tinggi tingkat HCE berarti
akan memanfaatkan keunggulan semakin efisien sebuah perusahaan
kompetitif yang dimilkinya untuk dalam memanfaatkan sumber daya
meningkatkan kinerja keuangan manusia yang terdapat di dalam
perusahaan. Hal ini sejalan dengan perusahaan tersebut untuk menciptakan
penelitian Kamukama et.al. (2011), value added. Dimana value added
Libyanita dan Wahidahwati (2016). tersebut dapat meningkatkan kinerja
H1a.Terdapat pengaruh dari keuangan sebuah perusahaan. Hal ini
Competitive Adventage (CA) terhadap sejalan dengan penelitian Maditinos
et.al. (2011), Muthaher dan Iwan (2014).
Kinerja Keuangan
Menurut Pulic (dalam Tan, et.al., H2.Terdapat pengaruh dari Human
2007) diasumsikan bahwa jika 1 unit Capital Efficiency (HCE)
dari CE menghasilkan keunggulan yang terhadap Kinerja Keuangan
lebih besar daripada perusahaan yang HCE mengindikasikan
lain, maka berarti perusahaan tersebut kemampuan dari Human Capital untuk
lebih baik dalam memanfaatkan CE menciptakan nilai di dalam perusahaan
yang dimilikinya. Dimana jika hal ini (Tan et al., 2007). Dimana modal
dapat berlangsung secara berkelanjutan, manusia ini termasuk di dalamnya yaitu
maka akan meningkatkan tingkat pengetahuan serta inovasi yang dapat
keunggulan yang dimiliki perusahaan meningkatkan daya saing dan tentunya
tersebut dibandingkan dengan menciptakan keunggulan yang
perusahaan lain. Hal ini sejalan dengan kompetitif. Hal ini sejalan dengan
penelitian Pfefer (1994) and Uzzi (1996) penelitian Kamukama (2013), Bontis
dalam Kamukama (2013), Wang and et.al. (2015).
Changa (2005), dan Bataineh et.al. H2a. Terdapat pengaruh dari Human
Capital Efficiency (HCE)
(2011) dalam Anisah (2016).
terhadap Competitive Adventage
H1b.Terdapat pengaruh dari Capital
(CA)
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 4
Modal manusia ini (HCE) SCE adalah sarana yang
termasuk di dalamnya yaitu pengetahuan mendukung manusia dalam
serta inovasi yang dapat meningkatkan meningkatkan kinerja keuangan
daya saing dan tentunya menciptakan perusahaan.. Pengelolaan modal
keunggulan yang kompetitif yang dapat struktural ini (SCE) dapat menghasilkan
mendorong terhadap peningkatan value added yang akan meningkatkat
terhadap kinerja keuangan. keunggulan kompetitif perusahaan,
H2b. Competitive Adventage dimana keunggulan kompetitif tersebut
memediasi hubungan Human dapat mendorong kinerja keuangan
Capital Efficiency (HCE) dan perusahaan.
Kinerja Keuangan H3b. Competitive Adventage
memediasi hubungan Structural
Pengaruh Structur Capital Efficiency Capital Efficiency (SCE) dan
(SCE) terhadap Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan
Wahdikorin (2010) dalam
penelitian Wijaya (2018) menyatakan Pengaruh Intellectual Capital
bahwa structural capital adalah sarana terhadap Kinerja Keuangan
yang mendukung manusia dalam Intellectual Capital (VAICTM)
meningkatkan kinerja keuangan merupakan sumber daya terstruktur yang
perusahaan. Semakin tinggi SCE berarti dapat meneningkatkan keunggulan
semakin tinggi kontribusi modal kompetitif dan memberikan kontribusi
strruktural dalam menciptakan nilai terhadap kinerja keuangan perusahaan
perusahaan (Aritonang dkk, 2016). Hal (Chen et.al., 2005). Semakin tinggi nilai
ini sejalan dengan penelitian Cahyani intellectual capital (VAICTM) maka laba
dkk (2015), Sugiarti dan Ahmad (2018). perusahaan akan semakin meningkat.
H3.Terdapat pengaruh dari Structur Peningkatan laba ini akan berdampak
Capital Efficiency (SCE) terhadap pada peningkatan kinerja keuangan
Kinerja Keuangan perusahaan. Hal ini sejalan dengan
Pengelolan intellectual capital penelitian Najibullah (2005), Ghosh dan
(VAICTM) yang terdiri dari 3 komponen Mondal (2009) dalam Libyanita dan
yang salah satunya adalah Structural Wahidahwati (2016).
Capital Efficiency (SCE) yang dapat H4. Terdapat pengaruh dari Value
menghasilkan value added akan Added Intellectual Efficiency
meningkatkan keunggulan kompetitif (VAICTM) terhadap Kinerja
yang dimiliki perusahaan. Kamukama Keuangan
(2013) dalam penelitiannya menyatakan Perusahaan yang mampu
bahwa proses internal yang kuat, mengelola IC dengan baik maka akan
jaringan dan budaya organisasi sangat berpengaruh pada keunggulan
(Structural Capital) dapat kompetitif pada perusahaan tersebut.
mempromosikan tingkat efisiensi Semakin tinggi nilai IC maka
perusahaan, yang mana dapat keunggulan kompetitif perusahaan
menghasilkan biaya yang rendah dan semakin besar. Kamukama et.al. (2011)
produk yang unik di pasar yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa
mungkin sulit untuk ditiru oleh keunikan dari aset intelektual yang
perusahaan lain. Hal ini sejalan dengan berada dalam suatu organisasi atau
penelitian Pablos (2004) dalam perusahaan dapat menempatkan
Kamukama (2013), Kamukama (2013). perusahaan tersebut dalam posisi
H3a. Terdapat pengaruh dari Structur persaingan yang lebih baik. Hal ini
Capital Efficiency (SCE) sejalan dengan penelitian Porter (1999)
terhadap Competitive Adventage dalam Kamukama et.al. (2011), Hitt
(CA) et.al. (2001), dan Wu et.al. (2012).

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 5


H4a. Terdapat pengaruh dari Value pertimbangan atau kriteria tertentu.
Added Intellectual Efficiency Penentuan sampel berdasarkan
(VAICTM) terhadap Competitive pertimbangan-pertimbangan berikut:
Adventage(CA) 1. Merupakan perusahaan manufaktur
Dalam menjalankan bisnisnya, yang terdaftar di Bursa Efek
perusahaan harus mampu menciptakan Indonesia dalam periode 2015-2017.
keunggulan yang berbeda dengan 2. Menyajikan Laporan Keuangan
pesaingnya. Sumber daya yang dimiliki yang telah diaudit yang
oleh perusahaan terutama Intellectual dipublikasikan dalam periode 2015-
Capital akan sangat mempengaruhi 2017 dan memiliki data yang
kinerja perusahaan di masa depan lengkap sesuai dengan yang
(Libyanita dan Wahidahwati, 2016). Hal dibutuhkan.
ini sejalan dengan penelitian Kamukama 3. Perusahaan memiliki nilai laba
et.al. (2011), Libyanita dan positif selama tahun 2015-2017
Wahidahwati (2016). yang berarti perusahaan tidak
H4b.Competitive Adventage memediasi mengalami kerugian selama tahun
hubungan Intellectual Capital 2015-2017.
dan Kinerja Keuangan Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dengan menggunakan metode
Gambar 1 porposive sampling, maka terpilih 74
Model Kerangka Penelitian (tujuh puluh empat) perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama tahun 2015-
2017 yang mewakili perusahaan
manufaktur di Indonesia.

Metode Analisis Data


1) Statistik Deskriptif
2) Uji Normalitas
3) Metode Analisis Jalur

Variabel Penelitian dan Defenisi


Sumber: Data Olahan, 2018. Variabel Operasional
a. Variabel Dependen
METODE PENELITIAN Variabel dependen adalah
variabel yang menjadi perhatian utama
Populasi dan Sampel peneliti, yang menjadi faktor utama
Populasi dalam penelitian ini yang berlaku dalam investigasi
adalah seluruh perusahaan manufaktur (Sekaran,2007:116). Variabel dependen
di Indonesia yang terdaftar di Bursa dalam penelitian ini adalah kinerja
Efek Indonesia periode 2015-2017. keuangan. Dalam penelitian ini, variabel
Penelitian dilakukan pada perusahaan dependen yang digunakan sebagai
manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal proksi kinerja keuangan perusahaan
ini dikarenakan perusahaan manufaktur manufaktur yaitu Return On Equity
ini memiliki permasalahan mengenai (ROE).
kinerja keuangannya dan menjadi isu Rumusnya:
pokok dalam penelitian ini.
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yang merupakan
teknik pengambilan sampel dengan Keterangan:

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 6


ROE : Return on Equity
EAT : Laba Bersih setelah
pajak (Laba bersih tahun berjalan)
Total Ekuitas : Total ekuitas yang
dimiliki perusahaan Dimana :
OUT = Output yaitu jumlah
b. Variabel Intervening pendapatan keseluruhan produk dan
Variabel competitive adventage jasa yang telah terjual ditambah
diukur dengan menggunakan asset pendapatan lain.
utilization capability. Assets Utilization IN = Input yaitu beban penjualan
(AU) nenunjukkan kemampuan dan biaya-biaya lain (selain beban
perusahaan dalam mencetak income gaji dan upah atau beban
melalui penggunaan aset yang dimiliki. karyawan).
Semakin besar AU menunjukkan
kemampuan yang besar dari perusahaan Tahap Kedua adalah menghitung
dalam mencetak income. Rumus yang Capital Employed Efficiency (CEE).
digunakan yaitu: CEE menunjukkan berapa banyak
VA yang dapat diciptakan oleh satu unit
capital employed (CE). Jika satu unit CE
dapat menghasilkan return yang lebih
besar pada suatu perusahaan maka
c. Variabel Independen perusahaan tersebut mampu
Penelitian ini mengggunakan memanfaatkan CE dengan lebih baik.
Metode Pulic untuk mengukur nilai Pemanfaatan CE dengan lebih baik
kinerja Intellectual Capital pada merupakan bagian dari Intellectual
perusahaan, yang lebih dikenal dengan Capital perusahaan. Sehingga CEE
Value Added Intellectual Efficiency menjadi indikator kemampuan
methode (VAICTM). Metode yang intelektual perusahaan untuk
ditemukan oleh Pulic (1998) ini, memanfaatkan Capital Employed
bertujuan untuk menyajikan informasi dengan lebih baik.
tentang value creation efficiency dari Rumusnya:
aset berwujud (tangible assets) dan aset
tidak berwujud (intangible assets) yang ⁄
dimiliki oleh perusahaan.
Berdasarkan penelitian Tan, Dimana:
et.al (2007), intellectual capital pada VA = value added
perusahaan dapat dihitung dengan CE = Total Ekuitas
menggunakan Value Added
Intellectual Efficiency (VAICTM), yang Tahap Ketiga yaitu menghitung Human
merupakan penjumlahan dari beberapa Capital Efficiency (HCE).
komponen Intellectual Capital , yaitu: HCE menunjukkan berapa banyak
(1) Capital Employed Value Added (VA) yang diperoleh dari
Efficiency(CEE); pengeluaran uang untuk pegawai. Jika
(2) Human Capital Efficiency satu unit Human Capital dapat
(HCE);dan menghasilkan penghasilan yang lebih
(3) Structure Capital Efficiency(SCE) besar pada suatu perusahaan
Adapun perhitungan VAIC adalah makaperusahaan tersebut mampu
sebagai berikut : memanfaatkan Human Capital dengan
Tahap pertama menghitung Value lebih baik. HCE menjadi indikator
Added (VA). kualitas SDM yang dimiliki perusahaan
Rumusnya:

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 7


dan kemampuannya dalam Tabel 1
menghasilkan VA. Hasil Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
Rumusnya: Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation

⁄ Capital
Employed
22
2
,01664 1,72048 ,3178346 ,26293138
Efficiency
Human
22 2,118410 1,1336003
Capital 1,00415 6,47364
VA didapatkan dari Jumlah Efficiency
2 9 4
Structural
Pendapatan yang diperoleh perusahaan Capital
22
,00413 ,84553 ,4181582 ,22978496
2
Efficiency
dikurangi Beban Operasional kecuali Intellectua 22 2,854403 1,4326506
1,07900 8,74648
Beban Gaji dan Upah atau beban l Capital
Competitiv
2 6 1

karyawan. Sedangkan HC merupakan e


Adventag
22
2
,18626 3,95168
1,080232
7
,57039647
Human Capital yang terdiri dari total e
Kinerja 22
,00054 1,35849 ,1429051 ,19334159
beban gaji dan upah atau beban Keuangan 2
Valid N 22
karyawan. (listwise) 2

Sumber : Data Olahan,2019


Tahap Keempat adalah Menghitung
Structure Capital Effficiency (SCE). Hasil Uji Normalitas
Rasio ini mengukur jumlah
Structure Capital (SC) yang dibutuhkan Tabel 2
untuk menghasilkan Value Added (VA) Hasil Uji Normalitas (Sebelum
dan merupakan indikasi seberapa sukses Transformasi Data)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Structure Capital (SC) dalam Kiner
VAI ja
melakukan proses penciptaan nilai pada CE HC SC CT Keua
E E E M CA ngan
perusahaan. N 222 222 222 222 222 222
Rumusnya: Normal
Param
Mea
n
0,3
178
2,1
184
0,4
181
2,85
1,0
802
0,14
440 291
etersa,b 3 1 6 3
Std. 0,2 1,1 0,2 0,5
1,43 0,19
⁄ Devi
ation
629
3
336
0
297
8
265
704
0
334
Most Abs ,16 ,17 ,05 ,11
,137 ,232
Extrem olute 9 0 9 2
Dimana: e Posi ,16 ,17 ,05
,137
,11
,232
Differe tive 9 0 6 2
SC = Structure Capital adalah total nces Neg - - - -
-
ative ,13 ,16 ,05 ,07 -,231
dari VA dikurangi HC 0 3 9
,108
6
VA = Value Added Test Statistic ,16
9
,17
0
,05
9
,137
,11
2
,232

HC = Human Capital yaitu Beban Asymp. Sig. (2-


tailed)
,00
0 c
,00
0c
,06
0c
,000
c
,00
0c
,000c
Personalia atau Beban Gaji Karyawan a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Tahap Kelima yaitu tahap Sumber : Data Olahan,2019
penjumlahan seluruh komponen
Intellectual Capital (VAICTM) Dari tabel di atas dapat dilihat
Rumusnya: bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) 1 variabel
(SCE) bernilai lebih besar atau sama
dengan α = 0,05, sedangkan sisanya
yaitu 5 variabel (CEE, HCE, VAICTM,
CA dan Kinerja Keuangan) bernilai
lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini
HASIL PENELITIAN DAN mengindikasikan bahwa data dalam
PEMBAHASAN penelitian ini tidak berdistribusi normal.
Data yang tidak berdistribusi
Hasil Uji Statistik Deskriptif normal dapat disebabkan oleh adanya
Hasil uji statistik dalam outlier, yaitu data yang memiliki nilai
yang sangat menyimpang dari nilai data
penelitian ini dapat dilihat pada tabel
lainnya. Beberapa cara mengatasi data
berikut.
outlier yaitu:
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 8
- Lakukan transformasi data ke Dari tabel 4 di atas, maka dapat
bentuk lainnya, diketahui persamaan regresi linear
- Lakukan winsorizing, yaitu berganda sebagai berikut:
membuang data outlier,
- Lakukan trimming, yaitu mengubah
nilai data yang outlier ke suatu nilai
tertentu.
Evaluasi dilakukan dengan
Tabel 3 mengamati setiap hubungan variabel
Hasil Uji Normalitas (Setelah independen dan variabel dependen pada
Dilakukan Transformasi Data) tabel koefisien Path dan Signifikan.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Ln_ Invers Arsin Invers Ln_ Arsi
Nilai yang digunakan pada koefisien
X1 _X2 _X3 _X4 Z n_Y path dan signifikan dapat dilihat pada
N 205 205 205 205 205 205
Normal Mean -
40,05
-
19,1
kolom “Standardized Coefficients-Beta
Paramet
ersa,b
1,3 ,5749
679
97
,4217 ,04
60
512 dan Sig.” Sehingga hasil koefisien path
Std.
Devia
,57 ,2160 13,71 ,1552 ,37 7,32 hubungan antara variabel dependen
566 8 123 6 178 633
tion
Most Absol ,06 ,05 dengan variabel independen dapat
,061 ,047 ,040 ,056
Extreme ute
Differen Positi
1
,03 ,03
1 disajikan pada tabel berikut ini:
,057 ,034 ,040 ,049
ces ve 0 1
Nega - -
-
tive ,06
1
-,061 -,047 -,025 ,05
1
,056 Tabel 5
Test Statistic ,06
,061 ,047 ,040
,05
,056 Hasil Analisis Jalur Substruktur 1
1 1
Asymp. Sig. (2- ,06 c ,200c, ,200c, ,20 ,200 Variabel Koefisien Sig
c ,057 d d c,d c,d Path
tailed) 0 0
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Capital Employed Efficiency (X1)
c. Lilliefors Significance Correction. →Competitive Adventage (Z) 0,409 0,000
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data Olahan,2019 Human Capital Efficiency (X2)
-0,400 0,610
→Competitive Adventage (Z)
Structural Capital Efficiency (X3)
-0,038 0,961
Dari tabel di atas menunjukkan →Competitive Adventage (Z)
Value Added Intellectual Coefficient
hasil pengujian normalitas setelah (X4) →Competitive Adventage (Z)
0,332 0,000
dilakukan transformasi data. Hasilnya Sumber : Data Olahan, 2019
menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-
tailed) semua variabel (CEE, HCE, SCE, Tabel 6
Intellectual Capital, CA dan Kinerja Hasil Analisis Regresi Linear
Keuangan) bernilai lebih besar atau sama Berganda Substruktur 2
dengan nilai α = 0,05. Hal ini Coefficientsa
Standardize
mengindikasikan bahwa data dalam Unstandardized d
penelitian ini telah berdistribusi normal. Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta T Sig.
Analisis Jalur 1 (Constant
)
-
27,49
19,15
-1,435
,15
1 3
Regresi Linear Berganda 1
Ln_X1 ,00
2,851 ,507 ,224 5,619
0
Tabel 4 Invers_X2 30,19 16,01
,891 1,885
,06
5 6 1
Hasil Analisis Regresi Linear Arsin_X3 ,00
,778 ,251 1,457 3,097
Berganda Substruktur 1 a
2
Coefficients Invers_X4 ,00
5,728 1,953 ,121 2,933
4
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Ln_Z 10,60 ,00
8,931 ,842 ,453
8 0
Std.
Model B Error Beta T Sig. a. Dependent Variable: Arsin_Y
1 (Constant) ,417 1,608 ,259 ,796 Sumber : Data Olahan, 2019
Ln_X1 ,264 ,038 ,409 6,894 ,000
Invers_X2 -,688 1,344 -,400 -,512 ,610
Arsin_X3 -,001 ,021 -,038 -,049 ,961 Dari Tabel 6 maka dapat
Invers_X4 ,794 ,154 ,332 5,153 ,000
a. Dependent Variable: Ln_Z
diketahui persamaan regresi linear
Sumber : Data Olahan,2019 berganda sebagai berikut:

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 9


= 1 – (0,758 . 0,758) x (0,504 .
0,504)
= 1 – (0,575 x 0,254)
= 1 – 0,146
= 0,854 = 85,4%
Evaluasi dilakukan dengan Didapatkan koefisien determinasi
mengamati setiap hubungan variabel total sebesar 85,4%, artinya, keragaman
independen dan variabel dependen pada data yang dapat dijelaskan oleh model
tabel koefisien Path dan Signifikan. dalam penelitian ini adalah sebesar
Nilai yang digunakan pada koefisien 85,4% atau dengan kata lain informasi
path dan signifikan dapat dilihat pada yang terkandung dalam data, 85,4%
kolom “Standardized Coefficients-Beta dapat dijelaskan oleh model tersebut,
dan Sig.” Sehingga hasil koefisien path sedangkan sisanya sebesar 14,6%
hubungan antara variabel dependen dijelaskan oleh variabel lain yang belum
dengan variabel independen dapat dapat dalam model dan error.
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 8
Tabel 7 Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Variabel Koefisien Sig. Keputusan
Hasil Analisis Jalur Regresi
Substruktur 2 H1 X1 → Y 0,224 0,000 H1
Variabel Koefisien Sig diterima
Path H1a Z→ Y 0,453 0,000 H1a
Capital Employed Efficiency (X1) → 0,224 0,000 diterima
Kinerja Keuangan (Y) H1b X1 → Z H1b
0,409 0,000
Human Capital Efficiency (X2) → 0,891 0,061 diterima
Kinerja Keuangan (Y) X1 → Z 0,409 0,000 H1c
H1c
Structural Capital Efficiency (X3) → 1,457 0,002 Z→ Y 0,453 0,000 diterima
Kinerja Keuangan (Y) H2 X 2→ Y 0,891 0,061 H2 ditolak
Value Added Intellectual Coefficient 0,121 0,004 H2a X2→ Z -0,400 0,610 H2a ditolak
(X4) → Kinerja Keuangan (Y) X2→ Z -0,400 0,610
H2b H2b ditolak
Competitive Adventage (Z) → Kinerja 0,453 0,000 Z→ Y 0,453 0,000
Keuangan (Y) H3 X 3→ Y 1,457 0,002 H3
diterima
Sumber : Data Olahan, 2019 H3a X3→ Z -0,038 0,961 H3a ditolak
X3→ Z -0,038 0,961
H3b H3b ditolak
Z→ Y 0,453 0,000
Hasil Uji Koefisien Determinasi X 4→ Y 0,121 0,004 H4
H4
Persamaan 1: diterima
X4→ Z H4a
H4a 0,332 0,000
diterima
X4→ Z 0,332 0,000 H4b
H4b
Z→ Y 0,453 0,000 diterima
√ √ = 0,758 Sumber : Data Olahan, 2019

SIMPULAN DAN SARAN


Persamaan 2:
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian,
√ √ = 0,504 didapatkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut:

1. Pengaruh Capital Employed


Koefisien determinasi total adalah Efficiency (CEE) Terhadap Kinerja
total keragaman yang dapat dijelaskan Keuangan
oleh model. Total keragaman tersebut Semakin tinggi nilai CEE berarti
dapat dihitung dengan formula sebagai semakin tinggi efisiensifitas perusahaan
berikut: dalam menggunakan modal fisiknya
R2m = 1 – (Pe1.Pe1) x (Pe2.Pe2) sehingga dapat meningkatkan
pendapatan perusahaan, dimana
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 10
peningkatan terhadap pendapatan 4. Pengaruh Capital Employed
tersebut dapat mencerminkan Efficiency (CEE) Terhadap Kinerja
peningkatan kinerja keuangan Keuangan Melalui Mediasi
perusahaan. Jadi dapat disimpulkan Competitive Adventage
bahwa Capital employed efficiency Capital Employed Efficiency
(CEE) dengan luas pengungkapannya (CEE) terbukti berpengaruh terhadap
dalam penyajian laporan keuangan pada kinerja keuangan melalui mediasi
perusahaan industri manufaktur akan competitive adventage. Dalam modal
berpengaruh terhadap terciptanya kinerja fisik terdapat modal finansial yang
dimana dapat meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan itu sendiri.
keuangan apabila dikelola dengan baik.
Pengelolaan modal finansial ini dapat
2. Pengaruh Competitive Adventage menghasilkan value added yang akan
Terhadap Kinerja Keuangan meningkatkat keunggulan kompetitif
Competitive Adventage terbukti perusahaan industri manufaktur, dimana
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. keunggulan kompetitif tersebut dapat
Pada pasar yang bersaing, kemampuan mendorong terhadap peningkatan
perusahaan menghasilkan kinerja, kinerja keuangan perusahaan tersebut.
terutama kinerja keuangan sangat
5. Pengaruh Human Capital
bergantung pada derajat keunggulan
Efficiency (HCE) Terhadap Kinerja
kompetitifnya. Semakin meningkat Keuangan
derajat keunggulan kompetitif Human Capital Efficiency
perusahaan, maka semakin meningkat (HCE) tidak terbukti berpengaruh
kinerja keuangan perusahaan tersebut. terhadap kinerja keuangan. Hal ini
menunjukkan bahwa HCE belum
sepenuhnya mendukung bagi
3. Pengaruh Capital Employed
peningkatan kinerja keuangan
Efficiency (CEE) Terhadap perusahaan industri manufaktur yang
Competitive Adventage terdapat di Indonesia. Ada berbagai
Capital Employed Efficiency faktor yang menyebabkan HCE belum
(CEE) terbukti berpengaruh terhadap sepenuhnya mampu untuk meningkatkan
competitive adventage. Pengelolan laba perusahaan. Ada indikasi bahwa
intellectual capital (VAICTM)yang gaji dan tunjangan yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawannya belum
terdiri dari 3 komponen yang salah mampu untuk memotivasi karyawan
satunya adalah Capital Employed dalam meningkatkan pendapatan dan
Efficiency (CEE) yang dapat profit perusahaan, tanpa diiringi oleh
menghasilkan value added akan pengelolaan SDM yang baik seperti
meningkatkan keunggulan kompetitif pelatihan dan pengembangan karyawan.
yang dimiliki perusahaan. Jika 1 unit Ahli teori modal manusia yaitu Becker
dalam Soetedjo dan Mursida (2014)
dari CE menghasilkan keunggulanyang
beranggapan bahwa peningkatan
lebih besar daripada perusahaan yang ketermapilan, pengetahuan, dan
lain, maka berarti perusahaan tersebut kemampuan karyawan dapat berperan
lebih baik dalam memanfaatkan CE memperbaiki kinerja perusahaan.
yang dimilikinya. Dimana jika hal ini
dapat berlangsung secara berkelanjutan, 6. Pengaruh Human Capital
maka akan meningkatkan tingkat Efficiency (HCE) Terhadap
keunggulan yang dimiliki perusahaan Competitive Adventage
Human Capital Efficiency
tersebut dibandingkan dengan (HCE) tidak terbukti berpengaruh
perusahaan lain. terhadap competitve adventage. Empat
kriteria sumber daya sebuah perusahaan
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 11
agar dapat mencapai keunggulan struktural pada perusahaan industri
kompetitif yaitu valuable, rare, manufaktur yang terdapat di Indonesia
imperfect imitability dan non- sudah dikelola dengan cukup baik.
substitution. Di dalam teori RBV Budaya manajemen perusahaan,
memfokuskan perhatian pada eksistensi merek dagang di pasar, dan
pengetahuan dan keterampilan individu, kualitas aktivitas internal membantu
baik pengusaha maupun karyawan yang mendorong meningkatkan kinerja
memiliki kontribusi untuk keunggulan keuangan perusahaan tersebut. Sehingga
kompetitif perusahaan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa modal
di atas mengindikasikan bahwa
struktural yang terdapat pada perusahaan
pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki karyawan pada suatu dapat berpengaruh terhadap pencapaian
perusahaan industri manufaktur kinerja keuangan perusahaan.
kemungkinan dapat dengan mudah ditiru
oleh perusahaan pesaingnya. Sehingga 9. Pengaruh Structural Capital
pengetahuan dan keterampilan tersebut Efficiency (SCE) Terhadap
tidak dapat mempengaruhi keunggulan Competitive Adventage
kompetitif yang dimiliki oleh Structural Capital Efficiency
perusahaan industri manufaktur yang (SCE) tidak terbukti berpengaruh
terdapat di Indonesia. terhadap competitive adventage. SCE
tidak berpengaruh terhadap competitive
7. Pengaruh Human Capital adventage dikarenakan ada
Efficiency (HCE) Terhadap Kinerja kemungkinan kurang maksimalnya
Keuangan Melalui Mediasi perusahaan industri manufaktur dalam
Competitive Adventage mengimplementasikan strategi yang
Competitive Adventage tidak mengeksploitasi keunggulan internal
terbukti dapat memediasi hubungan perusahaan tersebut, sehingga strategi
antara Human Capital Efficiency (HCE) tersebut cenderung tidak memberikan
terhadap kinerja keuangan. Hal ini
keunggulan kompetitif bagi perusahaan
dikarenakan adanya kemungkinan
tersebut.
bahwa pengeluaran yang dikeluarkan
oleh perusahaan industri manufaktur di
Indonesia terkait pengelolaan human 10. Pengaruh Structural Capital
capital tidak dapat memberikan Efficiecny (SCE) Terhadap Kinerja
keungulan bagi perusahaan tersebut Keuangan Melalui Mediasi
dibandingkan dengan perusahaan Competitive Adventage
kompetitor. Selain itu, pengeluaran Structural Capital Efficiency
tersebut cukup besar namun tidak (SCE) tidak terbukti berpengaruh
memberikan peningkatan terhadap terhadap kinerja keuangan setelah
kinerja keuangan perusahaan tersebut. dimediasi competitive adventage.
Sehingga keunggulan kompetitif Budaya manajemen perusahaan,
perusahaan tidak dapat memediasi eksistensi merek dagang di pasar, dan
hubungan human capital efficiency kualitas aktivitas internal membantu
(HCE)dengan kinerja keuangan pada mendorong meningkatkan kinerja
perusahaan industri manufaktur yang keuangan perusahaan tersebut.
terdapat di Indonesia. Meskipun structural capital dapat
membantu perusahaan dalam
8. Pengaruh Structural Capital meningkatkan kinerja keuangan
Efficiency (SCE) Terhadap Kinerja perusahaan tersebut, akan tetapi
Keuangan structural capital tersebut belum tentu
Structural Capital Efficiency dapat menggambarkan derajat
(SCE) terbukti berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif yang dimiliki
kinerja keuangan.. Hasil pengujian di perusahaan. Hal ini dikarenakan suatu
atas menjelaskan bahwa modal
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 12
perusahaan memiliki derajat keunggulan 13. Pengaruh Value Added
kompetitif apabila perusahaan tersebut Intellectual Coefficient (VAICTM)
memiliki sumber daya (baik sumber Terhadap Kinerja Keuangan Melalui
daya fisik maupun sumber daya Mediasi Competitive Adventage
struktural yang dimiliki perusahaan) Value Added Intellectual Coefficient
yang berbeda dibandingkan perusahaan (VAICTM) terbukti berpengaruh terhadap
kompetitornya. Sehingga dengan kinerja keuangan setelah dimediasi
demikian Structural Capital Efficiency melalui competitive adventage.
TM
(SCE) dapat berpengaruh terhadap Intellectual capital(VAIC ) dapat
kinerja keuangan tanpa melaui mediasi menciptakan keunggulan bersaing dalam
dari competitive adventage. perubahan lingkungan bisnis yang
dinamis, salah satunya dapat diwujudkan
11. Pengaruh Value Added dengan memiliki kompetensi unik
Intellectual Coefficient (VAICTM) (bernilai, langka, tidak mudah ditiru, dan
Terhadap Kinerja Keuangan tidak mudah digantikan) yang tidak
Value Added Intellectual dimiliki pesaing. Semakin baik
Coefficient (VAICTM) terbukti pengelolaan dan pemanfaatan intellectual
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. capital dalam suatu perusahaan, maka
Intellectual Capital mencakup tentang akan semakin besar tingkat keunggulan
pengetahuan karyawan, organisasi dan bersaing yang diperoleh, yang
kemampuan perusahaan dalam selanjutnya dapat meningkatkan
menciptakan nilai tambah (value added). pendapatan dan keuntungan perusahaan.
Semakin tinggi nilai intellectual capital Menurut teori RBV, intellectual capital
(VAICTM), maka laba perusahaan akan memenuhi kriteria-kriteria sumber daya
semakin meningkat. Peningkatan laba unik yang mampu menciptakan
ini akan berdampak pada peningkatan keunggulan kompetitif perusahaan
kinerja keuangan perusahaan. sehingga dapat menciptakan value bagi
perusahaan. Value yang dimaksud yaitu
12. Pengaruh Value Added kinerja yang semakin baik di dalam
Intellectual Coefficient (VAICTM) perusahaan.
Terhadap Competitive Adventage
Value Added Intellectual Saran
Coefficient (VAICTM) terbukti Berdasarkan hasil penelitian
berpengaruh terhadap competitive serta hal-hal yang terkait dengan
adventage. Ini berarti bahwa keberadaan keterbatasan penelitian ini, maka saran
intellectual capital di dalam perusahaan yang dapat diberikan yaitu, 1) Sebaiknya
dapat mendorong terciptanya untuk penelitian selanjutnya, peneliti
keunggulan kompetitif perusahaan diharapkan untuk menambah variabel
tersebut. Perusahaan industri manufaktur independen. Pada variabel intervening,
yang mampu mengelola IC dengan baik diharapkan peneliti selanjutnya
maka akan sangat berpengaruh pada menggunakan variabel lain yang dapat
keunggulan kompetitif pada perusahaan menjadi variabel mediasi untuk kinerja
tersebut. Semakin tinggi nilai IC maka keuangan. 2) Peneliti selanjutnya bisa
keunggulan kompetitif perusahaan memperluas sampel penelitian, dan
semakin besar. Keunikan dari aset memperluas waktu penelitian lebih dari
intelektual yang berada dalam suatu 3 tahun. 3) Peneliti selanjutnya dapat
organisasi atau perusahaan dapat mengganti atau menambahkan proksi
menempatkan perusahaan tersebut yang digunakan untuk mengukur
dalam posisi persaingan yang lebih baik. variabel kinerja keuangan. 4) Sebaiknya
untuk penelitian selanjutnya tidak hanya
menggunakan data sekunder dalam

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 13


menilai pengaruh intellectual capital Kamath, G.B. 2007. “The intellectual
terhadap kinerja keuangan, tetapi juga capital performance of Indian
dapat menggunakan data primer. banking sector”.Journal of
Sehingga hasil penelitian akan dapat Intellectual Capital. Vol. 8 No. 1.
lebih menggambarkan kondisi pp. 96-123.
perusahaan.
Kasmir. (2011). Analisis Laporan
DAFTAR PUSTAKA Keuangan.Edisi 1. Jakarta:
Rajawali Pers.
Bontis et al. 2015. “Intellectual Capital
in Serbia’s hotel industry”. Kuncoro, Mudrajad. 2006. STRATEGI
International Journal of BAGAIMANA MERAIH
Contemporary Hospitality KEUNGGULAN KOMPETITIF.
Management Vol. 27 No. 6. Jakarta: Erlangga.
Emerald Group Publishing Limited.
Kuryanto,B.dan M.Safruddin.2008.
Cahyani, Ramadhania Intan dkk. 2015. “Pengaruh Modal Intellektual
“Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan .
terhadap profitabilitas pada Simposium Nasional Akuntansi XI
Perusahaan Manufaktur yang (SNA XI). July 23-24.Pontianak.
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Riset Akuntansi dan Leon, Farah Margaretha. 2017.
Perpajakan JRAP Vol.2 No. 1. “Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Kinerja Keuangan
Chen, M.C, Shu-Ju C, dan Yunchang H. Perusahaan Go Publik di Indonesia.
2005. An empirical investigation of Forum Ilmiah Vol. 14 No. 2.
the relationship between intellectual
capital and firms’ market value and Libyanita, Mayangtari. 2016. “Pengaruh
financial performance. Journal of Intellectual Capital Terhadap
Intellectual Capital. Vol.6. No.2. Kinerja Keuangan dengan
Mei:159-176. Emerald Group Competitive Adventage sebagai
Publishing Limited. Variabel Intervening. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi Vol. 5 No. 6.
Hesti Rahmasari, (2011), “Pengaruh
Perputaran Kas, Perputaran Mamduh, M Hanafi Dan Abdul Halim,
Piutang, dan Perputaran Persediaan (2007). Analisis Laporan
terhadap Laba Usaha pada Keuangan. Edisi Ketiga. Cetakan
Perusahaan Dagang yang terdaftar Pertama. Yogyakarta: UPP STIM
di BEI”. Skripsi. Universitas YKPN.
Pembangunan Nasional Veteran.
Jawa Timur. Pulic, A. 2000.“VAIC – an accounting
tool for IC management”. (online),
Jayati, Sonya Erythrina. 2016. (www.vaicon.net. Diakses tanggal
“Pengaruh Intellectual Capital 20 Desember 2017).
Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Perdagangan Jasa yang Pulic, A. 2004. Intellectual Capital:
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Does It Create or Destroy
Skripsi. Universitas Negeri Value?.Measuring Business
Yogyakarta. Excellence, Vol. 8 No. 1, pp. 62-8.
Putra, Lutfi Jaya. (2009). Pengaruh
Perputaran Modal Kerja

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 14


TerhadapProfitabilitas (Studi Kasus
PT.Indofood Sukses Makmur Tbk. Tan et al. 2007.Intellectual capital and
Skripsi.Fakultas Ekonomi financial returns of companies.
Universitas Gunadarma, Jakarta. Journal of Intellectual Capital Vol.
8 No. 1, 2007 pp. 76-95.
Rahmi, Dian Julia. (2013).
“PengaruhPerputaranAktivaTetap, Ting, Irene Wei Kiong dan Hooi Hooi
PerputaranPersediaan, Lean. 2009. Intellectual Capital
PerputaranPiutangTerhadapProfita Performance of Financial
bilitas pada Perusahaan Real Estate Institutions in Malaysia. Journal of
dan Property yang Listing di BEI”. Intellectual Capital Vol. 10, No.4.
Skripsi. Universitas Riau.
Ujiyanto, Muh. Arief dan Bambang
Rizka, A. 2011. Pengaruh Intellectual Agus Pramuka. 2007. “Mekanisme
Capital Terhadap Kinerja Keuangan Corporate Governance,
Perbankan Syariah di Indonesia. Manajemen Laba dan Kinerja
Skripsi. Universitas Diponegoro, Keuangan. Simposium Nasional
Semarang diunduh dari Akuntansi X, Makassar.
http://eprints.undip.ac.id Diakses
pada tanggal 18 Desember 2017. Ulum, I. 2007. Pengaruh Intellectual
Capital terhadap Kinerja Keuangan
Skousen, K. Fred. W. Steve Albrecht, Perusahaan Perbankan di Indonesia.
James D. Stice, Dan Earl K. Stice. Tesis. Pascasarjana Universitas
(2001). Akuntansi Keuangan: Diponegoro. Semarang.
Konsep dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Warren, C. S., Reeve, J. M, & Fees, P.
E. (2008). Pengantar Akuntansi.
Suminar, Tejo. (2014). Pengaruh buku 1. ed 21, (Alih bahasa
Perputaran Persediaan, Perputaran Farahmita, A., Amanugrahani., &
Piutang dan Perputaran Kas Hendrawan, T.). Jakarta: Salemba
terhadap Profitabilitas pada Empat.
Perusahaan Sektor Industri Barang Wijaya, Anggita Langgeng. (2012).
Konsumsi yang Terdaftar di BEI Pengaruh Komponen Working
Periode 2008-2013. Jurnal Capital terhadap Profitabilitas
Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Perusahaan. Jurnal Dinamika
Universitas Pandanaran. Bandung. Akuntansi. Vol. 4 No.1, pp. 20-26.

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 15

You might also like