Professional Documents
Culture Documents
Keyword: Impeller, Serupura Pump, AISI 431 SS, Annealing, Impact Test
1
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
perbaikan pompa serupura yang membutuhkan waktu cukup
Tabel 1. Data penggunaan pompa PT. NGK lama.
No Pump Area Function
2. TINJAUAN PUSTAKA
Water
1 Selflo Pump Pump suplay main
Distribution
water distribution 2.1 Pompa Sentrifugal
Pompa Sentrifugal adalah jenis pompa tekan dinamis
Cianida, Pump suplay,
yang mengubah energi mekanik kedalam energi hidrolik
2 Serupura Pump Alkali, mixing and
CA (OH)2 preparation tank melalui aktivitas sentrifugal. Pompa sentrifugal mempunyai
sebuah impeller (baling-baling) untuk memindahkan zat cair
Pump suplay to dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi [1].
3 Furukawa Pump Sedimentasi
slury tank Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah dengan mengubah
energi mekanis dari poros menjadi energi fluida, dan energi
Pump suplay to inilah yang menyebabkan pertambahan head tekanan, head
Aom Resistance Limbah
4 pretreatment CR3 kecepatan, dan head potensial pada fluida yang mengalir
Pump rinse CR3
Tank secara berkelanjutan. Prinsip kerja dari pompa sentrifugal ini
Sumber: Dokumen PT NGK Busi Indonesia yaitu pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor
diberikan kepada poros pompa (input shaft) untuk memutar
Tabel 1 merupakan data jenis dan aplikasi pompa yang impeller yang dipasangkan pada poros tersebut sehingga
digunakan di PT. NGK. Dari beberapa tipe pompa sentrifugal fluida yang mengalir di dalamnya ikut terputar oleh sudu-
yang digunakan oleh PT. NGK Busi Indonesia, serupura sudu impeller dan terdorong menuju saluran keluar (output
stainless steel pump merupakan pompa yang memiliki port).
catatan sering mengalami masalah kebocoran pada seal shaft
pompa. Serupura stainless steel pump sendiri difungsikan
pada proses utama pelapisan busi dan pengolahan limbah,
dimana pompa ini digunakan untuk mengalirkan zat-zat
kimia sebagai bahan pelapisan dan additive pada limbah cair.
Seal shaft pada pompa sering mengalami kebocoran sebelum
batas usia pakainya, sehingga banyak terjadi lost time kerja
akibat penggantian yang membutuhkan waktu cukup lama.
Penggantian yang cukup lama ini disebabkan karena hampir Gambar 1. Pompa Sentrifugal (serupura)
semua komponen pompa dan baut pengikatnya mengalami
korosi dan keropos. Setelah dilakukan inspeksi pada seal 2.2 Impeller
shaft, ditemukan bahwa ada serpihan material asing yang Impeller merupakan cakram bulat dari logam dengan
dianalisis adalah serpihan dari material impeller yang berasal sudu-sudu berfungsi untuk mengalirkan fluida akibat gaya
dari meletusnya gelembung udara yang menempel pada sentrifugal yang dihasilkannya dari tenaga mesin yang
impeller (cavitation) secara berulang-ulang dan dirubah menjadi tenaga kinetik [7]. Impeller biasanya terbuat
mengakibatkan terjadinya energi tumbukan dari letusan dari perunggu, polikarbonat, besi tuang atau stainless steel,
gelembung. Fenomena kavitasi yang terjadi pada impeller namun bahan-bahan lain juga digunakan. Penelitian ini
pompa sentrifugal menyebabkan kerusakan–kerusakan menggunakan impeller dengan blade berjumlah lima dan
mekanis yaitu dengan terjadinya lubang-lubang yang disebut digunakan pada pompa serupura yang dioperasikan untuk
erosi cavitasi [5]. proses kimia.
Material impeller yang meiliki sifat kurang baik dalam
proses kimia, menyebabkan material mudah keropos dan
menghasilkan serpihan saat terjadi erosi kavitasi udara yang
menempel. Pada penelitian sebelumnya sudah ada penelitian
yang membahas tentang material tersebut dan pada akhir
penelitiannya, penulis menyarankan untuk menggunakan
material hastelloy B-2 yang memungkinkan memiliki sifat
yang lebih baik daripada Hastelloy dan stainless steel biasa
[6]. Akan tetapi material Hastelloy B-2 merupakan material Gambar 2. Impeller Pompa serupura
yang jarang ditemukan dipasaran khususnya di Indonesia,
sehingga material yang sebanding (comparable) dan cocok 2.3 AISI 431 Stainless Steel
sebagai material impeller terdapat pada stainless steel/AISI AISI 431 merupakan high alloy steel karena memiliki
431 yang tersedia dan mudah didapatkan sesuai dengan kadar karbon lebih dari 5%. Material AISI 431 merupakan
ketentuan dalam pemilihan material. Berdasarkan data dan material yang terdapat paduan antara nikel dan krom di
analisis yang telah dilakukan terhadap masalah impeller di dalamnya sehingga memiliki ketahan yang sangat baik
atas, maka penulis meminta izin untuk melakukan penelitian terhadap zat asam dan memiliki konsentrasi serta suhu yang
terkait permasalahn yang ada di perusahaan, dimana nantinya tinggi sehingga resistansinya terhadap laju korosi sangat
bertujuan untuk meminimalisir losetime produksi akibat baik. Baja tahan karat martensitik AISI 431 adalah jenis baja
paduan rendah yang mempunyai struktur hampir sama
2
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
dengan ferritic steel [8]. Material ini juga cocok untuk dalam posisi mendatar dan bagian yang bertakik diberi beban
bebagai macam aplikasi dalam proses kimia dan aplikasi impak dari ayunan bandul [12], sebagaimana telah
yang melibatkan segala bentuk pemesinan. Akan tetapi ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
material high alloy steel memiliki sifat struktur keras dang
getas sehingga membutuhkan perlakuan panas annealing
untuk menurunkan kadar karbon dan meningkatkan
ketangguhannya terhadap tumbukan (toughness). Berikut
adalah komposisi kimia dan mechanical properties material
AISI 431:
3
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
Selain itu adapun ukuran sub-size spesimen menurut standar 1. Variabel bebas
ASTM E23 dimana variasi ukuran tersebut dapat dijadikan Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab
acuan ketika material/bahan yang digunakan sebagai atau yang berpengaruh pada suatu hasil, dimana
spesimen atau perlengkapan pengujian tidak memungkinkan penentuannya dapat diubah-ubah atau dimanipulasi oleh
memakai ukuran standar. peneliti dengan tujuan dapat mengamati fenomena dari hasil
yang didapatkan. Dalam peneltian ini variabel bebas yang
digunakan adalah variasi dari temperatur perlakuan panas
annealing antara lain 550 °C, 650 °C dan 750 °C.
2. Varibel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang diamati untuk
diukur sebagai acuan dalam menentukan pengaruh yang
disebabkan oleh variabel bebas. Dimana di dalamnya
Gambar 5. Sub-size Spesimen Uji Impak menurut ASTM E23 termasuk ada atau tidak adanya perubahan yang dihasilkan
[13]
dari variasi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
penelitian ini variabel terikat (respon) yang digunakan adalah
3. METODE PENELITIAN
kekuatan impact material AISI 431.
3. Variabel Terkontrol
3.1 Rancangan Penelitian
Variabel kontrol merupakan variabel yang dapat
dikendalikan agar variabel bebas terhadap variabel terikat
tidak dipengaruhi dengan variabel lain yang tidak termasuk
didalam penelitian.
4
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
3.5 Pembuatan Spesimen Uji Impak Faktorial. Penggunaan metode tersebut dikarenakan penulis
Spesimen uji impak dengan metode charpy memiliki menggunakan dua variabel bebas dengan beberapa tingkatan
ukuran standar dan sub-size berdasarkan ASTM E23. Dalam dan replikasi dimasing-masing variabel. Penggunakan
proses pembuatannya adapun alat-alat yang dibutuhkan metode Desain Eksperimen (DOE) Faktorial ini juga
antara lain cutting saw machine, mesin frais, gerinda tangan, digunakan untuk mengetahui interaksi rataan antara kedua
kikir kasar, kikir halus, tungku pembakaran/dapur tinggi, dan variabel bebas. Dari data hasil perhitungan manual dan
alat uji impak charpy dengan bahan material yaitu AISI 431 analisis menggunakan Minitab 17 yang telah dilakukan,
stainless steel. Pada penelitian ini, dimensi spesimen yang terdapat beberapa pokok penting yang diperoleh dan
dibuat yaitu menggunakan sub-size berdasarkan ASTM E23 digunakan sebagai perbandingan untuk melakukan analisis,
dengan ukuran sebagai berikut: sehingga didapatkan tabel perbandingan sebagai berikut:
B(Holding Time
terhadap kekuatan
Gambar 8. Spesimen sub-size berdasarkan ASTM E23 2 b-1=2 8,43 3,55
impak)
5
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
pengaruh dari kedua variabel bebas, sebaliknya jika nilai
koefisien determinasi semakin menjauhi angka 100% maka
pengaruh dari kedua variabel bebas terhadap variabel terikat
semakin sedikit atau bahkan tidak berpengaruh sama sekali.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, nilai
koefisien determinasi/R square yang didapatkan sebesar
87,52%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persentase
pengaruh kedua variabel bebas terhadap variabel terikat Gambar 10. Hasil patahan pada temperatur 550 oC dan waktu
cukup besar. tahan 40 menit
Pengaruh temperaur dan holding time terhadap kekuatan
impak juga dibuktikan dari perolehan grafik pada analisis
data. Dimana dari grafik tersebut disimpulkan bahwa
semakin tinggi variasi temperatur tidak selalu meningkatkan
kekuatan impak material AISI 431 sedangkan semakin lama
waktu tahan maka deformasi struktur mikro bahan akibat
perlakuan panas dapat merata.
Gambar 11. Hasil patahan pada temperatur 650 oC dan waktu
tahan 40 menit
6
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
perpatahan terlihat buram, hal ini menandakan bahwa
material memiliki sifat ulet (ductile).
2. Dari hasil pengujian pengaruh waktu tahan (holding
time) terhadap kekuatan impak material AISI 431,
dimana nilai harga impak tertinggi yang dihasilkan
adalah pada variasi waktu tahan selama 40 menit
dengan rata-rata harga impak sebesar 1,23130 J/mm2
dari harga awal yaitu 0,638 J/mm2. Hasil analisis
perpatahan juga menunjukkan bahwa material memiliki
sifat ulet (ductile).
3. Dari analisis pengaruh interaksi antara temperatur dan
holding time terhadap kekuatan impak material AISI
431, dapat disimpulkan bahwa pengaruh interaksi
kedua variabel terhadap kekuatan impaknya tidak
begitu signifikan. Hal ini ditunjukkan dari nilai interaksi
kedua variabel lebih besar dari alfa (P value > 5%).
6. DAFTAR PUSTAKA
7
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang