You are on page 1of 8

Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No.

01, Agustus 2019


Politeknik Negeri Malang

JURNAL MAHASISWA D-IV


TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
Homepage jurnal: http://tmpp.polinema.ac.id/jurnal_mahasiswa

Pengaruh Temperatur dan Holding Time Proses Annealing Terhadap Kekuatan


Impact Material AISI 431 Impeller Pompa
Moch Saiful Arifin1, Vinan Viyus2
Jl. Soekarno-Hatta No. 9, PO. BOX. 04 Malang - Jawa Timur
mochsaifularifin92@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK


Naskah Diterima 25 Juli 2019 Impeller is one of the pump components that is often damaged. PT NGK. Busi Indonesia is
Naskah Direvisi 6 Agustus 2019 a manufacturing company that utilizes the application of centrifugal pumps as the main
Naskah Disetujui 26 Agustus 2019 production line where the pump impeller (serupura pump) in the chemical process has a high
Naskah Online 30 Agustus 2019 frequency of damage. Based the company's analysis, the impeller damage on chemical
process is caused by cavitation accompanied with corrosion rate so that the impeller material
debris is carried away by the pump rotation and cause a leak in the pump seal. This study
entitled "The Effect of Temperature and Holding Time of Annealing Process on the Impact
Strength AISI 431 Material of Pump Impeller" with the aim for giving more information
about impeller material that is suitable and able to absorb impact energy from cavitation along
with corrosion rates. This study uses experimental methods and the approach method used is
analysis of Experimental Design (DOE) Factorial with the aim of knowing the level of
significance of the influence of the two independent variables with each level to the
dependent variable. The results of this study show that the higher annealing temperatur is not
directly proportional with increase from impact strength of the AISI 431 material, but while
the longer of holding time is given, it causes the impact strength of material to increase.
Where the higher impact strength of the AISI 431 material was obtained in a variation of
temperaur 650 ° C and variation of holding time was 40 minutes with average of impact value
is 1,23 J/mm2.

Keyword: Impeller, Serupura Pump, AISI 431 SS, Annealing, Impact Test

1. PENDAHULUAN kecepatan, aliran impeller diputar oleh motor penggerak


pompa, menyebabkan aliran akan berputar dan gerakan aliran
Pompa adalah alat yang digunakan untuk memindahkan akan mengikuti impeller dan keluar dengan kecepatan yang
cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat yang lain, melalui besar [2]. Kerusakan yang sering terjadi pada impeller yaitu
media (saluran) dengan cara menambahkan energi pada keretakan (crack) dan korosi. Keretakan yang terjadi
cairan yang dipindahkan. Pompa sentrifugal merupakan diakibatkan dari beberapa faktor antara lain tekanan balik
suatu mesin kinetis yang bekerja dengan cara mengubah dari fluida yang dialirkan, getaran yang berlebih akibat
energi mekanik menjadi energi fliuda menggunakan gaya keausan komponen dan juga kelelahan material penyusun
sentrifugal [1]. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat dari impeller tersebut [3]. Selain itu laju korosi yang terjadi
perbedaan tekanan antara bagian hisap (suction) dan bagian pada impeller yang diakibatkan oleh serangan zat kimia juga
tekan (discharge). Aplikasi pompa sendiri tidak sedikit dapat menyebabkan kegagalan material dan mengurangi
ditemukan pada operasi penambangan dan industri dimana kekuatan impeller untuk mengalirkan fluida [4].
digunakan untuk menangani berbagai macam cairan PT. NGK Busi Indonesia merupakan perusahaan milik
diantaranya mengandung zat cair atau asam pekat bahkan Jepang yang terkenal memproduksi busi berkualitas yang
keduanya, dan sebagian besar pompa yang digunakan yaitu cukup baik dan terpercaya. Adapun pemanfaatan pompa
pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal tersusun atas beberapa sentrifugal untuk mengalirkan atau mensirkulasikan fluida
komponen, antara lain: impeller, volute atau casing, shaft antara lain terdapat pada proses pelapisan busi (plating),
sleeve, dan lain-lain. Salah satu komponen pompa yang pengolahan limbah dan juga sistem pendingin yang nantinya
paling sering mengalami kerusakan adalah impeller. Impeller digunakan berbagai macam tipe pompa sesuai fungsinya.
adalah bagian penting pompa sentrifugal dimana terjadi Pompa yang digunakan yaitu slury pump, serupura stainless
perubahan energi mekanis berupa putaran menjadi steel pump, pompa selflo dll.

1
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
perbaikan pompa serupura yang membutuhkan waktu cukup
Tabel 1. Data penggunaan pompa PT. NGK lama.
No Pump Area Function
2. TINJAUAN PUSTAKA
Water
1 Selflo Pump Pump suplay main
Distribution
water distribution 2.1 Pompa Sentrifugal
Pompa Sentrifugal adalah jenis pompa tekan dinamis
Cianida, Pump suplay,
yang mengubah energi mekanik kedalam energi hidrolik
2 Serupura Pump Alkali, mixing and
CA (OH)2 preparation tank melalui aktivitas sentrifugal. Pompa sentrifugal mempunyai
sebuah impeller (baling-baling) untuk memindahkan zat cair
Pump suplay to dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi [1].
3 Furukawa Pump Sedimentasi
slury tank Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah dengan mengubah
energi mekanis dari poros menjadi energi fluida, dan energi
Pump suplay to inilah yang menyebabkan pertambahan head tekanan, head
Aom Resistance Limbah
4 pretreatment CR3 kecepatan, dan head potensial pada fluida yang mengalir
Pump rinse CR3
Tank secara berkelanjutan. Prinsip kerja dari pompa sentrifugal ini
Sumber: Dokumen PT NGK Busi Indonesia yaitu pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor
diberikan kepada poros pompa (input shaft) untuk memutar
Tabel 1 merupakan data jenis dan aplikasi pompa yang impeller yang dipasangkan pada poros tersebut sehingga
digunakan di PT. NGK. Dari beberapa tipe pompa sentrifugal fluida yang mengalir di dalamnya ikut terputar oleh sudu-
yang digunakan oleh PT. NGK Busi Indonesia, serupura sudu impeller dan terdorong menuju saluran keluar (output
stainless steel pump merupakan pompa yang memiliki port).
catatan sering mengalami masalah kebocoran pada seal shaft
pompa. Serupura stainless steel pump sendiri difungsikan
pada proses utama pelapisan busi dan pengolahan limbah,
dimana pompa ini digunakan untuk mengalirkan zat-zat
kimia sebagai bahan pelapisan dan additive pada limbah cair.
Seal shaft pada pompa sering mengalami kebocoran sebelum
batas usia pakainya, sehingga banyak terjadi lost time kerja
akibat penggantian yang membutuhkan waktu cukup lama.
Penggantian yang cukup lama ini disebabkan karena hampir Gambar 1. Pompa Sentrifugal (serupura)
semua komponen pompa dan baut pengikatnya mengalami
korosi dan keropos. Setelah dilakukan inspeksi pada seal 2.2 Impeller
shaft, ditemukan bahwa ada serpihan material asing yang Impeller merupakan cakram bulat dari logam dengan
dianalisis adalah serpihan dari material impeller yang berasal sudu-sudu berfungsi untuk mengalirkan fluida akibat gaya
dari meletusnya gelembung udara yang menempel pada sentrifugal yang dihasilkannya dari tenaga mesin yang
impeller (cavitation) secara berulang-ulang dan dirubah menjadi tenaga kinetik [7]. Impeller biasanya terbuat
mengakibatkan terjadinya energi tumbukan dari letusan dari perunggu, polikarbonat, besi tuang atau stainless steel,
gelembung. Fenomena kavitasi yang terjadi pada impeller namun bahan-bahan lain juga digunakan. Penelitian ini
pompa sentrifugal menyebabkan kerusakan–kerusakan menggunakan impeller dengan blade berjumlah lima dan
mekanis yaitu dengan terjadinya lubang-lubang yang disebut digunakan pada pompa serupura yang dioperasikan untuk
erosi cavitasi [5]. proses kimia.
Material impeller yang meiliki sifat kurang baik dalam
proses kimia, menyebabkan material mudah keropos dan
menghasilkan serpihan saat terjadi erosi kavitasi udara yang
menempel. Pada penelitian sebelumnya sudah ada penelitian
yang membahas tentang material tersebut dan pada akhir
penelitiannya, penulis menyarankan untuk menggunakan
material hastelloy B-2 yang memungkinkan memiliki sifat
yang lebih baik daripada Hastelloy dan stainless steel biasa
[6]. Akan tetapi material Hastelloy B-2 merupakan material Gambar 2. Impeller Pompa serupura
yang jarang ditemukan dipasaran khususnya di Indonesia,
sehingga material yang sebanding (comparable) dan cocok 2.3 AISI 431 Stainless Steel
sebagai material impeller terdapat pada stainless steel/AISI AISI 431 merupakan high alloy steel karena memiliki
431 yang tersedia dan mudah didapatkan sesuai dengan kadar karbon lebih dari 5%. Material AISI 431 merupakan
ketentuan dalam pemilihan material. Berdasarkan data dan material yang terdapat paduan antara nikel dan krom di
analisis yang telah dilakukan terhadap masalah impeller di dalamnya sehingga memiliki ketahan yang sangat baik
atas, maka penulis meminta izin untuk melakukan penelitian terhadap zat asam dan memiliki konsentrasi serta suhu yang
terkait permasalahn yang ada di perusahaan, dimana nantinya tinggi sehingga resistansinya terhadap laju korosi sangat
bertujuan untuk meminimalisir losetime produksi akibat baik. Baja tahan karat martensitik AISI 431 adalah jenis baja
paduan rendah yang mempunyai struktur hampir sama

2
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
dengan ferritic steel [8]. Material ini juga cocok untuk dalam posisi mendatar dan bagian yang bertakik diberi beban
bebagai macam aplikasi dalam proses kimia dan aplikasi impak dari ayunan bandul [12], sebagaimana telah
yang melibatkan segala bentuk pemesinan. Akan tetapi ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
material high alloy steel memiliki sifat struktur keras dang
getas sehingga membutuhkan perlakuan panas annealing
untuk menurunkan kadar karbon dan meningkatkan
ketangguhannya terhadap tumbukan (toughness). Berikut
adalah komposisi kimia dan mechanical properties material
AISI 431:

Tabel 2. Chemical Composition Aisi 431


Komposisi Kimia Nilai
C 0.20 max
Si 1.00 max
Mn 1.00 max
P 0.04 max
Gambar 3. Mesin Uji Impak Charpy
S 0.03 max
Cr 15.0/17.0 min/max
Ni 1.25/2.50 min/max Pada pengujian impak ini banyaknya energi yang diserap
Sumber: Dokumen PT Tira Austenit Tbk oleh bahan untuk terjadinya perpatahan merupakan ukuran
ketahanan impak atau ketangguhan bahan tersebut. Pada
Tabel 3. Mechanical Properties Aisi 431 gambar di atas dapat dilihat bahwa setelah benda uji patah
AISI 431 Nilai akibat deformasi, bandul pendulum melanjutkan ayunannya
YS/0.2% (MPa) 655 min hingga posisi h2. Bila bahan tersebut tangguh yaitu makin
TS (MPa) 862 min mampu menyerap energi lebih besar maka makin rendah
EI (%) 20 m posisi h2. Suatu material dikatakan tangguh bila memiliki
Hardness (HB) 285 max kemampuan menyerap bahan kejut yang besar tanpa
Sumber: Dokumen PT Tira Austenit Tbk
terjadinya retak atau terdeformasi dengan mudah.
Perhitungan energi impak didasarkan pada hukum kekekalan
2.4 Perlakuan Panas Annealing
energi, yaitu energi sebelum tumbukan sama dengan energi
Annealing adalah proses perlakuan panas (heat
sesudah tumbukan sehingga didapatkan rumus sebagai
treatment) yang dilakukan terhadap logam ferro atau non-
berikut:
ferro dalam proses pembuatan suatu produk. Tahapan dari
EI
proses annealing ini diikuti dengan pendinginan perlahan.
HI = (Joule/mm2) (1)
Tujuan utama dari proses ini adalah untuk mengurangi
A
kekerasan dari material dan membuat struktur material
Dimana:
memiliki sifat yang diharapkan. Selain itu adapun sifat-sifat
EI = Ep1 – Ep2
yang diakibatkan dari proses annealing antara lain: mampu
proses pemesinan, memiliki keuletan yang baik,
Ep = m.g.h
kehomogenan struktur, menghilangkan tegangan dalam dan
memperkecil diameter butir (memperhalus butir). Proses
Keterangan:
Anneal sama dengan normalizing dimana pendinginan yang
HI = Harga Impak
diberikan dilakukan dengan media udara (bukan perlahan di
EI = Energi Impak
dalam tungku) sehingga laju pendinginannya lebih cepat
Ep = Energi Potensial
[9][10][11].
A = Luas Penampang
2.5 Pengujian Impak
2.6 Spesimen Uji Impak
Pengujian impak (impact test) merupakan suatu
Benda uji Charpy standar memiliki luas penampang
pengujian yang dilakukan untuk menguji ketangguhan suatu
lintang bujur sangkar (10 x 10 mm) dan memiliki takik
spesimen bila diberikan beban secara tiba-tiba melalui
(notch) berbentuk V dengan sudut 45o, dengan jari-jari dasar
tumbukan. Ketangguhan adalah ukuran suatu energi yang
0,25 mm dan kedalaman 2 mm sedangkan benda uji sub-size
diperlukan untuk mematahkan atau merusak suatu bahan
memiliki perbedaan yang terletak hanya pada ketebalan
yang diukur dari luas daerah dibawah kurva tegangan
spesimen yang berbeda-beda dengan spesifikasi takik (notch)
regangan. Suatu bahan mugkin memiliki kekuatan tarik yang
yang sama.
tinggi tetapi tidak memenuhi syarat untuk kondisi
pembebanan kejut. Suatu panduan memiliki parameter
ketangguhan terhadap terhadap perpatahan yang
didefinisikan sebagai kombinasi tegangan kritis dan panjang
retak (Rustono, 2013). Dasar pengujian impak ini adalah
penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang
berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda
uji mengalami deformasi. Benda uji diletakkan pada tumpuan Gambar 4. Spesimen Standar Uji Impak [13]

3
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
Selain itu adapun ukuran sub-size spesimen menurut standar 1. Variabel bebas
ASTM E23 dimana variasi ukuran tersebut dapat dijadikan Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab
acuan ketika material/bahan yang digunakan sebagai atau yang berpengaruh pada suatu hasil, dimana
spesimen atau perlengkapan pengujian tidak memungkinkan penentuannya dapat diubah-ubah atau dimanipulasi oleh
memakai ukuran standar. peneliti dengan tujuan dapat mengamati fenomena dari hasil
yang didapatkan. Dalam peneltian ini variabel bebas yang
digunakan adalah variasi dari temperatur perlakuan panas
annealing antara lain 550 °C, 650 °C dan 750 °C.
2. Varibel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang diamati untuk
diukur sebagai acuan dalam menentukan pengaruh yang
disebabkan oleh variabel bebas. Dimana di dalamnya
Gambar 5. Sub-size Spesimen Uji Impak menurut ASTM E23 termasuk ada atau tidak adanya perubahan yang dihasilkan
[13]
dari variasi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
penelitian ini variabel terikat (respon) yang digunakan adalah
3. METODE PENELITIAN
kekuatan impact material AISI 431.
3. Variabel Terkontrol
3.1 Rancangan Penelitian
Variabel kontrol merupakan variabel yang dapat
dikendalikan agar variabel bebas terhadap variabel terikat
tidak dipengaruhi dengan variabel lain yang tidak termasuk
didalam penelitian.

Gambar 7. Diagram Alir Variabel Penelitian

3.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis Nul (H0) adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variasi
temperatur annealing terhadap kekuatan impact
(tumbuk) yang dihasilkan oleh material AISI 431
impeller pompa serupura.
2. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara waktu
tahan (holding time) terhadap kekuatan impact
(tumbuk) yang dihasilkan oleh material AISI 431
impeller pompa serupura.
3. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara interaksi
temperatur dan waktu tahan (holding time) terhadap
Gambar 6. Diagram Alir Penelitian
kekuatan impact material AISI 431 impeller pompa
serupura.
3.2 Jenis Penelitian Hipotesis alternatif (H1) adalah sebagai berikut:
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang 1. Ada pengaruh yang signifikan antara variasi
digunakan untuk penjelasan mengenai variasi temperatur dan temperatur annealing terhadap kekuatan impact
waktu tahan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya (tumbuk) yang dihasilkan oleh material AISI 431
terhadap kekuatan suatu material. Penelitian kuantitatif impeller pompa serupura.
merupakan metode yang digunakan untuk mencari unsur, 2. Ada pengaruh yang signifikan antara waktu tahan
sifat maupun ciri suatu permasalahan yang dimulai dari (holding time) terhadap kekuatan impact (tumbuk)
pengujian eksperimental, pengumpulan data, menganalisa yang dihasilkan oleh material AISI 431 impeller
data dan mengiterprestasikannya. pompa serupura.
3. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara interaksi
3.3 Variabel Penelitian temperatur dan waktu tahan (holding time) terhadap
Berikut ini merupakan variabel-variabel yang digunakan kekuatan impact material AISI 431 impeller pompa
dalam penelitian: serupura.

4
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
3.5 Pembuatan Spesimen Uji Impak Faktorial. Penggunaan metode tersebut dikarenakan penulis
Spesimen uji impak dengan metode charpy memiliki menggunakan dua variabel bebas dengan beberapa tingkatan
ukuran standar dan sub-size berdasarkan ASTM E23. Dalam dan replikasi dimasing-masing variabel. Penggunakan
proses pembuatannya adapun alat-alat yang dibutuhkan metode Desain Eksperimen (DOE) Faktorial ini juga
antara lain cutting saw machine, mesin frais, gerinda tangan, digunakan untuk mengetahui interaksi rataan antara kedua
kikir kasar, kikir halus, tungku pembakaran/dapur tinggi, dan variabel bebas. Dari data hasil perhitungan manual dan
alat uji impak charpy dengan bahan material yaitu AISI 431 analisis menggunakan Minitab 17 yang telah dilakukan,
stainless steel. Pada penelitian ini, dimensi spesimen yang terdapat beberapa pokok penting yang diperoleh dan
dibuat yaitu menggunakan sub-size berdasarkan ASTM E23 digunakan sebagai perbandingan untuk melakukan analisis,
dengan ukuran sebagai berikut: sehingga didapatkan tabel perbandingan sebagai berikut:

a Tabel 5. Tabel Perbandingan F value dan F Tabel

t No Variabel Df F Hitung F Tabel


b
A (Temperatur
terhadap kekuatan
1 a-1=2 52,24 3,55
impak)

B(Holding Time
terhadap kekuatan
Gambar 8. Spesimen sub-size berdasarkan ASTM E23 2 b-1=2 8,43 3,55
impak)

Keterangan: AB (Interaksi kedua


a = 3,3 mm variabel terhadap (a-1)(b-
3 1,23 2,93
b = Tinggi bagian di bawah takik 8 mm kekuatan impak) 1)=4
t = 10 mm
A = Luas penampang = a x b = 26,4 mm2 ab(n-
P = 55 mm 4 Galat
1)=18

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Total


abn-
1=26
4.1 Tahapan Penelitian
Tahap dalam penelitian ini yaitu: Dari Tabel di atas, merupakan perbandingan antara F
1. Pengumpulan dan pengolahan data Hitung dan F Tabel dari masing-masing variabel bebas
2. Perhitungan uji statistik (Temperatur dan Holding Time) dan variabel interaksi
3. Analisis hasil perhitungan keduanya. F Hitung dari variabel bebas A (Temperatur) dan
4. Analisis perpatahan B ( Holding Time) lebih besar daripada F Tabel (F Hitung >
F Tabel), sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi
4.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data temperatur dan holding time pada proses perlakuan panas
Hasil pengolahan data penelitian yaitu dengan annealing berpengaruh signifikan terhadap kekuatan
menghitung kemampuan benda uji dalam menyerap energi material dalam menyerap energi tumbukan dari mesin uji
tumbukan (impact) dari pendulum yang diayunkan dengan impak serta menghasilkan harga impak. Namun, interaksi
sudut awal (h1) 120 derajat dan didapatkan sudut akhir (h2) kedua variabel bebas tidak begitu signifikan karena F Hitung
yang dimasukkan kedalam rumus (1) untuk mencari harga interaksi keduanya kurang dari F Tabel (F Hitung < F Tabel).
impak pada masing-masing percobaan, sehinga diperoleh Untuk poin penting yang kedua yaitu P value yang
data sebagai berikut: terdapat pada analisis Desain Eksperimen Multilevel pada
Minitab 17, dimana P value digunakan dengan perbandingan
Tabel 4. Hasil Pengambilan Data Uji Impak
Rata-Rata HI signifikasi (5%). Artinya nilai maksimum kesalahan (α) yang
Temperatur (oC) Holding Time (mnt) diizinkan yaitu sebesar 5% atau 0,05 dan jika P value
(J/mm2)
- - 0.638 melebihi nilai alfa maka hipotesis nul penulis diterima.
550 20 0.89 Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan pada Minitab
550 30 0.88
550 40 0.91 17, P value dari kedua variabel bebas menunjukan kurang
650 20 1.11 dari batas maksimum nilai alfa, sehingga menunjukkan
650 30 1.12 bahwa hipotesis alternatif (H1) penulis diterima dan hipotesis
650 40 1.23 nul (Ho) ditolak.
750 20 0.88
750 30 0.88 Selanjutnya, poin yang terakhir yaitu koefisien
750 40 1.03 determinasi/R square. Nilai R square didapatkan dalam
analisis data menggunakan metode desain eksperimen
Dari data penelitian yang sudah dilakukan, kemudian data multilevel faktorial pada Minitab 17 yang artinya besarnya
yang diperoleh dilakukan pengolahan menggunakan persentase variabel bebas yang ditentukan mempengaruhi
software statistika Minitab 17. Untuk metode analisis yang variabel terikat. Sehingga jika nilai koefisien determinasi
digunakan yaitu menggunakan Desain Eksperimen (DOE) semakin mendekati angka 100% maka semakin tinggi

5
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
pengaruh dari kedua variabel bebas, sebaliknya jika nilai
koefisien determinasi semakin menjauhi angka 100% maka
pengaruh dari kedua variabel bebas terhadap variabel terikat
semakin sedikit atau bahkan tidak berpengaruh sama sekali.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, nilai
koefisien determinasi/R square yang didapatkan sebesar
87,52%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persentase
pengaruh kedua variabel bebas terhadap variabel terikat Gambar 10. Hasil patahan pada temperatur 550 oC dan waktu
cukup besar. tahan 40 menit
Pengaruh temperaur dan holding time terhadap kekuatan
impak juga dibuktikan dari perolehan grafik pada analisis
data. Dimana dari grafik tersebut disimpulkan bahwa
semakin tinggi variasi temperatur tidak selalu meningkatkan
kekuatan impak material AISI 431 sedangkan semakin lama
waktu tahan maka deformasi struktur mikro bahan akibat
perlakuan panas dapat merata.
Gambar 11. Hasil patahan pada temperatur 650 oC dan waktu
tahan 40 menit

Gambar 12. Hasil patahan pada temperatur 750 oC dan waktu


tahan 40 menit

Gambar 10, 11, 12 menunjukkan hasil patahan dari proses


annealing yang memiliki nilai kekuatan impak tertinggi pada
variasi waktu tahan 40 menit. Ketiga patahan di atas
merupakan kategori patahan berserat dimana memiliki
Gambar 9. Grafik Pengaruh Temperatur dan Waktu Tahan permukaan patahan yang menyerap cahaya dan
Terhadap Kekuatan Impak AISI 431 berpenampilan buram. Hal ini disebabkan karena proses
annealing bertujuan untuk menurunkan kadar karbon dan
Gambar 8 menunjukkan adanya pengaruh yang meningkatan ketangguan (toughness) serta keuletan material
diakibatkan oleh variasi temperatur dan waktu tahan dalam (ductile). Dari hasil patahan di atas dapat disimpulkan bahwa
proses perlakuan panas annealing terhadap kekuatan impak patahan pada temperatur 650 oC memiliki jalur patahan yang
material AISI 431. Dimana dari gambar di atas harga impak relatif memanjang dari ujung takik (notch) sedangkan
pada variasi temperatur memiliki trend yang tidak stabil yaitu patahan pada temperatur 550 oC dan 750 oC memiliki jalur
di temperatur 550°C nilainya rendah, setelah itu naik pada patahan yang relatif lurus dari ujung takik (notch). Hal ini
temperatur 650°C dan kembali turun pada temperatur 750°C. menunjukkan bahwa spesimen pada temperatur 650 oC dan
Sedangkan pengaruh waktu tahan terhadap kekuatan impak waktu tahan 40 menit proses annealing memiliki sifat
memiliki trend yang relatif naik dimana pada waktu tahan 20 keuletan dan ketangguhan yang lebih tinggi dalam menyerap
dan 30 menit harga impak relatif sama dan pada waktu tahan energi impak daripada kedua spesimen yang lainnya.
40 menit harga impak mengalami kenaikan. Hal tersebut
membuktikan bahwa waktu tahan 40 menit memberikan 5. KESIMPULAN
deformasi secara merata terhadap struktur mikro material
lebih baik daripada variasi waktu tahan lainnya. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pengujian yang
telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
4.3 Analisis Patahan sebagai berikut:
Analisis patahan pada umumnya digunakan untuk
melihat dan mengidentifikasi jenis perpatahan yang terjadi 1. Dari hasil pengujian pengaruh temperatur annealing
dari hasil benda uji, pada benda uji impak jenis perpatahan terhadap kekuatan impak material AISI 431, didapatkan
dibagi menjadi 3 yaitu patahan berserat (fibrous fracture), harga impak tertinggi adalah pada variasi temperatur
patahan granular/kristalin dan patahan campuran (berserat 650 °C dengan rata-rata harga impak sebesar 1,153288
dan granular). Dimana ketiga hasil patahan di atas akan J/mm2 dari harga awal yaitu 0,638 J/mm2. Hal ini
menyimpulkan sifat material yang berbeda-beda sesuai menunjukkan terjadinya persentase pertambahan nilai
dengan perlakuan yang diberikan. Dibawah ini merupakan kekuatan impak sebesar 80% dari nilai awal. Hasil
hasil patahan dari pengujian impak pada material AISI 431 analisis perpatahan yang dihasilkan dari variasi
dengan proses perlakuan panas annealing. temperatur adalah perpatahan berserat dan permukaan

6
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang
perpatahan terlihat buram, hal ini menandakan bahwa
material memiliki sifat ulet (ductile).
2. Dari hasil pengujian pengaruh waktu tahan (holding
time) terhadap kekuatan impak material AISI 431,
dimana nilai harga impak tertinggi yang dihasilkan
adalah pada variasi waktu tahan selama 40 menit
dengan rata-rata harga impak sebesar 1,23130 J/mm2
dari harga awal yaitu 0,638 J/mm2. Hasil analisis
perpatahan juga menunjukkan bahwa material memiliki
sifat ulet (ductile).
3. Dari analisis pengaruh interaksi antara temperatur dan
holding time terhadap kekuatan impak material AISI
431, dapat disimpulkan bahwa pengaruh interaksi
kedua variabel terhadap kekuatan impaknya tidak
begitu signifikan. Hal ini ditunjukkan dari nilai interaksi
kedua variabel lebih besar dari alfa (P value > 5%).

6. DAFTAR PUSTAKA

Di bawah ini merupakan referensi dari berbagai sumber


yang digunakan dalam proses penelitian:

[1] Sularso, & Tahara, H. 1994. Pompa dan Kompresor.Pradnya


Paramita. Jakarta.
[2] Hadi. 2015. “Pengaruh Pelapisan Nikel (Ni) Terhadap Laju
Korosi Pada Impeller Pompa”. Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa
Volume 25, Nomor 1, Oktober 2015 ISSN: 1858-3709.
Politeknik Negeri Padang. Padang.
[3] Prakash Om. dan Pandey R. K. August. 1995. “Failure
Analysis of the Impellers of a Feed Pump”. Departement of
Applied Mechanics, Indian Institute of Technology, New
Delhi 110016, India.
[4] Bravenec, Edward V. dan J. Edgar Zapata. 1994.
“Metallurgical Failure Analysis of Domestic Water Pump
Impeller”. Engineering Failure Analysis Volume 1 (1): 29-34.
[5] Soyama, H., Kato, H., and Oba, R. [1992], Prediction of
Erotion Cavitation at Impeler Centrifugal Pump, Proceedings
of the Institution of Mechanical Engineers, Robinson College,
Cambridge.
[6] Shalaby, H. M. 2008. “Failure of Hastelloy C-276 Pump
Impeller in Hydrochloric Acid”. Engineering Failure Analysis
15 (5): 543–46.
[7] Nugroho, Sri, & Singgih Puji R. 2009. “Analisis Kegagalan
Impeller Slurry Pump di Sebuah Industri Kaolin”. Rotasi 11
(3): 23-27.
[8] Gunawan, Eddy. 2017. “Pengaruh Temperatur Pada Proses
Perlakuan Panas Baja Tahan Karat Martensitik AISI 431
Terhadap Laju Korosi Dan Struktur Mikro”. Engineering and
Sains Journal 1 (1): 55-56.
[9] Bolton, W. 1998. Engineering Materials Technology. 3 rd
Edition, Butterworth, Heinemann, Linacre house, Jordan Hill,
Oxford OX2 8DP.
[10] Callister, W., D. 2007. Materials Science and Engineering: An
Introduction. Wiley Asia Student Edition, John Wiley & Sons,
Inc., 7th Edition, Salt Lake City, Utah, USA.
[11] Purwanto, R. E., Murdani, A., Nurchajat. Agustriyana, L.
2012. Modul Ajar Teknologi Bahan I. Politeknik Negeri
Malang
[12] Smith, W. F. 2006. Foundations of Materials Science and
Engineering, 4th Edition. Mc Graw Hill International, 2006,
Singapore.
[13] ASTM International, Metals Test Methods and Analytical
Procedures, ASTM International, Section 3, Volume 03.01,
2008

7
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Vol. 02, No. 01, Agustus 2019
Politeknik Negeri Malang

You might also like